You are on page 1of 11

Online Jurnal of Natural Science, Vol.

2(3) : 9-19
Desember 2013

ISSN: 2338-0950

PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI UNTUK PRODUKSI BIOETANOL


MENGGUNAKAN SEL RAGI IMOBIL SECARA BERULANG
Novianti1, Mappiratu2, Musafira3*
1

Jurusan kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako


Lab. Penelitian Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
3
Lab. Kimia Fisik Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
2

ABSTRACT
Study about the Utilization of sawdust waste as a subtrat in Bioethanol production by using
repeated-immobilized yeast cells has been done. The aim of this research was to determine the
best ratio of sulfuric acid to sawdust and to determine the optimum hydrolysis time, its in order
to get the highest sugars content and alkohol content, and also to know the activity of the
immobilized yeast cell for in alkohol production by repeated-use of immobilized cell. It was
done by applying 9 levels of sulfuric acid (50%) ratio to sawdust (v/b) {i.e. 2 : 1 (A), 3 : 1 (B), 4
: 1 (C), 5 : 1 (D), 6 : 1 (E), 7 : 1 (F), 8 : 1 (G), 9 : 1 (H) and 10 : 1 (I)}, and 5 levels of hydrolysis
time (i.e. 0,5; 1; 1,5; 2; and 2,5) . The result showed that the best ratio of sulfuric acid to
sawdust was 5 : 1 (v/b), it could produce the sugars content for about 43,52%. While the best
hydrolysis time was 2 hours and it could gave 43,72% of sugars content, when the fermentation
proceses was done in 72 hours. The activity of immobilized yeast cell was decreased in repeatedused system, and there was no alcohol can produced in the fourth time of immobilized yeast cell
used.
Keywords: Bioethanol, sawdust, hydrolysis, cell immobilization.

ABSTRAK
Penelitian tentang Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Untuk Produksi Bioetanol Menggunakan
Sel Ragi Imobil Secara Berulang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
rasio asam sulfat terhadap serbuk gergaji dan waktu hidrolisis yang menghasilkan kadar gula
yang tinggi, serta mengetahui aktivitas sel ragi imobi terhadap kadar alkohol selama penggunaan
berulang. Pada pengaruh rasio asam sulfat 50% terhadap serbuk gergaji diterapkan sembilan
tingkatan masing-masing 2 : 1 (A), 3 : 1 (B), 4 : 1 (C), 5 : 1 (D), 6 : 1 (E), 7 : 1 (F), 8 : 1 (G), 9 :
1 (H) dan 10 : 1 (I) atas dasar volume per berat (v/b), sedangkan pengaruh waktu hidrolisis
diterapkan lima tingkatan masing-masing 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, 2 jam, dan 2,5 jam. Dari hasil
penelitian diperoleh rasio terbaik asam sulfat 50% terhadap serbuk gergaji adalah pada rasio 8 : 1
Coresponding Author : musafira77@yahoo.com
9

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

(v/b) menghasilkan kadar gula total sebesar 43,52%. Waktu hidrolisis terbaik adalah 2 jam,
menghasilkan kadar gula sebesar 43,72 %. Fermentasi gula hasil hidrolisis dilakukan pada suhu
ruang selama 72 jam. Sel ragi imobil dalam fermentasi alkohol menggunakan produk hidrolisis
asam sulfat mengalami penurunan aktivitas pada penggunaan berulang, dan pada penggunaan
yang keempat kali, tidak ditemukan adanya alkohol dalam arti hanya dapat digunakan selama
tiga kali pengulangan.
Kata Kunci : Bioetanol, serbuk gergaji, hidrolisis, immobilisasi sel.
gula menggunakan ragi Saccharomyces
I.

PENDAHULUAN
Seiring

cerevisiae atau Saccharomyces elipsoides

dengan

bertambahnya

(Richana, 2011).

penduduk dan pertumbuhan ekonomi di


Indonesia,

serta

menipisnya

Bioetanol selain dapat digunakan

cadangan

sebagai bahan bakar pengganti bensin, juga

minyak bumi, maka dicari energi alternatif

sebagai bahan baku industri turunan alkohol

untuk menunjang kebutuhan akan energi.


