You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No.

1, Februari 2009

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN


TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI
RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Catur Budi Hartono1, Marsito2, Arnika Dwi Asti3,


1,2,3Jurusan
Keperawatan STKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT
Most of us commonly have ever been hospitalized, and hospitalization
can create anxiety. Anxiety level is influence bay many factors such as physic,
environment, economy, knowledge level, social, and also family social support.
It was a correlation research by using Cross Sectional approach. There
were 97 respondents as the samples in this research. They were the patients
who were hospitalizing in long stay ward PKU Muhammadiyah Gombong
Hospital. The samples were taken by Purposive Sampling technique. The
research was conducted in 14, 21, and 28 of August 2008. The data were
taken by using questionnaire.
The research finding show that 58 respondents (55.67%) experience
medium anxiety, 8 respondents (8.25%) experience serious anxiety, and the
rest have low and very serious anxiety (panic). Mine while 41 respondents
(42.27%) got medium family social support, 50 respondents (51.55%) got
family social support, and the rest got low family social support. The
hypothesis test use was Spearman Rank correlation. The research finding that
is not correlation between family social support with long stay patient anxiety
level with the value p=0.489 (p > 0.05). From the research writhed concluded
that social support given by the family did not totally influence ounces anxiety
level.

Keywords: social support, family, anxiety level, long stay treatment

PENDAHULUAN merupakan kesatuan dari orang-


Sebagai mahluk hidup orang yang terkait dalam
manusia pastilah memiliki perkawinan, ada hubungan darah,
keluarga. Tanpa adanya keluarga atau adopsi dan tinggal dalam satu
manusia takakan bisa hidup rumah.
bahagia. Menurut Salvicion G. Sedangkan sebagai makhluk
Bailon dan Aracelis Maglaya (1989), sosial, manusia tidak dapat hidup
keluarga adalah dua atau lebih sendirian tanpa bantuan orang
dari individu yang tergabung lain. Untuk memenuhi kebutuhan
karena hubungan darah, sehari-hari manusia takakan bisa
hubungan perkawinan, atau tanpa bantuan orang lain. Apalagi
pengangkatan dan mereka hidup jika orang tersebut sedang
dalam satu rumah tangga, menghadapi masalah, baik ringan
berinteraksi satu sama lain di maupun berat. Pada saat-saat
dalam peranannya masing-masing seperti itu seseorang akan mencari
dan menciptakan serta dukungan sosial dari orang-orang
mempertahankan suatu di sekitarnya, sehingga dirinya
kebudayaan. Sedangkan menurut merasa dihargai, diperhatikan dan
Friedman (1998) keluarga dicintai. Contoh nyata yang paling

