You are on page 1of 27

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT PERILAKU WAJIB PAJAK UNTUK


MENGGUNAKAN E-FILLING
(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Kota Semarang)

Winna Titis Sugihanti


Dosen Pembimbing: Dra. Hj. Zulaikha, Msi., Akt.
UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRACT
This research aims was to investigate the factors that influenced the
behavioral intention taxpayers for using e-filling, particularly in Semarang. The
variables which are used in this research is dependent variabel that is behavioral
intention for the e-filling usage while independent variables is performance
expectancy, effort expectancy, complexity, voluntariness, experience, security and
privacy, speed.
Data used in this researchis primary data by using questionaire.
Respondent is the Corporate Taxpayers who use e-filling in Semarang. Sample
collection methods used in this research was convenience sampling. Data analysis
in this research uses the Technology Acceptance Models (TAM) that combined
with Unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) with SPSS
program.
The result of this research are as follows: (1) performance expectancy
significantly positive influence to behavioral intention for the e-filling usage, (2)
effort expectancy significantly positive influence to behavioral intention for the
e-filling usage, (3) Complexity did not significantly positive influence to
behavioral intention for the e-filling usage, (4) Voluntariness significantly positive
influence to behavioral intention for the e-filling usage, (5) The experience did not
significantly positive against the interests of E-filling behavior, (6) Security and
Privacy did not significantly positive influence to behavioral intention for the efilling usage, (7) Speed did not significantly positive influence to behavioral
intention for the e-filling usage.
Keyword: Technology Acceptance Models (TAM), Unified theory of acceptance
and use of technology (UTAUT), e-filling, performance expectancy, effort
expectancy, complexity, voluntariness, experience, security and privacy, speed

I. PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi telah

mengalami kemajuan, termasuk di dalamnya perkembangan pada teknologi


kearsipan (Dewi, 2009). Kemajuan teknologi dalam teknologi kearsipan yaitu
dengan adanya inovasi baru pada proses pengarsipan yaitu arsip elektronik.
Menurut Pratama (2008), arsip elektronik tentu saja lebih bersifat praktis dan
memiliki tingkat risiko yang lebih kecil. Teknologi kearsipan yang lebih canggih
yaitu arsip elektronik telah digunakan oleh berbagai instansi-instansi dan juga
pelaku bisnis.
Di bidang perpajakan khususnya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
telah diimplementasikan arsip elektronik. Arsip elektronik merupakan suatu
pembaharuan dalam sistem perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Berbagai terobosan yang terkait dengan aplikasi Teknologi Informatika
dalam kegiatan perpajakan pun terus dilakukan guna memudahkan, meningkatkan
serta mengoptimalisasikan pelayanan kepada Wajib Pajak (Novarina, 2005).
Menjawab dan menyikapi meningkatnya kebutuhan komunitas Wajib Pajak
yang tersebar di seluruh Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin
baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk
mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas, maka
Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 (BN No. 7069 hal. 4B) tentang
Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik (Novarina, 2005). Pada
tanggal 24 Januari 2005 bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik
Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan produk eFilling atau Electronic Filing System yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak
dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (e-Filling) yang dilakukan
melalui sistem on-line yang real time.
Menurut Novarina (2005), layanan e-filling bertujuan untuk menyediakan
fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada wajib pajak,

sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukannya dari rumah atau
tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukannya dari lokasi
kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat membantu memangkas biaya dan waktu
yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan
melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu (Dewi, 2009).
Venkatesh dan Moris (2000) melakukan penelitian untuk melihat perbedaan
gender terhadap faktor sosial dan peran mereka dalam penerimaan teknologi dan
perilaku pemakai dengan technology acceptance model (TAM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minat pemanfaatan sistem informasi dan kondisi yang
memfasilitasi pemakai berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi.
Penelitian selanjutnya oleh Venkatesh et al., (2003) yang mereview dan
menggabungkan beberapa model penerimaan SI. Hasil dari penelitian ini adalah
ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan faktor sosial mempunyai pengaruh
terhadap minat pemanfaatan SI sedangkan minat pemanfaatan SI dan kondisi yang
memfasilitasi pemakai berpengaruh terhadap penggunaan SI.
Pikkarainen, et al. (2004) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan Sistem online banking oleh pelanggan pada perusahaan perbankan di
Finlandia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perceived usefulness,
perceived ease to use, perceived enjoyment, security dan privacy, memiliki
pengaruh terhadap penerimaan system.
Penelitian yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para Wajib Pajak yang
telah mencoba atau menggunakan e-filling di Indonesia menunjukkan hasil bahwa
tidak signifikannya pengaruh minat perilaku terhadap penggunaan senyatanya,
kerumitan

mempunyai

pengaruh

yang

signifikan

terhadap

penggunaan

senyatanya. Selain itu kerumitan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


penggunaan senyatanya, demikian pula jenis kelamin juga mempunyai pengaruh
signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan.

1.2.

