You are on page 1of 41

2.

BOILER AND AUXILIARIES


2.1

Proses Pembakaran

Pembakaran, atau konversi dari bahan bakar menjadi energi yang


berguna harus secara hati-hati dikontrol dan dikendalikan.
Untuk pembakaran yang sempurna didalam sebuah tungku (furnace),
empat kriteria dasar harus dipenuhi:

1. Jumlah udara (oksigen) yang cukup dipasok ke bahan bakar


2. Oksigen dan bahan bakar harus benar-benar tercampur
(thoroughly mixed)
3. Campuran bahan bakar-udara di maintain pada atau diatas
temperatur penyalaan, dan
4. Volume tungku cukup luas untuk memberikan waktu bercampur
bagi terjadinya pembakaran yang sempurna.
BATUBARA
(KELEMBABAN)

TUNGKU
(FURNACE)
UDARA
(KELEMBABAN)

GAS ASAP, CO, CO2,


N2, H2O, 02

ABU SEBAGAI
SAMPAH

BATUBARA
TDK TERBAKAR

UNSUR-UNSUR UTAMA,
KESEIMBANGAN MASSA TUNGKU/BOILER
GAS ASAP KERING
(1367 KG)

BATUBARA (100 KG)


UDARA KERING (1355 KG)
KELEMBABAN (10 KG)

TUNGKU
(PEMBAKARAN)
H2O (53 KG)
(KELEMBABAN)

SAMPAH (19 KG)

Gb. 2-1 CONTOH TIPIKAL KESEIMBANGAN MASSA

2. Boiler and Auxiliaries - 1

Combustible and non-combustible

Gross humidity
Crystallization water

Water

Water

Normal
humidity

H
volatile
matter

O
raw coal

S
N

Fe2O3
Al2O3

carbon
fix
coke

carbon

Dry coal

pure coal

SiO2

whole
ash

TiO2
CaO
MgO
SO3
Na2O

ash

ash

K2O
diverse

Notes:
H = hydrogen
S = sulphur
O = oxygen
N = Nitrogen

Gb. 2-2 Komposisi kimiawi-fisik dari batubara

2. Boiler and Auxiliaries - 2

9.23 ASTM STANDARD D388, CLASSIFICATION OF COAL BY RANK

I.

Fixed Carbon
Limits
%
(Dry, Mineral Matter Free
Basis)

Volatile Matter
Limits, %
(Dry, MineralMatter Free
Basis)

Calorific Value
Limits, Btu/lb
(Moist, Mineral
Matter Free
Basis)

Equal
or
Greater
Than

Less
Than

Equal
or
Greater
Than

Less
Than

Equal
or
Greater
Than

Less
Than

Agglomerating
Character

98
92
86

98
92

2
8

2
8
14

Nonagglomerating

78
69
-

86
78
69
-

14
22
31
-

22
31
-

14,000
13,000
11,500
10,500

14,000
13,000
11,500

Commonly
Agglomerating

11,500
10,500
9,500

Nonagglomerating

Anthracitic

Meta-anthracite
Anthracite
Semi-anthracite
II. Bituminous
Low-volatile
Medium-volatile
High-volatile A
High-volatile B
High-volatile C

Agglomerating

III. Subbituminous
Subbituminous A
Subbituminous B
Subbituminous C

10,500
9,500
8,300

IV. Lignite
Lignite A
Lignite B

6,300

8,300
-

Source: Combustion, Fossil Power, Editor Joseph G. Singer, P.E. , Combustion


Engineering Inc.
Note :
(1)

1 kcal/kg = 1.8 Btu/lb

2. Boiler and Auxiliaries - 3

2.1.1

Thermodynamic View

Pembakaran menghasilkan panas; panas ini kemudian di-transfer ke


air dan uap dalam boiler untuk menghasilkan uap yang dibutuhkan
untuk menggerakkan turbin uap.
Sistem pembangkit uap terdiri dari sistem penyiapan bahan bakar
dan sistem pengapian, pembangkit uapnya sendiri, dan peralatan
pemanas udara (air heaters).
Dalam Gambar 2.3, heat input ke sistem tersebut pada dasarnya
dihasilkan dari bahan bakar; sebagian panas tersedia dalam udara
pembakaran juga. Didalam mesin pembangkit uap (ketel uap), panas
di-tansfer ke dua sirkit uap untuk main steam dan reheat steam.
Setiap panas yang masih tersisa didalah flue gas pada exit dari
peralatan pemanas udara adalah kerugian. Sebagai tambahan, minor
heat losses terjadi sebagai fungsi dari radiasi dari ketel uap,
unburned combustible dan losses yang tidak terhitung lainnya.

