You are on page 1of 8

ANALISA PENURUNAN PONDASI R AKI

T PADA TANAH LUNAK


Niken Silmi Surjanda ri

Abstract: Most civil building supported by ground. One of the problem of which is
often met by if a civil building put down above soft soil is settlement. Mat foundation
is one of the shallow foundation type able to be put down above soft soil. This
research used by method is literature study that is comparing some settlement
formula. Soil data weared by is skunder data result of vestigation of soil. Geometry
foundation data determined, that is as follows: D = 1,0 metre; 1,5 metre; 3 metre;
and 2,5 metre ( D is deepness of planted raft foundati in ground). From result of
calculation will know by the nature of is special the ach formula and show there is do
not it effect float from raft foundation assemble to level of settlement hat occured.
From result of calculation can be taken by conclusion
for the settlement of
immediately Timoshenko-Goodier formula relative more is peaceful used by than
Janbu formula. For the settlement of consolidation, Terzaghi formula give result of
good if estimated do not occured strain instruct later l. Formula Skempton-Bjerum
more is precise used to the condition of where there a e lateral strain. From result of
calculation obtained by conclusion that usage of raft foundation at soft soil is to profit
because effect float which is generated it can reduce the level of settlement.
Keyword: float effect, raft foundation, settlement, , soft soil,
1. La tar Belaka ng
Sebagian besar bangunan sipil didukung oleh
tanah. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian
yaitu: bangunan di atas tanah (upper structure)
dan bangunan di bawah tanah (sub structure)
yang mengantarai bangunan atas dan tanah
pendukung, (Wesley, 1977). Apabila tanah
pendukung yang dijumpai adalah tanah
bermasalah, misalnya tanah lunak, maka
pemilihan jenis pondasi akan lebih sulit.
Permasalahan utama bila suatu bangunan di
atas tanah lunak adalah daya dukung dan

penurunan, (Bowles, 1979).


Berdasarkan kedalaman tertanam di dalam
tanah, maka pondasi dibedakan
menjadi
pondasi dangkal (shallow foundation) dan
pondasi dalam (deep foundation), (Das, 1995).
Pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah
baik atau lapisan batuan berada di posisi yang
dangkal dari atas permukaan bumi. Bila
lapisan tanah baik atau lapisan batuan berada
pada posisi yang dalam maka digunakan
pondasi dalam atau pondasi tiang.

2. Landasan Teori
Pondasi rakit adalah plat beton besar yang
digunakan untuk mengantarai permukaan
(interface) dari satu atau lebih kolom di dalam
beberapa garis atau jalur dengan tanah.
Pondasi rakit adalah salah satu jenis dari
pondasi dangkal.
Pondasi
rakit
biasa
digunakan apabila penurunan merupakan suatu
masalah misalnya pada tanah lunak. Penurunan
ini akan dikontrol dengan cara efek a pung
yaitu berat bangunan diatur supaya kurang
lebih sama dengan berat tanah yang digali,

(Bowles, 1979).
Beberapa metode yang digunakan
merencanakan sebuah pondasi rakit
(Das, 1988):

untuk
yaitu,

1. metode konvensional, 2.
metode elastik:
- prosedur fleksibel kira-kira,
- beda hingga,
- elemen hingga.
Dibandingkan dengan bahan
konstruksi
lainnya, tanah memiliki sifat ketidakpastian

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebe as Maret

Niken Silmi Surjandari, Analisa Penurunan Pondasi Rakit Pada Tanah Lunak

yang paling besar. Sifat elastik tanah yang


digunakan untuk perhitungan penurunan
adalah modulus elastisitas
Poisson .

E s dan angka

Janbu (1966) mengusulkan sebuah rumus


untuk menghitung penurunan segera yaitu
sebagai berikut:

1m
Si m0 m1qB
Es

(4.2)

Apabila
tanah
dibebani
maka
tanah
dibawahnya akan mengalami pemampatan.
Pemampatan tersebut disebabkan adanya
deformasi partikel tanah, keluarnya air dari
dalam pori, dan sebab-sebab lainnya. Secara
umum, penurunan (settlement) pada tanah
yang disebabkan oleh pembebanan dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

dengan 0 dan 1 adalah koefisien penurunan


vertikal Janbu, berupa grafik (dapat dilihat
pada 2.

