You are on page 1of 5

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data hasil Pengamatan


Berat Erlenmeyer kosong 1 = 141,855 gr
Berat Erlenmeyer kosong 2 = 116,385 gr
Berat Erlenmeyer kosong 3 = 135,684 gr
Massa gliserol = 195,21 gr
Massa metil ester awal = 175,645 gr (sebelum dicuci)
Massa metil ester akhir = 115,976 gr (setelah pencucian 1)
Massa metil ester akhir = 160,369 gr (setelah pencucian 2)
Massa metil ester akhir = 161,146 gr (setelah pencucian 3)
gr 184 gr
= =0,647 mol
mr 284,5 gr /mol

4.2 Pengolahan Data


1) Proses Transesterifikasi
a) Metil ester sebelum pencucian = 175,645 gr
b) Gliserol sebelum pencucian = 195,21 gr
c) Metil ester setelah pencucian 3 = 161,146 gr
2) %FFA = 17 %
3) Persamaan reaksi
CH2COOR1 NaOH CH2OH
CHCOOR2 + 3 CH3OH 3 RCOOCH3 + CHOH
CH2COOR3 CH2OH
Trygliseride Methanol Methyl Ester Glycerol
Upper Phase Lower Phase

a) Massa minyak goreng = 184 gr


b) BM minyak goreng = 284,5 gr/mol
c) Mol minyak goreng = 0,647 mol
d) Mol methanol = 14,83 mol
e) Massa methanol = 475,2 gr
f) Massa NaOH = 4,4 gr

4) Material Balance
a) Teori
Rx: Trigliserida + Metanol Metil Ester + Gliserol
Mula-mula: 0,647 mol 14,83 mol - -
Bereaksi: 0,647 mol 0,647 mol 0,647 mol 0,647 mol
Sisa: - 14,183 mol 0,647 mol 0,647 mol
b) Praktek
Rx: Trigliserida + Metanol Metil Ester + Gliserol
Mula-mula: 0,647 mol 14,83 mol - -
Bereaksi: 0,541 mol 0,541 mol 0,541 mol 0,541 mol
Sisa: 0,106 mol 14,289 mol 0,541 mol 0,541 mol

% konversi = 83,6 %
% yield = 83,6 %
% error = 16,38 %

4.3 Pengamatan Analisa

Karakteristik Metil Ester Terukur Nilai


% Konversi 83,60%
% Yield 83,60%
% Error 16,38%
%FFA 17%

4.3.1 Perhitungan % FFA


Dik: ml NaOH = 2 ml
Berat minyak jelantah = 184 gr
Mr Minyak jelntah = 284,5 gr/mol
NaOH = 2,2 gr/ml
m NaOH =

N NaOH =

Perhitungan Kadar % FFA =


4.3.2 Perhitungan % Konversi
4.3.3 Perhitungan % Yield
4.3.4 Perhitungan % Error

4.4 Pembahasan
Metil ester atau yang biasa dikenal dengan istilah biodiesel dapat diperoleh melalui
2 tahapan reaksi, yaitu reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Reaksi esterifikasi
merupakan reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang menghasilkan ester dan air.
Reaksi trans-estetrifikasi adalah reaksi antara trigliserida dan alkohol dengan bantuan
katalis basa yang menghasilkan ester dan gliserol. Alkohol yang digunakan yaitu
metanol sedangkan asam karboksilatnya berupa minyak jelantah. Metanol dipilih
sebagai alkohol pada pembuatan metil ester karena harganya terjangkau serta rantainya
pendek sehingga mudah putus dan bergabung membentuk metil ester. Selain itu
digunakan excess metanol untuk menggeser reaksi ke kanan sebanding gliserida
sehingga reaksi tidak dapat kembali ke reaksi awal dan bisa dianggap reaksi searah
sehingga tidak terjadi reaksi reversible.
Pada percobaan ini tidak dilakukan proses esterifikasi, melainkan langsung pada
tahap trans-esterifikasi. Tahap esterifikasi dilakukan agar %FFA pada minyak jelantah
dibawah 5%. Pada pembuatan metil ester ini penurunan %FFA dilakukan dengan
esterifikasi karena pada proses esterifikasi digunakan katalis asam. Katalis asam ini
dapat mencegah terjadinya penyabunan karena FFA akan secara langsung diubah
menjadi ester melalui esterifikasi dan gliserida akan diubah menjadi ester melalui
transesterifikasi. Keuntungan menggunakan katalis asam ini antara lain katalis asam
tidak sensitif dengan adanya FFA di dalam bahan baku dan dapat digunakan sebagai
katalis untuk reaksi esterifikasi dan transesterifikasi secara simultan. Katalis asam
dapat secara langsung menghasilkan biodiesel dari bahan baku bermutu rendah seperti
minyak goreng bekas yang mempunyai kandungan FFA > 6%. Katalis asam lebih
efisien ketika jumlah FFA melebihi 1% wt. Selain itu, secara ekonomi katalis asam
dengan satu tahapan proses lebih ekonomis dari pada proses berkatalis basa yang
membutuhkan tambahan proses untuk mengubah FFA menjadi metil ester (Zhang dkk.,
2003).
Kadar FFA dalam minyak dapat dihilangkan dengan beberapa macam cara yaitu:
Esterifikasi, adsorpsi menggunakan Zeolit Alam Lampung, Pemanasan pada suhu
105oC (proses hidrolisa), Netralisasi dengan Kaustik Soda (NaOH), Netralisasi dengan
Natrium Karbonat (Na2CO3), Netralisasi Minyak dalam Bentuk miscella, Netralisasi
dengan Etanol Amin dan Amonia. Menghitung %FFA dapat digunakan formula sebagai
berikut :
V NaOH N NaOH BM Minyak jelantah
%FFA= 100 (4.1)
Berat Minyak 1000

