Professional Documents
Culture Documents
PESISIR TANGERANG
110
Anna Rejeki Simbolon: Pencemaran Bahan Organik Dan Eutrofikasi Di Perairan Cituis, Pesisir Tangerang
112
Anna Rejeki Simbolon: Pencemaran Bahan Organik Dan Eutrofikasi Di Perairan Cituis, Pesisir Tangerang
Mean Bakumutu
Bakumutu,
BOD5, 20
Bakumutu, DO,
10
Mean, DO, 7.89
Bakumutu, Bakumutu, Bakumutu, Bakumutu,
NH3, 0.3 NO3, 0.008 NO2, 0 PO4-3, 0.015
Mean, NH3, Mean, NO3, Mean, NO2, Mean, PO4-3, Mean, BOD5,
0.1522 0.075 0.013 0.1352 1.808
Amonia (NH3) merupakan salah satu antara 0,09 - 0,32 mg/l dengan rata-rata
nitrogen anorganik yang larut dalam air 0,15 0,09 mg/l (Tabel 2). Sementara itu
(Connel dan Miller, 1995). Senyawa ini bakumutu kandungan NH3 yang ditetapkan
berasal dari nitrogen yang menjadi NH4 pemerintah berdasarkan Kepmen-LH No.
pada pH rendah dan disebut amonium. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut
Amonia dalam air permukaan berasal dari baku mutu untuk biota laut sebesar 0,3
air seni dan tinja, juga dari oksidasi zat mg/l (Tabel 3). Hal tersebut menunjukan
organik secara mikrobiologis yang berasal kandungan ammonia di Perairan Cituis
dari air alam atau air buangan industri dan masih sesuai dengan baku mutu yang
aktivitas masyarakat. Ammonia merupakan ditetapkan. Grafik perbadingan kadar
salah satu parameter pencemaran organik ammonia dengan bakumutunya disajikan
di perairan yang dihasilkan melalui proses pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan
pembusukan bahan-bahan organik rata-rata kandungan ammonia masih
(eutrofikasi) secara anaerobik oleh berada dibawah bakumutu. Welch (1980)
mikroba (Linsley, 1991). Kandungan menyatakan bahwa kandungan amonia < 1
ammonia yang tinggi pada suatu perairan mg/l tidak akan mengganggu kehidupan
akan menyebabkan warna air menjadi organisme perairan.
keruh dan menghasilkan bau yang tidak Phospat (PO) terdapat dalam
yang tidak sedap (Erari et al., 2012). perairan alami dalam jumlah yang sangat
Kandungan ammonia (NH3) yang sedikit dan berperan sebagai senyawa
diperoleh selama pengamatan berkisar mineral dan senyawa organik, bila
113
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
jumlahnya meningkat akan berbahaya bagi pospat di wilayah ini. Selain itu Perairan
biota aquatik yang hidup dalam perairan Cituis merupakan muara dari Sungai
tersebut (Jenie BSL, 1993). Secara alami Cisadane yang melintasi Kota Tangerang
lingkungan perairan memiliki kadar sehingga aktivitas industri dan pemukiman
phospat 10 % dan 90 % sisanya bersumber yang berada di sepanjang wilayah Kota
dari aktifitas manusia seperti, buangan Tangerang akan masuk ke perairan ini.
limbah industri, domestik, dan kegiatan Pada tahun 2012 setidaknya terdapat 17
lainnya. Bila kadar phospat di dalam industri galangan kapal yang tidak berijin
perairan tinggi akan menyebabkan masalah mengeluarkan limbahnya ke anak Sungai
eutrofikasi (Dewi, 2003). Fosfat Cisadane dan bermuara ke Perairan Cituis.
merupakan nutrisi yang esensial bagi Hasil pantauan JPI tahun 2008, industri
pertumbuhan suatu organisme perairan, tekstil, logam, kertas, dan pengolahan
namun tingginya konsentrasi fosfat di pembungkus makanan (plastik) membuang
perairan mengindikasikan adanya zat limbahnya di sepanjang aliran Sungai
pencemar. Senyawa fosfat umumnya Cirarab (Joniansyah, 2012). Masuknya
berasal dari limbah industri, pupuk, limbah berbagai limbah industri tersebut baik di
domestik dan penguraian bahan organik sepanjang anak Sungai Cisadane dan
lainnya. Sungai Cirarab tentunya akan semakin
Kadar phospat (PO4) yang diukur meningkatkan kandungan pospat di
selama penelitian berkisar antara 0,02 Perairan Cituis.