Salah

satunya

biomasa

dengan

menjadi

seperti untuk minuman beralkohol, bahan

mengkonversi

bioetanol.

dasar industri farmasi, dan bahan pelarut

Kekayaan

parfum. Etanol yang digunakan sebagai

Indonesia yang berlimpah akan sumber daya

bahan baku industri memiliki kemurnian

hayati termasuk mikroorganisme, sangat


memungkinkan

untuk

antara

pemanfaatan

99,5-100% (Nurdyastuti, 2005 dalam Ikbal,

secara optimal (Anindyawati, 2009).

diproduksi
menggunakan

dengan
bahan

etanol

cara
baku

minuman

99,5%, sebagai bahan pengganti bensin

yang sampai saat ini belum dikembangkan

adalah

campuran

beralkohol dan bahan industri farmasi 96-

biomasa/lignoselulosa menjadi bioetanol,

Bioetanol

90-96,5%,

2010).
yang

Salah satu limbah berlignoselulosa

fermentasi

yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

nabati.

baku membuat bioteanol adalah serbuk

Sedangkan etanol adalah ethyl alkohol

gergaji/kayu. Menurut Irawati dkk (2009),

(C2H5OH) adalah senyawa organik yang

serbuk kayu dapat dimanfaatkan sebagai

mengandung gugus hidroksil (OH) dengan

bahan baku etanol dengan cara hidrolisa,

rumus kimia CH3CH2OH. Etanol dapat

baik menggunakan asam maupun enzim,

dibuat dengan cara sintesis etilen atau bisa

sehingga

juga dengan fermentasi. Untuk bahan dari

polisakarida

hemiselulosa)

tanaman, produksi etanol melalui fermentasi


Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol
(Novianti et al.)
10

(selulosa

terdegradasi

dan

menjadi

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

monosakarida

yang

serbuk gergaji untuk memproduksi bioetanol

dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan

menggunakan sel ragi imobil. Dengan upaya

yeast. Sebagai bahan baku etanol, serbuk

tersebut, dua hal tertangani, yaitu akan

kayu memiliki keunggulan, yaitu potensinya

pemanfaatan limbah dan pemenuhi energi

berlimpah,

terbarukan dengan cara yang efisien.

bersaing

terutama

harganya
dengan

glukosa,

ISSN: 2338-0950

murah

dan

penggunaan

tidak

manusia

sebagai sumber bahan makanan.


Produk kayu jadi yang dihasilkan

II.

BAHAN DAN METODE

2.1

Waktu dan Tempat


Penelitian

Sulawesi Tengah rata-rata 245 ton per bulan.

ini

berlangsung

pada

akan

bulan Februari sampai bulan juni 2013.

menghasilkan serbuk gergaji sebanyak 36,75

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

ton. Jumlah ini cukup potensi untuk diolah

Penelitian Kimia Jurusan Kimia, Fakultas

menjadi suatu produk bernilai ekonomi

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(Mappiratu, 1993).

Universitas Tadulako.

Ini

berarti

setiap

bulannya

Fermentasi merupakan salah satu

2.2

upaya untuk mengubah senyawa karbohidrat


menjadi

etanol

mikroorganisme.
fermentasi

dengan
Selama

menggunakan

Alat yang digunakan adalah, baskom

bantuan
ini
cara

plastik, neraca analitik, ayakan 60 mesh,

proses

kertas

yang

laboratorium

substrat gula dalam gelas erlenmeyer yang


shaker

pada

pH

meter,

injector,

alat-alat gelas yang umum digunakan dalam

sel ragi (Saccharomyces cerevisiae) dengan

dalam

saring,

sakarometer, alkoholmeter, autoclaf, dan

konvensional, yaitu dengan mencampurkan

digoyang

Alat dan Bahan

kimia.

Bahan-bahan

yang

digunakan adalah limbah serbuk gergaji,

kondisi

asam sulfat, ragi roti, aquadest, alginat,

tertentu. Cara ini mempunyai kelemahan

kalsium klorida, dan natrium hidroksida.

karena pemisahan produk lebih sulit dan sel


2.3

ragi yang bercampur dengan produk sulit

Rancangan Penelitian
Penelitian

dipisahkan. Untuk mengatasinya dilakukan

ini

dirancang

dengan teknik imobilisasi sel (Sebayang,

menggunakan Rancangan Acak Lengkap

2006).

