You are on page 1of 147

Fisiologi Penglihatan 1

Refraksi
/ optik mata

Persepsi : interprestasi sadar mengenai dunia eksternal


reseptor sensorik impuls-impuls saraf otak

Apakah informasi yang kita terima dari


dunia luar adalah suatu realitas ?

Persepsi = Realitas ?
1.

2.

3.

Jenis & kemampuan reseptor terbatas


Reseptor sensorik manusia hanya dapat mendeteksi jumlah
yang terbatas dari bentuk energi yang ada
contoh : gelombang radio, gelombang magnet, sinar X,
suara dari pluit anjing tidak dapat dideteksi oleh reseptor
sensorik manusia
Informasi yang disalurkan ke otak manusia tidak melalui
alat perekam canggih yang peka.
Selama proses prekortikal dari input sensorik, beberapa
stimuli ditingkatkan sedangkan yang lain dapat ditekan atau
diabaikan
Korteks serebrum memanipulasi data yang didapatkan
dari reseptor sensorik, dibandingkan dengan informasi lain
seperti ingatan dari pengalaman yang lalu, untuk
mengekstraksi aspek yang signifikan
Otak melengkapi gambaran & menginterprestasikan
realitas menurut aturan2nya sendiri

Spesies lain dgn jenis & kepekaan reseptor serta pengolahan saraf berbeda
persepsi dunia yang berbeda

Sherwood, Human Physiology From Cells to Systems, 6th ed

Peripheral drift by Akiyoshi Kitaoka


Taken from Nationalgeographic.com

Which Line is Longer?


They are both the same.
Explanation
This is one of the most studied
illusions, and was created by a
German psychiatrist Franz
Mller-Lyer in 1889. It it not well
understood why this illusion
works, but we think it is related to
the fact that the first object is
simply larger, and the second
object is "pointed."

Are the Red Lines Parallel?


Hering Illusion

http://www.optical-illusions.biowaves.com/Perspective/ParallelLines.cfm

Spinning Effect Optical Illusion


Move toward and away from the
screen while staying focused on
the red dot.
Notice that the outer rings seem to
rotate or spin when you move
toward or away from the screen.
Explanation
The eye interpretes visual cues to
assist in day to day living. In this
case, the visual cues mislead one
to percieve motion.

Disappearing Haze
Stare at the Red Dot.
Notice that the haze disappears
after 20 to 30 seconds.
Explanation
The retina gradually changes
senstivity to adapt to the
existing light conditions. This
is what allows the eyes to work
with such incredibly diverse
light conditions, from bright
sunlight to faint moonlight.
You can learn more about this
on our pages about eyesight.

Do you See Gray?


This picture is only made with
black and white.
You can see that the above
picture all black and white by
covering either side of a white
row with paper.
Explanation
The eye, which responds to an
amazing wide variety of light
sources, from moon light to
direct sunlight, tries to adjust to
the present light levels. Here, the
contrast is so strong and
irregular, the white ends up
looking gray.

The Stacked Blocks Optical


Illusion
Are the lines straight and
level?
The lines are all exactly
parallel.
Explanation
The eye interpretes visual
cues to assist in day to day
living. In this case, visual
cues mislead they eye to
perceive an increased
distance, therefore a
narrowing where the blocks
recede.

Are the Boxes the Same Size?


Explanation
Yes, they really are exactly the
same size. Hard to believe, isn't
it. The artist is taking advantage
of a very powerful three
dimensional technique where all
of the lines meet at one point off
the edge of the canvas, thus
making the mind see the picture
as a 3-D model of reality, rather
than just lines on a screen.. The
eye then adjusts for the 3-D
effect, which results in the
farthest block looking much
larger.

IS THIS SPIRAL? LOOK AGAIN, THEY ARE ALL


SEPERATE CIRCLES

Seeing is
believing

Cahaya : radiasi elektromagnetik yang terdiri dari foton


(paket individual energi seperti partikel) yang berjalan
menurut cara gelombang

Refraksi (pembiasan) pembelokan berkas cahaya ketika


berkas cahaya berpindah antar medium dengan densitas
(kepadatan) berbeda dan dengan sudut tertentu, dimana
kecepatan cahaya berubah
Light may either increase or decrease in effective speed as it
crosses an interface between 2 different media
Berkas cahaya mengubah arah perjalanan jika mengenai
permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak
lurus (perpendicular)
Faktor-faktor dalam derajad refraksi :
1. Perbedaan densitas antar 2 media / rasio indeks bias
(berbanding lurus)
2. Sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua
(berbanding lurus)

Kecepatan cahaya di ruang hampa : 3 x 108 m/s


Indeks refraksi : n = speed of light in space
speed in the medium
Indeks refraksi (n) ruang hampa = 1
n udara = 1,00029 1
n air = 1,33
n gelas = 1,5 1,9
Hukum Willebrord Snelius (1581-1626) :
Indeks bias (n) = sin sudut datang (1)
sin sudut bias (2)

Co. suatu media gelas mempunyai n = 1,5. Berapa


kecepatan cahaya pada media tersebut ?
N = 1,5 x 3 x 108
x
x = 3 x 108
1,5
x = 2 x 108 m/s

10

Perpendicular
(tegak lurus)
tidak
mengalami
pembelokan,
hanya
penurunan
kecepatan &
pemendekan
gelombang

n2

index

v1

v2

velocity

interface

n1

11

air
n=1
water
n = 1.33

12

Lensa dobel konveks konvergensi


Lensa dobel konkaf divergensi
Cahaya yang melalui bagian tengah menembus lensa tepat
tegak lurus terhadap permukaan cahaya tidak
dibelokkan

13

Focal length = jarak fokus


Lensa konkaf f diberi tanda (-) oki. lensa konveks = lensa
(+), lensa cekung = lensa (-)

Focusing ability / strength of a lens = diopters (dioptri) =


ukuran daya bias lensa
S (dioptri) = 1 / f (meter)
Co. Berapa kekuatan lensa yang menfokuskan cahaya 10
meter di belakang lensa ?
S = 1/f =

= 10 dioptri
1
0,10 meter

14

Lensa yang menyebabkan cahaya pararel mengalami


divergensi sehingga terlihat seperti datang dari suatu titik 20
cm di depan lensa, mempunyai kekuatan lensa berapa ?
Lensa konkaf
S = 1 / f =

1
= -5 dioptri
- 0,20 meter

Bagaimana bila lensa konkaf 1 dioptri diletakkan tepat di


depan lensa konveks 1 dioptri ?
Saling menetralkan daya bias = 0

Pembentukan bayangan oleh lensa konveks


1+1=1
O I f
O = object ; I = Image
Bayangan yang terbentuk : nyata dan terbalik
Pembesaran / Magnification
M = image size = - image distance = -I
object size
object distance
O
(-) image is inverted

15

16

Co. obyek dengan tinggi 2 cm diletakkan 12 cm dari lensa


yang mempunyai f = 10 cm. Hitung jarak yang tepat untuk
meletakkan layar supaya gambar / bayangan yang
diproyeksikan terfokus. Berapa pembesaran bayangannya ?
1 +1=1
12 I 10
1= 1 -1 = 1
I 10 12 60

I = 60 cm

Magnification = M = -I = -60 cm = -5
O
12 cm
Bayangan terbentuk 60 cm di belakang lensa & 5 x lebih besar
daripada obyek (tinggi 10 cm)

Co. Pada lensa yang sama (f = 10 cm), digunakan untuk


membentuk bayangan dari sebuah cahaya dengan diameter
15 cm dan terletak 5 meter dari lensa. Hitung lokasi dan
ukuran bayangannya !
1 = 1 - 1 = 49
I
10 500
500 cm
I = 10,2 cm
M = - 10,2 cm = - 0,02 15 cm x 0,02 = 0,3 cm
500 cm
Semakin jauh suatu obyek, bayangan yang terbentuk
semakin dekat dengan titik fokus (focal point) & ukurannya
menjadi sangat kecil

17

Bila O = , maka : 1 + 1 = 1 I = f

I
f
Hal tersebut berlaku pada lensa konveks. Tidak pada lensa
konkaf karena bayangan yang terbentuk adalah maya (tidak
dapat membentuk bayangan pada layar).
Bagaimana bila lensa konkaf diletakkan di depan mata ?
Bagaimana obyek terlihat oleh mata melalui lensa tersebut ?
Bila kita melihat lensa konkaf, obyek akan terlihat kecil & jauh,
karena mata dapat memfokuskan cahaya divergens untuk
membentuk bayangan pada retina

18

Lensa Silindris
Kekuatan diukur dengan cara yang sama seperti lensa sferis
(dengan memperhitungkan garis fokus seperti titik fokus)
Sumbu pada lensa silindris
- Jika garis fokus horizontal sumbu 0
- Jika garis fokus vertikal sumbu 90

19

20

MATA
Indera khusus penglihatan
analog dengan kamera
terletak di dalam rongga mata (Orbital Cavity)
70% dari reseptor sensorik terletak pada mata
digerakkan oleh otot mata
otot lurus : m. rektus okuli superior, inferior, medial,
dan lateral
otot serong : m. obliquus okuli superior dan inferior
Bagian : kornea, Iris, pupil, lensa, retina (sel batang dan
kerucut) sclera, kamera okuli anterior dan posterior, humor
aqueous, humor vitreous
lateral terhadap bintik buta (tempat keluarnya pembuluh
darah dan saraf), terdapat daerah lonjong disebut makula
lutea, dengan cekungan kecil di pusatnya disebut fovea
sentralis (hanya mengandung kerucut)

Lapisan pembungkus mata :


1. Sklera / kornea
2. Koroid / badan siliaris / iris
3. Retina
Koroid pembuluh darah pemberi makan ke retina
Retina lapisan berpigmen di sebelah luar & lapisan jar.
saraf di sebelah dalam
Pigmen di koroid & retina seperti dinding hitam menyerap
cahaya setelah cahaya mengenai retina untuk mencegah
pemantulan atau penghamburan cahaya di dalam mata

21

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

Cornea
Bulges forward
Transparent window of the eye (contains few cells, no
blood vessels, cells and collagenous fibers form
unusually regular patterns)
Helps focus entering light rays.
Continuous with the sclera (white portion of the eye)
Built in scratch remover

22

Sclera
White portion of the eye
Posterior 5/6th of the outer tunic
Opaque due to many large, disorganized collagenous
and elastic fibers.
Protects the eye and is an attachment for the extrinsic
muscles

Lens
Lies directly behind the iris and pupil
Composed of differentiated epithelial cells called lens
fibers.

