Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK
MAHASISWA PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
DI PT. AH
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Koordinator Pemb
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM STUDI S1
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
Telah melaksanakan Kerja Praktek di PT. AH pada 1 Maret – 2 April 2018, serta
menyusun dan menyelesaikan laporan Kerja Praktek dengan baik.
Karawang,
Ir. J. Lubi
NIP. 130 541 835Pembimbing Kerja Praktek
Kardiman ST., MT
KATA PENGANTAR
NIP. 196508101991021001
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Alur produksi PT AH ................................................................... 6
Gambar 3.1 Skema mesin pengecoran Hot Chamber ......................................... 12
Gambar 3.2 Skema mesin pengecoran Cold Chamber ....................................... 13
Gambar 4.11 Casting Process ............................................................................. 31
Gambar 4.12 Alat Quality Control ...................................................................... 38
Gambar 5.1 Cylinder Comp ................................................................................ 42
Gambar 5.2 Crank Case L ................................................................................... 42
Gambar 5.3 Crank Case R................................................................................... 42
Gambar 5.4 Mesin Injection Molding ................................................................. 43
Gambar 5.5 Melting Machine ............................................................................. 44
Gambar 5.6 Annealing Machine ......................................................................... 45
Gambar 5.7 Ingot (Alumunium HD2) ................................................................. 47
Gambar 5.8 Melting (Alumunium HD2) ............................................................ 48
Gambar 5.9 Proses Injection ............................................................................... 49
Gambar 5.10 Kereta Finish good dan Crank Case R .......................................... 50
Gambar 5.11 Coordinate Measuring Machine .................................................... 58
Gambar 5.12 Rencana Produk Cylinder Comp ................................................... 67
Gambar 5.13 Rencana Produk Crank Case R ..................................................... 69
Gambar 5.14 Rencana Produk Crank Case L...................................................... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Pembagian waktu kerja, kapasitas, dan main power HPDC ............... 41
Tabel 5.2 Cacat-cacat Produk HPDC .................................................................. 61
Tabel 5.3 Tabel jumlah detik perhari .................................................................. 62
Tabel 5.4 Tabel perhitungan efisiensi mesin HPDC ........................................... 63
Tabel 5.5 Tabel total shot HPDC 350 T.............................................................. 64
Tabel 5.6 Tabel total shot HPDC 650 T.............................................................. 65
Tabel 5.7 Tabel total shot HPDC 800 T.............................................................. 65
Tabel 5.8 Tabel Berat part HD2 HPDC .............................................................. 66
Tabel 5.9 Tabel total alumunium HD2 HPDC .................................................... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada pelaksanaan kerja praktek ini adalah.
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Mesin
Universitas Singaperbangsa Karawang
2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang
yang dipelajari di Jurusan Teknik Mesin Universitas
Singaperbangsa Karawang.
3. Bidang kerja praktek yang akan dilakukan adalah mengetahui flow
proses dari proses die casting di PT. AH.
1. Data Primer
Suatu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
dalam hal ini adalah PT. AH. Data primer dapat diperoleh dengan
metode:
1. Observasi
Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan
mengamati secara langsung objek penelitian dengan
pengamatan.
2. Interview
Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan
bertanya secara langsung kepada narasumber. Dalam hal
iniadalah pembimbing dan pihak-pihak lainnya yang
memilikiinformasi yang dibutuhkan, sehingga dapat
membantu dan memberikan penjelasan tentang masalah yang
diteliti.
2. Data Sekunder
Dalam data sekunder, data-data diperoleh tidak secara langsung
dari narasumber, tetapi dengan berdasar pada literature yang
mendukung penyusunan laporan. Literature ini didapat dari brosur,
buku petunjuk, studi kepustakaan atau membaca buku-buku yang
berkaitan langsung dengan masalah serta keterangan yang didapat dari
instansi perusahaan yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2. Strategic Management
Merupakan seperangkat keputusan dan tindakan yang bersikap
kualitatif dan kuantitatif, yang berlaku untuk seluruh manajemen dalam
proses bisnis, pengembangan, pemeliharaan, dan peningkatan kualitas
secara dinamis serta fleksibel di dalam PT AH, dengan melibatkan seluruh
karyawan organisasi, baik vertical maupun horizontal demi tercapainya
kepuasan pelanggan, profitabilitas, dan kepuasan stakeholder secara
keseluruhan.