(RAL), dengan melihat faktor penentuan


rasio asam sulfat 50% terhadap serbuk

Berdasarkan latar belakang tersebut,

gergaji

perlu adanya upaya pemanfaatan limbah

dan

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol


(Novianti et al.)
11

waktu

hidrolisis

yang

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

menghasilkan kadar gula tertinggi. Dimana

terlebih dahulu ditambahkan dan direndam

untuk pengaruh rasio asam sulfat 50%

menggunakan asam sulfat 5% dan disaring,

terhadap limbah serbuk gergaji terdiri atas 9

sebelum dihidrolisis dengan asam sulfat

perlakuan,

50% sesuai perlakuan. Tahap selanjutnya

setiap

perlakuan

diulang

sebanyak tiga kali sehingga terdapat 27 unit

adalah

percobaan. Untuk pengaruh waktu hidrolisis

pengadukan pada suhu ruang selama 2 jam.

terdiri atas 5 perlakuan, setiap perlakuan

Parameter yang diamati adalah kadar gula

diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 15

dalam

unit percobaan.

dilakukan

2.4

Penentuan

dengan

dengan

kadar

gula

mengunakan

alat

terbaik dari perlakuan ini akan digunakan

2.4.1 Proses Persiapan Bahan Baku


awal

filtrat.

hidrolisis

pengukur kadar gula (sakarometer). Hasil

Prosedur Penelitian

Perlakuan

dilakukan

terhadap

untuk perlakuan lebih lanjut.

serbuk
b.

gergaji meliputi pencucian, pengeringan,


dan pengayakan. Pencucian dilakukan untuk

Pengaruh Waktu Hidrolisis


Perlakuan pengaruh waktu hidrolisis

menghilangkan bahan-bahan yang terikut

terhadap

dalam

tanah,

tingkatan waktu hidrolisis masing-masing

cangkang dan kotoran lain. Pengeringan

0,5 jam (A), 1 jam (B), 1,5 (C), 2 jam (D),

dilakukan dibawah sinar matahari, sampai

dan 2,5 jam (E).Rasio asam sulfat 50%

bahan kering. Pengeringan dilakukan untuk

terhadap serbuk gergaji (rasio asam sulfat

menurunkan kadar air.

50% / serbuk gergaji) yang digunakan

serbuk

gergaji

seperti

gula

digunakan

lima

diambil dari rasio asam sulfat 50% / serbuk

2.4.2 Tahap Produksi Gula


a.

kadar

gergaji

yang

terseleksi

dari

tahap

Pengaruh Rasio Asam Sulfat 50%

sebelumnya. Tahap ini dilakukan pada suhu

Terhadap Limbah Serbuk Gergaji

ruang. Setiap perlakuan diulang sebanyak

Perlakuan pengaruh rasio asam sulfat

tiga kali, sehingga terdapat lima belas unit

50% terhadap serbuk gergaji digunakan

percobaan. Parameter yang diamati adalah

sembilan tingkatan rasio yang terdiri atas 2:1

kadar gula dalam filtrat. Penentuan kadar

(A), 3:1 (B), 4:1 (C), 5:1 (D), 6:1 (E), 7:1

gula dilakukan dengan menggunakan alat

(F), 8:1 (G), 9:1 (H) dan 10:1 (I) atas dasar

pengukur kadar gula (sakarometer). Hasil

volume/berat (v/b). Serbuk gergaji halus


Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol
(Novianti et al.)
12

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

terbaik dari perlakuan ini akan digunakan

b.

untuk perlakuan lebih lanjut.

Uji Aktivitas Sel Ragi Imobil


Perlakuan

ini

bertujuan

untuk

Setelah dilakukan proses hidrolisis

mengetahui aktivitas sel ragi imobil yang

menggunakan asam kuat, selanjutnya akan

telah dibuat pada tahap sebelumnya. Uji

dilakukan proses netralisasi menggunakan

aktivitas sel ragi imobil dilakukan dengan

natrium hidroksida untuk menjaga pH antara

cara penggunaan berulang sel imobil dalam

pH 4,5 dan pH 5. Selanjutnya, larutan hasil

proses fermentasi alkohol. Rasio cairan

netralisasi ditambahkan CaCl2 1M untuk

(substrat)

terhadap sel ragi imobil yang

menghilangkan sisa sulfat yang ada pada

digunakan

adalah

larutan.

