You are on page 1of 7

48

ISSN 2085-3548

Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

PENGARUH MACAM DAN DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP


PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jack)
(Effect of NPK Compound Fertilizer on the Growth of Oil Palm Seedling
(Elaeis guinensis Jack.))
Noor Jannah, Abdul Fatah dan Marhannudin
Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRACT
Objective of the research was to study the effect of NPK compound fertilizer on the growth
of oil palm seedling. The research lasted for about four months (from February 2011 to May 2011)
and it was carried out in Muara Kedang Village, Bongan Sub Disctrict of West Kutai Regency,
East Kalimantan Province. The Completely Randomised Design was employed for this research
with factorial experiment 2 x 6 and 4 replications. The first factor was kind of NPK compound
fertilizer, consisted of 2 sub factors: Phonska (m1) and Mutiara (m2). And the second factor was
dosage of NPK compound fertilizer (D) that consisted of 6 sub-factors: no NPK compound
fertilizer application (d0), 1.5 g polybag-1 (d1), 2.0 g polybag-1 (d2), 2.5 g polybag-1 (d3), 3.0 g
polybag-1 (d4), and 3.5 g polybag-1 (d5). Results of the research indicated that : (1) the application of
NPK compound fertilizer affected very significantly on the increment of seedling height at 4, 5 and
6 month old, number of leave at 4 and 5 month old, and stem diameter at 4, 5, and 6 month old; but
it did not significantly effect on number of leave at 6 months. The best growth was attained on the
Phonska fertilizer treatment; (2) the dosage treatment of NPK compound fertilizer affectted
significantly on the increment of leave number at 4 and 5-month old and stem diameter at 6 month
old; but it did significantly effect on seedling height at 4, 5 and 6-month old, number of leave at 5
months, and stem diameter at 4 and 5-month old. The best growth was attained on the 3.5 g
polybag-1; and (3) Meanwhile, the interaction between them was not significantly effect on all
parameters observed.
Keywords : NPK Compound Fertilizer, Oil Palm Seedling

PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack)
adalah tanaman perkebunan penting penghasil
minyak makanan, minyak industri maupun
bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia
adalah penghasil minyak kelapa sawit
terbesar di dunia, bersama dengan Malaysia
dan Thailand. Untuk meningkatkan produksi
kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan
areal per tanaman, rehabilitasi kebun yang
sudah ada dan intensifikasi.
Pelaku usaha tani kelapa sawit di
Indonesia terdiri dari perkebunan besar
swasta, perkebunan Negara dan perkebunan

rakyat. Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat


umumnya dikelola dengan model kemitraan
dengan perusahaan besar swasta dan
perkebunan Negara (inti-plasma).
Khusus untuk perkebunan kelapa
sawit rakyat, permasalahan umum yang
dihadapi antara lain : rendahnya produktivitas
dan mutu produksinya. Produktivitas kebun
kelapa sawit rata-rata 16 ton/ha Tandan Buah
Segar (TBS) per hektar, sementara potensi
produksi bila menggunakan bibit unggul
kelapa sawit bisa mencapai 30 ton TBS/ha.
Produktivitas CPO (Crude Palm Oil)
perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata
2,5 ton CPO/ha dan 0,33 ton minyak inti

49
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

sawit (PKO/Palm Kernel Oil)/ha, sementara


diperkebunan negara rata-rata menghasilkan
4,82 ton CPO/ha dan 0,91 ton PKO/ha, dan
perkebunan swasta rata-rata menghasilkan
3,48 ton CPO/ha dan 0,57 ton PKO/ha
(Sunarko, 2010).
Salah satu penyebab rendahnya
produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat
tersebut adalah karena teknologi produksi
yang diterapkan yang masih relatf sederhana,
mulai dari pembibitan sampai dengan panen.
Dengan menerapkan teknologi budidaya yang
tepat, akan berpotensi untuk meningkatkan
produksi kelapa sawit.
Penerapan
teknologi
pembibitan
kelapa sawit yang baik, merupakan salah satu
hal yang harus dilakukan. Karena dengan
pembibitan yang baik, maka bukan hanya
berpengaruh pada produktivitas tanaman,
tetapi juga sangat berpengaruh terhadap umur
tanaman berproduksi. Selain penggunaan
benih unggul dipembibitan, juga yang harus
mendapatkan perhatian adalah pemeliharaan
bibit, terutama yang berkaitan dengan
pemupukan.
Penggunaan pupuk anorganik di
pembibitan
sangat
dianjurkan
pada
pembibitan tanaman tahunan seperti kelapa
sawit, dan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan mutu bibit kelapa sawit.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Macam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk
terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jack) Varietas Dura.
Tujuan
penelitian adalah untuk
mengetahui : (1) pengaruh macam dan dosis
pupuk NPK majemuk serta interaksinya
terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit; dan
(2) macam dan dosis pupuk NPK majemuk
yang tepat bagi pertumbuhan bibit kelapa
sawit varietas Dura.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Pebruari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011
di Kampung Muara Kedang, Kecamatan