Gb.

2.3

Thermodynamic
peralatan

2. Boiler and Auxiliaries - 4

control-volume

digambarkan

disekitar

Gb. 2.4

Contoh arrangement dari suatu Pembangkit Uap (Boiler)

Pada ketel uap, heat input dapat didefinisikan sebagai jumlah


panas yang dibebaskan didalam ketel uap. Heat input total harus
memenuhi kebutuhan siklus turbin (heat input yang dibutuhkan
untuk memenuhi tugasnya pada main dan reheat steam) dan kerugian
panas. Oleh karena itu, kebutuhan siklus turbin dan efisiensi
boiler menentukan heat input dari boiler.
Pengukuran efisiensi yang penting bagi sebuah unit pembangkit
atau power plant adalah net plant heat rate (NPHR).
Net Plant Heat Rate, dinyatakan dalam Btu/kwh (Joules per kWh),
adalah jumlah energi bahan bakar atau heat input dari boiler yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilowatt-hour.
Net plant heat rate digunakan untuk menentukan jumlah bahan bakar
yang digunakan dan dipakai sebagai dasar untuk menetapkan biaya
bahan bakar (fuel cost) dalam assessment ekonomis dari berbagai
alternatif perencanaan

2. Boiler and Auxiliaries - 5

NPHR = QB/NPO

(3-1)

NTHR = QT/NTO

(3-2)

NPO = NTO AP

(3-3)

hB = QT/QB

(3-4)

dimana
NPHR = net plant heat rate, Btu/kWh (J/kWh)
NTHR = net turbine heat rate, Btu/kWh (J/kWh)
NPO = net plant output, kW
NTO = net turbine output, kW (sebagaimana diukur pada terminal
generator minus kW BFP)
AP = Auxiliary Power, kW (diluar kW BFP)
QB = heat input ke boiler dari bahan bakar, Btu/h (J/h) = fuel
burn rate
QT = heat input ke siklus turbin, Btu/h (J/h); dan
hB = efisiensi boiler (fuel efficiency)
Dari Pers. (3-2), QT = NTO x NTHR
Dari Pers. (3-4), QB
Oleh karena itu,

QB =

QT/ hB
NTO x NTHR
------------------hB

NTO x NTHR
Dengan memasukan kedalam Pers. (3-1), NPHR = ---------------hB(NPO)
NTO x NTHR
Dari Pers. (3-3), NPHR = --------------hB(NTO - AP)
Akhirnya membagi dengan NTO, kita mencapai persamaan berikut:

2. Boiler and Auxiliaries - 6

NTHR
NPHR = -------------------hB [1 AP/NTO]
Persamaan terakhir ini biasanya digunakan untuk menetapkan net
plant heat rate.
Terminologi
gross
plant
heat
rate
(GPHR)
kadang-kadang
digunakan untuk menghitung jumlah heat input yang dibutuhkan
untuk membangkitkan satu kilowatt-hour pada terminal generator,
dengan mengabaikan pengaruh dari auxiliary power.
GPHR = QB/NTO = NTHR/hB
Karena 1 kilowatt-hout sama dengan 3.413 Btu (3,598 MJ), net
plant heat rate mungkin juga digunakan persamaan berikut:
3.413 (3,598 MJ) x 100
Efisiensi termal = ---------------------------NPHR
Oleh karena itu, untuk typical NPHR 10.000 Btu/kWh
MJ/kWh), efisiensi termalnya akan sama dengan 34,13%
2.1.2

(10,542

Stoichiometric Air

Untuk mendukung terjadinya pembakaran, oksigen harus tersedia.