3. Tools ( sarana )
Menjelaskan mengenai mesin bantu dan teknik yang digunakan dalam
pelaksanaan AH Management System. Adapun tools yang digunakan
antara lain adalah visioning process, strategic alignment tools, serta
process alignment tools.
4. Enablers for implementation
Menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan
dalam rangka pemberdayaan AH Management System
BAB III
DASAR TEORI
Kerugian :
1. Biaya operasional lebih tinggi
2. Harga mesin lebih mahal
3. Material yang terbuang lebih banyak karena adanya scrap dan
dengan demikian akan lebih banyak material kelas dua (return
material)
cetakan pada mesin (die closing unit) yang terdiri dari bagian tetap dan
bagian bergerak. Adanya bagian tetap dipasang belahan cetakan yang akan
berhubungan dengan silinder pengisi cairan. Pada bagian bergerak
dipasang belahan cetakan yang mempunyai bagian enjector. Silinder
pengisi logam cair disemprotkan kedalam cetakan yang tertutup. (Surdia,
1995).
Proses High Pressure Die Casting (HPDC), dewasa ini telah
banyak di gunakan oleh produsen otomotif dalam proses pembuatan
produk nya. Prinsip kerja HPDC adalah dengan menuangkan setangkup
cairan Al ke lubang sleeve kemudian dengan tekanan hidrolis ditekan ke
dalam rongga cetakan (die ). Dengan adanya tekanan yang tinggi diberikan
dalam proses injeksi nya, maka diharapkan problem keropos dan
uncomplete reject dapat diatasi. Disamping itu, teknologi ini dirasakan
sangat produktif untuk pembuatan part atau komponen yang terbuat dari
Alumunium untuk produksi massal. Perkembangan dunia otomotif, baik di
Indonesia dan banyak negara-negara lain sangat berkembang dengan cepat.
Oleh sebab itu, kebutuhan akan produk ataupun komponen/part sangat
tinggi dirasakan. Dan tentu saja hal itu membawa keuntungan bagi die
caster yang ada dalam industri manufaktur. Namun, penggunaan mesin
HPDC sekarang ini juga telah banyak dimanfaatkan untuk pembuatan
produk seperti peralatan rumah, elektrikal equipment, agroindustri, dan
produk teknik lainnya. Tentu saja pertimbangan quantity menjadi faktor
yang besar dalam menentukan teknolgi suatu proses. HPDC adalah salah
satu teknologi proses casting yang sangat mempertimbangkan jumlah
produksi yang massal. Jenis mesin casting pressure ini telah banyak
berkembang di negara asia khususnya jepang, dan china. HPDC yang
banyak beredar di industri biasanya D/C 135 ton; 250 ton; 350 ton; 500
ton; 650 ton; 800 ton; 900 ton; 1500 ton; dan 2500 ton. Kapasitas mesin
atau tonase lebih mempertimbangkan ke arah berat casting (casting
weight).
b) Move Die
adalah bagian dies yang menempel pada sisi moved plate ( sisi
yang bergerak ). Pada bagian ini terdapat injector pin yang berfungsi untuk
mendorong part / produk pada cavity saat pelepasan
Dies / cetakan mempunyai komponen yang sangat penting dalam mesin
die casting, diantaranya yaitu:
a) Core
ada dua macam core pada dies
1) Core Hydrolik,
Core tersebut bergeser dengan menggunakan tekanan
Hydrolik pada cylinder Hydrolik yang berdiri independen untuk
tiap – tiap corenya.
2) Angel Core,
Core tersebut bergeser hanya pada saat dies close dan open
efek mekanis yang di timbulkan oleh tautan antara core dan angel
pin yang terdapat pada fix die yang diposisikan pada kemiringan
sudut tertentu. Angel pin biasanya di pakai untuk memperingan
beban pompa hydrolik atau di pandang beban yang di butuhkan
untuk menggerakan core yang tidal terlalu besar / berat.
b) Pin Insert
Pin Insert digunakan untuk membuat cetakan lubang pada
part yang berbentuk sejajar dengan plunyer
c) Pin Ejektor
Pin Ejektor digunakan untuk mendorong part /
mengeluarkan part dari cetakan setelah dies membuka.
d) Central cooling
Berguna untuk masuknya air pendingin dan tempat
pencabangan pendingin dies.
e) Mould Base
Adalah tempat dipasangnya cavity dies
f) Over Flow
dibuat untuk mencegah terjadinya keropos pada part dan
tempat pembuangan kotoran alumunium
g) Runner Gate
Adalah jalan masuknya alumunium saat proses injection
menuju profil part.
h) Sprue Bush
Adalah jalan masuknya alumunium saat proses injection
menuju runner gate.
