Professional Documents
Culture Documents
PERIKANAN
Disusun Oleh :
Riska Ayu Nuryahya
4443130741
Perikanan 5 A
Kelompok 2
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
LAPORAN REKAYASA PROSES
Disusun Oleh :
Riska Ayu Nuryahya
4443130741
Perikanan 5 A
Kelompok 2
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
Laporan Praktikum Rekayasa
Proses Ke-7
Rabu, 25 November 2015
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
Abstract
Rusip a fermented fish product origin southern Sumatra.
Rusip made from anchovy or bilis (Stolephorus sp.) With salt 25%
and about 10% of palm sugar. Rusip can be consumed directly or
by adding certain spices to enhance the receipt, such as sliced
red onion, potpourri, chili, and lemon juice. Practicum on
organoleptic test Rusip anchovy (Stolephorus sp) carried out in
the laboratory TPHP Department of Fisheries, Faculty of
Agriculture, University of Sultan Ageng Tirtayasa. On 25
November 2015 at 7:30 to 9:10 pm which aims to determine the
best treatment of salt concentration on making Rusip anchovy
(Stolephorus sp.). treatment salt concentration is best in the
manufacture Rusip anchovy (Stolephorus sp.) is the most
dominant in group 5 with the addition of salt concentration as
much as 15% for parameter aroma and color, then the
parameters of the texture of the best treatment that is in group
3 with the addition of salt by 10%. And to sense parameters
based preference level panelists preferred the Rusip with the
addition of salt concentration as much as 7.5% in group 2.
Keywords : Anchovies, Salt concentration, Rusip
Abstrak
Rusip merupakan produk fermentasi ikan asal Sumatera
bagian selatan. Rusip dibuat dari ikan teri atau bilis (Stolephorus
sp.) yang diberi garam 25% dan gula aren sekitar 10%. Rusip
dapat dikonsumsi secara langsung ataupun dengan penambahan
bumbu-bumbu tertentu untuk meningkatkan daya terimanya,
seperti irisan bawang merah, rampai, cabai, dan perasan jeruk.
Praktikum tentang uji organoleptik rusip ikan teri (Stolephorus
sp) dilakukan di laboratorium TPHP Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tanggal 25
November 2015 pukul 07.30-09.10 WIB yang bertujuan untuk
mengetahui perlakuan konsentrasi garam yang terbaik pada
pembuatan rusip ikan teri (Stolephorus sp.). perlakuan
konsentrasi garam yang terbaik pada pembuatan rusip ikan teri
(Stolephorus sp.) yaitu paling dominan pada kelompok 5 dengan
penambahan konsentrasi garam sebanyak 15% untuk parameter
aroma dan warna, kemudian pada parameter tekstur perlakuan
yang terbaik yaitu pada kelompok 3 dengan penambahan garam
sebanyak 10%. Dan untuk parameter rasa berdasarkan tingkat
kesukaan panelis lebih menyukai rusip dengan penambahan
konsentrasi garam sebanyak 7,5% pada kelompok 2.
Kata Kunci : Ikan teri, Konsentrasi garam, Rusip
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi
proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah
memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad
yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi
utama berupa protein, lemak, vitamin dan mineral. Protein ikan
menyediakan 2-3 dari kebutuhan protein hewani yang
diperlukan oleh manusia. Kandungan protein ikan relatif besar
yaitu antara 15-25% atau 100 gram daging ikan. Kandungan
lemak daging merah ikan lebih tinggi dibandingkan daging putih
ikan. Jumlah mineral pada daging ikan hanya sedikit. Ikan juga
dipandang sebagai sumber kalsium, besi, tembaga, dan yodium.
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk
oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih dalam
keadaan baik, diperlukan cara-cara penanganan yang baik,dari
sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan mutu ikan
yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional dari
pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi
pengawetan ikan dengan cara pembuatan rusip.
Rusip merupakan produk fermentasi ikan asal Sumatera
bagian selatan. Rusip dibuat dari ikan teri atau bilis (Stolephorus
sp.) yang diberi garam 25% dan gula aren sekitar 10%. Rusip
dapat dikonsumsi secara langsung ataupun dengan penambahan
bumbu-bumbu tertentu untuk meningkatkan daya terimanya,
seperti irisan bawang merah, rampai, cabai, dan perasan jeruk.
Biasanya rusip siap dikonsumsi setelah disimpan selama 2
minggu.
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk
mengetahui perlakuan konsentrasi garam yang terbaik pada
pembuatan rusip ikan teri (Stolephorus sp.).