Oksigen disediakan melalui udara pembakaran. Jumlah minimum dari
udara yang dibutuhkan untuk secara teoritis membakar sebuah bahan
bakar secara sempurna disebut udara pembakaran stoichiometrik.
Stoichiometrik dari pembakaran ditentukan dari analisa konstituen
bahan bakar. Dalam proses pembakaran yang sempurna, bahan bakar
dioksidasi oleh reaksi eksothermik berikut:
C + O2 CO2
2H2 + O2 2H2O
S + O2 SO2
Hasil yang tidak menguntungkan dari reaksi pembakaran adalah
produk pembakaran SO2, jika digabungkan dengan kelembaban dalam
suatu gas, membentuk asam sulfuric yang sangat korosif terhadap
peralatan dan lingkungan. Oleh karena itu, keuntungan dari panas
yang dihasilkan dari oksidasi sulfur (belerang) sangat tidak
berimbang dengan dampak negatip terhadap biaya pembangkitan yang
dihasilkan karena pengendalian emisi dan pemeliharaan peralatan.
Konstituen lain dari bahan bakar, yaitu nitrogen dan kandungan
air, tidak memberikan panas berguna. Bagaimanapun, mereka

2. Boiler and Auxiliaries - 7

merupakan konstituen dari flue gas yang harus diperhitungkan pada


waktu menentukan efisiensi dari boiler.
Sebagian dari nitrogen ada didalam bahan bakar (fuel NO x) dan
sebagian ada didalam udara (thermal NOx). Jika digabung dengan
udara membentuk oksida nitrogen (NOx). Senyawa ini umumnya tidak
diperhitungkan dalam perhitungan pembakaran tetapi menjadi
perhatian dalam pertimbangan emisi boiler.
2.1.3

Boiler Efficiency

Efisiensi boiler didefinisikan sebagai prosentage dari heat input


ke boiler, yang diserap oleh fluida kerja. Fluida kerja ini
adalah uap dan/atau air yang mengalir didalam tube-tube boiler.
Pertimbangan desain praktis, membatasi efisiensi boiler dalam
rentang 75% sampai 95%. Efisiensi boiler tergantung pada banyak
faktor yaitu desain boiler, operasi boiler, dan bahan bakar yang
digunakan.
Ada dua metoda untuk mengukur efisiensi boiler.
2.1.3.1

Metoda Input-Output

Dalam metoda ini heat input dari bahan bakar dan panas yang
diserap oleh fluida kerja diukur secara langsung.
hB = 100 x Qabs/Qbb
dimana
hB

= boiler effisiensi

Qabs

= panas yang diserap , Btu/h


= moho mihi

moho

hasil kali aliran massa enthalpy dari stream fluida


kerja yang meninggalkan envelope boiler, termasuk main
steam, hot reheat steam, blowdown, soot blowing steam
dll.

mihi

= hasil kali aliran massa enthalpy dari stream fluida


kerja yang memasuki envelope boiler, termasuk feedwater,
cold reheat steam, desuperheating spray, dll.

Qbb

= panas dari bahan bakar dan kredit panas yang lain, Btu/h
= mbb x Hbb

mbb

= aliran massa bahan bakar kedalam boiler, lh/h; dan

2. Boiler and Auxiliaries - 8

Hbb

= higher heating value dari bahan bakar, Btu/lb

Untuk bahan bakar batubara, beberapa pengukuran termasuk aliran


bahan bakar dan penentuan higher heating value yang akurat
menghadapi kendala.
Untuk itu digunakan metoda kedua yang dikenal dengan Heat-Loss
Method.
2.1.3.2
Heat-Loss Method
Dibanding mengukur panas yang nyata-nyata diserap relatif
terhadap heat input, sebagaimana dalam metoda Input-Output,
metoda Heat-Loss mengkonsentrasikan pada menetapkan kehilangan
panas dari envelope boiler, atau panas yang tidak diserap oleh
fluida kerja.
hB = 100 x Qabs/Qbb
Qabs = Qbb Qloss + Qkredit
hB = 100 x (Qbb Qloss + Qkredit)/Qbb
= 100 x [1 (Qloss Qkredit)/Qbb]
= 100 100 x (Qloss Qkredit)/Qbb

Losses antara lain:

Moisture di bahan bakar

Moisture di udara

Hydrogen di bahan bakar

Lain-lain: karbon tdk


terbakar, radiasi, konveksi
unaccounted losses
Heat credit:

Panas pada udara masuk

Panas dari auxiliary


equipment (fan)