0,19 mg/l dengan rata-rata 0,14 0,07 Kandungan nitrat dalam air di Perairan
mg/l (Tabel 2). Nilai tersebut telah Cituis berkisar antara 0,06 -0,09 mg/l
melewati baku mutu yang ditetapkan dengan rata-rata 0,07 0,01 mg/l.
pemerintah yakni sebesar 0,15 mg/l (Tabel Sementara itu, baku mutu yang ditetapkan
3). Tingginya kadar pospat di Perairan oleh KepMen-Lh no 51 tahun 2004 untuk
Cituis diduga berasal dari aktivitas indsutri baku mutu nitrat bagi biota air adalah
dan permukiman yanga ada di sepanjang 0,008 mg/l. Berdasarkan nilai tersebut,
aliran Sungai Cirarab, yang bermuara maka kandungan nitrat di Perairan Citius
langsung ke Perairan Cituis. Wilayah telah melewati baku mutu yang ditetapkan.
Perairan Cituis merupakan wilayah timur Nitrat di perairan merupakan makro
pesisir Tangerang yang berbatasan nutrien yang mengontrol produktivitas
langsung dengan pemukiman kota primer di daerah eufotik. Kadar nitrat di
Tangerang dan DKI Jakarta sehingga perairan sangat dipengaruhi oleh asupan
peningkatan aktivitas pemukiman dan nitrat dari badan sungai. Sumber utama
industri semakin meningkatkan kadar nitrat berasal dari buangan rumah tangga
114
Anna Rejeki Simbolon: Pencemaran Bahan Organik Dan Eutrofikasi Di Perairan Cituis, Pesisir Tangerang
dan pertanian termasuk kotoran hewan dan netral (pH 78) dan basa (pH>9). Nilai pH
manusia (Makmur et al., 2012). Tingginya yang diperoleh selama pengukuran
kadar nitrat di Perairan Cituis diduga menunjukkan nilai variasi yang tidak
berasal dari aktivitas tempat pelelangan terlalu besar (Tabel 2). Kisaran pH yang
ikan (TPI) dan pelabuhan pendaratan ikan diperoleh di Perairan Cituis berkisar antara
(PPI) di Muara Cituis. Limbah hasil 8 8.39 dengan ratarata 8.300.11.
perikanan akan masuk ke perairan dan Berdasarkan Kepmen-LH No. 51 Tahun
menjadi sumber nitrat di perairan Cituis. 2004 tentang baku mutu air laut baku mutu
Tingginya kadar nitrat di Perairan Cituis pH untuk biota laut berkisar 7-8.5. Hal
dikhawatirkan akan menyebabkan tersebut menunjukkan kisaran pH di
terjadinya eutrofikasi di perairan ini. Perairan Cituis masih sesuai dengan baku
Kadar nitrit yang diperoleh selama mutu untuk biota air. Menurut Pennak
penelitian berkisar antara 0,001-0,02 mg/l (1978) nilai pH yang mendukung
dengan rata-rata 0,0140,01 mg/l. kehidupan Moluska berkisar antara 5.7
Kandungan nitrit belum diatur dalam baku 8.4. Nilai pH<5 dan > 9 menciptakan
mutu air laut dikarenakan sifatnya tidak kondisi yang tidak menguntungkan bagi
stabil dalam air laut. Nitrit di perairan kebanyakan organisme makrobenthos
biasanya ditemukan dalam jumlah sedikit (Hynes, 1978). Menurut Pescod (1973) pH
karena bersifat tidak stabil. Senyawa nitrit suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa
yang terdapat di perairan merupakan hasil faktor antara lain oleh suhu, salinitas,
reduksi senyawa nitrat atau oksidasi aktivitas fotosintensis, respirasi serta
amonia oleh mikroorganisme dan berasal proses bio-degradasi bahan organik.
dari hasil ekskresi fitoplankton (Makmur et Dissolved oxygen (DO) atau oksigen
al., 2012). terlarut diperlukan untuk menguraikan
Nilai pH perairan merupakan salah bahan organik di perairan. Semakin tinggi
satu parameter yang penting dalam tingkat kandungan bahan organik semakin
pemantauan status perairan. Nilai pH berkurang kandungan oksigen dalam air.