Rumusan Masalah
Berbagai terobosan yang terkait dengan aplikasi Teknologi Informatika

dalam kegiatan perpajakan pun terus dilakukan guna memudahkan, meningkatkan

serta mengoptimalisasikan pelayanan kepada Wajib Pajak. Beberapa penelitian


terdahulu menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
kesuksesan teknologi informasi yang diterapkan. Hal tersebut terkait dengan
penelitian ini yang juga menganalisis kesuksesan teknologi informasi yang
dibentuk oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) yaitu e-filling. Penelitian ini
dilakukan untuk memverifikasi kesuksesan sistem e-filling yang digunakan oleh
Wajib Pajak Badan. Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha,
kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, keamanan dan kerahasiaan , kecepatan
berpengaruh terhadap Minat Perilaku Penggunaan e-filling ?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara ekspektasi kinerja,
ekspektasi usaha, kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, keamanan dan
kerahasiaan, kecepatan dengan minat perilaku penggunaan e-filling.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan umpan balik untuk meningkatkan pelayanan bagian sistem
informasi dan pemeliharaan sistem informasi yang bersangkutan.
2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi
penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filling.
3. Bagi Application Service Provider (ASP), penelitian ini dapat memberikan
kontribusi praktis untuk mengembangkan aplikasi e-filling selanjutnya.

II.

2.1

TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Penerimaan e-filling oleh Wajib Pajak


Model Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh

David F.D (1989) merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan
dalam penelitian Sistem Informasi (SI) karena model ini lebih sederhana, dan
mudah diterapkan. Model TAM sebenarnya diadopsi dari model The Theory of
Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan
oleh Fishbe dan Ajzen (1975) dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi
seseorang terhadap suatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut.
Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan model khusus yang telah
terbukti berhasil untuk memprediksi dan menjelaskan tentang perilaku seseorang
dalam memanfaatkan suatu tenologi dengan beragam bidang (Pratama, 2008).
Teori ini membuat model prilaku seorang sebagai suatu fungsi dari tujuan
perilaku.Tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut. Dalam hal
kaitannya dengan e-filling, Perilaku penerimaan pengguna untuk menggunakan efilling ditentukan oleh minat dan minat itu sendiri dibentuk dari sikap dan norma
subjektif. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), teori tindakan beralasan
menjelaskan tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku
diasumsikan ditentukan oleh minat. Pada tahap berikutnya minat dapat dijelaskan
dalam bentuk sikap terhadap perilaku dan norma-norma subyektif. Tahap ketiga
mempertimbangkan sikap dan norma subyektif dalam bentuk kepercayaankepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang ekspektasiekspektasinormatif dari orang yang direferensi (referent) yang relevan. Secara
keseluruhan,

berarti

perilaku

seseorang

dapat

dijelaskan

dengan

mempertimbangkan kepercayaan-kepercayaannya. Theory of Reasoned Action


(TRA) merupakan model khusus yang telah terbukti berhasil untuk memprediksi
dan menjelaskan tentang perilaku seseorang dalam memanfaatkan suatu tenologi
dengan beragam bidang (Pratama, 2008).

UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang


dikembangkan oleh Venkatesh, dkk. Model ini disusun berdasarkan teori-teori
dasar mengenai perilaku pengguna teknologi dan model penerimaan teknologi.
UTAUT menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan
teknologi terkemuka menjadi satu teori yaitu TRA, TAM, TPB, Motivational
Model, Model Pemanfaatan Personal Computer, Teori Difusi Inovasi, dan SCT.
Model ini terdiri dari empat variabel sebagai determinant terhadap tujuan dan
penggunaan teknologi informasi, yaitu (1) ekspektasi kinerja, (2) ekspektasi
usaha, (3) pengaruh sosial, dan (4) kondisi pendukung, dan empat variabel sebagai
moderator (moderating variables) antar determinan dengan tujuan dan
penggunaan teknologi informasi, yaitu (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) pengalaman,
dan (4) voluntariness (wajib atau tidaknya menggunakan sistem informasi dalam
pekerjaan).

2.2

Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
1

Peneliti
Venkatesh dan
Moris (2000)

Variabel Penelitian
1. Independen:
a. Ekspetasi
Kinerja
b. Ekspetasi
Usaha
c. Faktor Sosial
d. Kondisi yang
memfasilitasi
pemakai
2. Dependen:
a. Minat
Pemakaian SI
b. Penggunaan SI

Hasil penelitian
1. Ekspetasi kinerja,
Ekspetasi Usaha,
Faktor Sosial
berpengaruh
signifikan positif
terhadap minat
pemakaian SI.
2. Minat pemakaian SI
dan kondisi yang
memfasilitasi
pemakai berpengaruh
signifikan positif
terhadap penggunaan
SI.