volume/berat (v/b). Waktu inkubasi yang

diamati

Imobilisasi Sel
Sel

yang

atas

dasar

digunakan adalah 72 jam. Parameter yang

2.4.3 Tahap Produksi Alkohol


a.

adalah

kadar

alkohol

dalam

medium. Penentuan kadar alkohol dilakukan


digunakan

dalam

dengan menggunakan alkohol meter.

imobilisasi adalah sel khamir Sacharomises


cereviceae (ragi roti), sedangkan bahan

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

pengimobilsasi digunakan larutan alginate

3.1

Kadar Gula pada Berbagai Rasio

2%. Natrium alginate 2 % dibuat dengan

Asam Sulfat 50% Terhadap

cara, natrium alginat 2 g ditambahkan 100

Serbuk Gergaji

ml akuades dan dipanaskan hingga alginat

Proses hidrolisis untuk mengasilkan

larut. Campuran ditutup dengan kapas dan

kadar

disterilkan selama 15 menit. Larutan alginat

perendaman serbuk gergaji dengan asam

yang telah dingin, dicampur dengan suspensi

sulfat encer 5% kemudian dilanjutkan

ragi roti (10 g ragi ditambahkan akuades 30

dengan hidrolisis menggunakan asam sulfat

ml, diaduk hingga membentuk larutan

50% dengan sembilan tingkatan ratio.

suspensi). Campuran dimasukkan ke dalam

gula

tertinggi

diawali

dengan

Untuk mengetahui rasio asam sulfat

injektor, kemudian diteteskan ke dalam

50%

larutan kalsium klorida 1M sambil diaduk.

menghasilkan kadar gula

Setelah

untuk

diterapkan sembilan tingkatan rasio. Hasil

fermentasi

yang diperoleh (Gambar 1) menunjukkan

itu

digunakan

imobil
pada

telah
proses

siap

(Mappiratu dkk, 1993).

terhadap

serbuk

gergaji

yang

yang tinggi,

kadar gula tertinggi (43,52 %) ditemukan

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol


(Novianti et al.)
13

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

pada rasio asam sulfat 50% terhadap serbuk

Kadar gula menurun dari 5 % menjadi 4%

gergaji 8 : 1 (v/b), dan kadar dan kadar gula

pada peningkatan konsentrasi asam sulfat

terendah

pada

dari 20% menjadi 30% pada suhu reaksi

penggunaan rasio asam sulfat 50% terhadap

100C dengan perbadingan 10:1 (v/b) dan

serbuk gergaji 2 : 1 (v/b).

waktu reaksi selama 4 jam.

(28,33%)

terdapat

Adanya kecenderungan penurunan


kadar gula pada penggunaan rasio asam
sulfat 50%/serbuk gergaji di atas 8:1 (v/b)
diduga disebabkan karena adanya perubahan
gula

glukosa

yang

terbentuk

menjadi

senyawa turunannya (bentuk siklik) karena


Gambar 1

dehidrasi (Ashadi, 1988 dalam Syam dkk,

Kadar gula pada berbagai rasio asam


sulfat 50 % terhadap serbuk gergaji.

2009).

Pada Gambar 1 memperlihatkan

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan

perubahan kadar yang meningkat dengan

rasio asam sulfat 50% terhadap serbuk

meningkatnya

50%

gergaji berpengaruh sangat nyata terhadap

terhadap serbuk gergaji hingga rasio 8 : 1

kadar gula yang dihasilkan. Hasil analisis

(v/b). Hal ini sesuai dengan teori yang

lanjut menggunakan uji BNJ pada taraf 5%

dikemukakan oleh Saha dkk, (2005) dalam

memberikan keterangan kadar gula hasil

Fatmawati dkk, (2008), semakin besar

hidrolisis asam sulfat 50% terhadap serbuk

konsentrasi

proses

gergaji tidak berbeda pada penggunaan rasio

pelarutan semakin cepat, sehingga fasa

8 : 1 dengan rasio 9 : 1 dan 10 : 1 (v/b).

