Professional Documents
Culture Documents
Mr. Hypertension, 62 years old came to Primary Health Care (PHC) physician to control his
hypertension which have suffered for 6 years later. At present, given antihypertensive therapy is
consisting of enalapril and hydrochlorothiazide. He also suffered chronic obstructive pulmonary
disease (COPD), peptic ulcer and chronic low back pain. On physical examination were found
blood pressure (BP) 165/95 mmHg; heart rate (HR) 85x/min, respiratory rate (RR) 18x/min,
while laboratory examination showed data serum creatinine: 1.5 mg/dl, K+ : 5.0 mEq/L. Based on
these data, the physician will provide omeprazole, enalapril, hydrochlorothiazide, acetaminophen
and metoprolol as adjuctive agent.
I.
II.
KlarifikasiIstilah
1. Hipertensi = tingginyatekanandaraharterisecarapersisten
2. COPD
=
sekumpulanpenyakitparu-paru
yang
menghambataliranudaraketikamenariknapasdanmenimbulkankesulitansaatbernapas
3. Peptic ulcer = tukaklambung, ulkus yang terjadi di membrane
mukosasalurancernabiasanya di lambungatau duodenum
4. Enalapril
=
angiotensin
converting
enzyme
inhibitor,
digunakanuntukperawatangagaljantungdenganmenurunkantekanandarah
5. Hydrochlorothiazide
=
diuretic
golongan
thiazide
yang
digunakanuntukterapihipertensidan edema
6. Creatinine
=
suatuanhidridakreatin,
hasilakhirmetabolismefosfokreatin,
pengukuranlajuekskresinyalewaturin,
dipakaisebagai
indicator
diagnostic
fungsiginjaldanmassaotot
7. Omeprazole
=
obat
yang
memilikiefekmenghambatsekresiasamlambungdengancaraberikatanpadapompa H+dan
K+ ATPase danmengaktifkannyasehinggaterjadipertukaran ion kaliumdan ion
hydrogen dalam lumen sel
8. Acetaminophen = analgesic danantipiretik yang mempunyaiefekserupadengan aspirin
tetapihanyasedikitmemilikiefek anti inflamasi
9. Metoprolol
=
agenpenyekat
beta
1
adrenergik
yang
digunakandalambentukgaramsuksinatdantartratdalampengobatanhipertensi
angina
pectoris kronikdaninfarkmyocard
10. Antihipertensi = obat yang menurunkantekanandarahtinggi
Identifikasimasalah
1. Mr. Hypertension, 62 years old,control his hypertension which have suffered for 6
years later. At present, given antihypertensive therapy is consisting of enalapril
and hydrochlorothiazide
2. Mr. Hypertension suffered chronic obstructive pulmonary disease (COPD),
peptic ulcer and chronic low back pain.
3. On physical examination were found blood pressure (BP) 165/95 mmHg; heart
rate (HR) 85x/min, respiratory rate (RR) 18x/min, while laboratory examination
showed data serum creatinine: 1.5 mg/dl, K+ : 5.0 mEq/L.
4. The physician provides omeprazole, enalapril, hydrochlorothiazide,
acetaminophen and metoprolol as adjuctive agent.
Main
Problem
:masalah
no
2,
denganalasanbahwa
yang
perluditanganiterlebihdahuluadalahkeluhan COPD, peptic ulcer dan chronic low
back pain, sementarahipertensinyaterkontrol.
III.
AnalisisMasalah
1. Mr. Hypertension, 62 years old,control his hypertension which have suffered for 6
years later. At present, given antihypertensive therapy is consisting of enalapril
and hydrochlorothiazide.
a. Bagaimanapatofisiologihipertensi?1
b. Apadampakdarihipertensi yang lama?1
c. Mengapapenderitahipertensiharusselalumengkonsumsiobathipertensi?1,2
Pada dasarnya pengobatan dengan antihipertensi itu penting agar pasien
dapat mencapai tekanan darah yang dianjurkan, dengan kata lain agar
tekanan darah penderita tetap terkontrol karena apabila tekanan darah di
biarkan tinggi akan kemungkin besar akan menimbulkan penyakit lain
yang menyertai hipertensi.
d. Apahubunganusiadanjeniskelaminpadahipertensi? 1
e. Golongan/jenisobatapasaja yang diberikanpadapenyakithipertensi?2
1. Diuretik
Diuretik ini dibagi menjadi 3 tebagi menjadi 3 yaitu:
Golongan thiazid ,Contoh: HCT dan indapamid
Golongan diuretik kuat,Contoh: furosemid, torasemid, asam etakrinat
dan bumetamid.
