You are on page 1of 31

PEMANFAATAN BLOG (JURNAL ONLINE)

DALAM PEMBELAJARAN KELAS

Sudrajat Pamungkas
5212072391
Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK

At this time, the development of Information and Communication Technology (ICT) in


various fields is very rapid and is seen as a necessity and also opportunities. In the field of
English education, for example, developments ICT can provide new dimensions of literacy
skills for learners; ICTs can provide creative opportunities for young writers. Good writing
skills are extremely important for learners in the future. To start writing, the learner can start
from something simple and informal, such as journal / diary of daily activities. However,
learning writing is still considered conventional in which teachers are often learners
ordered to make a direct writing without due process writing. Often given topic is limited to less
attractive, not challenging exploration, losing the element of innovation and creation. In fact,
teacher that often, so far, the sole investigator of learners so that the lack of written feedback
and interaction in the process of writing it. One way that could be used for improve the quality
of teaching and learning writing skills by making use of ICT is to a blog (online journal). Blogs
are an online journal in which the learner can write any thing according to they draw, edit, and
publish. It is believed that writing a blog can take advantage of giving audiences a real and potential for
improvement of writing learning, innovation, exploration, and creation of better, giving more dynamic
interaction, better literacy skills, even development work in teams.
Keywords: Blog, Learning Writing

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah begitu pesat pada jaman ini.
Perkembangan ilmu yang terjadi selama ini tidaklah berlangsung secara tiba-tiba,
melainkan terjadi secara bertahap. Perkembangan ilmu terjadi karena manusia selalu
dihadapkan pada tantangan alam, situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.
Selalu terdapat dorongan untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan
dorongan tersebut adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63). Semua hal
yang terjadi sampai sekarang ini merupakan rangkaian panjang sejarah peradaban
manusia.

1
Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah menghadirkan
tantangan (dan kesempatan) bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia
pendidikan. Pendidikan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat
kompleks, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia yang mampu bersaing
dan berkiprah di era globalisasi ini. Untuk itu, lembaga pendidikan sebagai suatu institusi
yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia diharapkan mampu
memberikan yang terbaik dengan melakukan terobosan berikut upaya perbaikan dengan
tujuan untuk peningkatan kualitas proses dan produk pendidikan.
Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas diperlukan
adanya dukungan seluruh komponen secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber
daya manusia (Nurkolis, 2002: 1). Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami banyak
transformasi, mulai dari metode, fokus, kurikulum, dan lainnya. Pembelajaran bahasa,
khususnya pembelajaran bahasa asing, juga mengalami hal yang serupa. Telah banyak
strategi, teknik, metode, dan pemikiran-pemikiran yang telah dihasilkan untuk kualitas
pembelajaran bahasa asing yang lebih baik. Akan tetapi, sampai sekarang, sepanjang
yang peneliti tahu, pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris masih belum
menunjukkan hasil yang optimal. Kemampuan anak-anak yang belajar bahasa Inggris,
bahkan telah dimulai sejak sekolah dasar dan ditambah dengan jam tambahan diluar
kelas, masih tetap belum optimal.
Pembelajaran bahasa Inggris juga saat ini dihadapkan pada tantangan untuk
mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya sehingga diharapkan
sumber daya manusia dapat ditingkatkan. Terdapat banyak orang, terutama anak-anak
yang belajar bahasa Inggris sekarang tidak mampu berbicara dan menulis dalam bahasa
Inggris meski mereka paham dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa tersebut.
Mereka cenderung hanya memahami konsep-konsep yang ada secara mekanis, dimana
ketika mereka dihadapkan pada situasi yang harus berbicara atau menulis, mereka tidak
mampu melakukannya.
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa
Inggris di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah faktor-faktor berikut yang satu sama
lain saling berhubungan. Pertama, dari faktor pengajar. Banyak pengajar yang belum
paham dengan pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan pada aspek penguasaan
kompetensi akan keterampilan berbahasa dan komponen kebahasaan lainnya serta
kreativitas dan kearifan lokal (www.hariannasib.com, 2006). Kurangnya kesempatan
2
untuk berkreasi, kurangnya pemahaman dan kegiatan pelatihan yang menunjang
mungkin menjadi penyebab rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan oleh mutu
guru sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Kedua, dari faktor
kemampuan mahasiswa. Kualitas kemampuan bahasa Inggris mahasiswa semakin tahun
semakin menurun, khususnya yang terlihat di lingkungan penulis. Dalam pembelajaran
di kelas, mereka lebih sering cenderung untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam
belajar sehingga kualitas pembelajaran menjadi kurang optimal. Faktor ketiga adalah dari
hal-hal di luar yang tadi disebutkan, misalnya lingkungan, sumber belajar, staf
pendukung pembelajaran, fasilitas dan lainnya. Hal-hal ini tidak dapat dipungkiri dapat
memberikan pengaruh terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Sudah seharusnya
hal-hal tersebut mendukung secara positif kualitas pembelajaran sehingga kemampuan
mahasiswa dapat meningkat. Akan tetapi, sering, hal-hal tersebut tidak optimal dalam
mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa Inggris. Hal-hal tersebut di atas telah
mempengaruhi kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga perlu dicarikan solusinya.
Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk
mencapai hasil efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang dosen harus
memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk menciptakan
iklim belajar dan mengajar yang kondusif sehingga memungkinkan dilaksanakannya
kegiatan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi siswa masing-masing.
Kompetensi dasar profesional ini tentunya harus ditunjang dengan strategi khusus
mengingat kondisi setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya, suatu strategi tertentu di
kelas A mungkin tidak bisa berlaku efektif sama jika strategi tersebut diaplikasikan di
kelas B. Itu berarti untuk memiliki kompetensi ini seorang dosen harus memiliki
pengetahuan awal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran seperti hakekat
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu
bidang tertentu, minat dan sikap pembelajar, serta latar belakang pebelajar.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa.
Kemampuan menulis yang baik sangatlah penting bagi mahasiswa di kemudian hari
karena akan mampu memberikan kesempatan dan juga tentunya tantangan yang lebih
bagi mereka. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, seseorang harus memiliki
skemata yang memadai untuk dapat diekspresikan secara efektif melalui media tulis.
Suatu tulisan yang baik tidaklah bisa sekali jadi, namun semestinya melewati berbagai
proses mulai dari proses outline, membuat draft, sampai bisa menjadi tulisan, dan
sepanjang proses tersebut, revisi secara berkesinambungan terus dilakukan. Namun
3
dalam kenyataannya, banyak mahasiswa yang tidak menghasilkan suatu tulisan dengan
melalui proses menulis tersebut. Khususnya dalam pembelajaran menulis, hal-hal berikut
berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis.
• Proses Belajar Mengajar.
Sering kali, proses belajar mengajar keterampilan menulis di kelas masih
sangat sederhana. Dosen menerangkan materi perkuliahan, mahasiswa
menulis, kemudian dikoreksi oleh dosen dan diberi komentar. Tidak ada
proses yang mampu memberikan pematangan untuk perbaikan tulisan
mahasiswa. Jika ada, hal tersebut tampaknya kurang banyak membantu
mahasiswa.
• Umpan Balik (Feedback).
Feedback adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan menulis. Namun,
sering kali, tidak adanya proses feedback yang bersifat ragam antara
mahasiswa, dan dosen. Dosen biasanya yang memberi lebih banyak komentar
sehingga terkesan satu arah. Mahasiswa tidak tahu apa yang terjadi dengan
tulisan mereka karena setelah selesai dikerjakan, langsung dikumpulkan ke
dosen untuk dikoreksi.
• Standar Penilaian.
Standar penilaian yang digunakan harus jelas agar tidak mengundang
pertanyaan akan kesahihan nilai yang diperoleh mahasiswa.
• Kreativitas dan Inovasi.
Nuansa ini juga bisa berfungsi sangat oenting dalam proses pembelajaran
menulis. Namun, kurang adanya nuansa kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran di kelas sering terjasi dimana semua proses menulis dikerjakan
di kelas sehingga tampak monoton, kurang „menantang‟ eksplorasi
pengetahuan mahasiswa.
• Motivasi.
Motivasi adalah faktor internal yang oenting untuk membantu seseorang
memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang
rendah dalam mengikuti perkuliahan tentu akan mempengaruhi
keberhasilannya dalam pembelajaran menulis sehingga pada akhirnya,
mahasiswa tidak mampu menghasilkan suatu tulisan yang baik dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum setelah menyelesaikan perkuliahan tersebut.

