You are on page 1of 11

KAJIAN BUDAYA DAN MAKNA SIMBOLIS PERILAKU IBU

HAMIL DAN IBU NIFAS


Studi Kasus pada Suku Banjar di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar
Lia Susvita Sari1, Husaini1, dan Bahrul Ilmi 2
1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714
2
Poltekkes DepKes RI Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714
E-mail : lia_svs@yahoo.co.id, husainifawaz@yahoo.com, dan ilmie.bahrul@gmail.com

ABSTRACT

Banjar tribe is indigenous people who inhabit most parts of South Kalimantan is one of them
scattered in Martapura. At the time of pregnancy and postnatal Banjarese many behaviors and taboos
that are still running . Based on this, the researchers wanted to examine more deeply the culture,
especially the cultural and symbolic meaning and behavior of pregnant women during childbirth . The
study was conducted in the District of East Martapura Banjar district because the area is still going
strong tribal culture Banjar Assessing the cultural and symbolic significance behavior of pregnant
women and postpartum mother Martapura Banjar tribe in District East .This study is a qualitative
research approach to content analysis (content analysis) as was conducted in East Martapura. The
subject of research respondents in this study were women who are pregnant (3 months ,6 months ,9
months ) and mother during childbirth that is running tradition Banjarese taken by purposive sampling,
that the selection of respondents is done deliberately in accordance with the requirements of the
respondents were required, 2 Banjar tribe village shaman , and one midwife . So the total respondents
in this study were 7 people. Behavior of pregnant women and postpartum mother Martapura Banjar
tribe in the district east are grouped into three categories receive care that is of the village shaman,
customs and health of workers. While pregnant women and postpartum abstinence are grouped into
three categories: behavioral taboos, food and beverages.

Keywords: cultural, symbolic meaning, Banjarese, pregnant women, postpartum mothers.

ABSTRAK

Suku Banjar ialah penduduk asli yang mendiami sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan
yaitu salah satunya tersebar di Martapura. Pada saat kehamilan dan masa nifas suku Banjar banyak
perilaku dan pantangan yang masih dijalankan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengkaji lebih
dalam budaya khususnya mengenai budaya dan makna simbolis perilaku ibu hamil dan masa nifas.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar karena didaerah tersebut
masih kental akan budaya suku Banjar. Mengkaji budaya dan makna simbolis perilaku ibu hamil dan
ibu nifas suku Banjar di Kecamatan Martapura Timur. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan analisis isi (content analysis) yang dilakukan di Kecamatan Martapura Timur. Subjek
penelitian yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ibu yang sedang hamil (3 bulan, 6
bulan, 9 bulan) dan ibu masa nifas yang menjalankan tradisi suku Banjar yang diambil secara
purposive sampling yaitu pemilihan responden dilakukan secara sengaja sesuai dengan persyaratan
responden yang diperlukan, 2 orang dukun kampung suku Banjar, dan 1 orang bidan. Sehingga total
responden dalam penelitian ini adalah 7 orang. Perilaku ibu hamil dan ibu nifas suku Banjar di
Kecamatan Martapura timur yaitu dikelompokkan menjadi 3 kategori memperoleh perawatan yaitu dari
dukun kampung, adat istiadat dan dari tenaga kesehatan. Sedangkan pantangan ibu hamil dan nifas
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu pantangan perilaku, makanan dan minuman.

Kata Kunci: budaya, makna simbolis, suku Banjar, ibu hamil, ibu nifas.