TINJAUAN PUSTAKA
Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan
makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk
mempegunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau uji indera
atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan
mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi
kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari
produk. Produk yang dijadikan objek dalam praktikum kali ini
adalah pembuatan produk rusip ikan teri (Stolephorus sp.).
Rusip masih dilakukan secara tradisional dan sifatnya
spontan tanpa penambahan inokulum murni. Produk fermentasi
secara spontan memiliki beberapa kekurangan yakni mutu tidak
stabil, tidak seragam, mutunya sangat rendah dan dapat
membahayakan konsumen serta timbulnya aroma yang
menyimpang (off flavour). Pada proses fermentasi secara
spontan, jenis mikroba yang tumbuh sangat banyak, dan sulit
dikontrol. Populasi awal bakteri asam laktat yang rendah
menyebabkan bakteri pembusuk dan penghasil histamin serta
bakteri patogen tumbuh cepat mendahului pertumbuhan bakteri
asam laktat. Populasi awal bakteri asam laktat relatif rendah
yaitu hanya sekitar 5% dari total flora bakteri dalam ikan. Selain
itu, tingginya jumlah mikroba yang tidak diinginkan berpengaruh
terhadap peningkatan kadar TVN yang disebabkan pemecahan
senyawa nitrogen oleh mikroba seperti urea dan asam amino
menjadi komponen yang mudah menguap. Diketahui bahwa
kadar total volatil nitrogen/TVN produk Rusip Bangka masih
relatif tinggi dan masih terdapat kapang.
Pada proses fermentasi rusip dapat dilakukan dengan starter
dalam bentuk cair maupun kering. Pembuatan kultur kering
bertujuan untuk mengurangi beban kerja yang harus dilakukan
pada pemeliharaan starter cair, memperpanjang masa simpan
starter dan untuk memudahkan distribusi starter tanpa terjadi
kehilangan aktivitas yang nyata. Sementara itu, penggunaan
starter kering akan memudahkan cara penggunaannya dan
memungkinkan penggunaan starter baru pada setiap lot
fermentasi, sehingga fermentasi lebih terkontrol dan kualitas
lebih terjamin.
METODOLOGI
Praktikum tentang uji organoleptik rusip ikan teri
(Stolephorus sp) dilakukan di laboratorium TPHP Jurusan
Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Pada tanggal 25 November 2015 pukul 07.30-09.10
WIB.
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu alat tulis dan
kertas skala hedonik. Sedangkan untuk bahan menggunakan
beberapa sampel rusip ikan teri (Stolephorus sp) dari masing-
masing kelompok secara acak dan aqua gelas.
Untuk prosedur kerja praktikum ini, pertama siapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, siapkan beberapa sampel rusip
ikan teri (Stolephorus sp) ke dalam piring kemudian letakkan
secara acak, sedangkan praktikan yang akan diuji sebagai
panelis menunggu giliran masuk untuk uji organleptik, setiap
panelis memberikan tanggapan pribadi kesukaan atau
ketidaksukaan dan tingkat kesukaannya secara bergilir terhadap
produk organoleptik.
Panelis memberikan
tanggapan pribadi
kesukaan atau
KESIMPULAN
Berdasarkan data di atas maka dapat ditarik kesimpulan,
bahwa telah diketahui perlakuan konsentrasi garam yang terbaik
pada pembuatan rusip ikan teri (Stolephorus sp.) yaitu paling
dominan pada kelompok 5 dengan penambahan konsentrasi
garam sebanyak 15% untuk parameter aroma dan warna,
kemudian pada parameter tekstur perlakuan yang terbaik yaitu
pada kelompok 3 dengan penambahan garam sebanyak 10%.
Dan untuk parameter rasa berdasarkan tingkat kesukaan panelis
lebih menyukai rusip dengan penambahan konsentrasi garam
sebanyak 7,5% pada kelompok 2.
Praktikum yang dilakukan sudah sangat baik dan sesuai
dengan prosedur yang ditentukan, hanya saja alat praktikum
yang masih kurang lengkap sehingga membuat praktikan
berebut dan kurang tertib, terutama pada saat melakukan
penimbangan bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2012.Flavor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/hand
le/123456789/53004/BAB%20III%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf?sequence=4. Diakses pada tanggal 14
Desember 2015. Pukul 19.30 WIB.
LAMPIRAN
Gambar 6. Rusip dimasukan kedalam Gambar 7. Proses
pemanasan rusip
wajan
Gambar 8. Rusip ditiriskan Gambar 9. Rusip siap
diuji organoleptik