menjadi lebih homogen dan reaksipun

Dengan demikian kadar gula hasil hidrolisis

berlangsung lebih cepat. Pada rasio di atas

asam sulfat 50 % terhadap serbuk gergaji

8:1 (v/b), kadar gula cenderung mengalami

mencapai maksimum pada penggunaan rasio

penurunan, sehingga pola perubahan kadar

8 : 1 (v/b).

gula terhadap rasio asam sulfat 50%/serbuk

3.2

rasio

asam

asam

sulfat

sulfat

maka

Kadar Gula pada Berbagai Waktu

gergaji cenderung mengikuti garis kurva

Hidrolisis

parabola. Hal yang sama ditemukan oleh

Selain suhu dan konsentrasi asam

Siswati dkk, (2010) ada penggunaan asam

sulfat, waktu

sulfat dengan konsentrasi 10, 20, 30 %.


Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol
(Novianti et al.)
14

reaksi juga berpengaruh

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

terhadap kadar gula dalam produk hidrolisis


(Gusmawarni dkk, 2011). Untuk mengetahui
Kadar gula (%)

pengaruh waktu hidrolisis serbuk gergaji


dengan asam sulfat 50% terhadap kadar gula
yang dihasilkan, diterapkan lima tingkatan
waktu hidrolisis. Hasil yang diperoleh

terus

mengalami

0.5

1.5

2.5

Waktu hidrolisis (jam)

Gambar 2 Kadar gula dalam produk hidrolisis pada


berbagai waktu reaksi

(Gambar 2 ) menunjukkan bahwa hasil


hidrolisis

39.16 41.46 43.72 42.41


60 36.73
40
20

peningkatan
Gusmawarni

seiring dengan penambahan waktu hidrolisis

dkk,

(2010)

dari 0,5 jam hingga 2 jam. Dengan adanya

menemukan hal yang sama dengan temuan

penambahan

maka

dalam penelitian ini. Peningkatan waktu

yang

reaksi dari 10 menit hingga 90 menit dengan

reaktan

selang waktu 10 menit menghasilkan kadar

menjadi produk akan semakin sering terjadi

gula tertinggi (13,08 %) pada waktu reaksi

(Anugrahini

juga

80 menit, dan menurun menjadi 10,04 %

menunjukkan kadar gula dalam produk

pada waktu reaksi 90 menit. Menurut

hidrolisis

Gusmawarni

terjadinya

waktu
kontak

mengakibatkan

hidrolisis

atara

rekatan

konversi

dkk,

dari

2013).

cenderung

Hasil

menurun

pada

dkk

tetap

(2010),

harusnya

Pada penggunaan waktu hidrolisis 2 jam

maksimum pada waktu reaksi tertentu.

dihasilkan gula dengan kadar 43,72%,

Adanya kecenderungan penurunan kadar

sedangkan pada waktu hidrolisis 2,5 jam

gula, diduga disebabkan karena adanya

dihasilkan gula dengan kadar 42,41%. Nilai

perubahan gula glukosa yang terbentuk

tersebut relatif sama pada penggunaan rasio

menjadi senyawa turunannya (bentuk siklik)

asam sulfat 50 % terhadap serbuk gergaji

karena dehidrasi (Ashadi, 1988 dalam Syam

8:1 (v/b), yakni 43,53% dengan waktu

et al., 2009).
Hasil
menunjukkan
gergaji

analisis
waktu

dengan

arti

gula

penggunaan waktu hidrolisis di atas 2 Jam.

hidrolisis 2 jam.

dalam

kadar

mencapai

sidik
hidrolisis

asam

sulfat

ragam
serbuk
50%

berpengaruh sangat nyata terhadap kadar


gula yang dihasilkan. Hasil analisis lanjut
menggunakan uji BNJ pada taraf 5%
Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol
(Novianti et al.)
15

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

memberikan keterangan kadar gula hasil

sehingga terbentuknya etanol adalah 72 jam.

hidrolisis asam sulfat 50% terhadap serbuk

Pada penggunaan pertama menghasilkan

gergaji tidak berbeda pada penggunaan

alkohol

waktu hidrolisis 2 jam dan 2,5 jam. Dengan

menurun menjadi 5%, 1% dan 0% pada

demikian kadar gula hasil hidrolisis asam

penggunaan berulang berturut-turut 2 kali, 3

sulfat

gergaji

kali dan 4 kali. Berdasarkan hal itu, maka

pada penggunaan

ragi imobil hanya dapat digunakan dua kali

50%

mencapai

terhadap

maksimum

serbuk

waktu hidrolisis sekitar 2 jam.


