You are on page 1of 49

Yulia Sri Maharani

Kamis, 19 Maret 2015


Contoh Laporan Hasil Observasi di sekolah

A. PELAKSANAAN OBSERVASI
1. Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi.
Obsevasi dilaksanakan di SMA Negeri 16 Makassar di Jln.amanagappa no.8 Makassar
kecamatan Ujung Pandang, Kelas yang diobservasi adalah kelas X IIS 1 , dengan jumlah 36 siswa.
Observasi dilaksanakan pada Rabu, , pada jam pelajaran ke 3-4, yakni pada pukul 08.45-10.15.
Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran atau 2 x 45 menit.
2. Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi.
Guru Matematika
: Drs. Junius Marpa Rego, M.Pd
NIP
: 19660626 199412 1 004
Mata pelajaran : Matematika
Sebelum dan sesudah kegiatan observasi pembelajaran di kelas, observer juga melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran.dan perwakilan dari siswa kelas X IIS 1.

B. HASIL PENGAMATAN
Dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 16 Makassar kelas X IIS 1, metode pembelajaran
yang digunakan oleh Guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Ketiga metode diatas
digunakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran. Untuk menggabungkan ketiga metode diatas,
guru mempunyai cara tersendiri. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru yang di
deskripsikan secara naratif , yaitu:
a) Kegiatan Awal (15 Menit)
Membuka pelajaran

Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta didik memberikan salam
kepada guru dan membaca doa sebelum memulai proses pembelajaran.
Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya.
Apersepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi peserta
didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.
b) Kegiatan Inti (40 Menit)
Guru menjelaskan materi pelajaran
Setelah membahas materi pelajaran sebelumnya, guru mulai menjelaskan materi pelajaran selanjutnya.
Saat observasi berlangsung, guru menjelaskan materi akhir pelajaran yang sudah mendekati ulangan
harian. Sehingga waktu yang diperlukan tidak begitu lama.
Melakukan tanya jawab
Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik dilakukan saat guru menjelaskan dan saat guru telah
selesai menjelaskan materi pelajaran.
Guru memberikan soal latihan kepada semua kelompok
Guru membentuk kelompok-kelompok kerja yang terdiri antara 4 5 orang siswa. Siswa ditugasi
mengerjakan soal latihan kelompok yang telah didektekan oleh guru. Dalam pelaksanaan kerja kelompok
siswa saling bertukar pikiran, mengajukan pendapat, sehingga terjadi diskusi intern dalam kelompok
siswa. Setelah waktu pengerjaan soal selesai, guru menawarkan pada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Namun demikian, siswa terlihat malu dan kurang percaya diri
untuk tampil di kelas, sehingga guru menunjuk kelompok siswa untuk maju secara bergiliran.
Presentasi dilakukan oleh tiga kelompok secara bergiliran
Presentasi dilanjutkan dengan diskusi. Guru mempersilahkan audience untuk mengajukan pertanyaan.
Pada awalnya siswa terlihat kurang antusias dengan presentasi yang berlangsung. Setelah mendapatkan
beberapa pertanyaan pancingan dari observer, akhirnya beberapa siswa memberikan pendapatnya, baik
melalui pertanyaan maupun jawaban.
Guru mengarahkan peserta didik
Apabila masih ditemui peserta didik yang belum pernah mengumpulkan jawaban latihan, guru segera
menghampiri dan mengarahkan peserta didik tersebut.
Guru bersama peserta didik membahas soal bersama
Apabila ditemui soal latihan yang dianggap sulit dan perlu dijelaskan kembali, maka guru dan peserta
didik akan membahas soal tersebut bersama-sama.
c) Kegiatan Akhir (15 Menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

Diakhir pelajaran, guru bersama peserta didik menyimpulkan kembali materi pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya.
Menutup proses pembelajaran
Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya akan diadakan ulangan
harian. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa dan memberikan salam.
C. HASIL WAWANCARA
a) Wawancara dengan Guru
Wawancara dilaksanakan pada guru matematika Drs. Junius Marpa Rego, M.Pd. dengan hasil:
1.

Bagaimanakah menurut Bapak tentang aktivitas belajar matematika siswa?

