You are on page 1of 91

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

GITA SUKMANA RAJAGUKGUK


14 06 08044

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi penyelesaian salah satu
mata kuliah wajib bagi mahasiswa di Jurusan Teknik Industri, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Selama proses pengerjaan laporan ini penulis tidak terlepas
dari bantuan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak yang terkait. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada :
1. Tuhan YME yang senantiasa memberikan rahmat dan perlindungan kepada
penulis.
2. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung penulis
3. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T., selaku Koordinator Kerja Praktek
Jurusan Teknik Industri UAJY.
4. The Jin Ai, ST., MT., D.Eng, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan selama pelaksanaan
kegiatan Kerja Praktek sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Susyam Widodo selaku Manager Seksi Smelter Corporate
Development (SCD) dan Ibu Neng Ratnawaty yang telah banyak membantu
penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.
6. Bapak Rahman Tarigan, selaku Manajer Seksi Spare Parts Warehouse
(SWH) PT INALUM (Persero) yang telah meluangkan waktu dan bersedia
membimbing kami selama menjalani kerja Praktek.
7. Bapak Pra Femila Afredo, ST, selaku Pembimbing Lapangan di seksi Spare
Parts Warehouse (SWH) PT INALUM (Persero) yang telah bersedia untuk
membimbing dan membantu penulis selama pelaksanaan Kerja Praktek.
8. Faldy Maulana Yuantoro dan Reza Alfiansyah, selaku tim kerja penulis
selama melaksanakan Kerja Praktek.
9. Teman-teman peserta On the Job Training Angkatan III 2017 yang turut
membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini.
10. Nelson Malau, selaku teman yang telah membantu dan mendukung penulis
selama proses penyelesaian laporan Kerja Praktek.

ii
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis selama kerja
praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf dan mengharapkan adanya saran maupun kritik yang dapat
membangun dari semua pihak agar tercipta laporan Kerja Praktek yang lebih
baik.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan
dan dapat membantu dalam proses pembelajaran selanjutnya serta dapat
bermanfaat bagi perusahaan maupun jurusan.

Yogyakarta, 6 November 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

BAB JUDUL Hal


Halaman Judul . i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi . v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii

1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1

2 Tinjauan Umum Perusahaan 3


2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan 7
2.3. Manajemen Perusahaan 13

3 Tinjauan Sistem Perusahaan 22


3.1. Proses Bisnis Unit Usaha 22
3.2. Produk yang Dihasilkan 24
3.3. Proses Produksi 26
3.4. Fasilitas Produksi 27

4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa 31


4.1. Lingkup Pekerjaan 31
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 31
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 31
4.4. Hasil Pekerjaan 32

5 Penutup 79
5.1. Kesimpulan 79
5.2. Saran 79

v
Daftar Pustaka 80

Lampiran 81

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM (Persero) ......................... 17


Tabel 2.2. Jumlah Karyawan PT INALUM (Persero) .......................................... 17
Tabel 3.1. Komposisi Unsur dan Kandungan Ingot (2015) ................................. 27
Tabel 3.2. Komposisi Unsur dan Kandungan Alloy (JIS, A1 356.2) .................... 28
Tabel 3.3. Komposisi Unsur dan Kandungan Billet (JIS, A1 6063) ..................... 29
Tabel 4.1. Data Permintaan Spare part per Tanggal Juli 2016 – Juni 2017........ 38
Tabel 4.2. Data Purchase Requisition dan Purchase Order dari Juli 2016 – Juni
2017 .................................................................................................................. 40
Tabel 4.3. Rekap Data Permintaan dan Lead Time untuk Setiap Part ............... 42
Tabel 4.4. Data Variabel tiap Spare part ............................................................ 44
Tabel 4.5. Perhitungan Safety Stock Cost Aktual ............................................... 46
Tabel 4.6. Minimum Service Level setiap Klasifikasi ........................................ 48
Tabel 4.7. Skenario Penyelesaian Model ........................................................... 51
Tabel 4.8. Hasil Running Model Skenario 1 ....................................................... 53
Tabel 4.9. Hasil Running Model Skenario 1 (Lanjutan) ...................................... 54
Tabel 4.10. Hasil Replikasi Model Skenario 1 .................................................... 56
Tabel 4.11. Hasil Running Model Skenario 2 ..................................................... 57
Tabel 4.12. Hasil Running Model Skenario 2 (Lanjutan) .................................... 58
Tabel 4.13. Hasil Replikasi Model Skenario 2 .................................................... 60
Tabel 4.14. Hasil Running Model Skenario 3 ..................................................... 61
Tabel 4.15. Hasil Running Model Skenario 3 (Lanjutan) .................................... 62
Tabel 4.16. Hasil Replikasi Model Skenario 3 .................................................... 64
Tabel 4.17. Perbandingan Safety Stock Aktual dan Skenario Perbaikan. .......... 64
Tabel 4.18. Perbandingan Inventory Value Aktual dan Skenario Perbaikan ....... 66
Tabel 4.19. Perbandingan Nilai Inventory Target Service Level 95% dan Hasil
Solver ................................................................................................................ 66

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gas Cleaning System PT INALUM (Persero) .................................. 5


Gambar 2.2. Pelabuhan PT INALUM (Persero) ................................................... 6
Gambar 2.3. Komplek Perumahan Tanjung Gading ............................................. 7
Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT INALUM ...................................................... 8
Gambar 2.5. Alat Pelindung Diri PT INALUM (Persero) ..................................... 14
Gambar 2.6. Logo PT INALUM (Persero) .......................................................... 15
Gambar 2.7. Bendungan Pengatur (Regulating Dam)........................................ 18
Gambar 2.8. Bendungan Penadah Air Siguragura ............................................. 19
Gambar 2.9. Bendungan Penadah Air Tangga .................................................. 19
Gambar 2.10. Menara Transmisi PT INALUM (Persero) .................................... 20
Gambar 2.11. Sekolah PT INALUM (Persero) ................................................... 22
Gambar 2.12. Pemberdayaan Masyarakat oleh PT INALUM (Persero) ............. 23
Gambar 3.1. Aliran Barang pada Seksi SWH ................................................ 26
Gambar 3.2. Produk Aluminium Ingot ........................................................... 28
Gambar 3.3. Produk Aluminium Alloy ........................................................... 28
Gambar 3.4. Produk Aluminium Billet ........................................................... 29
Gambar 3.5. Proses Produksi PT INALUM (Persero) ..................................... 31
Gambar 3.6. Pabrik Karbon ......................................................................... 32
Gambar 3.7. Anoda Tongkat ....................................................................... 32
Gambar 3.8. Pabrik Reduksi ........................................................................ 33
Gambar 3.9. Tungku Reduksi ...................................................................... 33
Gambar 3.10. Pabrik Penuangan ................................................................. 34
Gambar 3.11. Tumpukan Ingot di Stock Yard ................................................ 34
Gambar 4.1. Tampilan Model Penyelesaian dengan Solver ............................... 49
Gambar 4.2. Model Dalam Solver yang Dikembangkan ..................................... 50
Gambar 4.3. Nilai Parameter dalam Model ........................................................ 51
Gambar 4.4. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item A Skenario
1 ........................................................................................................................ 67
Gambar 4.5. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item B Skenario
1 ........................................................................................................................ 68
Gambar 4.6. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item C Skenario
1 ........................................................................................................................ 69

viii
Gambar 4.7. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item
Skenario 1 ......................................................................................................... 70
Gambar 4.8. Jumlah Part tiap Service level Skenario 1 ..................................... 70
Gambar 4.9. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item
Skenario 2 ......................................................................................................... 71
Gambar 4.10. Jumlah Part tiap Service level Skenario 2 ................................... 72
Gambar 4.11. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item
Skenario 3 ......................................................................................................... 73
Gambar 4.12. Jumlah Part tiap Service level Skenario 3 ................................... 74
Gambar 4.13. Perbandingan Safety Stock Tiap Item ......................................... 75
Gambar 4.14. Perbandingan Safety Stock 20 Item ............................................ 75
Gambar 4.15. Perbandingan Inventory Value Antar Skenario ............................ 77
Gambar 4.16. Perbandingan Target Service Level dengan Adjustment ............. 78

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa teknik
industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahan masalah. Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu me
menuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI
UAJY.

1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Melihat secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnisnya.

1
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di pabrik.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilaksanakan di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang
terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Provinsi
Sumatera Utara. Penulis ditempatkan di Departemen Logistik, Seksi SWH (Spare
Parts Warehouse) di Inalum Smelter Plant (ISP) selama 30 hari. Kerja Praktek
dilakukan pada tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 18 Agustus 2017.

2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PT INALUM (Persero) merupakan perusahaan yang memanfaatkan sungai
Asahan dari Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan listrik.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sebelum adanya perusahaan PT
INALUM (Persero), pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
mengalami kegagalan dan akhirnya berhenti, namun setelah berhenti cukup
lama akhirnya pemerintahan Republik Indonesia bertekad melanjutkan
pembangunan tersebut.

Tahun 1972, pemerintah Indonesia dibantu oleh Nippon Koei yang merupakan
perusahaan dari Jepang. Nippon Koei ini merupakan sebuah perusahaan
konsultan yang membantu dalam sebuah pengajaran tentang kelayakan
pembangunan PLTA. Pada Tahun 1973, Pemerintah Indonesia melakukan
penawaran satu paket Penanaman Modal Asing untuk membangun pabrik
peleburan alumunium dan PLTA dengan investasi yang sangat besar
sehingga tidak ada yang berminat dengan penawaran tersebut.

Hingga pada tahun 1975 Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan 12


Perusahaan penanam modal Jepang untuk membangun PLTA dan Pabrik
Peleburan Aluminium Asahan dengan menandatangani Perjanjian Induk. Awal
mula proyek tersebut dinamakan dengan Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd.
(NAA Co. Ltd) dengan perbandingan saham sebesar 50% dengan Pemerintah
Indonesia. Kemudian pada tahun 1976 didirikan kantor pusat dengan nama PT
Indonesia Asahan Aluminium (PT INALUM) yang berlokasi di Jakarta.

Pada tanggal 14 Oktober 1982 ekspor perdana produksi PT INALUM pun


dilakukan ke Jepang yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor
terbesar aluminium batangan di dunia. PT INALUM (Persero) yang telah didirikan
sejak tanggal 6 Januari 1967 masih berstatus sebagai perusahaan Penanaman
Modal Asing (PMA) yang telah menjadi sebuah Perjanjian antara Pemerintahan
Republik Indonesia dengan Konsorsium Investor dari Jepang yang berlaku
selama 30 tahun yang terhitung sejak awal pengoperasian tungku reduksi yakni
tanggal 31 Oktober 1983 sampai dengan 31 Oktober 2013. Hingga akhirnya

3
sejak tanggal 1 November 2013 PT Inalum (Persero) bisa dimiliki Pemerintah
Indonesia, walaupun belum sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia
dikarenakan Pemerintah Indonesia harus mengembalikan modal awal kepada
Investor Jepang. Pemerintah Indonesia harus melakukan negosiasi yang cukup
panjang yang diwakili oleh 3 (tiga) Kementrian Indonesia yakni Kementrian
Keuangan, BUMN, dan Perindustrian. Pemerintah Indonesia akhirnya bisa
memiliki sepenuhnya PT INALUM (Persero) dengan kesepakatan pengembalian
modal kepada para Investor Jepang pada tanggal 9 Desember 2013 yang
ditandai dengan penandatanganan pengakhiran perjanjian dimana pemerintah
Jepang melakukan penyerahan aset kepada Pemerintah Indonesia. Pada
tanggal 19 Desember 2013 perusahaan tersebut resmi menjadi perusahaan
BUMN dengan nama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Setelah
berstatus perusahaan BUMN, maka perusahaan berkewajiban untuk membuat
peraturan dan kebijakan yang sesuai dengan perundang – undangan.

2.1.2. Ruang Lingkup Perusahaan


Secara garis besar, ruang lingkup PT INALUM (Persero) meliputi :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sungai Asahan di Paritohan,
Kecamatam Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir.
2. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Asahan.
3. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kedua proyek tersebut, seperti
Pelabuhan, Jalan raya, perumahan karyawan, sekolah dan lain-lain.

Adapun penulis melakukan kerja praktek di pabrik peleburan aluminium berlokasi


di Kuala Tanjung sehingga penjelasan selanjutnya akan berfokus pada lokasi
penempatan kerja praktek.

Secara umum, pabrik peleburan (Inalum Smelter Plant) terdiri dari tiga unit besar
pabrik yang bekerja secara kontinu. Ketiga pabrik tersebut adalah :
1) Carbon Plant
Pada unit ini dibuatlah anode carbon yang dibutuhkan untuk elektrolisa dan
reaksi reduksi. Bagian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian carbon mentah
(Anode Green Plant), bagian pemanggangan anoda (Anode Baking Plant) dan
bagian pangkaian (Anode Rodding Palnt).

4
2) Reduction Plant
Unit ini merupakan jantung PT INALUM dimana pada unit inilah dilakukan
elektrolisa dan reaksi reduksi untuk menghasilkan aluminium cair
3) Casting Plant
Aluminium cair dari tungku diangkut ke Pabrik Penuangan dan setelah
dimurnikan lebih lanjut dalam tungku-tungku penampung. Kemudian diangkut
menjadi aluminium batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 pon (22,7
kg) yang merupakan produk akhir PT INALUM (Persero), kemudian dipasarkan
ke dalam dan ke luar negeri.

2.1.3. Fasilitas Perusahaan


Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai fasilitas di PT INALUM (Persero)
berupa gas cleaning dan prasarana penunjang.
a. Gas Cleaning (Pembersih Gas)
Demi membangun sebuah pabrik yang ramah lingkungan, PT INALUM (Persero)
membersihkan gas yang mengandung Flourida dan debu yang berasal dari
proses produksi di tungku reduksi secara rutin. Sistem dalam pembersihan gas
ini adalah dengan menggunakan ventilator penghisap dan mengeluarkannya
melalui pipa gas.
Berikut ini merupakan gas cleaning system di PT INALUM (Persero) :

Gambar 2.1. Gas Cleaning System PT INALUM (Persero)

Berdasarkan Gambar 2.1, dapat dilihat adanya gas cleaning system di PT


INALUM (Persero) dimana dapat membersihkan gas yang dihasilkan dari tungku
reduksi. Selain itu pembersihan limbah rumah tangga dari perumahan karyawan
di komplek Tanjung Gading dialirkan menuju instalasi air untuk kemudian
dilakukan proses pembersihan dari kotoran-kotorannya baru kemudian dapat

5
disalurkan atau dibuang ke sungai. Adapun tujuan dilakukannya hal tersebut
adalah agar tidak adanya pencemaran air di komplek maupun sekitar komplek
perumahan karyawan.
b. Prasarana Penunjang
Prasarana penunjang di PT INALUM (Persero) meliputi jalan perusahaan,
pelabuhan, perumahan, pendidikan, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya.
i. Jalan Perusahaan
PT INALUM (Persero) sangat memperhatikan kontur jalan sepanjang 17 km yang
menghubungkan antara komplek perumahan karyawan di Tanjung Gading
dengan Pabrik di Kuala Tanjung dengan memperbaiki setiap jalan rusak yang
ada. Tidak hanya jalan yang rusak namun juga jembatan - jembatan yang sudah
tua di sekitar pabrik dilakukan perbaikan agar dapat digunakan bersama baik
karyawan maupun masyarakat umum.
ii. Pelabuhan
PT INALUM (Persero) memiliki pelabuhan dengan tiga dermaga yang menjorok
ke selat malaka sepanjang 2,5 Km. Ketiga dermaga tersebut terbagi atas
kegunaannya masing – masing yaitu Dermaga A dan B dipergunakan untuk
kebutuhan pembongkaran material dan segala keperluan dalam proses produksi
di pabrik peleburan aluminium dan juga keperluan di PLTA. Pada dermaga ini
juga sebagai sarana distribusi dari hasil produksi PT INALUM (Persero).
Sedangkan dermaga C telah diberikan kepada pemerintah untuk dapat
dipergunakan secara umum sejak tahun 1984.

Gambar 2.2. Pelabuhan PT INALUM (Persero)

iii. Perumahan (Perkotaan)


PT INALUM (Persero) memiliki wilayah yang disediakan untuk pemukiman
karyawan dengan luas sebesar 200 ha yang berlokasi di Tanjung Gading. Bagi

6
kategori karyawan yang sudah berkeluarga disediakan rumah sebanyak 1340,
sedangkan bagi karyawan yang masih lajang disediakan sebanyak 7 asrama.
Selain karyawan di Tanjung Gading, untuk karyawan yang bekerja di PLTA yang
ada di Paritohan disediakan fasilitas akomodasi dengan luas 80 ha.

Gambar 2.3. Komplek Perumahan Tanjung Gading

iv. Pendidikan
PT INALUM (Persero) menginginkan adanya semangat belajar yang tinggi bagi
para pelajar yang ada di sekitar proyek, sehingga berlandaskan hal tersebut
pada tahun 1997 PT INALUM (Persero) memberikan beasiswa yang bersifat
tidak mengikat untuk warga setempat yang SMA, STM, dan yang kuliah di
Universitas Sumatera Utara. Bagi siswa yang masih SD dan SMP juga
disediakan TABANAS untuk yang memiliki prestasi.
v. Fasilitas Umum
Di daerah perumahan Tanjung Gading didirikan sebuah Sekolah, rumah ibadah
seperti Mesjid dan Gereja, serta Rumah Sakit yang terbuka untuk umum. Pada
akhir tahun 1980, PT INALUM (Persero) juga memberikan kepada PERUMTEL
sebuah Gedung dan juga fasilitas telekomunikasi yang memiliki kapasitas hingga
1000 satuan sambungan.
vi. Fasilitas Lainnya
Terdapat fasilitas lainnya yang disediakan oleh PT INALUM (Persero) untuk
digunakan masyarakat sekitar perumahan yaitu lapangan golf, lapangan tenis,
lapangan bola volley, lapangan sepak bola, gedung olah raga, gedung
pertemuan, kolam renang, pertokoan, supermarket, danau buatan, internet,
telekomunikasi, perpustakaan, dan kantor pos.

7
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi pada PT INALUM (Persero) adalah struktur organisasi
fungsional, yaitu susunan organisasi berdasarkan atas fungsi-fungsi dari bagian
yang terdapat pada organisasi tersebut.

Berikut ini merupakan struktur organisasi pada PT INALUM (Persero).

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT INALUM


(Sumber: www.inalum.co.id)

PT INALUM (Persero) memiliki kewenangan tertinggi pada Dewan Komisaris


yang terdiri dari Direktur Utama, Direksi, Dewan Komisaris, dan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). PT INALUM (Persero) memiliki 5 Direktorat yang
terbagi kedalam 21 Departemen. Dari Departemen tersebut kemudian terbagi
lagi ke dalam 55 seksi.