Venkatesh et al.
(2003)

1. Independen:
a. Ekspektasi
Kinerja
b. Ekspektasi
Usaha
c. Faktor Sosial
d. Kondisi yang
memfasilitasi
2. intervening:
Minat
pemanfaatan SI
2

Dependen:
Penggunaan SI
Amroso&Gardner( 1. Independen:
(2004)
a. Variabel
Internal
1. Perceived
usefulness
2. Perceived
ease to use
3. Attitude
toward
using
4. Behavioral
intention to
use
b. Variabel
Eksternal
1. Gender
2. Experience
3. Complexity
4.Voluntarine
s
2. Dependen
a. Penggunaan
system

1. Ekspektasi Kinerja,
Ekspektasi Usaha,
Faktor Sosial dan
kondisi yang
memfasilitasi
berpengaruh
signifikan pada
minat pemanfaatan
SI
2. Minat pemanfaatan
SI berpengaruh
signifikan terhadap
Penggunaan SI
1. Experience
berpengaruh
signifikan positif
terhadap perceived
usefulness dan
behavioral intention
2. Voluntariness
berpengaruh
signifikan positif
terhadap behavioral
intention
penggunaan internet
3. Complexity
berpengaruh
signifikan terhadap
penggunaan sistem
4. Gender berperan atau
berpengaruh
terhadap
penggunaan system

Poon, et al.
(2008)

1. Independen:
a. Kenyamanan
b. Aksesibilitas
c.Ketersediaan
fitur
d. Manajemen
dan citra bank
e. Keamanan
f. Kerahasiaan
g. desain
h. Isi
i. Kecepatan
j. Biaya bank
2. Dependen:
Penggunaanonline
banking

1. Kenyamanan,
aksesibilitas,
ketersediaan fitur,
manajemen dan citra
bank, keamanan,
kerahasiaan, isi,
kecepatan, biaya
bank berpengaruh
signifikan positif
terhadap tingkat
penggunaan ebanking
2. Desain tidak ber
pengaruh terhadap
penggunaan ebanknig

Wiyono
(2008)

1. Independen:
a. Persepsi kegunaan
b.Persepsikemudaha
n penggunaan
c.Sikap
menggunakan
e-filling
d. Kompleksitas
e. Kesukarelaan
f. Pengalaman
g. Jenis kelamin
2. Moderating:
a.Minat
penggunaan efilling
3. Dependen:
a. Penggunaan
senyatanya

Hubungan antar
konstruk TAM
berpengaruh signifikan
terhadap penggunaan
senyatanya kecuali minat
perilaku sedangkan dari
konstruk eksternal TAM
hanya signifikan pada
hubungan kerumitan
pada penggunaan
senyatanya serta jenis
kelamin terhadap
persepsi kemudahan

2.3

Perumusan Hipotesis
Ekspektasi kinerja diyakini bahwa seorang individu akan menggunakan SI

apabila sistem tersebut dapat membantunya untuk meningkatkan kinerja


(Handayani, 2007).Ekspektasi kinerja (performance expectancy) sebagai tingkat
dimana seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan
membantu dalam meningkatkan kinerjanya (Venkatesh, 2003). Penelitian Davis
(1989) menyatakan bahwa perceived usefulness mempunyai hubungan yang lebih
kuat dan konsisten dengan sistem informasi. Venkatesh dan Davis (2000) yang
juga menunjukkan hasil bahwa perceived usefulness merupakan faktor penentu
yang signifikan terhadap kemauan individu untuk menggunakan sistem.
Ekspektasi kinerja juga dinyatakan sebagai prediktor yang kuat dari minat
pemanfaatan SI dalam setting sukarela maupun wajib (Venkatesh et al. 2003).
Oleh karena itu, untuk hipotesis pertama dinyatakan
sebagai berikut :
H1 : Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy) berpengaruh
positif

terhadap

Minat

Perilaku

Penggunaan

E-filling

(Behavioral Intention for the E-filling Usage)

Venkatesh et al., (2003) mendeskripsikan bahwa ekspektasi usaha (effort


expectancy) merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat
mengurangi upaya baik tenaga maupun waktu individu dalam melakukan
pekerjaannya. penelitian Venkatesh dan Davis (2000) mengutarakan bahwa
kemudahan penggunaan sistem informasi akan menimbulkan perasaan dalam diri
seseorang bahwa dengan menggunakan sistem tersebut akan memiliki kegunaan
dan terciptanya rasa nyaman.
Ekspektasi usaha juga dinyatakan sebagai determinan minat pemanfaatan
sistem (Venkatesh dan Moris, 2000). Hasil penelitian Handayani (2007) dengan
temuan bahwa terdapat hubungan positif signifikan ekspektasi usaha terhadap
minat pemanfaatan sistem informasi. Oleh karena itu, untuk hipotesis kedua
dinyatakan:

H2: Ekspektasi Usaha (effort expectancy) berpengaruh positif terhadap


Minat Perilaku Penggunaan E-filling (Behavioral Intention for the Efilling Usage).