ISSN 2085-3548

Bongan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi


Kalimantan Timur.
B. Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial 2 x 6 yang diulang sebanyak 4 kali.
Faktor pertama adalah jenis pupuk NPK
majemuk (M) terdiri atas 2 taraf : pupuk NPK
majemuk Mutiara (m1), dan pupuk NPK
majemuk Phonska (m2). Faktor kedua adalah
dosis pupuk NPK majemuk (D) terdiri atas 6
taraf : tanpa pupuk NPK majemuk sebagai
control (d0), 1,5 g/bibit pupuk NPK majemuk
(d1), 2 g/bibit pupuk NPK majemuk (d2), 2,5
g/bibit pupuk NPK majemuk (d3), 3 g/bibit
pupuk NPK majemuk (d4), dan 3,5 g/bibit
pupuk NPK majemuk (d5).
C. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilakukan
meliputi : (1) persiapan bibit (seleksi bibit),
(2) pemupukan, dan (3) pemeliharaan bibit
meliputi
penyiraman,
penyiangan,
penyulaman, pengendalian hama dan
penyakit,
D. Pengumpulan Data
Adapun data yang diamati dan
dikumpulkan terdiri atas : (1) pertambahan
tinggi bibit (cm), (2) pertambahan jumlah
daun (helai), dan (3) pertambahan diameter
batang (mm). Pertambahan tinggi bibit,
jumlah daun dan diameter batang dihitung
dengan cara mengurangi data hasil
pengamatan pada umur 4, 5 dan 6 bulan
dengan data awal saat umur 3 bulan di main
nursery.
E. Analisis Data
Data hasil penelitian selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
(Uji F). Apabila hasil sidik ragam
menunjukkan beda nyata maka akan
dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (Gaspersz,
1991).

50
ISSN 2085-3548

Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pertambahan Tinggi Bibit
Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa pengaruh pupuk majemuk (M)
berbeda sangat nyata, sedangkan pengaruh

dosis pupuk (D) dan pengaruh interaksinya


(MxD) berbeda tidak nyata terhadap
pertambahan tinggi bibit umur 4, 5 dan 6
bulan setelah pemindahan. Hasil penelitian
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh Macam dan Dosis NPK Majemuk serta Interaksinya terhadap Rata-Rata
Pertambahan Tinggi Bibit Kelapa Sawit Umur 4, 5 dan 6 Bulan Setelah Pemindahan
(cm)
Pupuk
Majemuk
(M)
Mutiara (m1)
Phonska (m2)
Rataan (D) *)
Pupuk
Majemuk
(M)
Mutiara (m1)
Phonska (m2)
Rataan (D) *)

BIBIT UMUR 4 BULAN SETELAH PEMINDAHAN


Dosis Pupuk (D) (g/bibit)
0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
(d0)
(d1)
(d2)
(d3)
(d4)
(d5)
2,57
2,56
2,72
2,84
2,81
3,37
3,06
3,13
3,14
3,05
3,15
2,96
2,82
2,85
2,93
2,95
2,98
3,17
BIBIT UMUR 5 BULAN SETELAH PEMINDAHAN
Dosis Pupuk (D) (g/bibit)
0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
(d0)
(d1)
(d2)
(d3)
(d4)
(d5)
2,76
2,94
2,98
2,92
3,06
3,19
3,33
3,38
3,48
3,51
3,61
3,64
3,05
3,16
3,19
3,22
3,34
3,42
BIBIT UMUR 6 BULAN SETELAH PEMINDAHAN

Rataan (M) *)
2,81b
3,08a

Rataan (M) *)
2,96b
3,49a

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)

Pupuk
Majemuk
(M)

0
(d0)

1,5
(d1)

2,0
(d2)

3,0
(d4)

3,5
(d5)

Rataan (M) *)

2,5 (d3)

Mutiara (m1)

3,20

3,26

3,30

3,31

3,32

3,65

3,34b

Phonska (m2)

3,70

3,75

3,82

3,86

3,96

4,02

3,85a

Rataan (D) *)

