Professional Documents
Culture Documents
9 Pages
ISSN 2302-0253
pp. 10- 18
Abstract:One of the problems point to the center of traffic in Banda Aceh is Simpang
Surabaya. In this region there is a Simpang Surabaya meeting knot four primary arterial road
which brought Jl. Teuku Hasan Dek- Jl. Tgk. Imum Lueng Bata - Jl. Teuku Muhammad Hasan Jl. Tgk. Chik Ditiro. At the intersection at rush hours increased traffic flow resulting in
congestion. The condition is characterized by poor performance of Simpang Surabaya with the
level of service F by a high degree of saturation value of 1.296 in 2009. Then in 2012 when the
Santan Bridge coconut already operates the degree of saturation of 0.995 and 0.951. This
study aims to determine the level of service and structuring Simpang Surabaya Santan Bridge
after the operation. Processing and analysis of data is done with the method of calculating the
performance of signalized intersections using Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI
1997). Value of the volume of traffic flow, degree of saturation, and the average intersection
delay in 2009 was 309.12 seconds/pcu; in 2013 amounted to 95.14 and 80.23; in 2014
amounted to 246.32 seconds/pcu, and estimates in 2019 amounted to 605.25 seconds/pcu.
Performance Simpang Surabaya is at level of service F (very bad) things will get worse as time
delays continue to increase for a period of 5 years increased to 145.72%, with long cycle times
setup lights at the intersection of 155 seconds.
Keywords : Level of Service, Surabaya Intersection Management, Bridge of Santan
Abstrak: Salah satu titik masalah lalu lintas masuk ke Pusat Kota Banda Aceh adalah Simpang
Surabaya. Pada kawasan Simpang Surabaya ini terdapat sebuah simpul pertemuan empat jalan
arteri primer yang mempertemukan Lengan Jl. Teuku Hasan Dek Jl. Tgk. Imum Lueng Bata
Jl. Teuku Muhammad Hasan Jl. Tgk. Chik Ditiro. Di persimpangan tersebut pada jam-jam
sibuk terjadi peningkatan arus lalu lintas sehingga mengakibatkan kemacetan. Buruknya
kondisi tersebut ditandai dengan nilai kinerja Simpang Surabaya pada keadaan eksisting yang
berada pada tingkat pelayanan F dengan nilai derajat kejenuhan yang tinggi sebesar 1,296 pada
tahun 2009. Kemudian tahun 2012 saat jembatan santan sudah beroperasi nilai derajat
kejenuhan sebesar 0,995 dan 0,951. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pelayanan dan penataan Simpang Surabaya setelah beroperasinya Jembatan Santan.
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan metoda perhitungan kinerja simpang bersinyal
dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Nilai volume arus lalulintas, derajat kejenuhan, dan tundaan simpang rata-rata pada tahun 2009 adalah 309,12
detik/smp; tahun 2013 sebesar 95,14 dan 80,23; tahun 2014 sebesar 246,32 detik/smp, dan
perkiraan pada tahun 2019 sebesar 605,25 detik/smp. Kinerja Simpang Surabaya berada pada
tingkat pelayanan F (sangat buruk) keadaan akan bertambah buruk karena waktu tundaan terus
meningkat untuk kurun waktu 5 tahun kedepan meningkat hingga 145,72%, dengan lama
waktu siklus lampu pengaturan persimpangan sebesar 155 detik..
Kata Kunci : Tingkat Pelayanan, Penataan Simpang Surabaya, Jembatan Santan
November 2014
Jurnal Ilmu Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
PENDAHULUAN
Kota Banda Aceh kini sedang
mengalami perkembangan
sangat pesat.
yang
Utara
Lokasi
Penelitian
Timur
jalan
Selatan
lainnya,
menuju
persimpangan
dengan
tingkat
Kondisi
terminal
seperti
dan
ini
ada
daerah
menyebabkan
11 -
bagaimana
pengaruhnya
setelah
mulai
KAJIAN KEPUSTAKAAN
aliran
lalu
lintas
yang
akan
menyebabkan
penelitian
Sebelumnya
berdasarkan
Cara
perhitungan
dan
analisa
yang
dengan
sebuah
jembatan
Volume Lalu-Lintas
yang
Utara
tertentu,
dinyatakan
dalam
Lokasi
Penelitian
lintas
Harian
Rata-rata
Tahunan).