34
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

sering kita lihat dan alami adalah perhatian, penghargaan atau


bila ada seseorang yang sakit dan menolong orang dengan sikap
terpaksa dirawat di rumah sakit, menerima kondisinya, dukungan
maka sanak saudara ataupun sosial tersebut diperoleh dari
teman-teman biasanya datang individu maupun kelompok.
berkunjung. Dengan kunjungan (Kuntjoro, 2002).
tersebut maka orang yang sakit Dukungan sosial tersebut baik
tentu merasa mendapat dukungan secara langsung maupun tidak
sosial. langsung dapat mengurangi rasa
Paradigma definsi sosial cemas pada seseorang yang sedang
fokus kajiannya tentang tindakan dirawat di rumah sakit. Kita tahu
sosial (social conduct) merupakan bahwa jika seseorang dirawat di
tindakan subyektif yang penuh arti, rumah sakit maka akan timbul
yang harus ditafsirkan dan rasa cemas. Rasa cemas tersebut
dipahami (interpretative muncul karena berbagai macam
understanding). (Munandar sebab dan alas an yang tidak dapat
Sulaeman, 2007). Tindakan sosial dijelaskan.
adalah suatu tindakan yang Kecemasan adalah perasaan
dilakukan dengan takut yang bersifat lama pada
mempertimbangkan perilaku orang sesuatu yang tidak jelas dan
lain. Dukungan sosial (social berhubungan dengan perasaan
support) didefenisikan oleh Gottlieb yang tidak menentu dan tidak
(1983) sebagai informasi verbal berdaya (May, 1950, dikutip oleh
atau non-verbal, saran, bantuan Stuart& Laraia, 1998). Sedangkan
yang nyata atau tingkah laku yang menurut Panjaitan PB, kecemasan
diberikan oleh orang-orang yang merupakan proses psikologis dan
akrab dengan subjek di dalam tingkah laku terhadap stress dan
lingkungan sosialnya atau yang merupakan bagian yang penting
berupa kehadiran dan hal-hal yang dari pengalaman manusia. Gejala
dapat memberikan keuntungan kliniknya bisa berupa rasa takut,
emosional atau berpengaruh pada rasa tegang, gelisah, hiperventilasi,
tingkah laku penerimanya. Dalam palpitasi kordis dan meningkatnya
hal ini orang yang merasa tekanan darah, palpitasi, rasa
memperoleh dukungan sosial, capek dan lain-lain.
secara emosional merasa lega Setelah dilakukan studi
karena diperhatikan, mendapat pendahuluan dan diadakan
saran atau kesan yang wawancara dengan 5 pasien rawat
menyenangkan pada dirinya. inap di RSU PKU Muhammadiyah
Pendapat senada gombong, ternyata didapatkan
dikemukakan juga oleh Sarason keterangan bahwa 3 pasien merasa
(1983) yang mengatakan bahwa gelisah setelah menjalani
dukungan sosial adalah perawatan dan 2 pasien tidak
keberadaan, kesediaan, kepedulian merasakan gelisah. Semua pasien
dari orang-orang yang dapat yang diwawancarai mendapatkan
diandalkan, menghargai dan support dan dukungan moril dari
menyayangi kita. Pandangan yang keluarganya, tetapi ada 1 pasien
sama juga dikemukakan oleh Cobb yang merasakan tidak ada
yang mendefinisikan dukungan perbedaannya antara apabila ada
sosial sebagai adanya kenyamanan, anggota keluarga atau tidak

35
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

adanya anggota keluarganya di Metode penetapan sampel yang


dekatnya. Dan yang lainnya digunakan dalam penelitian ini
menjawab ada perbedaan yang adalah Nonprobability Sampling,
sangat berarti. Pasien tersebut yaitu Purposive Sampling. Adalah
merasa gelisah jika tidak ada suatu teknik penetapan sampel
anggota keluarganya yang dengan cara memilih sampel
mendampinginya. Mereka juga diantara populasi sesuai dengan
sangat membutuhkan dukungan yang dikehendaki peneliti
dari anggota keluarganya dalam (tujuan/masalah dalam penelitian),
menjalani perawatan di rumah sehingga sampel tersebut dapat
sakit, karena mereka merasa jika mewakili karakteristik populasi
ada anggota keluarganya maka yang telah dikenal sebelumnya.
akan merasa aman. Dengan rumus :
Berdasarkan latar belakang N
n=
di atas maka dapat dirumuskan 1 + N (d)2
masalah bagaimana hubungan
antara dukungan sosial keluarga Dengan : n = jumlah
dengan tingkat kecemasan pasien sampel
rawat inap di RSU PKU N = jumlah
Muhammadiyah Gombong. populasi
Mengetahui hubungan antara d = tingkat
dukungan sosial keluarga dengan signifikasi (p)
tingkat kecemasan pasien rawat
inap di RSU PKU Muhammadiyah Jadi sampelnya :
Gombong 749
n= 1+ 749
METODE PENELITIAN (0,1)2
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 749
korelasional, yaitu menganalisa =
1+ 7,49
dinamika antar variabel.
Pendekatan yang digunakan adalah 749
Cross Sectional, yaitu penelitian =
8,49
berdasarkan data yang
menunjukan titik waktu tertentu, = 88,22 = 88 + 10% =
atau pengumpulannya dilakukan 97 sampel
dalam waktu yang bersamaan yang Dengan kriteria inklusi
bertujuan untuk menguji sebagai berikut :
hubungan antar variable, mencari, 1. Pasien yang sedang
menjelaskan, suatu hubungan, menjalani rawat inap di
memperkenalkan, menguji RSU PKU
berdasarkan teori yang ada. Muhammadiyah
Populasi pada penelitian ini Gombong minimal dua
adalah jumlah pasien yang sedang hari
menjalani rawat inap di RSU PKU 2. Masih memiliki
Muhammadiyah Gombong. Yaitu keluarga
sekita 749 orang setiap bulannya. 3. Tidak sedang
Metode penetapan sampel yang mengalami sakit
digunakan dalam penelitian ini parah/kondisi terminal