3. Injection Unit
untuk menghasilkan part yang sempurna didalam cetakan / rongga
cetak di butuhkan pressur yang relatif besar . Pressur tersebut dihasilkan
oleh pompa plunger ( Plunger Tip dan Plunger Sleeve) yang di gerakan
oleh tenaga Hidrolik pada Plunger Rod Cylinder yang terhubung dengan
Hidrolik Pump, Piston Intensify dan Accumulator Tank.
4. Holding Funace
Tempat alumunium cair setelah suply dari melting furnace dengan
kapasitas yang terbatas pada tiap – tiap mesin. Suhu di holding furnace ini
di atur antara 640o ~ 660o C, untuk menjaga kestabilan suhu holding
furnace tersebut kondisinya harus tertutup rapat. Dan bahan pemanasnya
memanfaatkan heater listrik.
5. Ladle
Adalah alat untuk menngambil alumunium cair pada Holding
Furnace dan menuangkannya pada lubang Plunyer untuk diinjeksi.
6. Spray
Adalah alat unuk menyemprotkan / menspray Die Lubricant ke
permuaan cetakan.
3.2 Aluminium
1. Alumunium merupakan unsur yang paling banyak di alam setelah oksigen
yaitu sekitar 7,45%. Alumunium dan alumunium paduan merupakan
logam yang cukup banyak dipergunakan di dunia industri setelah
penggunaan baja dan besi cor. Alumunium murni yang didapatkan dari
bauksit dengan cara elektrolisa mempunyai kemurnian antara 99 % - 99,99
%.
2. Aluminuum murni mempunyai sifat dasar yang lunak, tahan korosi,
penghantar panas dan listrik yang baik. Lima sifat dasar alumunium yang
sangat penting untuk diketahui, yaitu :
1. Ringan; berat jenisnya hanya 2,7 g/cm3 dibandingkan dengan baja
yang memiliki berat jenis 7,8 g/cm3 dan tembaga yang memiliki berat
jenis 8,8 g/cm3 .
2. Konduktivitas listrik sekitar 60% dari tembaga.
3. Konduktivitas panas tinggi, yaitu 2,09 J/cm.s.K dibandingkan dengan
baja yang hanya memiliki konduktivitas panas 0,67 J/cm.s.K .
4. Tahan korosi; alumunium merupakan logam yang sangat reaktif
terhadap oksigen di udara dan air serta hasil dari reaksinya membentuk
suatu senyawa yang sangat stabil, sangat keras dan lapisan pelindung
transparan yang sangat kuat yang disebut alumunium oksida (Al2O3),
sehingga membuat alumunium tahan terhadap korosi, tahan terhadap
asam tetapi kurang tahan terhadap alkali kuat.
5. Afinitas terhadap oksigen yang sangat besar, sifat ini banyak
dimanfaatkan sebagai deoksidasi pada pembuatan baja.
BAB IV
PROSES PRODUKSI
yaitu Cylinder Comp dengan tekanan 350T, Crank Case R dengan tekanan 650T,
dan Crank Case L dengan tekanan 800T.
2. Melting Machine
Melting (Tokyo Furnace) dan Melting (hurry H.M.III.1500)
berfungsi untuk mencairkan bahan cair dari bijih atau scrap bahan logam.
Sebuah tungku peleburan terdiri dari beberapa bagian, yaitu ruang
pembakaran, wadah atau kontainer logam cair, dan burner atau pembakar /
pemanas. Di PT. AH Melting Machinedigunakan untuk melakukan
peleburan dari material alumunium HD2 bentuk padat ke bentuk cair,
untuk total mesin ada 3 mesin. 1 mesin Melting (Tokyo Furnace) dan 2
mesin Melting (hurry H.M.III.1500), bahan bakar untuk mesin ini adalah
solar dengan kapasitas peleburan adalah 1 ton alumunium HD2.