yang ideal untuk kehidupan organisme air Menurut Sunu (2001), oksigen terlarut
pada umumnya antara 7 sampai 8.5. Nilai minimum sebesar 5 mg/l dibutuhkan untuk
pH mempengaruhi toksisitas senyawa dapat mempertahankan kehidupan di air.
kimia, sebagian besar biota akuatik sensitif Berdasarkan hasil pengukuran nilai
terhadap perubahan pH (Effendi 2003). oksigen terlarut (DO) yang dilakukan
Derajat keasaman (pH) merupakan selama penelitian, menunjukkan bahwa
pencerminan keberadaan ion H+ di suatu kadar oksigen terlarut berada pada kisaran
perairan sehingga menjadi asam (pH<4), antara 6,7 mg/l 9,2 mg/l dengan rata-rata
115
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
7,89 1,25 mg/l. Besarnya kandungan ikan yang berada di pinggir Muara Cituis.
oksigen terlarut sangat dipengaruhi oleh Nilai BOD5 yang masih sesuai dengan
laju fotosintesis, respirasi, suhu, salinitas, baku mutu menunjukkan bahwa secara
penetrasi cahaya, kuat arus dan jumlah umum aktivitas penguraian bahan organik
bahan organik yang terdapat diperairan oleh mikroorganisme pada masing-masing
(Odum, 1996). Perbadingan kandungan lokasi pengamatan sangat rendah. Hal
oksigen dengan bakumutunya disajikan tersebut diduga karena jumlah bahan
pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukan organik yang dapat diuraikan oleh
bahwa konsentrasi oksigen terlarut masih mikroorganisme pada saat pengamatan
sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan rendah. Kadar BOD5 belum menunjukkan
kepmen-LH No. 51 Tahun 2004 tentang hasil keseluruan bahan organik, karena
baku mutu air laut untuk biota laut yang BOD5 hanya menunjukkan kadar bahan
ditetapkan yakni nilai DO sebesar > 5 organik yang mampu diuraikan oleh
mg/l. Hal tersebut menunjukkan bahwa mikroorganisme. Kadar BOD5 suatu
nilai DO di Perairan Cituis masih baik dan perairan dipengaruhi oleh suhu,
sesuai untuk kehidupan biota air. kelimpahan plankton, keberadaan mikroba,
Biological oxigen demand (BOD5) serta jenis dan kandungan bahan organik
merupakan gambaran kadar bahan organik dalam perairan tersebut.
yang dapat dioksidasi oleh mikroba aerob Keadaan eutrofikasi yang terlalu lama akan
menjadi karbondioksida dan air (Davis dan mengganggu kondisi perairan khususnya
Cornwell, 1991). Nilai BOD5 yang tinggi terjadinya kondisi blooming algae. Kadar
akan menurunkan ketersediaan oksigen nitrat dan pospat yang tinggi akan
terlarut dalam air karena terpakai dalam menyebabkan meningkatnya jumlah jenis
proses oksidasi bahan organik yang dapat dan kelimpahan fitoplankton (umunya dari
diuraikan oleh mikroorganisme. Hasil jenis alga diatom) tertentu dan
pengukuran BOD5 selama penelitian dapat pertumbuhan tumbuhan air yang terlalu
dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, tinggi. Jenis tumbuhan yang umumnya
kandungan BOD5 yang diperoleh berkisar terjadinya pada perairan eutrofikasi adalah
antara 0,95-2,61 mg/l dengan rata-rata eceng gondok. Tingginya pertumbuhan ini
1,810,68 mg/l. Hasil tersebut masih akan menutup cakupan perairan sehingga
sesuai dengan baku mutu berdasarkan penetrasi cahaya yang masuk ke perairan
Kepmen LH No.51 tahun 2004 yaitu akan berkurang. Kondisi ini akan
sebesar 20 mg/l (Tabel 3). Kandungan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen
bahan organik di Perairan Cituis diduga terlarut dalam perairan Sementara itu,
berasal dari aktivitas pelabuhan pendaratan kandungan ammonia yang tinggi akan
116
Anna Rejeki Simbolon: Pencemaran Bahan Organik Dan Eutrofikasi Di Perairan Cituis, Pesisir Tangerang
menghasilkan senyawa toksik yang akan Tingginya kandungan nitrat dan pospat di
menganggu kehidupan biota air. Kondisi Perairan Cituis mengindikasikan telah
eutrofikasi dapat dihindari dengan terjadinya eutrofikasi di perairan tersebut
mengatur laju masukan limbah bahan sehingga diperlukan pengawasan untuk
organik ke dalam perairan. Selain itu, menghindari eutrofikasi yang semakin
pengambilan tumbuhan air secara rutin parah.