78
Lia Susvita Sari, dkk., Kajian Budaya dan... 79

1. PENDAHULUAN Suku Banjar ialah penduduk asli yang


Millennium Development Goals (MDGs) mendiami sebagian besar wilayah Kalimantan
adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan Selatan yaitu salah satunya tersebar di
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Martapura (5). Tradisi terkait upacara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai kehamilan, kelahiran dan setelah melahirkan
dijalankan pada September 2000, berupa masih menjadi hal yang penting bagi
delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun masyarakat Banjar (6). Ibu hamil pada suku
2015. Tujuan Millenium Development Goals Banjar juga mengenal pantangan yang
(MDGs) merupakan komitmen Pemerintah diturunkan dari nenek moyang mereka.
Republik Indonesia terhadap komitmen global Pantangan ini dilaksanakan baik pada saat
yang secara konstitusional juga diakui dan kehamilan dan setelah melahirkan. Pantangan
disahkan serta dituangkan di dalam Rencana ini dimaksudkan agar selama hamil dan
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun bersalin ibu dan bayi terhindar dari keadaan
2005-2025 dan saat ini telah dijabarkan dalam yang dapat membahayakan ibu selama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah kehamilan dan persalinan (7). Kuatnya
Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 melalui pantangan terkait dengan masa kehamilan dan
Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 2010 yang persalinan menyebabkan suku Banjar selalu
disahkan pada bulan Januari 2010. Dalam terkait dengan tradisi setempat. Berdasarkan
RPJMN tahun 2010 bidang Sosial Budaya dan hal tersebut, peneliti ingin mengkaji lebih dalam
Kehidupan Beragama dimana termasuk mengenai budaya dan makna simbolis perilaku
kesehatan ditetapkan sasaran salah satunya ibu hamil dan ibu nifas. Dalam hal ini penelitian
menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi akan dilakukan di Kecamatan Martapura Timur
115 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2014 Kabupaten Banjar karena di daerah tersebut
(1). masih kental akan budaya suku Banjar.
Berdasarkan Survey Demografi dan Tujuan umum penelitian ini adalah
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka mengkaji budaya dan makna simbolis perilaku
kematian ibu Indonesia masih tinggi sebesar ibu hamil dan ibu nifas suku Banjar di
359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini Kecamatan Martapura Timur. Tujuan khusus
sedikit menurun jika dibandingkan dengan penelitian ini adalah:
SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 1. Mengkaji perilaku dan makna simbolis
100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit tentang perilaku ibu hamil suku Banjar di
menurun meskipun tidak terlalu signifikan. Kecamatan Martapura Timur dan
Target global MDGs ke-5 adalah menurunkan pengaruh serta manfaatnya bagi
AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup kesehatan.
pada tahun 2015. Data Profil Kesehatan 2. Mengkaji pantangan dan makna simbolis
Propinsi Kalimantan Selatan menunjukkan tentang pantangan ibu hamil suku Banjar
bahwa AKI di Propinsi Kalimantan Selatan di Kecamatan Martapura Timur dan
tahun 2007 masih cukup tinggi yaitu pengaruh serta manfaatnya bagi
307/100.000 kelahiran hidup. Hal ini masih jauh kesehatan.
di atas rata-rata jika dibandingkan dengan AKI 3. Mengkaji perilaku dan makna simbolis
di Indonesia yaitu 288/100.000 kelahiran hidup tentang perilaku ibu nifas suku Banjar di
(2). AKI Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun Kecamatan Martapura Timur dan
2010 sebanyak 111 orang dan pada tahun pengaruh serta manfaatnya bagi
2014 sebanyak 120 orang. Sedangkan AKI kesehatan.
untuk Kabupaten Banjar yaitu pada tahun 2011 4. Mengkaji pantangan dan makna simbolis
sebanyak 16 orang, 2012 sebanyak 12orang, tentang pantangan ibu nifas suku Banjar di
2013 sebanyak 14orang dan 2014 sebanyak Kecamatan Martapura Timur dan
24orang (3). Perawatan kehamilan dan nifas pengaruh serta manfaatnya bagi
merupakan salah satu faktor penting yang kesehatan.
harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan kematian ketika persalinan, 2. METODE
disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dan kesehatan janin Permasalahan yang cukup dengan pendekatan analisis isi (content
besar lainnya yang berpengaruh pada analysis). Penelitian dilakukan di Kecamatan
kehamilan adalah masalah gizi. Permasalahan Martapura Timur Kabupaten Banjar. Waktu
gizi pada ibu hamil di Indonesia tidak terlepas penelitian dilaksanakan selama bulan
dari faktor budaya setempat. Hal ini disebabkan November 2015. Responden dalam penelitian
karena adanya kepercayaan dan pantangan ini adalah ibu yang sedang hamil (3 bulan, 6
terhadap beberapa makanan (4). bulan, 9 bulan) dan ibu masa nifas yang
menjalankan tradisi suku Banjar yang diambil
80 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No.2, Mei 2016 : 78-87

secara purposive sampling yaitu pemilihan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


