You are on page 1of 85

PEMELIHARAAN PIPA TRANSFER CRUDE

OIL DARI SUKOWATI KE CPA


DI JOB PERTAMINA – PETROCHINA EAST JAVA

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama Mahasiswa : Paicada Fasai Latuconsina


NIM : 161430028
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Kosentrasi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV ( Empat )
Tingkat : I ( Satu )

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM Akamigas

Cepu, Mei 2017


LEMBAR PENGESAHAN
Telah diterima dan disetujui sebagai
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di

LAPANGAN MUDI TUBAN

JOINT OPERATING BODY

PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA

PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Mengetahui, Menyetujui,

Supervisor Pembimbing Lapangan


Judul : Pemeliharaan Pipa Transfer Crude Oil dari Sukowati
Ke CPA di JOB Pertamina – Petrochina East Java
Tuban
Nama Mahasiswa : Paicada Fasai Latuoconsina
NIM : 161430028
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : I (Satu)

Menyetujui,
Pembimbing Kertas Kerja Wajib

Ir.Toegas S.Soegiarto, MT.


NIP. 19581212 198503 1 004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin Kilang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan yang
dilanjutkan dengan penyusunan Kertas Kerja Wajib dengan judul
“PEMELIHARAAN PIPA TRANSFER CRUDE OIL DARI SUKOWATI
KE CPA DI JOB PERTAMINA – PETROCHINA EAST JAVA” dengan
baik.
Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan
program diploma IV ( Empat ) tingkat I ( Satu ) pada Program Studi Teknik
Mesin Kilang konsentrasi Teknik Mesin Kilang STEM Akamigas Cepu.
Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan berkat dorongan, saran, serta
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc., selaku Ketua STEM
Akamigas;
2. Bapak Purwanto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Kilang;
3. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, M.T., selaku pembimbing KKW;
4. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas Program Studi Teknik Mesin
Kilang yang tidak bisa disebutkan satu persatu;
5. Bapak Alvin Habara, selaku Engineer yang membimbing KKW di
lapangan;
6. Rekan-rekan kerja atau karyawan di lapangan Petrochina Tuban.

Cepu, Mei 2017


Penulis,

Paicada Fasai Latuconsina


NIM. 161430028

i
INTISARI

Instalasi perpipaan merupakan suatu unit yang terdiri dari beberapa


komponen seperti fitting, flange, valve, gasket dan bolt & nuts yang di gunakan
sebagai alat transfer minyak dari separator ke tangki, tangki ke tangki atau antara
peralatan proses pengolahan.
Instalasi perpipaan merupakan bagian yang sangat penting dalam mendukung
kelancaran dan keberhasilan dalam suatu proses produksi khususnya industri
perminyakan. Oleh sebab itu, pemeliharaan instalasi pipa sangatlah perlu untuk di
lakukan agar Instalasi perpipaan siap untuk dioperasikan.
Pemeliharaan yang paling utama pada saat berjalannya suatu proses operasi di
JOB P-PEJ Tuban adalah pemeliharaan pipa berupa predictive maintenance dan
preventive maitenance. Pemeliharan pipa berupa predictive maintenance meliputi
Test point, pengecekan ketebalan pada pipa (wall thickness), reading pressure di
blok valve.Sedangkan pemeliharaan pipa berupa preventive maintenance meliputi
painting, coating, wrapping, pigging dan cathodic protection.
Pemeliharaan dan pencatatan setiap pengecekan instalasi perpipaan di JOB
P-PEJ Tuban, telah rutin di lakukan. Sehingga instalasi perpipaan dapat di
operasionalkan dengan baik dan tidak mengganggu proses produksi.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
INTISARI ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................ 3

II. ORIENTASI UMUM .................................................................................. 4


2.1 Sejarah Singkat JOB Pertamina-Petrochina East Java .......................... 4
2.2 Visi dan Misi JOB Pertamina-Petrochina East Java ............................. 5
2.3 Struktur Organisasi JOB Pertamina-Petrochina East Java .................... 6
2.4 Sarana dan Fasilitas Produksi JOB Pertamina-Petrochina East Java ..... 9

III. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 12


3.1 Pipa dan Spesifikasinya ......................................................................... 12
3.2 Fitting dan Spesifikasinya ...................................................................... 15
3.3 Flange dan Spesifikasinya ..................................................................... 16
3.4 Valve dan Spesifikasinya ....................................................................... 19
3.5 Bolt & Nuts dan Spesifikasinya ............................................................. 22
3.6 Gasket dan Spesifikasinya ..................................................................... 23
3.7 Pemeliharaan .......................................................................................... 25

IV. PEMBAHASAN .......................................................................................... 29


4.1 Karakteristik Fluida Crude oil ............................................................... 29
4.2 Diagram Alir Transfer Crude oil ........................................................... 30
4.3 Instalasi Pipa Transfer Crude Oil di JOB P-PEJ ................................... 31
4.4 Kerusakan yang Terjadi pada Instalasi Pipa Transfer Crude oil ........... 32
4.5 Permasalahan dan Penanganan pada Pipa Transfer JOB P-PEJ ............ 35
4.6 Pemeliharaan Pipa Transfer Crude Oil di JOB P-PEJ ........................... 37
4.7 Rambu-rambu Pipa ................................................................................ 43
4.8 Keselamatan Kerja Operasi Pipa Transfer ............................................. 44

iii
V. PENUTUP ...................................................................................................... 46
5.1 Simpulan ................................................................................................ 46
5.2 Saran ...................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik Fluida Crude Oil ....................................................... 29

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lokasi JOB Pertamina – Petrochina East Java Tuban ................ 5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi JOB P-PEJ East Java Tuban ....................... 7
Gambar 4.1 Diagram Alir JOB Pertamina - Petrochina East Java Tuban ...... 30
Gambar 4.2 Jalur Pipa JOB Pertamina - Petrochina East Java Tuban ........... 31

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bentuk dari Berbagai Jenis Sambungan Pipa


Lampiran 2. Tabel Dimensi Ukuran Pipa
Lampiran 3. Spesifikasi dan Standar Pipa
Lampiran 4. Jenis – jenis Fitting
Lampiran 5. Jenis – jenis Flange
Lampiran 6. Jenis – jenis Valve
Lampiran 7. Jenis – jenis Bolt & Nuts
Lampiran 8. Jenis – jenis Gasket
Lampiran 9. Di Lapangan JOB Pertamina – Petrochina East Java
Lampiran 10. Proses Pigging
Lampiran 11. Diagram Alir JOB Pertamina – Petrochina East Java
Lampiran 12. Daily Activity Report JOB Pertamina – Petrochina East Java

vii
I. . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam industri perminyakan, pipa merupakan salah satu peralatan/sarana

yang sangat penting, karena pipa adalah alat atau sarana untuk memindahkan

cairan atau gas dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena begitu banyak jenis

fluida yang melaluinya dengan kondisi operasi yang berbeda, maka dibuat pipa

dengan berbagai ukuran dan jenis. Fluida yang dialirkan didalam sistem

perpipaan, kondisi operasional dan lingkungan sekitarnya dapat menyebabkan

suatu jaringan perpipaan mengalami kerusakan sehingga mengganggu kelancaran

proses produksi di industri perminyakan atau industri lainnya. Untuk menjaga

kehandalan operasional pemindahan fluida minyak mentah ( crude oil ) melalui

sistem perpipaan, maka dilakukan pemeliharaan secara baik dan benar, untuk itu

penulis memilih judul Kertas Kerja Wajib ini “Pemeliharaan Pipa Transfer Crude

Oil dari SUKOWATI PAD A ke CPA (Central Processing Area ) di JOB (Joint

Operating Body ) Pertamina – Petrochina East Java Tuban”.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan kertas kerja wajib, antara lain:

 Guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan secara praktis sesuai

dengan bidang kemampuan penulis;

 Meningkatkan penanganan masalah perpipaan dengan cara memahami

prosudur kerja yang sistematis;

1
 Mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dikelas (teori) dengan

membandingkan kenyataan yang ada dilapangan;

 Memahami fungsi dari sistem perpipaan di JOB Pertamina-Petrochina

East Java Tuban;

 Memahami penanganan permasalahan yang terjadi pada sisitem

perpipaan. Memahami langkah – langkah pemeliharaan Pipeline Crude

Oil yang baik dan benar.