1. penurunan

berikut.

segera

Si

(immediate
settlement), yang merupakan akibat dari
deformasi elastis tanah kering, basah, atau
jenuh air tanpa adanya perubahan kadar

Teori konsolidasi primer 1 dimensi Terzaghi


memberikan persamaan untuk menghitung
besarnya penurunan konsolidasi
sebagai

(1). Untuk tanah


secara normal:

air,
2.

Cc

penurunan konsolidasi S c (consolidation


settlement), yang merupakan hasil dari
perubahan volume tanah jenuh air sebagai
akibat dari keluarnya air yang menempati
pori tanah.

Ramiah dan
Chickanagappa
(1982)
memberikan
rumus-rumus
yang
dapat
digunakan untuk menghitung penurunan
segera yaitu: Timoshenko-Goodier; Burmister;
dan Janbu. Sedangkan untuk penurunan
konsolidasi
dipakai
rumus:
Terzaghi;
Skempton-Bjerrum; dan Lambe.
Persamaan yang diusulkan oleh TimoshenkoGoodier adalah:
2

1m
S i qB
I
w

(4.1)

Sc

lempung

terkonsolidasi

P0

1e

H log

(4.3)

dengan:
Cc

= indeks kompresi, (tanpa satuan),


dari uji oedometer

e0

= angka pori awal, (tanpa satuan),


dari uji oedometer

= tebal lapisan tanah lempung, (m)

P0

= tegangan overburden, (kN/m )

? P = tambahan tegangan
akibat beban
2
luar, (kN/m )

(2). Untuk tanah lempung


secara berlebihan:

terkonsolidasi

a. Bila (P0 + ? P) = Pc rumus penurunan


konsolidasi adalah sebagai berikut:

Es

dengan:

S
2

q = tekanan pada plat pondasi, (kN/m )


B = lebar pondasi, (m)
= angka Poisson,
(tanpa satuan),
tergantung jenis tanah, dapat dilihat
di 1
Es = modulus
Elastisitas,
(Mpa),
tergantung jenis tanah, dapat dilihat
di 1
Iw = faktor pengaruh, (tanpa satuan),
dapat dilihat di 1

Cs

H log
P0

1 e0

P
P0

.............................(4.4)
dengan Cs adalah indeks rekompresi.
b. Bila (P0 + ? P) > Pc rumus penurunan
konsolidasi adalah sebagai berikut:

Sc

Cs H
1 e0

log

Cc H 1 e0
Pc
P0
17

GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007

log

P0

P P0
........................................... (4.5)

18

dengan
Pc
adalah
2
prakonsolidasi (kN/m ).

tekanan

Pada metode Skempton-Bjerrum diusulkan


adanya pengaruh regangan lateral dalam
bentuk
koefisien penurunan
SkemptonBjerrum sehingga penurunan konsolidasi
dinyatakan dalam bentuk:

Sc mSoed
...................................... (4.6)
dengan Soed adalah penurunan berdasarkan uji
oedometer, dan diberikan sebagai:

Soed mv PH
........................................ (4.7)
dengan mv adalah koefisien kompresibilitas
volume (m2/MN).
Pada tanah yang mendukung pondasi dengan
berbagai bentuk, umumnya terjadi kenaikan
tegangan (? P). Kenaikan tegangan tersebut
tergantung: beban per satuan luas dimana
pondasi berada, kedalaman tanah di bawah
pondasi dimana tegangan tersebut ditinjau, dan
faktor lain. Besarnya kenaikan tegangan
vertikal yang terjadi pada tanah akibat beban
pondasi harus dihitung agar nilai penurunan
yang akan terjadi dapat
diperkirakan.
Boussinesq, 1883 dalam Terzaghi dan Peck,
1967, telah memecahkan masalah yang
berhubungan dengan penentuan tegangantegangan pada sembarang titik pada sebuah
medium yang homogen, isotropis, dan elastis
di mana medium tersebut adalah berupa ruang
yang luas tak terhingga dan
pada
permukaannya bekerja sebuah beban terpusat.
Untuk menghitung ? P pada titik A di bawah
suatu beban lentur berbentuk empat persegi
panjang yang mempunyai panjang L dan lebar
B seperti pada Gambar 1 maka dipakai rumus