4
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, beberapa inovasi baru dalam dunia
pendidikan utamanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris,
muncul. Seiring dengan perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi
(selanjutnya TIK), dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Inggris,
perkembangan pesat TIK ini memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi pengajar
dan mahasiswa agar dapat digunakan secara efektif di dalam pembelajaran di kelas.
Menurut Sei-Hwa, 2006), TIK mampu menjadi salah satu media pembelajaran
bahasa Inggris yang memberikan nuansa kreativitas, inovasi, dan tentu saja unsur
senang. Merchant (2003) menambahkan bahwa pemanfaatan TIK bagi mereka yang,
khususnya, tidak berada di dalam kelas dapat memberi suatu dimensi baru pembelajaran
bahasa Inggris. Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan berbagai cara inovatif yang ada,
misalnya secara synchronous ataupun asynchronous, melalui media online. Lebih lanjut
ia menambahkan bahwa khususnya untuk pembelajaran menulis, TIK dapat membuka
berbagai kesempatan bagi penulis-penulis pemula karena mereka dihadapkan pada media
online yang interaktif sehingga terbuka kesempatan untuk kemampuan untuk
memperluas wawasan, audiens pembaca yang lebih luas daripada sebelumnya, dan
kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik.
Seiring dengan perkembangan TIK dewasa ini, terdapat banyak media online
yang gratis yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tools seperti blog,
webpage, social networking system (friendster, facebook, tagged, dan lainnya), dan
Content Management System (CMS) bisa digunakan untuk membantu meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa. Sehubungan dengan keterampilan menulis,
salah satu media efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam keterampilan menulis karena memiliki karakteristiknya yang relevan
adalah media blog.
Blog (bentuk sederhana dari weblog) adalah sebuah laman (situs) seseorang yang
sering di update yang sering disebut dengan jurnal (diari) online (Rouf dan Sopyan,
2007). Dewasa ini, blog berkembang sangat pesat seiring perkembangan TIK di
Indonesia. Hampir semua orang memiliki blog, mulai dari artis, politikus, guru, dosen
sampai mahasiswa karena proses membuatnya sangatlah mudah. Dengan memiliki blog
yang juga berarti memiliki jurnal online, mahasiswa dapat menulis apapun yang mereka
senangi, dimana mereka bisa edit dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa
menjadi media agihan (sharing) bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar

5
kelas, bahkan ke luar negeri yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut
bersifat online.
Sehubungan dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog
sangatlah sesuai dengan karakteristik pembelajaran menulis. Dengan blog, mahasiswa
bisa menulis apapun pada bagian blog yang telah ada, termasuk memberi tambahan
penekanan atau informasi dengan media lain yang juga telah tersedia, seperti audio,
video, atau link ke alamat laman (situs) relevan lainnya. Secara teknis, membuat blog
tidaklah sulit, karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman dan sintaks yang
rumit. Mahasiswa hanya tinggal mengisi slot-slot yang sudah ada, seperti halnya
mengetik, kemudian tinggal dipublikasikan dan blog mereka sudah bisa dilihat oleh
seluruh orang didunia. Jika ada kesalahan, hal tersebut bisa langsung diperbaiki. Jadi,
membuat blog sangatlah mudah, sepanjang ada koneksi.
Blog sebagai wadah curahan ide dan tulisan mahasiswa akan sangat bermanfaat
bagi mereka karena blog sebagai media online mampu memberikan audiens riil bagi
tulisan mahasiswa. Jika selama ini, dosen adalah satu-satunya orang yang membaca
tulisan mahasiswa, dengan media blog, tulisan mereka dapat dibaca oleh teman-teman
mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di tempat-tempat lain, orang tua
mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet. Tanpa disadari, potensi audiens riil
ini memberikan „tuntutan‟ sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan
hasil karya mereka yang terbaik. Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi
yang lebih baik bagi peningkatan kompetensi menulis mahasiswa.
Lebih lanjut, sesuai dengan beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya,
blog dipercaya akan sangat membantu peningkatan prestasi mahasiswa dalam
pembelajaran menulis. Rasional tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
• Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis,
mulai dari outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap
proses tersebut, revisi tetap dilakukan secara terus menerus. Hasil tulisan
mahasiswa dari outiline, draft sampai tulisan final yang telah disetujui atau
dikoreksi ditaruh di blog mereka sehingga memberi kebanggaan dan
dorongan untuk berbuat yang terbaik untuk ditunjukkan ke semua orang yang
memiliki akses ke blog mereka.
• Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana
mereka bisa saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk

6
hasil yang lebih baik sebelum dikoreksi oleh dosen. Hal ini sudah barang
tentu akan membantu dosen juga mengingat mengoreksi tulisan mahasiswa
tidaklah mudah mengingat jumlah kelas dan mahasiswa yang diajar.
• Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi
pekerjaan mahasiswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak
paham akan apa yang semestinya ditekankan atau diperbaiki.
• Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan.
Mahasiswa akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana membuat blog,
kemudian mengisi tulisan di dalamnya, dan bagaimana memberi komentar
atas tulisan teman-temannya melalui media tersebut. Kemudian, seluruh blog
mahasiswa didaftarkan oleh dosen dalam suatu wadah blog baru. Hal ini
bertujuan mirip seperti mailing list (hal yang sama bisa dilakukan dengan
media RSS/Rich Summary Site Feed/Really Simple Syndicate) dimana ketika
seseorang yang meng-upload tulisan, sistem blog itu akan secara otomatis
„memberi tahu‟ pemilik blog lainnya yang sudah tergabung dalam suatu
wadah tadi. Ini akan jauh memudahkan mahasiswa dan dosen. Jika tidak,
agak sulit tampaknya untuk mengetahui apakah seseorang sudah menulis
sesuatu atau belum kecuali yang bersangkutan memang sengaja masuk ke
blog temannya. Peneliti yakin, dengan adanya nuansa inovasi dan kreativitas
yang lebih diberikan, mahasiswa akan termotivasi untuk lebih mau lagi
menulis dan menghasilkan tulisan yang lebih baik dan efektif.
Dalam pembelajaran menulis, mahasiswa juga harus memahami pengetahuan
akan elemen-elemen dasar tulisan, pengetahuan akan komponen-komponen yang
membentuk suatu tulisan yang padu (unity) dan koheren (coherence), serta kompetensi
menulis berdasarkan jenis-jenis tulisan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat menuangkan
ide-idenya dan mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan yang baik dan
efektif. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan koheren.
Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian pembaca
sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan baik.
Dengan memanfaatkan blog sebagai media jurnal online dalam pembejaran
menulis, kompetensi menulis mahasiswa dapat ditingkatkan. Peningkatan kompetensi ini
diharapkan berimbas pada peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa yang
meliputi aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya, yaitu menyimak, membaca, dan

7
berbicara serta komponen-komponen bahasa, seperti pelafalan, struktur, pilihan kata,
kosakata, dan lainnya. Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa,
diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat.