36
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

4. Bersedia untuk menjadi item nomor 10 dan 13, dan 3 item


responden dalam pertanyaan kecemasan yaitu nomor
penelitian 3, 14, dan 20. Masing-masing
Dan dengan kriteria dengan nilai r hitung < dari nilai r
eksklusi sebagai berikut : tabel ( dengan N=20, r tabelnya
1. Pasien yang sedang adalah 0,444) yaitu :
mengalami sakit a. Dukungan Sosial Keluarga
parah/kondisi terminal Item nomor 10 dengan nilai
2. Tidak memiliki keluarga r hitung 0,027; item nomor
3. Tidak bersedia untuk 13 dengan nilai r hitung
menjadi responden 0,093.
b. Kecemasan
Dalam penelitian ini ada dua Item nomor 3 dengan nilai
variabel yaitu variabel bebas atau r hitung 0,203; item nomor
variabel independen dan variabel 14 dengan nilai r hitung
terikat atau variabel dependen. 0,091; dan item nomor 20
Variabel independen (variabel dengan nilai r hitung -
bebas) dalam penelitian ini adalah 0,223.
dukungan sosial keluarga. Variabel Kemudian peneliti membuat
dependen (variabel terikat) adalah 10 soal baru sesuai dengan item
tingkat kecemasan. yang tidak valid dan di bagikan
Instrumen yang digunakan kepada 20 orang responden. Dari
dalam penelitian ini adalah hasil uji validitas tersebut
kuisioner atau angket. Semua kemudian diambil 5 dari 10 item
pertanyaan berupa checklist. pertanyaan yang mewakili 5
Responden tinggal memilih pertanyaan yang tidak valid
membubuhkan tanda check ( ) sebelumnya. Pengujian reliabilitas
pada kolom yang sesuai. (Sugiyono, dalam penelitian ini menggunakan
2006). Kuesioner yang digunakan rumus Alpha Cronbach. Dari hasil
adalah Closed-ended/kuisioner perhitungan, di dapatkan nilai
tertutup dengan bentuk multiple alpha dari tiap-tiap variabel adalah
choice yang berjumlah 35 : Variabel Dukungan Sosial
pertanyaan yang terdiri dari 15 soal Kelaurga dengan nilai alpha
tentang dukungan sosial keluarga 0,7610, sedangkan nilai alpha
dan 20 soal tentang kecemasan. untuk variabel Kecemasan adalah
Dengan kisi-kisi sebagai berikut : 0,7491. Angket atau kuesioner
Uji validitas penelitian ini dikatakan reliabel jika memiliki
dilaksanakan pada tanggal 19 Juli nilai alpha minimal 0,7 (Mardapi,
2008 di RSU Purbowangi dengan dalam buku Statistik
responden sebanyak 20 orang. Kesehatan.2007). Dari penjelasan
Dimana uji validitas instrumen tersebut berarti kedua kuesioner
dalam penelitian ini mengunakan Dukungan Sosial Keluarga dan
rumus product moment dan diolah kuesioner Kecemasan dikatakan
menggunakan program komputer. reliabel, karena nilai alphanya >
Dari hasil uji validitas di 0,7.
dapatkan hasil bahwa ada 5 (lima) Data yang diperoleh dari
item kuesioner yang tidak valid hasil penelitian kemudian di
yang terdiri atas 2 item pertanyaan analisa dengan menggunakan
Dukungan Sosial Keluarga yaitu

37
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

program komputer dan manual, perhitungan di dapatkan bahwa


analisa data meliputi: sama atau lebih besar dari harga
Berdasarkan tingkat dukungan kritik yang tertera dalam tabel
sosial keluarga, 1 orang (1,03%) dengan derajat kebebasan (dk) dan
tidak mendapat dukungan sosial derajat kesalahan tertentu, maka
dari keluarga; 5 orang (5,15%) hipotesis diterima. Sebaliknya
mendapat dukungan sosial apabila harga kritik yang tertera
keluarga kurang; 13 orang dalam tabel, maka hipotesis
(43,33%) sedang; 41 orang (42,27%) ditolak. Dari hasil uji Sperman
mendapat dukungan sosial Rank di dapatkan hasil bahwa
keluarga sedang, dan 50 orang hitung =0,061, dan nilai signifikasi
(51,55%) mendapat dukungan (p)=0,551. Dengan melihat nilai
sosial keluarga baik. Sedangkan signifikasi (p) yang besarnya 0,551,
berdasarkan tingkat kecemasan, 35 yang dibandingkan dengan : 5%,
orang (36,08%) mengalami maka p > 0,05. Dengan demikian
kecemasan ringan; 54 orang berarti hipotesa ditolak, dan
(55,67%) sedang; 8 orang (8,25%) artinya tidak ada hubungan yang
berat. Uji statistik yang digunakan berarti antara dukungan sosial
adalah korelasi Sperman Rank dan keluarga dengan tingkat
data dikelompokan dalam tabel kecemasan pada pasien rawat inap
bantu dengan mencari ranking dari di RSU PKU Muhammadiyah
variabel x dan variabel y. Dengan Gombong.
ketentuan apabila dari hasil

