Professional Documents
Culture Documents
Laporan Permesinan 1
Laporan Permesinan 1
RIVANDI WIBISANA
1406563632
A. Tujuan
Pada praktikum kali ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut;
1. Mengetahui performa mesin diesel.
2. Mengetahui hubungan AFR antara BHP, BSFC dan Efisiensi Thermal.
Masker
Peredam suara
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan Bahan
2. Memanaskan mesin hingga
lampu indicator berwarna
merah
3. Nyalakan mesin tersebut
4. Men-Setting throttle pada 10%
5. Men-Setting RPM pada mesin
sebesar +- 1500 dengan
memberi
beban
atau
mengurangi beban sedikit demi
sedikit
6. Menghitung waktu yang
dibutuhkan untuk konsumsi
bahan
bakar
dengan
menggunakan stopwatch.
D. Landasan Teori
Mesin diesel ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, dan pada 23
Februari 1893 akhirnya Diesel mendapatkan paten atas temuannya. Pada dasarnya
mesin diesel tidak menggunakan busi seperti pada mesin otto. Sehingga pembakaran
pada mesin diesel menggunakan prinsip kompresi udara hingga suhunya meningkat
juga oleh piston. Adapun prinsip kerja mesin diesel 4 tak adalah sebagai berikut :
1. Langkah hisap :
-
2. Langkah kompresi :
-
Kompresi dilakukan
3. Langkah pembakaran
-
4. Langkah buang :
-
Pada praktikum ini, mesin diesel yang digunakan ialah mesin diesel indirect 4
tak, mesin diesel indirect adalah mesin diesel yang injeksinya dilakukan secara tidak
langsung dan hal ini terjadi ketika kondisi tidak diletakkan didalam ruang bakar seperti
direct injection. Namun terdapat satu ruangan lagi dalam ruang bakar tersebut yang
disebut swirl chamber. Swirl chamber adalah ruang dimana injektor ditempatkan di
kepala silinder / head cylinder, sehingga saat piston melakukan langkah TMA sebagian
besar udara yang masuk lewat langkah hisap akan masuk ke dalam swirl chamber dan
terjadilah pembakaran di swirl chamber tersebut dan menjadi sumber tenaga dalam
mesin tersebut.
Siklus pada mesin diesel sendiri dapat digambarkan sebagai berikut :
Persamaan-persamaan pada mesin diesel adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi Thermal :
Atau
E. Hasil Pengamatan
1. Spesifikasi Mesin :
Model : GWE-80/100-HS-AV
Type : SD-22 (Nissan D. Motor CO,. Ltd)
2. Specimen :
Normal Output 47 PS at 3200 RPM
No. of Cycle
: 4 cycle
Displacement (V)
: 1.567
Eng. Cylinder Bore (D) : 7.8 cm
Eng. Piston Stroke (S) : 8.2 cm
No. of Cylinder
: 4
Compression ratio : 8.2
3. Dynamometer :
Model
: EWS 50
Type
: WC Eddy Cur. Elec. Dyn
Balance
: Spring
Torq arm (L) : 0.358 m
4. Test Conditions :
Inner diameter of round nozzle : 0.036 m
5. Fuel :
Specific Weight
: 0.83 kg/f
Calorific Value
: 45300 kJ/kg
Fuel Contents
: C = 86.5
H = 13.5
Gas Constanta
: 287 J/kg.K
AFR
: 14.7246
Fuel Consumption : 30 mL
6. Diesel Engine Performance :
No.
Throttle
Rotational Dyinamom
Valve Open Shaft Speed e-ter Load
(%)
(RPM)
(kgf)
Suction Air
Temperature
()
Head Accros
orifice
(mmH2O)
Fuel
Consuming
Time (sec)
1.
10
1400
13.5
33.1
38.05
2.
20
1400
18
33.4
36.00
3.
30
1400
21
34.4
28.80
F. Pengolahan Data
1. Perhitungan variasi AFR sesuai dengan variasi Throttle :
AFR pada mesin diesel ini bernilai sebesar = 14.7246. Hal ini menunjukkan nilai AFR
ketika throtlle 100%, sehingga untuk variasi throttle lainnya :
-
2. Perhitungan BHP :
a. Throttle 10% :
"#$ =
=
&'(
5250
13.5 0 2.20462 345 .
= ;. <= >?
b. Throttle 20% :
"#$ =
&'(
5250
7.8
0 0,0328084 59. 1500 '$:
2
5250
18 0 2.20462 345 .
= ;. @A >?
c. Throttle 30% :
"#$ =
=
&'(
5250
21 0 2.20462 345 .
= ;. BC >?
3. Perhitungan BSFC :
7.8
0 0,0328084 59. 1500 '$:
2
5250
7.8
0 0,0328084 59. 1500 '$:
2
5250
a. Throttle 10%:
"D&E =
&FG3 EHIJFKL9MHI
"#$.
U VW
[.[X\][ ^_
T
)
UXXX YZ
U VW
U
a.Qb T (Pb.Qc d T
f)
e]XX
(PQ RS T
= A. gC@ hi j>?. k
b. Throttle 20%:
"D&E =
&FG3 EHIJFKL9MHI
"#$.
