You are on page 1of 16

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN PETUGAS LINEN

LAUNDRY TERHADAP SOP PENCUCIAN LINEN LAUNDRY


DI RUMAH SAKIT X DI YOGYAKARTA TAHUN 2013

Eskariana Nugraheni, Surahma Asti Mulasari


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
*Email : rahmasti_fkmuad@yahoo.com

ABSTRACT

Background : An hospital functioning as an laundry, while the object of this study was
effort of health recovery which performed an unit of linen and laundry of The X
health service had actually both positive and hospital of Yogyakarta.
negative impact on the surrounding Result : The result of this study indicated
environment. The X hospital of Yogyakarta that the process of linen laundry in The X
had its own laundry service. Based on the hospital of Yogyakarta started from
observation conducted on 20th January 2013 measuring of the linen, diving, changing or
in X hospital of Yogyakarta at the laundry adding of detergent, softener adding,
section, it was found that there was a squeezing and drying. SOP of laundry of
problem concerning about some staff who light and heavy dirty linen had been done
ignored SOP in linen laundry. Staffs should thoroughly, and SOP of laundry of infectious
perform on the basis of SOP in The X dirty linen hadnt been done thoroughly by
hospital of Yogyakarta, which set the right the staff.
and good process of linen laundry. If the Conclusion : The conclusion of this study
staffs didnt conform to the SOP of linen were : (1) The process of linen laundry in
laundry in The X hospital of Yogyakarta it RSU Muhammadiyah Yogayakarta Hospital
would cause disease. This study aimed at has matched with the existing SOP of
identifying the process of linen laundry and laundry. (2) The staff conformed with the
the obedient of the staffs on the SOP of linen laundry SOP of light dirty linen and heavy
laundry in The X hospital of Yogyakarta. dirty linen. (3) the staff didnt obey the
Method : This study was a descriptive study. laundry SOP of infectious linen.
The subject of this study was a staff of linen

Keywords : Obedient, SOP, Linen


PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai sarana upaya (binatu), mulai dari perencanaan, pencucian
perbaikan kesehatan yang melaksanakan linen kotor menjadi linen bersih yang dapat
pelayanan kesehatan sekaligus sebagai membuat pasien nyaman dan mencegah
lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penyebaran infeksi.2 Rumah Sakit X
penelitian, ternyata memiliki dampak positif Yogyakarta telah memiliki sarana laundry
dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya. sendiri artinya dalam pengelolaan linen tidak
Hal ini mempunyai konsekuensi perlunya bekerja sama dengan pihak ketiga.
pengelolaan limbah rumah sakit sebagai Berdasarkan observasi yang dilakukan
bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan pada tanggal 20 Januari 2013 di Rumah
rumah sakit yang bertujuan untuk Sakit X Yogyakarta di bagian laundry,
melindungi masyarakat dari bahaya ditemukan permasalahan yaitu ada beberapa
pencemaran lingkungan yang bersumber petugas yang mengabaikan SOP pencucian
1
dari limbah rumah sakit. linen Laundry. Seharusnya petugas
Peningkatan mutu pelayanan dapat mematuhi SOP yang ada di Rumah Sakit X
dilaksanakan melalui pengembangan sarana Yogyakarta yang mengatur tentang proses
dan prasarana rumah sakit, pengadaan pencucian linen yang baik dan benar. Jika
peralatan, dan ketenagaan serta perangkat petugas tidak mematuhi SOP maka akan
lainnya, termasuk pengelolaan kebutuhan menyebabkan penyebaran penyakit,
dan persediaan linen di ruang rawat inap khususnya pada linen kotor berat. Dengan
rumah sakit. Rumah sakit sebagai suatu demikian, maka peneliti berminat untuk
sistem terpadu terdiri dari berbagai meneliti tentang Analisis Tingkat
subsistem yang paling terkait. Subsistem Kepatuhan Petugas Linen Laundry Terhadap
yang bertanggung jawab terhadap SOP Pencucian Linen Laundry di Rumah
pengelolaan linen adalah bagian laundry Sakit X Yogyakarta Tahun 2013.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Subjek dalam penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian petugas pencucian linen laundry di Rumah
ini dimaksudkan untuk mengetahui Sakit X Yogyakarta. Jumlah petugas bagian
gambaran proses pencucian linen dan pencucian linen menurut Kepala Unit Linen
gambaran mengenai tingkat kepatuhan dan Laundry adalah 1 orang petugas inti dan
petugas linen laundry terhadap SOP dibantu 2-3 orang setiap jam kerjanya.
pencucian linen laundry kotor ringan, kotor Objek pada penelitian ini yaitu Unit Linen
berat, dan kotor infeksius di Rumah Sakit X dan Laundry di Rumah Sakit X Yogyakarta.
Yogyakarta.
Alat-alat yang digunakan dalam induktif yang bertitik tolak dan data yang
penelitian ini yaitu panduan wawancara dan terkumpul kemudian disimpulkan. Proses
Panduan observasi (checklist) yang mengacu berfikir induktif ini dimulai dari keputusan-
pada SOP pencucian linen di Unit Linen dan keputusan khusus (data yang terkumpul)
Laundry Rumah Sakit X Yogyakarta. Data kemudian diambil secara umum.3
yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya Triangulasi data yang akan dilakukan dalam
akan dianalisis dengan teknik analisis penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan
kualitatif dan dilakukan uji triangulasi data. teknik.
Analisis Kualitatif yaitu suatu proses berfikir