8
2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari sistem organisasi, sistem
penerimaan dan penempatan tenaga kerja, serta sistem pengembangan SDM.
a. Sistem Organisasi
PT INALUM (Persero) memiliki struktur organisasi fungsional. Pembagian kerja
pada struktur organisasi fungsional dilakukan berdasarkan fungsi
manajemennya. Struktur organisasi fungsional ini cocok untuk diterapkan pada
sebuah perusahaan atau organisasi yang menghasilkan sedikit jenis produk.

Berdasarkan gambar struktur organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium


(Persero) tersebut dapat diketahui bahwa pada RUPS adalah merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan
penjelasan dari struktur organisasi tersebut.
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah organisasi perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi.
RUPS terdiri dari:
a. Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan
September setiap tahun kalender.
b. Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh
direksi dan/atau pemegang saham.

Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memberhentikan


komisaris dan direksi
2. Dewan Komisaris
Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya dua orang anggota, salah seorang
diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris. Para Anggota Komisaris
dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan
oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak
Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-
masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota
komisaris harus ada calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak
Indonesia.

Tugas dan wewenang komisaris yaitu:


a. Komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.

9
b. Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang
dipertanyakan.
c. Komisaris setiap waktu berhak menghentikan untuk sementara waktu
seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui
oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota komisar is jikalau mereka
bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang-undang
dan peraturan yang berlaku.
3. Dewan Direksi
Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang anggota, diantara
seorang sebagai Presiden Direktur. Para Anggota Direksi diangkat dari
Rapat Umum Pemegang Saham. Para anggota Direksi diangkat dari calon-
calon yang diusulkan para Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan
ketentuan sekurang-kurangnya satu orang anggota Direksi harus dari calon
yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.

Tugas dan wewenang Dewan Direksi adalah:


a. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
b. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat
Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Komisaris.
c. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak
pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang
diatur dalam surat kuasa.
d. Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta
melakukan suatu tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan
maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain
dan/atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasan-penbatasan
yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
4. Direktur Utama
Direktur Utama adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya
berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
mewakili Perseroan.

10
5. Direktur
Direktur adalah anggota Direksi karena jabatannya melaksanakan tugas
untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi masing-
masing seperti tersebut dibawah ini:
a. Umum dan Sumber Daya Manusia
b. Keuangan
c. Pengembangan dan Bisnis
d. Operasi
6. Divisi
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan
ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang
lingkup/fungsi Direktur masing-masing. Divisi dikepalai General Manager
(GM).
7. Departemen
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan
dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh Divisi
masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager (SM).
8. Seksi
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap
kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh departemen masing-
masing. Seksi dikepalai oleh Manager.
9. Sub-seksi
Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap
kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh seksi masing-masing.
Sub-Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM).
10. Auditor Internal
Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang
bertanggung jawab atas pemeriksaan dan pelayanan kegiatan perusahaan
dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden
Direktur.
11. Wakil Manajemen
Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain:
a. Mengarahkan dan memberi petunjuk kepada seluruh tingkatan
Manajemen mengenai Implementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem

11
Manajemen Lingkungan, dan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Perusahaan.
b. Penghubung Perusahaan dengan Badan Sertifikasi mengenai Sistem
Manajemen Mutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan
tinjauan Manajemen mengenai Implementasi Sistem Manajemen Mutu,
Sistem Manajemen Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja, tindakan pencegahan dan koreksi sesuai dengan
Prosedur Mutu, Prosedur Lingkungan, dan Prosedur K3.
c. Bertanggungjawab atas peningkatan Sistem Manajemen Mutu,
Lingkungan, dan K3 Perusahaan.
b. Sistem Penerimaan dan Penempatan Tenaga Kerja
Pada dasarnya PT INALUM (Persero) hanya menerima karyawan yang baru
menyelesaikan pendidikan (Fresh Graduate), sesuai dengan tingkat pendidikan
yang dibutuhkan. Namun untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan
keahlian khusus, perusahaan dapat merekrut tenaga kerja yang mempunyai
keahlian khusus dan telah berpengalaman. Sistem penerimaan dan penempatan
tenaga kerja di PT INALUM (Persero) terbagi atas beberapa bagian, yaitu :
i. Bagian A Sarjana
ii. Bagian B Diploma
iii. Bagian C SMA / SMK

Sistem Recruitment (penerimaan) yang ada di PT INALUM (Persero) dibagi


dalam beberapa tahapan, yaitu:
➢ Seleksi kelengkapan administrasi
➢ Test tertulis, terdiri dari test akademik dan psychology test
➢ Interview
➢ Kesehatan
➢ Magang (On the Job Training) selama enam bulan
c. Sistem Pengembangan SDM
Pengembangan SDM dilakukan untuk menjaga kelangsungan operasi
perusahaan yang unggul dan dalam usaha mengembangkan karyawan yang
patriotik, professional, dan bertanggung jawab sesuai dengan visi dan misi PT
INALUM (Persero). Perusahaan menyediakan sarana dan prasarana untuk

12
penyelenggaraan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan atau latihan, dan
pengembangan lainnya bagi karyawan.

Adapun sistem pengembangan SDM yang dilakukan oleh perusahaan


disesuaikan dengan kedudukan dan jabatan karyawan, yaitu:
a. Karyawan baru : Introductory Training Course (ITC)
b. Staff : Supervisory Training Course (STC)
c. Managerial Staff : Management Developing Program (MDP)
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengelolaan K3 di PT INALUM (Persero) bersifat desentralisasi, yaitu dimana
pengelolaan K3 berada langsung di bawah presiden direktur. Seksi SSE (Smelter
Safetyand Environmental) adalah seksi khusus yang menangani pengelolaan K3
yang berada dalam Departemen IIC (INALUM Internal Control). Seksi inilah yang
merupakan kunci utama pengimplementasian SMK3 di PT INALUM (Persero).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, PT INALUM


(Persero) telah melaksanakan pengelolaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan baik dan mendapatkan predikat Bendera Emas. Semua
departemen/seksi harus turut serta dalam mendukung dan menerapkan
kebijakan dari manajemen puncak mengenai pengelolaan K3. Frekuensi
kecelakaan kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal positif ini dapat
tercapai akibat adanya komitmen dan kerja sama yang baik antara P2K3, Safety
Promotor, SSE, dan personil K3 di setiap seksi serta komunikasi dan kemauan
dari pekerja sendiri. Frekuensi kerusakan juga menurun.

PT INALUM (Persero) telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (P2K3) yang berfungsi untuk membantu manajemen dan
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Secara struktural, garis
koordinasi P2K3 terpisah dengan struktur organisasi perusahaan dan berada
sejajar dengan manager. Sedang Safety Promotor ada di setiap masing-masing
seksi kerja di PT INALUM (Persero) dan mempunyai tanggung jawab untuk
meningkatkan pelaksanaan Safety dan sanitasi di PT INALUM (Persero). Safety
Promotor ini dijabat oleh orang-orang dari tiap seksi kerja di masing-masing seksi
kerja.

Dalam usaha pengelolaan K3, terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan PT


Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yaitu diantaranya rapat bulanan, patrol
K3, evaluasi data K3 dan kecelakaan kerja, informasi dan penyuluhan K3,

13
mengusulkan pelatihan tenaga spesialisasi K3, serta rekomendasi K3. Terdapat
Safety Promotor di setiap seksi, yaitu tim yang bertugas untuk mengelola
pengawasan K3 di seksi tersebut. Manajemen risiko pengelolaan K3 terdiri dari
identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, serta
implementasi, monitoring, dan evaluasi pengendalian risiko. Implementasi
pengendalian risiko tersebut dilakukan melalui tahap-tahap berikut.
 Eliminasi
 Substitusi (Contoh: Non-Asbestos Program),
 Rekayasa teknik (Contoh: Fool and Fail Free Program),
 Administrasi kontrol (Contoh: Review SOP), dan
 Alat perlindungan diri, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.5. Alat Pelindung Diri PT INALUM (Persero)

Lingkungan kerja PT INALUM (Persero) selalu dilakukan pemantauan untuk


memastikan terjaganya keberlangsungan kerja yang aman, selamat, dan sehat.
Pemantauan dilakukan dengan meninjau layout dan lokasi sampling,
pengukuran kebisingan, pengukuran pencahayaan, temperatur lingkungan kerja,
serta pengukuran debu.

14
2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Logo dan Arti Logo Perusahaan


Berikut ini merupakan logo dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
beserta makna dari logo tersebut :

Gambar 2.6. Logo PT INALUM (Persero)

Berdasarkan Gambar 2.6, berikut ini merupakan makna atau arti dari logo PT
INALUM (Persero)
a. Arah Logogram : Mengarah ke kanan atas
Arti : Mengekspresikan karater yang progresif sebagai pelopor dan leader
market industri berbasis alumnium di Indonesia dan siap bersaing di
kancah global.
b. Gagasan visual : Stilasi huruf ‘A’ dan ‘L’
Arti : Menyimbolkan struktur kimia dari aluminium menyiratkan ruang
lingkup usaha Inalum yakni industri aluminium
c. Logotype : Menggunakan font Gotham Bold Lowercase
Arti : Memberikan makna bahwa personifikasi Inalum adalah sosok yang
disiplin dan profesional (bold), sekaligus ramah dan humaniora
(lowercase).
d. Warna Logogram dan Logotype
Biru : Industri berteknologi canggih
Hijau : Ramah lingkungan
Merah : Kebanggan Bangsa Indonesia

2.3.2. Visi, Misi, Nilai Perusahaan


Adapun visi, misi, dan nilai yang digunakan sebagai pedoman berkembangnya
PT INALUM (Persero) adalah sebagai berikut.

15
VISI
“Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah
Lingkungan”.
MISI
1. Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan,
aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku
kepentingan.
2. Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan
nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha
berkesinambungan.
3. Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar
melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.
4. Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan
untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.
NILAI
Nilai Prospektif :
 Profesional : Inalum bekerja secara professional dengan menerapkan
praktik bisnis terbaik.
 Pengembangan : Inalum tumbuh menjadi besar melalui pengembangan
berkesinambungan.
 Kerjasama : Inalum tangguh melampaui harapan melalui kerjasama
yang sinergi
 Tanggung jawab : Inalum bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi
terbaik
 Integritas : Inalum menjalankan bisnis dengan integritas
 Faedah : Inalum berusaha menjalankan bisnis yang
menguntungkan untuk kesejahteraan

2.3.3. Riwayat Perbandingan Saham Sebelum menjadi BUMN

Komposisi kepemilikan saham sejak PT INALUM (Persero) berdiri dan sebelum


menjadi BUMN ditunjukkan dengan Tabel 2.1 berikut ini :

16
Tabel 2.1. Komposisi Pemilikan Saham PT INALUM (Persero)

Keterangan Pemerintah RI NAA Co., Ltd.


Awal pendirian 10,00 % 90,00 %
20 Juli 1979 25,00 % 75,00 %
29 Juni 1987 41,13 % 58,87 %
10 Februari 1998 41,12 % 58,88 %

Desember 2013 100 % 0%


(Sumber: www.inalum.co.id)

2.3.4. Ketenagakerjaan
PT INALUM (Persero) terletak di 4 (empat) lokasi yang berbeda, yaitu:
 Kantor Pusat Pabrik Peleburan, Kuala Tanjung
 Kantor PLTA, Paritohan
 Kantor Penghubung, Jakarta
 Kantor Penghubung, Medan
Berikut ini merupakan jumlah karyawan PT INALUM (Persero) per 31 Mei 2017.

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan PT INALUM (Persero)


Lokasi Kerja Jumlah
Kuala Tanjung 1.740 Orang
Paritohan 222 Orang
Jakarta 16 Orang
Medan 7 Orang
Total 1.985 Orang
(Sumber : http://www.inalum.co.id/article/karyawan.html)

Pada PT INALUM (Persero) terdapat 3 shift pembagian jam kerja, yaitu:

i. Shift 1 : Pukul 00.00 – 08.00 WIB


ii. Shift 2 : Pukul 08.00 – 16.30 WIB
iii. Shift 3 : Pukul 16.30 – 00.00 WIB

2.3.5. Penggunaan Energi


Untuk mendukung kegiatan produksi maka suatu pabrik membutuhkan energi
berupa tenaga listrik dimana PT INALUM (Persero) menggunakan energi yang
dialirkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PT INALUM (Persero).

17
PLTA PT INALUM (Persero) terdiri dari :
i. Bendungan Pengatur
Bendungan Pengatur berlokasi di desa Siruar yaitu sejauh 14,6 km dari
Danau Toba. Bendungan ini digunakan untuk mengontrol tinggi permukaan
serta aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini dibangun
dengan tipe beton massa dengan panjang 7m dan tinggi 39 m.

Gambar 2.7. Bendungan Pengatur (Regulating Dam)

ii. Bendungan Penadah Air Sigura-gura


Bendungan ini berlokasi di Simorea yang merupakan sumber air yang
bersifat stabil yang digunakan untuk stasiun pembangkit listrik Siguragura.
Bendungan ini menampung air yang akan digunakan di Stasiun
pembangkit listrik Siguragura (Siguragura Power Station). Pembangkit
listrik tersebut berada sejauh 200 m di dalam perut bumi. Terdapat 4 unit
generator dengan total kapasitas tetap sebesar 203 MW. Di Indonesia,
PLTA ini merupakan PLTA bawah tanah pertama. Tipe bendungan
penadah air ini adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter.

18
Gambar 2.8. Bendungan Penadah Air Siguragura

iii. Bendungan Penadah Air Tangga


Bendungan ini berlokasi di Tangga yaitu sebagai pembendung air yang
sebelumnya sudah dipakai oleh PLTA Siguragura untuk digunakan kembali
oleh PLTA Tangga. Adapun bendungan ini adalah bendungan busur yang
pertama ada di Indonesia. Terdapat 4 unit Generator pada stasiun ini
dengan total kapasitas tetap sebesar 223 MW. Tipe bendungan penadah
air tangga ini adalah beton massa yang berbentuk busur dengan ketinggian
82 meter.

Gambar 2.9. Bendungan Penadah Air Tangga

iv. Stasiun Pembangkit Listrik Sigura-gura


Stasiun pembangkit listrik ini terletak sejauh 200 m di dalam perut bumi.
Memiliki 4 unit generator dengan kapasitas masing-masing sebesar 71,5
MW. Pembangkit Listrik ini adalah PLTA bawah tanah yang pertama ada di
Indonesia.

19
v. Stasiun Pembangkit Listrik Tangga
Air akan dialirkan ke bawah tanah dengan menggunakan sebuah
terowongan yang memiliki panjang 3.150 m. Pada stasiun ini ada 4 unit
generator yang dipasang dengan kapasitas masing-masing adalah 79,2
MW yang diletakkan di atas permukaan tanah.
vi. Jaringan Transmisi

Tenaga listrik dari stasiun pembangkit lsitrik Siguragura dan Tangga akan
dialirkan ke Kuala Tanjung dengan jaringan transmisi yang memiliki panjang 120
km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV. Kemudian listrik
akan dialirkan melalui gardu induk Kuala Tanjung dengan tegangan yang
diturunkan menjadi 33 KV. Dari situ selanjutnya disalurkan ke tiga gedung tungku
reduksi dan gedung penunjang lainnya. Setiap gedung tungku reduksi terdapat 2
unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V. Adapun kelebihan dari
tenaga listrik ini akan diserahkan kepada pemerintah yaitu melalui PLN yang
akan didistribusikan kepada masyarakat.

Gambar 2.10. Menara Transmisi PT INALUM (Persero)

2.3.6. Kinerja Perusahaan


Kinerja perusahaan terkait dengan produksi dan penjualan serta sertifikasi dan
penghargaan yang diperoleh oleh PT INALUM (Persero).
a. Produksi dan Penjualan
Setiap tahunnya PT INALUM (Persero) dapat memproduksi aluminum ingot
hingga 250.000 ton aluminium. Namun setelah karyawan melakukan perbaikan
maka PT INALUM (Persero) dapat meningkatkan produksinya. Kapasitas
produksi aluminium batangan pada PT INALUM (Persero) ini sangat bergantung

20
pada asupan listrik dari PLTA milik PT INALUM (Persero). Adapun PLTA tersebut
sangat bergantung dengan ketersediaan sumber air di Danau Toba.

PT INALUM (Persero) memiliki lebih dari 50 perusahaan pelanggan di seluruh


Indonesia dan beberapa Negara. Kualitas aluminium yang dihasilkan PT INALUM
(Persero) adalah 99.90%, dan 99.70%. Sebanyak 60% dari produk tersebut
diekspor sedangkan 40% sisanya dipasarkan di dalam negeri.
b. Sertifikasi atau Prestasi Perusahaan
Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT INALUM
(Persero) antara lain:
 Quality Management System (QMS)
PT INALUM (Persero) telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 dari SGS, Internasional dan memperoleh dua sertifikat, masing-
masing:
- No. AU98/1054 sejak Pebruari 1988 untuk PLTA.
- No. : ID03/0239, sejak April 1988 untuk Pabrik Peleburan.
 Environment Management System (EMS)
Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM (Persero) telah
mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Managemen Lingkungan No.
: GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional.
 Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3)
PT INALUM (Persero) telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan
Mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak dua kali yaitu pada
tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No. : 00351/SE/2007
untuk PLTA dan Sertifikat No. : 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk
Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
 Proper PT INALUM (Persero)
Proper PT INALUM (Persero) juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat
BIRU dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu
pada tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
 International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code
Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di
Pelabuhan, PT INALUM telah mendapatkan sertifikasi ISPS Code No. :
02/1060-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.

 Syahwali Awards

21
Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang Environmentally Friendly
Businessman pada tanggal 13 Nopember 1992 dari Indonesian Environmental
Management and Information Center (IEMIC).

2.3.7. Kontribusi PT INALUM (Persero)


PT INALUM (Persero) melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitarnya, seperti:
a. Bidang Pendidikan
PT INALUM (Persero) ingin meningkatkan kualitas pendidikan anak
dengan melakukan beberapa hal seperti melakukan perbaikan gedung-
gedung sekolah, bantuan alat pendukung belajar, mobiler, dan
membangun 1 unit sekolah yang bernama SMA Mitra. Dengan sarana dan
prasarana yang dibangun ini diharapkan dapat mendukung masyarakat
sekitar untuk dapat bersekolah.

Gambar 2.11. Sekolah PT INALUM (Persero)


Selain itu, PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan komputer dan
multimedia projector kepada universitas - universitas yang ada di Sumatera
Utara. PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan pendidikan kepada
guru dan siswa yang berprestasi, pelatihan guru, manajemen sekolah, dan
beasiswa kepada guru-guru yang belum mempunyai akta IV. Perusahaan
juga menerima siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek
atau on the job training dan riset di perusahaan.
b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
PT INALUM (Persero) sangat peduli dengan masyarakat sekitar dengan
memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat seperti
sablon, menjahit, bordir, rias pengantin, bengkel, las, dan lain sebagainya.
Perusahaan juga memberikan modal bergulir. Hal ini dilakukan agar
masyarakat tidak lagi bergantung pada PT INALUM (Persero), melainkan

22
mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan menjadi lebih
mandiri.