KAJIAN TEORI
Kompetensi Menulis
Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2003: 37) menyatakan bahwa kompetensi
berarti penguasaan terhadap tugas, keterampilan, tingkah laku, dan penghargaan-
penghargaan yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan atau suatu prestasi.
Padmadewi (2004) menambahkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dalam mata
kuliah dan mata praktikum yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan yang harus
dapat dilakukan oleh mahasiswa. Pada dasarnya, kedua pendapat tersebut memiliki ide
yang sama tentang pengertian kompetensi yang pada intinya mengacu pada kemampuan
mahasiswa untuk melakukan sesuatu berdasarkan suatu standar tertentu.
Definisi-definisi tersebut dapat dirangkum dua hal, yaitu, sebagai kemampuan
mahasiswa menguasai aspek-aspek keterampilan dan komponen bahasa, dan kemampuan
mahasiswa menghasilkan tulisan yang baik dan efektif berdasarkan prinsip kepaduan dan
koherensi. Baik artinya paragraf tersebut merupakan suatu kesatuan yang padu dan
koheren. Efektif dimaksudkan bahwa tulisan mereka nantinya mampu menarik perhatian
pembaca sekaligus mampu menyampaikan pesan yang ingin dituangkan secara tepat dan
baik. Kedua kemampuan di atas, tidaklah bisa dipisahkan mengingat keduanya
merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Dengan kata lain dapat disimpulkan
bahwa, mahasiswa akan bisa dikategorikan belum memiliki kompetensi yang cukup
apabila mereka tidak menguasai kedua kemampuan tersebut dengan baik.
Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang
bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan (Rainey,
2003: 2). Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya,
bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan
yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan,
dimana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain
melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Reinking, dkk. (2002: 3) menyatakan bahwa terdapat empat tujuan umum dari
kegiatan menulis, yaitu untuk menginformasikan, mempengaruhi, mengungkapkan, dan
menghibur. Dalam suatu tulisan, hampir semua yang ditulis oleh penulis merupakan
8
cerminan dari kemampuannya akan pengolahan kata-kata sehingga bahkan hal-hal yang
abstrak bisa ditampilkan dengan lebih jelas karena kemampuan tersebut.
Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif,
argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan,
sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa
dimana mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan
termasuk komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa
untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif
kepada pembacanya.
Dalam menulis, mahasiswa harus mampu menguasai beberapa hal. Pertama,
mahasiswa harus mampu menguasai elemen-elemen tulisan, seperti topic sentence/thesis
statement, introduction, body, dan conclusion. Masing-masing elemen tersebut memiliki
karakteristik yang harus diikuti agar tulisan mahasiswa nantinya menjadi lebih baik.
Kedua, mahasiswa harus mampu menguasai pengetahuan akan komponen-komponen
yang membentuk suatu tulisan yang padu dan koheren. Ketiga, mahasiswa mampu
memiliki kompetensi menulis suatu tulisan berdasarkan jenis-jenis komposisinya.

Motivasi dalam Belajar Bahasa


Gardner dan Tremblay (1994) menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan
bagaimana seseorang bertingkah laku. Disebutkan bahwa terdapat 4 aspek dalam
motivasi, antara lain 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai tujuan, dan 4) tingkah
laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah. Selain itu, motivasi juga
didefinisikan sebagai suatu awal untuk menciptakan dan menjaga tingkah laku seseorang
menuju pencapaian tujuan (Ames & Ames, 1989). Aspek motivasi ini sangat penting
karena berperan dalam menentukan keaktifan dan tingkah laku siswa dalam belajar
(Ngeow, 1998).
Oxford & Shearin (1994) lebih lanjut menyatakan bahwa motivasi adalah hasrat
untuk mencapai tujuan, dikombinasikan dengan usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Banyak peneliti mempertimbangkan motivasi sebagai sebuah elemen utama yang
menentukan kesuksesan dalam meningkatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa
kedua maupun bahasa asing. Hal ini menentukan rentang keaktifan,dan keterlibatan
personal dalam mempelajari bahasa kedua. Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif timbul sebagai respons yang
melibatkan kenyamanan dan optimisme tentang tugas-tugas yang diemban. Sedangkan
9
motivasi negatif mengacu pada pengambilan tugas-tugas yang selalu dihantui rasa tidak
nyaman yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan pula. Sebagai
contoh, ketidaklulusan, yang disebabkan motivasi yang rendah sehingga tugas-tugas
perkuliahan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut,
Gardner dan Lambert (1972) mengemukakan sebuah model yang disebut dengan Socio-
Educational Model. Model ini tersusun setelah melakukan penelitian selama lebih dari
sepuluh tahun dan disimpulkan bahwa tingkah laku pembelajar terhadap bahasa dan
budaya target memiliki peranan penting dalam motivasi pembelajaran bahasa. Dari
model ini terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi instrumental dan integratif.
Motivasi instrumental mengacu pada keinginan pembelajar untuk mempelajari bahasa
dengan tujuan untuk tujuan-tujuan riil dan praktis, misalnya persyaratan masuk
perguruan tinggi, mencari pekerjaan, atau berkunjung ke suatu tempat. Sedangkan
motivasi integratif mengacu pada keinginan untuk mempelajari bahasa dengan tujuan
mampu berinteraksi dengan masyarakat bahasa target. McDonough (1981)
menambahkan bahwa terdapat dua jenis motivasi integratif, yaitu motivasi asimilatif dan
motivasi afiliatif. Motivasi asimilatif merupakan motivasi „kuat‟ dari seseorang untuk
berasimilasi dengan budaya dan bahasa masyarakat target secara penuh. Sedangkan
motivasi afiliatif merupakan motivasi „lemah‟ dari seseorang untuk berinteraksi secara
penuh dengan budaya dan bahasa masyarakat target tanpa melupakan budaya yang
dimilikinya.

Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)


Sebagai imbas dari globalisasi dewasa ini, penyebaran bahasa Inggris dan
perkembangan teknologi telah merubah pembelajaran bahasa Inggris sebagai suatu
lingua franca (Warschauer and Healey, 1988). Hasilnya, baik bahasa Inggris dan TIK
telah menjadi keterampilan literasi yang sangat penting bagi sebagian besar bukan
penutur bahasa Inggris asli untuk lebih mendalami bahasa Inggris (Papert, 1980). Tidak
dapat dipungkiri, penyebaran sekaligus pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan telah
berkembang dengan sangat pesat di banyak negara.
Karena perkembangannya yang pesat, TIK dipandang sebagai suatu hal yang
mampu memberikan tantangan sekaligus kesempatan. Bahkan UNESCO, dalam
pertemuannya di Dakkar, April 2000, telah menyatakan pemanfaatan TIK sebagai salah
satu strategi utama untuk mencapai misi “Pendidikan Bagi Semua” (EFA/Education for
All) (UNESCO-CI.htm, 2005). Pelgrum (1996) lebih lanjut menyatakan bahwa TIK:
10
• mampu memotivasi mahasiswa untuk berkolaborasi satu sama lainnya dan
bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya masing-masing,
• membantu bakat individu, memberi kemandirian, dan rasa percaya diri yang
sepantasnya,
• membantu mahasiswa menggunakan imaginasi mereka dan mempromosikan
kreativitas, dan
• membangun inkuiri dan keterampilan berkomunikasi serta membentuk
kemampuan mahasiswa akan konteks-konteks yang membutuhkan pemikiran
kritis, pengambilan keputusan, dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah.
Sehubungan dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Zhu dan Kapaln
(2001) mengajukan suatu model pengajaran berbasis teknologi yang dapat disampaikan
sebagai berikut.

Figur 1: Model Pengajaran Berbasis Teknologi


Dari figur diatas, dapat dilihat bahwa dari pendekatan sistem, pengajaran berbasis
teknologi meliputi empat komponen, yaitu mahasiswa, dosen, bahan ajar dan perangkat
teknologi. Penjelasan mengenai figur ini dapat disampaikan melalui kutipan berikut.
(Zhu and Kaplan, 2001: 6):
“An examination of each component raises a set of issues that the teachers
need to consider in order to make technology integration as successful as

11
possible. For example, content can be examined in terms of learning outcomes
and the discipline being taught. Teachers can think of their own experience
with technology, the amount of time they have for planning and teaching, and
their view of their role in the teaching and learning process. They need to
think carefully about their students, their exposure and access to technology as
well as their preferred learning styles. Finally, they can turn to the technology
itself and analyze it according to its functions. This approach to teaching and
learning with technology assumes that the four component parts are integrated
and that changes in one part will require adjustments to the other three in order
to achieve the same goals.”

Sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat terapan, TIK, dalam pembelajaran


bahasa Inggris dapat diintegrasikan pada keempat keterampilan bahasa dan komponen
bahasa lainnya. Dipercaya bahwa TIK mampu memberikan suatu model pembelajaran
yang interaktif, inovatif, dan kreatif. Dengan memanfaatkan TIK, kemampuan
mahasiswa dapat ditingkatkan karena kegiatan yang dilakukan sangat beragam, bisa
diperluas, dan bersifat riil tadi. Pelgrum (1996) menyatakan bahwa TIK dapat membantu
mahasiswa untuk:
• menggunakan berbagai strategi untuk mengeksplorasi perbedaan, persamaan,
dan koneksi/hubungan secara dinamis,
• menjelaskan teks secara inovatif,
• memperkaya atau memperluas konteks pembelajaran literasi,
• melihat teks dari sudut pandang alternatif/yang berbeda,
• menggunakan teknik-teknik analitis dan kritis,
• menyusun dan memproses teks dan data dengan lebih cepat dan efisien,
• menyusun dan mengatur teks dan data dengan menggunakan kombinasi kata,
gambar, suara, dan hiperteks (multimedia),
• menyimpan, merekam, mengedit, dan mengadaptasi pekerjaan dengan lebih
cepat dan efisien,
• menyimpan bukti-bukti proses editing sehingga dapat diteliti atau uji kembali
jika diperlukan,
• merubah struktur dan kualitas teks agar sesuai dengan audiens dan tujuan
yang beragam,
• menyusun teks yang multi pengarang,
• memilih audiens yang lebih riil, lebih luas di seluruh belahan dunia, dan

12
• melatih kemampuan untuk menggunakan media dan desain yang sesuai ketika
menyusun suatu tulisan atau kegiatan lainnya agar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Mengingat perkembangan dan manfaatnya, saat ini, banyak sekolah-sekolah dan
lembaga lainnya telah memanfaatkan TIK sebagai alat untuk mempromosikan
pembelajaran, baik untuk meningkatkan kompetensi, merespon perkembangan
kemampuan seseorang, dan hal-hal lainnya untuk pembelajaran yang lebih efektif. Jager
and Lokman (1999) menambahkan bahwa proses pembelajaran, standar asesmen, dan
kompetensi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan TIK dalam proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan pembelajaran menulis, Goldberg, dkk. (2003) menyatakan bahwa
menulis dengan menggunakan komputer and memanfaatkan media TIK dapat
meningkatkan jumlah tulisan mahasiswa, sekaligus kompetensi menulis mereka
mengingat mereka diberikan kesempatan untuk menulis dan mengekspresikan ide,
perasaan, dan pengalaman mereka secara kreatif dan inovatif.

Media Blog (Jurnal Online) sebagai Media Pembelajaran Menulis


Menurut Rouf dan Sopyan (2007), blog adalah suatu laman (situs) online yang
berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang. Jovan (2007) menambahkan bahwa
blog adalah “a personal diary, a daily pulpit, a collaborative space, a political soapbox, a
breaking-news outlet, a collection of links, one‟s own private thoughts, and memos to the
world.” Graham (2005) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah sulit karena hanya
memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama mudahnya untuk membuat
dan mengirim e-mail. Membuat blog tidaklah memerlukan pemahaman akan bahasa
pemrograman atau sintaks-sintaks pemerograman yang rumit karena semua sudah
dikerjakan oleh sistem. Yang harus dilakukan hanya menulis dan mempublikasikannya
langsung.
Blog dengan berbagai jenis dan variasi fiturnya telah banyak menarik minat
orang untuk memnfaatkannya dalam pembelajaran di kelas. Terdapat beberapa peneliti
dan penulis yang telah mengkaji pemanfaatan media blog (jurnal online) untuk
pembelajaran bahasa Inggris. Jati (2006) meneliti penggunaan blog kelas dan blog
mahasiswa untuk kelas menulis. Ia menemukan bahwa meskipun pada awalnya, blog
tidak ditujukan untuk pembelajaran bahasa Inggris, blog mampu menjadi media yang
sangat berguna untuk pembelajaran menulis. Jati (2006: 2) mengatakan bahwa:

13
“By utilizing free blogging services on the Internet, teachers are capable of
creating and storing online supplemental materials for students, post class
notes for student review, and give general feedback to the class as whole and
individually. Additionally, students are able to submit assignments online.”

Educational Blogger Network dalam “use weblog technology for the teaching of
writing and reading across the disciplines” (eBn, 2003) menambahkan bahwa blog telah
mampu merambah segala bidang, mulai jurnalisme, politik, hiburan, dan pendidikan, dari
pendidikan awal sampai lanjutan. Meskipun masih berupa embrio, namun ide tersebut
menyimpan potensi untuk berkembang lagi.
Campbell (2003) lebih lanjut menyarankan kalau blog bisa digunakan sebagai
media bagi mahasiswa untuk mengungkapkan pendapat, ide, dan informasi menarik
lainnya dalam lingkup pembelajaran bahasa Inggris. Duber (2002) bahkan telah
menyediakan link ke beberapa blog tutor yang ada di dunia maya sana.
Sehubungan dengan penggunaan bantuan teknologi Pederson dan Bonnstetter
(1990) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi
belajar sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Untuk penggunaan
media yang disampaikan melalui multimedia, Santosa (2005) menemukan bahwa
penggunaan media yang disampaikan melalui multimedia sebagai bentuk pemanfaatan
inovasi teknologi, seperti audio, slide bergerak, dan video, mampu meningkatkan
kemampuan dictation mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris.
Dengan demikian, pemanfaatan blog sebagai wadah atau media jurnal online
dalam pembelajaran, khususnya keterampilan menulis sangatlah dimungkinkan
mengingat. Banyak hal yang bisa ditaruh dalam blog. Menariknya, blog juga
memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk menaruh suara, video, gambar, dan
lainnya. Semua hal tersebut mudah untuk dilakukan (www.blogger.com, 2007). Melalui
media blog, seseorang dapat mengumpulkan dan membagi hal-hal yang menarik, entah
itu komentar politik, diari, atau link ke laman (situs) lain yang relevan. Ide dari
pembuatan blog sebenarnya tidak hanya untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan
pengalaman, namun juga untuk mendapatkan respon dari pengguna blog yang memiliki
tujuan sama. Hal inilah yang sangat menarik juga dari blog, karena orang-orang di
seluruh dunia bisa melihat, memberi komentar, mengambil (jika dibuat seperti itu) hal-
hal yang mereka anggap perlu. Hal inilah yang membuat “dunia blog” sangat dinamis
dan atraktif (Wang dan Fang, 2006).
Rouf dan Sopyan (2007) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis blog, yaitu:

