Professional Documents
Culture Documents
Abstract.
Place of raising animals is a place that produces waste in the form of feces, urine, and water
washing. One of the potential waste to be used is cow urine. The content of urine has the
potential to be used as fertilizer. Fertilizers that are potentially to be made is a liquid organic
fertilizer. One technique of liquid organic fertilizer is a fermentation technique. The media used
is a bacterial activator Agri Simba with the addition of Molasse. In this study, used four
variations of cow urine taken from areas representing the upstream-downstream regions,
namely Dhusun Thekelan, Desa Sumur Jurang, Jatibarang and Desa Tambak Mulyo to know
the nutrients in each of the urine. In addition to determine the effect of long fermentation on the
content of macro nutrients found in urine is used each time variation of 0, 3, 6, 9, 12, and 15
days. The results obtained in the initial content of urine has the potential to be used as liquid
organic fertilizer. Long fermentation affect the increased element of Nitrogen, Phosphorus and
Kalium, but resulted in a decrease in C-organic elements. Improved elements nitrogen,
phosphorus, and kaium vary in each type of urine, which is about the optimum time of
fermentation. While the best fertilizer to use is an organic liquid fertilizer from fermented cow
urine coming from the Desa Tambak Mulyo which have C / N ratio is lowest.
Key words: Liquid Organic Fertilizer, cow urine, Elements of macro nutrients, the optimum
fermentation time.
1
disentri dan diare pada ternak itu sendiri, Pemberian Kalium memperkuat tanaman
juga pada manusia yang berada di sekitar sehingga daun, bunga, dan buah tidak
peternakan tersebut. mudah mudah gugur. Selain itu, kalium juga
membuat tanaman tahan terhadap
kekeringan dan penyakit (Setiawan, 1998).
Tinjauan Pustaka
Pupuk Cair Organik merupakan zat
ditambahkan pada media tanam atau bahan-bahan organik dan berwujud cair.
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus
yang diperlukan tanaman sehingga mampu yaitu bahan organik basah atau bahan
berproduksi dengan baik. Menurut Setiawan organik yang mempunyai kandungan air
(1998) dalam pembuatan pupuk hal yang tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa
wajib diperhatikan adalah nilai unsur sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit
haranya. Unsur hara yang paling dibutuhkan jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar
oleh tanaman antara lain unsur Nitrogen kandungan selulosa maka proses
(N), fosfor (P), dan kalium (K). ketiga unsur penguraian oleh bakteri akan semakin
tanaman.
Unsur nitrogen (N) terutama Urine merupakan salah satu limbah
batang, cabang, dan daun. (Setiawan, daerah ginjal setelah dieliminasi dari tubuh
1998). Menurut Riadi (2007) sumber melalui saluran kencing (urineary) dan
fermentasi. Mikroorganisme akan mampu tubuh (urea, asam urat, dan keratin)serta
tumbuh dengan cepat dengan adanya unsur 90 % urine terdiri dari air.Urine yang
Unsur fosfor (P) bagi tanaman Banyaknya feces dan urine yang dihasilkan
lebih banyak berfungsi untuk merangsang adalah sebesar 10% dari berat ternak,
pertumbuhan akar, khususnya akar sedangkan rasio feces dan urine yang
tanaman muda. Berbagai jenis protein dihasilkan ternak adalah babi 1,2 :1 (55%
tertentu memerlukan unsur fosfor sebagai feces,45% urine), sapi potong 2,4 :1 (71%
bahan mentahnya. Fosfor juga berfungsi feces, 29% urine), domba 1:1 (50% feces,
untuk membantu asimilasi dan pernafasan, 50 % urine), dan sapi perah 2,2 :1 (69%
pemasakan biji dan buah (Setiawan, 1998). Strauch 1982). Jumlah kandungan urine
2
Tabel. 1 Kandungan unsure hara memungkinkan jasad renik ini mampu
dan jumlah ekskresi harian urine dari melakukan fotosintesis. Bakteri fiksatif,
berbagai jenis ternak.
adalah golongan bakteri yang mampu
menambat nitogen bebas dari udara (N2),
dapat secara soliter ataupun bersimbiosis
dengan tumbuhan sehingga mikroba ini
membantu menjaga persediaan Nitrogen
dalam tanah yang sangat diperlukan sebgai
hara tanaman. Bakteri oksidatif, bersifat
autotrof yang mampu menghasilkan energi
melalui oksidasi senyawa-senyawa
Belerang (S), Besi (Fe), dan Mangan (Mn).