Selatan
persamaan:
n
V .............................................(1)
T
Dimana:
(kend/jam/lajur);
=Jumlah
mengevaluasi
kinerja
simpang
surabaya
dan
Derajat Kejenuhan
Volume lalu lintas tidak merata
sepanjang waktu dalam sehari, sebulan,
atau setahun, karena itu dikenal adanya
waktu sibuk dan waktu sepi. Untuk
mengetahui kapan waktu sibuk dan waktu
sepi yang terjadi dapat dilihat berdasarkan
grafik fluktuasi lalu lintas. Grafik fluktuasi
lalu
lintas
dapat
diperoleh
dengan
Menurut
MKJI
(1997),
pendekat
digunakan
rumus:
DSQ
C..................
(2) Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
Saleh 2002).
derajat
sinyal
sudah
- 13
Dimana:
kritis.
(det/smp)
Tundaan
= rasio kendaraan
DDTDG....
....................(6)
NQ1x36
00 .......................(3)
Tundaan
total
DTcxA
C
dengan rumus:
Dimana:
DI QxD.........(8)
QTOT
disesuaikan (det)
A
=
............... (4)
0,5x1GR2
demikian
juga
dari
suatu
simpang
secara
keseluruhan.
1
GRxDS
Dimana:
Penelitian Terdahulu
DS = derajat kejenuhan
(DT)
Santan,
rata
akibat
perlambatan
dan
Shaleha
dan
Yusrawati
sedangkan
SV
x4.............(5)
Psv xPT
Yusrawati
(2013)
yang
simpang F.
Data Primer
Data
METODE PENELITIAN
primer
adalah
data
yang
mendapatkan
(1997)
hasil
penelitian.
Penelitian
ini
sebagaimana
terlampir.
Data
geometrik,
bagan
alir
penelitian
atau
flowchart
pengaturan
lalu-lintas
dan
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diperoleh dalam bentuk yang telah jadi dari
peneliti
terdahulu
Kinerja
Simpang
berkenaan
Surabaya
dengan
dan
dari
- 15
perhitungan
pada
jam
dikerjakan
formulir
dan
dengan
dilakukan
simpang
denganmembagi
menghitung
derajat
kejenuhan
dan
HASIL PEMBAHASAN
16 -
yang
memperlihatkan kondisi
arus
di
Kemudian
angka
persentase
tersebut
Gambar 5.
5149
Arus Lalu
Lintas (Q)
17.00-18.00 WIB.
sebagaimana
diuraikan
di
atas
maka
seandainya
jembatan
Utara
1135
Barat
890
Selatan
749
Timur
1603
Derajat kejenuhan
rata-rata
940
751
645
967
Derajat
Kejenuh
an
(Ds)
1.208
1.185
1.161
1.658
1.303
- 17
nilai
arus
jenuh
Lengan
simpang
smp/jam
Arus lalu
lintas (Q)
2019
Kapasitas Derajat
aktual (C) kejenuh
smp/jam
an (Ds)
smp/jam
Utara
1135
Barat
890
Selatan
749
Timur
878
Derajat kejenuhan ratarata
1440
1129
950
1114
940
751
645
967
1.532
1.503
1.473
1.152
1.415
Tundaan
Tundaan
tundaan RataArus
lalu lintas geometrik
Lalu
rata
Lintas rata-rata rata-rata
(Q)
(D=DT+DG)
(DT)
Tundaa
n total
(DxQ)
(DG)
smp/j
am
det/smp
det/smp
det/smp
det/jam
Utara
1135
451.0
7.8
458.9
Barat
890
416.0
9.2
425.2
Selatan
749
380.8
9.2
390.0
Timur
878
73.1
4.0
77.0
LTOR
1496
0.0
6.0
6.0
52100
5.6
37858
5.7
29215
8.0
6761
4.5
8978
.4
126834
2.2
5149
.2
24
6.3
Total (det/jam)
Qtot (smp/jam)
Tundaan simpang rata-rata (det/smp)
Nilai
tundaan
simpang
rata-rata
smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
det/jam
Utara
1135
451.0
8.4
459.4
521648.9
Barat
890
416.0
9.2
425.2
378585.7
Selatan
749
380.8
9.2
390.0
292158.0
Timur
1603
1265.6
3.7
1269.3
2034566.9
LTOR
1809
0.0
6.0
6.0
10851.0
Total (det/jam)
3237810.4
Qtot (smp/jam)
pada
kondisi ini
seandainya
Nilai
18 -
6186.0
Tundaan simpang rata-rata (det/smp)
523.4
tundaan simpang
rata-rata
pada
Tabel
Nilai
tundaan
6.