responden dilakukan secara sengaja sesuai Berdasarkan reduksi data hasil
dengan persyaratan responden yang wawancara yang telah dilakukan, maka data
diperlukan, 2 orang dukun kampung suku disajikan sedemikian rupa dalam bentuk
Banjar, dan 1 orang bidan desa. Sehingga total transkrip wawancara. Dari data yang disajikan
responden dalam penelitian ini adalah 7 orang. maka bisa ditarik intisari dari masalah pokok
sesuai tujuan penelitian pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Perilaku Dan Makna Simbolis Tentang Perilaku Ibu Hamil Suku Banjar Kecamatan Martapura
Timur
No. Perilaku ibu hamil suku Banjar Makna simbolis
1. Ibu hamil melakukan perawatan ke dukun
kampung
a. Pijat a. Membetulkan posisi bayi
b. Banyu baya, minyak bangsul b. Terhindar dari gangguan kehamilan dan
proses melahirkan lancar
2. Ibu hamil melakukan perawatan secara adat
istiadat
a. Herbal (wedak panas dan ramuan beras a. Mengobati bengkak pada kaki
kencur)
b. Cincin benang, jariyangaw dan tali aduk b. Agar tidak di ganggu makhluk halus
c. Upacara betapung tawar dan mandi 7 bulanan c. Mendapat keselamatan dan menolak bala
d. Tahapan upacara 7 bulanan:
1. Pecahnya kuantan tanah ketika diduduki 1. Pecahnya ketuban
2. Pecahnya mayang dengan sekali tepuk 2. Proses kelahiran akan berjalan dengan lancar,
saja tetapi bila perlu ditepuk beberapa kali agar
3. Meloloskan diri dari (benang dibuat pecah, konon menandakan proses kelahiran
melingkar) lawai pada tubuh wanita akan terganggu
4. Pecahnya telur ketika diinjak 3. Mengisyaratkan mudahnya proses kelahiran
5. Kelapa tumbuh yang dipangku dan 4. Melambangkan proses kelahiran yang cepat
kemudian digendong 5. Melambangkaan bayi
6. Memerciki dengan tepung tawar 6. Memberkati
3. Ibu hamil melakukan perawatan ke tenaga Mendapatkan perawatan kesehatan dari tenaga
kesehatan kesehatan

Tabel 2. Pantangan Dan Makna Simbolis Tentang Pantangan Ibu Hamil Suku Banjar Di Kecamatan
Martapura Timur
No. Pantangan ibu hamil suku Banjar Makna simbolis
1. Perilaku
a. Tidak boleh duduk di depan pintu, tidak a. Kesulitan saat proses melahirkan
boleh meletakkan sisir diatas kepala.
b. Tidak boleh keluar rumah menjelang b. Gangguan makhluk halus
magrib, tidak boleh pergi keluar hutan
c. Tidak boleh membelah puntung atau kayu c. Anak lahir cacat
api yang ujungnya sudah terbakar, tidak
boleh menganyam bakul, suami/ibu hamil
tidak boleh menyembelih hewan, apabila
ada orang yang ingin lewat, harus melalui
depan ibu hamil tidak boleh jalan belakang .
d. Tidak boleh melilit handuk dileher d. Gangguan kehamilan (anak terlilit tali pusat)
e. Tidak boleh menyobek daun pisang karena e. Ari-ari tertinggal
2. Makanan
a. Tidak boleh makan nanas a. Keguguran
b. Tidak boleh makan pisang dempet, terong b. Bayi kembar siam
dempet, telur yang kuningnya dua
c. Tidak boleh makan makanan yang sangat c. Sifat anak pemarah
pedas
3. Minuman : Minum es Bayi besar
Lia Susvita Sari, dkk., Kajian Budaya dan... 81

Tabel 3. Perilaku dan makna simbolis tentang perilaku ibu nifas suku Banjar di Kecamatan Martapura
Timur
No Perilaku ibu nifas suku Banjar Makna simbolis
1. Ibu nifas melakukan perawatan ke dukun
kampung : Pijat Memulihkan kondisi ibu nifas
2. Ibu nifas melakukan perawatan secara adat
istiadat
a. Herbal : 1. Ramuan Ragi 40 1. Menyehatkan dan memulihkan kondisi ibu nifas
2. Wedak panas (pilis) 2. Menghilangkan rasa lelah pada badan ibu nifas
b. Korset b. Melangsingkan perut
c. Makan ikan asin dan cacapan c. Luka vagina cepat kering
3. Ibu nifas melakukan perawatan ke tenaga Mendapatkan perawatan kesehatan dari tenaga
kesehatan kesehatan