Lens Capsule
Surrounds the lens
Clear, membrane-like structure composed largely of
intercellular material
Elastic nature keeps it under constant tension. Can
assume a globular shape.

23

Human Eye cross

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

24

Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed

25

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

26

SUSUNAN OPTIK MATA


Perbatasan refraksi susunan lensa mata :
Perbatasan antara :
1. udara & permukaan anterior kornea
2. Permukaan posterior kornea & humor aqueous
3. Humor aqueous & permukaan anterior lensa kristalina
4. Permukaan posterior lensa dan humor vitreous
Kemampuan refraktif mata ditentukan oleh kornea & lensa
agar bayangan cahaya terfokus pada retina
n udara = 1; n kornea = 1,34; n humor aqueous = 1,33;
n lensa kristalina = 1,40 (rata2) Indeks bias lensa berbeda
pada berbagai lapisannya
n humor vitreous = 1,34
n kornea jauh berbeda dari n udara daya refraksi (bias)
kornea terbesar

27

28

Semua permukaan refraksi mata dijumlah secara aljabar &


dibayangkan sebagai sebuah lensa reduced eye
Satu lensa dengan central point 17 mm di depan retina &
daya bias total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh
jarak obyek = I = f = 17 mm
S=1 =
1
f
0,017 meter

= 59 dioptri

Berkas cahaya dari benda dekat lebih divergen waktu


mencapai mata daripada berkas dari sumber jauh
Berkas cahaya > 6 meter (20 feet) dianggap sejajar saat
mencapai mata

29

30

Akomodasi : kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa


Lensa : kapsul elastik berisi cairan kental yang mengandung
banyak protein dan serabut transparan
Pada keadaan istirahat lensa relatif datar karena regangan
ligamentum suspensorium (70 buah)
Akomodasi terutama dipengaruhi oleh parasimpatis
Parasimpatis N. III ganglion viliaris N. ciliaris
Efek simpatis berefek kecil terhadap relaksasi otot siliaris,
hampir tidak berperan dalam mekanisme akomodasi

M. ciliaris terdiri dari 3 macam serat-serat otot polos :


Serat meridional, letaknya di bagian luar bola mata,
berdekatan dengan sclera dan cornea = M. Brucke
Serat radiair, seperti jari-jari
Serat sirkuler = M. Mller
Sebagian besar dari M. ciliaris terdiri dari serat-serat M.
Brucke

31

32

33

Iris
The colored part of the eye
Thin diaphragm composed mostly of connective tissue
and smooth muscle fibers
Pupil central opening of the iris
Regulates the amount of light entering the eye during:
Close vision and bright light pupils constrict
Distant vision and dim light pupils dilate
Changes in emotional state pupils dilate when
the subject matter is appealing or requires
problem-solving skills
Divides the space (anterior cavity) into the anterior
chamber (between the cornea and the iris) and posterior
chamber (between iris and vitreous body containing the
lens)

34

Suspensory ligaments attached to margin of lens capsule


and the ciliary muscles. Changing tension changes the
shape of the capsule and lens for focusing.
Accommodation: the ability of the lens to adjust shape to
facilitate focusing. Close objects= lens thickens; distant
objects= thinner, less convex
PUPIL
Diameter pupil 1,5 mm 8 mm jumlah cahaya masuk
dapat berubah 30 x lipat

Hole, Human Anatomy & Physiology,


10th ed

35

M. Sphinter pupillae
miosis (parasimpatis)

M. Dilator pupillae
midriasis (simpatis)

Hole, Human Anatomy &


Physiology, 10th ed

Dim light stimulates the radial muscles of the iris to contract, and the pupil dilates. Bright
light stimulates the circular muscles of the iris to contract, and the pupil constricts.

36

Lensa atas mempunyai kedalaman fokus (depth of focus) lebih besar


co. Pada myopia dapat melihat lebih jelas dengan memicingkan mata
Lubang pupil kecil seluruh berkas cahaya melalui bagian tengah lensa
terfokus baik

KELAINAN REFRAKSI
Emetrop cahaya sejajar dari objek jauh difokuskan di
retina pada keadaan otot siliaris relaksasi total
Kondisi normal mata
Presbiopia
Sel bagian tengah lensa sel tertua dan paling jauh dari
aqueous humor (sumber nutrisi) pada usia tua sel
tersebut tidak diganti sel mati, lensa semakin besar &
tebal & kurang elastis kelenturan akomodasi
penglihatan dekat presbiopia
Anak2 : 14D; 40-50 th : <2 D; 70 th : 0 D (presbiop)
Mata terpaku permanen pada suatu jarak, tidak dapat
berakomodasi untuk melihat dekat maupun jauh koreksi
dgn kacamat bifokus

37

AMETROPIA
Miopia (nearsightedness) bola mata terlalu panjang
(axial) atau daya bias lensa terlalu kuat (refraktif /
lenticular)
Tidak ada mekanisme untuk mengurangi kekuatan lensa,
benda jauh harus didekatkan agar terlihat jelas
dikoreksi dengan lensa negatif selemah-lemahnya
Hipermetropia (farsightedness) bola mata terlalu pendek
atau daya bias lensa terlalu lemah
Untuk melihat jauh memakai mekanisme akomodasi
Hipermetropia + Presbiopia ?
Lensa tidak dapat berakomodasi cukup kuat untuk melihat
jauh, apalagi dekat
dikoreksi dengan lensa positif sekuat-kuatnya

38

39

1 +
feye

1
flens

fcorrected

Seye + Slens = Scorrected


Viewing distant object

1
fcorrected

= 1
d

d = effective distance from eyes lens to the retina

Astigmatisme
Keadaan pada mata dengan pembiasan di berbagai
meridian yang berlainan sinar yang masuk ke dalam
mata tidak direfraksi secara sama rata pada semua
meridian
misal : pembiasan pada meridian horizontal > pembiasan
pada meridien vertikal; atau sebaliknya
berubahnya bentuk kelengkungan lensa
Seperti telur derajad kelengkungan pada sumbu
panjang tidak sama dengan derajad kelengkungan pada
sumbu pendek
Cahaya pada lensa astigmatisme tidak dibiaskan pada
satu titik

40

41

Pembagian Astigmatisme :
1. Astigmatisme akibat kelainan kornea
2. Astigmatisme akibat kelainan lensa
Pada astigmatisme terdapat :
Meridian dengan pembiasan yang terkecil (=minimal)
Meridian dengan pembiasan yang terbesar (=maksimal)
Kedua meridian ini disebut principle meridian
1. Regular astigmatisme (astigmatisme yang teratur)
principle meridian membuat sudut yang tegak lurus
terhadap satu dengan yang lain
2. Irregular astigmatisme (astigmatisme yang tidak teratur)
Principle meridian membuat sudut yang tidak tegak lurus
terhadap satu dengan yang lain.
Astigmatisme irreguler disebabkan oleh distorsi kornea yang
nyata, biasanya sebagai akibat cedera atau pada
keratokonus

3. Astigmatisme with rule


Principle meridian letaknya tegak lurus. Pembiasan
yang maksimal terdapat di bidang vertikal
4. Astigmatisme against the rule
Principle meridian letaknya tegak lurus. Pembiasan
yang maksimal terdapat di bidang horizontal

42

Koreksi Astigmatisme
Dapat dilakukan dengan menggunakan lensa silindris
yang mempunyai sifat khas, bahwa sinar dalam bidang
sejajar dengan sumbu lensa silinder tidak dibias,
sedangkan sinar dalam bidang yang tegak lurus dengan
sumbu lensa silinder dibias, maka akan terjadi perbedaan
pembiasan di dalam bidang yang letaknya tegak lurus
terhadap satu dengan yang lain
Koreksi dengan menetapkan lensa sferis yang cocok untuk
satu bidang, lalu lensa silindris untuk bidang yang lain,
dengan memperhatikan sumbu dan kekuatan lensa
silindris
Pemeriksaan astigmatisme :
Keratoskop Placido
Gambar kipas, parallel black bars

43

Mata dengan
astigmatisme
melihat garisgaris di satu
arah lebih jelas
daripada garis
yang berjalan di
arah lain

44

LENSA KONTAK
Pembiasan oleh lensa kontak pada permukaan anterior lensa
kontak menggantikan pembiasan oleh kornea
Keuntungan :
- ikut serta dengan pergerakan mata lapang pandang
lebih luas
- Pengaruh kecil terhadap ukuran obyek (kacamata
beberapa cm di depan mata mempengaruhi besar
bayangan)
Katarak protein dalam serabut lensa mengalami
denaturasi & koagulasi

PUNCTUM PROXIMUM = P.P.


titik yang terletak sedekat-dekatnya dari mata, dapat
dilihat oleh mata dengan tegas dengan akomodasi yang
sekuat-kuatnya. Pada orang yang masih muda dengan
mata emetrop, P.P. terletak 10-15 cm di depan bola mata
Hipermetrop P.P. > Emetrop
Miopi P.P. < Emetrop
PUNCTUM REMOTUM = P.R.
titik yang sejauh-jauhnya dan dapat dilihat oleh mata
dengan tegas tanpa akomodasi
E P.R letaknya pada jarak tidak terhingga
H P.R. datangnya seperti dari satu titik di belakang
retina
M P.R. letaknya pada jarak terhingga dan dapat diukur

45

Luas Akomodasi
daya bias mata yang dapat diperbesar dengan akomodasi
dan dinyatakan dengan dioptri. Sama besarnya dengan
dioptri lensa yang diletakkan di depan mata dan dapat
menggantikan akomodasi
Donders V = 1 1
P R
V = luas akomodasi
P = jarak P.P. - mata
R = jarak P.R. mata
Emetrop P.R. = V = 1 / P
Bila P.P. 12,5 cm V = 8 D

Sudut Penglihatan
sudut tertentu untuk melihat dua titik di dalam ruang. Bila
jarak antara titik A dan B dikecilkan, jadi saling mendekati,
pada satu waktu titik A dan B tidak dilihat sebagai titik
yang terpisah dan akan terlihat sebagai satu titik.
Sudut Penglihatan Minimal / Minimum Angle of
Resolution (MAR)
sudut penglihatan yang sekecil-kecilnya untuk melihat 2
titik sebagai titik yang terpisah.
hubungan erat dengan visus. Semakin kecil SPM semakin
besar visus.
huruf-huruf (optotipi) Snellen diatur atas dasar sudut
penglihatan minimal

