Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
Abstract
Jambal bread catfish is a diversification of the use of
catfish. The fermentation process is the most decisive factor
because at this stage there is a precursor of flavor and aroma
jambal bread. Characteristic jambal fragrant aroma of bread
among other things caused by the degradation of protein and fat
that produces methyl ketone compounds, butilaldehid, Amona,
amino, and other anonymous compounds. Besides the amino
acid content of high nitrogen jambal affect the taste of the
bread. Other peculiarities are soft textures and compact as a
result of proteolytic enzymes produced by microorganisms.
Practicum on organoleptic test jambal bread catfish (Pangasius
pangasius) conducted in the laboratory TPHP Department of
Fisheries, Faculty of Agriculture, University of Sultan Ageng
Tirtayasa. On 11 November 2015 at 7:30 to 9:10 pm in order to
determine the concentration treatment giving the best salt in the
manufacture of bread jambal catfish (Pangasius pangasius).
Treatment administration salt concentration on the manufacture
of bread jambal very real impact on each parameter jambal with
the addition of garlic bread with sugar and sugarless best
treatment is the administration of the salt concentration as much
as 22.5%.
Keywords : catfish, Jambal bread, salt concentration
Abstrak
Jambal roti ikan patin merupakan suatu diversifikasi produk
dari pemanfaatan ikan patin. Proses fermentasi merupakan
faktor paling menentukan karena pada tahap ini terjadi precursor
cita rasa dan aroma khas jambal roti. Ciri khas jambal roti antara
lain aroma harum yang disebabkan adanya degradasi protein
dan lemak yang menghasilkan senyawa metil keton, butilaldehid,
amona, amino, dan senyawa anonim lainnya. Selain itu
kandungan asam amino nitrogen yang tinggi mempengaruhi cita
rasa jambal roti. Kekhasan lainnya adalah tekstur empuk dan
kompak sebagai hasil kerja enzim proteolitik yang dihasilkan oleh
mikroorganisme. Praktikum tentang uji organoleptic jambal roti
ikan patin (Pangasius pangasius) dilakukan di laboratorium TPHP
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Pada tanggal 11 November 2015 pukul 07.30-09.10
WIB dengan tujuan untuk mengetahui perlakuan konsentarsi
pemberian garam yang terbaik dalam pembuatan jambal roti
ikan patin (Pangasius pangasius). Perlakuan pemberian
konsentrasi garam pada pembuatan jambal roti sangat
berpengaruh nyata terhadap setiap parameter jambal roti
dengan penambahan bawang putih dengan gula, dan tanpa gula
perlakuan yang terbaik yaitu pada pemberian konsentrasi garam
sebanyak 22,5%.
Kata Kunci : Ikan patin, Jambal roti, Konsentrasi garam
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi
proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah
memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad
yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi
utama berupa protein, lemak, vitamin dan mineral. Protein ikan
menyediakan 2-3 dari kebutuhan protein hewani yang
diperlukan oleh manusia. Kandungan protein ikan relatif besar
yaitu antara 15-25% atau 100 gram daging ikan. Kandungan
lemak daging merah ikan lebih tinggi dibandingkan daging putih
ikan. Jumlah mineral pada daging ikan hanya sedikit. Ikan juga
dipandang sebagai sumber kalsium, besi, tembaga, dan yodium.
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar
sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik, diperlukan cara-cara
penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan
mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional dari
pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan
dengan cara pembuatan jambal roti.
Jambal roti merupakan produk perikanan hasil fermentasi yang terbuat
dari ikan Manyung (Arius thalassimus). Istilah jambal roti digunakan karena
karakter tekstur dagingnya yang mudah hancur setelah digoreng layaknya roti
panggang. Proses fermentasi merupakan faktor paling menentukan karena pada
tahap ini terjadi precursor cita rasa dan aroma khas jambal roti. Jambal roti ikan
patin merupakan suatu diversifikasi produk dari pemanfaatan ikan patin. Dengan
demikian proses Pembuatan jambal roti cukup mudah dilakukan dengan beberapa
tahap tertentu dan relatif murah sehingga perlu adanya pengujian secara
organoleptik agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
hasil dari olahan jambal roti ikan patin tersebut. Maka dengan melakukan uji
organolpetik akan dapat diketahui taraf kesukaan dan perlakuan terbaik yang
diminati dan digemari oleh konsumen.