Tabel 4. Pantangan dan makna simbolis tentang pantangan ibu nifas suku Banjar di Kecamatan
Martapura Timur
No Pantangan ibu nifas suku Banjar Makna simbolis
1. Perilaku
a. Tidak diperbolehkan berhubungan intim a. Badan tidak akan bugar lagi dan cepat tua
b. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari b. Gangguan makhluk halus
c. Kalau duduk kaki tidak boleh di lipat c. vagina bengkak
2. Makanan
a. Tidak boleh makan makanan yang berbau a. Menyebabkan susunya bau amis, anak bau
amis, iwak bapatil (lundu, puyau, patin) amis dan kencing amis
b. Tidak boleh makan ikan papuyu/betok b. Sakit kepala
c. Tidak boleh makan makanan berlemak c. Luka setelah melahirkan akan lambat kering
(daging-dagingan, kuah bersantan)
3. Minuman : Minum es Anak flu
memperoleh tubuh yang rileks. Tetapi sebelum
melakukan pijat, ibu hamil harus konsultasi
3.1. Kategori Perilaku Ibu Hamil suku Banjar terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan,
di Kecamatan Martapura Timur seperti permyataan Nicholas, bahwa ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian, perilaku ibu risiko tinggi harus melakukan konsultasi dengan
hamil suku Banjar di Martapura dapat tenaga kesehatan sebelum melakukan pijat
dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu ibu kehamilan (8).
hamil memperoleh perawatan yaitu dari dukun 2) Ibu Hamil Mengkonsumsi dan Mandi
kampung, adat istiadat atau kebiasaan dan dari dengan Banyu (Air) Baya
tenaga kesehatan. Banyu baya merupakan air putih biasa
a. Ibu Hamil Melakukan Perawatan Ke Dukun dari bidan kampung atau tokoh adat yang
Kampung dibacakan atau ditiupkan sesuatu. Hal ini
1) Ibu Hamil Melakukan Pijat disebabkan karena manfaat dari meminum air
Ibu hamil suku banjar masih rutin baya ini adalah agar terhindar dari berbagai
melakukan pijat hamil ke dukun kampung yang macam gangguan kehamilan dan dilancarkan
berada di Desa Kitano maupun Desa Pematang proses melahirkannya (indepth interview).
Baru. Hal ini disebabkan karena kurangnya Kebutuhan cairan sehari hari adalah 50
pengetahuan dan pemahaman mengenai dari ml/kgBB/hari, dan kebutuhan eliminasi 1500-
dampak melakukan pijat ke dukun. Selain itu 1600ml/hari (9). Menurut Emoto, air akan
adanya kepercayaan dan kebiasaan turun merespon kata-kata positif dengan membentuk
temurun yang menyebabkan responden tetap kristal yang indah. Sebaliknya jika air
melakukan pijat hamil untuk membetulkan diperlihatkan kata-kata negatif, ia tidak akan
posisi bayi dan agar mempermudah proses membentuk kristal. Pada saat air dibacakan
melahirkan (indepth interview). Alasan pijat doa islam, kristal bersegi enam dengan lima
hamil untuk membenarkan posisi bayi tidak ada cabang daun muncul berkilauan. Temuan ini
dalam dunia kedokteran dan tindakan tersebut menjelaskan kenapa air putih yang didoakan
sudah tidak direkomendasikan walaupun yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit
memijat merupakan ahli pijat kehamilan. Pijat (10). Meminum banyu baya tidak memiliki
untuk ibu hamil pada dasarnya diperbolehkan dampak negatif bagi ibu hamil selama air yang
kecuali pada bagian perut karena pijat dapat dikonsumsi merupakan air bersih dan bebas
membuat peredaran darah menjadi lancar, dari kontaminan mikroorganisme patogen yang
sehingga menurunkan ketegangan otot untuk dapat mengakibatkan waterborn disease.
82 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No.2, Mei 2016 : 78-87