Kompleksitas muncul ketika Wajib Pajak (WP) mempersepsikan bahwa


penggunaan e-filling dapat menyita waktu, sulit untuk dipadukan dengan
pekerjaan, dan dapat membahayakan data WP. Ketika WP mempersepsikan
bahwa e-filling itu kompleks, maka mereka akan cenderung untuk tidak
menggunakan e-filling atau dengan kata lain Kompleksitas mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap Minat Perilaku Penggunaan e-filling. Oleh karena itu, untuk
hipotesis ketiga dinyatakan:
H3: Kompleksitas (complexity) penggunaan e-filling akan berpengaruh
negatif terhadap Minat Perilaku Penggunaan E-filling (Behavioral Intention
for the E-filling Usage)

Menurut Venkatesh dan Davis (2000) tingkat kesukarelaan didefinisikan


sebagai perluasan pengadopsi-pengadopsi potensial mempersepsikan keputusan
mengadopsi bukanlah suatu paksaan. Moore dan Bensabat (1991) menyarankan
bahwa tidak perlu kesukarelaan senyatanya tetapi cukup persepsi kesukarelaan.
Sun dan Zhang (2003) dalam Dewi (2009) menemukan bahwa kesukarelaan
dipertimbangkan sebagai faktor pemoderasi dalam membentuk Minat Perilaku.
Oleh karena itu, untuk hipotesis keempat dinyatakan:
H4 :

Kesukarelaan

(Voluntariness)

Penggunaan

e-filling

berpengaruh positif terhadap Minat Perilaku Penggunaan

akan

E-filling

(Behavioral Intention for the E-filling Usage).

Pengalaman dapat didefinisikan sebaagai bentuk pengetahuan pengguna


(user) yang diperolehnya ketika pengguna telah pernah menggunaakan TI tersebut
sebelumnya. Pengguna yang berpengalaman dan yang tidak berpengalaman
menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara minat menggunakan suatu
teknologi dan perilaku penggunaan (behavioral usage) suatu teknologi bagi

pengguna yang berpengalaman. Pratama (2008) melaporkan bahwa ada hubungan


kuat antara seseorang yang mempunyai pengalaman terhadap suatu teknologi dan
perilakunya terhadap teknologi yang mirip. Oleh karena itu, untuk hipotesis
kelima dinyatakan:
H5: Pengalaman (Experience) menggunakan e-filling bepengaruh
signifikan positif terhadap Minat Perilaku Penggunaan E-filling (Behavioral
Intention for the E-filling Usage).

Dalam hal penggunaan e-filling, kebanyakan pengguna (user) tidak


memahami betul resiko keamanan dan kerahasiaan dari e-filling. Pengguna
beranggapan bahwa pihak ASP telah memperhatikan keamanan dan kerahasiaan
mereka, padahal pengguna tidak mengetahui seberapa kuatnya perangkat
teknologi untuk keamanan dan kerahasiaan SI dari e-filling. Dalam hal
penggunaan e-filling, Keamanan dan Kerahasiaan mempunyai pengaruh yang
positif terhadap minat perilaku. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam
dinyatakan:
H6: Keamanan dan Kerahasiaan (Security and Privacy) dalam
menggunakan e-filling berpengaruh signifikan positif terhadap Minat
Perilaku Penggunaan E-filling (Behavioral Intention for the E-filling Usage).

Salah satu alasan mengapa para Wajib Pajak menggunakan e-filling untuk
melaporkan pajaknya adalah alasan ekonomis waktu. Tingkat kecepatan sangat
berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menggunakan Sistem Informasi.
Seseorang akan timbul minat untuk menggunakan sistem informasi baru apabila
sistem tersebut bersifat ekonomis dan praktis. Dengan menggunakan e-filling,
Wajib Pajak tidak perlu datang ke KPP, cukup dengan mengakses website
e-filling yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, untuk
hipotesis keenam dinyatakan:
H7: Kecepatan (Speed) dalam menggunakan e-filling berpengaruh
signifikan positif terhadap Minat Perilaku Penggunaan E-filling (Behavioral
Intention for the E-filling Usage)

III.
3.1

METODE PENELITIAN

Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan adalah Minat Perilaku Penggunaan

E-filling. Minat Perilaku Penggunaan e-filling merupakan ukuran kekuatan dari


minat seseorang untuk menunjukkan perilaku terhadap adanya sistem pelaporan
pajak secara online (e-filling). Variabel minat perilaku penggunaan e-filling
diukur dengan lima item pertanyaan yang menggunakan skala likert 5 poin (5poin likert scale).

3.2
`

Variabel Independen
Variabel Independen yang digunakan adalah: Ekspektasi kinerja,

ekspektasi usaha, kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, keamanan dan


kerahasiaan, kecepatan. Berikut ini adalah definisi operasional dari masingmasing variabel independen:

1.

Ekspektasi Kinerja
Ekspektasi kinerja didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu

meyakini bahwa menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan


kinerjanya. Variabel ekspektasi kinerja diukur dengan lima item pertanyaan yang
menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat
tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S),
poin 5 sangat setuju (SS).