akan meningkatkan peneterasi cahaya Saran
dalam air. Pengawasan pemerintah Saran dari penelitian ini adalah
terhadap indikasi terjadinya eutrofikasi di perlunya penelitian lanjutan terkait
perairan ini perlu dilakukan sehingga identifikasi jenis dan kelimpahan
keberlanjutan ekosistem di perairan ini fitoplankton di perairan ini sehingga rasio
akan terjaga dengan baik. N/P dapat dibandingkan dengan jenis
KESIMPULAN fitoplankton yang tinggi. Perlunya
Kesimpulan pengelolaan perairan dan pengawasan
Kesimpulan yang didapat dari terkait laju masukan limbah ke perairan ini
penelitian ini yaitu kandungan bahan dapat mengurangi indikasi eutrofikasi dan
organik khususnya pospat dan nitrat yang kualitas air yang lebih baik.
telah melewati baku mutu berdasarkan UCAPAN TERIMAKASIH
KepMen-LH no 51 tahun 2004 tentang Penulis mengucapkan terimakasih
baku mutu air laut untuk biota air. kepada Dr.Yusli Wardiatno, M.Sc yang
Sementara itu, nilai pH, dan kandungan telah mengijinkan penulis melaksanakan
BOD, DO serta ammonia masih sesuai penelitian di IPB.
dengan baku mutu yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Dewi DF. 2003. Phosphate removal by
Kabupaten Tangerang dalam Angka. crystallization in fluidized bed reactor
Badan Pusat Statistik Kabupaten using silica sand. Jurnal Purifikasi,
Tangerang. 4(4): 151-156.
Connel DW dan Miller GJ. 1995. Kimia Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
dan Ekotoksikologi Pencemaran. Pengelolaan Sumberdaya Perairan.
Koestoer Y, Sehati (edt). UI Press. Yogyakarta. Kanisius.
Jakarta. Erari SS, Jubhar M dan Karina L. 2012.
Davis ML, Cornwell DA. 1991. Pencemaran organik di Perairan Pesisir
Introduction to Enviromental Pantai Teluk Youtefa Kota Jayapura,
Engineering. second edition. New York. Papua. Prosiding Seminar Nasional
McGraw-Hill Kimia Unesa. ISBN : 978-979-028-550-
7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 C 327.
117
Jurnal Pro-Life Volume 3 Nomor 2, Juli 2016
Hynes HBN. 1978. The Ecology of organik dan rasio N/P terhadap
Running Waters. Toronto. University of kelimpahan fitoplankton di kawasan
Toroto press. budidaya kerang hijau Cilincing.
Jenie BSL. 1993. Penanganan Limbah Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah,
Industri Pangan. Kanisius. 15 (2): 51-64.
Linsley RK. 1991. Teknik Sumberdaya Odum EP. 1996. Dasar-Dasar Ekologi.
Air. Penerbit Erlangga. Tjahjono S, penerjemah; Srigandono B,
Joniansyah. 2012 Okt 31. 17 Pabrik editor. Yogyakarta. Gadjah Mada
galangan kapal di Tangerang tak University Press. Terjemahan dari:
berizin. Tempo [Internet]. [Diunduh Fundamental of Ecology. Ed ke-3.
pada 7 April 2016]. Tersedia pada: Pescod MB. 1973. Investigation of Ration
http://www.tempo.co/read/news/2012/1 Effluent and Stream Of Tropical
0/31/083438858/17-Pabrik-galangan- Countries. Bangkok. AIT.
Kapal-di-Tangerang-Tak-Berizin. Sunu P. 2001. Melindungi Lingkungan
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. Dengan Menerapkan ISO 14001.
2004. Keputusan Menteri Negara Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana
Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun Indonesia.
2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Welch EB. 1980. Ecological Effect of
Makmur M, Haryoto K, Setyo SM dan Waste Water. Cambridge University
Djarot SW. 2012. Pengaruh limbah Press. London.
118