3) Ibu Hamil Mengkonsumsi dan hidup bersih dan sehat, makanan bergizi, dan
Mengoleskan Minyak Bangsul ke Perut pemeriksaan rutin ke tenaga kesehatan.
Minyak bangsul adalah minyak yang 3) Ibu Hamil Menanam Jariyangaw dan
dipercaya memudahkan dalam persalinan dan Mengikat Tali Aduk/Ijuk
lancar meluncur seperti minyak. Jariyangaw ini sejenis tanaman pandan-
Penggunaannya yaitu diminum sedikit setiap pandanan yang biasa tumbuh di tanah yang
pagi saat kehamilan sudah 7 bulan dan berair, berbau menyengat berdaun lurus dan
dioleskan ke perut (indepth interview). Ibu panjang. Sedangkan tali aduk bisa diikatkan di
hamil yang mengkonsumsi minyak kelapa sekeliling rumah atau di atas pintu rumah. Tali
selama trimester ketiga kehamilan telah aduk adalah tali yang terbuat dari anyaman ijuk.
mengurangi angka kematian janin. Hal ini dilakukan karena apabila menanam
Mengkonsumsi minyak kelapa selama jariyangaw di dekat rumah agar ibu hamil tidak
kehamilan mungkin membantu melindungi anak diganggu kuyang (hantu wanita yang terbang
dari efek stres sebelum melahirkan, yang hanya dengan kepala dan usus terburai yang
diyakini menyebabkan masalah perkembangan suka makan bayi, darah dan tembuni/plasenta
neurologis setelah lahir (7). dari ibu yang melahirkan) (indepth interview).
Hal ini sama dengan pemakaian cincin benang,
b. Ibu Hamil melakukan Perawatan secara bahwa secara medis menanam jariyangaw dan
Adat Istiadat mengikat tali aduk/ijuk tidak berpengaruh
1) Ibu Hamil Menggunakan Herbal Apabila terhadap kesehatan ibu hamil.
Kaki Bengkak 4) Ibu Hamil melakukan Upacara Batapung
Perawatan herbal ibu hamil suku Banjar Tawar tiap Tiga Bulan
di Martapura yaitu apabila ibu hamil mengalami Tapung tawar merupakan sebuah ritual
bengkak pada kaki, maka obatnya yaitu wedak singkat yang dilakukan oleh tetua adat untuk
panas atau ramuan beras kencur yang memberikan doa keselamatan dan lain
dioleskan ke kaki ibu hamil (indepth interview). sebagainya dengan cara memercikkan air yang
Secara medis, kencur berkhasiat untuk telah bercampur dengan "minyak likat
antiinflamasi. Hal ini didukung oleh penelitian baboreh". Air tapung tawar tersebut dipercikan
Miranti yang menyatakan bahwa kencur dengan menggunakan sobekan daun pisang
(kaempferia galanga L.) merupakan salah satu atau anyaman daun kelapa yang dibentuk
tanaman Suku Zingiberaceae yang diketahui sedemikian rupa. Menurut kepercayaan, air itu
mengandung minyak atsiri. Secara empirik mengandung kekuatan magis dan dapat
rimpang kencur sering digunakan sebagai obat memberikan keselamatan bagi orang yang
tradisional, salah satunya untuk mengobati ditapung tawari (indepth interview). Masyarakat
radang (inflamasi) (11). akan melakukan apa saja yang dapat dilakukan
2) Ibu Hamil Memakai Cincin Benang demi keselamatan ibu dan bayinya.
Setelah dinyatakan hamil, seorang ibu Keselamatan ibu dan janin tidak terlepas dari
hamil suku Banjar diharuskan memakai cincin bagaimana kondisi kesehatan ibu hamil. Status
yang terbuat dari beberapa helai benang hitam kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh
di ibu jari. Hal ini dimaksudkan bahwa perawatan kehamilan yang baik oleh ibu hamil.
pemakaian benang yang dililitkan dalam jumlah Perawatan kehamilan yang perlu diperhatikan
ganjil, 3, 5, 7, 9 adalah agar tidak diganggu menurut Pinem yaitu perawatan diri (kulit, gigi
oleh makhluk halus seperti kuyang yang mulut, perawatan kuku) payudara, imunisasi,
merupakan makhluk halus dari kalimantan. senam hamil, pemeriksaan kehamilan, serta
Responden menyatakan bahwa pemakaian gizi untuk perkembangan janin (13).
benang sebagai cincin adalah untuk 5) Ibu Hamil melakukan Upacara Mandi 7
menghindarkan dirinya dari gangguan makhluk Bulanan
halus dan apabila mereka tidak memakai, Masyarakat Banjar menganggap bahwa
mereka merasa waswas dan tidak terlindungi kehamilan bulan ganjil merupakan saat-saat
(indepth interview). Prinsip pengobatan jimat yang dianggap sacral. Upacara mandi-mandi
menurut Elmberg, adalah orang menggunakan adat Banjar biasanya dilakukan ketika usia
benda-benda kuat atau jimat untuk memberi kehamilan 7 bulan yang dimaksudkan untuk
perlindungan terhadap penyakit (12). Namun, menolak bala dan mendapatkan keselamatan
secara medis pemakaian cincin benang tidak (indepth interview). Tahapan upacara 7 bulanan
berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil. Hal memiliki makna khusus yang berkaitan dengan
ini dikarenakan pemakaian cincin benang kehamilan makna tersebut terbagi menjadi 2
hanya merupakan tradisi suku Banjar yang yaitu:
masih berlaku di Kecamatan Martapura Timur. a) Pecahnya Ketuban
Kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh perilaku Pecahnya ketuban dipercaya apabila
kuantan tanah ketika diduduki pecah. Secara
Lia Susvita Sari, dkk., Kajian Budaya dan... 83