Panas yang ada dibahan bakar

dimana
= kehilangan panas melintang ketel uap
= heat credit melintang ketel uap
Pengukuran
aliran
bahan
bakar
dieliminasi
dari
persamaan
terdahulu dengan membagi Qloss, Qcredit dan Qbb oleh aliran bahan
bakar. Persamaan untuk efisiensi boiler selanjutnya menjadi
sebagai berikut:
hB = 100 100 x (Hloss Hcredit)/Hbb
dimana
Hloss

Hcredit =

penjumlahan dari masing-masing terms losses dibagi oleh


aliran bahan bakar, dan
penjumlahan dari masing-masing
dengan aliran bahan bakar.

2. Boiler and Auxiliaries - 9

heat

credit

dibagi

2.1.4

Slagging & Fouling

Slagging dan fouling dapat memberi pengaruh pada net plant heat
rate dengan cara berbeda.
Batubara dengan slagging indeks yang lebih tinggi menaikkan
resistansi terhadap perpindahan panas dari dinding ketel uap,
yang pada gilirannya membutuhkan fuel burn rate yang lebih tinggi
untuk mencapai laju uap yang sama, dan oleh karena itu menurunkan
efisiensi boiler. Fuel burn rate yang bertambah menyebabkan
temperatur dalam tungku menjadi lebih tinggi, yang dapat
memperparah proses slagging. Volume dan temperature gas, yang
memasuki daerah konveksi, yang lebih tinggi biasanya membutuhkan
penambahan aliran attemperator yang, pada gilirannya, menaikkan
net turbine heat rate.
Batubara dengan tendensi fouling lebih tinggi, pada sisi lain,
mengurangi kemampuan permukaan konvektif untuk menyerap panas,
yang menyebabkan temperatur oulet gas economizer tinggi, jadi
mengurangi efisiensi boiler dan secara potensial men-derating
peralatan
downstream
seperti
fans.
Penyerapan
panas
yang
berkurang dapat mengakibatkan level spray attemperator lebih
rendah atau, dalam kasus yang lebih berat, ketidakmampuan untuk
memenuhi target temperatur main steam dan reheat steam.
Dengan salah satu persoalan slagging dan fouling, penggunaan
lebih banyak sootblowing untuk menghilangkan deposit juga akan
menaikkan turbine heat rate. Slagging dan fouling juga mempunyai
efek sekunder pada heat rate. Kenaikan laju bahan bakar, yang
disebabkan
oleh
pengurangan
efisiensi
boiler,
membutuhkan
tambahan auxiliary power untuk udara, gas, dan peralatan ash
handling.
2.2

Steam Generator (Boiler)

2.2.1

Pendahuluan

Boiler yang paling awal adalah bejana diisi air yang dipanaskan
oleh api. Permukaan perpindahan panas dari arrangement ini
ditambah dengan menempatkan tube-tube menembus bejana tersebut
dan mengalirkan flue gas panas sebagai hasil dari proses
pembakaran.
Desain dengan tube-tube air merupakan arrangement yang mendasari
desain dalam large-utility steam generator saat ini.
Dalam boiler paling awal yang menggunakan bahan bakar padat,
campuran udara-bahan bakar dicapai dengan menempatkan bahan bakar
pada stationary grate dan mengalirkan udara melalui dan diatas
grate tersebut.

2. Boiler and Auxiliaries - 10

Selama periode 1918 sampai 1920 di Oneida Street Station, yang


dimiliki oleh Milawauke Electric Railway and Light Company
dikembangkan pembakaran dengan menggunakan sistem pulverized
coal.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Gb. 2-5 Boiler Nomenclature (Tata-nama)

2. Boiler and Auxiliaries - 11

STEAM DRUM
PENTHOUSE
SUPERHEATER OUTLET
REHEATER OUTLET
STEAM-COOLED ROOF
PENDANT CONVECTION
SUPERHEATER OR REHEATER
FURNACE NOSE
FURNACE ARCH
STEAM-COOLED WALLS
HORIZONTAL CONVECTION
SUPERHEATER OR REHEATER
ECONOMIZER
SUPERHEATER JUNCTION
HEADER
ECONOMIZER INLET HEADER
ECONOMIZER ASH HOPPER
REAR WALL
BUCKSTAYS
FURNACE KNUCKLE
BOILER CIRCULATING PUMPS
DOWNCOMER
FRONT WALL
FURNACE WATER-COOLED
WALLS
REHEATER INLET HEADER
PLATEN TYPE SUPERHEATER
OR REHEATER
PANEL TYPE SUPERHEATER
RADIANT WALL REHEATER