46

TAJAM PENGLIHATAN / VISUS (VISUAL ACUITY)


Cahaya jauh yang difokuskan di retina akan menjadi sangat
kecil. Tetapi karena sistem lensa tidak sempurna retinal
spot 11 m (mikrometer), terang di tengah dan kabur ke
arah pinggir
conus = 1,5 m
Tajam penglihatan untuk membedakan titik cahaya sudut 25
detik jarak 10 meter dan jarak antara kedua titik cahaya
adalah 1,5 2 mm
fovea = 0,5 mm (500 m) tajam penglihatan terjadi pada 2
derajad dari lapang pandang
Visus = d
D
d = jarak antara mata orang percobaan dan optotipi Snellen
D = jarak dimana mata E masih mengenal huruf tersebut
the distance at which each letter of this line subtends 5
minutes of arc (each stroke of the letter subtending 1 minute)

47

48

Landolt C & Illiterate E


The task required here is to detect the location of the gap

PERSEPSI KEDALAMAN (DEPTH PERCEPTION)


Penentuan jarak suatu obyek dari mata
1. Ukuran bayangan dari obyek yang telah dikenali pada
retina
Otak menghitung secara otomatis jarak obyek melalui
ukuran bayangan (images) bila dimensinya telah
diketahui
2. Moving Parallax (Pergerakan Paralaks) walau hanya
dengan 1 mata
Bila mata bergerak, bayangan obyek yang dekat akan
cepat bergerak pada retina, bayangan yang jauh
cenderung menetap
3. Stereopsis Penglihatan Binokular (Binocular Parallax)
2 mata lebih mampu menentukan jarak pada obyek yang
dekat dibandingkan pada 1 mata
Stereopsis tidak berguna pada jarak lebih dari 100-200
kaki

49

Stereoscopic Vision
provides perception of distance and depth
results from formation of two slightly different retinal
images
Binocular vision
stereocospic vision
simultaneously
perceives distance,
depth height, and
width of objects

50

CAIRAN INTRAOKULAR
Humor Vitreous
Humor Aqueous dibentuk oleh badan siliaris luas 6 cm2 / mata
secretory epithelial cells 2-3 L/menit (5 ml / hari)

memberi makan kornea & lensa tidak ada pembuluh darah


supaya tidak mengganggu lewatnya cahaya
Transport aktif Na+ diikuti Cl- & HCO3- (electrical neutrality)
osmosis dari kapiler (air, asam amino, glukosa, asam askorbat
sumber nutrisi)
Trabeculae pori-pori 2-3 m tahanan (resistensi) penentu
utama tekanan intraokular
Intraocular pressure = 15 mmHg (12 20 mmHg)
Diukur dengan tonometer
Adanya sel fagositik pada trabeculae membantu menjaga tekanan
intraokular

Variasi diurnal tekanan intraokuler


waktu siang menurun dan mempunyai titik terendah antara
jam 17.00 - 19.00
waktu malam hari meningkat, titik maksimal pada waktu
bangun pagi hari
variasi diurnal : 3 - 4 mmHg
Ketidakseimbangan antara pembuatan dan pengeluaran
humor aqueous melalui kanal Schlemm tekanan
intraokular meningkat Open Angle Glaucoma
Sebab utama adalah blokade pada kanal Schlemm

51

Peredaran yang terus menerus atau daya gerak dari humor


aqueous disebabkan karena perbedaan suhu antara
beberapa bagian camera oculi anterior. Waktu kelopak mata
terbuka lebar kornea didinginkan akibat evaporasi laisan air
mata, sedangkan humor aqueous terus-menerus
dipanaskan oleh darah yang terdapat di dalam pembuluh
darah iris
Setelah dibuat dalam prosesus siliaris, humor aqueous
mengalir :
cairan, zat-zat non elektrolit dan elektrolit melalui camera
oculi posterior / anterior dan kanal Schlemm dikeluarkan ke
sistem vena mata
sebagian air dan zat non elektrolit dikembalikan melalui iris
dengan cara difusi
sebagian air dikeluarkan melalui kornea

52

53

Susunan Humor Aqueous :


1. Urea, kadar 75% kadar urea di dalam darah
2. Asam amino , kadar sama dengan di dalam darah, 75 mg /
100 cc
3. Asam organik
a. Asam askorbinik, kadar lebih besar daripada di dalam
darah
b. Asam urik, kadar lebih kecil daripada di dalam darah
c. Asam laktat, kadar 1,3 x lebih besar daripada kadar di
dalam darah
4. Ion anorganik
Na+, K+, Mg+
Chl-, Po43-, SO425. Enzim proteolitik, yang dibutuhkan pada penguraian protein
Tekanan osmotik
20 30 mm Hg lebih besar daripada tekanan osmotik
plasma

54

Aparatus Lakrimalis
Consists of the lacrimal gland and associated ducts
air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan
inferior. Melalui duktus ekskretorius lakrimalis masuk ke
dalam sakus konjungtiva. Melalui bagian depan bola mata
terus ke sudut tengah bola mata ke dalam kanalis lakrimalis
mengalir ke duktus nasolakrimalis terus ke meatus nasalis
inferior.
Tears
Contain mucus, antibodies, and lysozyme
cleanse and protect the eye surface as it moistens and
lubricates it
Enter the eye via superolateral excretory ducts
Exit the eye medially via the lacrimal punctum
Drain into the nasolacrimal duct

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

55

Functions of the major Components of the Eye

Functions of the major Components of the Eye

56

Fisiologi Penglihatan 2
Reseptor dan Fungsi Saraf
pada Retina

57

Optic disc :
the location of exit point from the retina of the fibers of the ganglion
cells that form the optic nerve; bintik buta (blind spot)
Macula lutea / macula retina :
irregular yellowish depression on the retina, about 3 degrees wide,
lateral to and slightly below the optic disc, banyak sel kerucut
Fovea centralis :
terdapat pada macula lutea, cekungan kecil dengan lebar 1
derajad, di tengah macula lutea
the region of the retina that mediates the most acute vision. Colorsensitive cones constitute the only type of photoreceptor found in
the fovea.
Di dalam macula lutea pembuluh darah, sel ganglion, sel-sel
lapisan nuklear dalam , lapisan plexiform tertarik ke samping.
0,3 mm
Suplai darah ke retina :
- Arteri sentral retina lapisan dalam retina
- Choroid lapisan luar retina

58

Retina. A.) Nerve fibers leave the eye in the area of the optic disc (arrow) to form the
optic nerve. B.) Major features of the retina.

59

Percobaan Mariotte

60

1
2
3
4
5
6

7
8
9

Layer of optic nerve


fibers

10

Lapisan Retina

61

Fotoreseptor (Sel batang dan kerucut)


Duplicity Theory (Max Schultze, 1866) retina vertebrata
mengandung 2 macam reseptor 2 organ sensis
Pada setiap retina Sel kerucut 3 juta tengah retina,
macula; sel batang 100 juta perifer
Batang 2-5 m; kerucut 5-8 m; kerucut fovea 1,5
m (kerucut fovea lebih ramping)
Fotoreseptor
- Segmen luar mendeteksi rangsangan cahaya
- Segmen dalam mengandung perangkat metabolik
sel
- Nukleus
- Terminal sinaps menyalurkan sinyal
Terdapat 1000 disc pada tiap batang / kerucut. Pada
membran disc terdapat fotosensitif pigmen : rodopsin &
pigmen warna
40% segmen luar adalah fotopigmen

62

63

64

/ Scotopic vision

/ Photopic vision

Ambang Penglihatan
Foton cahaya yang diserap fotoreseptor 10-11%,
sisanya dipantulkan atau diserap berbagai struktur mata.
Sinar infrared paling banyak diabsorpsi hyumor aqueous,
sinar ultraviolet terutama diabsorpsi kornea, kemudian
oleh lensa dan corpus vitreum
Dari hasil penelitian didapatkan Satu foton dapat
mengaktifkan satu fotoreseptor, tetapi terdapat potensial
acak electrical noise sinyal cahaya harus cukup
besar agar dapat mengaktasi bising ini.

65

@ fotoreseptor 1 juta fotopigmen opsin (protein) +


retinal / retinene (pigmen karotenoid, turunan vitamin A)
Fotopigmen 4 macam (beda opsin)
- Batang rodopsin menyerap semua panjang
gelombang cahaya tampak gambaran abu2
opsin : scotopsin
- Kerucut : red, green, blue penglihatan warna
opsin : fotopsin
- Pigmen hitam Melanin pada lapisan pigmen mencegah
refleksi cahaya ke seluruh bola mata

Visual Pigments

Rhodopsin
light-sensitive pigment in rods
decomposes in presence of
light
triggers a complex series of
reactions that initiate nerve
impulses
impulses travel along optic
nerve

Pigments on Cones
each set contains different lightsensitive pigment
each set is sensitive to different
wavelengths
color perceived depends on
which sets of cones are stimulated
erythrolabe responds to red
chlorolabe responds to green
cyanolabe responds to blue

66

Peristiwa Pemucatan Rhodopsin (Bleaching of Visual


Purple)
Pada percobaan dengan mata kelinci ternyata bahwa
retina di tempat gelap warnanya lebih ungu ( = red-purple),
bila diberikan penyinaran warna ungu retina ini menjadi
kuning dan akhirnya menjadi lebih pucat.
Menurut Oswald hal ini disebabkan karena pada
penyinaran terjadi penguraian zat yang berwarna ungu =
rhodopsin diubah menjadi zat yang tidak berwarna =
visual-white (= vitamin A + protein), melalui zat yang
berwarna kuning = visual-yellow
Pada binatang tingkat rendah (co. ikan dan amfibi) yang
terjadi adalah peristiwa retino-motorik gerakan kerucut,
batang dan pigmen-pigmen yang terdapat di dalam sel-sel
pigmen

Rhodopsin = Visual Purple


Cahaya
Retinene (= Carotinoid) + Protein yang berwarna kuning
(= Aldehyde Vitamin A)
Cahaya yang lebih banyak
Vitamin A + protein

Bila efek pemucatan rhodopsin akibat cahaya dengan berbagai gelombang


ini dinyatakan dengan kurva, ternyata bahwa pemucatan rhodopsin yang
paling besar bialah dengan gelombang 530 m (cahaya warna hijau)
Tredelenburg daya untuk merangsang retina dengan suatu gelombang
ialah sederajad dengan daya untuk memucatkan rhodopsin.