3,45

3,51

3,56

3,59

3,64

3,84

*) Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji
BNT taraf 5 %.
B. Pertambahan Jumlah Daun
Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa pengaruh macam pupuk majemuk (M)
berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata
terhadap pertambahan jumlah daun bibit
umur 4, 5 dan 6 bulan setelah pemindahan.
Pengaruh dosis pupuk majemuk berbeda
nyata terhadap pertambahan jumlah daun
bibit umur 4 dan 6 bulan setelah

pemindahan., tetapi berbeda tidak nyata


terhadap pertambahan jumlah daun bibit
umur 5 bulan setelah pemindahan.
Sedangkan pengaruh interaksinya (MxD)
berbeda tidak nyata terhadap pertambahan
jumlah daun bibit umur 4,5 dan 6 bulan
setelah
pemindahan.
Hasil
penelitian
disajikan pada Tabel 2.

51
ISSN 2085-3548

Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

Tabel 2. Pengaruh Macam dan Dosis NPK Majemuk serta Interaksinya terhadap Rata-Rata
Pertambahan Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit Umur 4, 5, dan 6 Bulan Setelah
Pemindahan (helai)
BIBIT UMUR 4 BULAN SETELAH PEMINDAHAN
Pupuk
Majemuk (M)
Mutiara (m1)
Phonska (m2)
Rataan
(D) *)

0
(d0)
1,19
2,08

1,5
(d1)
1,99
2,16

1,64d

2,08bc

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)


2,0
2,5
(d2)
(d3)
2,04
1,19
2,16
2,20
2,10abc

2,10abc

3,0
(d4)
2,99
2,29

3,5
(d5)
2,17
2,29

2,14ab

2,23a

Rataan
(M) *)
1,89b
2,20a

BIBIT UMUR 5 BULAN SETELAH PEMINDAHAN


Pupuk
Majemuk (M)
Mutiara (m1)
Phonska (m2)
Rataan
(D) *)
Pupuk
Majemuk (M)

0
(d0)
2,08
2,37

1,5
(d1)
2,16
2,42

2,23

2,29

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)


2,0
2,5
(d2)
(d3)
2,29
2,29
2,42
2,46
2,36

2,38

3,0
(d4)
2,33
2,50

3,5
(d5)
2,42
2,54

2,42

2,48

BIBIT UMUR 6 BULAN SETELAH PEMINDAHAN


Dosis Pupuk (D) (g/bibit)
0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
(d0)
(d1)
(d2)
(d3)
(d4)
(d5)
2,37
2,54
2,58
2,71
2,79
2,88
2,63
2,67
2,71
2,75
2,79
2,88

Rataan
(M) *)
2,25b
2,45a

Rataan
(M) *)

Mutiara (m1)
2,65b
Phonska (m2)
2,74a
Rataan
2,50c
2,61bc
2,65bc
2,73ab
2,79ab
2,88a
(D) *)
*) Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji
BNT taraf 5 %.
C.Pertambahan Diameter Bibit
Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa pengaruh pupuk majemuk (M)
berbeda sangat nyata terhadap pertambahan
jumlah daun bibit umur 4, 5 dan 6 bulan
setelah pemindahan. Pengaruh dosis pupuk
(D) berbeda nyata terhadap pertambahan
diameter bibit umur 6 bulan setelah

Tabel 3.

pemindahan, tetapi berbeda tidak nyata


terhadap pertambahan diameter bibit umur 4
dan 5 bulan setelah pemindahan; sedangkan
pengaruh interaksinya (MxD) berbeda tidak
nyata terhadap pertambahan diameter batang
bibit pada umur 4, 5 dan 6 bulan setelah
pemindahan. Rata-rata hasil penelitian tertera
pada Tabel 3.

Pengaruh Macam dan Dosis NPK Majemuk serta Interaksinya terhadap Rata-Rata
Pertambahan Diameter Bibit Kelapa Sawit Umur 4, 5 dan 6 Bulan Setelah Pemindahan
(mm)

52
ISSN 2085-3548

Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

Pupuk
Majemuk (M)
Mutiara (m1)
Phonska (m2)
Rataan(D)
Pupuk
Majemuk (M)
Mutiara (m1)
Phonska (m2)
Rataan
(D) *)
Pupuk
Majemuk (M)

Dosis Pupuk (D) (g/bibit)


0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
(d0)
(d1)
(d2)
(d3)
(d4)
(d5)
2,55
2,63
2,63
2,80
3,00
3,03
2,80
3,25
3,25
3,40
3,48
3,58
2,68
2,94
2,94
3,10
3,24
3,31
BIBIT UMUR 5 BULAN SETELAH PEMINDAHAN
Dosis Pupuk (D) (g/bibit)
0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
(d0)
(d1)
(d2)
(d3)
(d4)
(d5)
2,80
2,93
2,95
3,13
3,28
3,33
3,10
3,53
3,58
3,78
3,80
3,90
2,95