Gb. 2-6 Penampang melintang tipikal corner fired boiler dengan


deretan convection pass

2. Boiler and Auxiliaries - 12

Gb. 2-7 Tipikal penampang Boiler wall fired dengan convection


pass yang dibagi

2. Boiler and Auxiliaries - 13

2.2.2

Desain Sistem dari Ketel Uap

2.2.2.1

Heat Balance dari Siklus Turbin

Heat balance memberikan kondisi batas tentang uap dan feedwater


(air pengisi ketel) yang merupakan persyaratan dasar bagi
performa sebuah boiler. Kondisi batas ini meliputi:

Aliran, tekanan dan temperatur uap utama (Main steam flow)


Aliran dan temperatur feedwater
Aliran, tekanan dan temperature uap reheat
Desuperheating spray water temperature.

Operasi dari turbin ditetapkan oleh seperangkat (enam atau lebih)


heat balances. Konsisi turbine guarantee didefinisikan oleh heat
balance garansi atau 100% beban yang didasarkan pada tekanan
throttle, tipikalnya 2.400 psig (16,5 MPa) atau 1.800 psig (12,4
MPa).
Heat balance
berikut:

juga

disajikan

untuk

kondisi-kondisi

sebagai

Valve wide open


5% over pressure
Valve wide open + 5% over pressure
Kadang-kadang juga Top Heater Out of Services

Secara tipikal Maximum Continuous Rating (MCR) yang digaransi


oleh Boiler didasarkan pada aliran dan kondisi yang didefinisikan
pada Valve Wide Open + 5% Over Pressure + % margin.
2.2.2.2

Karakteristik bahan bakar

Panduan berikut diusulkan untuk diperhatikan dalam spesifikasi


dari design fuels:

Salah satu bahan bakar harus ditetapkan sebagai design fuel,


sebagai dasar dalam menetapkan garansi performance boiler.
Design fuel harus merupakan fuel yang pada kenyataannya
dibakar pada sebagian besar waktu operasi.
Jika multiple fuels harus dimasukkan dalam spesifikasi,
analisa yang lengkap dari masing-masing individu fuel harus
diberikan.
Kecuali untuk desain dari sistem pulverizer, para desainer
harus menghindari untuk menciptakan composite design fuel
dari beberapa analisa bahan bakar. Karena resulting design
fuel tidak ada, kesempatan untuk memperoleh optimum best
performance does not exist.

2.2.2.3

Sistem pulverizer

2. Boiler and Auxiliaries - 14

Jumlah spare pulverizer umumnya satu atau dua


Dengan mengacu bahwa minimum stable load untuk individual
pulverizer firing coal adalah 50%, maka turndown ratio dari
boiler tergantung pada jumlah pulverizer yang operasi dalam
keadaan normal. Untuk menjaga keamanan operasi disarankan paling
sedikit dua pulverizer dioperasikan. Jadi minimum beban boiler
jika beroperasi hanya dengan batubara tanpa bahan bakar pendukung
sama dengan kapasitas penuh dari satu pulverizer.
2.2.2.4

Kelebihan Udara

Kelebihan udara untuk subbituminous coal dan lignite +/- 20%,


bituminous coal 25%
2.2.2.5

Metoda
pengendalian
Kontrolnya

Temperatur

Uap

Primer
Desuperheating spray

Kontrol temperatur
uap reheat

2.2.2.6

Kapabilitas Beban Minimum


Beban minimum = 100/(N S)