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
1) Gambaran Proses Pencucian Linen di RS X Yogyakarta
a) Proses pencucian linen kotor ringan
Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor ringan:

Gambar 3. Tahapan pencucian linen kotor ringan

Gambar 3 menunjukkan tahapan Kemudian yang terakhir, linen diperas dan


proses pencucian linen kotor ringan di Unit dimasukkan kedalam mesin pengering.
Linen dan Laundry RS X Yogyakarta yaitu Berikut ini adalah hasil wawancara
dimulai dari petugas linen menimbang kepada petugas linen tentang tahapan
berat linen yang akan dicuci, petugas linen proses pencucian linen kotor ringan, yaitu:
memasukkan linen kedalam mesin cuci Pertama kan yang biasanya ditimbang
kemudian ditambahkan air dan dulu. Satu mesin beratnya 45 kg, itu
merendamnya selama 5 menit. Petugas dimasukkan dulu ke istilahnya prewash
linen mengganti air tersebut dengan air alat cuci, setelah itu dibuang, diisi air lagi
panas dan menambahkan deterjen untuk tu air ya kira-kira menurut.. sepertiga dan
proses pencucian. Lama waktu pencucian apa itu .. tabung mesin, dikasih bahan
sekitar 15 menit. Setelah itu petugas linen cucinya kira-kira untuk .. sudah ada
melakukan pembilasan 2 kali, dan pada ketentuannya mbak. Dikasih bahan
pembilasan terakhir ditambahkan softener.
cucinya, sabun sama apa itu yang kemudian yang terakhir dibilas, biasanya
mengandung klorin itu. mbak dibilas dua kali pake pewangi
Pembilasan setelah diapa.. stelah air pelembut.
pencucian dibuang dibilas dua kali,
b) Proses pencucian linen kotor berat, meliputi tahapan sebagai berikut:
Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor berat:

Gambar 4. Tahapan pencucian linen kotor berat

Gambar 4 menunjukkan tahapan Berikut ini adalah hasil wawancara


proses pencucian linen kotor berat di Unit kepada petugas linen tentang tahapan
Linen dan Laundry RS X Yogyakarta yaitu proses pencucian linen kotor berat, yaitu:
dimulai dari petugas linen menimbang Sama semua, ditimbang dulu. Prosesnya
berat linen yang akan dicuci, petugas linen itu biasanya khusus, kadang tidak
memasukkan linen kedalam mesin cuci sekaligus. Kalo banyak tu campuran apa..
kemudian ditambahkan air dan darah atau kotoran yang lain seperti tinja
merendamnya selama 5 menit. Noda yang itu.. biasanya sampai 2 kali dosisnya.
menempel pada linen seperti darah, Setelah air yang keluar itu jernih, tidak
kotoran, dan lain sebagainya disikat sampai berbau dan tidak ada warna darah
hilang nodanya. Setelah itu, petugas linen campur anu tu.. lalu dikasih apa itu..
mengganti air tersebut dengan air panas obat cuci sabun atau klorin. Dan itu dosis
dan menambahkan deterjen untuk proses biasanya sampai lebih dari 2 sampai 3
pencucian. Lama waktu pencucian sekitar lebih dosis untuk kotoran ringan itu. Dan
30 menit. Petugas linen melakukan untuk proses pembilasan sama.
pembilasan 2 kali, dan pada pembilasan Diganti. Setiap proses ganti. Yang untuk
terakhir ditambahkan softener. Kemudian pembilasan satu, yang pembilasan kedua
yang terakhir petugas linen mematikan airnya juga diganti semua.
mesin dan mengangkat linen untuk diperas
kemudian dimasukkan kedalam mesin
pengering.
Ya, air panas dan disikat. Dan yang tadi Ya terakhir sama, ditambah pelembut dan
saya hampir lupa yang untuk proses pewangi. proses terakhir itu sebelum
pencucian itu memakai air panas. masuk ke proses pemerasan.
Biasa itu memakai air panas untuk
waterwash yang 80 derajat.
Sama, sama 2 kali pembilasan dan setiap
pembilasan yang pengopyokan atau
prewasah itu yang berbeda. Yang kotor
berat biasanya sampe 2 kali pengopyokan
atau prewasah 2 kali.
c) Proses pencucian linen kotor infeksius, meliputi tahapan sebagai berikut:
Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor infeksius:

Gambar 5. Tahapan pencucian linen kotor infeksius

Gambar 5 menunjukkan tahapan pembilasan 2 kali, dan pada pembilasan


proses pencucian linen kotor berat di Unit terakhir ditambahkan softener. Kemudian
Linen dan Laundry RS X Yogyakarta yaitu yang terakhir, petugas linen mematikan
dimulai dari petugas linen menimbang mesin dan mengangkat linen untuk diperas
berat linen yang akan dicuci, kemudian kemudian dimasukkan kedalam mesin
linen dimasukkan kedalam ember khusus pengering.
yang berisi campuran brodklin dan Berikut ini adalah hasil wawancara
herviklir dengan air panas selama minimal kepada petugas linen tentang tahapan
2 jam. Petugas linen memasukkan linen proses pencucian linen kotor infeksius,
kedalam mesin cuci kemudian ditambahkan yaitu:
air dan merendamnya selama 5 menit. Itu biasanya dari, dari bangsal dan
Kemudian petugas linen mengganti air tempat pasien sudah ada. Apa itu.. khusus,
tersebut dengan air panas dan wadah khusus. Kalo yang infeksius itu tidak
menambahkan deterjen untuk proses langsung mesin cuci, tapi di apa..
pencucian. Lama waktu pencucian sekitar Dibedakan warna, direndam dulu pake..
20 menit. Petugas linen melakukan
Semua air panas 24 jam, selama 24 jam Untuk yang linen putih itu lebih banyak
perendaman. penghilang nodanya kalo yang warna tidak
Itu langsung di apa.. kalo linen infeksius soalnya dapat ngerusak warna.
yang datang langsung dimasukkan kedalam Penetralnya tergantung apa itu, tingkat
ember khusus, embernya khusus, dan itu kekotorannya.
dikasih air panas lalu direndam dengan Ya softener untuk pewangi dan pelembut
larutan klorin sama anu.. yang itu.
mengandung disinfektan.
Infeksius dengan air panas semuanya, air
dingin itu untuk proses pembilasan dan
pelembut dan pewangi. Kalo yang infeksius
dan cuci berat langsung pake air panas.

2) Tingkat Kepatuhan Petugas Linen Laundry Terhadap SOP Pencucian Linen Laundry
Kotor Ringan, Kotor Berat, dan Kotor Infeksius di Rumah Sakit X Yogyakarta

a) Hasil Observasi Kepatuhan Petugas orang. Berikut ini adalah hasil observasi
Linen Terhadap SOP di lapangan tentang kepatuhan petugas
Observasi atau pengamatan linen terhadap SOP pencucian linen di
penelitian ini dilakukan kepada petugas Unit Linen dan Laundry RS X
linen yang bertugas pada jam kerja pagi Yogyakarta:
tanggal 3 Mei 2013 yang berjumlah 4
Tabel 4. Hasil Observasi Kepatuhan Petugas Linen Terhadap SOP Pencucian Linen
Kotor Ringan di Unit Linen dan Laundry RS X Yogyakarta Tahun 2013

A. Linen Kotor Ringan


No SOP Hasil Keterangan
1 Penimbangan
a. Menimbang linen Petugas menimbang linen Berat timbangan
kotor seberat 45 kg kotor disesuaikan dengan
jumlah linen setiap
harinya
2 Pembasahan
a. Mengisi air bersih di Mengisi air bersih di bak Sesuai
bak mesin cuci mesin cuci volume bak
volume bak mesin mesin
b. Melakukan Melakukan pembasahan Sesuai
pembasahan selama
5 menit
c. Membuang air dingin Membuang air dingin dan Sesuai
dan mengganti air mengganti air panas
panas volume bak volume bak mesin
mesin
3 Pencucian
a. Melakukan pencucian Melakukan pencucian selama Sesuai
selama 15 menit 15 menit dengan menambah
dengan menambah bahan cucian ditambah bahan
bahan cucian penghilang noda
ditambah bahan
penghilang noda
b. Membilas dengan air Membilas dengan air bersih Sesuai
bersih selama 2x selama 2x masing-masing
masing-masing pembilasan selam 5 menit
pembilasan selam 5
menit
c. Pembilasan ketiga Pembilasan ketiga Sesuai
ditambahkan pewangi ditambahkan pewangi dan
dan pelembut pelembut diproses selama 5
diproses selama 5 menit
menit
d. Mematikan mesin Mematikan mesin Sesuai
e. Mengangkat linen dan Mengangkat linen dan Sesuai
memeras linen memeras linen