2.

Ekspektasi Usaha
Ekspektasi usaha sebagai tingkat kemudahan yang dihubungkan dengan

penggunaan suatu sistem informasi. Variabel ekspektasi usaha diukur dengan 6


item pertanyaan yang menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale).
dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3
netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).

3.

Kompleksitas
Kompleksitas (Complexity) adalah ukuran kemampuan pengguna yang

mempersepsikan suatu sistem itu mudah dipahami atau sulit dipahami. Variabel
kompleksitas diukur dengan tiga pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5
poin (5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2
tidak setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).

4.

Kesukarelaan
Dalam hal penggunaan e-filling, kesukarelaan merupakan bentuk persepsi

pengguna (user) untuk memutuskan menggunakan e-filling tanpa paksaan dari


luar. Variabel kesukarelaan diukur dengan tiga pertanyaaan yang menggunakan
skala likert 5 poin (5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju
(STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat
setuju (SS).

5.

Pengalaman
Pengalaman dapat didefinisikan sebaagai bentuk pengetahuan pengguna

(user) yang diperolehnya ketika pengguna telah pernah menggunakan TI tersebut


sebelumnya (Dewi, 2009). Variabel pengalaman diukur dengan dua pertanyaaan
yang menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale). dimulai dari poin 1
sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju
(S), poin 5 sangat setuju (SS).

6.

Keamanan dan Kerahasiaan


Isu keamanan dan kerahasiaan menjadi isu yang paling diperhatikan oleh

pengguna dalam penggunaan SI. Variabel keamanan dan kerahasiaan diukur


dengan lima pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert
scale). dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS),
poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).

7.

Kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai sejauh mana atau seberapa lama waktu

yang digunakan dalam mengakses sesuatu sistem/ hal. Variabel kecepatan diukur
dengan lima pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert
scale). dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS),
poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).

3.3

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Badan di Semarang.

Sampel penelitian ini adalah para Wajib Pajak Badan yang menggunakan e-filling
di wilayah Kota Semarang. Alasan memilih Wajib Pajak Badan sebagai
responden dalam penelitian ini adalah karena Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menggunakan e-filling masih sedikit. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah secara non probabilitas yaitu convenience
sampling. Convenience sampling merupakan metode pengambilan sampel yang
dilakukan dengan memilih sampel secara bebas sekehendak peneliti. Metode
pengambilan sampel ini dipilih untuk memudahkan pelaksanaan riset dengan
alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui sehingga terdapat
kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah.

3.3

Jenis dan Sumber Data


Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data

penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber eksternal, yaitu diperoleh dari kuesioner yang dijawab oleh
responden Wajib Pajak Badan di Kota Semarang.

3.5

Metode Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda dengan program SPSS. Alasan penggunaan alat analisis regresi
linier berganda adalah karena regresi berganda cocok digunakan untuk analisis
faktor-faktor. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = + 11 + 22 + 33 + 44 + 55 + 66 + 77
.............................................................................................................model 1 (3.2)

Keterangan :
Y

: Minat Perilaku Penggunaan E-filling

X1

: Ekspektasi Kinerja

X2

: Ekspektasi Usaha

X3

: Kompleksitas

X4

: Kesukarelaan

X5

: Pengalaman

X6

X7

: Kecepatan

: Koefisien Regresi

: error

3.5

Keamanan dan Kerahasiaan

Pengujian Hipotesis
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi)

sama dengan nol, atau:


H0:bi = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) adalah
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
HA:bi 0
Artinya, apakah semua variabel independen merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan a = 5%.
Kaidah pengambilan keputusan adalah:
1. Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka hipotesis alternatif didukung.
2. Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian


Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan kuesioner, baik
dikirim langsung maupun dengan menggunakan pos (mail survey) dengan
responden yaitu wajib pajak badan yang melaporkan pajaknya dengan
menggunakan e-filling. Ketika kuesioner dikirim langsung, ternyata banyak
yang menolak untuk mengisi kuesioner karena isi kuesioner ada hubungannya
dengan perpajakan. Terutama untuk perusahaan jenis perbankan yang
menganggap isi kuesioner bersangkutan dengan rahasia perusahaan. Perolehan
data dilakukan pada tanggal 4 Januari 2011 sampai 7 Maret 2011.

Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner Penelitian
Keterangan
Jumlah kuesioner yang dikirim

Jumlah Kuesioner
80

Kuesioner yang kembali

57

Kuesioner yang tidak kembali

23

Kuesioner yang tidak lengkap

Sampel akhir pengamatan

52

4.2 Uji Kualitas Data


Pengujian kualitas data dimaksudkan untuk menghindarkan adanya bias yang
diperoleh dari data penelitian dalam menjelaskan konstruk variabel yang akan
diukur. Uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semua item pertanyaan reliabel dan valid.