N = jumlah total pulverizer


S = jumlah pulverizer sebagai spare

2. Boiler and Auxiliaries - 15

Rentang

Sekunder

Kontrol temperatur
uap superheat

Flue gas
proportioning
Tilting burners

dan

Desuperheating
spray
Desuperheating
spray

2. Boiler and Auxiliaries - 16

2. Boiler and Auxiliaries - 17

2. Boiler and Auxiliaries - 18

2.2.2.7

Operasi dengan Variable Pressure

Operasi dengan tekanan tetap adalah operasi dengan


throttle uap tetap pada keseluruhan rentang beban

tekanan

Operasi
dengan
Variable
pressure
didefinisikan
sebagai
pengontrolan produksi uap boiler dengan mengontrol dan mengatur
tekanan uap boiler. Esensinya, katup throttle turbin dibiarkan
tetap terbuka dan setiap pengurangan beban dibawah MCR dicapai
dengan mengurangi tekanan uap. Tekanan hybrid adalah gabungan.
Keuntungan
dari
operasi
dengan
variable
pressure
adalah
memperbaiki efisiensi siklus turbin dan memperbaiki rentang
kontrol dari temperatur uap boiler.
Operasi variable pressure dapat dicapai antara lain dengan
pengendalian laju pengapian selama operasi dan ini dipenuhi
dengan mengubah laju pengapian sebelum mengubah beban atau aliran
uap.

2. Boiler and Auxiliaries - 19

2.2.2.8

Emisi Flue gas

Emisi flue gas dari pulverized coal boiler umumnya dapat dibagi
dalam dua kategori:

Produk pembakaran yang dikontrol melalui manipulasi proses


pembakaran
Produk pembakaran yang dikontrol melalui post combustion
clean-up process.

2.2.2.9

Kualitas Air dan Kemurnian Uap

Kualitas air pengisi ketel dan kemurnian uap saling berhubungan


dimana kualitas air pengisi ketel mempengaruhi kemurnian uap.
Kualitas air pengisi ketel ditetapkan dalam spesifikasi boiler
dengan persyaratan dari kemurnian uap, yang pada gilirannya
didasarkan pada rekomendasi dari fabrikan turbin.

2.2.3

Desain dari Komponen Ketel Uap

2.2.3.1
Tungku
Tungku bertindak sebagai ruang bagi proses pembakaran
Metoda desain utama yang digunakan untuk mengontrol ukuran tungku
adalah sebagai berikut:
Input panas bahan bakar per furnace plan area
Panas tersedia ke tungku per effective projected radiant
surface area, atau furnace release rate; dan
Temperature gas keluar dari tungku
Input Panas Bahan Bakar per Furnace Plan Area
Btu/h-ft2

MJ/h-m2

Bituminous coal

1.600.000-1.800.000

18.200-20.400

Subbituminous coal

1.500.000-1.700.000

17.000-19.300

Lignite

1.200.000-1.500.000

13.600-17.000

Furnace Heat Release Rate (Laju Pengeluaran Panas Tungku)


Btu/h-ft2 EPRS

MJ/h-m2 EPRS

Bituminous coal

70.000-90.000

795-1.020

Subbituminous coal

60.000-80.000

680-910

Lignite

40.000-60.000

450-680

2. Boiler and Auxiliaries - 20

Temperatur gas keluar


tungku, 0 F

Temperatur gas keluar


tungku, 0 C

1.900-2.000

1.038-1.093

1.850-1950

1.010-1.066

1.800-1.900

932-1.038

Bituminous coal
Subbituminous coal
Lignite

2.2.3.2

Drum

Drum merupakan tempat interface antara uap dan air dalam boiler
subcritical, dan merupakan tempat yang tepat untuk penambahan
kimiawi dan pengeluaran padatan ter-dissolved dari sistem air
pengisi ketel.
Drum juga berisi peralatan untuk menghilangkan cairan dari uap
pada waktu uap meninggalkan drum dan masuk ke sistem yang
berhubungan dengan superheater primer.
2.2.3.3

Pompa Sirkulasi Boiler

Boiler subcritical mungkin di-desain dengan sirkulasi alam


(natural circulation) melalui dinding air tungku atau sirkulasi
paksa (forced circulation) dengan pompa sirkulasi boiler
2.2.3.4

Superheater

Permukaan perpindahan panas dari superheater mungkin merupakan


permukaan radiasi didalam tungku atau permukaan konveksi didaerah
konveksi.
Tube spacing dispesifikasi sebagai fungsi dari temperatur flue
gas dan juga batubara yang dibakar sehubungan dengan dengan
tendensi terjadinya fouling.
Kecepatan flue gas melalui superheater didasarkan pada jumlah abu
dalam bahan bakar dan jumlah silica dan alumina didalam abu.
2.2.3.5