Kadar Alkohol Pada Penggunaan
Berulang

Sel

Sacharomyces

cereviceae Imobil
Salah satu keuntungan dari proses

dapat

berlangsung

7%,

kemudian

8
6
4
2
0
1

fermentasi menggunakan sel imobil adalah


fermentasi

kadar

saja.

Kadar etanol (%)

3.3

dengan

Penggunaan berulang sel ragi imobil

secara

bersinambung dan fermentasi yang tidak

Gambar 3

bersinambung, sel imobil dapat digunakan

Pengaruh penggunaan berulang sel ragi


imobil terhadap kadar etanol

secara berulang (Taherzadeh dan Karimi,


2008; Cheetham dalam Mappiratu dkk,

Penurunan kadar etanol dari setiap

1993). Berdasarkan hal itu, maka produksi

penggunaan

alkohol ecara fermentasi dari hasil hidrolisis

berkurangnya aktivitas sel ragi amobil. Putra

serbuk gergaji dilakukan menggunakan sel

Asga

ragi imobil. Sel ragi diimobilisasi dengan

mengungkapkan bahwa aspek efektivitas sel

alginate,

untuk

imobil jika digunakan dalam fermentasi

produksi alkohol secara berulang dalam arti

secara berulang dengan cara menggunakan

setelah fermentasi berlangsung, sel ragi

sel imobil yang sama untuk beberapa kali

imobil digunakan kembali.

fermentasi. Hasil yang diperoleh bahwa

kemudian

digunakan

Hasil pengukuran kadar etanol pada

kadar

berulang

(2006)

etanol

dalam

setelah

menunjukkan

Ikbal

(2010),

beberapa

kali

penggunaan berulang sel ragi imobil dalam

fermentasi

gambar 3 menunjukkan kadar alkohol

Terjadinya

menurun dengan meningkatnya penggunaan

disebabkan oleh terjadinya kerusakan dan

mengalami
penurunan

ulang. Waktu fermentasi yang dibutuhkan


Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol
(Novianti et al.)
16

penurunan.
kadar

etanol

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

pelepasan pada sebagian kecil sel akibat

(v/b), namun tidak berbeda dengan

pengaruh mekanik.

rasio 9:1 dan 10:1 (v/b).

Hasil

yang

diperoleh

dalam

2.

Waktu

reaksi

penelitian ini berbeda dengan hasil yang di

nyata

terhadap

kemukakan oleh Mappiratu dkk, (1993)

dihasilkan. Waktu hidrolisis yang

yang menyatakan bahwa fermentasi yang

menghasilkan kadar gula tertinggi

menghasilkan alkohol tertinggi sebesar 8,3%

ditemukan pada waktu reaksi 2 jam,

dengan waktu inkubasi 5 jam. Hasil

namun tidak berbeda dengan waktu

penelitian ini juga berbeda dengan hasil

hidrolisis 2,5 jam.

yang di kemukaan oleh Gani (2011), yang


menyatakan

bahwa

hasil

penggunaan

Ca-alginat

3.

menunjukkan

sebagai

berpengaruh
kadar

sangat

gula

yang

Sel ragi imobil hanya dapat digunakan


dua kali penggunaan ulang untuk

bahan

bahan hasil hidrolisis dengan asam

pengamobil ragi roti cukup baik digunakan

sulfat 50%.

selama 10 kali pengambilan ulang. Hal ini


DAFTAR PUSTAKA

mungkin disebabkan karena masih terdapat


asam

sulfat

yang

tidak

Anindyawati, T. 2009. Prospek Enzim dan

sepenuhnya

Limbah Lignoselulosa Untuk Produksi

terendapkan, mengingat konsentrasi asam

Bioetanol.

sulfat yang digunakan cukup tinggi yaitu

Anugrahini, S.F. Agung, Ismuyanto, B., dan

pada sebagian kecil gel yang mengikat sel

Idahyanti, E. 2013. Kinetika Reaksi

amobil dan menghambat aktivitas sel ragi


dalam

Berdasarkan

proses

hasil

Hidrolisis Pati Biji Durian (Durio

fermentasi.

penelitian

zibethinua Murr.) Menjadi Glukosa

dapat

dengan Variasi Temperatur dan

disimpulkan sebagai berikut :


1.