Jawaban:
Aktivitas belajar matematika siswa tidak sama pada tiap kelas, secara umum dapat dibedakan antara
MIA dan IIS yang berlaku pada siswa Kelas X dan kelas XII untuk kurikulum 2013. Siswa MIA pada
umumnya aktivitas belajar lumayan tinggi, meski masih ada sebagian yang belum berpartisipasi, namun
pada siswa IIS masih kurang, dibawah siswa MIA. Siswa IIS lebih banyak melaksanakan aktivitas
negatif, malas mengerjakan tugas dan tugas akan dikerjakan jika telah diberi sanksi.
2. Menurut Bapak apa faktor yang menyebabkan tinggi/rendahnya aktivitas belajar siswa tersebut?
Jawaban:
Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, antara lain siswa kurang fokus belajar karena
faktor intern dan ekstern. Faktor intern biasanya karena kepribadian siswa sendiri dan keluarga,
sedangkan faktor ekstern karena lingkungan dan pengaruh teknologi yang mana kebanyakan siswa
menghabiskan waktunya dengan media sosial.
3.

Apa langkah/tindakan yang Bapak lakukan agar siswa aktif dalam belajar?

Jawaban:
Langkah yang biasa dilakukan antara lain memberikan banyak latihan, menggunakan gaya belajar yang

bervariasi, mengkondisikan siswa belajar kelompok, menggunakan media pembelajaran dan alat peraga
dan sebagainya.
4. Apakah langkah/tindakan yang Bapak lakukan tersebut berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa?

Jawaban:
Biasanya berhasil, ada perubahan.
5.

Apa kendala yang Bapak temui dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?

Jawaban:
Kendala yang umum biasanya ada pada watak dan kepribadian siswa yang keras dan susah untuk dibuat
mengerti.
6.

Apakah aktivitas belajar siswa mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa?

Jawaban:
Aktivitas belajar siswa di kelas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi siswa, namun
juga ada siswa yang biasa diam di kelas tapi hasil belajarnya bagus, kemungkinan siswa tersebut rajin
mengulang pelajaran di rumah.
7. Menurut yang Bapak ketahui, apakah siswa yang aktif/tidak aktif pada pembelajaran matematika juga
aktif/tidak aktif pada mata pelajaran lain?
Jawaban:
Siswa yang belajar dan prestasi matematikanya bagus biasanya juga bagus pada mata pelajaran lain,
namun juga ada siswa yang biasa saja pada pembelajaran matematika tapi bagus pada mata pelajaran lain
seperti agama dan olahraga.
8. Apakah siswa yang aktif dalam belajar selalu orang yang sama setiap pertemuan/materi pelajaran atau
berbeda?

Jawaban:
Siswa yang tidak aktif maupun yang aktif biasanya sama pada setiap pertemuan atau materi pelajaran.
9. Apa harapan Ibu terhadap peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran matematika di masa
mendatang?
Jawaban:
Diharapkan minat belajar siswa meningkat dan siswa tidak takut bertanya jika tidak memahami materi
pelajaran serta siswa makin rajin mengerjaan tugas yang diberikan.
b) Wawancara dengan Siswa
Berdasakan wawancara pada 4 orang perwakilan siswa dapat disimpulkan jawaban siswa sebagai berikut.
1. Suka belajar matematika?
Jawaban:
Suka.
2. Apa alasan suka/tidak suka belajar matematika?
Jawaban:
Suka belajar matematika karena pelajaran matematika menantang, gurunya bisa menjelaskan materi dan
guru matematika dekat dengan siswa.
3. Bagaimana tanggapannya terhadap pembelajaran matematika selama ini? menyenangkan/tidak?
Jawaban:
Pelajaran matematika sebenarnya menyenangkan apalagi jika mengerti, tapi jika tidak paham
matematika jadi membosankan.
4.

Apa

kendala

yang

dihadapi

selama

belajar

matematika?

Jawaban:
Kurangnya buku sumber belajar, kurangnya waktu, kadang rumus matematika sulit dipahami dan kadang
penjelasan guru tidak jelas,

5. Bagaimana nilai matematikanya selama ini ?


Jawaban:
Nilai matematika bervariasi, kadang baik dan kadang rendah.
6. Dalam belajar matematika suka terlibat/tidak? Seperti :
Menjawab pertanyaan guru?
Jawaban:
Suka.
Bertanya kepada guru?
Jawaban:
Suka, jika tidak paham.
Berdiskusi dengan teman?
Jawaban:
Suka.
Mencatat kesimpulan materi?
Jawaban:
Selalu.
Mengerjakan tugas/latihan?
Jawaban:
Selalu.
Mengerjakan latihan di papan tulis?
Jawaban:
Suka, jika bisa.