67

Rhodopsin

68

- Metarhodopsin II / activated rhodopsin mengeksitasi


perubahan listrik pada batang
- Vitamin A terdapat pada sitoplasma sel batang & pada
lapisan pigmen di retina
- Kelebihan retinal diubah ke vitamin A menurunkan
jumlah pigmen sensitif cahaya di retina penting untuk
adaptasi retina terhadap perubahan intensitas cahaya
- Vitamin A diperlukan untuk resintesis fotopigmen
- Buta senja / night blindness / nyctalopia defisiensi
vitamin A retinal fotopigmen kerucut dan batang
Tapi masih terdapat cukup fotopigmen di sel kerucut untuk
dapat berespons terhadap stimulasi intensif dari vahaya
terang
- Hemeralopia >< Buta senja ketidakmampuan untuk
melihat dengan jelas pada sinar yang terang
ec. Katarak, Sindrom Cohen / sindrom Pepper

Cahaya dekomposisi rodopsin penurunan permeabilitas


Na+ hiperpolarisasi
potensial reseptor pada saat gelap : -40mV
potensial reseptor pada saat intensitas cahaya maksimum :
-70 80 mV
Semakin banyak jumlah cahaya elektronegatifitas semakin
besar hiperpolarisasi semakin besar
Puncak hiperpolarisasi tercapai dalam 0,3 detik dan
berlangsung selama > 1 detik bayangan visual yang
mengenai retina hanya selama seperjuta detik tetapi dapat
menimbulkan sensasi penglihatan bayangan selama
beberapa waktu sampai lebih dari 1 detik. Pada kerucut
perubahan ini 4x > cepat drpd batang

69

Excitation Cascade
1 foton cahaya 1 mV potensial reseptor
1. Rodopsin cahaya metarodopsin II (bentuk aktif
rodopsin)
2. Bentuk aktif rodopsin mengaktifkan transducin (protein di
membran disc & membran sel batang)
3. Transducin mengaktifkan fosfodiesterase
4. Fosfodiesterase hidrolisa cGMP
cGMP menyebabkan saluran Na+ di membran luar sel
batang dalam keadaan terbuka
5. Enzim rodopsin kinase menginaktifkan metarodopsin II
saluran Na+ terbuka kembali

Aliran 1 juta ion Na+ terhambat oleh 1 foton cahaya


cascade sensitivitas tinggi sel batang (30-300x drpd
kerucut)

70

Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed

71

Adaptasi Terang & Gelap


Lingkungan terang fotopigmen di batang & kerucut terurai
menjadi retinal & opsin, dan retinal dikonversi menjadi
vitamin A konsentrasi fotopigmen sensitivitas
cahaya Adaptasi Terang
Lingkungan gelap fotopigmen yang terurai selama
pemajanan sinar, secara bertahap dibentuk kembali
retinal & opsin di batang & kerucut diubah menjadi
fotopigmen, dan vitamin A menjadi retinal konsentrasi
fotopigmen sensitivitas cahaya Adaptasi Gelap
Penguraian fotopigmen selama pemajanan cahaya yang
terang sangat menurunkan kepekaan fotoreseptor
Co. penurunan kandungan rodopsin 0,6% dari nilai
maksimum menurunkan kepekaan sel batang 3000 X

Dari gelap ke terang mata jadi sangat peka terhadap


cahaya bayangan keseluruhan tampak putih / silau
fotopigmen cepat terurai oleh cahaya kuat kepekaan
mata berkurang adaptasi terang
Fotopigmen sel batang yang telah terurai oleh cahaya tidak
lagi mampu berespons terhadap cahaya
Mekanisme adaptasi saraf sentral mengubah mata dari
sistem sel batang ke sistem sel kerucut sewaktu
pemajanan ke sinar terang hanya sel kerucut yang
kurang peka digunakan untuk melihat pada siang hari
Tindakan adaptasi tersebut juga diperkuat oleh refleks pupil

72

Mekanisme lain untuk Adaptasi Terang & Gelap


- Perubahan ukuran pupil tingkat adaptasi 30 x lipat
- Neural adaptation
Intensitas cahaya transmisi sinyal oleh sel bipolar ,
sel horizontal, sel amakrin, sel ganglion meningkat tapi
kemudian terjadi penurunan transmisi sinyal pada
berbagai tingkat penjalaran di sirkuit saraf
Mekanisme adaptasi saraf sentral mengubah mata dari
sistem sel batang ke sistem sel kerucut sewaktu
pemajanan ke sinar terang hanya sel kerucut yang
kurang peka digunakan untuk melihat pada siang hari
Lebih cepat terjadi drpd adaptasi oleh fotopigmen.
Sepersekian detik >< menit s/d jam. Ttp derajad adaptasi
oleh fotopigmen >>
Adaptasi terang & gelap sensitivitas mata terhadap
cahaya dapat berubah 500.000 1.000.000 x

73

Penglihatan warna
Bergantung pada rasio stimulasi tiga jenis sel kerucut.
Setiap jenis sel kerucut diaktifkan paling efektif oleh panjang
gelombang cahaya tertentu.
Teori penglihatan warna Young, Young-Helmholtz, Haring,
Hurvich dan Jameson, Aubert, Ladd-Franklin
Putih campuran semua panjang gelombang cahaya, stimulasi
esimbang sel kerucut R,G,B
Hitam tidak ada cahaya
Panjang gelombang yang tidak diserap dipantulkan oleh benda
dilihat oleh mata
Jumlah tiap-tiap jenis sel kerucut yang dirangsang dikode dan
disalurkan ke jalur-jalur yang terpisah ke otak pusat
penglihatan warna pada korteks penglihatan persepsi warna
Tidak memiliki jenis sel kerucut tertentu buta warna

Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed

Mata manusia dapat menangkap radiasi elektromagnet


dengan panjang gelombang 380 - 760 nm
Kecepatan Cahaya : 300.000 km/detik
Persepsi terhadap Warna ditentukan oleh :
- Hue (ditentukan oleh panjang gelombang)
- Brightness (intensitas)
- Saturation (purity)

74

Warna primer : merah, biru, hijau


Warna komplementer
Contoh : hitam-putih, biru-kuning, merah-hijau

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

75

Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed

WARNA
Kualitas (modalitas), misal
membedakan warna merah,
kuning, hijau, dsb
Intensitas (kekuatan),misal
membedakan warna merah
tua dan merah muda
Saturasi (kejenuhan), pada
pencampuran warna
Putih, lebih banyak putih
akan menurunkan
saturasi
Hitam, lebih banyak
hitam akan menaikkan
saturasi

76

Rainbows and
Ethno-Linguistics
http://www.missiology.org/animism/Learning/wordsandsounds.htm

The cultural categorization of colors is the most discussed


illustration in the study of ethno-linguistics. Americans see six colors
in the rainbow: red, orange, yellow, green, violet, and blue. Some
cultures see eight, others four, others three. Kipsigis classify blue
and black together and consider the sky tue, the word that I initially
translated literally as "black." Tue, however, has a broader color
range than simply black. The Malagasy speaker of Madagascar
distinguishes over 100 basic categories of color (Nida 1952). The
Shona of Zimbabwe and Bassa of Liberia both have fewer color
categories than English speakers, and they break up the spectrum
at different points (Gleason 1961, 4).

Color Categories of the Shona of Zimbabwe


and Bassa of Liberia

77

Blue : 445 nm
Green : 535 nm
Red : 570 nm
Rods : 505 nm
(batang)

Orange

99

42

78

Purkinje Shift / Fenomena Purkinje


Johannes Purkinje, 1825
Pergeseran kepekaan retina terhadap cahaya dengan
berbagai warna pada perubahan adaptasi
Pada mata yang beradaptasi terang (photopic vision)
kepekaan terbesar untuk cahaya berwarna kuning-hijau,
dengan gelombang 555 nm
Pada mata yang beradaptasi gelap (scotopic vision)
kepekaan terbesar untuk warna hijau-biru, dengan
gelombang 505 nm
Co. in bright sunlight, geranium flowers appear bright red
against the dull green of their leaves, but in the same scene
viewed at dusk, the contrast is reversed, with the petals
appearing a dull red and the leaves appearing bright green.

79

Pencampuran Warna
1. Pencampuran Warna Objektif
terjadi di luar bola mata
misal dengan menggunakan karton yang terdiri dari warna
kuning dan biru serta sepotong kaca yang ditempatkan di
garis batas kedua warna terjadi pencampuran warna
menjadi hijau
2. Pencampuran Warna Subjektif
terjadi di dalam mata / otak
misal dengan menggunakan 2 piring Maxwell yang masingmasing terdiri dari 2 warna komplementer, kemudian kedua
piring ini diputar :
a. Pemutaran lambat flicker (kelap-kelip), masih dapat
dibedakan sebagai 2 warna
b. Pemutaran cepat fusion, terlihat sebagai satu warna.
Terjadi pada pemutaran cepat 24 x / detik (frekuensi
peleburan)

Teori Penglihatan Warna


TEORI YOUNG-HELMHOLTZ
Di dalam retina terdapat 3 cone-receptors, sesuai dengan 3
warna dasar :
Protos : cone-receptor ke I yang peka terhadap warna
merah
Deuteros : cone-receptor ke II yang peka terhadap warna
hijau
Tritos : cone-receptor ke III yang peka terhadap warna biru
Warna lain pada visible spectrum adalah pencampuran ketiga
komponen ini.
Warna hitam dan putih tidak terdapat di retina dan akan
terjadi pada perangsangan ketiga komponen bersamasama dengan kekuatan yang sama.

80

Teori Penglihatan Warna


TEORI HERING
color opponency
6 warna primer dalam 3 pasangan :
a. merah-hijau
b. kuning-biru
c. putih-hitam
Setiap reseptor yang "dimatikan" oleh salah satu warna,
akan "dinyalakan" oleh warna lawannya (opponent /
coupled).
terdapat 6 reseptor berbeda
menjelaskan afterimage

Teori Penglihatan Warna


Retinex Theory
Edwin H. Land, 1971
The word "retinex" is formed from "retina" and "cortex",
suggesting that both the eye and the brain are involved in
the processing.