3,23

3,27

3,46

3,54

Rataan
(M)*)
2,77b
3,29a

Rataan
(M) *)
3,07b
3,62a

3,62

BIBIT UMUR 6 BULAN SETELAH PEMINDAHAN


Dosis Pupuk (D) (g/bibit)
0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
(d0)
(d1)
(d2)
(d3)
(d4)
(d5)
3,05
3,25
3,28
3,48
3,60
3,65
3,48
3,85
3,88
4,18
4,23
4,30

Rataan
(M) *)

Mutiara (m1)
3,39b
Phonska (m2)
3,99a
Rataan
3,27b
3,55ab
3,58ab
3,83a
3,92a
3,98a
(D) *)
*) Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji
BNT.
1.

Pengaruh Macam Pupuk Majemuk


Terhadap Pertumbuhan Bibit
Berdasarkan hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa pengaruh macam pupuk
NPK majemuk berbeda nyata sampai berbeda
sangat nyata erhadap terhadap pertambahan
tinggi tanaman umur 4, 5 dan 6 bulan,
pertambahan jumlah daun umur 4, 5, dan 6
bulan, pertambahan diameter umur 4, 5 dan 6
bulan setelah pemindahan. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
pupuk majemuk phonska (m2) menghasilkan
pertumbuhan bibit kelapa sawit (tinggi,
jumlah daun, dan diameter batang) yang lebih
baik dibandingkan dengan perlakuan pupuk
majemuk mutiara (m1). Hal ini disebabkan
kandungan unsur hara yang ada dalam pupuk
majemuk NPK phonska, yaitu selain
mengandung unsur N, P, K, juga
mengandung unsur sulfur (S). Selain itu
komposisi kandungan N, P dan K dalam
Phonska adalah seimbang untuk pertumbuhan
bibit kelapa sawit. Seperti dikemukakan oleh

Marsono dan Sigit (2008) bahwa Phonska


memiliki komposisi Nitrogen 15 %, Fosfor 15
%, dan Kalium 15 % serta Sulfur 10 %, kadar
air 2 %, berbentuk butiran dan warna merah
muda. Dapat digunakan pada semua jenis
tanaman serta pada berbagai kondisi lahan,
iklim dan lingkungan. Penggunaan pupuk
tersebut menjamin diterapkannya teknologi
pemupukan berimbang, sehingga dapat
meningkatkan produksi dan mutu hasil
pertanian.
Selain itu dapat pula
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemupukan, mudah dalam aplikasi dan
memiliki sifat-sifat agronomis sehubungan
dengan bentuknya yang berupa butiran
homogen.
2.

Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk


terhadap Pertumbuhan Bibit
Berdasarkan hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk
(D) berbeda nyata terhadap pertambahan
jumlah daun bibit umur 4 dan 6 bulan serta

53
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

pertambahan diameter bibit umur 6 bulan,


tetapi berbeda tidak nyata terhadap
pertambahan tinggi tanaman umur 4, 5 dan 6
bulan, pertambahan jumlah daun umur 5
bulan, dan pertambahan diameter bibit umur
4 dan 5 bulan setelah pemindahan bibit di
main nursery.
Berdasarkan hasil; penelitian (Tabel 1,
2, dan 3) menunjukkan bahwa emakin besar
dosis pupuk majemuk yang diberikan,
semakin baik pertumbuhan tinggi, jumlah
daun dan diameter batang bibit tanaman
kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin meningkat dosis pupuk yang
diberikan, maka semakin banyak unsut hara
yang tersedia dan diserap oleh bibit tanaman
kelapa sawit, dan selanjutnya dapat memacu
pertumbuhan vegetatif bibit. Sesuai dengan
pendapat Mulyani Sutejo dan Kartasapoetra
(2002), bahwa untuk pertumbuhan vegetatif
tanaman sangat diperlukan unsur hara seperti
N, P, K dan unsur lainnnya dalam jumlah
yang cukup dan seimbang.
3.