1.3 Batasan Masalah

Materi dalam penulisan ini berdasarkan dari pengamatan penulis selama

menjalankan Praktik Kerja Lapangan terhadap peralatan-peralatan lapangan,

khususnya mengenai sistem perpipaan, maka penulis membatasi. Masalah terkait

dengan :

 Pipa, Fitting, Valve, Gasket, Bolt & Nuts dan Spesifikasinya;

 Permasalahan dan Penanganan Pipa Ttransfer Crude Oil;

 Pemeliharaan Pipa Transfer Crude Oil secara Predictive dan Preventif;

 Keselamatan Kerja Operasi Pipa Transfer Crude oil.

2
1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Kertas Kerja Wajib ini dimaksudkan untuk mengetahui

isi dari susunan tugas akhir. Sistematika penulisan ini terdiri dari :

I. PENDAHULUAN

Berisikan tentang Latar Belakang Penulisan Judul, Tujuan Pemilihan

Judul, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan.

II. ORIENTASI UMUM

Berisikan tentang sejarah singkat Lapangan, Tugas dan Fungsi, Struktur

Organisasi dan Sarana Fasilitas Produksi.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang Pipa, Fitting, Flange,Valve, Gasket, Bolt & Nuts dalam

Spesifikasinya serta Pemeliharaanya.

IV. PEMBAHASAN

Berisikan tentang Karakteristik Fluida Crude Oil, Diagram Alir Transfer

Crude Oil, Tata Letak Instalasi Pipa, Pemeliharaan Sistem Perpipaan,

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kerusakan, Pekerjaan Pemeliharaan

Pipa dan Keselamatan Kerja Operasi Pipa Transfer.

V. PENUTUP

Berisikan tentang Simpulan dan Saran.

3
II. ORENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat JOB Pertamina – Petrochina East Java

JOB Pertamina-Petrochina East Java di Indonesia adalah Production Sharing

Contractor yang bekerja sama dengan PT. Pertamina Persero. JOB

Pertamina-Petrochina East Java berdiri pada tanggal 1 juli 2002. Pada awal

mulanya perusahaan ini bernama Petromer Trend International Ltd dan bergabung

dengan Pertamina untuk kontrak bagi hasil. Pada tanggal 29 Februari 1988

berganti nama menjadi Joint Operating Body Pertamina-Trend Tuban. Setelah itu

perusahaan ini berganti nama menjadi JOB Pertamina-Santa Fe Tuban pada

tanggal 31 Agustus 1993 karena beralih kepemilikan dari Pertamina Trend Tuban.

Selanjutnya, pada tanggal 2 Juli 2001 perusahaan ini berganti manajemen

menjadi JOB Pertamina-Devon Tuban. Kemudian sejak tanggal 1 Juli 2002

perusahaan berubah nama menjadi JOB Pertamina-Petrochina East Java

(JOB P-PEJ).

Wilayah operasi JOB Pertamina-Petrochina East Java meliputi

6 (Enam) kabupaten yaitu: Tuban ( Lapangan Mudi ), Bojonegoro ( Lapangan

Sukowati ), Lamongan ( Lapangan Gandong ), Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto.

4
Gambar 2.1 Lokasi JOB Pertamina – Petrochina East Java Tuban

2.2 Visi dan Misi JOB Pertamina – Petrochina East Java

Visi dan Misi dibutuhkan untuk membantu Perusahaan agar bisa mencapai

tujuannya demi keberhasilan dan keberlangsungan usaha.

Adapun visi dan misi yang diterapkan pada JOB Pertamina-Petrochina East Java

adalah :

Visi :

Sebagai perusahaan energi terkemuka dengan integritas yang tinggi,

ramah lingkungan dan orientasi kepedulian sosial.

5
Misi :

Mencari dan mengembangkan sumber daya energi secara inovatif

untuk meningkatkan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

( Stakeholder ) dengan mengacu kepada standar etika dan aturan

tentang kepedulian lingkungan, mengoptimalkan sumber daya lokal

yang ada, selanjutnya berkembang bersama melalui proses kemitraan.

2.3 Struktur Organisasi JOB Pertamina – Petrochina East Java


Stuktur Organisasi Lapangan di JOB Pertamina – Petrochina East java

( JOB PPEJ ) di kepalai oleh seorang Field Manager yang membawahi 3 ( tiga )

orang Pengawas Lapangan yaitu :

 Field Administration Superintendent.

 Field Operation Superintendent.

 FS & E Superintendent.

Selengkapnya bisa di lihat pada diagram struktur organisasi di bawah ini.

6
Field Manager

Field Admin Field Operation FS & E


Superintendent Superintendent Superintendent

Material General Offshore Construction Engineering Production Medic


Supt Admin Supt Supt Maintenance Supt Supt

HRD Supv Mechanical Product & Well Supv Environme


Supv Proces nt
Engineer

Accounting Instrument Mechanical CPA Supv Fire


Supv Supv Engineer Inspecture

Cost Control Fabrication Electrical


Supv Supv Engineer

Service Electric Instrument


Supv Supv Engineer

IT Comp HEO Supv Pipeline


Supv Engineer

Civil Supv Civil


Engineer

FSE
Engineer

Gambar 2.2 Struktur Organisasi JOB P-PEJ East Java Tuban

7
Struktur organisasi yang di gunakan oleh JOB Pertamina – Petrochina East

Java Tuban yaitu berupa struktur organisas fungsional. Hal ini dikarenakan JOB

Pertamina – Petrochina East Java Tuban di pimpin oleh seorang Field Manager

yang memegang penuh kekuasaan di JOB Pertamina – Petrochina East Java

Tuban dan bertindak sebagai pengambil keputusan manajemen.

Field Manager menjalankan kebijakan perusahaan dan mengawasi jalannya

perusahaan. Di mana Field Manager membawahi Field Administration, Field

Operation dan Health dan, Safety and Environment.

Struktur organisasi fungsional adalah suatu organisasi di mana wewenang

dari pimpinan tertinggi di limpahkan kepada bagian yang mempunyai jabatan

fungsional untuk di kerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian

khusus.

Pada JOB Pertamina – Petrochina East Java Tuban, Superintendent

membantu Field Manager dala mengendalikan dan menangani kegiatan dalam

setiap bagian dan organisasi, selain itu juga memimpin, mengendalikan

operasional dan efisiensi kerja bagian yang di pimpin. Masing – masing bagian di

pimpin oleh Supervisor. Supervisor bertanggung jawab kepada Superintendent

dan bertanggung jawab langsung kepada Field Manager.

8
2.4 Sarana dan Fasilitas Produksi JOB Pertamina – Petrochina East Java

Pelaksana praktik kerja lapangan yang berkaitan dengan tugas khusus KKW

banyak dilakukan di bagian produksi. Di JOB Pertamina – Petrochina East Java

Tuban mempunyai pusat pengolahan di lapangan Mudi yang disebut Central

Processing Area (CPA). Proses pengolahan di CPA menggunakan peralatan

produksi yang dioperasikan secara semi-otomatis. Peralatan ini dikontrol dari

sebuah ruang kontrol yang dioperasikan oleh seorang operator, sedangkan

operator yang berada di lapangan mengoperasikan peralatan secara langsung.

Peralatan produksi di lapangan ini juga dilengkapi dengan fasilitas Shut Down

System yang dikontrol dari ruang kontrol. Shut Down System ini akan mematikan

operasi peralatan-peralatan produksi secara otomatis bila terjadi suatu kondisi

yang menyimpang dari operasi produksi normal misalnya, terdeteksi gas H2S

lebih dari 50 part per million ( ppm )

Beberapa peralatan produksi yang terdapat di CPA MUDI meliputi:

Free Water Knock Out (FWKO), berfungsi memisahkan fluida produksi dari

sumur menjadi 3 fasa, yaitu:

1. Fasa Gas, di mana gas ini kemudian diproses di dalam Sulfur Recovery

Unit (SRU) untuk dijadikan gas bersih sebagai bahan bakar turbin

generator dan sebagian lagi dipakai dalam proses Sweetening Unit.

2. Fasa Minyak, dimana minyak ini kemudian diproses di dalam Stripper

(Oil Sweetening Unit).

3. Fasa Air, yang kemudian diinjeksikan lagi ke dalam sumur sebagai air

injeksi (water disposal).

9
Beberapa peralatan produksi yang terdapat di CPA MUDI meliputi:

1. Stripper, peralatan ini berfungsi memisahkan dan menyerap gas H 2S

yang masih terlarut di dalam minyak dengan menggunakan media gas

bersih (sweet gas) dari SRU.