medis, pecahnya ketuban bukan dikarenakan (jalan lahir), psikis (mental dan kesiapan ibu)
ritual tersebut. Faktor yang menyebabkan dan paramedis (15).
pecahnya ketuban menurut Huda diantaranya 2) Gangguan Makhluk Halus
sungsang, preeklamsi, anemia, gemelli dan Ibu hamil tidak boleh keluar rumah
hidramnion. Faktor tersebut yang merupakan menjelang magrib dan tidak boleh keluar hutan.
faktor penyebab kematian ibu dan kematian Hal ini karena kepercayaan wanita hamil
bayi (14). baunya harum sehingga rawan terkena
b) Proses Melahirkan Lancar gangguan mahluk halus (indepth interview).
Proses melahirkan lancar dipercaya Secara psikologis ibu hamil mentalnya sensitif
apabila mayang pecah dengan sekali tepuk, dan mudah takut sehingga pada malam hari
ibu hamil dapat meloloskan diri dari (benang tidak dianjurkan berpergian. Secara medis, ibu
dibuat melingkar) lawai dan pecahnya telur hamil memang tidak dianjurkan untuk berlama-
ketika diinjak. Lancar tidaknya proses lama terkena udara malam. Hal ini didukung
melahirkan secara medis bukan karena ritual oleh penelitian Untari et al, yang menyatakan
tersebut tetapi menurut Untari et al, bahwa secara medis-biologis ibu hamil tidak
menyebutkan bahwa kelancaran proses dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi
persalinan dipengaruhi oleh 5 P meliputi : larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa
power (tenaga mengejan ibu), passanger terancam karena udara malam kurang
(janin), passage (jalan lahir), psikis (mental dan bersahabat disebabkan banyak mengendapkan
kesiapan ibu) dan paramedis (15). karbondioksida (CO2) (15).
3) Anak Lahir Cacat
c. Ibu Hamil Melakukan Perawatan ke Tenaga Membelah puntung atau kayu api yang
Kesehatan ujungnya sudah terbakar juga merupakan
Berdasarkan hasil penelitian, di pantangan ibu hamil, karena dikhawatirkan
Martapura Timur para petugas kesehatan rutin anak yang lahir memiliki bibir sumbing (indepth
mengadakan kelas bumil. Kegiatan yang interview). Ibu hamil juga berpantangan tidak
dilakukan antara lain pemeriksaan tinggi dan boleh menganyam bakul karena dikhawatirkan
berat badan, tekanan darah, tinggi fundus, anak yang dilahirkan memiliki jari tangan yang
imunisasi, pemberian tablet besi dan dempet. Suami/ibu hamil juga tidak boleh
penyuluhan (indepth interview). Menurut menyembelih hewan karena dikhawatirkan
Lesiyaningsih, perawatan ibu hamil yang sesuai anaknya lahir cacat. Selain itu, apabila ada
dengan pedoman yaitu melakukan orang yang ingin lewat, harus melalui depan ibu
pemeriksaan kehamilan sesuai standar 5 T. hamil tidak boleh lewat belakang, karena
Standar 5 T adalah standar pemeriksaan dikhawatirkan anaknya nanti menghadap
/perawatan kehamilan (ANC=Antenatal Care) kebelakang (indepth interview). Secara medis,
yang dimaksud adalah pemeriksaan/ anak sumbing dan anak lahir cacat tidak ada
pengukuran tinggi dan berat badan, tekanan hubungannya dengan perilaku pantangan
darah, tinggi fundus, pemberian imunisasi tersebut. Karena menurut Loho, sumbing
tetanus toxoid, dan pemberian tablet besi/tablet adalah kondisi terbelah pada bibir akibat embrio
tambah darah (16). perkembangan struktur wajah yang mengalami
gangguan (17). Faktor yang mempengaruhi
3.2. Pantangan dan Makna Simbolis bibir sumbing menurut Townsend et al yaitu
Perilaku Ibu Hamil Suku Banjar di faktor genetik atau keturunan serta bisa terjadi
Kecamatan Martapura Timur dan karena faktor obat-obatan yang bersifat
Pengaruh Serta Manfaatnya Bagi teratogen seperti asetosal dan aspirin (18).
Kesehatan 4) Gangguan Kehamilan
a. Pantangan Perilaku Gangguan kehamilan yang terjadi akibat
1) Kesulitan Saat Proses Melahirkan melanggar pantangan yaitu anak terlilit tali
Pantangan perilaku ibu hamil tidak boleh pusat yang terjadi karena ibu hamil melilit
duduk di depan pintu dan tidak boleh handuk di leher (indepth interview). Secara
meletakkan sisir di atas kepala karena medis. Terjadinya lilitan tali pusat tidak
dikhawatirkan akan sulit pada saat melahirkan disebabkan oleh lilitan handuk di leher ibu
(indepth interview). Pantangan tersebut secara hamil. Menurut Untari, et al, secara medis
medis tidak berpengaruh dan tidak ada hiperaktivitas gerakan bayi yang diduga dapat
hubungannya dengan kelancaran proses menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya
melahirkan. Hal tersebut didukung oleh aktif (15). Tali pusat yang panjang juga dapat
penelitian Untari et al, yang menyebutkan menyebabkan bayi terlilit. Selain itu menurut
bahwa kelancaran proses persalinan Kasdu, pada kehamilan kembar dan air ketuban
dipengaruhi oleh 5 P meliputi : power (tenaga berlebihan atau polihidramnion, kemungkinan
mengejan ibu), passanger (janin), passage bayi terlilit tali pusat akan meningkat (19).
84 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No.2, Mei 2016 : 78-87