7. Kenapa tidak mau/sering melakukan hal tersebut?


Jawaban:
Jika pelajarannya mengerti suka, jika kurang paham suka bertanya agar jadi paham, namun jika
pelajaran sulit jadi agak malas.
8. Bagaimana terhadap mata pelajaran lain?
Jawaban:
Hampir semuanya suka.
9. Keterlibatan pada pembelajaran matematika dari waktu ke waktu terjadi peningkatan, penurunan atau
tetap?
Jawaban:
Tergantung materi pelajaran dan gurunya, jika materinya mangerti dan gurunya asyik makin rajin, tapi
jika makin payah malah menurun, tapi secara umum sama saja.
10. Kenapa terjadi peningkatan/penurunan/tetap?
Jawaban:
Karena tergantung pada materi pelajaran dan proses belajarnya.
11. Apa saran untuk pembelajaran matematika selanjutnya?
Jawaban:
Agar pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan mengasikkan, guru mejelaskan dengan deail
dan jangan terlalu cepat dengan suara yang lantang dan menyediakan buku pelajaran yang lengkap
dengan contoh soal dan latihan yang banyak.
D. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer saat proses pembelajaran Matematika
berlangsung dan wawancara dengan guru, yaitu Bapak Drs. Junius Marpa Rego M.Pd, diperoleh
informasi bahwa aktivitas belajar matematika siswa SMAN 16 Makassar khususnya kelas X IIS 1 secara

umum tergolong baik, hanya saja pada kelas IIS lebih banyak siswa yang melakukan aktivitas negatif dan
aktivitas positif kelas MIA lebih baik dari kelas IIS. Siswa MIA lebih rajin mencatat materi pelajaran,
selalu mengerjakan tugas dan juga rajin bertanya jika tidak paham serta pada setiap pertemuan hampir
semua siswa mengikui pelajaran dengan baik, hanya beberapa siswa yang sesekali tidak mengikuti
pelajaran. Aktivitas negatif yang dilaksanakan siswa MIA antara lain keluar kelas, bercerita, main HP dan
tidak menyalin materi pelajaran. Siswa IIS lebih banyak mengerjakan aktivitas negatif dan juga ada yang
keluar masuk serta malas mencatat materi dan mengerjakan latihan, latihan dikerjakan jika diberi sanksi.
Rendahnya aktivitas belajar siswa dan banyaknya aktivitas negatif disebabkan karena kurangnya
motivasi belajar siswa khususnya belajar matematika. Juga disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor
yang datang dari dalam siswa seperti tidak suka matematika, kepribadian siswa yang kurang baik dan
pengaruh dari luar seperti keluarga, lingkungan dan sebagainya.
Guru telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan aktivitas positif dan mengurangi
aktivitas negatif siswa, seperti menggunakan variasi dalam pembelajaran, memotivasi siswa dengan
berbagai media dan memberi penguatan dan sanksi. Usaha yang dilakukan guru suatu waktu dapat
meningkatkan aktivitas positif dan mengurangi aktivitas negatif, namun kadangkala tidak banyak
perubahan.
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung yang dilakukan observer dan wawancara oleh
beberapa siswa kelas X IIS 1 pada pembelajaran yang dilakukan guru matematika di SMA NEGERI 16
Makassar adalah sebagai berikut :

No

Kreteria Guru

1.

Kejelasan dalam menerangkan


Selain guru menguasai materi yang diajarkan kepada siswa, dalam menyampaikan
materi suara guru sangat nyaring sehingga terdengar jelas oleh seluruh siswa. Selain
itu susuan materi yang disampaikan kepada siswa berurutan mulai dari konsep
materi, contoh soal sampai memberikan latihan.

2.

Interaksi dengan siswa


Guru berinteraksi dengan siswa melalui tanya jawab. Guru sering melontarkan
pertanyaan kepada siswa, guru juga sering menunjuk salah satu siswa untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan tersebut. Jika siswa tidak bisa menjawab
pertanyaan tersebut, maka guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian mana
yang dia tidak mengerti. Kemudian guru akan menjelaskan sekali lagi materi yang
diajarkan tersebut.

3.

Suasana kegiatan belajar mengajar


Suasana kegiatanan belajar mengajarnya santai dan menyenangkan. Suasana dikelas
menjadi semangat, selain guru yang semangat dalam mengajar, guru juga sering
membangkitkan semangat siswa jika siswa jenuh dalam belajar. Cara guru dalam
membangkitkan semangat siswa yaitu menceritakan pengalamannya sewaktu masih
sekolah.

4.