2. Degassing Boot, berfungsi melepaskan sisa gas yang masih terlarut di

dalam minyak dan menurunkan tekanan sebelum masuk ke tanki

penimbun.

3. Tanki Penimbun (Storage tank), berfungsi untuk menampung hasil

produksi sementara sebelum dipompakan ke kapal pengangkut

(Tanker).

4. Pompa Pengirim (Shipping Pump), berfungsi mengirimkan minyak dari

CPA kekapal pengangkut yang berada di tengah laut, kira–kira 18,5

km dari pantai Palang, Tuban.

5. Sulfur Recovery Unit (SRU), merupakan unit untuk memurnikan gas

dari senyawa H2S sehingga menghasilkan sweet gas. Sweet gas

tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar generator listrik dan suplai

gas ke Stripper.

6. Filter Pressure, berfungsi untuk menyaring sulfur yang terlarut dalam

larutan yang telah digunakan SRU dalam memurnikan gas, sehingga

didapatkan produk berupa sulfur cake.

10
7. Heat Exchanger, berfungsi untuk menukar panas antara air yang baru

dipisahkan dari FWKO, dengan minyak yang akan dikirimkan ke

Tanker.

8. Kompresor Gas. Ada dua gas kompresor yang mempunyai fungsi

sendiri–sendiri, yaitu :

 Fuel Gas Compressor, berfungsi menaikkan tekanan bahan bakar

gas bersih untuk turbin dan gas engine sampai 300 psig.

 Vapour Recovery Gas Compressor, berfungsi menaikkan tekanan

gas buang dari Stripper untuk diproses lagi di dalam SRU.

9. Pembangkit Tenaga Listrik. Kebutuhan tenaga listrik untuk proses

produksi dipenuhi dari pembangkit tenaga listrik. Beberapa

pembangkit menggunakan turbin gas dan gas engine yang berbahan

bakar gas dari produksi, sedangkan sisanya menggunakan mesin diesel

yang berbahan bakar solar.

10. High Temperatur Flare (HTF), HTF ini berfungsi untuk membakar gas

buang dengan pembakaran stoichiometric sempurna. HTF ini

menghasilkan api biru yang pendek sehingga pengaruh radiasi panas

yang rendah dan tanpa adanya asap hitam yaitu gas CO yang

berbahaya bagi lingkungan serta berkurangnya tingkat kebisingan.

11
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pipa dan Spesifikasinya

Sistem perpipaan adalah rangkaian atau jaringan pipa yang telah di desain

sedemikian rupa untuk mengalirkan fluida dari suatu peralatan mekanik ke

peralatan mekanik lainnya, oleh karena itu di dalam industri perminyakan pipa

merupakan alat transpor yang sangat penting.

3.1.1 Material Pipa

Ada bermacam – macam material atau bahan dalam proses pembuatan pipa

antara lain:

1. Pipa dari bahan logam (metal)

Yaitu pipa yang terbuat dari logam, dan dapat di golongkan menjadi 2

(dua) bagian yaitu :

 Ferrous Metal adalah pipa yang bahan dasarnya dari besi, misal :

Cast Iron, Carbon Steel, Alloy Steel dan Stainless Steel.

 Non Ferrous adalah pipa yang bahan dasarnya bukan dari besi, misal:

Alluminium, Copper dan Titanium.

2. Pipa dari bahan bukan logam (non metal)

Yaitu pipa yang bahannya bukan dari logam seperti: pipa karet, pipa

plastik, pipa concret, pipa fiberglass dan lain sebagainya.

12
3.1.2 Proses Pembuatan Pipa

Berdasarkan proses pembuatan pipa, maka dapat digolongkan menjadi

2 (dua ) yaitu seamless pipe dan welded pipe.

1. Seamless pipe

Seamless pipe adalah pipa tanpa sambungan yang dibuat dari bahan silinder

massif (solid billets) dari besi tuang (cast) atau besi tempa (wrought Iron)

yang dibor, dan sekaligus dilakukan pengerolan pada bagian dinding luar

pipa untuk mendapatkan ukuran, keselindrisan dan kelurusan.

2. Welded pipe

Welded pipe adalah pipa dimana sepanjang dindingnya terdapat

sambungan, hal ini karena pipa tersebut di buat dari lembaran pelat yang di

roll dan kemudian di las. Ditinjau dari cara pengelasannya ada beberapa

macam, antara lain :

 Butt Welded Pipes;

 Lap Welded Pipes;

 Electric Fusion Welded Pipes;

 Electric Arc Welded Pipe (double welded joint);

 Spiral pipe welded.

Berbagai jenis pipa dapat di lihat pada lampiran 1

13
3.1.3 Spesifikasi Pipa

Dalam perencanaan sistem perpipaan perlu memperhatikan kekuatan,

komposisi material serta ukuran sehingga dapat menentukan spesifikasi yang

sesuai untuk fluida yang akan dialirkan dalam pipa tersebut. Dimensi pipa

merupakan ukuran – ukuran pipa berdasarkan standar yang ada. Dimensi pipa

meliputi :

 Nominal pipa size (NPS);

 Schedule;

 Ketebalan pipa (wall thickness);

 Diameter luar pipa (OD);

 Diameter dalam pipa (ID).

Tabel dimensi ukuran pipa dapat di lihat pada lampiran 2

Standar Pipa untuk service atau layanan fluida ( air, gas, minyak ) telah

di standarkan secara internasional, seperti :

 API : American Petroleum Institute;

 DIN : Duetche Industrie Norm;

 AWWA : American Water Work Association;

 ASTM : American Society for Testing & Material;

 ANSI : American National Standard Institute;

 JIS : Japanase National Standard Institute;

 BSS : British Standard Specification;

Spesifikasi dan standar pipa dapat di lihat pada lampiran 3

14
3.2 Fitting dan Spesifikasinya

Fitting merupakan penghubung dalam suatu instalasi perpipaan, dan Fitting

juga memiliki beberapa fungsi yaitu untuk merubah aliran, menyebarkan

aliran, membesar atau mengecilkan aliran dan lain sebagainya.

3.2.1 Jenis dan Fungsi Fitting

Berdasarkan dari bentuk dan fungsinya, Fitting (sambungan pipa) terdiri

dari beberapa macam, yaitu :

 Elbow digunakan untuk membelokkan arah aliran. Elbow ada

2 macam yaitu Elbow 450 dan Elbow 900;

 Tee digunakan untuk membuat aliran bercabang;

 Reducer digunakan sebagai penghubung antar pipa dimana ada

perubahan diameternya, misalnya 2” ke 4” atau sebaliknya;

 Bushing digunakan untuk merubah ukuran flow lines dari besar

menjadi kecil ( pada scrawed piping system );

 Coupling digunakan untuk sambungan lurus ( diameternya sama );

 Union digunakan untuk sambungan pipa yang mudah dipasang dan

mudah di bongkar kembali;

 Cap digunakan untuk menutup bagian ujung pipa,;

 Plug digunakan sama seperti cap untuk menutup bagian ujung pipa,

hanya beda pada konstruksi ulirnya ( ulirnya diluar );

 Screwed cross mempunyai 4 (empat ) arah aliran .

Jenis – jenis fitting dapat di lihat pada lampiran 4

15
3.2.2 Standar Fitting

Standar dimensi fitting menurut ANSI yaitu :

 ANSI B 16.1 digunakan untuk Cast Iron Flange Fitting;

 ANSI B 16.3 digunakan untuk Malleable Iron Screw Fitting;

 ANSI B 16.4 digunakan untuk Cast Iron Screw Fitting;

 ANSI B 16.5 digunakan untuk Farged Carbon Steel Flange Fitting,

 ANSI B 16.9 digunakan untuk Welding Carbon Steel Alloy Steel

Fitting;

 ANSI B 16.11 digunakan untuk Welding Carbon Steel Alloy Steel

Socket & Threaded Fitting;

 ANSI B 16.15 digunakan untuk Bross or Bronze Screw Flange Fitting;

 ANSI B 16.18 digunakan untuk Bross or Bronze Screw Solder Fitting;

 ANSI B 16.24 digunakan untuk Bross or Bronze Flange Fitting.

3.3 Flange dan Spesifikasiya

Flange adalah merupakan alat untuk menghubungkan jaringan pipa dari suatu

peralatan mekanik dengan peralatan mekanik lainnya yang terdiri dari : Valve,

Fitting ke pipa atau peralatan mekanik tersebut.