Adapun tujuan dari praktikum Rekayasa Proses ini, yaitu
untuk mengetahui perlakuan konsentarsi pemberian garam yang
terbaik dalam pembuatan jambal roti ikan patin (Pangasius
pangasius).
TINJAUAN PUSTAKA
Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan
makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk
mempegunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau uji indera
atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan
mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi
kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari
produk. Produk yang dijadikan objek dalam praktikum kali ini
adalah pembuatan produk jambal roti ikan patin (Pangasius
pangasius).
Ikan patin memiliki rangka dari tulang sejati dengan badan memanjang
bewarna putih seperti perak dan punggung kebiru-biruan. Salah satu kekhasan
dari ikan patin adalah kepalanya yang relatif lebih kecil dengan mulut yang tidak
dapat disembulkan dan letak mulut yang di ujung kepala agak di sebelah bawah.
Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut pendek yang berfungsi sebagai
peraba. Sirip punggung ikan patin memiliki 6-7 jari-jari lunak dan sebuah jari-jari
keras yang dapat berubah menjadi patil bergerigi setelah dewasa. Pada punggung
terdapat sirip lemak yang berukuran sangat kecil dan biasa disebut adipose fin.
Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Ikan patin tidak memiliki sisik. Sirip
duburnya panjang terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya
memiliki 6 jari-jari lunak. Sirip dada memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sebuah
jari-jari keras yang menjadi senjata dan dikenal sebagai patil (Saanin, 1984).
Istilah jambal roti digunakan karena karakter dalam tekstur dagingnya
yang mudah hancur setelah digoreng seperti tekstur roti panggang dengan aroma
yang khas (Burhannudin et al., 1987). Ikan jambal roti dibuat melalui proses
fermentasi garam sehingga mengalami perubahan berat maupun karakteristik yang
khas. Ciri khas jambal roti antara lain aroma harum yang disebabkan adanya
degradasi protein dan lemak yang menghasilkan senyawa metil keton,
butilaldehid, amona, amino, dan senyawa anonim lainnya. Selain itu kandungan
asam amino nitrogen yang tinggi mempengaruhi cita rasa jambal roti. Kekhasan
lainnya adalah tekstur empuk dan kompak sebagai hasil kerja enzim proteolitik
yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Rahayu et al., 1992). Cara pengolahan ikan
jambal roti pada setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, tetapi pada prinsipnya
sama (Burhanuddin et. al., 1987).
METODOLOGI
Praktikum tentang uji organoleptic jambal roti ikan patin
(Pangasius pangasius) dilakukan di laboratorium TPHP Jurusan
Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Pada tanggal 11 November 2015 pukul 07.30-09.10
WIB.
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu alat tulis dan
kertas skala hedonik. Sedangkan untuk bahan menggunakan
beberapa sampel jambal roti ikan patin (Pangasius pangasius) dari
masing-masing kelompok secara acak dan aqua gelas.
Untuk prosedur kerja praktikum ini, pertama siapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, siapkan beberapa sampel
jambal roti ikan patin (Pangasius pangasius) ke dalam piring
kemudian letakkan secara acak, sedangkan praktikan yang akan
diuji sebagai panelis menunggu giliran masuk untuk uji
organleptik, setiap panelis memberikan tanggapan pribadi
kesukaan atau ketidaksukaan dan tingkat kesukaannya secara
bergilir terhadap produk organoleptik.
Panelis memberikan
tanggapan pribadi
kesukaan atau
5
4
3.07
3 2.22 2.74
2.4 2.372.37
2
1
RATA-RATA NILAI HEDONIK
2
RATA-RATA NILAI HEDONIK 1
5
4
2.882.88
3 2.44 2.44 2.7
1.88
2
RATA-RATA NILAI HEDONIK 1
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2012.Flavor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/hand
le/123456789/53004/BAB%20III%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf?sequence=4. Diakses pada tanggal 17
November 2015. Pukul 19.30 WIB.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Bandung.