Sikap guru terhadap penguasan materi siswa

Guru akan menjelaskan materi sampai dengan contoh soal. Untuk mengetes
kemampuan siswa, maka guru melontarkan pertanyaan. Jika tidak satupun siswa
yang menjawab, maka guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Jika siswa tetap tidak bisa menjawab, maka guru akan
menjelaskan materi yang dipelajari tersebut dalam bentuk contoh soal.
6.

Penerapan prinsip pembelajaran di kelas


Prinsip yang diterapkan guru di kelas yaitu prinsip umpan balik. Prinsip umpan
balik yaitu guru melontarkan pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab
pertanyaan tersebut.

7.

Pemanfatan pelajaran yang digunakan


Guru memanfatkan pembelajaran secara efektif, baik dalam penyampaian isi materi
maupun waktu pembelajaran. Selama jam pelajaran guru memanfatkan waktu untuk
menyampaikan materi sampai contoh soal, dan jika ada waktu lagi maka guru akan
memberikan latihan atau kuis.

Diposkan oleh musdalifahyusuf ypup di 07.18


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

Bagikan ke Pinterest

1 komentar:
1.
zhurayda ayda7 Oktober 2016 14.19

BAGUS SEKALI UNTUK REFRENSI TERIMA KASIH.. :)

Laporan Observasi dan Wawancara Siswa Kesulitan Belajar


LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA
KESULITAN BELAJAR
Dosen Pengampu : Chr. Argo Widiharto, S.Psi

Disusun Oleh :

Hanik Purwati
(11110027)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada saya dalam
penyusunan laporan ini. Sehingga laporan tugas Pemahaman Individu 1 dapat selesai tepat pada
waktunya. Guna memenuhi tugas.
Tujuan disusunnya laporan ini yaitu untuk mengobservasi dan mewawancarai siswa yang
kesulitan dalam belajar.
Terima kasih atas perhatiannya karna sudah membaca laporan ini. Jika ada kata dan isinya kurang
berkenan dalam laporan ini saya mohon maaf.

Semarang, Mei 2012


Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat
diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar . secara psikologis belajar dapat
diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku ( baik dalam kognitif, afektif
maupunpsikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan
secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi
pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat
sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar
dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa
sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara
belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata
pelajaran yang cocok, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana contoh penyusunan observasi siswa kesulitan belajar?
2. Bagaimana contoh penyusunan wawancara siswa kesulitan dalam belajar?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara penyusunan observasi siswa kesulitan belajar.

2. Mengetahui cara penyusunan wawancara terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Penyusunan Observasi
Tema

: Siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.

Tujuan

Mengamati perilaku siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.


Mengetahui perilaku siswa ketika belajar di rumah dan mengalami kesulitan dalam belajar.
Jenis Observasi : Observasi Sistematik
Alat Observasi

: Check List

Target Person

: Siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam belajar

Waktu

: Malam hari saat sedang belajar di rumah

Tinjauan Teori

1. Pengertian Kesulitan Belajar


Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam keadaan
dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002,
h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan
belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang
memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan
belajar.

2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal ( yang
bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a. Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi
fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi ( gizi makanan), kesehatan dan
keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas
mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca
indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi
dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang
masuk faktor psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan
suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka
kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.

Menurut W.H. Burton ( Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang mengakibatkan
kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yang bersifat
potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelainan,
lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energy untuk bekerja karena
kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal
fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2. Gangguan fisik: ( a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan ( b) gangguan
kesehatan (sakit-sakitan).
3. Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi,
maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan
(phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan ( d) ketidak
matangan emosi.

b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor social adalah
faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun
kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV,
dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin),
waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat (kualitas
gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau
fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas
bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh
siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka
berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan
belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka
berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan
belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun
kuratif.
Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai
berikut.

a. Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.


b. Cara membaca buku yang efektif.
c. Cara membuat catatan pelajaran.
d. Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e. Cara belajar kelompok.
f. Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang
memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kasus, dengan cara ( a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus
kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa
yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b. Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum
tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c. Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab ini dapat
diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari diri siswa itu
sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d. Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.
e. Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.

Rancangan Observasi:

NO.

Perilaku yang Muncul

Ya

1.

Kelihatan kebingungan

2.

Menonton TV

3.

Menangis

4.

Marah-marah sendiri

5.

Menyendiri

6.

Kurang konsentrasi

7.

Selalu cemas saat belajar

Tidak

2. Penyusunan Wawancara
Tema

: Siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.

Tujuan

Mengetahui alasan seorang anak kesulitan dalam belajar.


Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Bentuk Wawancara

: Semi terstruktur

Jenis Wawancara

: Wawancara pribadi

Target Person

: Siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Waktunya

: Malam hari saat sedang belajar di rumah.

Tinjauan Teori
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam keadaan
dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002,
h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan
belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang
memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan
belajar.

2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal ( yang
bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a. Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi
fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi ( gizi makanan), kesehatan dan
keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas
mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca
indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi
dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang
masuk faktor psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan
suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka
kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.

Menurut W.H. Burton ( Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang mengakibatkan
kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yang bersifat
potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelainan,
lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energy untuk bekerja karena
kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal
fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2. Gangguan fisik: ( a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan ( b) gangguan
kesehatan (sakit-sakitan).
3. Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi,
maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan
(phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan ( d) ketidak
matangan emosi.

b. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor social adalah
faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun
kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV,
dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin),
waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat (kualitas
gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau
fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas
bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh
siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka
berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan
belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka
berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan
belajar.
Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun
kuratif. Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut.
a. Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b. Cara membaca buku yang efektif.
c. Cara membuat catatan pelajaran.
d. Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e. Cara belajar kelompok.
f. Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang
memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
a.

Mengidentifikasi kasus, dengan cara ( a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus
kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa
yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.

b.

Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum
tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.

c.

Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab ini dapat
diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari diri siswa itu
sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

d. Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.


e.

Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.

Daftar Pertanyaan:
Daftar pertanyaan untuk menjalin rapport:
1. Malam, dik! Sedang apa,Dik?
2. Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?
3. Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?
Daftar pertanyaan inti:
1. Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami kesulitan?
2. Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi sekarang
tidak?
3. Apakah adik punya masalah dalam belajar?
4. Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
5. Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
6. Misalnya pelajaran apa?
7. Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan?

8. Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat adik
kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?
9. Gurunya Adik tidak menegur Adik?
10. Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik menegur Adik?
11. Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?
12. Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau dimarahi ayah
bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik menurun?

Laporan Wawancara
Identitas Responden

No.
1.

Nama

: Muhammad Ramadani Ariyanto

Usia

: 10 Tahun

Alamat

: Desa Bogosari, Rt/Rw. 08/01, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak

Pekerjaan

: Pelajar

Status

: -

Pertanyaan dan Jawaban


P: Malam, dik! Sedang apa,Dik?

Aspek
Aspek pribadi

J: Malam juga, Kak. Sedang belajar, Kak.


2.

P: Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?

Aspek pribadi

J: Alhamdulillah baik, Kak.


3.

P: Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?

Aspekpribadi

J: Sekolah hari ini baik-baik saja, Kak.


4.

P: Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami

Aspek pribadi

kesulitan?
J: Ya ini, Kak.
5.

P: Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan

Aspek pribadi

kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi sekarang tidak?


J: Ada, Kak.

6.

P: Apakah adik punya masalah dalam belajar?

Aspek pribadi

J: Iya, Kak
7.

P: Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?

Aspek pribadi

J: Tidak bisa mengerjakan PR.

8.

P: Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya

Aspek pribadi

menurut Adik sulit diterima Adik?


J: Pelajaran yang hitung-hitungan.

9.

P: Misalnya pelajaran apa?


J: Matematika itu, Kak. Sulit sekali.

Aspek pribadi

10.

P: Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau

Aspek pribadi

menjelaskan materinya?
J: Iya, Kak.
11.

P: Selain gurunya yang terlalu cepat dalam

Aspek pribadi

menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat


adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri
sama teman di sebelah Adik?
J: Susah sekali kalau mau berkonsentrasi. Biasanya saya
memang bicara sendiri dengan teman di sebelah saya.
12.

P: Gurunya Adik tidak menegur Adik?

Aspek pribadi

J: Selalu menegur, Kak.

13.

P: Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik menegur

Aspek pribadi

Adik?
J: ketika ditegur diam, terus mendengarkan guru.
14.

P: Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?

Aspek pribadi

J: Diulang lagi kalau gurunya tidak melihat saya, Kak.

15.

P: Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik,

Aspek pribadi

otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau dimarahi Ayah


bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik
menurun?
J: Kalau dimarahi ya didengarkan,Kak. Saya akan lebih
giat belajar lagi, Kak.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar
sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan belajar siswa itu
sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun
eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG.

Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

APORAN OBSERVASI MENGENAI MASALAH SISWA DALAM BELAJAR DI


SMK VIJAYA KUSUMA BANDUNG

LAPORAN OBSERVASI MENGENAI MASALAH SISWA D


ALAM BELAJAR DI SMK VIJAYA KUSUMA BANDUNG

MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Bimbingan
dan Konseling
Dosen Pengampu Dra. Mimin Casmini, M.Pd.

oleh:
Nurul Wahidah (1300316)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yan


g telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga ka
mi dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Laporan Obs
ervasi Mengenai Masalah Siswa Dalam Belajar di SMK Vijaya
Utama Bandung tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas matakuliah Bim
bingan dan Konseling. Dan juga kami mengucapkan terima kasi
h kepada:
1.

1. Dra. Mimin Casmini, M.Pd. selaku dosen matakuliah Bi


mbingan dan Konseling,

2.

2. Dahlan Gunawan S.Ag. selaku guru bimbingan konselin


g SMK Vijaya Utama Bandung,

3.

3. semua pihak yang tidak mungkin kamu sebutkan satu per


satu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan m
akalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan da

n kelemahan, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini dise


babkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh

sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk men
yempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.

Bandung, 10 April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.6 Metode Penyusunan
BAB II ISI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pengertian Kesulitan Belajar
2.1.3 Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
2.2 Deskripsi Data

2.2.1 Objek Penelitian


2.2.2 Waktu Penelitian
2.2.3 Data
2.3 Pembahasan
2.3.1 Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa SMK Vijaya K
usuma Bandung
2.3.2 Solusi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
SMK Vijaya Kusuma Bandung

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak siswa yang memiliki masalah dalam hal belaj
ar. Hal ini cukup meresahkan sekolah mengenai hal tersebut, kh
ususnya guru bimbingan dan konseling dalam menangani masal
ah tersebut. Berdasarkan data statistik Siswa yang mengalami k
esulitan dalam memahami belajarnya berdampak pada diri siswa
itu sendiri.
Selain itu, (Prayitno &Amti, 2008) menguatkan bahwa: laya
nan bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bim
bingan konseling yang penting diselenggarakan di sekolah.
Berdasarkan paparan tersebut, maka masalah mengenai kesulita
n siswa dalam belajar penting untuk dikaji, sehingga siswa bisa
kembali belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang
baik pula. Kesulitan belajar juga disebabkan oleh beberapa fakto
r yaitu eksternal dan internal.
Makalah ini membahas penyebab terjadinya kesulitan belajar ya
ng dialami oleh siswa SMK Vijaya Kusuma Bandung dan Solusi
untuk mengatasi masalah tersebut.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam makalah ini akan difokuskan siswa S
MK Vijaya Kusuma Bandung.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1.

1. Apakah penyebab siswa SMK Vijaya Kusuma Bandung


mengalami kesulitan dalam belajar?

2.

2. Apakah solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang di


alami oleh siswa SMK Vijaya Kusuma Bandung?

1.4 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk:

1.

1. menganalisis dan memaparkan penyebab kesulitan belaja


r yang dialami oleh siswa SMK Vijaya Kusuma Bandung,

2.

2. mengkaji dan mendeskripsikan solusi mengatasi kesulita


n belajar yang dialami oleh siswa SMK Vijaya Kusuma Ba
ndung.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan adalah:

1.

1. siswa mampu belajar dengan baik dan normal,

2.

2. guru bimbingan konseling mampu menangani siswa yan


g bermasalah dalam kesulitan belajar.

1.6 Metode Penyusunan


Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan observasi. S
tudi pustaka yang dimaksud adalah suatu pembahasan pada buku
-buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pemba
hasan maupun sebagai dasar untuk menggunakan rumus-rumus t
ertentu dalam menganalisa dan mendesain suatu struktur. Studi p
ustaka digunakan untuk memecahkan masalah yang ada, baik un
tuk menganalisa faktor-faktor dan data pendukung.

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan m


engadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam per
iode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tenta
ng hal-hal tertentu yang diamati.

BAB II
ISI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Belajar
Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian belajar ad
alah berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Sedangkan menurut para ahli yaitu Gage dan berlie
r (1983:252) dalam (Rifa'i &Anni, 2012) mendefinisikan belajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakun
ya karena hasil dari pengalaman. Kemudian menurut ahli belajar
lainnya yaitu Gagne (1977:3) dalam (Rifa'i &Anni, 2012) meny
atakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecak
apan manusia yang berlangsung selama periode tertentu, dan per
ubahan perilaku tidak berasal dari proses pertumbahan.
Berdasar ketiga teori teori tersebut, maka dapat disimpulkan b
ahwa pengertian dari belajar adalah evolusi dari seorang individ
u terhadap perilaku dan kepandaian yang disebabkan karena hasi
l dari pengalaman individu tersebut yang berlangsung dalam wa
ktu tertentu.