Tabel 5. Hasil Observasi Kepatuhan Petugas Linen Terhadap SOP Pencucian Linen
Kotor Berat di Unit Linen dan Laundry RS X Yogyakarta Tahun 2013

B. Linen Kotor Berat


No SOP Hasil Keterangan
1 Penimbangan
a. Menimbang linen Petugas menimbang linen Berat timbangan
kotor seberat 45 kg kotor disesuaikan dengan
jumlah linen setiap
harinya
2 Pembasahan
a. Melakukan Melakukan pembasahan Sesuai
pembasahan selama
5 menit
b. Menyikat noda yang Menyikat noda yang Sesuai
menempel menempel
c. Melakukan Melakukan pembasahan Sesuai
pembasahan selama
5 menit
d. Membuang air dingin Membuang air dingin dan Sesuai
dan mengganti air mengganti air panas volume
panas volume bak bak mesin
mesin
3 Pencucian
a. Mencuci selama 30 Mencuci selama 30 menit Sesuai
menit dengan dengan menambah bahan
menambah bahan cucian dan ditambah bahan
cucian dan ditambah pengilang noda
bahan pengilang
noda
b. Membilas dengan air Membilas dengan air bersih Sesuai
bersih selama 2x selama 2x masing-masing
masing-masing pembilasan selam 5 menit
pembilasan selam 5
menit
c. Pembilasan ketiga Pembilasan ketiga Sesuai
ditambahkan ditambahkan pewangi dan
pewangi dan pelembut diproses selama 5
pelembut diproses menit
selama 5 menit
d. Mematikan mesin Mematikan mesin Sesuai
e. Mengangkat linen Mengangkat linen dan Sesuai
dan memeras linen memeras linen

Tabel 6. Hasil Observasi Kepatuhan Petugas Linen Terhadap SOP Pencucian Linen
Kotor Infeksius di Unit Linen dan Laundry RS X Yogyakarta Tahun 2013

C. Linen Kotor Infeksius


No SOP Hasil Keterangan
1 Penimbangan
a. Memisahkan linen Linen kotor infeksius warna Sesuai
kotor infeksius antara dan putih dipisahkan
yang berwarna dan
putih
2 Perendaman
a. Mengguyur linen Mengguyur linen kotor dengan Sesuai
kotor dengan air air
b. Merendam linen kotor Merendam linen dengan air Adanya penggantian
putih dengan chlorine panas ditambah brodklyn dan zat pengehilang
50 cc/50 liter air suhu herviklir noda yaitu chlorine
70C selama 5 menit di ganti brodklyn dan
herviklir
c. Memasukkan linen Pencucian dilakukan mesin Tidak sesuai
kotor infeksius putih cuci yang sama
ke dalam mesin cuci
Mincer
d. Memasukkan linen Pencucian dilakukan mesin Tidak sesuai
infeksius berwarna ke cuci yang sama
dalam mesin cuci
Sunlight
e. Menambahkan air Menambahkan air dingin Sesuai
dingin dari isi dari isi mesin cuci
mesin cuci
f. Melakukan Melakukan pembasahan Sesuai
pembasahan selama selama 5 menit
5 menit
3 Pencucian
a. Membuang air dan Membuang air dan diisi ulang Sesuai
diisi ulang air panas air panas 70C sebanyak isi
70C sebanyak isi mesin cuci
mesin cuci
b. Memasukkan Memasukkan deterjen dan Sesuai
deterjen 350 gram penghilang noda
dan menambahkan
penghilang noda 350
ml untuk linen putih
dan bleach 350 ml
untuk linen berwarna
c. Melakukan proses Melakukan proses pencucian Sesuai
pencucian selama 20 selama 20 menit
menit
d. Membuang air dan Membuang air dan mengisi Sesuai
mengisi ulang ulang dengan air dingin
dengan air dingin sebanyak permukaan mesin
sebanyak cuci
permukaan mesin
cuci
e. Menambahkan Menambah penetral Sesuai
penetral 150 gram
dan mendiamkan
selama 7 menit
f. Membuang air dan Membuang air dan mengisi Sesuai
mengisi dengan air dengan air dingin dari isi
dingin dari isi mesin cuci dan menambahkan
mesin cuci dan softener
menambahkan
softener 200 ml
4 Pembilasan
a. Melakukan proses Melakukan proses pembilasan Sesuai
pembilasan selama 5 selama 5 menit
menit
b. Membuang air Membuang air Sesuai
c. Memeras cucian Memeras cucian Sesuai

Tabel di atas menunjukkan bahwa bagian pencucian linen kotor infeksius,


terdapat ketidakpatuhan petugas linen sedangkan pada pencucian kotor ringan dan
laundry mematuhi SOP yaitu pada petugas
kotor berat petugas dapat mematuhi SOP
yang ada.