5) Ari-ari Tertinggal (Retensio Plasenta) atau gula. Kandungan karbohidrat dalam gula
Ibu hamil suku Banjar dilarang menyobek inilah yang dapat menyebabkan berat janin di
daun pisang, karena dikhawatirkan ari-ari bayi atas normal. Menurut Manurung dalam
tertinggal (retensio plasenta) (indepth Trisnasiwi et al, bayi besar biasanya
interview). Retensio plasenta adalah berhubungan dengan ibu hamil yang
tertahannya atau belum lahirnya plasenta mempunyai penyakit kencing manis dan terlalu
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah banyak mengkonsumsi gula (23).
bayi lahir. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin 3.3. Perilaku dan makna simbolis tentang
menurut Ratu et al adalah umur, multiparitas, perilaku ibu nifas suku Banjar di
dan riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu Kecamatan Martapura Timur dan
(20). Jadi, menyobek daun pisang secara pengaruh serta manfaatnya bagi
medis tidak ada hubungannya dengan kesehatan
tertinggalnya ari-ari bayi pada saat melahirkan. a. Ibu Nifas Melakukan Pijat ke Dukun
b. Pantangan Makanan dan Minuman Kampung
1) Keguguran Pijat/urut tradisional setelah melahirkan
Pantangan makanan ibu hamil yaitu tidak dengan bidan kampung masih dilakukan oleh
boleh makan nanas karena akan ibu nifas. Di martapura, budaya pijat bagi ibu
mengakibatkan keguguran(indepth interview). nifas dianggap sesuatu yang harus didapatkan
Padahal, buah nanas merupakan buah yang ibu untuk memulihkan kembali kondisi ibu
kaya akan vitamin C dan serat yang penting (indepth interview). Menurut penelitian
untuk menjaga kesehatan tubuh dan Mayasaroh, dukun kampung melakukan pijat
melancarkan proses pembuangan sisa-sisa periode pasca kelahiran dalam rangka
pencernaan. Namun, apabila mengkonsumsi penyembuhan penyakit maupun keluhan yang
terlalu banyak akan berdampak negatif bagi diderita ibu dan anak (24). Danuatmaja et al
kesehatan ibu hamil. Hal ini diperkuat oleh menyatakan bahwa upaya untuk mengatasi
penelitian Untari et al, ibu hamil boleh nyeri persalinan dapat menggunakan metode
mengkonsumsi nanas namun apabila kelebihan farmakologi maupun nonfarmakologi. Metode
akan menyebabkan asam lambung meningkat nonfarmakologi dalam mengatasi nyeri antara
(15). lain homeopathy, hipnobirthing, waterbirth,
2) Bayi Kembar Siam relaksasi, akupuntur, yoga, dan massage atau
Pantangan makanan lainnya adalah tidak pemijatan (25).
boleh makan pisang dempet, terong dempet,
telur yang kuningnya dua karena dikhawatirkan b. Ibu Nifas Melakukan Perawatan Secara