14
• Blog Tutor.
Blog ini dijalankan oleh dosen di kelas. Isi dari blog ini biasanya terbatas
pada silabus, informasi mata kuliah, pekerjaann rumah, dan lainnya. Atau,
dosen bisa menulis mengenai ide, perasaan, dan pengalaman dirinya untuk
kemudian bisa dibagi dilihat dari berbagai perspektif, seperti budaya,
pemberian informasi, dan hal lainnya. Tipe blog ini membatasi ruang gerak
mahasiswa untuk lebih berkreasi.
• Blog Kelas.
Blog ini memiliki karakteristik „agihan‟ (share) dimana dosen dan mahasiswa
bisa menyumbangkan ide dan pengalamannya. Blog jenis ini sangat baik
digunakan sebagai ruang diskusi kolaboratif bagi dosen dan mahasiswa.
Mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih untuk menulis dan berinteraksi
dalam blog jenis ini.
• Blog Mahasiswa.
Blog jenis ini sebenarnya memerlukan lebih banyak waktu dan usaha dari
dosen untuk mengatur dan menyusun segala hal yang diperlukan, namun
mungkin merupakan yang paling baik bagi mahasiswa dilihat dari
kesempatan yang diberikan untuk menulis, mengekspresikan ide, perasaan,
dan pengalaman mereka. Mahasiswa akan memiliki blog mereka sendiri dan
biasanya mereka akan memerikan yang terbaik bagi milik mereka sendiri.
Terdapat beberapa alasan mengapa blog dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran menulis. Wang dan Fang (2006) menyatakan bahwa blog mampu
memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Biasanya, hanya dosen yang
mengoreksi dan memberi komentar atas tulisan mahasiswa dan fokus yang diperhatikan
adalah biasanya pada bentuk, bukan isi. Dengan blog, mahasiswa diberikan kesempatan
untuk mendapat audiens riil, baik teman sekelas, diluar kelas, orang tua, atau orang lain
di belahan dunia lain yang memiliki akses ke internet.
Graham (2005) menambahkan beberapa alasan lain bagi dosen untuk
memanfaatkan blog untuk pembelajaran menulis, yaitu:
• Blog memberikan latihan membaca ekstra bagi mahasiswa.
Bacaan ini bisa diberikan oleh dosen, mahasiswa lain dari kelas yang sama,
atau luar kelas, dan jika melalui blog, bisa dari orang-orang di seluruh dunia.

15
• Blog bisa sebagai jurnal online mahasiswa yang bisa dibaca oleh teman
sekelasnya.
Keuntungan dan jurnal online ini adalah arsip yang secara otomatis dibuatkan
oleh sistem blog yang diikuti. Karena sifatnya yang terbuka, pemanfaatan
blog mampu meningkatkan minat dan jumlah audiens.
• Blog bisa menuntun mahasiswa ke sumber-sumber belajar lainnya yang
tersebar dalam jumlah yang melimpah di situs-situs lainnya.
Untuk lebih menuntun mahasiswa pada sumber belajar yang tepat dan sesuai
dengan levelnya, dosen bisa memberi arahan atau menggunakan blog
tutornya sebagai portal sumber-sumber belajar bagi mahasiswanya.
• Blog mampu meningkatkan rasa saling percaya, mandiri, dan kerjasama
antara mahasiswa karena adanya aktivitas saling memberi komentar, saling
mengisi informasi, dan hal-hal lainnya yang menarik.
• Blog mampu memotivasi mahasiswa yang pemalu dan kurang percaya diri
untuk berpartisipasi.
Hal ini sering terjadi dimana mahasiswa pendiam biasanya bisa „berani‟
untuk mengungkapkan ide dan perasaannya ketika diberikan kesempatan
melalui blog.
• Blog mampu menstimulasi diskusi di luar kelas.
Blog bisa menjadi media diskusi sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas.
Apa yang mahasiswa tulis juga bisa sebagai bahan diskusi selanjutnya.
• Blog bisa memotivasi mahasiswa untuk menulis melalui sebuah proses.
Karena mereka menulis untuk dipublikasikan ke dunia luar, mereka akan
secara otomatis lebih memikirkan segala aspek tulisannya sehingga secara
tidak langsung akan memberikan latihan menulis bagi mahasiswa ke arah
yang lebih baik.
• Blog bisa menjadi portofolio online bagi tulisan mahasiswa.
Hal ini dimungkinkan karena adanya arsip yang secara otomatis dibuat oleh
blog itu sendiri sehingga kapanpun mahasiswa memerlukan, mereka bisa
kembali membuka tulisan mereka, berikut nilai serta komentar yang
diberikan.
Untuk terus menerus mempertahankan minat mahasiswa untuk menulis di blog,
dosen harus mampu membuatnya menjadi suatu kebiasaan. Jika tidak, blog-blog tersebut

16
akan ditinggalkan oleh penggunanya. Dosen,sebagai fasilitator utama dalam hal ini harus
mampu memotivasi mahasiswa secara berkesinambungan. Terdapat beberapa hal yang
dosen harus lakukan untuk tetap memotivasi mahasiswa menunjukkan tulisan mereka
yang terbaik, yaitu:
• merespon posting tulisan mahasiswa secepatnya, menulis komentar pendek,
dan memberikan hal-hal lain yang mampu memberikan stimulus bagi tulisan
mereka,
• memotivasi mahasiswa terus menerus dengan mengajak teman sekelas untuk
saling memberi komentar dan berbagi infoemasi, dan
• menyuruh mahasiswa untuk menulis dan mengumpulkan tulisan mereka di
blog sebagai media online selain ke teman sekelas dan dosen (Graham, 2005).
Telah disebutkan sebelumnya bahwa blog bisa digunakan secara efektif untuk
meningkatkan kompetensi menulis mahasiswa. Sebelum memanfaatkan blog ini, dosen
harus memutuskan dulu blog jenis apa yang akan digunakan, apakah blog tutor, blog
kelas, atau blog mahasiswa, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Setelah itu, baru
memanfaatkan media blog tersebut secara efektif di dalam kelas untuk pembelajaran
menulis.
Untuk membuat blog, terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki/dilakukan, yaitu:
• Sebuah e-mail.
Hal ini wajib dimiliki bagi seseorang yang ingin membuat blog.
• Memilih tipe blog.
Tipe blog tersebut bisa blog tutor, blog kelas, atau blog mahasiswa yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
• Memilih penyedia blog yang ada secara online.
Terdapat banyak penyedia, seperti blogger, multiply, blogsome, wordpress,
dan lainnya.
• Ikuti langkah mudahnya.
Tiap-tiap penyedia blog memiliki langkah yang berbeda, namun semuanya
mudah. Dalam tulisan ini, penyedia dari multiply yang akan digunakan
sebagai penyedia blog karena blog ini tidak begitu rumit dibanding blog
lainnya. Misalnya pada pemahaman kode-kode HTML, adanya fasilitas
Guesbook yang memungkinkan orang lain berkomentar satu sama lain,
tampilan template yang beragam (dengan fasilitas CSS), dan lainnya.

17
Memang ada kelemahan, namun tidak terlalu mempengaruhi proses
pembelajaran nantinya.
Untuk membuat blog melalui multiply, terdapat lima langkah yang harus diikuti
yang bisa dijabarkan sebagai berikut:
1. Ketik http://www.multiply.com dan klik „Join for Free‟. Tampilannya bisa
dilihat dibawah ini.

Figur 2: Tampilan Multiply

2. Isi Identitas Diri. Tampilannya adalah seperti dibawah ini.

Figur 3: Tampilan isi ID

18
3. Isi kontak teman (jika diperlukan, untuk mengundang mereka membuat blog
atau memberitahu jika seseorang memiliki blog untuk dikunjungi).
Tampilannya dapat dilihat sebagai beikut.

Figur 4: Tampilan isi kontak


4. Blog sudah jadi. Mudah sekali! Tinggal diisikan sesuai dengan keperluan.
Tampilannya bisa dilihat seperti dibawah ini.