Golongan diuretik hemat kalium, contohnya : triamteren, amilorid,
dan spironolakton.
2. Alfa blockers
Alfa blockers nonselektif, contoh : fentolamin
Alfa 1 blockers selektif, contoh : prazosin, terazosin. Doksazosin dll.
3. Beta blockers
Contoh: atenolol, metoprolol, labetolol dll.
4.Agonis alfa 2
Contoh: klonidin
5. Antagonis kalsium
Contoh : nifedipin, nikardipin, verapamil, dll.
3.On physical examination were found blood pressure (BP) 165/95 mmHg; heart
rate (HR) 85x/min, respiratory rate (RR) 18x/min, while laboratory examination
showed data serum creatinine: 1.5 mg/dl, K+ : 5.0 mEq/L.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik? (dan mekanismenya)8
normal
interpretasi
keterangan
Blood Pressure
120/80 mmHg Hipertensi II
Heart Rate
60-100
x/ Normal
menit
Respiratory Rate 16-24 x /menit normal
Dalam tubuh terdapat suatu mekanisme yang dapat mengatur tekanan
darah, sehingga dapat menyuplai sel-sel darah dan oksigen yang cukup.
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiostenin
II dari angiostenin I oleh Angiostensi I-Converting Enzyme (ACE).
ACE memegang peranan fisiologis penting dalam pengaturan tekanan
darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan
diubah menjadi angiostenin I. Oleh ACE yang terdapat di dalam paruparu, angiostenin I diubah menjadi Angiostenin II. Angiostenin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikan tekanan darah melalui dua
cara.
Pertama adalah meningkatkan sekresi hormon Antidiuretik (ADH) dan
rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan kelur tubuh,
sehingga menjadi pekat dan osmolalitasnya tinggi. Untuk
mengencerkanya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraseluler akibatnya volume darah
meningkat, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Cara kedua adalah dengan menstimulasi sekresi aldosteron dari kortek
adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang akan mengurangi
eksresi NaCl (garam) dengan cara mengabsorbsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada giliranya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.
b. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium? (cara
pemeriksaan dan mekanismenya)8
Normal
Interpretasi
Keterangan
Kreatinin serum
0,5-1,3 mg/dL (laki- Tinggi
laki)
K+
3,5-5,0 mEq/L
Batas atas normal
c. Mengapa dilakukan pemeriksaan kadar serum creatinine dan K+ pada
kasus ini?8
Pemeriksaan kreatini dan K+ pada kasus ini adalah untuk mengetahui
apakah ada gangguan pada ginjal.
4.The physician provides omeprazole, enalapril, hydrochlorothiazide,
acetaminophen and metoprolol as adjuctive agent.
a. Bagaimanamekanismekerja,
farmakodinamikdanfarmakokinetikdari
omeprazole?3
b. Bagaimanamekanismekerja,
farmakodinamikdanfarmakokinetikdari
acetaminophen?7
c. Bagaimanamekanismekerja,
farmakodinamikdanfarmakokinetikdarimetoprolol?5
Mekanisme kerja metoprolol
Metoprolol merupakan obat beta blocker (selektif -1) kerjanya dengan cara
memblok katekolamin sehingga tidak berikatan dengan reseptornya yaitu reseptor
1, sehingga adelinat siklase tidak aktif sehingga cAMP tidak terbentuk dan
menghasilkan efek relaksasi otot jantung.
Farmakodinamik Metaprolol
Learning issue
1. Hipertensi
(management
terhadaphipertensi
:
diet,
lifestyle,
farmakotherapy)AtikahAuliaJojop Sandra
2. Antihypertensive agent (DOC, caramenulisresep, interaksiantarobat)Mei Dian
SiscaNining
2.1 Antihipertensi
2.1.1 Definisi
Antihipertensi adalah obat obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi.
Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk
terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke
maupun miokard infark. Pemberian obat bukan berarti menjauhkan individu dari
modifikasi gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi
konsumsi garam dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolahraga.
Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan darah sistolik
140/90 mmHg. Pasien dengan kondisi stroke atau miokard infark ataupun
ditemukan bukti adanya kerusakan organ tubuh yang parah (seperti
mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri) juga membutuhkan penanganan
segera dengan antihipertensi.15
2.1.2 Tujuan
Pada dasarnya pengobatan dengan antihipertensi itu penting agar pasien dapat
mencapai tekanan darah yang dianjurkan. Level tekanan darah yang diharapkan
pada pasien hipertensi yang tidak disertai komplikasi adalah 140/90 mmHg atau
No
Obat A
Mekanisme
Kerja Obat
A
Thiazide
diuretics
Diuretik
Hidroklortia
zid
Penghamba
t
Adrenergik
blockers
blockers
Adrenol
itik Sentral
Alpha
blockers
Alpha
blockers
Meningkatk
an ekskresi
Na, Cl, dan
air melalui
penghambat
an transport
ion Na
melalui
epitel tubuli
ginjal.
Menghamba
t reseptor
A1 sehingga
menyebabka
n
vasodilatasi
arteriol dan
venula
sehingga
menurunkan
resistensi
perifer
Obat B
Mekanisme
Kerja Obat B
Interaksi Obat
Obat
Antihiperte
nsi dan
diuretik
Sesuai dengan
mekanisme
antihipertensi
dan diuretik
Trimethoprim
(TMP)
memblok
produksi asam
tetrahydrofolic
dengan
menghambat
enzim
reduktase
dihydrofolate.
Trimetopri
m
ACEinhibitors
Beta
Blockers
Menghambat
enzim
Angiotensin
Converting
Enzyme
(ACE)
sehingga
pembentukan
Angiotensin II
yang
diindikasikan
sebagai
vasokonstrikto
r kuat
terhambat
Menghalangi
norepinephrin
dan epinephrin
(adrenalin)
dari
pengikatan
pada reseptorreseptor beta
pada sarafsaraf
Calciumchannel
blockers;
Diltiazem
Beta Bloker
Beta Bloker
Klonidin
Menghalang
i
norepinephr
in dan
epinephrin
(adrenalin)
dari
pengikatan
pada
reseptorreseptor
beta pada
saraf-saraf.
Bekerja
pada
reseptor A2
di SSP
dengan efek
penurunan
simpathetic
outflow
Fenitoin
ACEinhibitor
Mendepresi
fungsi nodus
SA dan AV,
juga
vasodilatasi
arteri dan
arteriol
koroner serta
perifer
Bekerja di
korteks motor
dalam
menghambat
penyebaran
aktivitas
kejang.
Mungkin
bekerja dengan
mempromosik
an pengeluaran
natrium dari
neuron,
sehingga
menstabilkan
ambang
terhadap
hyperexcitabili
ty. Juga
menurunkan
post-tetanic
potentiation di
synapse.
Menghambat
enzim
Angiotensin
Converting
Enzyme
(ACE)
sehingga
pembentukan
Angiotensin II
Antipsikoti
k;
Haloperido
l
Klonidin
Vasodilator
Diazoksid
Hidralazin
membuka
kanal
kalium
sensitif ATP
(ATPdependent
pottasium
channel)
dengan
akibat
terjadinya
effluks
kalium dan
hiperpolaris
asi
membran
yang diikuti
oleh
relaksasi
otot polos
pembuluh
darah dan
vasodilatasi
merelaksasi
secara
langsung
otot polos
arteriol
Hidralazin
Beta
Blocker
yang
diindikasikan
sebagai
vasokonstrikto
r kuat
terhambat
memblok
reseptor D2 di
mesolimbik,
mesokortikal,
nigostriatal
dan
tuberoinfundib
ular
merelaksasi
secara
langsung otot
polos arteriol
Menghalangi
norepinephrin
dan epinephrin
(adrenalin)
dari
pengikatan
pada reseptorreseptor beta
pada saraf-
Kaptopril
ACEinhibitor
dan ARB
Lisinopril
Menghamba
t enzim
Angiotensin
Converting
Enzyme
(ACE)
sehingga
pembentuka
n
Angiotensin
II yang
diindikasika
n sebagai
vasokonstri
ktor kuat
terhambat
felodipine
Antagonis
Kalsium
CaChannel
blockers
Mendepresi
fungsi
nodus SA
dan AV, juga
vasodilatasi
arteri dan
arteriol
koroner
serta perifer
Tiazida
saraf
Meningkatkan
ekskresi Na,
Cl, dan air
melalui
penghambatan
transport ion
Na melalui
epitel tubuli
ginjal.