Zura, C. F. 2006. Cita Rasa (Flavor). Departemen Kimia FMIPA.
Universitas Sumatera Utara. Medan
LAMPIRAN
Tabel 1. Tabel ANOVA Hasil Uji Organoleptik Jambal Roti dengan Penambahan
Bahan Bawang Putih dan Gula
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 172.698 5 34.540 76.009 .000
Aroma Within Groups 70.889 156 .454
Total 243.586 161
Between Groups 172.074 5 34.415 75.576 .000
Warna Within Groups 71.037 156 .455
Total 243.111 161
Between Groups 178.944 5 35.789 79.758 .000
Tekstur Within Groups 70.000 156 .449
Total 248.944 161
Between Groups 158.574 5 31.715 51.576 .000
Rasa Within Groups 95.926 156 .615
Total 254.500 161
Tabel 3. Hasil Uji Duncan Jambal Roti Ikan Patin dengan Penambahan Bawang Putih dan
Gula Parameter Aroma
Jambal_Roti_Ikan_Pati N Subset for alpha = 0.05
n_Dengan_Penambaha 1 2 3
n_Bawang_Putih_Dan_
Gula
20% 27 .0000
25% 27 2.4815
30% 27 2.5556
27,5% 27 2.7037
32,5% 27 2.7407
22,5% 27 3.1111
Sig. 1.000 .203 1.000
Tabel 4. Hasil Uji Duncan Jambal Roti Ikan Patin dengan Penambahan Bawang Putih dan
Gula Parameter Warna
Jambal_Roti_Ikan_Pati N Subset for alpha = 0.05
n_Dengan_Penambaha 1 2 3
n_Bawang_Putih_Dan_
Gula
20% 27 .0000
25% 27 2.4815
30% 27 2.5185
32,5% 27 2.6296
27,5% 27 2.8519 2.8519
22,5% 27 3.0741
Sig. 1.000 .066 .228
Tabel 5. Hasil Uji Duncan Jambal Roti Ikan Patin dengan Penambahan Bawang Putih dan
Gula Parameter Tekstur
n_Bawang_Putih_Dan
_Gula
20% 27 .0000
27,5% 27 2.5556
25% 27 2.6667
30% 27 2.6667
32,5% 27 2.8889 2.8889
22,5% 27 3.1111
Sig. 1.000 .097 .225
Tabel 6. Hasil Uji Duncan Jambal Roti Ikan Patin dengan Penambahan Bawang Putih dan
Gula Parameter Rasa
n_Bawang_Putih_Dan
_Gula
20% 27 .0000
27,5% 27 2.2593
30% 27 2.5185 2.5185
25% 27 2.5556 2.5556
22,5% 27 2.7778
32,5% 27 2.8889
Sig. 1.000 .193 .116
Tabel 7. Hasil Uji Duncan Jambal Roti Ikan Patin dengan Penambahan Bawang Putih
Parameter Tekstur
n_Bawang_Putih
20% 27 2.2222
30% 27 2.3704 2.3704
32,5% 27 2.3704 2.3704
27,5% 27 2.4074 2.4074
25% 27 2.7407 2.7407
22,5% 27 3.0741
Sig. .462 .137 .141
Tabel 8. Hasil Uji Duncan Jambal Roti Ikan Patin dengan Penambahan Bawang Putih
Parameter Rasa
Jambal_Roti_Ikan_Patin_ N Subset for alpha = 0.05
Dengan_Penambahan_Ba 1 2
wang_Putih
27,5% 27 1.8889
20% 27 2.4444
30% 27 2.4444
32,5% 27 2.7037
22,5% 27 2.8889
25% 27 2.8889
Sig. 1.000 .080
Gambar 10. Ikan hasil Gambar 11. Pemotongan ikan
penjemuran