You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN STRUKTUR PERKERASAN

MODUL J-04

PENURUNAN BERAT MINYAK DAN ASPAL (THICK FILM TEST)

Kelompok II:

1. Sari Handayani 1334290015


2. Parulian Simbolon 1434290001
3. Abdullah 1434290002
4. Sri Nur Aprilliyani 1434290017

Tanggal Praktikum : 24 Maret 2018


Asisten Modul : Laily Kartika
Tanggal Disetujui : 2 April 2018
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
JAKARTA 2018
J-04 PENURUNAN BERAT MINYAK DAN ASPAL (THICK FILM TEST)
(PA-0304-76)
(AASHTO T-47-82)
(ASTM D-6-95)

1. Tujuan Praktikum
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan kehilangan berat minyak
dan aspal dengan cara pemanasan dan tebal tertentu, yang dinyatakan dalam
persen berat semula.

2. Teori Dasar

Aspal merupakan bahan yang larut dalam Karbon Disulfida yang


mempunyai sifat tidak tembus air dan mempunyai sifat adesi. Aspal
merupakan material yang pada temperature ruang berbentuk pada sampai semi
padat. Jika temperatur tinggi aspal akan mencair dan pada saat temperatur
menurun aspal akan kembali keras (padat), sehingga aspal merupakan material
yang termoplastis.

Berdasarkan cara memperolehnya aspal dapat dibedakan aspal alam dan


aspal buatan (aspal minyak). Jenis aspal yang umum digunakan pada
campuran aspal panas adalah aspal minyak. Aspal minyak dapat dibedakan
atas aspal keras, aspal dingin/cair, dan aspal emulsi.

Aspal sebagai bahan pengikat sering dikarakterisasi sesuai dengan sifat


fisiknya. Sifat fisik aspal secara langsung menggambarkan bagaimana aspal
tersebut berkontribusi terhadap kualitas perkerasan aspal campuran panas.
Aspal yang cenderung keras dan rapuh dapat disebabkan oleh beberapa hal,
seperti penguapan, hilangnya material-material pada proses pemisahan, dll.
(Mashuri, 2010).
Rumus perhitungan untuk menghitung penurunan berat minyak dan aspal
adalah sebagai berikut:

𝐴−𝐵
Penurunan berat (%) = 𝑥 100 %
𝐴

Dimana:
A = Berat benda uji sebelum pemanasan
B = Berat benda uji setelah pemanasan

3. Peralatan

A. Oven yang dilengkapi dengan:


 Pengatur suhu sampai (180 ± 1) ⁰C
 Pinggan logam berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada
poros vertikal dan berputar dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran
per menit.
B. Cawan;
C. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

4. Bahan Percobaan

Menggunakan bahan uji aspal Pen 60//70 yang telah dipenetrasi.

5. Prosedur Percobaan

A. Menimbang benda uji sebelum dimasukkan ke dalam oven (A);


B. Meletakkan benda uji di atas pinggan setelah oven mencapai suhu (163
± 1)⁰ C;
C. Mengambil benda uji dari oven setelah 5 jam sampai 5 jam lebih 15
menit;
D. Mendinginkan benda uji pada suhu ruang, kemudian ditimbang dengan
ketelitian 0,01 gram (B).
6. Pengolahan Data Percobaan
𝐴−𝐵
Penurunan berat (%) = 𝑥 100 %
𝐴

Tabel 1. Pengolahan data hasil percobaan


Berat sebelum pemanasan (A) Berat setelah pemanasan (B)
Sampel 1
(gram) (gram)
Cawan 21,285 21,285
Benda uji 66,071 66,043
Benda uji + Cawan 87,356 87,328
Penurunan Berat (%) 0,032
(Sumber : Data Praktikum Praktikan, 2018)

7. Analisis
A. Analisis Percobaan

Praktikum penurunan berat minyak dan aspal ini dimaksudkan untuk


menetapkan kehilangan berat minyak dan aspal dengan cara pemanasan dan
tebal tertentu, yang dinyatakan dalam persen berat semula. Praktikum ini
merupakan kelanjutan dari praktikum penetrasi bahan-bahan bitumen. Berat
benda uji sebelum kehilangan berat didapatkan dengan menimbang berat
benda uji sebelum dimasukkan ke dalam oven. Kemudian meletakkan benda
uji ke dalam oven pada suhu (163 ± 1) ⁰C dengan tujuan agar kandungan
minyak dalam benda uji berkurang karena proses pemanasan, sehingga benda
uji menjadi lebih kaku dan biarkan selama 5 jam karena pemanasan harus
dilakukan secara berulang-ulang atau terus menerus untuk mengetahui
kehilangan berat minyak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada
SNI 06-2440-1991. Setelah itu mengambil benda uji dan mendinginkan benda
uji pada suhu ruang yaitu 25 ⁰C selama 1 jam, kemudian menimbang kembali
berat benda uji dan ini disebut berat benda uji setelah kehilangan berat.
Terakhir adalah mencatat berat dari benda uji tersebut.
B. Analisis Hasil