16
3.3.1 Jenis dan Fungsi Flange

Macam-macam flanges yang di gunakan untuk sambungan pipa sesuai

dengan kegunaannya yaitu :

 Blind flange digunakan untuk menutup ujung-ujung pipa, valve,

hand/man hole pada vessel. Berfungsi untuk menutup aliran fluida

sementara;

 Slip-On Flange digunakan seperti welding neck flange. Dalam

pemasangan akan mengurangi panjang pipa karena sebagian pipa masuk

ke dalam flange, namun dengan mudah disejajarkan untuk

penyambungan.;

 Lap Joint Flange digunakan untuk sambungan yang sering dibongkar.

Biasanya pemasangannya pada tempat yang tidak diinginkan adanya

tarikan dan ikatan yang kuat;

 Socket Weld Flange digunakan untuk tekanan rendah, jenis flange

yang mempunyai lubang yang bertingkat, agar pipa masuk sesuai

dengan kedalamannya;

 Threaded Flange digunakan untuk tekanan rendah dan tidak di

gunakan untuk temperatur atau stress yang sangat tinggi. Flange ini

mirip dengan slip-on Flange, perbedaannya adalah memiliki ulir dalam

(thread internal);

 Weld Neck Flange digunakan untuk tekanan tinggi, temperatur extrim,

shear impact maupun getaran tinggi.

Jenis – jenis flange dapat di lihat pada lampiran 5

17
3.3.2 Standar Flange

Ada 7 (Tujuh ) kelas tekanan dari Flange yaitu kelas 150 lbs, 300 lbs, 400

lbs, 600 lbs, 900lbs, 1500 lbs, 2500 lbs, dan masing – masing kelas tekanan

memiliki ukuran spesifik dan pemakaiannya harus di pertimbangkan dengan

Pipa, Fitting, dan Valve.

Sedangkan untuk bentuk muka dari Flange dibuat dalam berbagai macam

dan variasinya, yaitu :

 Raised Faced adalah Flange type ini memiliki permukaan sentuh

yang lebih tinggi atau istilahnya raised,dengan tekstur garis-garis kecil

melingkar.Jadi kalau kita lihat dari samping akan terlihat bentuk agak

menonjol di tengah;

 Flate Faced adalah flange yang memiliki permukaan sentuh rata,flat

atau polos tidak ada tekstur apapun;

 Ring Type Joint adalah Ring type joint memiliki bentuk yang hampir

sama dengan tipe Raised Face,perbedaannya terletak pada cekungan

pada permukaan flange yang merupakan tempat ring gasket dan raised

(permukaan sentuh) yang lebih besar di bandingkan dengan type

raised face;

 Tongue and Groove adalah salah satu pasangnya ada yang memiliki

permukaan yang menonjol, dan satu pasangnya memiliki coakan

(groove) yang pas dengan pasangannya can coakan tidak sampai ke

dalam lubang flange, jadi hanya coakan kecil. Untuk tongue coakanya

18
hanya kecil, dan di apit lagi dengan pasangannya. Untuk yang groove

flange nya, mirip dengan tipe flange RTJ;

 Male and Female adalah salah satu pasangnya ada yang memiliki

permukaan yang menonjol, dan satu pasangnya memiliki coakan

(groove) yang pas dengan pasangannya. untuk male flenge, ia

memiliki area yang muka (atau permukaan) yang lebih menonjol,

mirip dengan raiced flange. Sedangkan yang female nya punya

permukaan yang menjorok ke dalam yang pas dengan si male

flagenya. pengunaan umum dari male female flange ini biasanya di

temukan di shell heat excangeer.

Spesifikasi dimensi Flange menurut standar ANSI yaitu :

 ANSI B.16.1. digunakan untuk Cast Iron Flange;

 ANSI B.16.3. digunakan untuk Malleable Iron Flange;

 ANSI B.16.5. digunakan untuk Cast Carbon Steel Flange, Forged

Carbon Steel Flange;

 ANSI B.16.24. digunakan untuk Bross or Bronze Srewed Flange.

3.4 Valve dan Spesifikasinya

Valve merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengontrol, mengarahkan,

membuka penuh, menutup penuh, mencegah aliran balik fluida, mengatur cairan

dan membebaskan tekanan.

19
3.4.1 Jenis dan Fungsi Valve

Valve menurut fungsinya digolongkan menjadi :

 Gate valve Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off),

tetapi tidak untuk mengatur besar kecil laju aliran fluida dengan cara

membuka setengah atau seperempat posisinya. Jadi posisi gate pada

valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar

tertutup (fully close). jika posisi gate setengah terbuka maka akan

terjadi turbulensi pada aliran zat bisa menyebabkan getaran pada

baji valve sehingga menghasilkan suara gemeretak;

 Globe valve adalah jenis Valve yang di gunakan untuk mengatur

besar kecilnya laju aliran fluida dalam pipa;

 Ball Valve untuk mengontrol aliran. Untuk valve jenis ini, metode

buka- tutup jalur menggunakan bola berlubang ditengahnya. Valve

ini dapat dengan cepat di tutup dan cukup kedap untuk menahan

fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi

menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve dengan

sudut 90°;

 Plug valve adalah untuk full open dan full close (isolation atau on/off

control). untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran;

 Check valve adalah untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan

mencegah aliran balik. Tidak menggunakan handle untuk mengatur

aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu

sendiri;

20
 Butterfly Valve berfungsi untuk mengisolasi atau mengatur aliran.

untuk penanganan arus besar cairan atau gas pada tekanan yang relatif

rendah dalamnya berbentuk silinder. Karena tidak ada ruangan

kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang berat

atau mengandung unsur padat seperti lumpur;

 Safety Valve berfungsi untuk membebaskan tekanan penuh agar tidak

membahayakan peralatan mekanik.

Jenis – jenis valve dapat di lihat pada lampiran 6

3.4.2 Standar Valve

Berdasarkan dari bahan meterialnya, valve di klasifikasikan mengikuti

standar API ( American Petroleum Institute ) antara lain :

 API 595 : Cast iron gate valve;

 API 600 : Steel gate valve;

 API 603 : Class 150 corrosion resistant gate valve;

 API 604 : Ductile iron gate valve.

Sedangkan berdasarkan pressure ratingnya sama denga rating

flangenya, berdasarkan pada ANSI series yaitu : 150 lbs, 300 lbs, 400 lbs, 600

lbs, 900 lbs, 1500 lbs & 2500 lbs. Sedangkan untuk code service atau kode

pemakaian valve adalah :

 CWP : Cold Working Pressure;

 S : Steam;

21
 SP : Steam Pressure;

 WOG : Water, Oil, Gas;

 WP : Working Pressure,

 WSP : Working Steam Pressure.

3.5 Bolt & Nuts dan Spesifikasinya

Bolt & Nuts berfungsi sebagai pengikat antara flange pada jaringan

perpipaan, pemakaian jenis bolt & nuts tergantung temperatur operasinya.

3.5.1 Jenis dan Fungsi Bolt & Nuts

Berdasarkan dari bentuknya bolt & nuts di bedakan dari beberapa

jenisnya, antara lain :

 Machine Bolt adalah baut pengikat yang mempunyai bentuk salah

satu ujungnya berkepala dan yang satunya berulir;

 Studs adalah salah satu baut pengikat dimana pada kedua ujungnya

berulir;

 Stud Bolt adalah suatu baut pengikat pada bagian ujungnya berulir

dan berdiameter standar. Ada dua jenis Studs Bolts yaitu : Stud bolt

with threaded on bolt end dan Stud bolt with threaded entire length.

Jenis – jenis Bolt & Nuts dapat di lihat pada lampiran 7

3.5.2 Standar Bolt & Nuts

Material yang digunakan untuk machine bolt and nuts dari baja karbon

menurut standar ASTM.A-307 Grade B untuk pemakaian dengan temperatur

22
sampai dengan 5000F, dengan kekuatan tarik minimum 55.000 lbf per inchi,

untuk dimensi ukuran di standarkan menurut standar ASA sebagai berikut :

 Standar ASA B.1.1 class 2A untuk dimensi uliran kasar dari mechine

bolt;

 Standar ASA B.1.1 class 2B untuk dimensi ulir kasar dari nuts;

 Standar ASA B.18-2 untuk dimensi heavy hexagonal dari nut.