Pembahasan
Pencucian mempunyai tujuan selain SOP pencucian linen di Unit Linen dan
menghilangkan noda (bersih), awet (tidak Laundry RS X Yogyakarta. Instrumen
cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan penelitian yang digunakan dalam penelitian
sehat yaitu bebas dari mikroorganime ini adalah pedoman wawancara dan
4
pathogen. Standar Opeasional Prosedur observasi atau pengamatan yang dilakukan
(SOP) pencucian linen adalah aturan atau pada petugas bagian pencucian. Jumlah
pedoman untuk menjelaskan prosedur petugas bagian pencucian adalah 1 petugas
dalam pelaksanaan pencucian linen. Tujuan inti dan dibantu 2-3 orang petugas lainnya
penelitian ini adalah untuk mengetahui karena rata-rata jumlah linen yang dicuci
gambaran proses pencucian linen dan setiap harinya adalah 500 kg sehingga
tingkat kepatuhan petugas linen terhadap membutuhkan jumlah tenaga yang banyak.
Berdasarkan Keputusan Menteri memenuhi Baku Mutu Limbah cair
Negara Lingkungan Hidup Republik lampiran B selambat-lambatnya
Indonesia Nomor 58 Tahun 1995 pasal 3 tanggal 1 Januari tahun 2000
tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi 3. Tahap perencanaannya dilakukan dan
kegiatan Rumah Sakit bagi setiap rumah beroperasi setelah dikeluarkannya
sakit yang : keputusan ini berlaku Baku Mutu
1. Telah beroperasi sebelum Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam
dikeluarkannya keputusan ini, berlaku lampiran B.5
baku Mutu Limbah cair sebagaimana Proses pencucian linen di RS X
tersebut dalam Lampiran A dan wajib Yogyakarta dimulai dari linen kotor yang
memenuhi Baku mutu limbah cair berasal dari berbagai unit di RS PKU
sebagaimana tersebut dalam lampiran dikumpulkan dipisahkan menjadi dua
B selambat-lambatnya tanggal 1 macam linen yaitu linen infeksius dan linen
Januari 2000 non infeksius (kotor ringan dan berat).
2. Tahap perencanaannya dilakukan Linen yang telah dikumpulkan tadi
sebelum dikeluarkannya keputusan ini, kemudian diterima petugas penerima linen
dan beroperaasi setelah dikeluarkannya kotor dan dibawa ke unit laundry. Setelah
keputusan ini, berlaku baku Mutu sampai di unit laundry, linen-linen tersebut
Limbah Cair lampiran A dan wajib kemudian disortir, dihitung berdasarkan
jenisnya dan kemudian dilakukan penimbangan, linen kemudian masuk
penimbangan. Setelah dilakukan proses dalam tahap pencucian.