Berdasarkan hasil pengolahan data percobaan, didapatkan berat benda uji


sebelum pemanasan adalah 66,071 gram, sementara berat benda uji setelah
pemanasan adalah 66,043 gram. Dengan hasil tersebut, maka penurunan berat
aspal pen 60/70 yang digunakan dalam praktikum setelah dioven adalah
sebesar 0,032 %. Berdasarkan standar yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Bina
Marga untuk aspal pen 60/70, nilai kehilangan berat maksimal adalah 0,4 %,
sehingga aspal yang digunakan saat praktikum sudah sesuai standar syarat
pemeriksaan aspal keras. Begitu pula jika didasarkan pada SNI 06-2440-1991,
nilai kehilangan berat maksimal adalah 0,8%, sehingga aspal yang yang
digunakan saat praktikum sesuai standar dan dapat digunakan untuk campuran
material perkerasan.

Tabel 2. Syarat pemeriksaan aspal keras

No Jenis Pengujian Metode Persyaratan

1. Penetrasi, 25 ⁰C; 100 gr; 5 detik; SNI 2456:2011 50-70


0,1 mm

2. Titik Lembek; ⁰C SNI 2434:2011 Min. 48

3. Titik Nyala; ⁰C SNI 2433:2011 Min. 232

4. Daktilitas 25 ⁰C; cm SNI 2432:2011 Min. 100

5. Berat jenis SNI 2441:2011 Min. 1,0

6. Kelarutan dalam Truchlor RSNI M-04-2004 Min. 99


Ethylen; % berat

7. Penurnan Berat (dengan SNI 06-2440-1991 Maks. 0,8


TFOT); % berat

8. Penetrasi setelah penurunan berat; SNI 2456-2011 Min. 54


% asli

9. Daktilitas setelah penurunan berat; SNI 2432-2008 Min. 50


cm

10. Kadar paraffin; % SNI 03-3639-2002 Maks. 2

(Sumber : Bina Marga, 2013)


C. Analisis Kesalahan

Kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum penurunan berat minyak dan
aspal adalah sebagai berikut:

1) Kesalahan dalam mengatur benda uji agar berada di suhu yang ditetapkan
selama pengujian yang dapat menyebabkan sifat fisika benda uji tidak
sesuai yang direncanakan;
2) Kesalahan dalam waktu pengovenan yang kurang atau lebih dari standar
yang ditetapkan;
3) Kesalahan dalam pembacaan berat benda uji dan cawan.

D. Analisis K3

Pada percobaan ini dibutuhkan perlatan K3 seperti jas lab, sarung tangan,
dan safety shoes. Jas lab digunakan untuk melindungi tubuh dan pakaian dari
kontak langsung dengan material praktikum dan mencegah pakaian praktikan
terkena kotoran dari benda uji yaitu aspal. Sarung tangan digunakan untuk
melindungi tangan praktikan dari panas ketika mengambil benda uji dari oven,
dan safety shoes diperlukan untuk melindungi kaki praktikan dari
kemungkinan tertimpa peralatan praktikum dan terkena tetesan material aspal
yang panas.

8. Aplikasi

Pengujian kehilangan berat aspal dan minyak ini digunakan untuk


mengetahui berat minyak yang hilang pada aspal. Kandungan zat minyak pada
aspal memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai sebagai pelapis
perkerasan jalan untuk mencegah kerusakan akibat dari perubahan suhu yang
terjadi. Pada jalan yang sudah lama digunakan, zat minyak yang melapisi
perkerasan jalan sudah hilang atau berkurang. Hal ini mengakibatkan jalan
tersebut berpotensi mengalami kerusakan seperti berlubang, kegemukan,
pengelupasan lapisan permukaan, dll.
9. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka praktikan menyimpulkan bahwa:

A. Kehilangan berat aspal pen 60/70 hasil praktikum sebesar 0,032 %;


B. Angka kehilangan berat sudah sesuai standar untuk syarat pemeriksaan
aspal keras menurut SNI 06-2440-1991;
C. Aspal dapat digunakan sebagai campuran material perkerasan jalan.

10. Referensi

Departemen Sipil Fakultas Teknik UI. 2018. Pedoman Pemeriksaan Bahan


Perkerasan Jalan. Depok: Departemen Sipil Fakultas Teknik UI.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2013. Buku Informasi Pengujian Material


Aspal. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2013. Pedoman Spesifikasi Teknis Campuran


Beraspal Dengan Asbuton. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Mashuri. 2010. Karakteristik Aspal Sebagai Bahan Pengikat Yang


Ditambahkan Styrofoam. Jakarta: Jurnal SMARTek. Vol. 8, No. 1.
11. Lampiran

Gambar 1. Benda uji penurunan berat minyak dan aspal


(Sumber : Dokumentasi Praktikan, 2018)

Gambar 2. Penimbangan benda uji


(Sumber : Dokumentasi Praktikan, 2018)

You might also like