Ga mbar 2. Bagan alir pelaksanaan penelitian

Boussinesq sebagai berikut:


P qI
2

dengan:

....................................... (4.8)

q = beban merata yang bekerja pada suatu


2
luasan, (kN/m )
I2 = faktor pengaruh, (tanpa satuan), dapat
dilihat di 2
3. Metodologi
Metodologi
penelitian secara
digambarkan dalam diagram alir
tampak pada Gambar 2.

singkat
seperti

4. Hasil dan Pembahasa n


Dalam menentukan penurunan pondasi, sangat

Gambar 1. Tambahan tegangan vertikal ? P

sulit untuk mendapatkan suatu nilai penurunan


yang pasti, apalagi bila data tanah yang
diperoleh sangat minim. Kalaupun diperoleh
data tanah yang lebih lengkap, data inipun
seringkali kurang mewakili kondisi sebenarnya
di lapangan yang disebabkan oleh:

- sulit mendapatkan sampel tanah yang


asli,
- ukuran sampel tanah yang relatif kecil
dibandingkan dengan ukuran tanah pada
kondisi sebenarnya di lapangan,
- faktor alat uji dan penguji itu sendiri.
Selama ini rumus-rumus penurunan yang telah
diusulkan hanya untuk menaksir nilai

penurunan, dan angka yang diperoleh


merupakan angka pendekatan dari suatu angka
yang tidak pasti.
Pada perhitungan penurunan ini dipakai data
hasil boring yang diambil dari
hasil
penyelidikan tanah pada proyek pembangunan
BHS di Semarang oleh PT Indeco Prima
Jakarta.

(a) Pembebanan pondasi rakit

(b) Denah pondasi rakit


Gamba r 3. Pondasi rakit yang dianalisa

Tabel 1. Hasil hitungan penurunan pondasi rakit

Rumus

Nilai penurunan (cm)


D = 1,0 m

D = 1,5 m

D = 2,3 m

D = 2,5m

(1) Timoshenko-Goodier

2,1504

2,1504

2,1504

2,1504

(2) Janbu

1,8520

1,8240

1,7660

1,7560

(1) Terzaghi

7,1530

4,2295

0,1428

-0,8215

(2) Skempton-Bjerrum

0,3445

0,1787

0,0065

-0,0081

Penurunan segera:

Penurunan konsolidasi

Tabel 1 menunjukkan bahwa memperkirakan


nilai penurunan suatu pondasi dengan pasti
adalah suatu hal yang sulit. Tampak bahwa
untuk sampel tanah
yang
sama, nilai
penurunan yang dihasilkan masing-masing
rumus akan berbeda satu dengan yang lainnya.
(1) Penurunan seger a
Nilai penurunan segera dari Tabel 1 untuk
rumus Timoshenko-Goodier memberikan nilai
yang lebih besar bila dibandingkan hasil yang
diperoleh dari rumus Janbu. Juga nilai
penurunan yang dihitung dengan rumus
Timoshenko-Goodier memberikan nilai yang
sama untuk D yang berbeda. Hal ini
disebabkan karena
rumus
TimoshenkoGoodier didasarkan pada
asumsi bahwa
tekanan q diletakkan di atas permukaan tanah.
Dalam praktek, pondasi hampir selalu
diletakkan pada kedalaman tertentu di bawah
permukaan
tanah.
Kedalaman
pondasi
mempunyai kecenderungan untuk mengurangi
besarnya penurunan. Hal ini sudah dibuktikan
dengan membandingkan hasil yang disajikan
pada Tabel 1. Jadi bila rumus TimoshenkoGoodier
digunakan
untuk
menghitung
penurunan, maka akan memberikan suatu hasil
yang aman (konserva tif).
Pada analisa ini rumus Janbu dipilih sebagai
pembanding rumus Timohenko -Goodier. Pada