Perbandingan rasio reaktan metanol dan minyak jelantah yang digunakan untuk
membuat metil ester yaitu 3:1. Minyak jelantah dimasukkan ke dalam gelas piala
ditambah dengan metanol dan dipanaskan dengan hot plate hingga mencapai suhu 70oC
dengan kecepatan 600 rpm. Metanol dicampur dengan NaOH dipanaskan diatas hot
plate hingga mencapai suhu 70oC dengan kecepatan 600 rpm. Pemanasan antara 55-
70 \oC yang merupakan suhu optimal dalam pembentukan metil ester (biodiesel). Selain
suhu optimal, pemanasan 70oC dikarenakan titik didih metanol 64,7oC sehingga
sebagian metanol dapat menguap dan sebagian lagi dapat mengikat trigliserida dan
memisahkan gliserol dari trigliserida. Kedua larutan itu dicampurkan, dibantu dengan
magnetic stirrer agar campuran menjadi homogen dan supaya kenaikan suhu cepat
terjadi dan sesuai pada kondisi optimal. Larutan dikondensasikan dengan kondensor
menggunakan prinsip destilasi. Kondensor berfungsi untuk mengembunkan gas yang
terbentuk karena pemanasan minyak jelantah. Pemisahan metanol yang menguap pada
saat proses pemanasan dengan destilasi dikarenakan destilasi bekerja menggunakan
prinsip perbedaan titik didih. Sehinnga metanol yang memiliki suhu 64,7 oC menguap
pada suhu 70oC dan terkondensasi. Didapat metanol yang terkondensasi sebanyak
78ml. Rangkaian pembuatan metil ester dilengkapi dengan pompa, ember, serta selang.
Pompa akan mengalirkan air yang diperlukan kondensor untuk mendinginkan gas yang
terbentuk. Ember berisi air es serta selang dan pompa. Heating mantle digunakan agar
panas yang diterima labu leher tiga tidak hilang ke lingkungan.
Untuk mendapatkan gliserol, maka perlu dilakukan pemisahan dengan
menggunakan corong pemisah sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas dan
bawah. Dua lapisan akan terbentuk apabila campuran minyak didiamkan selama 24 jam
dengan corong pemisah. Lapisan atas yaitu metil ester dan lapisan bawah yaitu gliserol
serta campuran lainnya. Metil ester yang sudah dipisahkan perlu dicuci dengan air yang
telah dipanaskan dengan suhu 50oC. Pencucian dilakukan sebanyak 3x supaya
campuran terlihat bersih. Tahap pencucian berfungsi untuk menghilangkan sisa
metanol. Didapat masa metil ester awal sebelum dicuci yaitu 175,645 gr, dan Masa
metil ester akhir setelah melewati tahap pencucian 3x yaitu 161,146 gr. Masa metil
ester berkurang setelah melalui 3x pencucian yang disebabkan karena metil ester yang
dihasilkan belum bersih dan masih mengandung metanol. Digunakan air sebagai
larutan pencuci karena memiliki kelarutan yang sangat tinggi sehingga metanol terlarut
dalam air. Pencucian yang baik menggunakan aquadest hangat karena lebih mudah
larut dalam campuran minyak untuk melarutkan sabun yang terbentuk. Dilakukan
berulang kali hingga air cucian tidak lagi keruh.
Terakhir dilakukan pemanasan pada metil ester (biodiesel) sampai suhu 100oC
untuk menghilangkan kadar alkohol yang masih ada pada biodiesel dan menghilangkan
sisa air, tahap ini disebut purifikasi (pemurnian). Didapat masa gliserol sebelum
pencucian yaitu 195,21 gr. Pada percobaan ini tidak dilakukan proses esterifikasi,
sehingga didapat %FFA yaitu 17% sehingga pembuatan biodiesel ini tidak efisien dan
terjadi kesalahan. BM minyak jelantah yang digunakan sebesar 284,5 gr/mol, dimana
ini merupakan BM dari minyak sayur. Minyak jelantah memiliki nilai berat molekul
yang lebih rendah dari minyak sayur yang belum melalui tahap penggorengan,
dikarenakan selama proses menggoreng, ikatan rangkap yang terdapat dalam asam
lemak tidak jenuh akan teroksidasi karena pengaruh panas yang akan dipercepat oleh
adanya 11 oksigen, logam tembaga ataupun besi. Proses oksidasi ini menyebabkan
ikatan rangkapnya jadi jenuh, bahkan dapat menyebabkan timbulnya perubahan posisi
geometri dari ikatan rangkap, yang tadinya sis menjadi trans. Minyak goreng bekas
lebih kental dibandingkan dengan minyak segar disebabkan oleh pembentukan dimer
dan polimer asam dan gliserid di dalam minyak goreng bekas karena pemanasan
sewaktu digunakan. Berat molekul dan angka iodin menurun sementara berat jenis dan
angka penyabunan semakin tinggi. Didapat % konversi yaitu 83,6% , % Yield yaitu
83,6% dan % eror yaitu 16,38%
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produk metil ester yang terbentuk dari
reaksi ini, yaitu waktu reaksi, kecepatan pengadukan, rasio reaktan, katalisator atau
katalis yang digunakan, dan juga suhu akan sangat berpengaruh pada reaksi ini. Karena
semakin besar suhu pemanasan maka semakin besar konversi metil ester yang didapat,
semakin lama waktu reaksi maka semakin baik metil ester yang didapat, semakin cepat
pengadukan maka semakin baik metil ester yang didapat dan semakin besar rasio
reaktan semakin baik pula konversi metil ester yang didapat sehingga lebih maksimal.
Supaya proses menghasilkan konversi maksimal, maka perlu mengikuti prosedur
dengan benar.

You might also like