1) Proses Pencucian Linen di RS X Yogyakarta


a) Proses Pencucian Linen Kotor Non Infeksisus (Kotor Ringan dan Berat)
Linen kotor non infeksisus (kotor mesin pencuci setiap kali cucinya. Mesin
ringan dan berat) adalah linen yang cuci yang ada di RS X ada 3 unit yaitu 2
tidak terkontaminasi oleh darah, cairan unit berkapasitas 80 kg dan 1 unit
tubuh dan feses yang berasal dari pasien berkapasitas 10 kg.
lainnya (bukan pasien penyakit infeksi) Penimbangan sesuai dengan kapasitas
secara rutin, meskipun mungkin linen dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan
yang diklasifikasikan dari seluruh bahan-bahan kimia dalam proses pencucian.4
pasien berasal dari sumber ruang isolasi Setelah penimbangan, kemudian linen
4
yang terinfeksi. Proses pencucian linen dimasukkan ke dalam mesin cuci untuk
kotor ringan dan berat hampir sama dilakukan perendaman dengan air biasa
yaitu dimulai dari penimbangan, selama 5 menit. Tujuan perendaman ini
perendaman, penggantian air & yaitu untuk menghilangkan noda kering
penambahan deterjen, pembilasan & yang menempel. Selain perendaman, untuk
penambahan softener, dan pemerasan & pencucian linen kotor berat dilakukan
pengeringan. Perbedan dari pencucian penyikatan agar noda yang sukar dapat
tersebut hanya pada dosis bahan dihilangkan.
penghilang noda dan waktu Setelah perendaman, air untuk
pencuciannya. Dosis bahan penghilang perendaman diganti dengan air panas dan
noda untuk pencucian linen kotor berat ditambahkan deterjen atau bahan penghilang
2-3 kali lipat dari dosis untuk pencucian noda sesuai dengan tingkat kekotorannya
linen kotor ringan agar kotoran mudah yaitu untuk pencucian linen kotor berat 2-3
hilang. Waktu pencucian linen berbeda kali dosis untuk pencucian linen kotor
tergantung dari jenis linen yang dicuci, ringan. Pemakaian air panas bertujuan untuk
misalnya untuk mencuci ringan membantu fungsi dari deterjen yaitu
dilakukan selama 15 menit sedangkan menghilangkan noda agar lebih cepat.
untuk pencucian linen kotor berat Proses ini berlangsung selama 15 menit
sekitar 30 menit. untuk pencucian linen kotor ringan dan 30
Penimbangan dilakukan untuk menit untuk pencucian linen kotor berat.
mengetahui berat linen kotor yang akan Waktu perlu diperhatikan karena waktu
dicuci karena keterbatasan kapasitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan temperatur dan bahan kimia guna dan pengering. Jumlah mesin peras dan
mencapai hasil cucian yang bersih dan sehat. pengering di RS X Yogyakarta sebanyak
Jika waktu tidak tidak tercapai sesuai yang 2 unit mesin peras dengan kapasitas 80 kg
dipersyaratkan, maka kerja bahan kimia dan 2 unit mesin pengering dengan
tidak berhasil dan yang terpenting kapasitas 80 kg.
mikroorganisme dan jenis pests seperti kutu Pemerasan merupakan proses
4
dan tungau dapat mati. pengurangan kadar air setelah tahap
pencucian selesai. Lama proses pemerasan
selama 5-8 menit dengan mesin pada
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan putaran tinggi, sedangkan pengeringan
pembilasan sebanyak 2 kali dengan air dilakukan dengan mesin pengering yang
biasa yang bertujuan agar sisa-sisa mempunyai suhu 700C selama 10 menit.4
deterjen atau penghilang noda hilang. Setelah proses pencucian selesai,
Kemudian melakukan pembilasan terakhir linen kemudian dibawa ke bagian proses
dengan ditambahkan softener agar linen finishing untuk dilakukan pengerolan,
bersih dan wangi. penyetrikaan dan pelipatan. Setelah selesai
Tahap terakhir kegiatan yang ada di dilipat, linen disimpan di tempat
ruang pencucian adalah pemerasan penyimpanan sementara sebelum akhirnya
sekaligus pengeringan linen. Pemerasan didistribusikan ke bangsal-bangsal sesuai
dan pengeringan dilakukan di mesin peras dengan fungsinya masing-masing.
b) Proses Pencucian Linen Kotor Infeksius
Linen kotor infeksius adalah linen penambahan softener, dan pemerasan &
yang terkontaminasi dengan darah, cairan pengeringan.
tubuh atau feses terutama yang berasal
dari infeksi TB paru, infeksi salmonella Perbedaaan terletak pada sebelum
dan shigella (sekresi dan ekskresi), HBV, tahap perendaman di mesi cuci dilakukan
dan HIV (jika terdapat noda darah) dan perendaman terlebih dahulu di dalam
infeksi lainnya yang spesifik (SARS) ember khusus yang berisi campuran bahan
dimasukkan ke dalam dengan kantung disinfektan dan air panas yang berguna
segel yang dapat terlarut di air dan untuk menetralkan linen yang
kembali ditutup dengan kantung luar terkontaminasi infeksi. Lama perendaman
berwarna kuning bertuliskan infeksi.4 di ember khusus ini dilakukan selama 24
Proses pencucian linen kotor jam.
infeksius hampir sama dengan pencucian Permasalahan dari pengelolaan
linen kotor ringan yaitu dimulai dari tempat pencucian linen di Unit Linen dan
penimbangan, perendaman, penggantian Laundry RS X Yogyakarta terletak pada
air & penambahan deterjen, pembilasan & keterbatasan alat dan minimnya
pengawasan. Keterbatasan alat yaitu ditujukan untuk memberikan informasi
kurangnya jumlah mesin cuci, misalnya tentang sebab dan akibat dari suatu
untuk pencucian linen kotor infeksius kebijakan yang sedang diimplementasikan
seharusnya dipisah dengan mesin cuci dengan tujuan:
yang digunakan untuk pencucian linen (1) Menjaga agar kebijakan yang sedang
kotor ringan dan berat. dimplementasikan sesuai dengan
Akibat dari penggunaan mesin cuci tujuan dan sasaran.
yang sama bisa memungkinkan adanya (2) Menemukan kesalahan sedini
infeksi karena salah satu faktor yang mungkin sehingga mengurangi resiko
menimbulkan terjadinya infeksi menurut yang lebih besar.
4
Depkes RI (2004) adalah penggunaan alat (3) Melakukan tindakan
yang terkontaminasi. modifikasi terhadap kebijakan apabila
Pengawasan perlu dilakukan pada hasil monitoring mengharuskan untuk
petugas dalam menjalankan SOP itu.
pencucian agar hasil pencucian tersebut
sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu
linen yang bersih dan sehat. Subarsono
(2009)5 menyatakan pengawasan atau
monitoring adalah aktivitas yang
2) Tingkat Kepatuhan Petugas Pencucian Linen Laundry
Kepatuhan adalah tingkat seseorang membantu pihak berwenang dan
dalam melaksanakan suatu aturan dalam pelaksana serta masyarakat yang terlibat
dan perilaku yang disarankan. Pengertian baik secara langsung maupun tidak
dari kepatuhan adalah menuruti suatu langsung untuk menentukan strategi
perintah atau suatu aturan. Kepatuhan pengelolaan linen yang tepat dengan
adalah tingkat seseorang dalam memperhatikan faktor-faktor khusus dan
melaksanakan perawatan, pengobatan dan unit yang ada pada setiap situasi, kondisi
perilaku yang disarankan oleh perawat, lokal, persyaratan atau peraturan yang
6
dokter atau tenaga kesehatan lainnya. berlaku.4 Hasil observasi yang dilakukan
Salah satu faktor yang pada unit linen RS X Yogyakarta
mempengaruhi kinerja pengelolaan linen diketahui bahwa unit linen telah
Rumah Sakit adalah adanya pedoman mempunyai Standar Operasional Prosedur
yang jelas. Tujuan dibuatnya pedoman (SOP).
tersebut adalah untuk menjelaskan Standar Operasional Prosedur
prosedur dalam pelaksanaan pengelolaan (SOP) yang dimiliki RS X untuk unit
linen khususnya dalam proses pencucian linen dan laundry diantaranya adalah
linen. Hal ini dimaksudkan untuk membahas tentang tatacara pencucian
linen kotor ringan, linen kotor berat, dan sedangkan untuk linen kotor berat ada
linen infeksius. Hasil observasi yang proses penyikatan untuk menghilangkan
dilakukan di Unit Linen dan Laundry noda noda berat dan durasi pencucian di
khususnya pada proses pencucian terdapat mesin cuci selama 30 menit. Waktu
beberapa hal yang tidak sesuai dengan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
SOP yang berlaku. dengan temperatur dan bahan kimia guna
mencapai hasil cucian yang bersih, sehat.
Proses pencucian linen kotor ringan Jika waktu tidak tercapai sesuai dengan
di RS X Yogyakarta sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka kerja bahan
SOP, namun ada beberapa hal yang harus kimia tidak berhasil dan yang terpenting
lebih diperhatikan mengenai proses mikroorganisme dan jenis pests seperti
penimbangan linen. Pada SOP, tertulis kutu dan tungau dapat mati.4 Proses
bahwa harus dilakukan penimbangan pencucian linen kotor berat sudah sesuai
seberat 45 kg sebelum dimasukkan ke SOP, namun ada beberapa hal yang harus
dalam mesin cuci. Pada pelaksanaannya, lebih diperhatikan mengenai proses
linen kotor ringan hanya ditimbang penimbangan linen seperti yang terjadi
sebagai data untuk laporan. Linen bukan pada proses pencucian linen kotor ringan.
ditimbang untuk menyesuaikan dengan Proses pencucian linen kotor
kapasitas mesin cuci. Setelah ditimbang, infeksius di RS X Yogyakarta tidak
linen kotor disortir berdasarkan jenisnya sesuai dengan SOP yang berlaku di
(baju, handuk, selimut, dll) kemudian Rumah Sakit tersebut karena dalam
dimasukkan ke dalam ember-ember besar. pencucian kotoran infeksius menggunakan
Setelah selesai disortir, linen tersebut mesin cuci yang sama dengan mesin cuci
kemudian dicuci. Pada alur pengelolaan untuk linen kotor ringan dan berat.
linen yang terdapat di RS X Yogyakarta, Penggunaan mesin cuci untuk linen kotor
seharusnya dilakukan pensortiran terlebih infeksius seharusnya dibedakan dengan
dahulu baru setelahnya dilakukan proses mesin cuci linen kotor ringan dan berat
penimbangan (seberat 45kg) agar sesuai untuk meminimalisir terjadinya
dengan kapasitas mesin cuci. penyebaran penyakit.
Proses pencucian linen kotor berat di Ketidakpatuhan petugas melaksanakan
RS X Yogyakarta hampir sama dengan SOP pencucian linen kotor infeksius di RS
proses pencucian linen kotor ringan. X Yogyakarta berdasarkan hasil
Hanya ada perbedaan pada proses wawancara dan pengamatan langsung oleh
penyikatan dan durasi pencucian. Kalau peneliti dipengaruhi oleh beban kerja
pada linen ringan tidak ada proses petugas yang terlalu banyak dan
penyikatan dan durasi pencucian di dalam kurangnya ketersedian sarana penunjang.
mesin cuci hanya sekitar 15 menit, Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala
Unit Linen dan Laundry bahwa Hal yang serupa juga ditemukan di
ketidakpatuhan tersebut dipengaruhi oleh RSUP. DR. Kariadi. Hasil penelitian
beberapa faktor berikut, yaitu: petugas menunjukkan bahwa kepatuhan mencuci
lupa waktu, terburu-buru bekerja, beban tangan yang rendah pada petugas
kerja yang terlalu banyak. kesehatan di RSUP. DR. Kariadi
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Hasil penelitian ini sesuai dengan daintaranya prosedur yang ada membuat
7
penelitian Yuliza (2001) yang semakin lama cuci tangan, ketersediaan
menyimpulkan bahwa beban kerja terlalu fasilitas masih kurang memadai, dan
besar dan kelengkapan sarana kesehatan iritasi kulit.10
yang kurang memadai dapat Oleh karena itu, RS X Yogyakarta
mempengaruhi kepatuhan bidan di desa khususnya pada Unit Linen dan Laundry
terhadap SOP layanan antenatal di agar mengatur kembali beban kerja
polindes Kabupaten Muara Enim. Hasil petugas linen yang bertugas di bagian
8
penelitian di Purbalingga juga pencucian linen dan menambah sarana dan
menyimpulkan bahwa beban kerja prasarana yang menunjang kegiatan
memiliki hubungan dengan tingkat proses pencucian linen sehingga semua
kepatuhan petugas dalam pelayanan SOP yang ada dapat dipatuhi oleh semua
MTBS di Puskesmas Kabupaten petugas pencucian linen. Dampak apabila
Purbalingga. Hasil penelitian dari SOP pencucian yang ada tidak dipatuhi
9
Retnaningsi dkk juga menyimpulkan oleh petugas pencucian maka salah satu
bahwa ketersediaan sarana fasilitas akibatnya adalah terjadinya penyebaran
kesehatan berhubungan dengan tingkat penyakit Infeksi Nosokomial.
kepatuhan tenaga kesehatan dalam
menjalankan SOP pertolongan persalinan.