Urine yang dihasilkan ternak sebagai
hasil metabolisme mempunyai nilai yang Pengomposan termasuk kedalam
sangat bermanfaat yaitu (a) kadar N dan K pengolahan secara biologis, yaitu proses
yang sangat tinggi, (b) urine mudah di yang mengikut sertakan aktivitas dari
serap tanaman dan (c) urine mengandung enzim dan kemampuan mikroorganisme
(1994), kandungan unsur hara urine yang kehadirannya, baik senyawa berbahaya
3
Pertumbuhan mikroba merupakan tumbuhnya seperti kandungan nutrien ,
fungsi waktu, namun tidak selalu signifikan kondisi lingkungan termasuk suhu dan pH.
tergantung dari fase yang dialami oleh d. Fase pertumbuhan lambat
mikroba pengurai. Pertumbuhan dapat Pada fase ini pertumbuhan mikroba
didefinisikan sebagai pertambahan yang diperlambat karena beberapa sebab:
teratur dari semua komponen dalam sel Zat nutrisi didalam medium sangat
hidup. Ukuran sel tergantung dari berkurang
kecepatan pertumbuhan semakin baik zat Adanya hasil metabolisme yang
nutrisi semakin besar. Kurva pertumbuhan mungkin beracun atau dapat
mikroba dalam suatu kultur mempunyai menghambat pertumbuhan mikroba.
kurva seperti disajikan pada gambar 1 Pada fase ini jumlah populasi masih
sebagai berikut sedikit naik, karena jumlah sel yang
tumbuh masih lebih banyak dari
jumlah sel yang mati.
e. Fase Statis
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap
karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran dari
sel pada fase ini menjadi kecil kecil
karena sel tetap membelah meskipun
Gambar 1 Hubungan Waktu Fermentasi
kandungan nutrisi sudah habis. ( Stanbury
dengan Konsentrasi Biomassa
dan Whitaker, 1984 dalam Hargono et
a. Fasa Adaptasi
al..,2004)
Jika mikroba dipindahkan kedalam suatu
media, mula mula akan mengalami fasa
Metodologi Penelitian
adaptasi untuk menyesuaikan dengan
Tujuan Operasional Penelitian
kondisi lingkungan disekitarnya. Lamanya
Tujuan operasional penelitian ini
fase adaptasi ini dipengaruhi oleh
digunakan untuk mempermudah
beberapa faktor, diantaranya :
penyampaian tujuan penelitian. Tujuan
Medium dan lingkungan pertumbuhan
operasional ini menerangkan secara
Jumlah inokulum lengkap tujuan penelitian dan membimbing
b. Fase pertumbuhan awal langkah kerja selanjutnya. Tujuan
Setelah mengalami fase adaptasi, mikroba operasional dari penelitian ini adalah:
mulai membelah dengan kecepatan rendah
karena baru mulai menyesuaikan diri. 1. Mengetahui variasi tempat
4
3. Mengetahui perubahan perubahan
suhu dan pH dari masing masing
media fermentasi yang terjadi sesuai
variasi waktu.
4. Mengetahui hasil pupuk
organik cair dari proses fermentasi.
Hasil yang diperoleh dilakukan uji
laboratorium terhadap unsur hara
pupuk antara lain: C- organik ,
nitrogen (N), fosfor (F), dan kalium (K).
5. Mengetahui pengaruh lama
proses fermentasi dengan kandungan
unsur hara makro (N,P,K dam C-
organik)
6. Mengetahui apakah
kandungan Nitrogen (N), Fosfor (F)
dan Kalium (K) pupuk organik cair
yang dihasilkan dari tempat urine yang
berbeda akan berbeda pula.