4.3 Statistik Deskriptif


Untuk menganalisis data berdasarkan kecenderungan jawaban yang
diperoleh dari responden terhadap masing-masing variabel, maka akan disajikan
hasil jawaban responden dalam bentuk diskriptif berikut ini:

Descriptive Statistics

minat perilaku
ekspektasi
kinerja
ekspektasi usaha
Kompleksitas
Kesukarelaan
Pengalaman
keamanan dan
kerahasiaan
Kecepatan
Valid N
(listwise)

N
52

Minimum Maximum
15,00
25,00

Mean
19,1538

Std.
Deviation
2,82416

52

12,00

25,00

19,2500

3,19236

52
52
52
52

16,00
5,00
7,00
4,00

29,00
15,00
15,00
10,00

22,5000
10,3269
10,7308
6,9615

2,90706
2,39870
2,23269
1,23608

52

10,00

24,00

18,7692

2,76260

52

12,00

25,00

18,3269

3,38231

52

Dari hasil statistik diatas dapat disimpulkan rata-rata empiris dari masing-masing
variabel berada di posisi sedang dan tinggi. Ini berarti semua vaiabel tidak ada
yang berada pada posisi rendah terhadap rata-rata empirisnya. Ini juga berarti
perusahaan rata-rata memiliki minat atau ketertarikan untuk menggunakan
teknologi perpajakan yan relatif baru yaitu e-filling, terlihat dari rata-rata
empirisnya yang berada pada posisi sedang dan tinggi. Sehingga dari statistik
deskriptif ini dapat terlihat seberapanbesar minat Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filling.

4.4

Uji Asumsi Klasik

4.4.1.

Uji Normalitas Data

Gambar 4.1
Uji normalitas data
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Minat Perilaku Penggunaan e-filling


1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Hasil pengujian sebagaimana pada Gambar 4.1 tersebut menunjukkan bahwa


data residual sudah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan titik-titik
yang tidak jauh dari garis diagonal.

4.4.2. Uji Multikolinieritas

Variabel

Uji Multikolinieritas
Tolerance

VIF

Ekspektasi Kinerja

0.538

1.859

Ekspektasi Usaha

0.469

2.134

Kompleksitas

0.616

1.623

Kesukarelaan

0.671

1.490

Pengalaman

0.920

1.087

Keamanan dan Kerahasiaan

0.772

1.295

Kecepatan

0.749

1.334

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel bebas


mempunyai nilai VIF yang berada jauh di bawah angka 10 sehingga dapat
dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan tidak
mengandung masalah multikolinieritas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: Minat Perilaku Penggunaan e-filling

Regression Studentized Residual

-2

-4
-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak terdapat pola


hubungan yang jelas antara predikyot dengan nilai residualnya. Hal ini berarti
bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas.

4.5

Model Regresi

Coefficients

1 (Constant)

Unstandardize Standardized
d Coefficients Coefficients
Std.
B
Error
Beta
2,777
4,022

ekspektasi
,292
,105
kinerja
ekspektasi
,258
,124
usaha
Kompleksit
,019
,131
as
Kesukarela
,593
,134
an
Pengalama
,337
,207
n
keamanan
dan
,100
,101
kerahasiaan
Kecepatan
,052
,084
a Dependent Variable: minat perilaku

Sig.

Collinearity
Statistics
Tolerance

VIF

-1,448

,155

,331

2,785

,008

,538

1,859

,266

2,090

,042

,469

2,134

,016

,146

,885

,616

1,623

,469

4,413

,000

,671

1,490

,147

1,624

,112

,920

1,087

,097

,983

,331

,772

1,295

,063

,624

,536

,749

1,334

Model persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut :


Y = -4,022+ 0,292 X1 + 0,258 X2 + 0,019 X3 + 0,593 X4 + 0,337 X5 + 0,100X6
+ 0,052 X7 + e

Uji F

ANOVA(b)

Model
1

Sum of
Squares
Regressi
on
Residual
Total

Mean
Square

Df

271,120

38,731

135,649
406,769

44
51

3,083

F
12,563

Sig.
,000(a)

a Predictors: (Constant), kecepatan, pengalaman, kompleksitas, ekspektasi


kinerja, keamanan dan kerahasiaan, kesukarelaan, ekspektasi usaha
b Dependent Variable: minat perilaku

Pengujian simultan diperoleh nilai F sebesar 12,563 dengan signifikansi


sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% maka dapat disimpulkan minat perilaku menggunakan e-filling
dapat dijelaskan secara signifikan oleh semua variabel independen.

Koefisien Determinasi

Model Summary(b)

Mode
l
1

Adjusted
R
R Square R Square
,816(a)
,667
,613

Std. Error
of the
Estimate
1,75583

a Predictors: (Constant), kecepatan, pengalaman, kompleksitas, ekspektasi


kinerja, keamanan dan kerahasiaan, kesukarelaan, ekspektasi usaha
b Dependent Variable: minat perilaku penggunaan e-filling

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi


(adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,613. Hal ini berarti 61,3% variasi minat
penggunaan e-filling dapat dijelaskan oleh adanya variasi smua variabel
independen sedangkan 38.7% lainnya dapat dipengaruhi oleh variabel lainnya.