Gambar 2.12. Pemberdayaan Masyarakat oleh PT INALUM (Persero)

c. Bidang Olahraga dan Kebudayaan


PT INALUM (Persero) mengadakan kegiatan-kegiatan olah raga seperti
Turnamen Sepak Bola, Turnamen Bola Volley, dan lain sebagainya. PT
Inalum juga aktif menjadi sponsor dalam kegiatan Arung Jeram di Sungai
Asahan, lomba mendayung di Danau Toba, Karate, dan lain sebagainya.
Perusahaan juga berupaya untuk melestarikan budaya bangsa dengan
mengadakan Festival Budaya setiap tahunnya. Perusahaan juga
mengadakan Lomba Tari dan Pantun, dan pertunjukan budaya lainnya.
d. Bidang Agama
Dalam bidang agama, Perusahaan tidak hanya membantu memperbaiki
mesjid dan gereja, namun juga fasilitas pendukung kedua rumah ibadah
tersebut. Selain itu, Perusahaan juga melakukan kegiatan lain seperti
Safari Ramadhan, bantuan Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Paskah, dan
bentuk kegiatan lainnya.
e. Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang telah dibangun PT INALUM (Persero) yang paling
nyata dan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat
sekitar adalah Access Road (jalan penghubung) yang telah dibangun oleh
PT Inalum di kedua Pabrik, Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA. Selain
itu, perusahaan juga membangun jalan-jalan alternatif dan jembatan yang
menghubungkan beberapa wilayah yang terisolir. Akibatnya, pertumbuhan
ekonomi di sekitar PT Inalum berkembang dengan pesat. Banyak
bermunculan perusahaan - perusahaan lain dan usaha - usaha kerakyatan
di sekitar perusahaan.

23
f. Bantuan Sosial Lainnya
Perusahaan juga melakukan bentuk - bentuk kegiatan lainnya seperti
dalam bidang Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat, bantuan bencana
alam, bantuan kegiatan, dan lain sebagainya hingga bantuan pasokan
listrik ke Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Sumatera Utara dengan sistem
SWAP, pada saat terjadinya krisis listrik di Sumatera Utara.

24
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Unit Usaha


Pada sub bab ini tidak menjelaskan semua proses bisnis yang ada di PT
INALUM (Persero) secara keseluruhan melainkan hanya mencakup unit usaha
atau seksi dimana penulis ditempatkan yaitu seksi Spare parts Warehouse
(SWH).

Spare parts Warehouse (SWH) merupakan bagian yang mengurusi persediaan


spare part yang merupakan bahan pendukung untuk peralatan maupun mesin
yang digunakan untuk proses produksi. Spare part warehouse mempunyai lebih
dari 8.000 jenis item.

Proses maintenance berbagai peralatan dan mesin di PT INALUM (Persero)


sangat bergantung pada ketersediaan produk pada seksi ini. Seksi SWH
bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan spare parts pada seksi SSW
(Smelter Service and Workshop) yaitu sebagai pemakai (user) dan seksi SPO
(Smelter Procurement Operational) yaitu yang melakukan proses pembelian
kepada vendor.

Berikut ini akan ditunjukkan alur proses bisnis pengadaan dan aliran barang yang
ada di seksi SWH.

25
Proses Bisnis Pengadaan dan Aliran Barang di Seksi SWH

User (Seksi SSW) SPO SWH Vendor

Mulai

Membuat
reservasi/CP/MO

Melakukan analisa
kebutuhan (MRP) di
SAP

Membuat referensi
harga untuk HPS

Melakukan proses
penerbitan PR

Menyetujui PR oleh
Manajer

Melakukan proses
tender

Mengevaluasi
teknis
penawaran

Menerima spesifikasi
yang ditawarkan
pemasok untuk
dievaluasi

Sesuai T
spesifikasi?

Y Konfirmasi
evaluasi
teknis

Terjadi PPA
(Permohonan
Penambahan
Anggaran) ?

Konfirmasi
PPA

Balasan
konfirmasi
PPA

Melakukan proses
kontrak pengadaan
(PO)

Melakukan claim
Mengirimkan barang
misdelivery

Menerima dan pelabelan


barang di bagian
reveiving

Melakukan inspeksi
barang
Y

Barang reject?

T
Penyimpanan barang
ke gudang

Selesai
Phase

Gambar 3.1. Aliran Barang pada Seksi SWH

26
3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah
aluminium batangan. Berat aluminium batangan adalah 22,7 kg per batang.
Terdapat 2 jenis kualitas produk aluminium yang dihasilkan PT Indonesia Asahan
Aluminium (Persero) yaitu aluminium batangan dengan kemurnian 99,90% dan
99,70%. Aluminium batangan yang dihasilkan PT INALUM ini terdaftar pada
London Metal Exchange (LME) sejak tanggal 23 September 1987.

Standar Mutu Aluminium Batangan PT INALUM (Persero) mengacu pada JIS H2-
102, 1968 (Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation
and Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium
Assosiation Inc., USA.

a. Aluminium Ingot
Aluminium ingot adalah produk utama dari PT INALUM (Persero) yaitu
aluminium batangan dengan berat 22,7 kg per item. Berikut ini adalah
komposisi unsur dan kandungan yang ada pada ingot tersebut.

Tabel 3.1. Komposisi Unsur dan Kandungan Ingot (2015)


No Grade Komposisi Kadar(%)
Besi maks 0.04
Silika maks 0.04
1 S1-A
Tembaga maks 0.01
Aluminium min 99.92
Besi maks 0.06
Silika maks 0.04
2 S1-B
Tembaga maks 0.01
Aluminium min 99.90
Besi maks 0.2
Silika maks 0.1
3 G1
Tembaga maks 0.01
Aluminium min 99.70

27
Gambar 3.2. Produk Aluminium Ingot

b. Aluminium Alloy
Aluminium alloy ini merupakan produk diversifikasi yang pertama kali dicetak
dan dikirimkan pada tahun 2017. Produk ini memiliki panjang 0,7 m dengan
berat 10 kg per item. Berikut ini adalah komposisi unsur dan kandungan
yang ada pada alloy tersebut.

Tabel 3.2. Komposisi Unsur dan Kandungan Alloy (JIS, A1 356.2)

No Komposisi Kadar(%)
1 Besi maks 0.1
2 Silika 6.5 - 7.5
3 Magnesium 0.34 - 0.45
4 Aluminium balance

Gambar 3.3. Produk Aluminium Alloy

c. Aluminium Billet
Aluminium billet ini sama halnya dengan alloy yang merupakan produk
diversifikasi yang pertama kali dicetak dan dikirimkan pada tahun 2017.
Produk ini memiliki panjang 6 m dengan diameter ada yang 5, 6, 7, atau 8

28
inch dan berat 800 kg per item. Berikut ini adalah komposisi unsur dan
kandungan yang ada pada billet tersebut.

Tabel 3.3. Komposisi Unsur dan Kandungan Billet (JIS, A1 6063)

No Komposisi Kadar (%)


1 Besi maks 0.35
2 Silika 0.2 - 0.6
3 Magnesium 0.45 - 0.9
4 Mangan maks 0.1
5 Tembaga maks 0.1
6 Seng maks 0.1
7 Krom maks 0.1
8 Titanium maks 0.1

Gambar 3.4. Produk Aluminium Billet

3.3. Proses Produksi


Dalam melangsungkan proses produksi di suatu Perusahaan tentunya sangat
membutuhkan tenaga listrik berjumlah besar. Tenaga listrik yang digunakan
untuk proses produksi di PT INALUM (Persero) berasal dari PLTA Siguragura
dan Tangga yang merupakan kepemilikan PT INALUM (Persero). Adapun
penggunaan tenaga listrik ini adalah dengan cara menyalurkan listrik melalui 271
unit jaringan transmisi dari Samosir menuju ke Pabrik Peleburan Aluminium di
Kuala Tanjung. Pabrik peleburan aluminium yang berlokasi di Kuala Tanjung
tersebut terdapat gardu induk yang berfungsi sebagai penyalur listrik ke bagian –
bagian gedung tempat proses produksi maupun gedung lainnya yang sebagai
penunjang.

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada Perusahaan ini
didapatkan dengan melakukan impor dari negara Jepang. Bahan baku yang

29
diimpor tersebut akan diterima dan dilakukan pembongkaran di Pelabuhan yang
dimiliki PT INALUM (Persero). Setelah bahan baku dibongkar di pelabuhan,
kemudian didistribusikan ke masing – masing silo produksi dengan
menggunakan belt conveyor.

Bahan baku Alumina yang ada di silo tersebut kemudian disalurkan ke Dry
Scrubber System untuk selanjutnya dilakukan reaksi dengan gas HF yang
terdapat di tungku reduksi. Hasil dari reaksi alumina tersebut selanjutnya dibawa
menuju Hopper Pot dengan menggunakan Anode Changing Crane (ACC) dan
memasukkannya ke dalam tungku reduksi.

Di setiap silo terdapat bahan baku kokas yang akan dicampurkan dengan
butt atau puntung anoda yang kemudian akan dipanaskan terlebih dahulu dan
digunakan pitch untuk merekatkan campuran material tersebut. Selanjutnya
bahan campuran tersebut akan dicetak pada Shaking Machine menjadi
berbentuk sebuah blok yang dinamakan dengan blok anoda mentah untuk
dilakukan pemanggangan di Baking Furnace.

Blok-blok anoda yang telah dipanggang kemudian akan dipasangi tangkai


(anode assembly) di pabrik anode baking plant. Anoda tersebut kemudian akan
dikirimkan ke pabrik reduction plant untuk keperluan proses elektrolisis alumina
menjadi aluminium. Setelah  28 hari anoda diganti dan sisa-sisa anoda (butt)
dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke silo butt.
Butt kemudian dipakai kembali (recycle) sebagai bahan pembuatan anoda
bersama kokas dan pitch.

Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Pada proses ini
akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk
bereaksi dengan alumina dan dibersihkan lalu dibuang melalui cerobong gas
cleaning system. Aluminium cair (molten) yang dihasilkan pada tungku kemudian
dibawa ke casting shop menggunakan Metal Transport Car (MTC). Di casting
shop aluminium cair dimasukkan ke holding furnace, lalu dituang ke casting
machine untuk dicetak menjadi Aluminium Ingot, Aluminium Billet, dan Aluminium
Alloy.

30
Gambar 3.5. Proses Produksi PT INALUM (Persero)

(Sumber: Data Bagian Produksi PT INALUM (Persero))

3.4. Fasilitas Produksi

Fasilitas dalam menunjang proses produksi aluminium terdiri dari 3 pabrik utama
yaitu pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan.
i. Pabrik Karbon
Bagian Pabrik Karbon memproduksi balok-balok anoda karbon. Balok - balok
anoda karbon ini akan dipakai nantinya pada tungku-tungku reduksi. Pabrik ini
terbagi atas 3 bagian yaitu :
- Karbon Mentah
- Pemanggang Anoda
- Penangkaian

Pada bagian Karbon Mentah, material kokas dan pitch keras dicampurkan dan
dicetak menjadi berbentuk balok-balok anoda mentah. Selanjutnya balok – balok
tersebut dibawa ke bagian Pemanggang Anoda. Pada bagian ini terdapat 106
unit tungku panggang dengan tipe Riedhammer yang tertutup. Hal tersebut
bertujuan agar blok dapat dipanggang hingga temperatur mencapai 1225ºC.
Selanjutnya balok - balok anoda yang telah dipanggang tersebut dipindahkan ke
bagian Penangkaian. Pada bagian ini balok anoda tersebut diberi tangkai yang
akan berguna sebagai lintasan penghantar arus yang berasal dari dalam tungku

31
reduksi. Setelah diproses pada bagian tungku reduksi selanjutnya puntung balok
tersebut dapat dipakai lagi untuk memproduksi balok karbon mentah.

Gambar 3.6. Pabrik Karbon

Gambar 3.7. Anoda Tongkat

ii. Pabrik Reduksi


Unit reduksi terdiri dari 3 gedung yang masing-masing dipasangi 170 tungku tipe
anoda prapanggang (Prebaked Anode Furnace) dengan desain 170 KA dan saat
ini telah dikembangkan menjadi 190 KA, dengan lisensi dari Sumitomo
Aluminium Smelting Co. Ltd. Total kapasitas desain produksi adalah 225.000 ton
aluminium per tahun dari 510 tungku yang terpasang. Namun kapasitas produksi
PT INALUM (Persero) telah dikembangkan menjadi 250.000 ton per tahun. Pada
tungku reduksi, bahan baku alumina (Al2O3) dilebur dengan proses elektrolisis
menjadi cairan aluminium.

32
Gambar 3.8. Pabrik Reduksi

Gambar 3.9. Tungku Reduksi

iii. Pabrik Casting (Penuangan)


Di pabrik penuangan aluminium cair dituangkan ke dalam Holding Furnace
dengan kapasitas 30 ton. Aluminium cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan
Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam dan menghasilkan aluminium
batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 lbs (± 22,7 kg).

Prinsip dasar dari industri peleburan aluminium adalah reaksi elektrolisa. Dimana
proses elektrolisa di dalam tungku dapat berlangsung dengan adanya material-
material yang digunakan untuk memproduksi aluminium. Adapun material-
material tersebut adalah: Alumina (Al2O3), anoda karbon (C), katoda, larutan bath
yang terdiri atas kliorit (Na3AlF6), AlF3, soda abu (Na2CO3), tegangan listrik, dsb.
Material ini akan dimasukkan ke dalam tungku dengan temperatur operasi 945oC
– 965o C, dengan kuat arus normal sebesar 190 kA dan tegangan antara 4,20–
4,30 V.

33
Gambar 3.10. Pabrik Penuangan

Gambar 3.11. Tumpukan Ingot di Stock Yard

34
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT INALUM (Persero), penulis ditempatkan
di Seksi Spare parts Warehouse (SWH). Seksi SWH termasuk ke dalam
Departemen Logistik yang dibawahi oleh Direktorat Keuangan. Seksi SWH
sendiri terbagi 2 yaitu berada di Inalum Smelter Plant (Kuala Tanjung) dan
Inalum Power Plant (Paritohan). Penulis melaksanakan kerja praktek di SWH
Inalum Smelter Plant. Selama melaksanakan kerja praktek penulis bekerja sama
dengan Bapak Pra Femila Afredo sebagai pembimbing lapangan dan para
Asisten Superintendent setiap sub seksi untuk memberikan penjelasan dan
pelatihan kerja kepada penulis di setiap sub seksi yang ada di SWH.

Selama dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis mendapatkan tugas dalam hal
manajemen sistem persediaan yang ada di seksi SWH yaitu mengevaluasi
penetapan jumlah safety stock yang belum optimum sehingga mengakibatkan
tingginya nilai inventori di gudang. Dalam mengerjakan tugas tersebut penulis
bekerja secara team dengan rekan dari Universitas lain yaitu mahasiswa dari
Institut Teknologi Sepuluh November.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan


Selama melaksanakan Kerja Praktek di PT INALUM (Persero), penulis diberikan
tanggung jawab untuk dapat mengevaluasi safety stock agar jumlahnya optimum
sehingga dapat meminimasi nilai inventori barang di gudang. Adapun wewenang
penulis dalam melakukan pekerjaan ini adalah dapat memperoleh data yang
dibutuhkan terkait dengan pekerjaan.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Dari sub seksi yang ada di SWH, penulis berfokus di sub seksi pengendalian
persediaan untuk mendapatkan perhitungan safety stock agar jumlahnya
optimum sehingga dapat meminimasi nilai inventori barang di gudang. Berikut ini
adalah langkah – langkah yang dilakukan penulis dalam mengerjakan tugas
tersebut.

35
4.3.1. Melakukan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam perhitungan safety stock adalah data historis
permintaan part dan data lead time. Data permintaan yang digunakan adalah
data issuing setiap bulan selama satu tahun dari Juli 2016 sampai Juni 2017.
Jenis spare part yang dipilih merupakan consumable item yang tergolong ke
dalam mechanical part karena jenis item ini yang memiliki safety stock. Penulis
melakukan batasan pada data yang akan diolah yaitu item yang memiliki
reservasi selama minimum 4 bulan dalam 1 tahun. Kemudian diklasifikasikan
menjadi 12 tipe item.

4.3.2. Menghitung Safety Stock Value Cost Aktual

Perhitungan Safety stock Value Cost dilakukan untuk mengetahui nilai dari safety
stock suatu item. Perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus sesuai
dengan Working Instruction (WI) di SWH PT INALUM (Persero). Kemudian
menyusun 3 skenario sebagai perbandingan hasil perhitungan yang memberikan
nilai inventori terkecil saat dilakukan running model skenario.

4.3.3. Mengembangkan Model Solver

Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya memasukkan model optimasi


yang digunakan ke dalam tabel di Microsoft Excel untuk selanjutnya diselesaikan
menggunakan Solver. Model optimasi akan diselesaikan dengan menggunakan
Evolutionary.

4.3.4. Membandingkan Hasil Perhitungan Aktual dengan Perbaikan

Dari running model pada Solver dan perhitungan safety stock kondisi aktual,
didapatkan total inventory value, penghematan inventory balance, dan efisiensi
dari item yang akan dibandingkan untuk dapat dipilih skenario terbaik yang akan
direkomendasikan.

4.3.5. Melakukan Analisis dan Interpretasi Data

Langkah terakhir adalah melakukan analisis dan interpretasi data untuk


menjelaskan hasil dari pengolahan data yang dilakukan pada langkah
sebelumnya.

36
4.4. Hasil Pekerjaan
Selama melaksanakan Kerja Praktek di PT INALUM (Persero), penulis berfokus
pada tugas yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil pekerjaan
yang telah dilakukan penulis dari langkah – langkah yang telah disebutkan pada
sub bab sebelumnya.

37
4.4.1. Hasil Pengumpulan Data
Berikut ini merupakan data permintaan (issuing) part yang didapatkan dari data transaksi issuing pada sistem SAP. Terdapat 74 part yang
akan dianalisis.

Tabel 4.1. Data Permintaan Spare part per Tanggal Juli 2016 – Juni 2017
No. Nomor Material Deskripsi Material Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17
1 140101000347 BEARING,BALL,ANNULAR, 6202-2Z-SKF 5 7 2 0 0 0 6 0 0 0 0 1
2 140101000355 BRG, BALL,ANNLR-6202 ZZ-NTN 13 0 0 21 6 4 0 2 0 21 0 2
3 140101000366 BEARING,BALL,ANNULAR, 6203-2Z-C3-SKF 0 0 7 2 10 0 2 4 2 4 2 0
4 140101000369 BRG, BALL,ANNLR-6203 ZZ-NTN 0 1 0 2 0 7 1 0 2 1 7 3
5 140101000385 BEARING,BALL,ANNULAR, 6204-2Z-C3-SKF 0 0 0 4 4 4 6 4 2 4 8 4
6 140101000389 BEARING,BALL,ANNULAR, 6205-2Z-C3-SKF 16 0 15 23 18 11 25 19 2 0 0 0
7 140101000390 BRG, BALL,ANNLR-6205 LLB NR-NTN 0 4 0 2 4 2 4 2 4 2 0 0
8 140101000398 BRG, BALL,ANNLR-6205 ZZ-NTN 3 4 24 2 1 4 7 5 5 0 12 0
9 140101000406 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ C3-NTN 0 0 6 9 4 1 3 1 1 3 8 13
10 140101000408 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 8 7 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
11 140101000409 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 0 0 0 2 6 2 2 3 4 1 1 2
12 140101000443 BRG, BALL,ANNLR-6210-NSK 0 0 0 0 6 3 5 6 5 2 6 6
13 140101000447 BRG, BALL,ANNLR-6211 NR-NTN 1 0 1 1 1 2 0 3 0 2 0 4
14 140101000465 BRG, BALL,ANNLR-6213-NTN 1 1 0 1 1 2 0 3 1 2 1 4
15 140101000472 BRG, BALL,ANNLR-6215-NTN 1 1 1 0 3 3 1 1 2 1 1 1
16 140101000542 BRG, BALL,ANNLR-6305-NTN 16 32 5 24 16 8 10 1 0 0 29 16
17 140101000551 BRG, BALL,ANNLR-6306 ZZ C3-NTN 7 8 7 6 6 3 4 3 4 2 7 5
18 140101000593 BEARING,BALL,ANNULAR, 6310-Z-SKF 17 0 0 5 8 3 5 4 0 0 6 6
19 140101000599 BEARING,BALL,ANNULAR, 6311-2Z-C3-SKF 2 4 5 5 1 2 0 0 2 0 1 0
20 140101000760 BRG, BALL,TRST-51214-SKF 186 37 0 0 0 0 32 0 0 8 56 48
21 140101000966 BEARING,ROLLER,TAPERED, 30208-J2/Q-SKF 27 0 0 0 0 0 4 13 10 4 12 13
22 140101000971 BRG, RLLR,TPR-30222 J2-SKF 0 0 0 0 4 4 6 0 6 0 0 8
23 140101001006 BEARING,ROLLER,TAPERED, 32306-J2/Q-SKF 8 0 0 0 0 0 0 30 32 8 32 24
24 140101001263 BEARING,ROLLER, 22332-CC/W33-SKF 0 0 2 4 2 2 0 0 10 2 0 2
25 140101001327 BRG, SLV-DBB3220-DAIDO METAL 4 10 0 4 0 0 0 10 14 0 0 0
26 140101001450 BRG, SLV-R-ML7060-NTN 0 28 0 12 6 6 11 34 10 4 17 112
27 140102000016 CORK SHEET-600MM.WX900MM.LGX1.6MM.THK 3 0 1 3 3 3 5 0 24 2 0 0
28 140102000109 GASKET-1.5X100MMX30MR/RL-TAPE-NON ASB 3 3 1 5 2 1 2 1 2 4 1 1
29 140102000242 GASKET-D120/141X1MM-NON ASB-RND 4 10 0 4 0 0 0 10 14 0 0 0
30 140102000782 GASKET, PN.IX 04023-HITACHI 0 9 6 33 0 0 9 0 0 6 6 12

38
No. Nomor Material Deskripsi Material Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17
31 140102001161 O-RING-G30-F422-NOK 306 113 102 41 0 0 33 253 69 46 78 176
32 140102001332 O-RING-P24-A305-NOK 0 15 6 15 0 6 10 0 0 0 4 0
33 140102001385 O-RING-P39-A305-NOK 2 5 0 2 0 0 0 5 7 0 0 0
34 140102002246 SEAL,PLAIN-GLY 40F-RF905-SAKAGAMI 34 0 0 36 32 52 20 84 20 8 24 124
35 140102002249 SEAL,PLAIN-GY 250-RF905-SAKAGAMI 6 0 0 36 34 12 20 84 22 330 26 124
36 140102002529 SEAL,PLN,ECS-SB 125 155 14-AB4399AO-NOK 0 0 0 3 2 2 3 0 3 0 0 3
37 140102002579 SEAL,PLN,ECS-SB 80 100 10-AB3732EO-NOK 1 0 0 0 0 0 4 0 24 5 0 0
38 140102002642 SEAL,PLN,ECS-TB 28 48 11-AD1563EO-NOK 100 22 0 0 0 0 0 16 20 8 24 24
39 140102002708 SEAL,PLAIN,ENCASED, TC-35-55-11-F422-NOK 96 36 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 140102002731 SEAL,PLN,ECS-TC 50 72 12-AE2864AO-NOK 24 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 140102002742 SEAL,PLN,ECS-TC 65 88 12-AE3400AO-NOK 1 0 0 1 1 2 0 3 0 2 0 4
42 140102002750 SEAL,PLN,ECS-TC 85 110 13-AE3842AO-NOK 2 0 2 2 2 3 3 4 3 1 3 1
43 140103000080 BELT, V-A 40-BANDO 1 1 2 1 0 0 3 2 0 1 1 1
44 140103000132 BELT, V-IN16038-HITACHI 0 0 1 4 0 0 1 2 1 1 2 1
45 140103000288 ROLLER, MH-839773-1/2BF-HITACHI 0 2 0 2 2 2 1 1 2 1 0 0
46 140104000355 STRAINER ELMN-PT3/4-D64X164MM/D62X160MM 1 1 1 1 1 1 2 0 2 2 1 1
47 140104000359 STRAINER ELMN-PN.0253Z5044-DANFOSS 1 0 3 2 5 1 5 8 2 2 2 3
48 140105000248 FTTNG, LUBR-STR-DN.HC-110032-IN.39-CKD 26 0 0 0 0 0 4 42 10 4 12 112
49 140107000032 DISK,VALVE, D120X66MM-PN.860100-HITACHI 0 0 6 9 0 0 12 9 3 0 6 0
50 140107000180 SUCTION SIDE STP VALVE-PN.AS13046-DAIKIN 0 0 0 1 3 0 3 4 0 2 1 0
51 140107000285 VALVE, CHECK-BPR 803D-Q48-SAGINOMIYA 1 0 0 2 1 1 5 3 0 0 0 3
52 140108000080 BATTERY, STRG-N120-12V-GS 6 2 0 0 4 0 0 1 17 0 0 0
53 140108001071 COMPRSSR-PN.JT100B-UYE-P010004-IN.2 0 0 0 0 0 0 7 4 0 0 0 6
54 140108001352 FREON, LQD GAS-R134A-13.62KG 3 4 4 3 4 8 6 9 0 0 0 0
55 140108001403 GAUGE,PRESSURE, D-0~5MPA-D60MM-TOYOKEIKI 2 1 2 0 0 0 10 6 0 4 4 6
56 140108002459 PIN, SPRING-D5X45MM-SK5M-DBL FACE CHFR 34 2 0 0 0 0 4 12 10 4 12 12
57 140108003303 RING,WIPER, DN.HC-110032-IN.13-BC6-CKD 1 18 48 54 48 18 30 126 30 12 36 136
58 140108003304 RING,WIPER-DN.HD-210089-IN.20-SPL-CKD 14 6 16 48 40 6 10 12 10 4 12 12
59 140108003384 RUBBER SHT-3.2X1000X1000MM-FPM-ANY MAKER 1 1 5 3 0 6 0 0 0 1 0 6
60 140109000231 SHAFT,STRAIGHT, PN.812790-IN.65-HITACHI 0 2 0 5 2 2 6 1 2 1 0 0
61 140110000098 SPROCKET WHEEL, PN.812787-HITACHI 0 4 1 2 4 4 4 2 2 2 0 0
62 140110000100 SPROCKET WHEEL, PN.812967-HITACHI 0 2 1 2 2 2 2 1 2 1 0 1
63 140112000001 BF-LINK CHAIN-PN.83981A-F/.HOIST-HITACHI 0 2 0 3 2 2 2 1 6 1 0 0
64 140112000153 CHAIN,RLR-RS60-230LK-TSUBAKI 3 0 0 0 0 0 0 0 6 1 4 2
65 140112000161 CHAIN,RLR-RS60-35LK-TSUBAKI 2 0 0 9 0 2 1 0 0 5 0 0
66 140113000225 RING, LANTERN-DN.AAB-I15-021-IN.28-INL 1 4 1 6 0 4 1 1 0 0 0 0
67 140113000226 RING, LANTERN-DN.AAB-I15-022-IN.12-INL 1 4 1 6 0 4 1 1 0 0 0 0
68 140113000250 ROLLER, MH-DN.APR-E01-121-IN.2-INALUM 10 2 4 12 0 28 10 9 15 10 6 11
69 140113000259 SEAT, VALVE-D125/103X12 MM-TEFLON 2 2 2 2 2 2 4 0 4 4 2 2

39
No. Nomor Material Deskripsi Material Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17
70 140113000260 SEAT, VALVE-D156/193.8X18MM-PTFE 20 18 16 12 16 0 0 0 0 0 0 0
71 140117000003 FLAP, INNER TUBE, PNT-20IN-RUBBER 0 2 6 0 4 4 3 10 4 0 6 0
72 140117000017 INNER TUBE, PV-9.00-20-LONG VALVE 0 10 18 2 2 6 8 18 8 1 15 13
73 140117000045 TIRE, PNEUMTC-5.50-13-8PR-BS 0 0 13 0 0 13 0 6 2 5 2 0
74 140117000049 TIRE, PNEUMTC-9.00-20-14PR-V-LUG-BS 6 8 0 0 0 0 15 5 0 0 4 0
Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)
Data lead time dari setiap part didapatkan dari perhitungan tanggal penerimaan barang dikurangi dengan tanggal purchase order. Berikut
ini adalah data tanggal purchase order dan tanggal penerimaan barang.

Tabel 4.2. Data Purchase Requisition dan Purchase Order dari Juli 2016 – Juni 2017

Purchase Purchase Quantity Purchase Order Requisition Receiving


Material Short Text
Requisition Order Ordered Date Date Date

1000015612 140101000347 BEARING, BALL, ANNULAR - 6202-2Z-SKF 4000002124 27 3/1/2017 8/26/2016 4/28/2017
1000000875 140101000355 BEARING, BALL, ANNULAR-6202 ZZ 4000000654 64 8/19/2016 2/11/2016 9/30/2016
1000008439 140101000355 BEARING, BALL, ANNULAR-6202 ZZ 4000001647 26 12/24/2016 4/1/2016 4/8/2017
1000009611 140101000355 BEARING, BALL, ANNULAR - 6202 ZZ-NTN 4000000731 35 8/25/2016 5/4/2016 10/27/2016
1000005152 140101000366 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203 2Z/C3 4000000687 55 8/23/2016 3/4/2016 9/30/2016
1000017916 140101000366 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203-2Z/C3-SKF 4000002607 47 4/30/2017 11/7/2016 6/9/2017
1000008440 140101000369 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203 ZZ 4000000734 25 8/25/2016 4/1/2016 10/18/2016
1000015616 140101000369 BEARING, BALL, ANNULAR - 6203-2Z-SKF 4000002124 14 3/1/2017 8/26/2016 4/28/2017
1000005156 140101000385 BEARING, BALL, ANNULAR-6204 2Z C3 4000001646 48 12/24/2016 3/4/2016 4/12/2017
1000009616 140101000385 BEARING, BALL, ANNULAR - 6204 2Z C3-SKF 4000000917 39 9/26/2016 5/4/2016 12/21/2016
1000017936 140101000385 BEARING, BALL, ANNULAR - 6204-2Z-C3-SKF 4000002606 11 4/30/2017 11/8/2016 6/23/2017
1000005158 140101000389 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205 2Z C3 4000000732 111 8/25/2016 3/4/2016 10/18/2016
1000017937 140101000389 BEARING, BALL, ANNULAR-6205-2Z-C3-SKF 4000002606 17 4/30/2017 11/8/2016 6/23/2017
1000000878 140101000390 BEARING, BALL, ANNULAR-6205 LLB NR 4000000653 52 8/19/2016 2/11/2016 10/27/2016
1000013002 140101000390 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205 LLB NR-NTN 4000000731 8 8/25/2016 7/18/2016 10/27/2016
1000014607 140101000398 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205 2Z-SKF 4000001920 50 2/5/2017 8/3/2016 4/8/2017

40
Purchase Purchase Quantity Purchase Order Requisition Receiving
Material Short Text
Requisition Order Ordered Date Date Date

1000017938 140101000398 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205-2Z-SKF 4000002606 6 4/30/2017 11/8/2016 6/23/2017
1000004352 140101000399 BEARING, BALL, ANNULAR-6205 4000002025 45 2/21/2017 2/29/2016 3/6/2017
1000005160 140101000399 BEARING, BALL, ANNULAR-6205 4000000653 224 8/19/2016 3/4/2016 10/27/2016
1000009618 140101000399 BEARING, BALL, ANNULAR - 6205-NTN 4000000731 233 8/25/2016 5/4/2016 10/27/2016
1000000884 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR-6206 ZZ C3 4000000653 31 8/19/2016 2/11/2016 10/27/2016
1000009619 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206 ZZ C3-NTN 4000000731 45 8/25/2016 5/4/2016 10/27/2016
1000017941 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206-ZZ-C3-NTN 4000002605 27 4/30/2017 11/8/2016 6/9/2017
1000020037 140101000406 BEARING, BALL, ANNULAR -6206-ZZ-C3-NTN 4000002523 7 4/13/2017 12/24/2016 5/16/2017
1000005161 140101000408 BEARING, BALL, ANNULAR-6206 ZZ 4000000171 10 5/13/2016 3/4/2016 8/31/2016
1000013005 140101000408 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206 ZZ-NTN 4000000731 10 8/25/2016 7/18/2016 10/27/2016
1000014608 140101000408 BEARING, BALL, ANNULAR - 6206 ZZ-NTN 4000001921 15 2/5/2017 8/3/2016 3/30/2017
Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

41
Berdasarkan data permintaan tiap bulan dan rekap lead time tiap part yang telah
didapatkan, selanjutnya melakukan perhitungan rata-rata dan standar deviasi
demand dan lead time dengan mengasumsikan data berdistribusi normal.

Tabel 4.3. Rekap Data Permintaan dan Lead Time untuk Setiap Part
No Avg Stdev Avg Stdev
Nomor Material Deskripsi Material
. D D LT LT
1 140101000347 BEARING,BALL,ANNULAR, 6202-2Z-SKF 1,75 2,67 8,05 2,84
2 140101000355 BRG, BALL,ANNLR-6202 ZZ-NTN 5,75 8,06 8,55 3,32
BEARING,BALL,ANNULAR, 6203-2Z-C3-
3 140101000366 2,75 3,11 6,97 0,09
SKF
4 140101000369 BRG, BALL,ANNLR-6203 ZZ-NTN 2,00 2,52 7,32 1,05
140101000385 BEARING,BALL,ANNULAR, 6204-2Z-C3-
5 3,33 2,46 9,45 3,32
SKF
BEARING,BALL,ANNULAR, 6205-2Z-C3-
6 140101000389 10,75 9,81 7,48 0,02
SKF
7 140101000390 BRG, BALL,ANNLR-6205 LLB NR-NTN 2,00 1,71 5,92 3,67
8 140101000398 BRG, BALL,ANNLR-6205 ZZ-NTN 5,58 6,68 7,81 0,49
9 140101000406 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ C3-NTN 4,08 4,12 6,50 1,64
10 140101000408 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 1,50 2,84 6,02 1,97
11 140101000409 BRG, BALL,ANNLR-6206 ZZ-NTN 1,92 1,78 6,48 1,39
12 140101000443 BRG, BALL,ANNLR-6210-NSK 3,25 2,70 9,22 4,25
13 140101000447 BRG, BALL,ANNLR-6211 NR-NTN 1,25 1,29 10,32 3,58
14 140101000465 BRG, BALL,ANNLR-6213-NTN 1,42 1,16 8,84 3,23
15 140101000472 BRG, BALL,ANNLR-6215-NTN 1,33 0,89 5,85 0,09
16 140101000542 BRG, BALL,ANNLR-6305-NTN 13,08 11,06 7,04 5,60
17 140101000551 BRG, BALL,ANNLR-6306 ZZ C3-NTN 5,17 1,95 6,21 2,49
18 140101000593 BEARING,BALL,ANNULAR, 6310-Z-SKF 4,50 4,83 10,16 6,60
140101000599 BEARING,BALL,ANNULAR, 6311-2Z-C3-
19 1,83 1,90 6,08 1,72
SKF
20 140101000760 BRG, BALL,TRST-51214-SKF 30,58 53,32 10,34 7,51
140101000966 BEARING,ROLLER,TAPERED, 30208-
21 6,92 8,36 9,83 4,88
J2/Q-SKF
22 140101000971 BRG, RLLR,TPR-30222 J2-SKF 2,33 3,06 5,13 2,26
140101001006 BEARING,ROLLER,TAPERED, 32306-
23 11,17 14,00 11,25 2,75
J2/Q-SKF
24 140101001263 BEARING,ROLLER, 22332-CC/W33-SKF 2,00 2,83 5,92 2,43
25 140101001327 BRG, SLV-DBB3220-DAIDO METAL 3,50 5,05 9,99 3,16
26 140101001450 BRG, SLV-R-ML7060-NTN 20,00 30,79 9,76 4,79
CORK SHEET-
27 140102000016 3,67 6,61 11,01 3,32
600MM.WX900MM.LGX1.6MM.THK
GASKET-1.5X100MMX30MR/RL-TAPE-
28 140102000109 2,17 1,34 9,67 3,11
NON ASB
29 140102000242 GASKET-D120/141X1MM-NON ASB-RND 3,50 5,05 8,48 2,84
30 140102000782 GASKET, PN.IX 04023-HITACHI 6,75 9,32 12,07 1,58
101,4
31 140102001161 O-RING-G30-F422-NOK 97,28 11,13 4,53
2
32 140102001332 O-RING-P24-A305-NOK 4,67 5,85 10,88 3,30
33 140102001385 O-RING-P39-A305-NOK 1,75 2,53 14,70 3,83
34 140102002246 SEAL,PLAIN-GLY 40F-RF905-SAKAGAMI 36,17 36,13 9,90 4,65
35 140102002249 SEAL,PLAIN-GY 250-RF905-SAKAGAMI 57,83 93,12 8,14 2,36
SEAL,PLN,ECS-SB 125 155 14-AB4399AO-
36 140102002529 1,33 1,44 10,11 1,00
NOK
SEAL,PLN,ECS-SB 80 100 10-AB3732EO-
37 140102002579 2,83 6,89 8,52 2,92
NOK

42
No Avg Stdev Avg Stdev
Nomor Material Deskripsi Material
. D D LT LT
SEAL,PLN,ECS-TB 28 48 11-AD1563EO-
38 140102002642 17,83 27,86 8,86 0,77
NOK
SEAL,PLAIN,ENCASED, TC-35-55-11-
39 140102002708 12,08 28,49 8,32 2,88
F422-NOK
SEAL,PLN,ECS-TC 50 72 12-AE2864AO-
40 140102002731 2,83 7,15 9,44 3,07
NOK
SEAL,PLN,ECS-TC 65 88 12-AE3400AO-
41 140102002742 1,17 1,34 7,30 2,70
NOK
SEAL,PLN,ECS-TC 85 110 13-AE3842AO-
42 140102002750 2,17 1,11 8,78 1,44
NOK
43 140103000080 BELT, V-A 40-BANDO 1,08 0,90 5,98 4,84
44 140103000132 BELT, V-IN16038-HITACHI 1,08 1,16 4,80 2,19
45 140103000288 ROLLER, MH-839773-1/2BF-HITACHI 1,08 0,90 7,56 3,09
140104000355 STRAINER ELMN-PT3/4-
46 1,17 0,58 14,27 3,78
D64X164MM/D62X160MM
STRAINER ELMN-PN.0253Z5044-
47 140104000359 2,83 2,21 5,92 2,80
DANFOSS
FTTNG, LUBR-STR-DN.HC-110032-IN.39-
48 140105000248 17,50 32,45 7,76 2,79
CKD
DISK,VALVE, D120X66MM-PN.860100-
49 140107000032 3,75 4,45 12,62 3,55
HITACHI
140107000180 SUCTION SIDE STP VALVE-PN.AS13046-
50 1,17 1,47 8,26 7,04
DAIKIN
140107000285 VALVE, CHECK-BPR 803D-Q48-
51 1,33 1,61 6,20 2,86
SAGINOMIYA
52 140108000080 BATTERY, STRG-N120-12V-GS 2,50 4,96 8,07 1,17
COMPRSSR-PN.JT100B-UYE-P010004-
53 140108001071 1,42 2,64 8,76 9,28
IN.2
54 140108001352 FREON, LQD GAS-R134A-13.62KG 3,42 3,12 11,10 5,14
140108001403 GAUGE,PRESSURE, D-0~5MPA-D60MM-
55 2,92 3,18 9,87 5,56
TOYOKEIKI
PIN, SPRING-D5X45MM-SK5M-DBL FACE
56 140108002459 7,50 9,77 8,30 0,53
CHFR
140108003303 RING,WIPER, DN.HC-110032-IN.13-BC6-
57 46,42 42,57 10,60 2,49
CKD
RING,WIPER-DN.HD-210089-IN.20-SPL-
58 140108003304 15,83 13,71 10,60 2,49
CKD
RUBBER SHT-3.2X1000X1000MM-FPM-
59 140108003384 1,92 2,43 8,02 1,95
ANY MAKER
SHAFT,STRAIGHT, PN.812790-IN.65-
60 140109000231 1,75 1,96 9,96 6,74
HITACHI
61 140110000098 SPROCKET WHEEL, PN.812787-HITACHI 2,08 1,62 10,75 2,28
62 140110000100 SPROCKET WHEEL, PN.812967-HITACHI 1,33 0,78 9,39 3,36
140112000001 BF-LINK CHAIN-PN.83981A-F/.HOIST-
63 1,58 1,73 9,50 1,81
HITACHI
64 140112000153 CHAIN,RLR-RS60-230LK-TSUBAKI 1,33 2,02 12,66 3,56
65 140112000161 CHAIN,RLR-RS60-35LK-TSUBAKI 1,58 2,78 5,65 2,38
RING, LANTERN-DN.AAB-I15-021-IN.28-
66 140113000225 1,50 2,02 7,50 3,30
INL
RING, LANTERN-DN.AAB-I15-022-IN.12-
67 140113000226 1,50 2,02 7,33 3,53
INL
ROLLER, MH-DN.APR-E01-121-IN.2-
68 140113000250 9,75 7,20 8,19 2,86
INALUM
69 140113000259 SEAT, VALVE-D125/103X12 MM-TEFLON 2,33 1,15 7,94 4,39
70 140113000260 SEAT, VALVE-D156/193.8X18MM-PTFE 6,83 8,63 9,39 5,09
71 140117000003 FLAP, INNER TUBE, PNT-20IN-RUBBER 3,25 3,11 7,62 3,38
72 140117000017 INNER TUBE, PV-9.00-20-LONG VALVE 8,42 6,50 9,29 2,92
73 140117000045 TIRE, PNEUMTC-5.50-13-8PR-BS 3,42 4,93 6,19 0,47
74 140117000049 TIRE, PNEUMTC-9.00-20-14PR-V-LUG-BS 3,17 4,73 6,64 1,02
Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

43
Dalam perhitungan model matematis diperlukan klasifikasi ABC atau critical code
sebagai minimum service level (MSLi) dan inventory value per satuan item untuk
menghitung fungsi tujuan dari model. Sedangkan safety stock aktual digunakan
untuk membandingkan inventory cost aktual dan perbaikan. Berikut merupakan
data variabel yang digunakan di dalam model optimasi.

Tabel 4.4. Data Variabel tiap Spare part


Critical Safety Max Stock Inventory Value
No. Nomor Material ROP
Code stock Level (USD)
1 140101000347 A 5 14 20 0,228
2 140101000355 A 14 57 88 0,406
3 140101000366 A 6 15 22 0,570
4 140101000369 A 5 16 23 0,598
5 140101000385 B 5 55 84 0,700
6 140101000389 A 17 85 132 1,180
7 140101000390 C 3 42 64 1,300
8 140101000398 C 12 26 38 1,519
9 140101000406 C 7 31 46 1,539
10 140101000408 A 5 14 20 1,903
11 140101000409 A 3 18 26 2,251
12 140101000443 B 5 45 68 2,331
13 140101000447 A 3 7 9 2,450
14 140101000465 C 2 13 18 2,470
15 140101000472 C 2 13 18 2,820
16 140101000542 C 19 85 132 2,842
17 140101000551 A 4 32 48 2,984
18 140101000593 A 8 42 64 3,000
19 140101000599 C 4 9 12 3,169
20 140101000760 A 88 312 501 3,860
21 140101000966 B 14 86 134 4,412
22 140101000971 A 6 42 64 4,844
23 140101001006 A 24 200 400 4,955
24 140101001263 A 5 13 21 5,120
25 140101001327 B 9 32 48 6,038
26 140101001450 B 51 186 296 8,663
27 140102000016 B 11 66 102 10,147
28 140102000109 A 3 16 23 10,206
29 140102000242 B 9 33 50 11,090
30 140102000782 A 16 36 60 11,710
31 140102001161 A 161 1163 1901 12,604
32 140102001332 A 10 52 79 14,033
33 140102001385 A 5 24 35 14,910
34 140102002246 A 60 411 664 15,580
35 140102002249 A 154 622 1010 17,460
36 140102002529 B 3 22 32 19,380
37 140102002579 B 12 31 46 23,060
38 140102002642 A 46 157 249 29,634
39 140102002708 A 48 158 250 32,140

44
Critical Safety Max Stock Inventory Value
No. Nomor Material ROP
Code stock Level (USD)
40 140102002731 A 12 48 73 33,280
41 140102002742 A 3 10 14 36,280
42 140102002750 A 2 25 37 38,577
43 140103000080 C 2 14 20 40,116
44 140103000132 A 2 13 18 41,280
45 140103000288 B 2 15 21 48,914
46 140104000355 B 1 13 18 49,542
47 140104000359 B 4 25 37 51,644
48 140105000248 A 54 216 345 57,659
49 140107000032 B 8 48 81 70,377
50 140107000180 C 3 10 14 72,923
51 140107000285 A 3 16 23 73,970
52 140108000080 C 9 11 15 89,180
53 140108001071 B 5 11 16 100,170
54 140108001352 A 6 29 43 105,725
55 140108001403 A 6 24 40 111,140
56 140108002459 A 17 67 103 111,141
57 140108003303 A 71 618 1003 119,880
58 140108003304 A 23 278 446 139,051
59 140108003384 B 5 7 10 146,173
60 140109000231 B 4 19 27 163,258
61 140110000098 B 3 34 50 165,178
62 140110000100 B 2 14 22 212,240
63 140112000001 A 3 16 23 234,960
64 140112000153 B 4 16 23 248,710
65 140112000161 C 5 22 32 262,400
66 140113000225 B 4 14 20 262,640
67 140113000226 B 4 15 21 279,606
68 140113000250 B 12 57 87 340,850
69 140113000259 B 2 14 20 469,110
70 140113000260 B 15 108 169 602,140
71 140117000003 B 6 33 49 1357,202
72 140117000017 B 11 60 92 2862,480
73 140117000045 C 9 23 34 3020,360
74 140117000049 A 8 54 83 4829,309
Sumber: Data Inventory Control PT INALUM (Persero)

45
4.4.2. Hasil Perhitungan Safety stock Value Cost Aktual
Sesuai dengan Working Instruction (WI) di SWH PT INALUM (Persero), nilai
safety stock didapatkan dari rumus berikut.

(4.1)

Dengan:
: Rata-rata permintaan Item dalam setahun
Li : Lead Time
: Demand selama lead time
z : standardize score = 1.65 (Target Service Level = 95%)

Perhitungan total nilai safety stock dengan target service level 95% total
perkalian antara nilai inventory dikali safety stock tiap item. Berikut
merupakan perhitungan total safety stock value untuk 74 part.

Tabel 4.5. Perhitungan Safety Stock Cost Aktual


No Nomor Material µi Li Safety Inventory Safety stock
. Stock Value (USD) Value (USD)
1 140101000347 1,75 8,05 7 0,228 1,598
2 140101000355 5,75 8,55 12 0,406 4,888
3 140101000366 2,75 6,97 8 0,570 4,557
4 140101000369 2,00 7,32 7 0,598 4,189
5 140101000385 3,33 9,45 10 0,700 7,004
6 140101000389 10,75 7,48 15 1,180 17,700
7 140101000390 2,00 5,92 6 1,300 7,798
8 140101000398 5,58 7,81 11 1,519 16,713
9 140101000406 4,08 6,50 9 1,539 13,853
10 140101000408 1,50 6,02 5 1,903 9,513
11 140101000409 1,92 6,48 6 2,251 13,505
12 140101000443 3,25 9,22 10 2,331 23,313
13 140101000447 1,25 10,32 6 2,450 14,700
14 140101000465 1,42 8,84 6 2,470 14,819
15 140101000472 1,33 5,85 5 2,820 14,100
16 140101000542 9,75 8,19 16 2,842 45,475
17 140101000551 2,33 7,94 10 2,984 29,837
18 140101000593 6,83 9,39 12 3,000 36,000
19 140101000599 3,25 7,62 6 3,169 19,014
20 140101000760 8,42 9,29 30 3,860 115,800
21 140101000966 3,42 6,19 14 4,412 61,767
22 140101000971 3,17 6,64 6 4,844 29,067
23 140101001006 1,75 8,05 19 4,955 94,136
24 140101001263 5,75 8,55 6 5,120 30,720
25 140101001327 2,75 6,97 10 6,038 60,378
26 140101001450 2,00 7,32 24 8,663 207,903
27 140102000016 3,33 9,45 11 10,147 111,614
28 140102000109 10,75 7,48 8 10,206 81,650
29 140102000242 2,00 5,92 9 11,090 99,813
30 140102000782 5,58 7,81 15 11,710 175,650
31 140102001161 4,08 6,50 56 12,604 705,798
32 140102001332 1,50 6,02 12 14,033 168,396
33 140102001385 1,92 6,48 9 14,910 134,190
34 140102002246 3,25 9,22 32 15,580 498,560
35 140102002249 1,25 10,32 36 17,460 628,560

46
No Nomor Material µi Li Safety Inventory Safety stock
. Stock Value (USD) Value (USD)
36 140102002529 1,42 8,84 7 19,380 135,660
37 140102002579 1,33 5,85 9 23,060 207,540
38 140102002642 9,75 8,19 21 29,634 622,304
39 140102002708 2,33 7,94 17 32,140 546,380
40 140102002731 6,83 9,39 9 33,280 299,520
41 140102002742 3,25 7,62 5 36,280 181,399
42 140102002750 8,42 9,29 8 38,577 308,614
43 140103000080 3,42 6,19 5 40,116 200,582
44 140103000132 3,17 6,64 4 41,280 165,120
45 140103000288 1,75 8,05 5 48,194 244,570
46 140104000355 5,75 8,55 7 49,542 346,794
47 140104000359 2,75 6,97 7 51,644 361,507
48 140105000248 2,00 7,32 20 57,659 1153,182
49 140107000032 3,33 9,45 12 70,377 844,530
50 140107000180 10,75 7,48 6 72,923 437,537
51 140107000285 2,00 5,92 5 73,970 369,850
52 140108000080 5,58 7,81 8 89,180 713,440
53 140108001071 4,08 6,50 6 100,170 601,020
54 140108001352 1,50 6,02 11 105,725 1162,975
55 140108001403 1,92 6,48 9 111,140 1000,260
56 140108002459 3,25 9,22 14 111,141 1555,977
57 140108003303 1,25 10,32 37 119,880 4435,560
58 140108003304 1,42 8,84 22 139,051 3059,117
59 140108003384 1,33 5,85 7 146,173 1023,208
60 140109000231 9,75 8,19 7 163,258 1142,807
61 140110000098 2,33 7,94 8 165,178 1321,423
62 140110000100 6,83 9,39 6 212,240 1273,440
63 140112000001 3,25 7,62 7 234,960 1644,720
64 140112000153 8,42 9,29 7 248,710 1740,970
65 140112000161 3,42 6,19 5 262,400 1312,000
66 140113000225 3,17 6,64 6 262,640 1575,840
67 140113000226 1,75 8,05 6 279,606 167,637
68 140113000250 5,75 8,55 15 340,850 5112,750
69 140113000259 2,75 6,97 8 469,110 3752,880
70 140113000260 2,00 7,32 14 602,140 8429,960
71 140117000003 3,33 9,45 9 1357,202 12214,821
72 140117000017 10,75 7,48 15 2862,480 42937,200
73 140117000045 2,00 5,92 8 3020,360 24162,884
74 140117000049 5,58 7,81 8 4829,309 38634,471
TOTAL 170413,005

Sumber: Data Inventory Control SWH PT INALUM (Persero)

Dari perhitungan pada tabel tersebut, didapatkan total safety stock value untuk
74 part di dalam Gudang sebesar 170.413,003 USD.

4.4.3. Pengembangan Model Solver


Sebelum melakukan running model menggunakan Solver pada Microsoft Excel,
ditetapkan minimum service level berdasarkan klasifikasi ABC. Minimum service
level tiap item tersebut didasarkan pada kebutuhan setiap klasifikasi bahwa item
A maksimum terjadi peluang 5% stockout, item B berpeluang 15% stockout, dan
item C berpeluang 25% stockout. Berikut merupakan tabel minimum service level
setiap klasifikasi.

47
Tabel 4.6. Minimum Service Level setiap Klasifikasi
Critical
Minimum Type 1 Service Level
Code Part
A 95%
B 85%
C 75%
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Setelah dilakukan pengumpulan data, model optimasi dapat dimasukkan ke


dalam tabel di Microsoft Excel untuk selanjutnya diselesaikan menggunakan
Solver. Adapun model optimasi mengikuti rumus perhitungan berikut ini.

(4.2)
Notasi dan perhitungan variabel dari model adalah sebagai berikut.
i = {1...N}; set part dari 1 sampai N.
ci = biaya penyimpanan untuk part i.
µi = rata-rata permintaan part i, untuk satu periode
µLTDi = rata-rata permintaan part i selama lead time
σi = standar deviasi permintaan pada part i
σLTDi = standar deviasi permintaan pada part i selama lead time
µtotal = rata-rata total permintaan untuk semua part dari 1 sampai N
Li = rata-rata lead time dari part i
LSi = standar deviasi dari lead time untuk part i
Di = permintaan untuk part i, selama lead time Li.
zi = standardized score untuk part i
MSLi = Minimum type 1 service level untuk setiap individu spare part i.
SLi = Type 1 service level untuk part I aktual yang berkaitan dengan zi.

48
Berikut merupakan tampilan dari data yang akan dilakukan penyelesaian
menggunakan Solver.

Gambar 4.1. Tampilan Model Penyelesaian dengan Solver


Sumber: Pengolahan Data Penulis

Variabel keputusan model tersebut terletak pada kolom I (kolom zi). Sementara
pada kolom P merupakan target service level yang didapatkan dari perhitungan
model berdasarkan variabel keputusan zi dan kolom U merupakan Aggregate
Service Level yang didapatkan dari perhitungan model. Fungsi tujuan dari model
tersebut adalah untuk meminimasi total safety stock value cost pada cell L77.

Model tersebut akan diselesaikan menggunakan Evolutionary. Evolutionary


digunakan karena terdapat non linearity pada model yang terletak pada
perhitungan cumulative distribution (Φ(zi)) atau dengan Excel menggunakan
formula =NORM.S.DIST(). Nilai zi diberi batas bawah sebesar 0 (Service Level =
50%) dan batas atas bernilai 4 (Service Level = 100%). Berikut merupakan fungsi
tujuan, variabel keputusan, dan konstrain di dalam Solver yang bersesuaian
dengan model yang telah dikembangkan sebelumnya.

49
Gambar 4.2. Model Dalam Solver yang Dikembangkan
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Evolutionary sendiri memiliki beberapa parameter dalam proses


penyelesaiannya, seperti mutation rate, konvergen, dan populasi. Sementara itu
model diberikan Batasan waktu yaitu maksimum waktu tanpa improvement
selama 3600 detik atau 1 jam. Berikut merupakan nilai-nilai dari parameter yang
digunakan dalam model evolutionary yang digunakan.

50
Gambar 4.3. Nilai Parameter dalam Model
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Model Evolutionary tersebut dikembangkan dengan tiga skenario. Skenario


tersebut terletak pada perbedaan penggunaan rumus safety stock yang melihat
pada rumus aktual di SWH, rumus yang memperhatikan fluktuasi demand, dan
rumus yang memperhatikan fluktuasi lead time. Berikut merupakan tabel
skenario yang akan digunakan dalam penyelesaian model matematis.

Tabel 4.7. Skenario Penyelesaian Model


Skenario Kategori Rumus Safety stock

Berdasarkan Working
Skenario 1
Instruction SWH PT INALUM

Safety stock =
Memperhatikan adanya
Skenario 2
fluktuasi demand zx x σi

Safety stock =
Memperhatikan adanya
Skenario 3
fluktuasi lead time z x Lsi x

Sumber: Pengolahan Data Penulis

51
Dengan keterangan notasi sebagai berikut,
= Rata-rata permintaan Item i dalam setahun
σi = Standard Deviasi permintaan pada item i
Li = Lead Time pada item i
Lsi = Standard Deviasi lead time pada item i
= Demand selama lead time untuk item i
z = standardize score untuk service level

i. Hasil Running Model Skenario 1


Setelah dibangun model dalam Solver dan penetapan nilai-nilai dalam
parameter, model di-solve selama waktu yang ditentukan untuk mencari total nilai
safety stock yang minimum dengan mencapai konstrain service level. Hasil
metode Evolutionary Algorithm pada Solver tidak selalu menunjukkan hasil global
optimal, tetapi didapatkan hasil satisfied solution. Berikut merupakan hasil
running pada Solver untuk Skenario 1.

52
Tabel 4.8. Hasil Running Model Skenario 1
Material Critical Safety Demand
No. µi Li ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi
Number Code Stock Act
1 140101000347 A 1,75 8,05 0,228 3,083 3,754 12 2,740 99,90% 95% 1,748
2 140101000355 A 5,75 8,55 0,406 3,308 7,011 24 9,736 99,95% 95% 5,747
3 140101000366 A 2,75 6,97 0,570 1,990 4,378 9 5,127 97,67% 95% 2,686
4 140101000369 A 2,00 7,32 0,598 2,189 3,825 9 5,386 98,57% 95% 1,971
5 140101000385 B 3,33 9,45 0,700 2,325 5,611 14 9,805 99,00% 85% 3,300
6 140101000389 A 10,75 7,48 1,180 3,222 8,967 29 34,220 99,94% 95% 10,743
7 140101000390 C 2,00 5,92 1,300 2,414 3,440 9 11,697 99,21% 75% 1,984
8 140101000398 C 5,58 7,81 1,519 1,776 6,603 12 18,232 96,22% 75% 5,372
9 140101000406 C 4,08 6,50 1,539 2,682 5,152 14 21,549 99,63% 75% 4,068
10 140101000408 A 1,50 6,02 1,903 1,695 3,006 6 11,415 95,50% 95% 1,432
11 140101000409 A 1,92 6,48 2,251 2,241 3,523 8 18,007 98,75% 95% 1,893
12 140101000443 B 3,25 9,22 2,331 1,637 5,475 9 20,982 94,92% 85% 3,085
13 140101000447 A 1,25 10,32 2,450 2,096 3,592 8 19,600 98,20% 95% 1,227
14 140101000465 C 1,42 8,84 2,470 2,140 3,540 8 19,758 98,38% 75% 1,394
15 140101000472 C 1,33 5,85 2,820 1,972 2,793 6 16,920 97,57% 75% 1,301
16 140101000542 C 13,08 7,04 2,842 2,062 9,594 20 56,843 98,04% 75% 12,827
17 140101000551 A 5,17 6,21 2,984 2,006 5,666 12 35,805 97,76% 95% 5,051
18 140101000593 A 4,50 10,16 3,000 1,902 6,761 13 39,000 97,14% 95% 4,371
19 140101000599 C 1,83 6,08 3,169 2,107 3,339 8 25,351 98,24% 75% 1,801
20 140101000760 A 30,58 10,34 3,860 2,018 17,783 36 138,960 97,82% 95% 29,916
21 140101000966 B 6,92 9,83 4,412 1,376 8,246 12 52,943 91,57% 85% 6,333
22 140101000971 A 2,33 5,13 4,844 2,005 3,459 7 33,911 97,75% 95% 2,281
23 140101001006 A 11,17 11,25 4,955 1,841 11,211 21 104,045 96,72% 95% 10,800
24 140101001263 A 2,00 5,92 5,120 2,082 3,440 8 40,960 98,14% 95% 1,963
25 140101001327 B 3,50 9,99 6,038 1,563 5,914 10 60,378 94,10% 85% 3,294
26 140101001450 B 20,00 9,76 8,663 1,561 13,975 22 190,578 94,07% 85% 18,815

53
Material Critical Safety Demand
No. µi Li ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi
Number Code Stock Act
27 140102000016 B 3,67 11,01 10,147 1,392 6,355 9 91,321 91,80% 85% 3,366
28 140102000109 A 2,17 9,67 10,206 1,946 4,576 9 91,857 97,42% 95% 2,111
29 140102000242 B 3,50 8,48 11,090 1,283 5,449 7 77,632 90,02% 85% 3,151
30 140102000782 A 6,75 12,07 11,710 1,845 9,025 17 199,070 96,75% 95% 6,530
31 140102001161 A 101,42 11,13 12,604 1,797 33,604 61 768,815 96,38% 95% 97,750
32 140102001332 A 4,67 10,88 14,033 2,063 7,126 15 210,495 98,05% 95% 4,576
33 140102001385 A 1,75 14,70 14,910 1,724 5,071 9 134,190 95,76% 95% 1,676
34 140102002246 A 36,17 9,90 15,580 1,717 18,918 33 514,140 95,70% 95% 34,613
35 140102002249 A 57,83 8,14 17,460 1,704 21,693 37 646,020 95,58% 95% 55,277
36 140102002529 B 1,33 10,11 19,380 1,557 3,671 6 116,280 94,03% 85% 1,254
37 140102002579 B 2,83 8,52 23,060 1,172 4,912 6 138,360 87,93% 85% 2,491
38 140102002642 A 17,83 8,86 29,634 1,659 12,570 21 622,304 95,14% 95% 16,967
39 140102002708 A 12,08 8,32 32,140 1,666 10,025 17 546,380 95,21% 95% 11,505
40 140102002731 A 2,83 9,44 33,280 1,665 5,171 9 299,520 95,20% 95% 2,697
41 140102002742 A 1,17 7,30 36,280 1,928 2,918 6 217,679 97,31% 95% 1,135
42 140102002750 A 2,17 8,78 38,577 1,831 4,361 8 308,614 96,64% 95% 2,094
43 140103000080 C 1,08 5,98 40,116 0,917 2,546 3 120,349 82,04% 75% 0,889
44 140103000132 A 1,08 4,80 41,280 1,695 2,280 4 165,120 95,50% 95% 1,035
45 140103000288 B 1,08 7,56 48,914 1,043 2,862 3 146,742 85,15% 85% 0,923
46 140104000355 B 1,17 14,27 49,542 1,177 4,080 5 247,710 88,04% 85% 1,027
47 140104000359 B 2,83 5,92 51,644 1,439 4,095 6 309,863 92,50% 85% 2,621
48 140105000248 A 17,50 7,76 57,659 1,677 11,653 20 1153,182 95,33% 95% 16,682
49 140107000032 B 3,75 12,62 70,377 1,142 6,881 8 563,020 87,33% 85% 3,275
50 140107000180 C 1,17 8,26 72,923 0,927 3,105 3 218,768 82,31% 75% 0,960
51 140107000285 A 1,33 6,20 73,970 2,028 2,875 6 443,820 97,87% 95% 1,305
52 140108000080 C 2,50 8,07 89,180 0,862 4,490 4 356,720 80,57% 75% 2,014
53 140108001071 B 1,42 8,76 100,170 1,365 3,523 5 500,850 91,38% 85% 1,295
54 140108001352 A 3,42 11,10 105,725 1,766 6,157 11 1162,975 96,13% 95% 3,284

54
Material Critical Safety Demand
No. µi Li ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi
Number Code Stock Act
55 140108001403 A 2,92 9,87 111,140 1,674 5,366 9 1000,260 95,29% 95% 2,779
56 140108002459 A 7,50 8,30 111,141 1,647 7,891 13 1444,836 95,02% 95% 7,127
57 140108003303 A 46,42 10,60 119,880 1,658 22,184 37 4435,560 95,14% 95% 44,159
58 140108003304 A 15,83 10,60 139,051 1,681 12,957 22 3059,117 95,36% 95% 15,098
59 140108003384 B 1,92 8,02 146,173 1,268 3,921 5 730,863 89,76% 85% 1,720
60 140109000231 B 1,75 9,96 163,258 1,164 4,175 5 816,291 87,78% 85% 1,536
61 140110000098 B 2,08 10,75 165,178 1,214 4,733 6 991,067 88,77% 85% 1,849
62 140110000100 B 1,33 9,39 212,240 1,105 3,539 4 848,960 86,55% 85% 1,154
63 140112000001 A 1,58 9,50 234,960 1,776 3,879 7 1644,720 96,21% 95% 1,523
64 140112000153 B 1,33 12,66 248,710 1,129 4,108 5 1243,550 87,05% 85% 1,161
65 140112000161 C 1,58 5,65 262,400 0,873 2,992 3 787,200 80,86% 75% 1,280
66 140113000225 B 1,50 7,50 262,640 1,123 3,353 4 1050,560 86,92% 85% 1,304
67 140113000226 B 1,50 7,33 279,606 1,064 3,316 4 1118,425 85,62% 85% 1,284
68 140113000250 B 9,75 8,19 340,850 1,114 8,934 10 3408,500 86,73% 85% 8,456
69 140113000259 B 2,33 7,94 469,110 1,160 4,304 5 2345,550 87,71% 85% 2,046
70 140113000260 B 6,83 9,39 602,140 1,101 8,009 9 5419,260 86,46% 85% 5,908
71 140117000003 B 3,25 7,62 1357,202 1,169 4,976 6 8143,214 87,89% 85% 2,856
72 140117000017 B 8,42 9,29 2862,480 1,077 8,844 10 28624,800 85,93% 85% 7,233
73 140117000045 C 3,42 6,19 3020,360 0,849 4,599 4 12081,442 80,21% 75% 2,741
74 140117000049 A 3,17 6,64 4829,309 1,679 4,586 8 38634,471 95,34% 95% 3,019
Weighted
µtot 570,67 Total Cost 129204,390 542,142
Demand

Sumber: Pengolahan Data Penulis

Dari data running tersebut, didapatkan nilai ASL sebesar 0.9500149 dari target ASL sebesar 95%.

55
Dari hasil tersebut dapat dilakukan beberapa replikasi untuk mencari hasil fungsi
tujuan yang lebih optimum. Berikut merupakan rekapan data dari 3 kali replikasi
dalam penyelesaian model.

Tabel 4.9. Hasil Replikasi Model Skenario 1


Total Inventory Value Waktu
Replikasi ASL
(USD) (detik)
1 129390,0498 0,950103 3600
2 129283,3924 0,950025 3600
3 129204,3899 0,950015 3600
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan hasil 3 replikasi tersebut didapatkan nilai inventory minimum


sebesar 129.204,3899 USD dengan Aggregate Service Level 95,0015% selama
1 jam waktu penyelesaian.

56
ii. Hasil Running Model Skenario 2
Berikut merupakan hasil running Solver untuk perhitungan safety stock dengan mempertimbangkan adanya fluktuasi demand.

Tabel 4.10. Hasil Running Model Skenario 2

Material Critical Safety Demand


No. σi Li ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL
Number Code Stock Act
1 140101000347 A 2,67 8,05 0,228 1,914 7,570 15 3,425 97,22% 95% 0,003067 0,002981383 1,701
2 140101000355 A 8,06 8,55 0,406 2,533 23,559 60 24,339 99,43% 95% 0,010076 0,010018975 5,717
3 140101000366 A 3,11 6,97 0,570 2,235 8,205 19 10,824 98,73% 95% 0,004819 0,004757749 2,715
4 140101000369 A 2,52 7,32 0,598 2,443 6,823 17 10,173 99,27% 95% 0,003505 0,00347913 1,985
5 140101000385 B 2,46 9,45 0,700 1,840 7,567 14 9,805 96,71% 85% 0,005841 0,005649054 3,224
6 140101000389 A 9,81 7,48 1,180 2,191 26,825 59 69,620 98,58% 95% 0,018838 0,01856937 10,597
7 140101000390 C 1,71 5,92 1,300 1,745 4,149 8 10,397 95,95% 75% 0,003505 0,003362764 1,919
8 140101000398 C 6,68 7,81 1,519 1,691 18,667 32 48,619 95,46% 75% 0,009784 0,009339974 5,330
9 140101000406 C 4,12 6,50 1,539 2,327 10,511 25 38,481 99,00% 75% 0,007155 0,00708391 4,043
10 140101000408 A 2,84 6,02 1,903 2,119 6,982 15 28,538 98,30% 95% 0,002629 0,002583711 1,474
11 140101000409 A 1,78 6,48 2,251 2,340 4,534 11 24,760 99,04% 95% 0,003359 0,003326252 1,898
12 140101000443 B 2,70 9,22 2,331 1,916 8,202 16 37,301 97,23% 85% 0,005695 0,005537456 3,160
13 140101000447 A 1,29 10,32 2,450 2,990 4,139 13 31,850 99,86% 95% 0,00219 0,002187365 1,248
14 140101000465 C 1,16 8,84 2,470 1,793 3,463 7 17,288 96,35% 75% 0,002482 0,002391802 1,365
15 140101000472 C 0,89 5,85 2,820 2,451 2,147 6 16,920 99,29% 75% 0,002336 0,002319817 1,324
16 140101000542 C 11,06 7,04 2,842 2,742 29,329 81 230,215 99,69% 75% 0,022926 0,02285635 13,043
17 140101000551 A 1,95 6,21 2,984 1,832 4,851 9 26,854 96,65% 95% 0,009054 0,00875033 4,994
18 140101000593 A 4,83 10,16 3,000 2,460 15,406 38 114,000 99,30% 95% 0,007886 0,007830689 4,469
19 140101000599 C 1,90 6,08 3,169 2,015 4,683 10 31,689 97,81% 75% 0,003213 0,00314217 1,793
20 140101000760 A 53,32 10,34 3,860 1,750 171,441 300 1158,000 95,99% 95% 0,053592 0,051444471 29,358
21 140101000966 B 8,36 9,83 4,412 1,690 26,213 45 198,536 95,45% 85% 0,01212 0,011568863 6,602
22 140101000971 A 3,06 5,13 4,844 2,072 6,919 15 72,667 98,09% 95% 0,004089 0,004010585 2,289

57
Material Critical Safety Demand
No. σi Li ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL
Number Code Stock Act
23 140101001006 A 14,00 11,25 4,955 1,756 46,964 83 411,227 96,05% 95% 0,019568 0,018793969 10,725
24 140101001263 A 2,83 5,92 5,120 3,533 6,881 25 128,000 99,98% 95% 0,003505 0,003503953 2,000
25 140101001327 B 5,05 9,99 6,038 2,683 15,979 43 259,624 99,64% 85% 0,006133 0,006110805 3,487
26 140101001450 B 30,79 9,76 8,663 1,444 96,202 139 1204,105 92,57% 85% 0,035047 0,032441194 18,513
27 140102000016 B 6,61 11,01 10,147 1,735 21,938 39 395,724 95,87% 85% 0,006425 0,006159666 3,515
28 140102000109 A 1,34 9,67 10,206 1,768 4,157 8 81,650 96,14% 95% 0,003797 0,003650328 2,083
29 140102000242 B 5,05 8,48 11,090 1,391 14,720 21 232,896 91,79% 85% 0,006133 0,005629682 3,213
30 140102000782 A 9,32 12,07 11,710 2,408 32,387 78 913,380 99,20% 95% 0,011828 0,011733299 6,696
31 140102001161 A 97,28 11,13 12,604 1,650 324,610 536 6755,492 95,06% 95% 0,177716 0,168932566 96,404
32 140102001332 A 5,85 10,88 14,033 2,246 19,304 44 617,453 98,76% 95% 0,008178 0,008076559 4,609
33 140102001385 A 2,53 14,70 14,910 1,995 9,688 20 298,200 97,70% 95% 0,003067 0,002995952 1,710
34 140102002246 A 36,13 9,90 15,580 1,742 113,643 198 3084,840 95,93% 95% 0,063376 0,060794712 34,694
35 140102002249 A 93,12 8,14 17,460 1,653 265,633 440 7682,400 95,08% 95% 0,101343 0,096359517 54,989
36 140102002529 B 1,44 10,11 19,380 1,974 4,564 10 193,800 97,58% 85% 0,002336 0,002279908 1,301
37 140102002579 B 6,89 8,52 23,060 2,090 20,095 42 968,520 98,17% 85% 0,004965 0,004874039 2,781
38 140102002642 A 27,86 8,86 29,634 1,645 82,937 137 4059,791 95,00% 95% 0,03125 0,029688783 16,942
39 140102002708 A 28,49 8,32 32,140 1,655 82,169 136 4371,040 95,10% 95% 0,021174 0,020136698 11,491
40 140102002731 A 7,15 9,44 33,280 1,847 21,950 41 1364,480 96,77% 95% 0,004965 0,004804389 2,742
41 140102002742 A 1,34 7,30 36,280 1,879 3,612 7 253,959 96,99% 95% 0,002044 0,001982755 1,131
42 140102002750 A 1,11 8,78 38,577 1,798 3,302 6 231,461 96,39% 95% 0,003797 0,003659782 2,089
43 140103000080 C 0,90 5,98 40,116 2,382 2,202 6 240,699 99,14% 75% 0,001898 0,001882019 1,074
44 140103000132 A 1,16 4,80 41,280 1,964 2,551 6 247,680 97,52% 95% 0,001898 0,001851359 1,057
45 140103000288 B 0,90 7,56 48,914 2,011 2,476 5 244,570 97,79% 85% 0,001898 0,001856322 1,059
46 140104000355 B 0,58 14,27 49,542 1,968 2,181 5 247,710 97,55% 85% 0,002044 0,001994206 1,138
47 140104000359 B 2,21 5,92 51,644 1,819 5,373 10 516,439 96,56% 85% 0,004965 0,004794035 2,736
48 140105000248 A 32,45 7,76 57,659 1,649 90,397 150 8648,861 95,04% 95% 0,030666 0,029145598 16,632
49 140107000032 B 4,45 12,62 70,377 1,303 15,827 21 1477,927 90,38% 85% 0,006571 0,005938915 3,389
50 140107000180 C 1,47 8,26 72,923 1,922 4,216 9 656,305 97,27% 75% 0,002044 0,001988614 1,135