Reheater

Kurang lebih sama dengan superheater


2.2.3.6

Economizer

Economizer disusun didaerah konveksi bertemperatur rendah

2. Boiler and Auxiliaries - 21

Bare tube lebih baik dibanding fin tubes karena adanya


kemungkinan plugging. Susunan tube dalam line lebih baik
dibanding staggered.
2.2.3.7

Air Heater

Ada dua jenis air heater yaitu rotary regenerative air heater dan
tubular, heat pipe, and plate yang telah dipergunakan pada boiler
kecil(< dari 100 MW). Air heater yang dipasang dapat satu, dua,
tiga atau empat tergantung ukuran unit dan derajat flexibilitas
dari bahan bakar.
Ada dua macam regenerative air heater yaitu trisector (dua aliran
udara per air heater) dan bisector (satu aliran udara per air
heater).
2.2.3.8

Air Preheat Coils

Air preheat coils dipasang di upstream dari regenerative air


heater. Meskipun dipasangnya mereka menambah efisiensi dari
ketel, maksud utama darinya adalah mencegah terjadinya korosi
dari
regenerative
air
heater
dengan
menaikkan
temperatur
permukaan perpindahan panas.

2. Boiler and Auxiliaries - 22

2. Boiler and Auxiliaries - 23

2. Boiler and Auxiliaries - 24

2. Boiler and Auxiliaries - 25

Gb. 2-8 Air Heater Ljungstrom Bisector, isometric cut-away view

2. Boiler and Auxiliaries - 26

Gb. 2-9 Rothemuhle air Heater

2. Boiler and Auxiliaries - 27

BISECTOR WITH PRIMARY AIR FAN


AND PRESSURIZED PULVERIZER

FLUE GAS FROM


ECONOMIZER

TO WIND BOX

FROM FD
FAN

TO BURNERS
AIR HEATER
BISECTOR

PULVERIZER
PRIMARY AIR FAN

Gb. 2-10 Arrangement Air Heater Bisector

2. Boiler and Auxiliaries - 28

Gb. 2-11 Arrangement Air Heater Trisector

Gb. 2-12 Panduan Desain untuk Average cold-end temperature

2. Boiler and Auxiliaries - 29

Gb. 2-13 Diagram alir steam air preheating coils

2.2.3.9

Soot Blowers

Sootblowers digunakan untuk melepas abu yang melekat dari sisi


api permukaan perpindahan panas. Beberapa jenis yang digunakan
adalah:

Wall blowers
Retractable soot blowers (fully and partially)

2. Boiler and Auxiliaries - 30

Gb. 2-14 Tipikal lokasi dari soot blower

2. Boiler and Auxiliaries - 31

Gb. 2-15 Pola aliran soot blowing

2.2.3.10

Coal Feeders

Coal feeders
pulverizers.

terletak

antara

coal

silo

dan

masing-masing

Fungsi utama dari coal feeder adalah mengontrol aliran batubara


ke pulverizer, jadi membuat matching aliran bahan bakar dengan
kebutuhan uap.
Dua macam coal feeder yaitu volumetric dan gravimetric

2. Boiler and Auxiliaries - 32

Gb. 2-16 Stock gravimetric feeder


2.2.3.11
Ada tiga
boiler:

Pulverizers
jenis

pulverizers

yang

telah

digunakan

pada

utility

Ball tube mill (Low speed, low maintenance cost tetapi


higher power consumption)
Vertical spindle mill (medium speed dapat berupa bowl and
roller mill atau ball and race mill)
Attrition mill (high speed untuk instalasi yang kecil)

2. Boiler and Auxiliaries - 33

Gb. 2-17 Ball tube mill


Dibagian dalam tromol terdapat pelat landasan
baja yang disusun sedemikian sehingga jika
tromoldiputar maka butiran batubara dan bolabola baja akan terbawa dan terangkat sehingga
akan jatuh pada pelat landasan berikutnya, yang
dengan demikian n bola=bola baja tesebut akan
jatuh memukul serta menggerus butiran batubara
pada
landasan.
Demikian
berlangsung
bterus
menerus dan butiran makin lama makin halus.
Paling sesuai untuk batubara jenis antrasit
dengan angka HGI dibawah 35
Tromol berputar dengan 20-30 putaran/menit.
Kapasitas bisa mencapai 40 t/j

Gb.2-18 Vertical spindle mill

2. Boiler and Auxiliaries - 34

Sebagaimana gambar batubara didorong ke landasan/grinding table


yang diputar oleh motor listrik. Sedangkan grinding rollernya
ditekankan ke piringan landasan oleh pegas penekan. Paling sesuai
untuk batubara dengan HGI 40 -70
Kapasitas 15 50 t/jam. Putaran 100-450 putaran/jam.