3.6 Gasket dan Spesifikasinya

Gasket adalah lapisan yang digunakan untuk melapisi sambungan antar

flange pada pengerjaan pipa. Pada umumnya gasket berfungsi untuk mencegah

kebocoran dari sambungan flange.

3.6.1 Jenis Gasket dan Fungsinya

Adapun jenis gasket dan fungsinya sebagai berikut:

1. Non Metallic (Low Class 150-300 lb).

 CAF (Compressed Asbestos Fibre), max temp. 650-1000 deg;

 Nonasbestos fibre, max temp. 550 deg F;

 PTFE, max. temp. 390-550 deg F;

 Graphite, max. temp. 750 deg F.

2. Semimetallic (Low Class to Medium Class, 150-900 lb), max. temp.

750 + deg F (tergantung material)

 Metal Jacketed;

 Metal Reinforced Graphit;,

23
 Spiral Wound;

 Camprofile.

3. Metallic (Medium Class to High Class, 600-2500 lb), max. temp.

650 + degF (tergantung material).

 Ring-joint gasket;

 Lens Ring;

 Machined Ring.

Jenis – jenis gasket dapat di lihat pada lampiran 8

3.6.2 Standar Gasket

Standard Internasional yang di pakai menurut ANSI Flange :

 ASME B16.20, Metallic Gaskets for Pipe Flanges-Ring Joint,

Spiral Wound and Jacketed;

 ASME B16.21, Non Metallic Flat Gaskets for Pipe Flanges.

3.6.3 Bahan pembuat dari Gasket

Secara umum, bahan dasar gasket ada tiga jenis yaitu metal, non-metal dan

setengah metal. Gasket metal terbuat dari tembaga, aluminium atau kuningan.

Gasket non-metal biasanya terbuat dari asbe, karet dan kertas. Untuk bahan semi

metal biasanya gabungan dari bahan metal dan bahan non-metal.

1. Rubber Gaskets

Banyak sekali jenis gasket yang menggunakan bahan rubber sheet atau

lembaran karet, seperti neoprene, nitrile, fluorocarbon, red rubber, aflas

dan silicone.

24
2. Viton Gaskets

Viton gasket banyak digunakan untuk sistem dimana terdapat bahan kimia

yang bersifat asam atau basa, hidrokarbon dan minyak, baik nabati

maupun hewani.

3. PTFE (Poly Tetra Fluoro Ethylene)

Gasket PTFE atau Teflon gasket merupakan gasket yang paling banyak

dikenal, karena bersifat multi fungsi. Teflon memiliki ketahanan yang baik

terhadap berbagai bahan kimia, termasuk Hidrogen Peroksida.

4. Graphite Gaskets

Graphite gasket fleksibel tahan terhadap panas. Selain itu, gasket jenis ini

juga tahan pada kondisi sangat asam dan basa.

5. EPDM (Ethylene Propylene Diene Monomer)

Gasket dengan material EPDM tahan terhadap ozon, sinar Ultra Violet,

minyak alami dan berbagai jenis bahan kimia.

3.7 Pemeliharaan

Maintenance atau pemeliharaan dilakukan untuk menjaga agar peralatan

tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya.

25
3.7.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan

pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan

awalnya. Adapun tujuan dari dilakukannya pemeliharaan antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang

mampu memberikan keuntungan;

2. Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat,

misalnya sistem pemadam kebakaran, pembangkit listrik, dan

sebagainya;

3. Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan;

4. Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar

masa pakai peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang

telah dijamin oleh pembuat peralatan tersebut.

3.7.2 Klasifikasi Pemelihraan

Pemeliharaan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) :

Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya kerusakan, atau cara pemeliharaan yang

direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan preventif

termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan,

sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar

dari kerusakan;

26
2. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance):

Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang

dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas

atau peralatan sehingga mencapai standar yang dapat di terima;

3. Pemeliharaan berjalan (Running Maintenance):

Pemeliharaan ini dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam

keadaan bekerja. Pemeliharan berjalan diterapkan pada peralatan-

peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses

produksi;

4. Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance):

Pemeliharaan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya

perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari

sistem peralatan. Biasanya pemeliharaan prediktif dilakukan dengan

bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih;

5. Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance):

Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan

dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat-

alat dan tenaga kerjanya.

6. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance):

Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan yang harus segera

dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak

terduga;

27
7. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance):

Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan

selama mesin tersebut berhenti beroperasi.

8. Pemeliharaan rutin (routine maintenance):

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara

rutin atau terus-menerus;

9. Design out maintenance:

Adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan sumber

penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak

lagi atau lebih sedikit membutuhkan maintenance.

28
IV. PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Fluida Crude Oil

Karakteristik minyak bumi adalah batasan maksimum atau minimum suatu

parameter minyak bumi yang dikehendaki sebagai umpan proses pengolahan.

Parameter itu meliputi sifat fisika dan kimia. Merupakan campuran komplek dari

senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon yang ada antara lain : sulfur,

nitrogen, oksigen, halogenida, dan logam sebagai senyawaan minor. Untuk single

molekul utamanya terdiri dari : Parafin, Naften, dan Aromatik. Besarnya

kandungan masing masing unsur tersebut akan berpengaruh terhadap sifat fisika

dan kimia minyak bumi dan akan dinyatakan sebagai karakteristik minyak bumi.

Karakterisitik yang terdapat di JOB Pertamina – Petrochina East Java : 39.4 °API

Sukowati Crude Oil JOB Pertamina – Petrochina East Java

Tabel 4.1 Karakteristik Fluida Crude Oil

Keterangan Unit Satuan Nilai


Specific Gravity 60/60 ºF [] 0.8280
API Gravity at 60 ºF [] 39.4
Kinematic Viscosity at 100ºF [cSt] 2.903
Kinematic Viscosity at 122ºF [cSt] 2.410
Kinematic Viscosity at 140ºF [cSt] 2.102
Pour Point [ºC] 24
Flash Point "ABEL" [ºC] Below 0
Reid Vapor Pressure at 100ºF [psi] 2.9
Water Content [%vol] Nil
Water & Sediment [%vol] 0
Salt Content as NaCl [%wt] 0.0002
Salt Content as NaCl [lb/1000 bbl] 1
Total Acid Numbe [mg KOH/g] 0.177
Strong Acid Number [mg KOH/g] Nil
Total Base Number [mg KOH/g] 0.441

29
Gross Heat of Combustion MJ/kg 45.023
Sulfur Content [%wt] 0.288
Asphaltene Content [%wt] 0.044
Wax Content [%wt] 11.68
Congealing Point of Petroleum Wax [ºC] 50
Conradson Carbon Residue [%wt] 0.457
Ash Content [%wt] 0.001
Hydrogen Sulfide [mg/kg] 51.32
Mercaptane [mg/kg] 3.76
Total Nitrogen [%wt] 0.029
Characterization Factor, KUOP [] 12.0
Metal Contect : - Vanadium [mg/kg] 1.08
- Nickel [mg/kg] 0.39

4.2 Diagram Alir Transfer Crude Oil

Diagram Alir dari Crude Oil sukowati ke CPA ada 2 jalur pipa yaitu pipa

ukuran diameter nominal 16 inch dan 10 inch . Yang ukuran diameter nominal 16

inch masuk dalam Separator PV-9900 dan 10 inch Separator V-100, dari 2 jalur

pipa ini masuk di dalam Stripper PV-3300 dan PV-9500 kemudian di lanjutkan ke

Gas Boot TK-900 dan di masukan ke Tangki TK-8001 A dan TK-8001B.

Gambar 4.1 Diagram Alir JOB Pertamina - Petrochina East Java Tuban

30
4.3 Instalasi Pipa Transfer Crude Oil di JOB P-PEJ

Jalur Pipeline di JOB P-PEJ East Java Tuban digunakan sebagai sistem

transfer Crude oil, karena pipa berfungsi sebagai sarana atau alat transportasi

fluida ( gas, minyak, air ) dari suatu tempat ke tempat lain. Data Jalur Pipeline

dari Sukowati Pad A ke CPA di JOB P-PEJ East Java Tuban :

SUKOWATI Pad A 16 Inch – CPA


Material = API 5L Grade B SCH 60.
Panjang = 10234 m.
NPS = 16 inch.
OD = 16 inch.
Wallthickness = 0,656 inch / 16.6624 mm.
Tipe Instalasi = Pipa dalam tanah.
Kedalaman = 1,8 m.
Di pasang = 2011.
Servis = Crude Oil.
Sistem pengendali korosi = 3 LPE dan Impressed current.
Jenis Pipa = Seamless Pipe.
SUKOWATI Pad A 10 Inch - CPA
Material = API 5L Grade B SCH 60.
Panjang = 10234 m.
NPS = 10 inch.
OD = 10,75 inch.
Wallthickness = 0,500 inch / 12.7 mm.
Tipe Instalasi = Pipa dalam tanah.
Kedalaman = 1,8 m.
Di pasang = 2008.
Servis = Crude Oil.
Sistem pengendali korosi = 3 LPE dan Impressed current.
Jenis Pipa = Seamless Pipe.