58
Material Critical Safety Demand
No. σi Li ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot Weighted Type 1 SL
Number Code Stock Act
51 140107000285 A 1,61 6,20 73,970 1,842 4,019 8 591,760 96,73% 95% 0,002336 0,00225996 1,290
52 140108000080 C 4,96 8,07 89,180 1,296 14,096 19 1694,420 90,25% 75% 0,004381 0,003953877 2,256
53 140108001071 B 2,64 8,76 100,170 1,229 7,827 10 1001,700 89,04% 85% 0,002482 0,00221046 1,261
54 140108001352 A 3,12 11,10 105,725 2,118 10,385 22 2325,950 98,29% 95% 0,005987 0,005884764 3,358
55 140108001403 A 3,18 9,87 111,140 1,758 9,977 18 2000,520 96,06% 95% 0,005111 0,004909805 2,802
56 140108002459 A 9,77 8,30 111,141 1,679 28,136 48 5334,778 95,34% 95% 0,013143 0,012530009 7,150
57 140108003303 A 42,57 10,60 119,880 1,650 138,604 229 27452,520 95,06% 95% 0,081338 0,077315707 44,121
58 140108003304 A 13,71 10,60 139,051 1,656 44,643 74 10289,759 95,12% 95% 0,027745 0,026390354 15,060
59 140108003384 B 2,43 8,02 146,173 1,853 6,881 13 1900,243 96,81% 85% 0,003359 0,003251483 1,856
60 140109000231 B 1,96 9,96 163,258 1,111 6,186 7 1142,807 86,68% 85% 0,003067 0,002658015 1,517
61 140110000098 B 1,62 10,75 165,178 1,321 5,316 8 1321,423 90,68% 85% 0,003651 0,003310451 1,889
62 140110000100 B 0,78 9,39 212,240 2,027 2,386 5 1061,200 97,87% 85% 0,002336 0,002286578 1,305
63 140112000001 A 1,73 9,50 234,960 1,872 5,332 10 2349,600 96,94% 95% 0,002775 0,002689545 1,535
64 140112000153 B 2,02 12,66 248,710 1,277 7,169 10 2487,100 89,93% 85% 0,002336 0,0021011 1,199
65 140112000161 C 2,78 5,65 262,400 0,894 6,607 6 1574,400 81,43% 75% 0,002775 0,002259415 1,289
66 140113000225 B 2,02 7,50 262,640 1,387 5,538 8 2101,120 91,73% 85% 0,002629 0,002411007 1,376
67 140113000226 B 2,02 7,33 279,606 1,796 5,477 10 2796,062 96,37% 85% 0,002629 0,00253315 1,446
68 140113000250 B 7,20 8,19 340,850 1,063 20,601 22 7498,700 85,62% 85% 0,017085 0,014627851 8,348
69 140113000259 B 1,15 7,94 469,110 1,228 3,254 4 1876,440 89,04% 85% 0,004089 0,003640453 2,077
70 140113000260 B 8,63 9,39 602,140 1,058 26,447 28 16859,920 85,50% 85% 0,011974 0,010237546 5,842
71 140117000003 B 3,11 7,62 1357,202 1,041 8,579 9 12214,821 85,10% 85% 0,005695 0,004846767 2,766
72 140117000017 B 6,50 9,29 2862,480 1,051 19,819 21 60112,080 85,34% 85% 0,014749 0,012586812 7,183
73 140117000045 C 4,93 6,19 3020,360 0,733 12,257 9 27183,244 76,84% 75% 0,005987 0,004600249 2,625
74 140117000049 A 4,73 6,64 4829,309 1,645 12,179 21 101415,487 95,00% 95% 0,005549 0,005271627 3,008
Total
342588,585 Weighted Demand 542,144
Cost
Sumber: Pengolahan Data Penulis

59
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai dari ASL sebesar 0,9500188
dengan target ASL 95%. Dari hasil tersebut dapat dilakukan beberapa replikasi
untuk mencari hasil fungsi tujuan yang lebih optimum. Berikut merupakan
rekapan data dari 3 kali replikasi dalam penyelesaian model.

Tabel 4.11. Hasil Replikasi Model Skenario 2


Replikasi Total Inventory Value (USD) ASL Waktu (detik)
1 342588,5851 0,950019 3600
2 349177,0197 0,955632 3600
3 344647,4575 0,951016 3600
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan hasil 3 replikasi tersebut didapatkan nilai inventory minimum


sebesar 342588.5851 USD dengan Aggregate Service Level 95.0019% selama 1
jam waktu running model untuk skenario 2.

60
iii. Hasil Running Model Skenario 3
Berikut merupakan hasil running Solver untuk perhitungan safety stock dengan mempertimbangkan adanya fluktuasi pada lead time.

Tabel 4.12. Hasil Running Model Skenario 3


Critical Safety Weighted Demand
No. Material Number µi Lsi ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot
Code Stock Type 1 SL Act
1 140101000347 A 1,75 2,84 0,228 3,216 4,967 16 3,653 99,94% 95% 0,003067 0,003064598 1,749
2 140101000355 A 5,75 3,32 0,406 3,037 19,085 58 23,528 99,88% 95% 0,010076 0,010063914 5,743
3 140101000366 A 2,75 0,09 0,570 3,741 0,256 1 0,570 99,99% 95% 0,004819 0,004818484 2,750
4 140101000369 A 2,00 1,05 0,598 3,336 2,092 7 4,189 99,96% 95% 0,003505 0,003503185 1,999
5 140101000385 B 3,33 3,32 0,700 2,797 11,075 31 21,711 99,74% 85% 0,005841 0,005826079 3,325
6 140101000389 A 10,75 0,02 1,180 3,968 0,250 1 1,180 100,00% 95% 0,018838 0,018836934 10,750
7 140101000390 C 2,00 3,67 1,300 2,584 7,346 19 24,693 99,51% 75% 0,003505 0,003487541 1,990
8 140101000398 C 5,58 0,49 1,519 3,288 2,726 9 13,674 99,95% 75% 0,009784 0,009778934 5,581
9 140101000406 C 4,08 1,64 1,539 2,832 6,692 19 29,246 99,77% 75% 0,007155 0,007138807 4,074
10 140101000408 A 1,50 1,97 1,903 2,703 2,955 8 15,220 99,66% 95% 0,002629 0,002619469 1,495
11 140101000409 A 1,92 1,39 2,251 2,611 2,673 7 15,756 99,55% 95% 0,003359 0,003343503 1,908
12 140101000443 B 3,25 4,25 2,331 2,382 13,826 33 76,932 99,14% 85% 0,005695 0,005646016 3,222
13 140101000447 A 1,25 3,58 2,450 2,455 4,475 11 26,950 99,30% 95% 0,00219 0,002175004 1,241
14 140101000465 C 1,42 3,23 2,470 2,381 4,582 11 27,167 99,14% 75% 0,002482 0,002461057 1,404
15 140101000472 C 1,33 0,09 2,820 3,903 0,124 1 2,820 100,00% 75% 0,002336 0,002336338 1,333
16 140101000542 C 13,08 5,60 2,842 2,062 73,214 151 429,167 98,04% 75% 0,022926 0,02247722 12,827
17 140101000551 A 5,17 2,49 2,984 2,540 12,879 33 98,463 99,45% 95% 0,009054 0,009003532 5,138
18 140101000593 A 4,50 6,60 3,000 2,085 29,710 62 186,000 98,15% 95% 0,007886 0,007739429 4,417
19 140101000599 C 1,83 1,72 3,169 2,502 3,157 8 25,351 99,38% 75% 0,003213 0,003192757 1,822
20 140101000760 A 30,58 7,51 3,860 1,777 229,647 408 1574,880 96,22% 95% 0,053592 0,051565559 29,427
21 140101000966 B 6,92 4,88 4,412 1,925 33,767 65 286,774 97,29% 85% 0,01212 0,011791387 6,729
22 140101000971 A 2,33 2,26 4,844 2,270 5,284 12 58,133 98,84% 95% 0,004089 0,004041375 2,306
23 140101001006 A 11,17 2,75 4,955 2,145 30,743 66 327,000 98,40% 95% 0,019568 0,019255241 10,988

61
Critical Safety Weighted Demand
No. Material Number µi Lsi ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot
Code Stock Type 1 SL Act
24 140101001263 A 2,00 2,43 5,120 2,049 4,865 10 51,200 97,98% 95% 0,003505 0,003433712 1,960
25 140101001327 B 3,50 3,16 6,038 1,981 11,065 22 132,831 97,62% 85% 0,006133 0,005987313 3,417
26 140101001450 B 20,00 4,79 8,663 1,514 95,779 145 1256,081 93,50% 85% 0,035047 0,032767248 18,699
27 140102000016 B 3,67 3,32 10,147 1,641 12,169 20 202,935 94,96% 85% 0,006425 0,006101538 3,482
28 140102000109 A 2,17 3,11 10,206 1,752 6,736 12 122,476 96,01% 95% 0,003797 0,003645241 2,080
29 140102000242 B 3,50 2,84 11,090 1,863 9,927 19 210,715 96,88% 85% 0,006133 0,005941564 3,391
30 140102000782 A 6,75 1,58 11,710 1,902 10,671 21 245,910 97,14% 95% 0,011828 0,011490247 6,557
31 140102001161 A 101,42 4,53 12,604 1,688 458,993 775 9767,735 95,43% 95% 0,177716 0,169586954 96,778
32 140102001332 A 4,67 3,30 14,033 1,740 15,394 27 378,892 95,91% 95% 0,008178 0,007842772 4,476
33 140102001385 A 1,75 3,83 14,910 1,770 6,709 12 178,920 96,16% 95% 0,003067 0,002948948 1,683
34 140102002246 A 36,17 4,65 15,580 1,649 168,156 278 4331,240 95,04% 95% 0,063376 0,060232638 34,373
35 140102002249 A 57,83 2,36 17,460 1,650 136,339 225 3928,500 95,05% 95% 0,101343 0,096325608 54,970
36 140102002529 B 1,33 1,00 19,380 2,218 1,333 3 58,140 98,67% 85% 0,002336 0,002305418 1,316
37 140102002579 B 2,83 2,92 23,060 1,439 8,268 12 276,720 92,49% 85% 0,004965 0,004592279 2,621
38 140102002642 A 17,83 0,77 29,634 1,866 13,681 26 770,471 96,90% 95% 0,03125 0,030280243 17,280
39 140102002708 A 12,08 2,88 32,140 1,658 34,849 58 1864,120 95,14% 95% 0,021174 0,020144594 11,496
40 140102002731 A 2,83 3,07 33,280 1,703 8,703 15 499,200 95,57% 95% 0,004965 0,004744927 2,708
41 140102002742 A 1,17 2,70 36,280 1,733 3,152 6 217,679 95,85% 95% 0,002044 0,001959459 1,118
42 140102002750 A 2,17 1,44 38,577 1,889 3,123 6 231,461 97,05% 95% 0,003797 0,003684874 2,103
43 140103000080 C 1,08 4,84 40,116 0,946 5,238 5 200,582 82,79% 75% 0,001898 0,001571649 0,897
44 140103000132 A 1,08 2,19 41,280 2,054 2,373 5 206,400 98,00% 95% 0,001898 0,001860429 1,062
45 140103000288 B 1,08 3,09 48,914 1,426 3,351 5 244,570 92,31% 85% 0,001898 0,001752309 1,000
46 140104000355 B 1,17 3,78 49,542 1,300 4,407 6 297,252 90,31% 85% 0,002044 0,001846354 1,054
47 140104000359 B 2,83 2,80 51,644 1,233 7,941 10 516,439 89,12% 85% 0,004965 0,004424615 2,525
48 140105000248 A 17,50 2,79 57,659 1,660 48,746 81 4670,385 95,15% 95% 0,030666 0,029179997 16,652
49 140107000032 B 3,75 3,55 70,377 1,117 13,324 15 1055,662 86,81% 85% 0,006571 0,005704316 3,255
50 140107000180 C 1,17 7,04 72,923 0,723 8,208 6 437,537 76,51% 75% 0,002044 0,001564127 0,893
51 140107000285 A 1,33 2,86 73,970 2,092 3,813 8 591,760 98,18% 95% 0,002336 0,002293931 1,309

62
Critical Safety Weighted Demand
No. Material Number µi Lsi ci zi σiLTD Ci Φ(zi) MSLi Mi/Mtot
Code Stock Type 1 SL Act
52 140108000080 C 2,50 1,17 89,180 1,009 2,913 3 267,540 84,36% 75% 0,004381 0,003695687 2,109
53 140108001071 B 1,42 9,28 100,170 1,057 13,141 14 1402,380 85,47% 85% 0,002482 0,002121734 1,211
54 140108001352 A 3,42 5,14 105,725 1,649 17,554 29 3066,024 95,04% 95% 0,005987 0,005690474 3,247
55 140108001403 A 2,92 5,56 111,140 1,662 16,209 27 3000,780 95,18% 95% 0,005111 0,004864464 2,776
56 140108002459 A 7,50 0,53 111,141 1,968 4,010 8 889,130 97,55% 95% 0,013143 0,012820185 7,316
57 140108003303 A 46,42 2,49 119,880 1,645 115,460 190 22777,200 95,00% 95% 0,081338 0,077271037 44,096
58 140108003304 A 15,83 2,49 139,051 1,647 39,385 65 9038,301 95,02% 95% 0,027745 0,02636427 15,045
59 140108003384 B 1,92 1,95 146,173 1,217 3,743 5 730,863 88,82% 85% 0,003359 0,002983085 1,702
60 140109000231 B 1,75 6,74 163,258 1,129 11,798 14 2285,615 87,05% 85% 0,003067 0,002669535 1,523
61 140110000098 B 2,08 2,28 165,178 1,052 4,746 5 825,889 85,35% 85% 0,003651 0,003115973 1,778
62 140110000100 B 1,33 3,36 212,240 1,110 4,483 5 1061,200 86,65% 85% 0,002336 0,002024419 1,155
63 140112000001 A 1,58 1,81 234,960 1,735 2,871 5 1174,800 95,86% 95% 0,002775 0,002659687 1,518
64 140112000153 B 1,33 3,56 248,710 1,263 4,744 6 1492,260 89,67% 85% 0,002336 0,002095049 1,196
65 140112000161 C 1,58 2,38 262,400 0,795 3,765 3 787,200 78,67% 75% 0,002775 0,002182697 1,246
66 140113000225 B 1,50 3,30 262,640 1,211 4,952 6 1575,840 88,70% 85% 0,002629 0,002331401 1,330
67 140113000226 B 1,50 3,53 279,606 1,132 5,300 6 1677,637 87,12% 85% 0,002629 0,002289851 1,307
68 140113000250 B 9,75 2,86 340,850 1,037 27,896 29 9884,650 85,02% 85% 0,017085 0,014526223 8,290
69 140113000259 B 2,33 4,39 469,110 1,070 10,252 11 5160,210 85,78% 85% 0,004089 0,003507201 2,001
70 140113000260 B 6,83 5,09 602,140 1,063 34,790 37 22279,180 85,62% 85% 0,011974 0,010252641 5,851
71 140117000003 B 3,25 3,38 1357,202 1,087 10,995 12 16286,428 86,14% 85% 0,005695 0,00490591 2,800
72 140117000017 B 8,42 2,92 2862,480 1,049 24,611 26 74424,480 85,29% 85% 0,014749 0,012579483 7,179
73 140117000045 C 3,42 0,47 3020,360 1,212 1,621 2 6040,721 88,72% 75% 0,005987 0,00531176 3,031
74 140117000049 A 3,17 1,02 4829,309 1,841 3,239 6 28975,853 96,72% 95% 0,005549 0,005366823 3,063
Total
µtot 570,67 251323,052 Weighted Demand 542,139
Cost

Sumber: Pengolahan Data Penulis

63
Dari hasil running tersebut didapatkan nilai ASL sebesar 0.9500093 dari target
service level 95%. Dari hasil tersebut dapat dilakukan beberapa replikasi untuk
mencari hasil fungsi tujuan yang lebih optimum. Berikut merupakan rekapan data
dari 3 kali replikasi dalam penyelesaian model.

Tabel 4.13. Hasil Replikasi Model Skenario 3


Total Inventory Waktu
Replikasi ASL
Value (USD) (detik)
1 254389,3 0,950001 3600
2 251848,8 0,950026 3600
3 251323,1 0,950009 3600
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan hasil 3 replikasi tersebut didapatkan nilai inventory minimum


sebesar 251323.1 USD dengan Aggregate Service Level 95,0009% selama 1
jam waktu running model untuk skenario 3.

4.4.4. Perbandingan Hasil Perhitungan Aktual dan Perbaikan


Dari running model pada Solver dan perhitungan kondisi aktual, didapatkan total
inventory value, penghematan inventory balance, dan efisiensi untuk 74 item.
Penghematan biaya merupakan selisih dari safety stock value kondisi aktual dan
hasil dari running model, kemudian dihitung tingkat efisiensi dari safety stock
yang direkomendasikan. Berikut merupakan nilai safety stock dari setiap material
berdasarkan beberapa skenario dan hasil running model.

Tabel 4.14. Perbandingan Safety Stock Aktual dan Skenario Perbaikan.


Material Number Critical Code Perhitungan Aktual Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
140101000347 A 7 12 15 16
140101000355 A 12 24 60 58
140101000366 A 8 9 19 1
140101000369 A 7 9 17 7
140101000385 B 10 14 14 31
140101000389 A 15 29 59 1
140101000390 C 6 9 8 19
140101000398 C 11 12 32 9
140101000406 C 9 14 25 19
140101000408 A 5 6 15 8
140101000409 A 6 8 11 7
140101000443 B 10 9 16 33
140101000447 A 6 8 13 11
140101000465 C 6 8 7 11
140101000472 C 5 6 6 1
140101000542 C 16 20 81 151
140101000551 A 10 12 9 33

64
Material Number Critical Code Perhitungan Aktual Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3
140101000593 A 12 13 38 62
140101000599 C 6 8 10 8
140101000760 A 30 36 300 408
140101000966 B 14 12 45 65
140101000971 A 6 7 15 12
140101001006 A 19 21 83 66
140101001263 A 6 8 25 10
140101001327 B 10 10 43 22
140101001450 B 24 22 139 145
140102000016 B 11 9 39 20
140102000109 A 8 9 8 12
140102000242 B 9 7 21 19
140102000782 A 15 17 78 21
140102001161 A 56 61 536 775
140102001332 A 12 15 44 27
140102001385 A 9 9 20 12
140102002246 A 32 33 198 278
140102002249 A 36 37 440 225
140102002529 B 7 6 10 3
140102002579 B 9 6 42 12
140102002642 A 21 21 137 26
140102002708 A 17 17 136 58
140102002731 A 9 9 41 15
140102002742 A 5 6 7 6
140102002750 A 8 8 6 6
140103000080 C 5 3 6 5
140103000132 A 4 4 6 5
140103000288 B 5 3 5 5
140104000355 B 7 5 5 6
140104000359 B 7 6 10 10
140105000248 A 20 20 150 81
140107000032 B 12 8 21 15
140107000180 C 6 3 9 6
140107000285 A 5 6 8 8
140108000080 C 8 4 19 3
140108001071 B 6 5 10 14
140108001352 A 11 11 22 29
140108001403 A 9 9 18 27
140108002459 A 14 13 48 8
140108003303 A 37 37 229 190
140108003304 A 22 22 74 65
140108003384 B 7 5 13 5
140109000231 B 7 5 7 14
140110000098 B 8 6 8 5
140110000100 B 6 4 5 5
140112000001 A 7 7 10 5
140112000153 B 7 5 10 6
140112000161 C 5 3 6 3
140113000225 B 6 4 8 6
140113000226 B 6 4 10 6
140113000250 B 15 10 22 29
140113000259 B 8 5 4 11
140113000260 B 14 9 28 37
140117000003 B 9 6 9 12
140117000017 B 15 10 21 26
140117000045 C 8 4 9 2
140117000049 A 8 8 21 6
Total 854 870 3699 3384
Rata-rata 11,54 11,76 49,99 45,73
Sumber: Pengolahan Data Penulis

65
Berikut merupakan hasil perhitungan dari safety stock value di perusahaan
dengan safety stock value dari hasil Solver.