Lengan
Simpan
g
simpang
Arus Lalu
Lintas (Q)
smp/ja
m
Tundaan
tundaan
Ratalalu lintas
geometrik
rataTundaan total (DxQ)
rata-rata
rata-rata
(D=DT+
DG)
(DT) (DG)
det/smp
det/smp
det/smp
det/jam
1508511
.2
1131017
.0
903622
.3
398365
.8
11388
.0
3952904
.3
6531
.0
605
.3
Utara
1440
1035.9
11.8
1047.7
Barat
1129
986.2
15.2
1001.4
950
935.5
15.7
951.3
Timur
1114
351.7
5.9
357.6
LTOR
1898
0.0
6.0
Selatan
Total (det/jam)
Qtot (smp/jam)
Tundaan simpang rata-rata (det/smp)
6.0
523,4 det/smp.
Kemudian nilai tundaan pada kondisi
karena
telah
beroperasinya
Jembatan
Surabaya
Data
Sekunder
menuju
Jembatan
Santan.
2009
2013
2013
Syahputra,
2009
Shaleha,
2013
Yusrawati,
2013
menjadi 1,12.
Selanjutnya pada kondisi lima tahun kedepan
Parameter
Real Spg.
(2019)
Surabaya
ada
jembatan
ada
jembatan
4,877
4,703
4,976
1,30
1,00
0,95
309,12
95,14
80,23
148
145
145
melewati
jembatan
simpang
5,149
kejenuhannya
tersebut,
nilai
derajat
28.3%.
246,32
Pembahasan
Dari tahun 2009 sampai tahun 2014
mengalami peningkatan volume arus lalu
lintas dari 4877 smp/jam menjadi 5149
smp/jam yaitu dengan angka pertumbuhan
pertahun sebesar 4,870%. Pengalihan arus
yang
berpindah ke
Jembatan Santan
52,94%
Prediksi kondisi lima tahun kedepan (2019)
akan terjadi peningkatan sebesar 605,25 smp/det
atau sebesar 145,72% dari perbandingan tahun
2014.
Simpang Surabaya dengan kondisi waktu
tundaan, derajat kejenuhan yang sangat tinggi maka
masuk dalam tingkat pelayanan F (sangat buruk).
Selanjutnya pada kondisi lima tahun kedepan
(2019) terjadi kenaikan nilai tundaan simpang ratarata akibat dari meningkatnya volume lalu lintas
- 19
mengambil
kebijakan
kemacetan
dan
dalam
rencana
pengurangan
permodelan
Kesimpulan
Pengaruh beroperasinya Jembatan Santan adalah
Perlu
adanya
survey
terhadap
perubahan
angka
derajat
kejenuhan
rata-rata
sebesar
jembatan santan .
Saran
20 -
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Akcelik, R., 1989. Traffic signals; capacity and
timing analisis. Australian Road
Research Board. Report No. 123,
Vermont South, Victoria,
Australia.
Bukhari, RA & Saleh, SM., 2002.Rekayasa
Lalu lintas I. Bidang Studi Teknik
Transportasi. Banda Aceh: Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala.
Bukhari, RA., 2004. Rekayasa Lalu lintas II,
Bidang Studi Teknik Transportasi. Banda
Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala.
Departemen Pekerjaan Umum 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Syahputra, I., 2009, Evaluasi kapasitas dan
tingkat kinerja Simpang Surabaya
berdasarkan MKJI 1997. Skripsi. Banda
Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala.
Yusrawati, 2013, Analisis Kinerja Simpang
Bersinyal (Studi Kasus: Simpang
Surabaya, Banda Aceh). Skripsi.
Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala.