You are on page 1of 4

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. 2nd edition. Jakarta: EGC; 2001.
p156-159
2. Nicholson B. Differential Diagnosis: Nociceptive and Neuropathic Pain. The American Journal of
Managed Care. Juni 2006.p.256-61.

3. Galuzzi KE. Management of Neuropathic Pain. JAOA September 2005; 105: p.12-19.
4. Torrance N, Smith BH, Bannet MI, Lee AJ. The Epedimiology of Chronic Pain of
Predominantly Neuropathic Origin. J Pain April 2006; 7(4): 281-9.
5. Mardjono M, Sidharta P. Patofisiologi Somestesia: Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:
Dian Rakyat: 2014.p.82-95
6. Meliala L, Pinzon R. Breakthrough in Management of Acute Pain. Volume 20
Number 4:2007. Cited 2015 September 15th.
7. Pinzon, R. Diagnosis Nyeri Neuropatik dalam Praktek sehari hari. 2012. SMF Saraf,
RS Bethesda. Yogyakarta; Indonesia.
8. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Tatalaksana Nyeri. In: Petunjuk Praktis
Anestesiologi. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2002; 74-83.
9. Morgan GE. Pain Management. In: Clinical Anesthesiology. 4th ed. Stamford:
Appleton and Lange. 2004; 274-316.
10. Avidan M, Harvey AM, Ponte J, Wendon J, Ginsburg R. Pain Management. In:
Perioperative Care, Anaesthesia, Pain Management and Intensive Care. London:
Churchill Livingstone. 2003; 78-102
11. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. 4th Ed. Jakarta:
EGC;2015. P.46
12. Aminoff M, Greenberg D, Simon R. Clinical Neurology. 6th Ed. Lange:2015. P.20625.
13. Brownlee M. The pathology of diabetic complication. A unifying mechanism.
Diabetes 54 : 1615-1625, 2005 Uremia, Penyakit Liver, dan defisiensi vitamin B12,
14. Baron, Ralf, et al. Neuropathic Pain: diagnosis, pathophysiological mechanism, and
15.

treatment. Lancelot Neural. 2010; 9: 807-19.


Ueda H. Peripheral mechanisms of neuropathic pain involvement of

lysophosphatidic acid receptor-mediated demyelination. BioMedCentral. 2008, 1-13.


16. Beydoun, A., Kutluay, E. 2002. Oxcarbazepin, Expert Opinion in Pharmacotherapy,
3(1):59-71
17. Dworkin, RHH., OConnor, BB., Backonja, M., Farrar, JTT., Finnerup, NBB.,
Jensen, TSS., Kalso, EAA., Loeser, JDD., Miaskowski, C., Nurmikko, TJJ., Portenov,
RKK., Rice, ASCS., Stacey, BRR., Trede, RDD., Turk, DCC., Wallace, MSS.,

2007. Pharmacologic

management

of

recommendations., PAIN; 132(3):237-51.

neuropathic

pain:

Evidence-based

Gambaran klinis dari nyeri neuropatik


Perasaan nyeri pada nyeri neuropatik bias muncul secara spontan ataupun setelah ada
rangsangan, meski inadekuat. ( 3,5 ) Sensasi yang dirasakan dapat bermacam macam seperti
rasa terbakar, tertusuk, dan dapat pula berupa rasa baal, kesemutan.( 6 ) Disamping sensasi
nyeri seperti disebutkan diatas, nyeri neuropatik seringkali disertai gejala lain seperti ansietas
dan depressi, serta gangguan tidur. Gejala gejala komorbid lainnya dapat juga berupa
perasaan letih, sukar berkomnsentrasi, menurunnya nafsu makan, dan rasa mengantuk. ( 7 ,
8 ). Gambar 1. hambatan transportasi elektron pada kompleks protein dalam mitokhondria,
aktivasi UCP-2, dan penurunan rasio ATP/ADP, berakibat penurunan sumber energi.
Brownlee, 2003 Subbagian Endokrin Metabolik Bagian I. Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas / RSUP Dr M Jamil Padang 4 Diagnosis nyeri neuropatik
Dasar dari diagnosis nyeri neuropatik merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
wawancara dan pemeriksaan fisik. Oleh karena itu sangat dibutuhkan keterampilan dan
keluasan wawasan pewawancara dalam menggali data dari penderita. Berbagai format
skrining ataupun skala tertentu telah diperkenalkan untuk dapat diadopsi dalam mengakkan
diagnosis nyeri neuropatik ( 9, 10,11,12,13 ) Beberapa sarana diagnostik berupa format yang
sering digunsksn misalnya : Leeds Assessment of Neuropathic symptoms and Signs ( LANSS
), Neuropathic Pain Questionaire, dan beberapa yang lain. Penatalaksanaan nyeri neuropatik
Sasaran utama dari penanganan nyeri neuropatik pada diabetes adalah hilang atau
berkurangnya perasaan nyeri. Sedangkan secara umum pengobatan terhadap penyakit dasar
penyebab timbulnya nyeri, dalam hal ini diabetes, haruslah dioptimalkan. Pengendalian
diabetes atau kadar glukosa darah merupakan prioritas utama, karena merupakan penyebab
dari stres metabolik yang sedang berlangsung. Semakin reversibel kerusakan yang terjadi,
semakin tinggi respons normoglikemia terhadap perbaikan nyeri. Sebaliknya, pada kasus
kasus yang lanjut, dimana kebanyakan sel serabut saraf telah mengalami disintegrasi, respons
terhadap pengobatan semakin kurang. Konsep dasar regulasi glukosa darah pada diabetes
haruslah diterapkan secara sungguh sungguh. Diet dan aktivitas jasmani yang terukur
merupakan komponen utama yang harus diterapkan, karena tanpa ini, pengobatan apapun
menjadi sia sia. Apabila pengobatan non farmakologis ini tidak memuaskan, tentukan pilihan
terapi farmakologis yang paling tepat. Dengan perbaikan dari rasa nyeri biasanya akan juga
berkhasiat dalam mengurangi komorbid seperti perbaikan fungsi fisik, perbaikan kelainan
psikis, peningkatan kualitas tidur, dan perbaikan kualitas hidup secara meyeluruh. Paradigma

baru dari penatalaksanaan nyeri neuropatik pada saat sekarang bukan lagi fokus pada
mengatasi nyeri saja, tapi juga meningkatkan kualitas hidup. Jadi, perbaikan rasa nyeri
haruslah pula disertai oleh pemulihan komorbid seperti gangguan tidur dan gangguan psikis,
serta gangguan fungsi organ. Pregabalin Pregabalin merupakan penemuan baru, sejenis obat
yang bekerja pada presinaptik serabut saraf. Mekanisme kerja dari obat ini didasarkan pada
tingginya ambang rangsang ( hyperexcited ) yang menyebabkan meningkatnya produksi
neurotransmitter, sehingga menimbulkan gejala nyeri neuropatik. Pada diabetes, rangsangan
atau stimuli bersumber Subbagian Endokrin Metabolik Bagian I. Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas / RSUP Dr M Jamil Padang 5 dari kelainan metaboli.
Khasiat dari pregabalin adalah menekan produksi dari neurotransmitter dengan cara modulasi
Ca channel dari neuron saraf presinaptik ( Gb.2 ). Gambar 2. Mekanisme kerja pregabalin
melalui modulasi pada presinaptik dalam mengatasi nyeri neuropatik Rosenstock et al.,2004
** ** ** ** ** ** ** ** **P
2.8. TERAPI

You might also like