81

In this illusion, the second


card from the left seems to
be a stronger shade of pink
in the top picture. In fact
they are the same color,
but the brain changes its
assumption about color due
to the color cast of the
surrounding photo.

82

Negative Afterimage
Warna komplementer : warna yang membuat menjadi
putih atau abu-abu ketika dicampurkan
Penyebab : adaptasi pada sel ganglion retina
Bila sel ganglion retina tereksitasi atau terinhibisi dalam
waktu yang lama, sel ganglion akan menunjukkan
rebound effect

83

Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed

84

BUTA WARNA
Trikromat mempunyai 3 pigmen kerucut
Trikromat Anomali mempunyai 3 pigmen kerucut tapi satu
tidak normal
Deuteranomali cacat pada hijau
X-linked
Protanomali cacat pada merah
Tritanomali cacat pada biru, diturunkan secara
dominan
Dikromat mempunyai hanya 2 pigmen kerucut
- Sel kerucut merah tidak ada protanopia
sulit membedakan warna hijau-kuning-merah
X-linked
- Sel kerucut hijau tidak ada deuteranopia
sulit membedakan warna hijau-kuning-merah
- Sel kerucut biru tidak ada tritanopia (jarang)
sulit membedakan warna biru-kuning

BUTA WARNA
Monokromat mempunyai hanya 1 pigmen kerucut
Monokromat rod (batang)
Monokromat cone (kerucut)
misal : red-green blind, red-violet blind, green-violet blind
Akromatopsia buta warna total
biasanya disertai dengan nystagmus dan scotoma centralis

85

Frekuensi Buta Warna


Untuk warna merah-hijau :
8%
0,4 %

buta warna biru sangat jarang


Urutan buta warna dari yang tersering : deuteranomalia,
deuteranopia, protanopia, protanomalia

86

Pemeriksaan Buta Warna


Tes mencocokan benang wol berwarna (Holmgren)
Pasien diminta mengelompokan warna yang sama dari
seikat benang berwarna
Bila dapat melakukan normal (trikromat)
Tes dengan Buku Ishihara-Stilling (Pseudo-isokromatik)
Gambar pada buku Ishihara gambar polikromatik
yaitu : bintik-bintik berwarna dicetak pada dasar yang juga
terbuat dari bintik-bintik yang mirip dengan warna berbeda
Pasien diminta membaca gambar selama kurang dari
10 detik

87

- Neuron & serat saraf untuk sel kerucut lebih besar lebih
cepat 2-5 x
- Kerucut sel bipolar sel ganglion
- Batang sel bipolar sel amakrin sel ganglion
sel horizontal & amakrin transmisi sinyal lateral
Transmisi sinyal pada neuron retina berlangsung dengan
electrotonic conduction graded (berjenjang / bertingkat)
potential, kec. Pada sel ganglion (ok. Jarak, akson
n.opticus)
Intensitas iluminasi berbanding lurus dengan besarnya
hiperpolarisasi
Neurotransmitter neuron retina belum diidentifikasi semua
Batang & kerucut glutamate

88

Neil R. Carlson,
Physiology of
Behaviour, 9th
ed

Inhibisi lateral
jalur sel kerucut yang sangat tereksitasi menekan aktivitas
jalur sel kerucut di sekitarnya yang kurang terangsang
oleh sel horizontal (& mungkin jg oleh sel amakrin)
output : inhibitorik mencegah penyebaran sinyal
eksitatorik memperbesar batas-batas kontras gelap-terang
meningkatkan ketajaman visual

89

90

Sel Bipolar
2 tipe :
- Hiperpolarisasi sinyal inhibitorik sinyal (-)
- Depolarisasi sinyal eksitatorik sinyal (+)
2 possible explanation
- 2 tipe berbeda neurotransmitter glutamate
hiperpolarisasi & depolarisasi
- Salah satu menerima eksitasi langsung dari batang &
kerucut dan yang lain indirek melalui sel horizontal. Sel
horizontal adalah sel inhibitorik membalikkan
polaritas dari respons listrik
Mekanisme kedua inhibisi lateral mekanisme
memisahkan batas kontras, pada jarak yang lebih sempit
(> sensitif) drpd sel horizontal, bahkan pada batas antara 2
fotoreseptor yang berdekatan

Fototranduksi : perubahan rangsang cahaya menjadi sinyal


saraf
Neurotransmitter yang dikeluarkan terminal sinaps
fotoreseptor efek inhibisi

91

Sel Amakrin
Interneuron, membantu analisis permulaan sinyal visual
- 30 tipe. Belum semua fungsi diketahui
- co., Merespons terhadap onset sinyal visual / penglihatan,
offset sinyal visual, respons terhadap gerakan cahaya
yang melintasi retina pada arah yang spesifik (directional
sensitive)

92

Sel Ganglion
akson membentuk n. optikus. Tempat keluar bintik buta
- Setiap retina : 3 jt kerucut, 100 jt batang, 1,6 jt sel ganglion
Konvergensi
- Lebih sedikit terjadi konvergensi ke sel ganglion pada sel kerucut
daripada pada sel batang
Umumnya setiap sel kerucut saluran khusus 1 sel ganglion
- Ke arah fovea lebih sedikit sel fotoreseptor berkonvergensi pada
setiap serat saraf optik dibandingkan dengan retina perifer
untuk tajam penglihatan. Di fovea jumlah serat saraf hampir sama
dengan jumlah sel fotoreseptor (sel kerucut)
- Perifer retina 200 sel batang berkonvergensi pada 1 sel
ganglion graded potential efek aditif lebih mudah
mencapai ambang batang lebih sensitif terhadap cahaya 30300x lipat, tapi acuity (ketajaman) rendah karena sulit
membedakan sel batang mana yang teraktivasi
- Peristiwa kimiawi di sel kerucut 4x > cepat drpd batang, tapi
sensitivitas kerucut < batang

93

3 tipe sel ganglion :


Sel ganglion W
- Jumlah 40%
- < 10 m
- Kecepatan transmisi sinyal 8 m/detik
- Menerima eksitasi dari sel batang
- Dendrit tersebar meluas di lapisan pleksiform dalam
broad fields
- Sensitif mendeteksi arah pergerakan

Sel ganglion X
- Jumlah 55%
- 10-15 m
- Kecepatan transmisi sinyal 14 m/detik
- Dendrit tidak tersebar meluas small fields
- Transmission of visual image and color

94

Sel ganglion Y
- Jumlah 5%
- 35 m
- Kecepatan transmisi sinyal 50 m/detik
- - broad dendritic fields
- Respond to rapid changes in the visual image (rapid
movement or rapid change in light intensity)
- Tetapi tidak dengan akurasi lokasi hanya memberi
petunjuk untuk pergerakan mata
- Tidak dengan warna

ON & OFF RESPONSE


- Sel ganglion tereksitasi oleh perubahan intensitas cahaya
- Caused by depolarizing & hyperpolarizing bipolar cells.
an on-center receptive field is based on ON bipolar cells that
depolarize when their associated rod/cone absorbs a photon,
while an off-center receptive field is based on OFF bipolar cells
that hyperpolarize when their associated rod/cone absorbs a
photon.
Transient nature oleh sel amakrin
- 2 jenis sel ganglion : on-center & off-center respons
tergantung pada perbandingan relatif iluminasi antara lapangan
reseptif pusat dan perifer
On-center potensial aksi ketika cahaya paling kuat di bagian
tengah lapangan reseptif
Off-center potensial aksi ketika bagian perifer lapangan
reseptif mendapat penerangan paling kuat
Bermanfaat untuk meningkatkan perbedaan tingkat cahaya
antara suatu daerah kecil di bagian tengah lapangan reseptif &
iluminasi daerah di sekitarnya perbedaan terang (brightness)
relatif memperjelas garis bentuk (kontur) bayangan

95

Lateral inhibition provides our visual system with a mean to emphasize areas of
difference (contrast). In fact, our visual system detects local differences in light intensity
rather than the absolute magnitude of light falling on our retina

96

97

Hering
Grid

The phenomenon of contrast enhancement is the underlying


mechanism of several striking effects

The Simultaneous Contrast Hypothesis

Introduction
The Simultaneous Contrast hypothesis depends on the on- and off-center receptive fields
in the retina and the way they are organized and function. Recall that an on-center
receptive field is based on ON bipolar cells that depolarize when their associated rod/cone
absorbs a photon, while an off-center receptive field is based on OFF bipolar cells that
hyperpolarize when their associated rod/cone absorbs a photon.
Since a bipolar cell's electrical behavior causes the same electrical response
(depolarization or hyperpolarization) in the ganglion cell with which it synapses, ON
bipolar cells cause an ON response (i.e., a burst of action potentials followed by a short
lull in action potential generation) from their ganglion cell, while OFF bipolar cells cause an
OFF response (a lull in action potential generation by the ganglion cell followed by a short
burst of action potentials). ON bipolar cells form the basis of on-center receptive fields,
while OFF bipolar cells are the basis for off-center fields.
The next key to understanding the Simultaneous Contrast hypothesis is to recall that
when a rod/bipolar cell combination responds to the absorption of a photon, horizontal
cells mediate lateral inhibition of surrounding bipolar cells, thereby producing the lateral
surround component of the receptive field. Recall that the bipolar and ganglion cells in the
lateral surround will exhibit the opposite electrical response to that of the bipolar and
ganglion cells in the center of the receptive field. Thus, in the case of an on-center
receptive field, the bipolar and ganglion cells in the lateral surround will exhibit an OFF
response that accompanies the ON response of the central cells. Similarly, in the case of
an off-center receptive field, bipolar and ganglion cells in the lateral surround will exhibit
an ON response that accompanies the OFF response of the central cells.
If light is shined on the lateral surround cell tracts, lateral inhibition will cause the bipolar
and ganglion cells in the center of the receptive field to exhibit the opposite electrical
response to that they exhibit when directly stimulated by light. Thus, light shining on the
lateral surround of an on-center receptive field will cause the central cell tracts to produce
an OFF response, while light shining on the lateral surround of an off-center receptive field
will cause the central cell tracts to produce an ON response

98

Finally, it appears that the magnitude of the ON or OFF response of a particular receptive
field depends on the relative areas of receptive field center and lateral surround being
stimulated. If sufficient lateral surround stimulation is occurring, one may observe little or
no response from the cell tracts in the receptive field's center.