Gambar 4.2 Jalur Pipa JOB Pertamina - Petrochina East Java Tuban

31
4.4 Kerusakan yang Terjadi pada Instalasi Pipa Transfer Crude Oil

Akibat pengaruh dari kegiatan operasi dan faktor lingkungan menimbulkan

suatu kerusakan pada instalasi perpipaan, mulai dari kerusakan pipa itu sendiri,

kerusakan pada fitting, kerusakan pada flange, kerusakan pada gasket, kerusakan

pada valve dan kerusakan – kerusakan lainnya. Berikut ini kerusakan pada

instalasi perpipaan dan cara mengatasinya :

1. Kerusakan pada pipa :

Berikut ini penyebab kerusakan pada pipa dan cara mengatasinya :

 Terjadi korosi;

 Terjadinya pengikisan atau erosi;

 Terbentuknya scale atau wax pada dinding pipa bagian dalam;

 Terjadi pipa pecah yang di sebabkan oleh tekanan fluida yang

melebihi batas tekanan dari pipa;

 Terjadinya pemuaian pada pipa karena pengaruh dari temperatur

yang berlebihan;

Cara mengatasiya adalah :

 Dengan melakukan painting, coating, dan Wrapping sekaligus

pemasangan proteksi katodik untuk mencegah terjadinya korosi

pada pipa;

 Dengan melakukan pigging untuk membersihkan pipa dari wax

dan scale maupun kotoran – kotoran lain yang melekat pada

dinding pipa bagian dalam;

32
 Dengan melakukan pengontrolan terhadap tekanan dan

temperatur operasi pada fluida yang melalui pipa tersebut;

2. Kerusakan yang terjadi pada fitting :

Berikut ini penyebab kerusakan pada fitting dan cara mengatasinya :

 Kerusakan yang terjadi pada las sambungan antara fitting dan pipa;

 Kerusakan yang terjadi pada drat ulir fitting;

 Kerusakan yang terjadi pada elbow seperti pengikisan karena

pengaruh tekanan pada belokan;

Cara mengatasinya adalah :

 Melakukan pengelasan ulang sampai tidak ada kerusakan

las – lasan lagi;

 Melakukan penggantian fitting yang terjadi kerusakan pada ulirnya;

 Melakukan penggantian elbow.

3. Kerusakan yang terjadi pada flange :

Berikut ini penyebab kerusakan pada flange dan cara mengatasinya :

 Kerusakan yang terjadi pada raised face atau permukaan flange

karena kebocoran fluida ( sewaktu pengikatan flange tidak rata );

Cara mengatasinya adalah :

 Dengan melakukan penggantian flange dengan yang baru dan

cara pengikatan harus rata;

33
4. Kerusakan yang terjadi pada valve :

Berikut ini penyebab kerusakan pada valve dan cara megatasinya :

 Kerusakan yang terjadi pada disc plate;

 Kerusakan yang terjadi pada seat plate;

 Kerusakan yang terjadi pada ulir stem.

Cara mengatasinya adalah :

Dengan melakukan lapping pada disc dan seat bila masih memungkinkan,

tetapi apabila tidak dapat dilakukan lapping, ganti dengan yang baru dan

memberikan pelumas.

5. Kerusakan pada gasket :


Berikut ini penyebab kerusakan pada gasket dan cara mengatasinya :

 Kerusakan yang terjadi pada permukaan flange dudukan gasket

kotor;

 Kerusakan yang terjadi karena gasket asbes sheet pecah.

Cara mengatasinya adalah dengan melakukan penggantian gasket yang

rusak dengan yang baru.

34
4.5 Permassalahan dan Penanganan pada Pipa Transfer JOB P-PEJ

Pada saat kegiatan operasi dalam suatu industri kilang minyak, pipa secara

terus – menerus di gunakan dan terkena dampak dari operasi tersebut seperti

pengaruh lingkungan di dalam area kilang, pengaruh tekanan, pengaruh zat – zat

korosif dan berbagai hal lainnya. Oleh sebab itu muncul berbagai permasalahan

yang terjadi pada pipa tersebut. Berikut ini beberapa permasalahan pada pipa dan

cara mengatasinya.

1. Korosi

Salah satu penyebab kerusakan pada pipa adalah terjadinya korosi. Korosi

disebabkan oleh berbagai hal seperti.

 Udara yang lembab disekitar pipa.

 Temperatur yang tinggi mempercepat reaksi elektrokimia korosi.

 Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda

potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang

terkorosi.

 Pipa merupakan logam. suatu logam mempunyai energi potensial

yaitu anode dan katode jika anode mengalir ke katode maka akan

terjadi reaksi korosi.

 Ke asaman juga berperan dalam terbentuknya korosi pada pipa.

 Kotoran – kotoran yang mengandung karbon dapat mempercepat

reaksi korosi pada pipa.

35
Hal ini dapat di atasi dengan beberapa cara yang harus dilakukan sehingga dapat

memperlambat terjadinya korosi pada pipa.

 Dengan pengecatan (painting). Pengecatan pada permukaan pipa

dapat menghindarkan kontak langsung pada lingkungan di sekitar

pipa sehingga dapat memperlambat terjadinya korosi.

 Dengan melakukan coating atau wrapping yaitu pelapisan pada

permukaan pipa.

 Dengan memasang proteksi katodik. Proteksi katodik ada dua

macam yaitu sarificial anode dan impressed current.

2. Pengikisan atau erosi pada dinding bagian dalam pipa

Pengikisan pada dinding bagian dalam pipa disebabkan oleh beberapa hal

 Kecepatan aliran dan tekanan fluida di dalam pipa.

 Zat – zat yang dapat membuat pipa terkorosi.

 Adanya korosi.

Hal ini dapat di atasi dengan beberapa cara :

 Mengatur kecepatan dan tekanan aliran.

 Menjauhkan atau meminimalisi zat – zat yang dapat membuat pipa

terkorosi.

 Memasang proteksi katodik.

3. Tejadinya kerak (scale/wax) pada dinding bagian dalam pipa

Kerak yang terbentuk di dlam pipa disebakan oleh beberapa hal :

 Temperatur minyak rendah.

36
 Aliran yang tidak merata sehingga terjadi

penumpukan. Masalah ini dapat diatasi dengan

melakukan pigging pada pipa.

4.6 Pemeliharaan Pipa Transfer Crude Oil di JOB P-PEJ

Pemeliharaan sistem perpipaan JOB Pertamina-Petrochina East Java Tuban

sangatlah penting di lakukan guna untuk menjaga proses operasi tetap berjalan

sehigga produksi tidak terhambat. Dalam pemeliharaan instalasi perpipaan JOB

Pertamina-Petrochina East Java Tuban melakukan predictive maintenance dan

preventive maintenance.

1. Predictive Maintenance:

Predictive maintenance adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang

bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kondisi sistem perpipaan

sebelum terjadi kerusakan. Pelaksanaan predictive maintenance sistem

perpipaan di lakukan oleh bagian-bagian terkait antara lain : bagian

pemeliharaan, bagian inspeksi dan operasi yang ikut membantu secara

visual kondisi sistem perpipaan. Untuk sistem perpipaan pelaksanaan

predictive maintenance yang di lakukan oleh bagian inspeksi adalah

pengecek secara visual untuk melihat kondisi permukaan luar sistem

perpipaan dan dengan menggunakan thicknes meter yaitu untuk megecek

ketebalan pipa dan fitting secara rutin dan berkala setiap tahunnya. Dari

hasil pengecekan ketebalan pipa dan fitting dapat diketahui seberapa

besar telah terjadi pengurangan ketebalannya dari desain semula,

37
sehingga dapat di jadikan bahan pertimbangan di dalam memberikan

rekomendasi pada bagian pemeliharaan untuk di lakukan perbaikan atau

penggantian.