Figur 5: Tampilan Blog yang baru jadi

19
Setelah blog dibuat, semua slot yang diberikan tinggal diisikan sesuai dengan
keperluan dan bisa di-update setiap hari. Slot-slot yang ada di blog multiply adalah
sebagai berikut.
• Blog Title.
Ini adalah tempat untuk memberi judul dari blog pemiliknya.
• Welcome Box.
Slot ini adalah tempat untuk menuliskan pesan atau tulisan awal atau
pembuka yang biasanya berisi identitas diri sederhana dan „sambutan‟
terhadap pengunjung blog tersebut.
• Photos.
Slot ini adalah tempat untuk menaruh foto-foto terkait, bisa pemilik atau
orang lain, tentang diri pemilik, suatu kegiatan, atau foto dari sumber lain
yang relevan dengan isi dari blog tersebut.
• Blog.
Slot ini adalah tempat menaruh tulisan pemilik. Dalam pembelajaran menulis,
slot ini yang paling penting dan utama, karena semua tulisan mahasiswa
ditaruh di slot ini.
• Video.
Slot ini adalah tempat untuk menaruh video terkait dengan isi dari blog atau
yang pemilik inginkan.
• Music.
Slot ini adalah tempat untuk menaruh file-file musik yang pemilik blog sukai
atau ingin bagi atau sebarkan.
• Calendar.
Slot ini merupakan kalendar dimana pemiliknya bisa menaruh tanggal-
tanggal penting di dalamnya sesuai dengan situasi pemiliknya.
• Reviews.
Slot ini adalah tempat untuk menuliskan ulasan mengenai suatu hal, buku,
film, musik dan sebagainya yang sesuai dengan minat pemilik blog.
• Links.
Slot ini juga sangat penting. Slot ini adalah tempat untuk menaruh link
penting atau yang berhubungan dengan pemilik agar lebih mudah dan cepat
untuk mengaksesnya. Hal ini juga berlaku bagi pengunjung.

20
• Contacts.
Slot ini adalah wadah bagi teman-teman pemilik blog. Di slot ini akan terlihat
jumlah dan siapa saja teman-teman pemilik blog yang bisa dihubungi juga
oleh pengunjung lainnya.
• Comments.
Slot ini juga sangat penting karena memberikan wadah berekspresi bagi
pemilik dan utamanya pengunjung. Di sini, pengunjung bisa memberi
komentar tentang blog secara umum, atau suatu bagian dari blo, misalnya
tulisan, foto, musik, video, atau kalendar pemilik blog.
• Groups.
Slot ini adalah wadah bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap
suatu hal yang sama sehingba mereka bisa bergabung dalam satu wadah dan
berinteraksi satu sam lain. Hal ini juga sangat penting bagi pembelajaran
menulis, dimana mahasiswa bisa ikut dalam suatu grup untuk memudahkan
interaksi dan komunikasi sesamanya.
Dalam proses kustomisasi, terdapat berbagai hal lain yang mungkin diperlukan
seperti CSS (Custom Style Sheet), RSS (Rich Summary Site/Really Simple Syndicate),
pemahaman HTML Script dan lain-lain agar bisa memperluas akses seseorang terhadap
„dunia blog‟. Setelah seluruh mahasiswa memiliki blog mereka sendiri, dosen menuntun
mahasiswa untuk menulis lewat blog, kemudian menunjukkan beragam aktivitas yang
bisa dilakukan dengan memanfaatkaan media blog, seperti memberi komentar,
menambah file audio, video, link ke sumber belajar lainnya yang relevan. Contoh
tampilan tulisan dalam blog adalah sebagai berikut.

21
Figur 6: Tampilan tulisan dalam blog

Antara dosen dan mahasiswa bisa saling memberikan komentar satu sama lain
mengenai tulisan yang telah dibuat, baik pada proses outline, draft, sampai tulisan final.
Komentar bisa mengenai berbagai hal, seperti komponen kebahasaan, isi, dan pesan
tulisan mahasiswa yang didasarkan pada sistem penilaian yang sudah baku sehingga
tidak mengurangi kesahihan skor.
Pemanfaatan media ini mampu memberikan aktivitas kolaboratif bagi
penggunanya. Sebuah blog di penyedia multiply memiliki slot grup yang memberikan
kesempatan bagi pemiliknya untuk membuat suatu wadah untuk menampung blog-blog
individu lainnya yang memiliki kesamaan minat atau tujuan. Hal ini akan sangat
bermanfaat bagi mahasiswa dalam pembelajaran menulis karena untuk memberi
komentar, satu sama lain harus tahu apakah temannya sudah menulis dan
mempublikasikan tulisannya. Dengan tergabung dalam suatu wadah grup, mereka akan
secara otomatis „diberi tahu‟ oleh sistem kalau seseorang dalam grup yang sama telah
mempublikasikan tulisan mereka.

22
KERANGKA PIKIR DAN PEMBAHASAN
Mengingat pesatnya perkembangan TIK dewasa ini, tidak ada salahnya jika jika
fitur atau tools TIK yang relevan diterapkan pada pembelajaran bahasa Inggris. Salah
satunya tools online yang gratis yang dapat dimanfaatkan dalam kemampuan menulis
adalah blog (jurnal online). Seperti telah disampaikan sebelumnya, blog dapat berfungsi
sebagai jurnal seseorang dimana pemilik blog bisa mengekspresikan ide dan perasaannya
melalui media tersebut dan dipublikasikan online. Sesuai dengan karakteristiknya, blog
juga bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, khususnya menulis.
Dalam pembelajaran menulis di kelas, mahasiswa diberikan suatu wadah untuk
berekspresi dan berinteraksi dengan dosen, teman-temannya, dan orang-orang lainnya
yang memiliki ketertarikan dan akses yang sama. Mereka akan memiliki blog mereka
sendiri untuk kemudian digunakan sebagai media menulis esai mereka. Melalui proses
pembelajaran menulis yang sangat menekankan pada PROSES menulis (outline, revisi,
draft, revisi, final writing) di kelas dan online yang secara simultan dilakukan, media
blog (jurnal online) sebagai media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan menulis mahasiswa dalam pembelajaran menulis.
Telah disampaikan sebelumnya bahwa terdapat langkah-langkah membuat blog
degan penyedia dari multiply. Setelah blog dibuat, hal selanjutnya yang perlu
disampaikan adalah bagaimana memanfaatkan media blog dalam pembelajaran menulis.
Dengan menekankan pada PROSES menulis, pembelajaran menulis berbantuan blog
haruslah memperhatikan 5 hal, yaitu 1) pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3)
proses membuat draft, 4) proses revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal
online). Secara lebih rinci, kelima tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pembuatan Blog (Jurnal Online)
Dalam hal ini, dosen akan menunjukkan langkah-langkah membuat blog
kepada mahasiswa dengan menggunakan penyedia dari multiply dengan langkah-
langkah yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:
a. Ketik http://multiply.com
b. Klik „Join for Free‟
c. Isi ID
d. Undang contacts (jika diperlukan)
e. Blog sudah selesai, tinggal diisi sesuai dengan keperluan.