2.1.2 Pengertian Kesulitan Belajar


(Mulyadi, 2010)mengemukakan bahwa kesulitan belajar meru
pakan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai ad
anya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Selain itu Sudrajat mengemukakan bahwa kesulitan belajar m
empunyai pengertian yang luas seperti berikut.

1.

1. Learning disorder (ketergantungan belajar) yaitu keadaan


dimana proses belajar seseorang tergantung karena timbuln
ya respon yang bertentangan.

2.

2. Learning disabilities (ketidakmampuan belajar) yaitu keti


dakmampuan seorang siswa yang mampu mengacu pada ge
jala dimana siswa tersebut tidak mampu belajar, sehingga h
asil belajarnuya di bawah potendial intelektual.

3.

3. Learning disfunction (ketidakfungsian belajar) yaitu men


unjukkan gejala dimana proses belajar tidak berfungsi deng
an baik meskipun individu tersebut mentalnya normal dan p
sikologisnya normal.

4.

4. Underachiever (pencapaian rendah) yaitu siswa yang me


miliki tingkat potensi intelektual diatas normal tetapi presta
si belajarnya rendah.

5.

5. Slow learner (lambat belajar) yaitu siswa yang lambat da


lam proses belajar sehinggan membutuhkan waktu dibandin
gkan dengan siswa lain yang memiliki tingkat potensi intele
ktual yang sama.

Berdasarkan kedua pengertian kesulitan belajar diatas dapat di


simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kendala yan
g dihadapi oleh siswa dalam belajarnya yang disebabkan oleh be
rbagai hal baik disebabkan oleh psikologisnya maupun tingkat p
otensi intelektualnya.
2.1.3 Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Para ahli dalam mengemukkan pendapat mengenai faktor pen
ghambat kesulitan belajar itu berbeda-beda pandangan. Menurut
Siegel dan Gold (1982) dalam (Hallahan, P. Daniel, &James, 19
91) mengemukakan bahwa kesulitan belajar disebabkan oleh ket
idakberfungsinya sistem saraf. Hal tersebut terjadi disebabkan ol
eh beberapa sebab diantaranya:

1.

1. cedera otak pada masa perkembangan otak,

2.

2. ketidakseimbangan zat kimiawi di dalam otak,

3.

3. gangguan perkembangan saraf, dan

4.

4. kelambatan proses perkembangan individu.

Sedangkan menurut (Hallahan, P. Daniel, &James, 1991) men


gemukakan 3 (tiga) faktor penyebab kesulitan belajar yaitu:
1.

1. faktor organis atau biologis (ketidakfungsian saraf),

2.

2. faktor genetis(keturunan), dan

3.

3. faktor lingkungan.

Kemudian para ahli lainnya yaitu (Kirk, A. Samuel, &Gallag


her, 1989) menyatakan bahwa penyebab kesulitan belajar diseba
bkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.

1. kondisi fisik,

2.

2. faktor lingkungan,

3.

3. faktor motivasi dan afeksi (perasaan), dan

4.

4. kondisi psikologis.

Dari ketiga pendapat dari ahli tersebut, penyebab kesulitan bel


ajar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keadaan fisik dari seo
rang siswa yang kurang baik, faktor lingkungan yang kurang me
ndukung siswa dalam proses belajar, kurangnya motivasi yang b
isa membangun semangat siswa, dan keadaan psikologis siswa y
ang terganggu yang menghambat siswa untuk belajar.
2.2 Deskripsi Data
2.2.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam observasi adalah siswa SMK Vijaya Kus
uma Bandung dan guru bimbingan konseling.

2.2.2 Waktu Penelitian


Observasi dilakukan pada 8 April 2014 dengan waktu yang fleks
ibel.

2.2.3 Data
Data observasi dapat dilihat pada data berikut ini.
Data Observasi

Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Pacaran yang mengganggu proses belajar


Terlambat hadir di sekolah.
Tidak memperhatikan guru ketika mengajar.
Suka mengobrol ketika sedang diterangkan oleh guru.
Masalah rumah dibawa ke sekolah.
Lambat memahami pelajaran karena terbelakangnya mental
.
Kekurangan biaya sekolah yang membuat siswa terbebani.
Adanya diskriminasi setiap siswa.