3. Annealing Machine
Fceco (Annealing Furnace) adalah bagian dari peralatan yang
digunakan untuk memanaskan material pada suhu yang sangat tinggi,
untuk mengubah kekerasan dan kekuatan sifat-sifatnya. Annealing ini
umumnya terkait dengan pembuatan baja, untuk meringankan tekanan
internal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pelayanan dan untuk
menghasilkan lebih seragam, atau homogen, struktur internal. Proses ini
juga biasa digunakan dengan berbagai logam, kaca, dan bahan lain untuk
membuat mereka kurang rapuh dan lebih dapat diterapkan.
Pada PT. AH mesin ini digunakan untuk melakukan annealing
khusus pada set part Cylinder Comp, karena pada Cylinder Comp terdapat
sleeve yang saat di injection akan menyebabkan perbedaan tegangan
dengan alumunium disekitarnya, oleh karena itu dilakukan annealing
untuk mengurangi tegangan tersebut. Pada PT. AH ini terdapat 2 mesin
Fceco (Annealing Furnace), sekali melakukan annealing satu mesin bisa
melakukan untuk 200 sampai 250 set part Cylinder Comp dengan waktu
selama 2 jam.
1. Raw Material
Raw Material yang digunakan PT. AH pada proses HPDC yaitu
alumunium HD2. Untuk material pembuatan set part Cylinder Comp
adalah alumunium HD2 dan sleeve, untuk meterial pembuatan set part
Crank Case R dan Crank Case L adalah alumunium HD2 dan bushing.
Pemilihan material ini juga ditentukan dari kekerasan material, kekuatan
tegangan material, agar material ini sesuai dengan fungsi dari set part
engine yang dibuat.
2. Proses Melting
Proses Melting adalah proses peleburan ingot yaitu, alumunium
HD2 padat menjadi alumunium HD2 cair. Peleburan dilakukan dengan
mesin Melting (Tokyo Furnace) dan Melting (hurry H.M.III.1500), alur
Proses Melting adalah Raw Material – charging – fluxing (700-720)oC –
Killing Time – Disluging – Tapping (720-750)oC – supply. Peleburan
material alumunium HD2 dilakukan dengan temperatur peleburan
mencapai 700oC sampai 750oC dengan waktu peleburan sekitar 3 jam, saat
sudah selesai alumunium HD2 cair akan dikirim dengan autocarrier ke
tiap-tiap mesin injection untuk proses selanjutnya.
3. Proses Injection
Proses Injection adalah proses pencetakan dari alumunium HD2
cair ke bentuk set part engine yang sudah disiapkan di tiap-tiap mesin
Toshiba Injection Machine, alur Proses Injection adalah Insert Installation
– Die Closed – Plunger Lubricant - Pouring Proses – Injection – Curing
Time – Die Open – Casting Ejector – Casting Removal – Spray Process –
Insert Installation. Mesin yang sudah tersetting menutup dienya lalu
alumunium HD2 cair yang ada di kotak alumunium dituangkan oleh robot
kedalam injector dan langsung di injeksi kedalam die, kemudian mesin
melakukan pendinginan pada bagian die, setelah selesai pendinginan,
mesin terbuka dan set part terdorong oleh Pin Ejector, set part engine
diambil.
Proses Injection ini menghabiskan waktu 50-90 detik dalam
melakukan seluruh kegiatan injection dari awal sampai akhir, dengan
rincian 2 detik pintu tertutup , 30 detik waktu injeksi, 2 detik pintu
terbuka, 15 detik waktu melakukan pelapisan die, dan sisanya waktu
penaruhan sleeve atau bushing oleh operator pada bagian die antara 5-10
detik, khusus untuk yang menggunakan robot proses injection dilakukan
selama 60 detik.
Die dalam
Spray Insert Installation Die Close
Keadaan Terbuka
Casting Removal
Plunger Lubricant
Casting Ejection
4. Proses Trimming
ProsesTrimming adalah proses untuk pemotongan bagian-bagian
set part yang telah di injeksi, pemotongan ini terdiri antara bagian gate,
bagian over flow, dan bagian set part engine. Bagian gate dan bagian over
flowakan menjadi scrap yang akan di lebur kembali, dan bagian set part
engine akan dilanjutkan ke proses berikutnya.
Over Flow adalah salah satu cara yang digunakan oleh PT. AH
untuk proses HPDC, agar saat melakukan proses injection hasil dari set
part tidak terdapat udara dan kotoran. Maka diberilah bagian over flow
yaitu penambahan cetakan di bagian yang kemungkinan terjadi
penumpukan udara maupun kotoran.
6. Proses Annealing
Proses annealling adalah proses yang bertujuan untuk mengurangi
tegangan akibat proses injection dan memperbaiki kekuatan sleeve, hal ini
dilakukan khusus untuk set part cylinder comp, karena pada bagian sleeve
di cylinder comp berfungsi untuk menahan tegangan yang terjadi saat
pembakaran mesin motor dan juga gesekan dari piston, proses annealing
ini dilakukan pada temperatur 325oC ±10° dengan waktu proses adalah 2
jam.
7. Finish Product
Setelah set part yang dibuat melalu semua proses, maka set part
akan dikumpulkan didalam kereta finish good yang terbagi menjadi kotak
Cylinder Comp, kotak Crank Case R, dan kotak Crank Case L. Kereta
finish good tersebut akan dikirim ke bagian machining dan dilakukan
proses selanjutnya.
settingan mesin selesai, QCO akan melakukan test proses dengan tiap shift
2 kali test proses di awal dan pertengahan waktu.
Sample set part yang didapat akan dilakukan pengukuran, dengan 2
model yaitu visual, CMM (Coordinate Measuring Machine), pengukuran
visual dilakukan dengan melihat apakah ukuran sample set part sudah
sesuai dan tidak memiliki cacat, CMM dilakukan dengan menyesuaikan
apakah sample set part sudah sesuai dengan gambar teknik dari set part
tersebut.
Coldshot
temperatur Molten die
(Lubang yang di
rendah dibawah
sebabkan Di check dengan
2 standart
pembekuaan dini mata telanjang
Temperatur die
dari 2 aliran yang
rendah
berbeda suhu)
Pada daerah tersebut
3 Overheat tidak terkena spray Spectrometer
Temperatur die tinggi
Pada daerah tersebut
4 Soldering tidak terkena spray Spectrometer
Temperatur die tinggi
Ada sisa air spray di
cavity die/permukaan
die tidak bersih dari
air.
Kebocoran pada cavity
Di check dengan
5 Bercak Hitam die
mata telanjang
Kebocoran pada
sleeve die
Kebocoran pada pada
plunger tip.
Area
Di check dengan
6 sleeve/bushing Peletakan salah
mata telanjang
tertutup
Dimensi cavity tidak
bagus (NG)
Pengukuran dimensi
Penyusutan
7 Pin ejector rusak Di check dengan
Pengaruh Muncrattan
mata telanjang
(Flash) pada parting
line
akibat erosi
Kerataan die tidak
sempurna
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang telah kami lakukan di PT.
AH, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. AH plant 1 sebagai pabrik perakit produk, pabrik pembuat mesin, set
komponen otomotif, dan juga sekaligus sebagai eksportir kendaraan dan set
komponen kendaraan untuk tipe motor matic.
2. Proses Die casting pada PT. AH menggunakan 2 model proses yaitu low
pressure die casting dan high pressure die casting untuk menghasilkan 4 set
komponen engine, yaitu Cylinder Head dengan proses low pressure die
casting, serta Cylinder Comp, Crank Case R, dan Crank Case L dengan
proses high pressure die casting.
3. Dari hasil observasi didapatkan data :
Crank Case Left
- Shift 1 = 240 part
- Shift 2 = 210 part
- Shift 3 = 180 part
Total Crank case L = ± 530 part/hari
5.2 Saran
Saran penulis, untuk proses high pressure die casting untuk meminimalisir
produk notgood (NG) agar memperhatikan faktor-faktor yang bisa membuat
produk itu menjadi notgood (NG) seperti temperature tuang yang terlalu tinggi,
molten yang kotor, cooling time yang rendah, dan cycle time yang cepat, dll.
Dikarenakan proses die casting ini merupakan proses awal yang mempunyai
peran penting di produksi.
DAFTAR PUSTAKA