5
Gambar 4 Pengaruh lama fermentasi
terhadap C-organik urine dari Jatibarang
6
4
C-Organik (%) 2
fermentasi0 kontrol
0 3 6 9 12 15
Lama Fermentasi (hari)
Tabel 2 Perbandingan Kualitas Urine
Sapi dari beberapa tempat dengan
Persyaratan Teknis Pupuk Organik Cair
Gambar 5 Pengaruh lama fermentasi
terhadap C-organik urine dari Tambak
Sedangkan pengaruh variasi lama waktu
Mulyo
fermentasi terhadap C-organik yang
Pada gambar 2,3,4,dan 5 terlihat
dihasilkan, pada masing-masing jenis urine
bahwa pengaruh lama fermentasi terhadap
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
kandungan unsure hara C-organik pada
6
fermentasi. Menurut Stanbury dan 1.5
Whitaker, 1984 dalam Hargono et al.,2004, 1
fase fermentasi terbagi atas fase adaptasi, Nitrogen (%) 0.5
pertumbuhan awal, logaritmik, lambat dan fermentasi kontrol
0
statis. 0 3 6 9 12 15
Sedangkan pengaruh variasi lama lama fermentasi (hari)
waktu fermentasi terhadap kandungan
nitrogen yang dihasilkan, pada masing- Gambar 9 Pengaruh lama fermentasi
masing jenis urine dapat dilihat pada grafik terhadap Nitrogen urine dari Tambak Mulyo
dibawah ini:
Pada gambar 6, 7, 8,dan 9 terlihat
1.5 bahwa pengaruh lama fermentasi tehadap
1 kandungan unsure nitrogen pada pupuk
Nitrogen (%) 0.5
fermentasi organik cair menunjukan kecenderungan
0
kontrol meningkat. Untuk pupuk fermentasi
7
nitrogen dari 0.18% menjadi 0.7%, dan Gambar 10 Pengaruh lama fermentasi
memungkinkan terjadi peningkatan lagi terhadap Fosfor urine dari Dhusun
setelah fermentasi selama 15 hari. Thekelan
Sedangkan untuk media kontrolnya terjadi
peningkatan unsure nitrgen dari 0.18% 0.3
0.2
menjadi 0.22%. Untuk urine dari desa
fosfor (%) 0.1
Tambak Mulyo, terlihat pada gambar 9 0
fermentasi kontrol
terjadi peningkatan unsure nitrogen dari 0 3 6 9 12 15
0.26% menjadi 1.02% dan media Lama fermentasi (hari)
kontrolnya dari 0.24% menjadi 0.33%.
Pada media fermentasi terjadi penurunan
Gambar 11 Pengaruh lama fermentasi
kandungan nitrogen pada hari ke 15,
terhadap Fosfor urine dari Sumur Jurang
sehingga waktu optimum untuk fermentasi
urine ini yaitu selama 12 hari. 0.2
0.1
Penurunan kadar nitrogen setelah Fosfor (%)
hari optimum di sebabkan oleh nutrisi dari 0
Fermentasi Kontrol
0 3 6 9 12 15
mikroba telah berkurang, atau terjadinya
Lama Fermentasi (hari)
metabolisme yang beracun. Fase ini di
sebut dengan fase pertumbuhan lambat,
aktivitas mikroba sudah mulai berkurang Gambar 12 Pengaruh lama fermentasi
akibat kurangnya nutrisi atau dihasilkanya terhadap Fosfor urine dari Jatibarang
metabolisme yang beracun (Stanbury dan
0.15
Whitaker ,dalam hargono et.al 2004). Hal 0.1
ini baru terjadi pada urine yang berasal dari Fosfor (%) 0.05
Desa Sumur Jurang dan Desa Tambak 0
fermentasi kontrol
0 3 6 9 12 15
Mulyo.
lama fermentasi (hari)
Sedangkan pengaruh variasi lama
waktu fermentasi terhadap fosfor yang
Gambar 13 Pengaruh lama fermentasi
dihasilkan, pada masing-masing jenis urine
terhadap Fosfor urine dari Jatibarang
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Pada penelitian ini hanya dilakukan
0.4 dengan variasi waktu terlama yaitu 15 hari.
Masing-masing urine masih menjukan
0.2
Fosfor (%) kecenderungan untuk meningkat setelah
fermentasi
0 kontrol
fermentasi selama 15 hari. Sehingga
0 3 6 9 12 15
waktu yang optimum pada fermentasi ini
Lama fermentasi (hari)
belum diketahui. Dilihat dari gambar 10, 11,
12 dan 13 memperlihatkan grafik
peningkatan yang berbeda-beda. Pada
8
gambar 10, 11 dan 12 terdapat kesamaan 1.4
yaitu peningkatan fosfor masih dapat terjadi 1.2
Kalium (%)
untuk urine yang berasal dari Dhusun 1
fermentasi kontrol
Thekelan, Desa Sumur Jurang, dan 0 3 6 9 12 15
Jatibarang. Sedangkan untuk urine yang Lama fermentasi (hari)
berasal dari Desa Tambak Mulyo
menunjukan kecenderungan menurun
Gambar 15 Pengaruh lama fermentasi
setelah fermentasi selama 15 hari, hal ini terhadap Kalium urine dari Sumur Jurang
dapat dilihat pada gambar 13.