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
1) Proses pencucian linen di RS X 3) Petugas tidak patuh terhadap SOP
Yogyakarta sudah sesuai dengan pencucian linen infeksius.
SOP pencucian yang sudah ada.
2) Petugas patuh terhadap SOP
pencucian linen kotor ringan dan
kotor berat.
b. Saran
1) Bagi Direktur RS X Yogyakarta
agar menambah mesin cuci guna
menunjang kegiatan proses
pencucian linen.
2) Bagi Direktur RS X Yogyakarta
agar menambah jumlah petugas
pencucian linen dan mengatur
kembali beban kerjanya.
3) Bagi petugas pencucian linen agar
menerapkan SOP pencucian linen
khususnya pada SOP pencucian
linen kotor infeksius dengan baik
dan selalu menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) saat
melakukan proses pencucian.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adisasmito, 2009, Sistem Manajemen untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu di Provinsi

Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta. Milawati, Sumatera Selatan, Jurnal Pembangunan Manusia

N.W., 2008, Perencanaan Persediaan Linen Vol.6 No.3, Balitbangnovda Provinsi Sumatera

dengan Membandingkan Metode Economic Selatan.

Order Quantity, Maximum-Minumim Stoc Level Suryoputri, A.D., 2011, Perbedaan Angka Kepatuhan
Cuci Tangan Petugas Kesehatan di RSUP DR.
dan Master Production Schedule. Journal
Kariadi Studi di Bangsal Bedah, Anak, Interna, dan
Perencanaan Persediaan Linen.Vol. 6, No. 2, ICU, Artikel Ilmiah, Universitas Diponegoro,
Denpasar Bali Hal: 112-114 Semarang.
2. Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan Praktek), Rineka Cipta, Jakarta. Hal :
22, 30.
3. Depkes, R.I., 2004 Penyehatan Ruang Bangunan
dan Halaman Rumah Sakit,
Kepmenkes,1204/Menkes/SK/X Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Jakarta.
4. KEPMENLH, 1995, Keputusan Mentri Negara
Lingkungan Hidup tahun 1995 nomor 58 ayat 3.
5. Subarsono, A., 2009, Analisis Kebijakan Publik:
Konsep, Teori dan Aplikasi, Cetakan IV, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. Hal 114.
6. Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, Grasindo
Anggota IKAPI, Jakarta. Hal: 250
7. Yuliza, H., 2001, Analisis Kepatuhan Bidan di
Desa Terhadap SOP Layanan Antenatal di
Polindes Kabupaten Muara Enim, Tesis, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
8. Kurniawan, F., 2012, Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Petugas dalam
Pelayanan MTBS di Puskesmas Kabupaten
Purbalingga, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Purwokerto.
9. Retnaningsi, E., Nuryanto, Ismed, S., 2012,
Kepatuhan Tenaga Kesehatan Terhadap Standar
Operasioanal Prosedur Pertolongan Persalinan

You might also like