2. Preventive Maintenance:

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan

untuk mecegah terjadinya kerusakan, atau mengurangi laju kerusakan

sehingga dapat menjamin operasi yang kontinyu dan dapat juga di artikan

sebagai perawatan yang di rencanakan dalam rangka memperpanjang

umur pemakian pipa. Pelaksanaanya dapat di lakukan secara rutin

maupun berkala. Pelaksanaan preventive maintenance sistem perpipaan

meliputi, painting, coating, wrapping, pigging, proteksi katodik.

Berikut ini Pekerjaan pemeliharaan pipa transfer crude oil yang di lakukan oleh

JOB P-PEJ yaitu meliputi painting, coating, wrapping, pigging dan cathodic

protection.

1. Painting

Painting atau pengecatan merupakan suatu cara yang di lakukan dalam

pemeliharaan pipa yang bertujuan untuk melindungi permukaan pipa dari

kondisi lingkungan sekitar pipa untuk mencegah terjadinya korosi. Di

JOB Pertamina-Petrochina East Java Tuban, painting dilakukan dengan

Cat jenis Epoxy dengan merek Jotun.

Alat – alat dan bahan yang digunakan adalah kompresor, mesin brush,

mesin spray, pasir aronsen, cat jotun kelas plamir, cat jotun kelas

intermediate, cat jotun finishing, cairan pengering, dan thiner.

38
Pengecatan dilakukan sebanyak tiga lapis. Lapis pertama menggunakan

cat kelas primer, lapis ke dua menggunakan cat kelas intermediate, dan

lapis ke tiga menggunakan cat kelas finishing. Untuk setiap lapis, cat

dicampur dengan cairan pengering dan thiner.

Setiap lapis pengecatan mempunyai ketebalan yang di sarankan. Lapis

pertama dengan ketebalan 75 – 100 mikron, lapis ke dua dengan

ketebalan 100 – 175 mikron, dan lapis ke tiga dengan ketebalan 175

mikron. Setiap lapis pengecatan juga mempunyai fungsi masing –

masing. Fungsi lapis pertama sebagai perekat dan sebagai pelindung

metal dari korosi. Lapis ke dua berfungsi menjadi lapisan yang kedap air,

sebagai pelindung cat primer, dan lapis ketiga untuk melindungi cat

intermediate dan sebagai rambu warna pipa.

Langkah – langkah painting :

 sandblasting, yaitu pembersihan karat pada pipa mengunakan pasir

aronsen oleh mesin blasting dengan tekanan dari kompresor

110 – 120 Psi dengan cara di semprotkan.

 Untuk lebih maksimal pipa di sikat menggunakan sikat baja. debu

yang masih menempel di bersihkan dengan kain lap, agar cat bisa

melekat dengan kuat.

 Dengan menggunakan mesin spray, cat dengan kelas masing - masing

yang sudah di campur dengan cairan pengering dan thiner di spray-

kan pada pipa. Untuk setiap lapis membutuhkan waktu untuk kering

39
sekitar delapan jam baru di lanjutkan dengan pengecatan lapis

selanjutnya.

2. Coating

Coating sama halnya dengan painting yaitu pelapisan pada permukaan

pipa dengan tujuan mencegah terjadinya korosi. Yang membedakan

coating dengan painting terletak pada bahanya. Coating bisa dalam

bentuk ORGANIC dan INORGANIC dalam bentuk liquid atau padat, dari

bahan yang keras non metal, komposit, ceramic, metal, dan bahan

sintetis. Sementara PAINTING atau yang lazim disebut di Indonesia

sebagai CAT, pada umumnya terbuat dari bahan ORGANIC berupa

Liquid atau cairan. Coating yang di lakukan di JOB Pertamina-

Petrochina East Java Tuban sebagai berikut :

 Sandblasting sama seperti proses painting.

Coating hanya terdiri dua lapis. Setelah melakukan pelapisan pertama

atau primer coat, pelapisan yang kedua langsung menggunakan

pelapis yang khusus untuk di gunakan sebagai coating. Jenis coating

yang digunakan JOB Pertamina-Petrochina East Java Tuban adalah

eppoxy berbentuk cair dengan merk JOTUN.

3. Wrapping

Wrapping yaitu melakukan pelapisan atau pengisolasian pada permukaan

pipa dengan menggunakan polyethylene yang berbentuk seperti tape.

Langkah pemasangannya adalah dengan cara mengulirkan polyethylene

secara bertumpuk pada bagian permukaan sepanjang pipa yang ingin di

40
coating. Saat pemasangan polyethylene jangan sampai ada rongga atau

celah udara pada polyethylene yang dapat menimbulkan terbentuknya

korosi. Karena tujuan pemasangan wrapping ini adalah mencegah

terjadinya korosi pada permukaan pipa. Secara umum pipa yang di

wrapping merupakan pipa yang dipasang di dalam tanah.

4. Pigging

Pigging adalah suatu pemeliharaan pipa bagian dalam dengan tujuan

membersihkan scale atau wax maupun kotoran – kotoran lain yang

melekat pada dinding pipa. Proses pigging di lakukan dengan sebuah alat

yang bernama pig yang berbentuk seperti peluru. Untuk membersihkan

pipa dari scale atau wax maupun kotoran – kotoran lain, JOB Pertamina-

Petrochina East Java Tuban menggunakan pig jenis cap pig. Langkah –

langkah melakukan pigging :

 Pig mempunyai ukaran yang lebih besar dari ID pipa 10 inch yang

akan dimasukkan ke dalam pig launcher yang telah di pasang pada

pipa;

 Pig di dorong dengan menggunakan tongkat sampai keujung pig

launcher dan tepat di depan bibir pipa 10 inch. Setelah itu pig di

dorong menggunakan tekanan yang diberikan oleh pompa melalui

media crude oil. Karena pig yang digunakan mempunyai ukuran yang

lebih besar dari ID pipa maka pig menyusut dan merapat dengan kuat

pada dinding pipa sehingga scale atau wax maupun kotoran lain yang

41
berada dalam pipa ikut terdorong dengan pig keluar menuju pig

receiver.

5. Cathodic Protection

Pemasangan proteksi katodik sudah banyak di lakukan untuk mencegah

terjadinya korosi. Proteksi katodik ada dua macam yaitu sacrificial anode

dan impressed current. JOB Pertamina-Petrochina East Java Tuban

menggunakan sistem sacrifical anode dan impressed current dalam

memproteksi pipa untuk mencegah terjadiya korosi. Sistem sacrificial

anode adalah menggunakan sebuah anode yang terbuat dari magnesium

yang nantinya di alirkan ke pipa menggunakan kabel. Sedangkan sistem

impressed current adalah menggunakan anode dan juga trafo yang

digunakan untuk mengaliri tegangan pada pipa.

 Prinsip kerja sacrificial anode :

Sacrifical anode adalah anode korban. Anoda yang di korbankan

untuk melidungi pipa, adalah magnesium. Proteksi katodik metode

anoda korban di lakukan dengan menghubungkan anoda korban

terhadap pipa yang akan di proteksi menggunakan kabel. Pipa yang

akan di proteksi di atur agar berperan sebagai katoda dalam suatu sel

korosi dan pasangan yang di hubungkan adalah logam lain yang

memiliki potensial yang lebih negatif yaitu magneium sehingga

berperan sebagai anoda. Elektron akan mengalir dari anoda ke katoda

melalui kabel penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron di

42
katoda. Dengan adanya penerimaan elektron tersebut, katoda

mengalami reaksi reduksi dan terproteksi dari proses korosi.

 Prinsip kerja impressed current :

Arus yang berasal dari luar yaitu arus DC, dimana kutub negative

dihubungkan dengan pada pipa yang akan di lindung dan kutub

positive dihubungkan pada anodanya. Anode yang di pasang di

dalam tanah dia akan mengalirkan elektron – elektron melalui

elektrolit berupa tanah menuju pipa dan pipa akan terselubungi oleh

elektron – elektron sehingga unsur lain yang ingin bereaksi dengan

pipa untuk membentuk korosi tidak bisa karena terhalang oleh

elektron – elektron tadi. Sehingga pipa terproteksi dari proses

korosi.