HASIL DAN BAHASAN adalah pasien rawat inap yang


Pelaksanaan penelitian selama periode dilaksanakannya
dilaksanakan pada tanggal 14, 21, penelitian ini sedang menjalani
dan 28 Agustus 2008 di RSU PKU rawat inap di RSU PKU
Muhammadiyah Gombong. Muhammadiyah Gombong.
Responden dalam penelitian ini

Tabel 1. Hasil Uji Korelasi Dukungan Sosial Keluarga Dengan Tingkat


Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap Di RSU PKU Muhammadiyah Gombong
2008 (N=97)
Variabel N Rho P
Dukungan social
97 0.71 0.48
Tingkat Kecemasan
Berdasarkan hasil pengujian yang dibandingkan dengan : 5%,
hipotesis antara tingkat dukungan maka p > 0,05. Dengan demikian
sosial keluarga dengan tingkat berarti hipotesa ditolak, dan
kecemasan pada pasien rawat inap artinya tidak ada hubungan yang
di RSU PKU Muhammmadiyah berarti antara dukungan sosial
Gombong seperti dalam tabel 4.6 keluarga dengan tingkat
dengan menggunakan uji korelasi kecemasan pada pasien rawat inap
Spearman Rank didapatkan di RSU PKU Muhammadiyah
hitung =0,071, dan nilai signifikasi Gombong. (Riwidiko.2007)
(p)=0,489. Dengan melihat nilai Hasil penelitian ini
signifikasi (p) yang besarnya 0,489, menunjukan bahwa kecemasan

38
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

yang dialami pasien rawat inap a) Jumlah sumber dukungan


tidak hanya dipengaruhi oleh sosial yang tersedia;
dukungan sosial keluarga saja, merupakan persepsi
tetapi ada faktor-faktor lain yang individu terhadap sejumlah
mempengaruhi. Hal ini sesuai orang yang dapat
dengan pendapat yang diandalkan saat individu
dikemukakan oleh Salan (1997) membutuhkan bantuan
bahwa kecemasan terjadi karena (pendekatan berdasarkan
beberapa sebab, tetapi secara kuantitas).
umum disebabkan oleh bahaya b) Tingkatan kepuasan akan
yang terdapat dalam diri manusia dukungan sosial yang
sendiri, yaitu suatu stimulus diterima; berkaitan dengan
internal atau juga keadaan bahaya persepsi individu bahwa
dari luar oleh yang bersangkutan kebutuhannya akan
ditafsirkan lain, adanya distorsi terpenuhi (pendekatan
persepsi dari realitas berdasarkan kualitas)
lingkungannya. Freud (dalam Hall, Dukungan sosial bukan
1980), faktor yang mempengaruhi sekedar memberikan bantuan,
kecemasan adalah lingkungan di tetapi yang penting adalah
sekitar individu. Sedang menurut bagaimana persepsi si penerima
Menurut Carpenito (1998), ada terhadap makna dari bantuan itu.
beberapa faktor yang berhubungan Hal itu erat hubungannya dengan
dengan munculnya kecemasan ketepatan dukungan sosial yang
yaitu : diberikan, dalam arti bahwa orang
1. Patofisiologis, yaitu setiap yang menerima sangat merasakan
faktor yang berhubungan manfaat bantuan bagi dirinya,
dengan kebutuhan dasar karena sesuatu yang aktual dan
manusia akan makanan, air, memberikan kepuasan.
kenyamanan dan keamanan. Jadi tinggi rendahnya
2. Situasional, yaitu tingkat kecemasan bukan mutlak
berhubungan dengan dipengaruhi oleh faktor dukungan
ancaman konsep diri sosial keluarga saja tetapi ada
terhadap perubahan status, faktor-faktor lain. Faktor tersebut
adanya kegagalan, adalah :
kehilangan benda yang 1. Keadaan fisik
dimiliki, dan kurang Keadaan fisik di sini bisa
penghargaan dari orang lain. berarti kondisi kesehatan yang
Dukungan sosial yang di sedang dialami seseorang
berikan keluarga terhadap pasien termasuk juga usia. Orang
rawat inap pada kenyataannya yang kondisi fisiknya baik
tidak mutlak akan menurunkan akan berbeda tingkat
tingkat kecemasan yang kecemasannya dengan orang
dialaminya, tetapi tergantung pada yang kondisi fisiknya kurang
persepsi individu itu sendiri baik. Orang yang tua juga
terhadap dukungan sosial tersebut. akan berbeda kondisi
Menurut Sarason (1983) psikologisnya dengan orang
berpendapat bahwa dukungan yang lebih muda (Anonim,
sosial itu selalu mencakup dua hal 2001). Pasien yang kondisi
yaitu: penyakitnya ringan