20

rumus Janbu, kedalaman pondasi termasuk


faktor yang dipertimbangkan, sehingga terlihat
bahwa nilai penurunan yang diperoleh dengan
menggunakan rumus Janbu lebih kecil
daripada nilai penurunan yang diperoleh
dengan menggunakan rumus TimoshenkoGoodier.
(2) Penurunan konsolidasi
Rumus Terzaghi didasarkan pada
asumsi
bahwa regangan lateral adalah nol. Untuk
menghitung penurunan suatu lapisan lempung
yang relatif tipis yang dibebani suatu beban
yang luas, rumus Terzaghi akan memberikan

hasil yang baik.

Pada analisa ini, lapisan lempung relatif tipis


dibandingkan luas daerah yang dibebani (tebal
lapisan lempung = 11,6 m, luas daerah yang
dibebani = 225 m2), sehingga gerakan tanah ke
samping akan ditahan oleh tanah di
sampingnya. Jadi penggunaan rumus Terzaghi
untuk kasus ini memberikan hasil yang teliti.
Dengan kondisi seperti disebutkan pada alinea
sebelumnya maka koreksi Skempton-Bjerrum
akan menghasilkan suatu nilai penurunan yang
kurang teliti.
Bila dibandingkan nilai penurunan pada Tabel
1 dapat dilihat bahwa nilai penurunan yang
dihitung dengan beberapa rumus (kecuali
Timoshenko-Goodier) akan memberikan hasil
penurunan yang lebih kecil seiring dengan

bertambahnya kedalaman pondasi rakit. Hal ini


membuktikan bahwa penggunaan pondasi rakit
pada tanah lunak (jenis tanah ini penurunan
seringkali menjadi masalah yang serius) adalah
cocok karena adanya efek apung dari pondasi

rakit.
5. Kesimpulan
1. Pada analisa penurunan segera,
Timoshenko-Goodier memberikan
penurunan segera yang lebih
dibandingkan rumus Janbu. Apabila
perencanaan akan digunakan
keamanan yang lebih besar maka
Timoshenko-Goodier
lebih
digunakan.

rumus
nilai
besar
dalam
faktor
rumus
aman

2. Rumus Terzaghi tidak memperhitungkan


regangan lateral. Untuk menghitung
penurunan konsolidasi suatu lapisan tanah
lempung yang relatif tipis yang dibebani
suatu beban yang luas, maka rumus
Terzaghi akan memberikan hasil yang
baik.
3. Pondasi rakit dapat mereduksi besarnya
penurunan yang terjadi karena adanya efek
apung .
Daftar Pustaka

Wesley, L.D., Mekanika Tanah, Badan


Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta,

1977.

Bowles,J.E., Physical And Geotecnical


Properties of Soils, Mc Graw Hill Book
Company, NY, 1979.
Das, B.M. (alih bahasa: Noor Indah Mochtar
dan Indrasurya B. Mochtar), Mekanika
Tanah,
Prinsip-prinsip
Rekayasa
Geoteknis, Erlangga, 1988.
Das,

B.M., Principles
of Foundation
Engineering,
PWS
Publishing
Company, California, 1995.

Ramiah,B.K., Chickanagappa,L.S., Handbook


of Soil Mechanics And Foundation

Engineering, A.A. Balkema, Rotterdam,


1982.

Terzaghi,K., Peck,R.B., Soil Mechanics In


Engineering Practice, Wiley, NY, 1967.
Teng,W.C., Foundation Design, Prentice Hall
of India Private Limited, New Delhi,

1981.

You might also like