Menurunkan
tekanan darah
alcohol
Kemungkinan Hipotensi
postural meningkat dengan
meningkatnya efek
antihipertensif. Efek
antihipertensif biasanya
bersifat aditif
Alpha
blocker
Menghambat
reseptor A1
sehingga
menyebabkan
vasodilatasi
arteriol dan
venula
sehingga
menurunkan
resistensi
perifer
Garlic
capsule
TDS*
mmHg
TDD* Modifikasi
mmHg Gaya Hidup
Obat Awal
Tanpa
Indikasi
Dengan Indikasi
Normal
PreHipertensi
Hipertensi
Stage 1
< 120
120-139
< 80
80-89
Anjuran
Ya
140-159
90-99
Ya
Hipertensi
Stage 2
>160
>100
Ya
Tidak Perlu
menggunakan obat
antihipertensi
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide,
pertimbangkan
ACEi, ARB, BB,
CCB, atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide dan
ACEi/ARB/BB/CCB
Keterangan:
Darah Sistolik; TDD, Tekanan Darah Diastolik
Kepanjangan Obat: ACEi, Angiotensin Converting Enzim Inhibitor; ARB, Angiotensin Reseptor Bloker; BB, Beta
Bloker; CCB, Calcium Chanel Bloker
* Pengobatan berdasarkan pada kategori hipertensi
Penggunaan obat kombinasi sebagai terapi awal harus digunakan secara hati-hati oleh karena hipotensi ortostatik.
Penanganan pasien hipertensi dengan gagal ginjal atau diabetes harus mencapai nilai target tekanan darah sebesar
<130/80 mmHg.
3. Mekanismekerja,
farmakodinamikdanfarmakokinetik
omeprazoleDavinBibiSaveroSelly
4. Mekanismekerja, farmakodinamikdanfarmakokinetik HCT AtikahAuliaJojop
Sandra
5. Mekanismekerja,
farmakodinamikdanfarmakokinetikmetoprololMei
Dian
SiscaNining
Mekanisme kerja metoprolol
Metoprolol merupakan obat beta blocker (selektif -1) kerjanya dengan cara
memblok katekolamin sehingga tidak berikatan dengan reseptornya yaitu reseptor
1, sehingga adelinat siklase tidak aktif sehingga cAMP tidak terbentuk dan
menghasilkan efek relaksasi otot jantung.
Farmakodinamik Metaprolol
-bloker menghambat secara kompetitif efek obat adrenergik, baik norepineprin
dan epineprin endogen maupun obat adrenergik eksogen, pada adrenoresetor .
Potensi hambatan dilihat dari kemampuan obat ini dalam menghambat takikardia
yang ditimbulkan oleh isoproterenol atau exercise.
e. Efek pada Sistem Kardiovaskular
Obat menghambat beta yang diberikan jangka-panjang akan menurunkan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi. Obat penghambat 1 dan nonselektif menekan pengeluaran renin yang disebabkan oleh susunan saraf
simpatis.
Mata
Kelenjar air mata
Jantung
Paru
Kulit
Kelenjar saliva
GIT
Asam lambung
Pancreas
Hati
Suprarenal
Vesika urinaria
Uterus
Simpatis
Dilatasi pupil
Vasokontriktor
Peningkatan frekwensi
Hantaran
Eksitabilitas
Dilatasi bronkus
Vasokontriksi, pilo ereksi,
sekretomotor kelenjar keringat
Vasokonstriktor
Menghambat peristaltic
Glikogenolisis
Sekretomotor
Menghambat detrusor,
stimulasi sfingter
Kontraksi uterus,
vasokonstriksi
Parasimpatis
Konstriksi pupil
Sekretomotor
Menurunkan
Kontriksi, sekretomotor
mukus
Sekretomotor
Menigkatkan peristaltic,
sfingter relax
Sekretomotor
Sekretomotor
Stimulasi detrusor,
menghambat sfingter
vasodilatasi
Sumber :
Katzung, G Bertram, Farmakologi dasar dan klinik vol. 1 edisi 12, 2014,EGC.
Syarif, Amir. Estuningtyas, Ari. Setiawati, Arini. DKK. Farmakologi dan terapi edisi 5.2012.Jakarta. Badan Penerbit FKUI
Anistya. 2010.Anatomi,Fisiologi dan Farmakologi Sistem Saraf Otonom http://easthomas.blogspot.com/2010/10/sistem-otonom-inidibagi-menjadi-sistem.html#ixzz3HYibSRFS di akses pada 29 Oktober 2014