39
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

mempunyai tingkat tinggi akan berbeda pula


kecemasan yang berbeda dari tingkat kecemasan yang
seseorang yang sedang dialami dengan pasien yang
mengalami sakit berat. tingkat pendidikannya rendah.
2. Keadaan lingkungan 5. Tingkat pengetahuan
Keadaan lingkungan di sekitar Pendidikan yang berbeda
seseorang baik kondisi secara berarti tingkat pengetahuan
fisiknya ataupun nonfisik juga akan berbeda. Dengan
seperti ketenangannya. tingkat pengetahuan yang
Lingkungan yang tenang dan berbeda maka dalam
bersih akan menimbulkan mengiterpretasikan sesuatu
perasaan yang nyaman dari hal juga setiap orang akan
pada lingkungan yang tidak berbeda (Salan, 1997). Yang
tenang dan kotor (Freud artinya tingkat pengetahuan
dalam Hall, 1980). Kondisi seseorang (pasien rawat inap)
lingkungan tempat seseorang pasti berbeda, akan berbeda
dirawat di rumah sakit akan pula dalam berespon terhadap
berpengaruh dengan kondisi kecemasan.
psikologisnya termasuk
kecemasannya. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil tentang
3. Keadaan ekonomi hubungan tingkat dukungan sosial
Keadaan perekonomian kelauarga dengan tingkat
keluarganya/dirinya termasuk kecemasan pasien rawat inap di
didalamnya adalah pekerjaan. RSU PKU Muhammadiyah
Seseorang yang sedang Gombong, peneliti menarik
mengalami kesulitan ekonomi kesimpulan :
akan berpengaruh juga 1. Pasien rawat inap di RSU
terhadap psikologisnya. Pria PKU Muhammadiyah
dan wanita yang belum Gombong rata-rata
memiliki pekerjaan cenderung mendapatkan dukungan
merasa cemas dan khawatir. sosial keluarga baik.
Pria dan wanita pada 2. Pasien rawat inap di RSU
dasarnya memiliki perbedaan PKU Muhammadiyah
yang jelas dalam Gombong rata-rata
karakteristiknya (Kartono, mengalami kecemasan
1989). Jadi dapat diartikan ringan dan sedang.
bahwa keadaan ekonomi yang 3. Hasil perhitungan dengan uji
dialami pasien rawat inap statistik SpearmanRank
dapat mempengaruhi tingkat menunjukan bahwa tidak
kecemasannya. terdapat hubungan antara
4. Tingkat pendidikan dukungan sosial keluarga
Tingkat pendidikan setaip dengan tingkat kecemasan
orang berbeda-beda, dalam pada pasien rawat inap di
menanggapi suatu RSU PKU Muhammadiyah
hal/kejadian juga akan Gombong.
berbeda (Salan, 1997). Dengan 4. Berarti bahwa bila
demikian pasien rawat inap dukungan sosial keluarga
yang tingkat pendidikannya baik belum tentu tingkat