U VW
[.[X\][ ^_
T
)
UXXX YZ
U VW
U
a.lc T (Pm d T
f)
e]XX
(PQ RS T
= @. AB hi j>?. k
c. Throttle 30%:
"D&E =
&FG3 EHIJFKL9MHI
"#$.
U VW
[.[X\][ ^_
T
)
UXXX YZ
U VW
U
a.mn T (ob.b d T
f)
e]XX
(PQ RS T
= @. =C hi j>?. k
Interpolasi k (specific heat ratio) pada tabel A-2 Appendix 1 untuk suhu
33.1 atau 306.1 K :
(350 306.1)
(1.398 r)
=
(350 300)
(1.398 1.400)
s = ;. tCBu@@
Efisiensi thermal :
=1
= 1
1
v wxa
vyw 1
r(vy 1)
a.l U.ez][\\ xa
b.oU.ez][\\{U
a.Pnmoll(a.lxa)
= At. t=%
b. Throttle 20%:
-
Interpolasi k (specific heat ratio) pada tabel A-2 Appendix 1 untuk suhu
33.4 atau 306.4 K :
(350 306.4)
(1.398 r)
=
(350 300)
(1.398 1.400)
s = ;. tCBuAB
Efisiensi thermal :
=1
= 1
1
v wxa
vyw 1
r(vy 1)
a.l U.ez][}] xa
b.oU.ez][}]{U a.Pnmocm(a.lxa)
= At. t=%
c. Throttle 30%:
-
Interpolasi k (specific heat ratio) pada tabel A-2 Appendix 1 untuk suhu
34.4 atau 307.4 K :
(350 305.7)
(1.398 r)
=
(350 300)
(1.398 1.400)
s = ;. tCCggu
Efisiensi thermal :
=1
= 1
1
v wxa
a
vyw 1
r(vy 1)
a.l U.ezz~~[ xa
b.oU.ezz~~[{U a.Pnno(a.lxa)
= At. g
G. Grafik
AFR vs BHP
1.8
1.6
1.4
BHP
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
AFR
AFR vs BSFC
7
6
BSFC
5
4
3
2
1
0
0
AFR
Efisiensi Thermal
53.7
53.65
53.6
53.55
53.5
53.45
53.4
53.35
53.3
0
AFR
H. Pembahasan
1. Analisis Percobaan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui performa dari mesin
diesel. Prinsip dari praktikum ini adalah mengatur agar RPM konstan namun bukaan
throttle diberi beberapa variasi, yaitu 10%, 20%, dan 30%. Data yang diperoleh
adalah Dyinamometer Load (kgf), Suction Air Temperature (
), Head Accrosorifice
signifikan. Praktikan tidak dapat menyimpulkan fenomena ini karena kurangnya data
yang diambil.
Dari grafik AFR vs thermal efisiensi dapat dilihat bahwa pada kenaikan AFR
dari 1.47246 ke 2.94492 tidak terjadi perubahan pada nilai thermal efficiency. Ini
tejadi karena nilai thermal efficiency tidak dipengaruhi langsung oleh nilai AFR. Pada
kenaikan AFR dari 2.94492 ke 4.41738 terjadi kenaikan sedikit nilai thermal
efficiency. Ini terjadi karena peningkatan temperatur udara yang dihisap, namun
kenaikan tempratur tidak terlalu signifikan. Tempratur udara yang dihisap
mempengaruhi nilai k pada perhitungan nilai thermal efficiency.
3. Analisis Kesalahan
Kesalahan terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah mesin tidak mampu
mencapai throttle 40%, sehingga sampel yang diambil hanya tiga data yaitu throttle
10% , 20% dan 30%. Kesalahan lainnya adalah tidak akuratan dalam pengambilan
data. Hal ini terjadi karena mesin tidak terkalibrasi sempurna dan human error
seperti komunikasi antara anggota kelompok tidak berjalan dengan baik karena
bisingnya ruangan yang disebabkan oleh suara mesin.
I. Kesimpulan
1. Performa mesin diesel dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu BHP,
BSFC dan efisiensi termal mesin.
2. AFR dipengeruhi oleh bukaan throttle. Pada bukaan throttle 100% maka
nilai AFR adalah nilai stoikiometri yaitu 14.7.
3. Nilai BHP dipengaruhi oleh AFR. Semakin tinggi AFR mendekati nilai
stoikiometri yaitu 14.7 maka nilai BHP juga semakin tinggi.
4. Nilai BSFC dipengaruhi oleh AFR. Semakin tinggi AFR mendekati nilai
stoikiometri yaitu 14.7 maka nilai BSFC semakin rendah.
5. Nilai thermal efficiency tidak dipengaruhi langsung oleh AFR.
REFERENSI
Cengel. Yunus A, Michael A. Boles. Thermodynamics an Engineering Approuch fifth
Edition.
Moran. Michael J, Howard N. Shapiro. Fundamentals of Engineering Thermodynamics
fifth Edition.