Tabel 4.15. Perbandingan Inventory Value Aktual dan Skenario Perbaikan


Tingkat
Skenario Inventory Value Saving (USD) Efisiensi
Kondisi Aktual $170.413,01
Skenario 1 $129.204,39 $41.208,62 24,18%
Skenario 2 $342.588,59 -$172.175,58 -101,03%
Skenario 3 $251.323,05 -$80.910,05 -47,48%
Sumber: Pengolahan Data Penulis
Jika setiap item dicoba menggunakan target service level yang sama sebesar
95% (zi = 1,65) untuk setiap item dengan rumus safety stock yang berbeda
sesuai dengan skenario yang dibuat, maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.16. Perbandingan Nilai Inventory Target Service Level 95% dan
Hasil Solver
Inventory Value
Target Service Level Adjustment Saving Tingkat
Skenario 95% tiap item Service Level (USD) Efisiensi
Skenario 1 $170.413,01 $129.204,39 $41.208,62 24,18%
Skenario 2 $437.249,85 $342.588,59 $94.661,26 21,65%
Skenario 3 $335.701,72 $251.323,05 $84.378,66 25,14%
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Dari tabel tersebut penghematan biaya yang didapatkan untuk skenario 1


sebesar 24,18%, skenario 2 sebesar 21,65%, sedangkan skenario 3 sebesar
25,14%.

4.4.5. Analisis dan Interpretasi Data


Pada sub bab berikut ini akan ditampilkan analisis dan interpretasi data
berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan penulis.
a. Analisis Hasil Running Skenario 1
Dalam skenario 1 adalah skenario perhitungan dengan menggunakan rumus
safety stock yang ada pada Working Instruction (WI) di PT INALUM (Persero).
Semua item pada data yang diolah diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kepentingan (criticallity) item tersebut. Item dengan criticallity A adalah item
dengan tingkat kepentingan yang tinggi. Berikut ini merupakan grafik scatter plot

66
item A yang menunjukkan hubungan antara besarnya target service level
terhadap inventory value berdasarkan hasil running Solver Microsoft Excel.

Gambar 4.4. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item A


Skenario 1
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat diketahui persebaran target service level
untuk setiap part. Adapun dari yang telah disebutkan bahwa tujuan dari simulasi
yang dilakukan adalah untuk minimasi cost dengan constraint service level. Item
dengan harga yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang
rendah dan sebaliknya dengan item berharga rendah akan memiliki tingkat
service level yang cenderung lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk
meminimalkan inventory value sesuai tujuan yang ingindicapai namun tetap
sesuai dengan Minimum Service Level keseluruhan item A (MSL = 95%).
Sebagai contoh pada nomor material 140101000347 dengan nilai inventori
terendah yaitu sebesar 2,74 USD memiliki Service Level 99,90%, sedangkan
pada nomor material 140117000049 dengan nilai inventori tertinggi sebesar
38.634,471 USD memiliki service level 95.34%. Minimum service level pada item
A adalah sebesar 95% sehingga terdapat beberapa adjustment terhadap tingkat
service level agar semua item tersebut dapat memenuhi batas minimal service
level yang ditetapkan. Sedangkan kenaikan service level diatas nilai MSLi
dilakukan untuk menjaga agar keseluruhan item dapat memenuhi target
Aggregate Service Level 95%.

Item B merupakan item dengan tingkat kepentingan yang lebih rendah


dibandingkan dengan item A. Item tipe B memiliki tingkat service level minimal

67
sebesar 85%. Berikut merupakan grafik yang menunjukka persebaran scatter
plot untuk item tipe B.

Gambar 4.5. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item B


Skenario 1
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa item dengan harga yang
tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang mendekati batas
minimal. Item dengan harga yang rendah akan cenderung memiliki tingkat
service level yang lebih tinggi. Item dengan harga yang tinggi akan memiliki
tingkat service level yang mendekati MSLi item B. Terdapat beberapa adjustment
pada item dengan harga yang rendah dengan menaikkan service level item
tersebut untuk memenuhi target ASL 95%. Misalnya saja pada nomor material
140101000369 dengan nilai inventory 9,805 USD memiliki service level sebesar
99.0%, sedangkan pada material 140117000017 dengan nilai inventory 28.624,8
USD memiliki service level sebesar 85,93%.

Item C merupakan item dengan tingkat kepentingan yang paling rendah


dibandingkan dengan item A dan B. Hal tersebut karena item C tidak terlalu
berpengaruh besar terhadap jalannya sistem bisnis perusahaan jika terjadi
stockout. Item tipe C memiliki tingkat service level minimal sebesar 75%. Berikut
merupakan grafik yang menunjukkan persebaran scatter plot untuk item tipe C.

68
Gambar 4.6. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Item C
Skenario 1
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa item dengan harga yang
tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang mendekati batas
minimal. Item dengan harga yang rendah akan cenderung memiliki tingkat
service level yang lebih tinggi. Item dengan harga yang tinggi akan memiliki
tingkat service level yang mendekati MSLi item C. Misalnya pada nomor material
140101000390 yang memiliki nilai inventory terendah yaitu sebesar 11,697 USD
mendapatkan Service Level 99,21%, sedangkan nomor material
140117000045yang memiliki nilai inventory tertinggi sebesar 12.081,442 USD
mendapatkan service level 80,21%. Terdapat beberapa adjustment pada item
dengan harga yang rendah dengan menaikkan service level item tersebut untuk
memenuhi target ASL 95%.

Berikut merupakan grafik scatter plot yang menunjukkan tingkat service level
terhadap inventory cost untuk keseluruhan item:

69
Gambar 4.7. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item
Skenario 1
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui persebaran service level untuk


keseluruhan item. Target minimal ASL adalah sebesar 95%, sehingga item A, B
dan C memiliki penyesuaian terhadap tingkat service level agar dapat
meminimalkan cost dengan tetap memperhatikan tingkat MSLi tiap item. Item
dengan harga yang tinggi akan cenderung memiliki tingkat service level yang
rendah. Sedangkan item dengan harga rendah akan memiliki tingkat service level
yang cenderung lebih tinggi. Berikut merupakan rekapitulasi jumlah item dengan
persebaran service level tiap 2.5%.

Gambar 4.8. Jumlah Part tiap Service level Skenario 1


Sumber: Pengolahan Data Penulis

70
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui jika terdapat 44 part yang mencapai
target service level 95%. Sementara 30 part lainnya tidak mencapai target
service level keseluruhan. Hal ini terjadi karena terdapat klasifikasi ABC, yang
mana item B dan item C diperbolehkan berada dibawah target service level 95%,
untuk mencapai fungsi tujuan dengan meminimasi nilai inventory di Gudang.
Aggregate Service Level yang dicapai oleh penyelesaian model adalah
95,0015% dengan total nilai inventory pada safety stock mencapai 129.204,3899
USD.
b. Analisis Hasil Running Skenario 2
Pada Skenario 2, yaitu dengan merubah rumus safety stock dengan
mempertimbangkan fluktuasi demand didapatkan scatter diagram tiap material
sebagai berikut.

Gambar 4.9. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item
Skenario 2
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Seperti halnya pada skenario 1, untuk setiap kategori item berdasarkan critical
code menunjukkan pola yang sama. Semakin tinggi nilai inventory dari suatu item
maka akan memiliki service level yang rendah sesuai dengan minimum service
level setiap material. Pada kategori A, nomor material 140117000049 yang
memiliki nilai inventory tertinggi sebesar 101.415,487 USD mendapatkan service
level yang mendekati minimum service level untuk kategori A sebesar 95.00%.
Pada kategori B, material 140117000017 dengan nilai inventory 60.112,080 USD

71
memiliki service level sebesar 85.34%. Sedangkan pada kategori C, nomor
material 140117000045 yang memiliki nilai inventory tertinggi sebesar
27.183,244 USD mendapatkan service level 76.84%. Berikut merupakan
rekapitulasi jumlah item dengan persebaran service level tiap 2.5%.

Gambar 4.10. Jumlah Part tiap Service level Skenario 2


Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan Skenario 2, terdapat 58 item yang memenuhi service level 95%,


sementara 16 lainnya berada dibawah 95% untuk meminimasi nilai inventory.
Aggregate Service Level yang dicapai oleh penyelesaian model adalah
95,0019% dengan total nilai inventory pada safety stock mencapai 342.588,585
USD.
c. Analisis Hasil Running Skenario 3
Skenario 3 merupakan skenario dengan merubah rumus safety stock dengan
mempertimbangkan adanya fluktuasi atau ketidakpastian pada lead time. Berikut
merupakan scatter diagram untuk melihat pola antara nilai inventory dan service
level setiap item.

72
Gambar 4.11. Perbandingan Service level dengan Inventory Cost Total Item
Skenario 3
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik tersebut, terbentuk pola yang cenderung sama dari skenario
1 maupun skenario 2 untuk setiap kategori item. Semakin tinggi nilai inventory
dari suatu item maka akan memiliki service level yang rendah sesuai dengan
minimum service level setiap material. Pada kategori A, nomor material
140117000049 yang memiliki nilai inventory tertinggi sebesar 28.975,853 USD
mendapatkan service level yang mendekati minimum service level untuk
kategori A sebesar 96,72%. Pada kategori B, material 140117000017 dengan
nilai inventory 74.424,480 USD memiliki service level sebesar 85,29%.
Sedangkan pada kategori C, nomor material 140117000045 yang memiliki nilai
inventory tertinggi sebesar 60.40,721 USD mendapatkan service level 88,72%.
Tetapi pada scatter plot juga terlihat beberapa item yang memiliki cost rendah
tetapi memiliki service level yang juga rendah. Hal ini terjadi karena pada
algoritma genetic dibentuk variabel keputusan secara random bergantung pada
hasil crossover dan mutasi.Berikut merupakan rekapitulasi jumlah item dengan
persebaran service level tiap 2.5%.

73
Gambar 4.12. Jumlah Part tiap Service level Skenario 3
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Berdasarkan grafik Gambar 5.12 tersebut, terdapat 49 item yang memenuhi


service level 95%, sementara 21 lainnya berada dibawah 95% untuk meminimasi
nilai inventory. Aggregate Service Level yang dicapai oleh penyelesaian model
adalah 95,00093% dengan total nilai inventory pada safety stock mencapai
251.323,052 USD.
d. Analisis Perbandingan Safety stock Aktual dan Perbaikan
Perbedaan ketiga Skenario terletak pada penggunaan rumus safety stock yang
menyebabkan perbedaan jumlah safety stock setiap item. Berikut merupakan
grafik perbandingan jumlah safety stock setiap 74 item berdasarkan Tabel 5.17.

74
Gambar 4.13. Perbandingan Safety Stock Tiap Item
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Untuk memudahkan analisa data, berikut ditampilkan 20 material pertama


mengenai perbedaan jumlah safety stock.

Gambar 4.14. Perbandingan Safety Stock 20 Item


Sumber: Pengolahan Data Penulis

Pada grafik terlihat bahwa adanya perbedaan safety stock dari setiap skenario
dan setiap item. Perbandingan antara perhitungan aktual dan skenario 1

75
berbeda-beda setiap material. Misalnya pada material ke-1, jumlah safety stock
perhitungan aktual lebih kecil daripada hasil running Skenario 1. Sedangkan
pada material ke-12 terjadi sebaliknya. Hal ini terjadi karena model optimasi yang
digunakan mencoba meminimasi nilai inventory, sehingga jika material tersebut
memiliki cost yang tinggi maka model akan mencoba memperkecil jumlah safety
stock agar meminimasi total nilai inventory balance.

Pada Skenario 2, dihasilkan jumlah safety stock yang lebih besar dari pada
perhitungan aktual maupun Skenario 1. Hal ini terjadi karena pada Skenario 2
mempertimbangkan adanya fluktuasi demand dengan melihat standard deviasi
demand dan lead time. Dengan hasil safety stock yang memiliki jumlah yang
berbeda secara signifikan, menunjukkan bahwa adanya fluktuasi demand
mempengaruhi besarnya safety stock bahkan jika dilihat dari rata-rata safety
stock tiap item lebih dari 4 kali lipat safety stock aktual.

Sama halnya dengan Skenario 2, Skenario 3 menghasilkan jumlah safety stock


yang lebih besar dari perhitungan aktual dan Skenario 1. Perbedaan yang
signifikan tersebut terjadi karena pada Skenario 3 memperhatikan adanya
fluktuasi atau ketidakpastian pada lead time. Tetapi ada beberapa item yang
memiliki jumlah safety stock lebih kecil seperti pada material ke 3, 6, dan 15. Hal
tersebut terjadi karena standard deviasi lead time pada material tersebut
sangatlah kecil dan dapat dikatakan mendekati konstan. Sehingga hanya
dibutuhkan safety stock dalam jumlah sedikit.
e. Analisis Perbandingan Nilai Inventory Aktual dan Perbaikan
Fungsi tujuan dari model adalah untuk meminimasi total nilai inventory pada
keseluruhan part. Berikut merupakan perbandingan total nilai inventory dari
setiap skenario berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.18.

76
Gambar 4.15. Perbandingan Inventory Value Antar Skenario
Sumber: Pengolahan Data Penulis

Hasil model optimasi pada Skenario 1 menunjukkan bahwa terdapat


pengurangan inventory balance di Gudang sebesar 41.208,62 USD untuk 74 part
dari perhitungan aktual. Dengan hasil tersebut maka dapat diketahui model
memberikan tingkat efisiensi sebesar 24.18%.

Pada Skenario 2, terjadi peningkatan nilai inventory sebesar 101.03%, atau


senilai 172.175,58 USD. Kenaikan inventory ini terjadi karena safety stock yang
dihitung didasarkan pada adanya fluktuasi demand yang ditunjukkan dengan
standard deviasi demand. Sehingga jika setiap item memiliki standard deviasi
demand yang besar, maka jumlah safety stock-nya akan semakin besar dan
menyebabkan nilai inventory yang semakin tinggi. Data tersebut juga
menunjukkan bahwa standard deviasi dari demand mempengaruhi besarnya
safety stock, karena pada dasarnya kebutuhan part tiap bulan tidaklah konstan.

Pada Skenario 3, inventory balance meningkat 47.48% dari perhitungan aktual


perusahaan, yaitu senilai 80.910,05 USD. Hal tersebut terjadi karena jumlah
safety stock memperhatikan adanya lead time yang fluktuatif. Semakin tinggi
fluktuasi lead time maka akan dibutuhkan jumlah safety stock yang lebih banyak.

Selain itu, juga dilakukan perbandingan antara penggunaan target service level
95% untuk setiap item dan adjustment target service level untuk setiap item
untuk mengetahui berapa persen efisiensi yang didapatkan oleh model optimasi

77
yang dibangun. Berikut merupakan grafik yang menunjukkan perbedaan
perbandingan service level tersebut sesuai pada Tabel 5.19.

Gambar 4.16. Perbandingan Target Service Level dengan Adjustment


Sumber: Pengolahan Data Penulis

Pada skenario 1 menghasilkan penghematan biaya sebesar 41.208,62 USD atau


24,18% dari total nilai inventory dengan target service level 95%. Begitu pula
dengan Skenario 2 yang menurun sebesar 21,65% atau senilai 94.661,26 USD.
Sedangkan Skenario 3 mengalami penghematan biaya sebesar 25,14% atau
senilai 84.378,66 USD. Hal ini menunjukkan dengan dilakukannya adjustment
service level untuk setiap part sesuai dengan cost-nya, maka dapat mengurangi
besarnya inventory balance dari safety stock di Gudang. Penyesuaian service
level tersebut dilakukan dengan menaikturunkan service level setiap part tetapi
dengan tetap menjaga keseluruhan item mencapai target aggregate service level
mencapai 95%.

78
BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil keseluruhan isi laporan Kerja Praktek
yang telah dilakukan penulis selama 30 hari kerja di PT INALUM (Persero)
adalah sebagai berikut.
1. PT INALUM (Persero) adalah sebuah pabrik peleburan Aluminium yang
memiliki 55 seksi dan salah satunya adalah seksi Smelter Spare part
Warehouse (SWH). Seksi SWH bertanggung jawab dalam pengelolaan
spare part yang ada di PT INALUM (Persero).
2. Lingkup pekerjaan yang dilakukan penulis selama Kerja Praktek adalah
manajemen sistem persediaan spare part di gudang SWH.
3. Tugas yang dikerjakan adalah melakukan perhitungan jumlah safety stock
yang optimum dan penyesuaian service level untuk dapat meminimasi nilai
inventori consumable part di gudang.
4. Dalam perhitungan dibangkitkan 3 skenario yaitu perhitungan safety stock
berdasarkan rumus pada working instruction, berdasarkan fluktuasi demand,
dan berdasarkan fluktuasi lead time. Diperoleh hasil bahwa skenario 1 akan
menghasilkan nilai safety stock yang lebih rendah.
5. Penyesuaian service level dapat menghasilkan perubahan biaya dimana
pada skenario 1 mampu mengefisiensi biaya sebesar 24,18%.

5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada PT INALUM (Persero) khususnya pada seksi
SWH adalah sebagai berikut.
1. Perhitungan safety stock pada comsumable part perlu dilakukan evaluasi
dengan memperhatikan fluktuasi demand dan lead time serta dilakukan
pembaharuan secara periodik untuk menghindari terjadinya overstock
ataupun stockout.
2. Pada setiap klasifikasi kritis ABC spare part, diperlukan penetapan besar
konsekuensi jika terjadi stockout sehingga dapat menentukan besarnya
minimum service level tiap part.

79
DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, S. N. (2006). Sistem Inventori. Bandung: ITB.

Dobler, D. W. (1990). Purchasing and Materials Management: Text and Series.

UK: Mcgraw Hill College.

Ishak, A. (2010). Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lewis, M. R. (2017, July). WikiHow. Retrieved from How to Calculate Safety

Stock: http://www.wikihow.com/Calculate-Safety-Stock

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta:

Erlangga.

Ristono, A. (2008). Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Roger, S. (2000). Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi. Jakarta:

Erlangga.

Shivsharan, C. T. (2014). Optimizing the Safety Stock Inventory Cost Under

Target Service Level Constraints. University of Massachusetts Journal.

Silver, E. A. (1970). Inventory and Production Management in Supply Chains.

Florida: CRC Press.

Suyanto. (2005). Algoritma Genetik dan Matlab. Yogyakarta: Andi.

80
81
82

You might also like