1
Sedangkan pada media kontrol
Kalium (%) 0.5
masing masing urine sapi cenderung 0
fermentasi kontrol
mengalami penurunan terhadap pengaruh 0 3 6 9 12 15
9
hari fermentasi untuk urine sapi dari Dusun berdasarkan penambahan variasi
Thekelan. Pada gambar 15 terlihat bahwa lama waktu fermentasi adalah
kandungan urine dari Desa Sumur Jurang
sebagai berikut:
mengalami penurunan pada lama
fermentasi 6 hari dan selanjutnya
meningkat sampai hari ke-12 . Pada
gambar 16 menujukan peningkatan Tabel 4 pengaruh lama fermentasi
kandungan kalium hingga waktu fermentasi terhadap kandungan unsure hara makro
15 hari. Melihat kecenderungan tersebut, urine dari Dhusun Thekelan
kandungan kalium pada urine sapi dari
Jatibarang, masih memungkinkan
terjadinya peningkatan setelah lama
fermentasi 15 hari. Pada gambar 17
menunjukan peningkatan kandungan
kalium pada urine sapi dari Desa Tambak
Mulyo sampai lama fermentasi 12 hari,
setelah itu terjadi penurunan kandungan
kalium pada hari ke 15. Jadi dapat
disimpulkan bahwa lama fermentasi
optimum untuk kadar kalium pada urine
dari Desa Tambak Mulyo terjadi pada lama
fermentasi 12 hari.
Sedangkan lama waktu fermentasi
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap unsure kalium dalam media
control masing-masing urine. Secara
keseluruhan kandungan kalium pada media
kontrol masing-masing urine dari tempat
sampling yang berbeda lebih rendah
dibandingkan media fermentasi yaitu Tabel 5 pengaruh lama fermentasi
dengan penambahan Agri Simba dan terhadap kandungan unsure hara makro
molasse. urine dari Desa Sumur Jurang.
Kesimpulan
10
3. Lama waktu fermentasi mempengaruhi
kandungan C-organik, nitrogen, fosfor,
dan kalium pada masing-masing urine.
Pada unsur nitrogen, fosfor, dan
kalium, terjadi peningkatan tetapi pada
unsur C-organik terjadi penurunan.
Tabel 6 pengaruh lama fermentasi
terhadap kandungan unsure hara makro Peningkatan unsur nitrogen, fosfor,
urine dari Jatibarang dan kalium pada masing-masing urine
mempunyai perbedaan mengenai lama
waktu optimum fermentasi.
Saran
Daftar Pustaka
11
Djuarnani & Setiawan. 2005. Cara Cepat Pertanian. PT Mitratani Mandiri
Membuat Kompos. Agromedia Perdana. Jakarta.
Pustaka: Jakarta.
Oman.2003. Kandungan Nitrogen (N)
Endah Purwanti, Tri Martinsari, Yuniar Pupuk Organik Cair Dari Hasil
Wijayanti W. 2010. Optimalisasi Penambahan Urine Pada
Fermentasi Urine Sapi dengan Limbah (Sluge) Keluaran
Aditif Tetes Tebu (Mollases) Instalasi Gas Bio dengan
untuk Menghasilkan Pupuk Masukan Feces Sapi.
Organik Cair Yang Berkualitas IPB:Bogor.
Tinggi. Universitas Negeri
Retno Tri Widyastuti.2011. Pengaruh
Malang: Malang
Variasi Kuantitas Bekatul
Hargono dan C. Sri Budiyati. Pengaruh terhadap Unsur Hara Makro
Waktu Fermentasi dan Pupuk Organik Cair dari
Penambahan Aktivator BMF Fermentasi Limbah Isi Rumen
Biofad Terhadap Kualitas Pupuk Sapi (Studi Kasus : RPH Kota
organik. Teknik Kimia Undip: Semarang). Teknik Lingkungan
Semarang. Undip: Semarang
IM.S. Negara, Simpen, Arsa, Diantariani Saiful Ridlo.2004. Kompos Organik dengan
dan Miwada.2007. Teknik Perombak Agri Simba dan
Penampunga dan Fermentasi Pengaruhnya Terhadap Kacang
Air Kencing Sapi Bali di Desa Tanah.UNES:Semarang.
Dauh Yeh Cani, Badung
Simanungkalit, R.D.M. dkk.2006.Pupuk
Menjadi Pupuk Organik Ramah
Organik dan Pupuk Hayati.
Lingkungan. Universitas
Balai Besar Penelitian dan
Udayana: Bali.
Pengembangan Sumberdaya
Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Lahan Pertanian, Bogor.
Penggunaan Pupuk. Penebar
Sri Ambardini.2009. Efektifitas Agri Simba
Swadaya. Jakarta
dengan Dosis Berbeda
Nengsih. 2002. Penggunaan EM4 dan GT Terhadap Produksi Tomat.
1000-WTA dalam pembuatan
Yuyun Luluk Rofiqoh dan Eddy Setiadi
Pupuk Organik cair dan Padat
Soedjono. 2001. Studi Potensi
dari isi Rumen Limbah RPH.
Urine Manusia Hasil
IPB: Bogor
Composting Toilet dalam Sistem
Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Ecological Sanitation (Ecosan).
Makalah Pada Kursus Singkat Jurusan Teknik Lingkungan ITS:
Surabaya.
12