Solusi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pemberian motivasi dan saran yang terbaik dan di bantu ole


h kedua orang tua untuk mengatasi masalah tersebut.
Ditanyai alasan mengapa terlambat sekolah dan diberi sank
si sesuai peraturan yang dibuat.
Dipanggil dan ditanyai alasan mengapa tidak memperhatika
n guru dan diberi motivasi belajar.
Dipanggil dan ditanyai alasan mengapa mengobrol ketika d
iterangkan dan diberi motivasi belajar.
Orang tua dipanggil dan ditanyai sebabnya dan memberika
n solusinya, dan siswa diberi motivasi agar lebih giat belaja
r lagi.
Diberi motivasi dan kebiasaan-kebiasaan supaya siswa ters
ebut mulai terbiasa dengan belajar.

7.

8.

Ditawarkan beasiswa untuk membantu proses belajar dan d


iberi pengarahan yang baik, supaya siswa tidak terbebani ol
eh biaya sekolah
Diberi pengarahan bahwa di sekolah ini tidak ada perbedaa
n antara kaya dan miskin, pandai dan bodoh, artinya semua
sama yaitu siswa SMK Vijaya Kusuma yang cerdas dan ma
ju.

2.3 Pembahasan
2.3.1 Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa SMK Vijaya K
usuma Bandung

1.

1. Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terb


atas.

2.

2. Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kerusakan s


usunan dan fungsi otak.

3.

3. Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan


dan lingkungan sekitar yang suka diskriminasi.

4.

4. Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak bai


k dan kurangnya dukungan belajar dari orang tua.

5.

5. Faktor ekonomi, seperti kekurangan biaya sekolah sehin


gga siswa merasa terbebani.

2.3.2 Solusi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa


SMK Vijaya Kusuma Bandung

1.

1. Setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelay


anan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kema
mpuan, kecerdasan, bakat dan minatnya.

2.

2. Adanya perbedaan-perbedaan kemampuan, kecerdasan, b


akat, minat dan latar belakang fisik serta sosial masingmasing siswa, maka kemajuan siswa dalam satu kelas mun
gkin tidak sama. Ada siswa yang cepat dan ada yang lamba
t.

3.

3. Sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberikan ke


sempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kemamp
uan sendiri. Pada waktu diadakan evaluasi akan nampak ad
anya sejumlah siswa yang belum berhasil mencapai pengua
saan materi seperti yang diharapkan.

4.

4. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas, para guru dan


konselor perlu diperlengkapi dengan pengetahuan, sikap, ke
terampilan dalam hubungannya dengan pengidentifikasian
kesulitan belajar, sebab-sebabnya dan pelayanan remidial.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa p
enyebab kesulitan belajar dipengaruhi beberapa faktor yaitu kea
daan fisik yang kurang baik, faktor psikologisnya yang tergangg
u, keadaan sekitar lingkungan yang kurang baik berpengaruh pa
da siswa, dan kurangnya motivasi siswa dalam belajar.
Selain itu siswa memerlukan bimbingan mengenai masalah b
elajarnya dengan guru konselingnya. Langkah yang dilakukan ol
eh guru konseling adalah call them approach yaitu memanggil si
swa untuk diwawancarai tentang masalah yang menghambat pro
ses belajar, maintain good relations yaitu membuat hubungan ya
ng baik dengan siswa, dan developing a desire for counselings y
aitu proses konseling secara intensif.

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah:

1.

1. dalam pelaksaan bimbingan konseling di sekolah, guru B


K harus bisa mengetahui kesulitan belajar yang terjadi pada
diri siswa dan mampu memberikan solusi terhadap masalah
tersebut.

2.

2. kita sebagai mahasiswa jurusan pendidikan yang nantiny


a akan menjadi guru dan mengajar siswa, harus lebih bisa
memahami dan mempelajari bimbingan belajar, karena nant
inya akan turun kelapangan dan akan menemukan siswa ya
ng belajarnya mengalami masalah atau kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA

Hallahan, P. Daniel, &James, K. (1991). Excetional Children : Intro
duction to Special Education, (Fifth ed.). New Jersey: Prentice
Hall Internatinal,Inc.
Kirk, A. Samuel, &Gallagher, J. (1989). Educating Exceptional Chil
dren. Boston: Houghton Mifflin Company.
Mulyadi. (2010). Diagnostik Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhad
ap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Prayitno, &Amti, E. (2008). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
. Jakarta: Rineka Cipta.

Rifa'i, A., &Anni, C. T. (2012). Psikologi Pendidikan. Semarang: U


NNES PRESS.

You might also like