The Black-squares/white lines illusion


The Simultaneous Contrast hypothesis proposes that the basic Herman grid illusion (black squares,
white lines) depends on the function of on-center receptive fields.

In the figure, look first at the concentric circles representing a receptor field centered on one of the
intersections of a black square/white line Hermann grid (note that the Simultaneous Contrast
hypothesis is based on the assumption that the width of the lines on the Hermann grid produces an
image on the retina that is just equal to the diameter of the center of a receptive field). With this
alignment, the area of lateral surround cell tracts activated by the white grid lines will be considerably
greater than the area of the activated central cell tracts. However, when the receptive fields are aligned
with grid lines between the intersections, there will be less activation of the lateral surround. This
means that the lateral surround will have less inhibitory effect on the central cell tracts, meaning that
there will be a stronger ON signal sent to the brain from on-center fields aligned with the lines than from
on-center fields aligned with the intersections. The outcome of this, according to the Simultaneous
Contrast hypothesis, is that the intersections will appear darker than the intervening segments of the
grid lines, thus producing the illusory spots that we term the Hermann grid illusion.

Questions
1. Can the behavior of on-center fields account for the light spots at the intersections of the white
squares/black line version of the Hermann grid? Justify your answer.
2. If you answered "No" to Question #1, can you suggest a mechanism that would account for the light
spots at the intersections of the white squares/black line version of the Hermann grid? (Hint: think about
off-center receptive fields)
3. Retinal receptive fields are modeled as being concentric circles, i.e., two circles of different diameter
sharing a common center, but there's no obvious reason why they would have to be structured thusly.
For example, suppose the lateral surround, instead of being a concentric circle, were a long rectangle
of the same width as the central part of the receptive field, but extending several times that distance
'above' and 'below' (or to the 'left' and 'right' of the central area of the receptive field. How might that
affect the illusion, if at all? Speculate about other arrangements of the receptive fields and try to
develop a prediction of how the illusion might appear under each arrangement.

99

Most explanations of the Hermann grid illusion are local


in nature. For example, in Baumgartner's model the
effect is generated by the response of cells having
concentric on-off or off-on receptive fields. Such models
predict that the magnitude of the illusion at a given
intersection should be the same whether that
intersection is viewed in isolation or in conjunction with
other intersections in a grid. Two experiments are
reported. The first demonstrates that illusion magnitude
grows with the number of intersections. The second
shows that this growth is seen when the intersections
are arranged in an orderly grid but not when they are
placed irregularly. These results suggest that a purely
local model for the Hermann grid illusion is not a
complete explanation. Global factors must be involved.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6473049

Transmisi Sinyal Warna oleh Sel Ganglion


Beberapa sel ganglion hanya tereksitasi oleh satu tipe
kerucut warna dan diinhibisi oleh tipe yang lain
Co. Kerucut Merah eksitasi & Hijau eksitasi, dan
sebaliknya
Biru eksitasi & Hijau dan merah inhibisi, dan
sebaliknya (warna biru >< kuning)
Satu tipe sel kerucut warna mengeksitasi sel ganglion
dengan jalur eksitasi langsung melalui depolarisasi sel
bipolar, tipe warna lain menginhibisi sel ganglion dengan
jalur inhibisi
Each color-contrast type of ganglion cell is excited by one
color but inhibited by the opponent color
proses membedakan warna dimulai di retina

100

Retinal Ganglions Cells : Opponent-Process Coding


Red opposing Green
Yellow opposing Blue

Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed

Neil R. Carlson,
Physiology of
Behaviour, 9th ed

101

OFTALMOSKOPI
untuk melihat fundus oculi
Yang harus diperhatikan :
papilla nervi optici
pembuluh darah retina
retina
Langsung
Bila mata orang percobaan dan pemeriksa keduanya
emetrop dan tidak berakomodasi, maka pada cara ini tidak
diperlukan lensa. Karena sinar sejajar yang masuk ke
dalam mata pemeriksa dapat membuat bayangan yang
tegas di retina pemeriksa. Bila mata orang percobaan tidak
emetrop diperlukan lensa yang kekuatannya adalah derajad
dengan kelainan refraksi.
Pada cara ini terlihat bayangan yang jelas, tegak, dan
fundus nampak lebih besar daerah fundus yang terlihat 2
kali diameter papil tetapi pembesarannya 15 kali

Tidak Langsung
Tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan refraksi. Bila
mata orang percobaan dan pemeriksa emetrop dan tidak
berakomodasi , maka pada cara ini diperlukan 2 lensa :
1. +20 D yang ditempatkan di depan mata orang percobaan
2. +4 D yang ditempatkan di depan mata pemeriksa
Bayangan yang terlihat : jelas, terbalik, diperbesar 2-5 x
dan fundus nampak lebih kecil

102

Direct

Indirect

Fisiologi Penglihatan 3
Pusat Penglihatan

103

Informasi yang mencapai korteks penglihatan bukan replika


lapangan pandang, karena :
1. Bayangan pada retina terbalik dan ke belakang, karena
pembelokan cahaya
2. Lapisan neuron retina memperkuat informasi yang dipilih
dan menekan informasi lain untuk meningkatkan kontras
- Inhibisi lateral
- Sel ganglion on-center dan off-center

104

3. Berbagai aspek informasi penglihatan (co. bentuk, warna,


kedalaman, pergerakan) dipisahkan dan diproyeksikan
dalam jalur-jalur sejajar ke berbagai bagian korteks
oleh nukleus genikulatus lateralis diintegrasikan oleh
korteks penglihatan
4. Pola perkabelan antara mata dan korteks penglihatan
Belahan kiri korteks menerima informasi dari separuh
kanan lapangan pandang di kedua mata dan sebaliknya

105

tractus geniculocalcarine /

1 Buta mata kiri


2 Bitemporal hemianopsia
3 Homonim hemianopsia dextra

106

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

Hemianopsia
Defective vision affecting half of the visual
field

107

Selain ke korteks penglihatan primer, serabut penglihatan


juga ke :
1. Dari traktus optikus ke nukleus suprachiasmatic
hipotalamus kontrol irama sirkadian
2. Ke nuklei pretectal refleks pergerakan mata untuk
fokus pada suatu objek dan aktivasi refleks cahaya pupil
3. Ke kolikulus superior kontrol gerakan arah yang cepat
dari ke 2 mata
4. Ke nukleus genikulata lateral ventralis pada talamus dan
kemudian ke daerah basal otak dan sekitarnya
membantu mengendalikan beberapa fungsi sikap tubuh

Aktivitas non-persepsi penglihatan di korteks yang


bergantung pada masukan dari retina :
1. Mengontrol ukuran pupil
2. Sinkronisasi jam biologis ke variasi siklis dalam
intensitas cahaya
3. Kontribusi terhadap kewaspadan & perhatian korteks
4. Kontrol gerakan-gerakan mata

108

Nukleus Genikulatum Lateral Dorsalis berfungsi sebagai :


1. Relay sangat akurat, point-to-point discrimination
6 lapisan :
- II, III, IV sinyal dari separuh lateral retina ipsilateral
- I, IV, VI sinyal dari separuh medial retina kontralateral
2. gate mengontrol berapa banyak sinyal yang
diteruskan ke korteks
Sinyal kontrol gating berasal dari :
- serat kortikofugal dari korteks penglihatan
inhibitory
primer
- daerah retikular mesencephalon
highlight the visual information that is allowed to pass

Nukleus Genikulatum Lateral Dorsalis


- Lapisan I & II lapisan magnoselular
-

berisi neuron berukuran besar


Input dari sel ganglion tipe Y
Jalur cepat
Tidak mengandung informasi warna
Akurasi transmisi point-to-point jelek (karena sel ganglion Y
berjumlah sedikit dan dendritnya tersebar meluas)
- Kecepatan penghantaran cepat

- Lapisan III & IV lapisan parvoselular


-

Neuron berukuran kecil s/d sedang


Input dari sel ganglion tipe X
Mengandung informasi warna
Akurasi transmisi point-to-point baik (informasi spasial)
Kecepatan penghantaran sedang

109

Bagian atas retina diproyeksikan di area di atas fissura


calcarina
Bagian bawah retina diproyeksikan di area di bawah fissura
calcarina
Macula lutea diproyeksikan di bagian posterior area 17
Bagian perifer retina diproyeksikan di bagian anterior area
17.

110

111

Neil R. Carlson,
Physiology of
Behaviour, 9th ed

Korteks penglihatan terletak


pada lobus oksipital

112

Korteks penglihatan primer = korteks striata


Area Brodmann 17 visual area 1 / V-1
Korteks penglihatan sekunder = visual association areas
Korteks Penglihatan organisasi struktural dalam jutaan
kolom vertikal sel-sel neuron unit fungsional.
Setiap kolom mengandung 1000 / lebih sel neuron
Color Blobs dechipering color

Struktur Berlapis
Korteks Penglihatan
Primer

113

Penglihatan binokular
penglihatan dengan kedua bola mata
titik identik pada kedua retina
Keuntungan :

lapang pandang yang lebih luas


manusia lapang pandang horizontal 160 pada satu
mata, 200 dengan 2 mata

kekurangan satu mata dapat diperbaiki oleh mata yang


lain

binocular summation kemampuan mendeteksi benda


tidak jelas ditingkatkan

ketiga dimensi dapat dilihat lebih jelas binokuler


stereoskopi persepsi kedalaman

Paralaksis Binokuler (Parallax)

Perbedaan bentuk gambar dari suatu benda yang sama,


yang terlihat oleh mata kiri dan mata kanan. Disebabkan
karena sudut pandangan yang berbeda
persepsi kedalaman

Stereopsis
Analisis bentuk, posisi, 3D, dan pergerakan objek
area midtemporal posterior & korteks oksipitoparietal
Analisis detail penglihatan dan warna
Daerah ventral inferior dan medial oksipital & korteks
temporal

114

This animation is an example of parallax. As the viewpoint moves side to side,


the objects in the distance appear to move more slowly than the objects close
to the camera.

115

A simplified illustration of the parallax of an object against a distant


background due to a perspective shift. When viewed from "Viewpoint A", the
object appears to be in front of the blue square. When the viewpoint is
changed to "Viewpoint B", the object appears to have moved in front of the
red square.