4.6

Pembahasan Uji Hipotesis

4.6.1. Pengaruh Ekspektasi kinerja terhadap minat perilaku Penggunaan


e-filling
Hasil pengujian Hipotesis 1 menunjukkan nilai t sebesar 2,785 dengan
signifikansi sebesar 0,008, nilai signifikansi < 0,05. Ini berarti hipoteis 1 diterima
dengan demikian ekspektasi kinerja e-filling secara signifikan dapat berpengaruh
terhadap minat penggunaan e-filling. Semakin kuat ekspektasi kinerja e-filling
akan memberikan minat yang semakin besar untuk menggunakan e-filling.
Dengan keyakinan wajib pajak yang besar akan manfaat penting yang dimiliki efilling, maka wajib pajak akan selalu mencoba menggunakan e-filling untuk
melaporkan pajaknya.

4.6.2. Pengaruh Ekspektasi Usaha terhadap Minat perilaku penggunaan efilling


Hasil pengujian Hipotesis 2 menunjukkan nilai t sebesar 2,090 dengan
signifikansi sebesar 0,042, nilai signifikansi < 0,05. Ini berarti hipotesis 2 diterima
dengan demikian ekspektasi usaha secara signifikan dapat berpengaruh terhadap
minat penggunaan e-filling. Semakin besar persepsi wajib pajak mengenai
ekspektasi usaha e-filling akan memberikan minat yang semakin besar untuk
menggunakan e-filling. Jika wajib pajak merasa menggunakan e-filling itu mudah
maka wajib pajak akan selalu menggunakan sistem e-filling.
4.6.3. Pengaruh

Kompleksitas

e-filling

terhadap

Minat

Perilaku

Penggunaan e-filling
Hasil pengujian Hipotesis 3 menunjukkan nilai t sebesar 0,146 dengan
signifikansi sebesar 0,885, nilai signifikansi > 0,05. Hasil penelitian mendapatkan

bahwa kompeksitas e-filling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap


minat menggunakan e-filling. Tidak diminatinya penggunaan e-filling tidak terkait
langsung dengan kompleksitas yang ada dalam menggunakan e-filling tersebut.
Dikarenakan sifat keingintahuan dari seseorang untuk mencoba hal-hal baru.

4.6.4. Pengaruh

Kesukarelaan

e-filling

terhadap

Minat

Perilaku

Penggunaan e-filling
Hasil pengujian Hipotesis 4 menunjukkan nilai t sebesar 4,413 dengan
signifikansi sebesar 0,000, nilai signifikansi < 0,05. Ini berarti hipotesis 4 diterima
dengan demikian hasil ini berarti bahwa semakin besar tingkat kesukarelaan untuk
menggunakan e-filling maka semakin besar minat untuk menggunakan e-filling
tersebut. Wajib pajak secara sukarela menggunakan e-filling untuk pelaporan
pajaknya.

4.6.5. Pengaruh Pengalaman e-filling terhadap Minat Perilaku Penggunaan


e-filling
Hasil pengujian Hipotesis 5 menunjukkan nilai t sebesar 1,624 dengan
signifikansi sebesar 0,112. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih besar dari
0,05. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. Kurangnya
pengalaman menggunakan e-filling dan sebaliknya pengalaman yang banyak
dalam menggunakan internet dan media online lain tidak secara langsung
memberikan minat untuk menggunakan e-filling.

4.6.6. Pengaruh Keamanan dan Kerahasiaan terhadap Minat Perilaku


Penggunaan e-filling
Hasil pengujian Hipotesis 6 menunjukkan nilai t sebesar 0,983 dengan
signifikansi sebesar 0,331. Nilai signifikansi > 0,05. dengan tidak adanya jaminan
keamanan dan kerahasiaan yang diberikan oleh pihak ASP pada sistem e-filling,
wajib pajak kurang berminat untuk menggunakan e-filling.

4.6.7. Pengaruh Kecepatan terhadap Minat Perilaku Penggunaan e-filling


Hasil pengujian Hipotesis 7 menunjukkan nilai t sebesar 0,624 dengan
signifikansi sebesar 0,536, nilai signifikansi > 0,05. Hasil ini menjelaskan bahwa
tidak diminatinya penggunaan e-filling tidak terkait langsung dengan keceparan
pembayaran pajak dengan e-filling dan sebaliknya persepsi bahwa e-filling akan
lebih cepat tidak secara langsung memberikan minat untuk menggunakan e-filling.

V. PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi minat perilaku wajib pajak untuk menggunakan e-filling.


Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dependen, yaitu minat
perilaku penggunaan e-filling sedangkan variabel independen yang digunakan
adalah Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Kompleksitas, Kesukarelaan,
Pengalaman, Keamanan dan Kerahasiaan, Kecepatan. Penelitian terdiri dari 7
hipotesis yang diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Data
sampel penelitian sebanyak 52 perusahaan yang telah menggunakan e-filling
dalam melaporkan pajaknya.
Variabel yang memepengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak untuk
menggunakan e-filling adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, dan
kesukarelaan. Sedangkan yang tidak mempengaruhi adalah kompleksitas,
pengalaman, keamanan dan kerahasiaan, kecepatan.

5.2

Keterbatasan Penelitian
Sebagaimana lazimnya suatu penelitian empiris, hasil penelitian ini juga

mengandung beberapa keterbatasan, antara lain yaitu:


1. Pemilihan sampel penelitian yang hanya menggunakan sampel Wajib
Pajak Badan yang berada di Kota Semarang, tidak termasuk Wajib Pajak
Orang Pribadi.

2. Sebagian besar responden menganggap hal yang berkaitan dengan pajak


adalah sangat rahasia, sehingga sampel yang didapat tergolong kecil
walaupun sudah memenuhi sampel minimal yang dibutuhkan.
3. Adanya pasal 34 Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan
umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, yang
menjelaskan bahwa data Wajib Pajak dilindungi oleh Undang-Undang
dan setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain mengenai
data Wajib pajak sehingga sampel yang digunakan terbatas.
4. Penggunaan e-filling di Indonesia masih sedikit, menyebabkan sebagian
hasil penelitian yang tidak signifikan.

5.3

Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan sampel dapat mempertimbangkan untuk memperluas cakupan
responden baik dari cakupan wilayah maupun jenis Wajib Pajak.
2. Penelitian mendatang sebaiknya menambah variabel lain yang sekiranya
dapat memperjelas hasil penelitian.
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan teori yang berbeda,
seperti Theory Planed Behaviour (TPB) atau Theory of Reaction Act
(TRA).

DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. Dan Fishbein, M. Understanding Attitudes and Predicting Social
Behaviour. Prentice-Hall, Englewood-Cliffs, NJ, 1980.
Amoroso, D.L. and Gardner, C., (2004), development of an Instrument to
Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumer.,
Proceedings of the 37th Hawaii International Conference on System
Science.
Anonim. Sekilas Modernisasi Administrasi Perpajakan, http://www.reform.
depkeu.go.id/Newsletter/Data/Artikel/djp.doc, diakses 18 November 2010.
Anonim. E-filling,http://www.spt.co.id/popup_aspx, diakses 19 November
2010.
Anonim.Convenience Sampling,http://www.statpac.com/surveys/sampling.htm,
diakses 31 Agustus 2010.
Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptance
of Information System Technology. MIS Quarterly. Vol. 13, No. 3, h. 319339
Dewi, A.A. Ratih Khomalyana. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling.
Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Direktorat Jenderal Pajak. 2004. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP88/PJ/2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik,
Jakarta.
Direktorat Jenderal Pajak. 2005. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP05/PJ/2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara
Elektronik, Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Undang-undang No 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta.
Hamzah, Ardi. 2009. Pengaruh Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Faktor
Sosial, Kesesuaian Tugas dan Kondisi yang Memfasilitasi Pemakai Terhadap
Minat pemanfaatan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Pemerintahan
Kabupaten di Pulau Madura). Simposium Nasional Sistem Teknologi
Informasi 1. Yogyakarta: Universitas Gadja Mada.

Handayani, Rini, 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat


Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Simposium
Nasional Akuntansi 10. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Novarina, Ayu Ika. 2005. Implementasi Electronic Filling System (EFILLING) dalam Proses Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di
Indonesia. Thesis tidak Dipublikasikan, Magister Kenotariatan,
Universitas Diponegoro.
Poon, Wai Ching. 2008.Users adoption of e-banking services: the Malaysian
perspective.Journal of Business & Industrial Marketing, Vol.23, No.
1,hal. 59-69.http://www.emeraldinsight.com
Pikkaraien,Tero.P.K.,K.H., dan Pahnila Seppo. 2004. Consumer Acceptance
of Online Banking: an Extension of the technology Acceptance model.
Journal Internet Research, Vol. 14,No. 3, hal. 224-235. http ://www.
emeraldinsight. com
Venkatesh and Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D., 2003, User Acceptance
of Information Technology: Toward a Unified View, MIS Querterly, Vol.27,
No.3, September, pp.425-475.
Venkatesh, V., dan Davis, F. D. 2000. A Theoritical Extension of the Technoloy
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science.
Vol. 466, No. 2, Februari, h. 186-204.http://www.emeraldinsight.com
Wiyono, Adrianto Sugiarto. 2008. Evaluasi Prilaku Penerimaan Wajib Pajak
Terhadap Penggunaan E-filling Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara Online
dan Realtime. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.11, No.2, hal. 117-132.

You might also like