23
2. Membuat Outline
Setelah suatu pokok bahasan mengenai jenis komposisi tertentu dalam
tulisan selesai dijelaskan, mahasiswa akan membuat outline (semacam kerangka
pikir tulisan yang berisi pokok-pokok pikir dengan penjabaran singkat dan padat).
Perlu diperhatikan bahwa proses ini adalah proses yang tidak mudah dan sangat
menentukan keberhasilan dan arah tulisan mahasiswa. Diyakini bahwa 75%
tulisan akan baik dan efektif jika outline sudah baik pula. Outline terdiri dari tiga
elemen penting, yaitu Topic Sentence/Thesis Statement, Developmental
Paragraphs, dan Conclusion.
Dosen kemudian bisa menyuruh mahasiswa melakukan koreksi dengan
teman sekelas dengan menggunakan cara instrumen penilaian tulisan, misalnya
dalam hal ini dengan menggunakan formative scoring feedback yang memiliki
tiga cara memeriksa yang bisa dipilih salah satunya: correction, atau controlled
correction, atau guided correction. Setelah itu, bersama-sama dibahas outline
mahasiswa dengan menampilkannya di depan kelas (lewat media LCD), dan
direvisi jika ada. Outline yang mereka telah hasilkan kemudian harus diupload ke
blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi komentar mengenai
outline temannya.
Proses koreksi ini juga sangat penting dilakukan dari awal proses menulis
sampai akhir. Mahasiswa diberi penjelasan tentang apa dan bagaimana cara
mengoreksi pekerjaan temannya sebelum dikumpulkan kepada dosen untuk
dikoreksi kembali. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses koreksi
menggunakan formative scoring feedback. Dalam menggunakan formative
scoring feedback ini, terdapat dua hal pokok yang harus dilakukan. Hal pokok
pertama adalah mengenai bagaimana mahasiswa dan dosen mengkoreksi tulisan
yang dibuat, apakah dengan cara correction (memberikan masukan yang eksplisit
tentang ide atau kata tertentu, langsung dengan yang benar), controlled
correction (memberi masukan dengan hanya memberikan poin-poin ide atau kata
yang lebih baik), atau guided correction (memberi masukan secara implisit
dengan hanya memberi kode/penanda tertentu yang telah disepakati sebelumnya,
berdasar atas konvensi, pada ide atau kata yang mesti direvisi). Semua hal ini
sudah ada dalam bentuk instrumen baku dan valid sehingga bisa digunakan.
Hal pokok kedua adalah formative scoring feedback, yaitu memberi
penilaian atas tulisan mahasiswa sesuai dengan sistem penskoran yang telah
24
standar. Sistem penskoran yang akan digunakan adalah adaptasi dari J.B. Heaton
(1991) mengenai “Writing English Tests.” Penilaian akan diberikan oleh teman
sekelas mahasiswa sebagai bentuk dari peer correction activity dan dari dosen
setiap akhir proses menulis suatu jenis komposisi. Penilaian ini menekankan pada
lima hal penting dalam sebuah tulisan, yaitu content, organization, vocabulary,
language use, dan mechanics. Untuk lebih jelasnya, formative scoring feedback
dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1: Formative Scoring Feedback
CONTENT
30, 29, 28, 27 EXCELLENT knowledgeable – substantive – etc.
– VERY
GOOD
26, 25, 24, 23, GOOD – some knowledge of subject – adequate range
22 AVERAGE – etc.
21, 20, 19, 18, FAIR – limited knowledge of subject – little
17 POOR substance – etc.
16, 15, 14, 13 VERY POOR does not show knowledge of subject – non
substantive – etc.
ORGANIZATION
20, 19, 18 EXCELLENT fluent expression – ideas clearly stated – etc.
– VERY
GOOD
17, 16, 15, 14 GOOD – somewhat choppy – loosely organized but
AVERAGE main ideas stand out – etc.
13, 12, 11, 10 FAIR – non-fluent – ideas confused or disconnected
POOR – etc.
9, 8, 7 VERY POOR does not communicate – no organization –
etc.
VOCABULARY
20, 19, 18 EXCELLENT sophisticated range – effective word/idiom
– VERY choice and usage – etc.
GOOD
17, 16, 15, 14 GOOD – adequate range – occasional errors of
AVERAGE word/idiom form, choice, usage, but
meaning not obscured.
13, 12, 11, 10 FAIR – limited range – frequent errors of
POOR word/idiom form, choice, usage – etc.
9, 8, 7 VERY POOR essentially translation – little knowledge of
English vocabulary.
LANGUAGE USE
25, 24, 23, 22 EXCELLENT effective complex construction – etc.
– VERY
GOOD
21, 20, 19 GOOD – effective but simple constructions – etc.
AVERAGE
17, 16, 15, 14, FAIR – major problems in simple/complex

25
13, 12, 11 POOR constructions – etc.
10, 9, 8, 7, 6, 5 VERY POOR virtually no mastery of sentence
construction rules – etc.
MECHANICS
5 EXCELLENT demonstrative mastery of conventions – etc.
– VERY
GOOD
4 GOOD – occasional errors of spelling, punctuation –
AVERAGE etc.
3 FAIR – frequent errors of spelling, punctuation,
POOR capitalization – etc.
2 VERY POOR no mastery of conventions – dominated by
errors of spelling, punctuation,
capitalization, paragraphing – etc.
(Heaton, J. B., 1991)
Hasil pada kelima aspek tersebut akan dijumlahkan dan dimaknai dengan
menggunakan pedoman penilaian, misalnya pedoman studi Universitas
Pendidikan Ganesha (2006) yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2: Pedoman Penilaian
Nilai Huruf Keterangan
85 – 100 A Sangat Baik
70 – 84 B Baik
55 – 69 C Cukup
20 – 54 D Rendah
0 – 19 E Sangat Rendah

3. Membuat Draft
Proses ini dilakukan jika outline tulisan mahasiswa dianggap sudah
memadai, dalam arti jelas akan apa yang akan dikembangkan dalam esai mereka.
Mahasiswa sudah mulai membuat tulisan dengan mengembangkan pokok-pokok
pikiran pada elemen-elemen outline dengan menambahkan frase atau kalimat,
juga penanda transisi yang relevan. Draft yang mereka telah buat kemudian harus
diupload ke blog mereka. Masing-masing dari mereka dapat memberi komentar
mengenai draft temannya.

4. Merevisi
Dalam proses ini, tulisan mahasiswa diberikan kembali kepada teman
sekelasnya untuk bersama-sama mengkoreksi draft tulisan yang telah dibuat

26
dengan cara cara correction, atau controlled correction, atau guided correction
dan memberi nilai dengan menggunakan formative scoring feedback yang telah
diberikan sebelumnya. Pada proses ini, mahasiswa masih boleh merevisi tulisan
mereka.

5. Mempublikasikan Tulisan
Setelah tulisan mahasiswa direvisi, tiba saatnya mereka mempublikasikan
tulisan final mereka. Inilah saat dimana tulisan final mereka diupload ke blog
mereka masing-masing. Dosen akan mengecek tulisan mereka dan memberi
komentar. Tulisan final mereka ini juga di cetak dan dikoreksi oleh temannya
sebelum dikoreksi oleh dosen. Jadi tulisan mahasiswa melewati berbagai tahapan
proses menulis dengan harapan apa yang mereka hasilkan bisa lebih baik dan
efektif. Dengan blog, tulisan mereka akan dilihat oleh orang-orang selain teman
dan dosen mereka, dan karena ditampilkan ke publik, mahasiswa akan berusaha
menampilkan usaha mereka yang paling baik.

sehubungan dengan pemanfaatan blog pada pembelajaran menulis. Hal ini bisa dilakukan
dengan menyebarkan kuisioner online melalui penyedia survey online seperti
www.surveymonkey.com. Tampilan halaman muka situs tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.

Figur 7: Tampilan halaman awal www.surveymonkey.com


27
Hal ini bisa bersifat sekaligus bagi mahasiswa karena ketika mereka online untuk
menaruh tulisan di blog, mereka juga bisa memberikan komentar mereka secara online di
media survey online yang telah disebutkan sebelumnya. Kuisioner ini sifatnya
melengkapi namun bisa sangat bermanfaat untuk mengetahui pendapat mahasiswa
tentang pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis. Dalam hal ini, bisa dilihat pada
aspek motivasi mahasiswa. Aspek motivasi yang ingin diketahui diformulasikan dengan
mengacu pada empat aspek motivasi, yaitu 1) tujuan, 2) usaha, 3) keinginan mencapai
tujuan, dan 4) tingkah laku yang mendukung pencapaian suatu pemecahan masalah
(Honey, 2007). Lembar kuisioner motivasi dapat dilihat dihalaman selanjutnya.
Tabel 3: Lembar Kuisioner Motivasi
LEMBAR KUESIONER MOTIVASI
Isilah tanda rumput ( ) pada tabel berikut sesuai dengan pendapat pribadi anda.
Pendapat yang anda berikan tidak berpengaruh pada kelulusan ataupun nilai perkuliahan.