Binocular vision
stereocospic vision
simultaneously
perceives distance,
depth height, and
width of objects

Sherwood, Human Physiology From Cells to Systems, 5th ed

116

Penglihatan mata kiri & kanan dapat tidak berhasil menyatu


1. Ke 2 mata tidak terfokus pada benda yang sama secara
simultan akibat kelainan otot-otot mata eksternal
bayangan di retina tidak jatuh pada titik identik diplopia
2. Informasi binokuler tidak secara tepat diintegrasikan
selama pengolahan visual diplopia

Diplopia
Double vision

117

Sinyal penglihatan di korteks penglihatan primer lebih


memperhatikan kontras
Sel ganglion semakin besar ketajaman kontras (makin
tegas suatu garis batas) dan semakin besar perbedaan
intensitas antara daerah terang dan gelap, semakin besar
derajad stimulasi

Pada korteks penglihatan terdapat hirarki sel-sel penglihatan


yang berespons terhadap rangsangan yang semakin
bertambah kompleks
Tiga jenis neuron korteks penglihatan :
Sel sederhana kompleks hiperkompleks
konvergensi & makin kompleks
Bagaimana dan dimana bayangan keseluruhan akhirnya
disatukan masih belum diketahui

118

Deteksi orientasi garis dan batas


Sel sederhana lapisan IV korteks penglihatan primer
A line oriented in a different direction excites a different set of
cells
Deteksi orientasi garis ketika garis letaknya lebih lateral atau
vertikal pada lapang penglihatan
Sel kompleks
Respons terhadap garis yang sama arahnya tetapi posisinya
tidak menentu
Deteksi panjang garis, sudut dan bentuk lainnya
Neuron di lapisan luar kolom penglihatan primer dan
beberapa area penglihatan sekunder
Semakin jauh jalur analitik korteks penglihatan, semakin
progresif karakteristik penglihatan diuraikan
(dechipered)

Deteksi Warna
Sama seperti deteksi garis kontras warna
Contrasting color opponent color mutually excite
specific neuronal cells
Luas Lapang Pandang / Visual Field / Perimetry
proyeksi sebagian ruangan yang dapat dilihat oleh mata
atau kepala yang tidak bergerak
Diukur dengan perimeter
Bintik buta selain pada daerah optic disc scotomata
Kerusakan pada nervus opticus karena glaukoma, rx alergi
di retina, kondisi toksik seperti penggunaan berlebih
tembakau dan keracunan timah
Retinitis pigmentosa degenerasi retina, deposit berlebihan
pigmen melanin, bermula dari perifer ke arah sentral

119

Visual Fields

Rabbit

Human

120

Bintik buta scotoma fisiologis


Bintik buta terletak di sebelah nasal 15 dan 3 di atas
garis horizontal dan mempunyai proyeksi ekstern 15 di
sebelah temporal dan 3 di bawah garis horizontal
Luas lapang pandang monokuler terbesar : temporalinferior
Luas lapang pandang untuk warna (urutan dari terbesar) :
putih
biru
kuning
merah
hijau

121

122

Scotoma Centralis
Scotoma yang terdapat di dalam ruang yang gelap / di
waktu senja di bagian sentral. Hal ini disebabkan karena
di fovea sentralis tidak terdapat batang-batang yang
diperlukan untuk melihat di tempat yang gelap.
Duplicity Theory Max Schultze = Teori Penglihatan
Rangkap
retina vertebrata mengandung 2 macam reseptor 2
organ sensis

Pergerakan Mata
3 pasang otot mata :
- Rektus medialis dan lateralis ke arah nasal dan
temporal
- Rektus superior dan inferior ke arah atas dan bawah
- Oblikus superior dan inferior memutar bola mata
bola mata mengadakan gerakan ke semua jurusan,
dengan batas sebagai berikut :
ke kiri kanan : 100
ke atas 40
ke bawah 60

Inervasi secara timbal balik satu otot mata dari setiap


pasang otot mata akan berelaksasi ketika otot yang
lainnya berkontraksi

123

124

125

Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed

Hukum Donders

untuk gerakan bola mata di dalam bidang horizontal dan vertikal,


meridian horizontal dan vertikal retina tidak mengalami
perubahan
Pada setiap arah tatapan, mata selalu mengambil posisi yang
sama

Donders' law states that for any one


gaze direction, the eye always
assumes the same unique orientation
in 3 dimensions.
The orientation is always the same
irrespective of where the eye came
from.
For example the orientation of the eye
when looking up and right is the same
when the eye reached this position by
first rotating right and then up or first up
and then right.
This is a neural, not a mechanical,
constraint.

126

Listing's Law
Donders law menyebutkan bahwa orientasi mata ketika melihat
ke arah yang spesifik adalah selalu sama
Listing's law menspesifikasikan apakah orientasi itu

Note the axes (the bars


protruding from the eyes)
used to rotate from center
to various eccentric
positions.
Listing found that all these
axes are confined to a
common plane.
This plane is called
Listing's plane.

Hering's law
during conjugate eye movements each eye receives equal
innervation
Gerakan Fiksasi Mata
1. Mekanisme fiksasi volunter
menggerakkan mata secara volunter untuk
menemukan objek yang akan difiksasi.
Diatur oleh bagian kortikal yang kecil yang terletak
bilateral di regio premotor kortikal dari lobus frontalis
2. Mekanisme fiksasi involunter menahan mata secara
tetap pada objek
Diatur oleh area penglihatan sekunder korteks oksipital
terutama daerah Brodmann 19

127

EYE MOVEMENT
Types
1. Ductions - A duction is an eye movement involving only one eye.
2. Versions - Versions are eye movements involving both eyes in
which each eye moves in the same direction.
3. Vergences - Vergences are eye movements involving both eyes in
which each eye moves in opposite directions.

Fixational eye movement


(also known as fixational instability, retinal jitter) are small,
involuntary eye movements that occur during visual fixation.
There are three categories of fixational eye movements:
microsaccades, ocular drifts, and ocular microtremor. Fixational
eye movements were found in a number of species, including
humans, other primates, cats, rabbits, turtles, salamanders, owls,
etc.

128

Fixational eye movement


Tiga macam gerakan mata yang terjadi terus menerus namun
hampir tidak terasa :
1. Ocular microtremor
- frekuensi : 30-80 siklus / detik
- amplitudo : 150-2500nm
- ok. Kontraksi beruntun (successive contractions) motor unit
dari otot mata di batang otak
2. Ocular drifts
3. Microsaccades
Sudden Flicking Movement (ceklikan)
small, jerk-like, involuntary eye movements, similar to
miniature versions of voluntary saccades. They typically occur
during prolonged visual fixation (of at least several seconds),
not only in humans, but also in other animals, especially those
with foveal vision (primates, cats, etc.). Microsaccade
amplitudes vary from 2 to 120 arcminutes.
diatur oleh mekanisme fiksasi involunter
visual fixation area of the occipital cortex kolikuli superior
oculomotor nuclei motor nuclei otot mata

129

Gaze stabilizing mechanisms

Vestibulo-ocular reflex
a reflex eye movement that stabilizes images on the
retina during head movement by producing an eye
movement in the direction opposite to head movement,
thus preserving the image on the center of the visual
field. For example, when the head moves to the right, the
eyes move to the left, and vice versa. Since slight head
movements are present all the time, the VOR is very
important for stabilizing vision

The vestibulo-ocular reflex


A rotation of the head is detected, which triggers an inhibitory signal to the
extraocular muscles on one side and an excitatory signal to the muscles
on the other side. The result is a compensatory movement of the eyes.

130

Gaze stabilizing mechanisms

Optokinetic reflex

The optokinetic reflex allows the eye to follow objects in


motion when the head remains stationary (e.g. observing
individual telephone poles on the side of the road as one
travels by them in a car). The reflex develops at about 6
months of age

Horizontal optokinetic nystagmus

Physiologic nystagmus a form of involuntary eye


movement that is part of the vestibulo-ocular reflex
(VOR). It is characterized by alternating smooth pursuit
in one direction and saccadic movement in the other
direction.

131

Gaze shifting mechanisms

Saccadic movements
Pursuit movement
Vergence movement

Saccadic movements / Gerakan Saccadic / Opticokinetic


Movement
Gerakan mata untuk memfiksasi ke suatu titik pandang ketika
pandangan penglihatan (visual scene) bergerak
misal saat mengendarai mobil
Gerakan saccadic juga terjadi ketika mata berusaha
mengekstraksi informasi dari lapang pandangan
penglihatan (visual scene) yang tidak bergerak
misal membaca atau melihat lukisan

132

Pursuit Movement
Mata terfiksasi pada objek yang bergerak
Autonomic subconcious computational ability by cortical
mechanism

Vergence movement
simultaneous movement of both eyes in opposite
directions to obtain or maintain single binocular vision.
The two eyes converge to point to the same object
When a creature with binocular vision looks at an object,
the eyes must rotate around a vertical axis so that the
projection of the image is in the centre of the retina in both
eyes. To look at an object closer by, the eyes rotate
towards each other (convergence), while for an object
farther away they rotate away from each other
(divergence). When looking into the distance, the eyes
neither converge nor diverge.
Terkait dengan refleks akomodasi

133

Kolikuli superior memegang peranan penting pada


kemampuan fiksasi involunter. Gangguan fiksasi akan terjadi
apabila koliluli superior mengalami kerusakan
Kolikuli superior mempunyai peta topografi retina sama
seperti korteks penglihatan primer, namun dengan
akurasi yang lebih rendah & peta sensasi somatik dari
tubuh dan sinyal akustik dari telinga menggerakkan
mata, kepala dan tubuh ke arah sesuatu yang menarik
perhatian kita visual, auditori atau somatik

134

Penggabungan (fusion)
bayangan penglihatan
sari kedua mata oleh
korteks penglihatan

135

Stereopsis / Depth Perception


kedua mata berjarak 2 inchi bayangan pada kedua
retina tidak sama persis
semakin dekat suatu objek semakin besar derajad
perbedaanya (corresponding points)
Beberapa jaras serat yang berasal dari retina menuju ke
korteks penglihatan menyimpang 1-2 derajad pada setiap
sisi jaras sentral
jarak ditentukan oleh jaras mana yang tereksitasi