2. Boiler and Auxiliaries - 35

Gb. 2-18 High-speed attrition mill


Pada High-speed attrition mill batubara dipukul-pukul oleh
pemukul ke landasannnya yang berbentuk legkungan. Pemukul
berputar dengan kecepatan tinggi, dengan cepat memukul butiran
batubara yang jatuh dari atas dan dihempaskan ke landasan dan
menjadi hancur. Mill jenis hanya cocok untuk batubara dengan
angka HGI sangat tinggi, diatas 70. Butiran batubara yang
dihempaskan k landasan akan memantul kembali untuk dipukul dan
dihempaskan oleh pemukul yang datang berikutnya, demikian
seterusnya sampai halus. Udara transport dihembuskan secara
aksial dari kedua sisi ujung mill dan diisap keluar dari sebelah
atas mill.
Kapasitas 1 -12 t/jam dengan rpm 1450-730

2. Boiler and Auxiliaries - 36

2. Boiler and Auxiliaries - 37

2.2.3.12

Coal Piping and Burners

Coal piping
burners

menghantar

campuran

udara

dan

pulverized

coal

ke

Ada dua macam burner arrangement:


Wall-fired
Corner atau tangential fired
2.2.3.13

Ignitors

Ignitor (lighters) perlu untuk flame initiation dan low load


stabilization.
Ignitor sendiri membutuhkan sumber penyalaan. Untuk unit boiler
besar berbahan bakar batubara sumber penyalaan awal adalah high
energy spark.
Selanjutnya bahan bakar ignitor dapat berupa gas alam atau LPG
propane
2.2.3.14

Ductwork, Ash Hoppers, and Dampers

Termasuk dalam Boiler adalah air and flue gas ductwork.


Mereka antara lain untuk:
Air heater
Flame detector cooling air ducts
Ignitor air ducts
Steam generator flue gas outlet etc.
Ash hopper mungkin dipasang dibawah regenartive air heater.
Sedangkan dampers ada di:
Primary air fan
Primary air heater gas outlet
Pulverizer air flow
Burner air registers, etc.
2.2.3.15

Insulation and Lagging

Isolasi berfungsi untuk mengurangi kehilangan panas pada boiler


dan untuk melindungi personil operasi dan pemeliharaan dari
kontak dengan permukaan yang bertemperatur tinggi.
Isolasi biasa dipasang pada permukaan yang temperaturnya lebih
dari 550 C.
Lagging mungkin aluminium atau steel

2. Boiler and Auxiliaries - 38

2.3

Fans

Ada dua jenis fan yang biasa dipakai di Boiler:

Centrifugal
axial

Di unit coal fired power plant, umumnya ada empat kategori dari
fan
1.
FD Fan (Forced Draft Fan)
Fan ini berfungsi untuk memasok udara pembakaran ke boiler
2.
PA Fan (Primary Air Fan)
Fan ini berfungsi untuk membawa pulverized coal ke boiler
3.
ID Fan (Induced Draft Fan)
ID Fan berfungsi mengeluarkan produk pembakaran dari boiler
4.
GR Fan (Gas Recirculated Fan
Gas Recirculated Fan membawa gas dari titik diantara outlet
economizer dan inlet air heater ke bagian bawah tungku atau dekat
dekat outlet tungku
Yang pertama untuk mengontrol temperatur uap, sedangkan yang
kedua untuk mengontrol temperatur gas

Gb. 2-19 Double-width, double-inlet centrifugal fan

2. Boiler and Auxiliaries - 39

Gb. 2-20 Komponen-komponen dari fan centrifugal

2. Boiler and Auxiliaries - 40

Gb. 2-21 Fan axial single-stage

Gb. 2-22 Fan axial Two-stage

2. Boiler and Auxiliaries - 41

You might also like