Pengaruh Interaksi antara Macam


dan Dosis Pupuk Majemuk

Berdasarkan hasil sidik ragam


menunjukkan bahwa pengaruh interaksu
antara macam dan dosis pupuk majemuk
(MxD) berbeda tidak nyata terhadap semua
pengamatan (pertambahan tinggi bibit umur
4, 5 dan 6 bulan, pertambahan jumlah daun
bibit umur 4, 5 dan 6 bulan, dan pertambahan
diameter bibit umur 4, 5 dan 6 bulan setelah
pemindahan bibit di main nursery). Keadaan
ini menunjukkan bahwa masing-masing
perlakuan memberikan pengaruh yang berdiri
sendiri, dan tidak mempengaruhi satu sama
lainnya.
Meskipun pengaruh interaksi diantara
kedua fator perlakuan tersebut berbeda tidak
nyata, namun berdasarkan hasil penelitian
yang disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3
menunjukkan bahwa ada kecenderungan yaitu
dengan meningkatkan dosis pupuk yang
diberikan baik pada perlakuan pupuk
majemuk Mutiara (m1) dan pupuk majemuk
Phonska (m2) diikuti dengan meningkatkan

ISSN 2085-3548

pertumbuhan tinggi, jumlah daun


diameter batang bibit kelapa sawit.

dan

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
1. Pengaruh macam pupuk NPK majemuk
(M) berbeda nyata sampai berbeda sangat
nyata erhadap terhadap pertambahan
tinggi tanaman umur 4, 5 dan 6 bulan,
pertambahan jumlah daun umur 4, 5, dan
6 bulan, pertambahan diameter umur 4, 5
dan 6 bulan setelah pemindahan.
Pemberian pupuk NPK Phonska (m2)
adalah lebih baik diabandingkan dengan
pupuk NPK Mutiara (m1).
2. Pengaruh dosis pupuk majemuk (D)
berbeda nyata terhadap pertambahan
jumlah daun bibit umur 4 dan 6 bulan
serta pertambahan diameter bibit umur 6
bulan, tetapi berbeda tidak nyata terhadap
pertambahan tinggi tanaman umur 4, 5
dan 6 bulan, pertambahan jumlah daun
umur 5 bulan, dan pertambahan diameter
bibit umur 4 dan 5 bulan setelah
pemindahan bibit di main nursery. Secara
umur perlakuan terbaik terdapat pada
dosis 3,5 g/bibit (d5).
3. Pengaruh interaksi antara macam dan
dosis pupuk majemuk (MxD) berbeda
tidak nyata terhadap semua pengamatan
(pertambahan tinggi bibit umur 4, 5 dan 6
bulan, pertambahan jumlah daun bibit
umur 4, 5 dan 6 bulan, dan pertambahan
diameter bibit umur 4, 5 dan 6 bulan
setelah pemindahan bibit di main
nursery).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dikemukakan beberapa saran yaitu sebagai
berikut :
1. Pada pembibitan kelapa sawit sebaiknya
menggunakan pupuk majemuk NPK
phonska, karena dapat meningkatkan
pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit.

54
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

2.

Adapun dosis pupuk yang diberikan


masih
rendah,
karena
kurang
berpengaruh pada sebagian besar
parameter pengamatan. Aplikasi pupuk
sebaiknya dilakukan tiap-tiap bulan,
bukan sekaligus untuk beberapa bulan.

ISSN 2085-3548

Marsono dan Paulus Sigit. 2008. Pupuk


Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Mulyani, M. S dan A. G. Kartasapoetra.
2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka
Cipta. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Laporan Tahunan Komoditi
Sawit. Kantor Pemasaran Bersama
Perkebunan PN/PTP Perkebunan IXXXI. Jakarta.
Anonim.
1997.
Kelapa Sawit, Usaha
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan
Aspek
Pemasaran.
Penebar
Sawadaya. Jakarta.
Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis Dalam
Penelitian Percobaan.
Jilid I.
Tarsito. Bandung.
Hakim, N, M, Y. Nyakpa, A, M. Lubis, S.G.
Nugroho, M.K. Saul, M.H. Diha,
G.B. Hong dan H. H. Bailey. 1986.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Unila.
Lampung.
Lingga, P. 1989. Petunjuk Penggunaan
Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Poeloengan, Z, dan Sjahrum Lubis. 1992.


Prospek
Kelapa
Sawit
untuk
Agroindustri.
Makalah untuk
Agribusiness Week. P2PA. Jakarta.
Sastrosayono, S. 2008. Budidaya Kelapa
Sawit. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Setyamidjaya dan Djoehana.
Budidaya Kelapa Sawit.
Yogyakarta.

1991.
Kanisius.

Sunarko. 2010. Budidaya dan Pengelolaan


Kebun Kelapa Sawit dengan Sistim
Kemitraan.
AgroMedia Pustaka.
Jakarta.

You might also like