Ratio asam sulfat 50%

Waktu.

terhadap

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2,

limbah serbuk gergaji berpengaruh

No. 1, pp. 344-351.

sangat nyata terhadap kadar gula hasil


hidrolisis.

Kadar

gula

Penelitian

Bioteknologi LIPI. Cibinong.

50%. Sehingga mengakibatkan kerusakan

imobil

Pusat

Fatmawati, A., Soesono, N., Chiptadi, N.,

tertinggi

dan Natalia, S. 2008. Hidrolisis

ditemukan pada penggunaan rasio

Batang Padi dengan Menggunakan

asam sulfat 50%/serbuk gergaji 8:1

Asam Sulfat Encer. Jurnal Teknik

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol


(Novianti et al.)
17

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

Kimia, Vol. 3, No. 1, September 2008.

Mappiratu. 2012. Buku Ajar Imobilisasi

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Enzim dan Sel. Jurusan Kimia

Universitas Surabaya. Surabaya.

Universitas Tadulako. Palu.

Gani, AS. 2011. Kajian Penggunaan Ulang

Mappiratu, Alam, N., dan Muhardi.

Ragi Roti Amobil Dalam Bioreaktor

1993.Alkohol dan Obat Nyamuk Koil

Fermentasi Sistem Batch

dari Limbah Serbuk Gergaji.

Menggunakan Substrat Gula Pasir.

Universitas Tadulako. Palu.

Skripsi Kimia FMIPA Universitas

Richana, N. 2011. Bioetanol: Bahan Baku,

Tadulako. Palu.

Teknologi, Produksi dan Pegendalian

Gusmawarni, S.R., Budi, M.S.P., Sediawan,

Mutu. Nuansa Cendekia. Bandung.

W.B., dan Hidayat, M., 2010.

Richana N. dan Suarni. 2010. Teknologi

Pengaruh Perbandingan Berat

Pengolahan Jagung. Balai Besar

Padatan dan Waktu Reaksi Terhadap

Penelitian dan Pengembangan

Gula Pereduksi Terbentuk pada

Pascapanen. Bogor.

Hidrolisis Bonggol Pisang. Jurnal

Sebayang, F. 2006. Pembuatan Etanol dari

Teknik Kimia Indonesia Vol. 9 No. 3

Molase Secara Fermentasi

Desember 2010, 77-82. Grup Riset

Menggunakan Sel Saccharomyces

Energi Biofuel, STTNAS dan Jurusan

cerevisiae yang Terimobilisasi pada

Teknik Kimia Fakultas Teknik

Kalsium Alginat. Jurnal Teknologi

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Proses 5(2) Juli 2006: 68-74.

Ikbal, M. 2010. Produksi Bioetanol dari

Departemen Kimia FMIPA

Jerami Padi (Oryza sativa) Secara

Universitas Sumatera Utara. Medan

Fermentasi Menggunakan Inokulum

Siswati, N.D., Yatim, M., dan Hidayanto, R.

Ragi Roti Amobil. Sripsi Kimia

2010. Bioetanol dari Limbah Kulit

FMIPA Universitas Tadulako. Palu.

Kopi dengan Proses Fermentasi.

Irawati, D., Wulan, C., dan Ayu, D. 2009.

Jurusan Teknik Kimia Fakultas

Biodelignifikasi Limbah Kayu Sengon

Teknologi Industri UPN Veteran

Oleh Tiga Jenis Jamur Konsumsi.

Jawa Timur. Surabaya.

Jurusan Teknologi Hasil Hutan

Syam, L.K., Farikha, J., dan Fitriana, D.N.

Fakultas Kehutanan UGM.

2009. Pemanfaatan Limbah Pod

Yogyakarta.

Kakao untuk Menghasilkan Etanol

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol


(Novianti et al.)
18

Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2(3) : 9-19


Desember 2013

ISSN: 2338-0950

Sebagai Sumber Energi Terbarukan.


PKM-GT. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji untuk Produksi Bioetanol


(Novianti et al.)
19

You might also like