Keterangan:
ST : SANGAT TINGGI
T : TINGGI
R : RENDAH
SR : SANGAT RENDAH

No Aspek Motivasi ST T R SR
1 Tujuan pembelajaran Writing III adalah untuk
meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menulis
esai
sesuai dengan elemen-elemen esai dan jenis
komposisinya. Bagaimanakah motivasi anda untuk
mencapai tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk meningkatkan
kompetensi menulis mahasiswa. Bagaimanakah
motivasi
anda untuk mencapai tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk memberikan
pemahaman akan elemen-elemen esai. Bagaimanakah
motivasi anda untuk mencapai tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk membantu
mahasiswa menghasilkan suatu tulisan yang padu dan
koheren. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai
tujuan tersebut?
Tujuan pembelajaran Writing III untuk membantu
mahasiswa menghasilkan suatu tulisan yang baik dan
efektif. Bagaimanakah motivasi anda untuk mencapai
tujuan tersebut?
2 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya
dengan
usaha anda dalam mengikuti perkuliahan ini?
3 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan
keinginan anda untuk mencapai tujuan perkuliahan ini?
4 Bagaimanakah motivasi anda dalam hubungannya dengan
tingkah laku anda dalam mencari solusi segala
permasalahan belajar anda dalam perkuliahan ini?
TERIMA KASIH
28
Setelah kuesioner diisi oleh seluruh mahasiswa, data kuisioner bisa ditabulasi
untuk kemudian dianalisa dengan menggunakan presentase respons (Masidjo, 1995)
seperti disampaikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4: Kriteria Motivasi Mahasiswa
Prosentase Kriteria
85% - 100% Sangat Tinggi
70% - 84% Tinggi
55% - 69% Cukup
20% - 54% Rendah
0% - 19% Sangat Rendah

Adapun langkah sederhana untuk mendapatkan prosentase tersebut adalah sebagai


berikut:
Skor individu mahasiswa
Skor maksimum X 100%

Keseluruhan proses tersebut tidak dapat dipungkiri adalah suatu proses yang
lumayan berat untuk dilakukan. Proses menulis sendiri merupakan rangkaian panjang
seseorang untuk mencurahkan atau mengekspresikan ide dan pikirannya dalam suatu
wadah tuangan tulisan. Dalam hal ini, selain menekankan bahwa kegiatan menulis harus
melalui suatu PROSES menulis, yaitu mulai dari membuat outline, merevisi, membuat
draft, merevisi, sampai suatu tulisan final dihasilkan, penggunaan media blog sebagai
media jurnal online tentunya akan sangat membantu mahasiswa dalam menuangkan ide
dan pikirannya karena karakteristik blog yang telah disampaikan sebelumnya.
Tentunya, persiapan yang matang, kemampuan pengajar akan pembelajaran
menulis dan teknis pengelolaan blog sangat diperlukan sehingga apa yang diinginkan,
yaitu kualita pembelajaran menulis yang lebih baik dan peningkatan prestasi belajar
mahasiswa dalam pembelajar menulis, bisa tercapai.

SIMPULAN DAN SARAN


Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di berbagai
bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan perkembangan dan
tuntutan jaman, seseorang dituntut untuk mampu dan memiliki kualitas serta kemampuan

29
kompetitif dalam hidupnya. Dalam bidang pendidikan, tuntutan semacam ini membuat
berbagai hal, tantangan sekaligus kesempatan untuk berkembang dan berkreasi.
Pembelajaran bahasa Inggris adalah salah satu dalam bidang pendidikan yang menuntut
hal seperti ini. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan penting yang harus
dikuasai dengan baik oleh seseorang yang belajar bahasa Inggris. Dengan memiliki
kemampuan menulis; menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan dengan baik dan efektif,
seseorang dapat dikatakan telah mampu memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi
tantangan. Namun, kegiatan menulis tidaklah semudah yang dibayangkan jika dilakukan
tidak dengan suatu proses dan jika memungkinkan, pemanfaatan suatu media inovatif.
Salah satu media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis adalah media
blog atau jurnal online.
Sederhananya, blog adalah sebuah halaman web seseorang yang sering di update
yang sering disebut dengan jurnal online. Blog atau jurnal online diyakini dapat
membantu mahasiswa menulis apapun yang mereka senangi, dimana mereka bisa edit
dan publikasikan sesering mereka mau, yang juga bisa menjadi media agihan (sharing)
bagi semua audiens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bahkan ke luar negeri
yang tidak bisa dibayangkan mengingat jurnal tersebut bersifat online. Sehubungan
dengan peningkatan kemampuan menulis, pemanfaatan media blog sangatlah sesuai
dengan karakteristik pembelajaran menulis. Mahasiswa bisa menulis apapun pada bagian
blog yang telah ada dan informasi lainnya di slot lainnya yang tersedia.
Dalam penerapannya, satu hal yang paling penting diingat untuk dilaksanakan
adalah adanya PROSES menulis, mulai dari pembuatan outline, revisi, pembuatan draft
tulisan, revisi, sampai suatu tulisan final bisa dihasilkan. Sehubungan dengan
pemanfaatan blog sebagai media jurnal online dalam pembelajaran menulis adalah 1)
pembuatan blog, 2) proses membuat outline, 3) proses membuat draft, 4) proses
revision, dan 5) proses publikasi ke media blog (jurnal online).
Beberapa keuntungan dari pemanfaatan blog dalam pembelajaran menulis adalah
bahwa blog mampu memberikan audiens riil bagi tulisan mahasiswa. Dosen, bersama-
sama dengan teman-teman mereka, baik yang sekelas maupun di luar kelas, bahkan di
tempat-tempat lain, orang tua mereka, dan mereka yang memiliki akses ke internet bisa
melakukannya. Tanpa disadari, potensi audiens riil ini memberikan „tuntutan‟ sekaligus
kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan hasil karya mereka yang terbaik.
Diharapkan hal ini juga akan memberikan motivasi yang lebih baik bagi peningkatan
kompetensi menulis mahasiswa. Selain mampu memberikan audiens yang nyata dan
30
potensial untuk perbaikan tulisan pembelajar, blog juga diyakini dapat memberikan
nuansa inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang lebih baik bagi tulisan mahasiswa. Juga, blog
mampu memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang lebih baik,
bahkan perkembangan bekerja dalam tim.
Mengingat keuntungannya, disarankan bahwa pengajar pembelajaran menulis,
baik tataran paragraph sampai pembuatan esai atau report, bisa memanfaatkan media
blog atau jurnal online dalam kegiatan menulisnya. Kegiatan menulis dengan
memanfaatkan blog mesti memperhatikan tahapan-tahapan aktivitas menulis sehingga
hasil yang lebih optimal bisa tercapai. Jika memungkinkan atau diharuskan, modifikasi
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu bisa dilakukan.
Namun, perlu juga diperhatikan bahwa proses atau kegiatan menghasilkan suatu
tulisan yang baik tidaklah mudah, bahkan dengan menggunakan media apapun. Dengan
demikian, diusahakan agar pemanfaatan media ini dalam pembelajaran menulis tidak
sampai memberatkan, misalnya dari segi teknis aplikasi TIK, segi situasi kelas, jumlah
kelas, jumlah mahasiswa yang diajar, akses dan fasilitas, dan sebagainya. Pengajar mesti
memahami betul teknis pengelolaan dan pemanfaatan aplikasi TIK agar tidak
menyulitkan. Hal ini mungkin terjadi karena keterbatasan sebagai manusia. Dari segi
situasi kelas dan mahasiswa, diharapkan agar proporsional sehingga tidak memberatkan,
utamanya dalam proses umpan balik dan koreksi karena gabungan kegiatan face to face
(FTF) dan online bisa membantu atau memberatkan. Hal-hal tersebut, jika diantispasi
dari awal, tentu akan sangat membantu pencapaian kualitas pembelajaran menulis yag
lebih baik. Demikian juga, prestasi dan motivasi mahasiswa diyakini akan dapat
ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA
…………... 2005. Education and ICT. Tersedia di UNESCO-CI.htm. Diakses pada 12
Agusutus 2007.

………….… 2006. BSNP Tegaskan Dinas Pendidikan Tidak Campuri Penyusunan


Kurikulum. www.hariannasib.com. Diakses pada 17 September 2006.

Ames, C., & Ames, R. 1989. Research in Motivation in Education. San Diego:
Academic Press.

Campbell, A. P. (2003, February). “Weblogs for use with ESL classes.” The Internet
TESL Journal, Vol. IX, No. 2. Dari http://iteslj.org/Techniques/Campbell-
Weblogs.html.

31

You might also like