4.7 Rambu-rambu Pipa

Pemberian rambu-rambu atau warna-warna tertentu pada pipa merupakan hal

yang penting, agar kita dapat mengetahui jenis fluida yang terdapat dalam pipa

tersebut. Kode Warna Perpipaan secara umum merujuk pada standar

ANSI A13. 1-2007 (American National Standards Institute) dimana terdapat

6 (enam) kode warna dan label (tanda) perpipaan yang diatur sebagaimana tabel di

bawah berikut:

 Pipa warna hijau : air yang dapat di minum, air boiler, air pendingin.

 Pipa warna biru : gas bertekanan.

 Pipa warna merah : pipa pemadam kebakaran.

43
 Pipa warna coklat : bahan mudah terbakar.

 Pipa warna kuning : bahan mudah menyala (bahan bakar).

 Pipa warna orange : bahan beracun, bahan korosif.

Selain dengan memberi warna pada pipa, rambu-rambu ( marka ) harus

dipasang di atas pipa pada setiap sisi jalan raya dan perlintasan sungai, yang

perletakannya harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan lokasi

pipa dengan mudah.

4.8 Keselamatan Kerja Operasi Pipa Transfer

Keselamatan kerja di tujukan untuk membuat suatu keadaan yang aman,

stabil dan lancar. Karena keselamatan kerja merupakan hal yang paling pokok

dalam melaksanakan suatu kegiatan apapun guna untuk keberhasilan dalam

pekerjaan tersebut. Berikut ini tentang keselamatan kerja secara umum,

keselamatan kerja operator dan keselamatan kerja alat :

4.8.1 Umum

Dalam proses suatau pekerjaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

( k3 ) merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan / diutamakan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( k3 ) merupakan tanggung jawab semua

pihak, mulai dari pekerja, pengawas dan pengusaha.

Agar setiap para pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan aman

dan bebas dari bahaya-bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan,

maka setiap pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan

aktifitas atau pekerjaannya. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada saat

44
melakukan pekerjaan pemeliharaan pipa transfer di JOB Pertamina – Petrochina

East Java Tuban antara lain : bising, kejatuhan benda, kebakaran, semburan fluida

dan lain-lain.

4.8.2 Keselamatan Kerja Operator

Ada beberapa Alat Pelindung Diri ( APD ) yang sering digunakan pada saat

melakukan pekerjaan pemeliharaan pipa transfer crude oil di JOB

Pertamina – Petrochina East Java Tuban, antara lain :

 Pelindung kaki ( Safety Shoes );

 Pelindung kepala ( Safety Helmet );

 Pelindung telinga atau pendengaran ( Ear Plug );

 Pelindung tangan ( Hand Glove );

 Pelindung muka dan mata ( Face Shield Protecs, Duct Mask, dan lain-

lain ).

4.8.3 Keselamatan Kerja Alat (Perpipaan)

Ada beberapa tindakan yang harus diperhatikan dalam menjaga

keselamatan alat ( perpipaan ) dalam mengoprasikannya, antara lain :

 Pergunakan pipa sesuai spesifikasi dari jenis fluida yang mengalir di

dalamya, dan sesuai dengan kemampuan pipa tersebut dalam

menerima tekanan dan temperatur pada saat dioprasikannya.

 Jangan memukul pipa dengan benda keras.

45
V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil praktik kerja lapangan yang penulis lakukan di

JOB Pertamina – Petrochina East Java Tuban, dapat di ambil simpulan :

1. Walaupun lapangan JOB Pertamina – Petrochina East Java Tuban sudah

cukup lama beroperasi, namun kelancaran operasinya sangat berperan

dalam memenuhi kebutuhan minyak mentah di tanah air dan masih layak

untuk operasi.

2. Secara umum, kondisi pipa-pipa dan peralatan-peralatan di lapangan masih

memadai, apalagi jalur pipa transfer minyak mentah dari SUKOWATI

PAD A ke CPA yang berdiameter 16 inchi terbilang masih cukup baru,

yang di tanam pada tahun 2012, yang sebelumnya menggunakan pipa

berdiameter 8 inchi yang di tanam pada tahun 1997 (yang saat ini stand

by) menurut informasi masih memadai untuk dioperasikan ditinjau dari

tekanan dan temperaturnya.

3. Pemeliharaan yang dilakukan seperti pengecatan, perlindungan katodik,

Wrapping tape, external coating dan Pigging di JOB P-PEJ Tuban sudah

baik.

4. Maintenance program yang di lakukan di JOB Pertamina – Petrochina

East Java Tuban cukup baik.

46
5.2 Saran

Setelah membuat simpulan maka penulis memberikan beberapa saran antara

lain :

1. Pemeliharaan di JOB Pertamina – Petrochina East Java harus lebih di

tingkatkan lagi agar tidak terdapat masalah yang dapat mengakibatkan hal

yang tidak di inginkan, demi menjaga kelancaran dan keberhasilan dalam

proses produksi.

2. Operator yang bertugas melakukan maintenance program di JOB

Pertamina – Petrochina East Java Tuban perlu di kembangkan

kemampuan dan pengetahuannya akan pekerjaan yang di lakukannya,

guna meningkatkan kualitas dan produktivitas perusahaan tersebut. Hal ini

dapat di lakukan dengan beberapa cara seperti melalui training, seminar,

workshop dan lain – lain yang dapat meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan dari operator tersebut.

3. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) juga harus diperhatikan untuk

mencegah hal-hal atau kecelakaan yang tidak diinginkan dalam bekerja.

47
DAFTAR PUSTAKA

1. Alvito Ivan, 11 Apr 2012, Karakteristik Crude Oil

http://paidixxx.blogspot.co.id/2012/04/sifat-dan-karakteristik-crude-oil.html

2. Rase, Howard F., “Piping Design for Process Plants”, John Wiley & Sons,

Inc., New York.

3. Raswari, 1986, Perencanaan Sistem Perpipaan, Jakarta: Universitas Jakarta.

4. Lamit, Louis Gary, 1981, “Piping Systems Drafting and Design”,

Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.


Lampiran 1. Bentuk dari Berbagai Jenis Sambungan Pipa
Lampiran 2. Tabel Dimensi Ukuran Pipa
Lampiran 2 lanjutan
Lampiran 2 lanjutan
Lampiran 3. Spesifikasi dan Standar Pipa
Lampiran 3 lanjutan
Lampiran 3 lanjutan
Lampiran 4. Jenis – jenis Fitting

TEE
UNION

COUPLING
CAP
Lampiran 4 lanjutan

45° ELBOW
180° RETUN BEND

CROSS

90° ELBOW

CROSS

ECCENTRIC REDUCER COCENTRIC REDUCER


Lampiran 5. Jenis – jenis Flange

Blind Flange

Lap Joint Flange

Slip-On Flang
Lampiran 5 lanjutan

Socket Weld Flange

Threaded flange

Weld neck flang


Lampiran 6. Jenis – jenis Valve

Gate Valve

Globe Valve
Lampiran 6 lanjutan

Ball Valve

Plug Valve
Lampiran 6 lanjutan

Check Valve

Butterfly Valve
Lampiran 7. Jenis - Jenis Bolt & Nuts

Machine Bolt

Stud Bolts With Threaded Enitre Length


Lampiran 7 lanjutan

Stud Bolts With Threaded On Both End

Stud
Lampiran 8. Jenis – jenis Gasket

CAF Graphite

PTFE Spiral Wound

Metal Graphite Camprofile Gas


Lampiran 8 lanjutan

Ring Joint

Lens Ring Metal Jackete


Lampiran 9. Di Lapangan JOB Pertamina – Petrochina East Java
Lampiran 10. Proses Pigging
Lampira 10 Lanjutan
Lampiran 11. Diagram Alir JOB Pertamina – Petrochina East java
Lampiran 11 Lanjutan
Lampiran 12. Daily Activity Report JOB Pertamina – Petrochina East Java

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL


(STEM) AKAMIGAS

LEMBAR PENCATATAN KEGIATAN PEMBIMBINGAN KKW

Nama Mahasiswa : Paicada Fasai Latuconsina


NIM : 161430028
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : I (Satu)
Dosen Pembimbing / NIP : Ir. Toegas S. Soegiarto, M.T.
19581212 198503 1 004
Judul KKW : Pemeliharaan Pipa Transfer Crude Oil dari
Sukowati ke CPA di JOB
Pertamina – Petrochina East Java

Cepu, Mei 2017

Ketua Jurusan/Program Studi

You might also like