Keseimbangan Otot Mata


Orthophoria
A normal condition of balance of the ocular muscles of the
eyes in which their visual lines meet at the object toward
which they are directed.
Heterophoria Laten
gangguan pada keseimbangan otot mata yang tidak
nampak jelas dan baru diketahui setelah dilakukan
pemeriksaan selanjutnya. Hanya ada kecenderungan
(tendensi) terjadinya penyimpangan (deviasi pada sumbu
penglihatan)
dikompensasi oleh fusional vergence
Fusional vergence : the movement of both eyes that
enables the fusion of monocular images producing
binocular vision

136

Heterophoria Manifes
Heterophoria tidak dapat diatasi oleh Fusional vergence
Nampak jelas adanya kelainan pada keseimbangan otot
mata
Dapat mengarah ke strabismus :
Exotropic deviasi pada sumbu penglihatan ke arah luar
Esotropic deviasi pada sumbu penglihatan ke arah
dalam
Hypertropic deviasi pada sumbu penglihatan ke arah
atas
Hypotropic deviasi pada sumbu penglihatan ke arah
bawah

Strabismus (juling)
kurangnya fusi dari mata dalam satu atau lebih koordinasi
Strabismus kedua mata bergantian berfiksasi, atau satu mata selalu
digunakan dan mata yang lain ditekan dan tidak pernah digunakan untuk
tajam penglihatan (ketajaman penglihatan pada mata yang tertekan akan
menurun)

137

Persarafan Otonom Mata


Parasimpatik
Nukleus Edinger-Westphal n. III ganglion siliaris
n. Ciliaris breves
- m. Ciliaris yang mengontrol kemampuan fokus lensa
- m. sphincter pupillae untuk konstriksi pupil (miosis)
Simpatik
kornu intermediolateral dari T1 ganglion servikal
superior sepanjang a. karotis bersama arteri masuk
ke mata N. Ciliaris longus
- m. siliaris (kontrol lemah)
- serat radialis iris (midriasis)
- beberapa otot ekstraokular di sekeliling mata
- m. levator palpebrae, m. orbitalis, otot polos
pembuluh darah mata

138

Menurut Petit kerusakan pada simpatikus akan menimbulkan :


hiperemia conjunctiva
miosis
Menurut Claude Bernard perangsangan pada simpatikus
dapat menimbulkan :
midriasis
exophthalmos

Kolateral
penting untuk refleks pupil
Dari corpus geniculatum lateralis ada serat-serat yang menuju
ke regio tectalis. Sebagian dari serat-serat ini yang mulai di
regio tectalis menuju ke :
a. Inti (nucleus) N. III sebelah yang sama (ipsilateral)
b. Sebagian inti N. III sebelah yang lain (kontralateral)
N. III bersinaps di Ganglion Ciliaris, kemudian sebagai N.
Ciliaris breves berakhir di dalam bola mata dan
memberikan inervasi pada :
1. M. Ciliaris akomodasi
2. M. Sphincter pupillae miosis
Dengan adanya kolateral ini serat-serat yang mulai di
corpus geniculatum lateralis, melalui regio tectalis
diproyeksikan secara bilateral

139

Kontrol Akomodasi
- Ketika mata tiba-tiba mengubah jarak titik fiksasi, lensa
selalu merubah kekuatannya pada arah yang benar untuk
tercapainya fokus yang baru.
- Petunjuk-petunjuk lain yang membantu lensa mata
merubah kekuatannya pada arah yang benar :
Chromatic aberration
indeks bias cahaya bergelombang pendek (co. biru) lebih
besar daripada untuk cahaya bergelombang panjang (co.
merah)
cahaya merah difokuskan sedikit ke posterior bila
dibandingkan dengan cahaya biru, karena cahaya biru lebih
dibiaskan oleh mata. Mata dapat mendeteksi mana di antara
kedua cahaya ini yang lebih baik fokusnya dan meneruskan
informasinya ke mekanisme akomodasi
Semakin cembung lensa, semakin besar aberasi kromatik
Konvergensi mata ketika melihat benda dekat. Mekanisme
saraf untuk konvergensi menimbulkan sinyal simultan untuk
memperkuat lensa mata

Karena fovea terletak pada cekungan di retina kejelasan


fokus di bagian dalam fovea berbeda dengan bagian tepinya
Derajad akomodasi lensa mata ber-osilasi (bergetar) sedikit
sepanjang waktu dengan frekuensi sampai dengan 2 kali per
detik

- Mekanisme kontrol yang pasti dan jelas untuk akomodasi


masih belum jelas
- Daerah korteks yang mengontrol akomodasi terletak dekat
dan pararel dengan area yang mengontrol gerakan fiksasi
mata, dengan integrasi akhir sinyal penglihatan di daerah
Brodmann 18 dan 19, dan transmisi sinyal motorik ke m.
siliaris melalui area pre-tektal dalam batang otak ,
kemudian ke nukleus Edinger-Westphal

140

Chromatic Aberration

Kontrol Diameter Pupil


Parasimpatik merangsang m. sfingter pupil celah pupil
miosis
Simpatik merangsang serabut radialis iris dilatasi pupil
midriasis
Refleks Cahaya Pupil perubahan intensitas cahaya
menimbulkan penyempitan dan pelebaran pupil secara
refleks
pupil konstriksi apabila disinari cahaya
Binatang tingkat rendah pengaruh langsung pada iris
Cahaya n. opticus nuclei pretectal nukleus EdingerWestphal saraf parasimpatik konstriksi sfingter iris
Gelap refleks terinhibisi dilatasi pupil
pupil 1,5 mm 8 mm batas adaptasi terang dan
gelap yang dapat dipengaruhi oleh pupil adalah sekitar 30
sampai 1

141

a. Refleks Pupil yang Langsung = Direct Pupil Reflex


penyempitan pupil yang terjadi secara refleks pada
penyinaran mata
b. Refleks Pupil yang Tidak Langsung = Indirect =
Consensual Pupil Reflex
penyempitan pupil yang terjadi pada kedua mata
secara refleks, bila dilakukan penyinaran pada salah satu
mata

Pengaruh Berbagai Zat Terhadap Lebarnya Pupil


Dapat dibagi dalam 2 golongan :
a. Zat yang dapat melebarkan pupil = Midriatica
adrenalin (= dengan perangsangan simpatikus)
hematropin
scopolamin
b. Zat yang dapat mengecilkan pupil = Miotica
eserin (= physostigmin)
pilocarpin

142

mata memfiksasi objek dekat akomodasi lensa,


konvergensi mata, dan konstriksi pupil (reaksi pupil
terhadap akomodasi)
: Refleks Akomodasi = Near Reflex
pretektal inhibitory Nukleus Edinger-Westphal
sifilis sistem saraf pusat, alkoholisme, ensefalitis blok
pada daerah pretektal Nukleus Edinger-Westphal aktif
kronis konstriksi pupil
pupil tidak merespons cahaya, tetapi merespons
terhadap akomodasi Pupil Argyll Robertson

143

Gangguan saraf simpatis ke mata Sindrom Horner


gangguan saraf simpatis pada otot dilator pupil
konstriksi pupil
saraf simpatis otot polos sekeliling kelopak mata atas
kelopak mata atas terbuka
gangguan saraf simpatis kelopak mata atas jatuh
pembuluh darah pada sisi wajah dan kepala yang terkena
menjadi berdilatasi
proses berkeringat (membutuhkan persarafan simpatis)
pada sisi wajah dan kepala yang terkena

Entoptic phenomena
visual effects whose source is within the eye itself
Helmholtz's words: "Under suitable conditions light falling
on the eye may render visible certain objects within the
eye itself. These perceptions are called entoptical."
Specific aspects of the eye that produce these images are
unique to each individual
Yet, there is enough commonality between the main entoptic
phenomena that their physical origin is now wellunderstood :
Floaters or muscae volitantes are slowly drifting
transparent blobs of varying size and shape, which are
particularly noticeable when lying on the ground looking up
at the sky. They are caused by imperfections in the fluid of
the eye.

144

The blue field entoptic phenomenon


dengan menggunakan cahaya yang dapat diabsorpsi oleh
darah (mis. cahaya biru atau hijau) aliran darah di
dalam retina
bila satu mata ditutup dan dengan mata yang lain melihat
ke arah langit yang biru atau di depan mata itu
ditempatkan sepotong kaca biru titik-titik yang bergerak
di dalam arah tertentu (Abelsdorf & Nagel)
caused by white blood cells moving in the capillaries in
front of the retina.
Haidinger's brush is a very subtle yellow-and-blue pattern
that is seen when viewing a field of light that is polarized.

Floaters

Haidinger's brush

145

The Purkinje tree is an image of the retinal blood vessels


in one's own eye. It can be seen by shining a bright,
moving light like a penlight onto the sclera in a darkened
room. Normally the image of the retinal blood vessels is
invisible because of adaptation. The unusual angle casts
the image onto unadapted portions of the retina. Unless
the light moves, the image disappears within a second or
so. If the light is moved at about 1 Hz, adaptation is
defeated, and a clear image can be seen indefinitely. The
vascular figure is often seen by patients during an
ophthalmic examination when the doctor is using an
ophthalmoscope. In the process of aligning the instrument
so that the doctor can view the blood vessels through the
pupil, the light from the instrument often falls briefly on the
sclera, so that the patient gets a quick glimpse of the
vascular figure.
A phosphene is the perception of light without light
actually entering the eye, for instance caused by pressure
applied to the closed eyes.

Percobaan Fosfen Tekan


Bila pada satu mata dilakukan penekanan dengan ujung
jari secara perlahan-lahan di sebelah nasal bola mata,
maka akan terjadi sensasi berupa cahaya di sebelah
temporal bola mata (= proyeksi ekstern).
Tekanan mekanik menstimulasi sel-sel retina
Peristiwa ini disebut FOSFEN-TEKAN dan ini adalah
sesuai dengan hukum Johannes Mller : the nature of
perception is defined by the pathway over which the
sensory information is carried. Hence, the origin of the
sensation is not important.

146

Daftar Pustaka
Campbell & Reece, Biologi, Edisi kelima jilid tiga
Cameron, Fisika Tubuh Manusia, edisi 2
Diktat Faal, Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara
JF Gabriel, Fisika Kedokteran
Guyton & Hall, Textbook of Medical Physiology, 10th ed
Hole, Human Anatomy & Physiology, 10th ed
Nave & Nave, Physics for the Health Science, 3rd ed
Neil R. Carlson, Physiology of Behaviour, 9th ed
Sherwood, Human Physiology From Cells to Systems,
6th ed
Silverthorn, Human Physiology, 4th ed

147

You might also like