40
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

kecemasannya akan hendaknya tidak


menurun. memperhatikan aspek
Berdasarkan hasil dan biologis saja tetapi juga
pembahasan tentang hubungan memperhatikan aspek psikis
dukungan sosial keluarga dengan pasien dan pasien diberi
tingkat kecemasan pada pasien kesempatan untuk
rawat inap di RSU PKU mengeluarkan isi
Muhammadiyah Gombong, maka hatinya/apa yang ia
penaliti memberikan saran sebagai rasakan.
berikut : 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Bagi keluarga pasien Perlu dilakukan penelitian
Sebaiknya anggota keluarga lebih mendalam yang
membiarkan pasen yang sifatnya kualitatif
menjalani rawat inap untuk menggunakan tehnik
mengeluarkan isi hatinya. wawancara atau observasi
2. Bagi petugas kesehatan oleh peneliti langsung atau
Petugas kesehatan yang teknik yang lain selain
bertugas di bagian rawat kuesioner agar didapatkan
inap dalam penatalaksanaan data yang lebih lengkap.
tindakan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA Penelitian Ilmu Keperawatan .


Arikunto, Suharsimi . 2002 . Jakarta : Salemba Medika
Prosedur Penelitian : Suatu Lubis, Arliza Juairiani . 2006 .
Pendekatan Praktek Edisi Dukungan Sosial Pada Pasien
Revisi V . Jakarta : Rineka Gagal Ginjal Terminal yang
Cipta Melakukan Terapi Hemodialisa
Effendy, Nasrul. 1998 . Dasar- . USU Repositori
Dasar Keperawatan Kesehatan Purwanti, Asih, dkk. . 2006 .
Masyarakat . Jakarta : EGC Hubungan Antara Dukungan
Kuntjoro, Zainuddin. 2002 Sosial Dengan Depresi Pada
.Dukungan Sosial Pada Lansia Remaja Penyalahgunaan
. http://www.e- NAPZA. Yogyakarta : Fakultas
psikologi.com/usia/160802.ht Kedokteran Universitas Gajah
m , diperoleh tanggal 10 Mada
Januari 2008 Ramli, Hanifah . 2003 . Pengaruh
Jenis Dukungan Sosial
Nurhidayati dan Mamnuah . 2005 . Keluarga terhadap Kecemasan
Hubungan Tingkat Wanita Hamil Pertama di Balai
Pengetahuan Tentang Kanker Kesehatan Muhammadiyah
Serviks Dengan Tingkat Malang . Malang : JIPTUMM
kecemasan Pada Klien Kanker Riwidiko, Handoko . 2007 . Statistik
Serviks . Yogyakarta : Fakultas Kesehatan . Yogyakarta : Mitra
Kedokteran Universitas Gajah Cendikia Press
Mada Setiawati, Santun, Agus Citra
Nursalam . 2003 . Konsep & Dermawan. 2005. Tuntunan
Penerapan Metodologi Praktis Asuhan Keperawatan

41
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

Keluarga . Bandung : Rizqi Kesehatan Jiwa . Jakarta :


Pers EGC
Solikhin . 2003 . Hubungan Antara Suratini dan Tenti Kurniawati .
Dukungan Keluarga Dengan 2005 . Hubungan Dukungan
Tingkat Stres Klien Pre Operasi Keluarga Dengan Tingkat
Di Rumah Sakit Pku Depresi Pada Lansia .
Muhammadiyah Yogyakarta . Yogyakarta : Fakultas
STIkes Muhammadiyah Kedokteran Universitas Gajah
Banjarmasin Mada
Stuart, Gail Wiscarz; Sundeen, Tim Penyusun . 1988 . Pedoman
Sandra J . 1998 . Buku Saku Perawatan Psikiatrik .
Keperawatan Jiwa (Edisi 3). Direktorat Jendral Pelayanan
Jakarta : EGC Kesehatan Direktorat
Sugiyono . 2006 . Statistik Untuk Kesehatan Jiwa Departemen
Penelitian . Alfabeta : Bandung Kesehatan
Sulaeman, Munandar. 2007. Townsend, Mary C. 2006 .
Kekerasan Terhadap Psychiatric Mental Health
Perempuan Dalam Perspektif Nursing . Philadelphia : FA
Sosiologis. Davis Company
http://www.lemlit.unpad.ac.id Trismiati . 2004 . Perbedaan
/beranda/kolom.php?act=deta Tingkat Kecemasan Antara
il& id=8, diambil tanggal 10 Pria dan Wanita Akseptor
Januari 2008 Kontrasepsi Mantap Di RSUP
Suliswati, dkk . 2005 . Dr. Sardjito Yogyakarta .
KonsepDasar Keperawatan Fakultas Psikologi Universitas
Bina Darma Palembang

42

You might also like