anak akan lahir kembar siam atau dempet Adat Istiadat
(indepth interview). Secara medis-biologis 1) Ibu Nifas Menggunakan Herbal
lahirnya anak kembar dampet atau kembar a) Ibu Nifas Mengkonsumsi Ramuan Ragi 40
siam tidak dipengaruhi oleh makanan dempet Ibu nifas suku Banjar di Martapura
yang dimakan oleh ibu hamil. Kasus kembar meminum ramuan ragi 40 khas banjar setiap
siam menurut Madjid menyatakan bahwa kasus pagi selama masa nifas. Ragi 40 terdiri dari
kembar siam ini adalah kembar monozigot, berbagai macam rempah yang jumlahnya
dimana yang terjadi adalah kelainan sekitar 40 macam. Ibu nifas dianjurkan
perkembangan dari embrio itu sendiri, yang meminum ramuan ini setiap pagi selama masa
gagal berpisah diatas 12 hari setelah nifas. Hal ini dimaksudkan untuk menyehatkan
pembuahan (21). dan memulihkan tenaga ibu nifas setelah
3) Sifat Anak Pemarah melahirkan (indepth interview).Tentang ramuan
Ibu hamil dilarang makan makanan pasca persalinan, setiap kebudayaan memiliki
pedas karena anak yang dilahirkan nanti bisa kepercayaan mengenai berbagai ramuan atau
jadi anak yang pemarah (indepth interview). bahan obat-obatan yang dapat digunakan pada
Terlalu banyak makanan yang pedas pasti akan saat nifas. Umumnya bahan obat-obatan itu
membuat perut merasa mual dan mules, terdiri dari ramu-ramuan yang diracik dari
namun hal ini tidak berhubungan dengan sifat berbagai tumbuh-tumbuhan, seperti daun-
anaknya kelak. Menurut Ismail, pola asuh orang daunan, akar-akar, atau bahan lainnya yang
tualah yang mempengaruhi perkembangan diyakini berkhasiat sebagai penguat tubuh (26).
psikologis anak (22). b) Ibu Nifas Menggunakan Bedak Panas (Pilis)
4) Bayi Besar Ibu nifas juga di anjurkan untuk
Ibu hamil tidak boleh minum es karena mengoleskan wedak panas ke perut, tangan
menyebabkan bayi besar dan akan sulit dan kaki. Wedak panas ini dioleskan setiap
melahirkan. Air es tidak membuat janin menjadi pagi sehabis mandi mulai hari pertama hingga
besar, kecuali air esnya dicampur dengan sirup hari ke 40 setelah melahirkan. Hal ini dilakukan
Lia Susvita Sari, dkk., Kajian Budaya dan... 85

untuk menghilangkan rasa lelah pada badan dara serta memberikan obat-obatan (indepth
ibu setelah melahirkan (indepth interview). Pilis interview). Menurut penelitian Wuryanto et al,
yang terbuat dari bahan alami memang sudah ibu nifas mendatangi ketempat pemeriksaan
terbukti khasiatnya. Hal ini telah dibuktikan oleh bukan atas kesadaran tetapi ibu bidan yang
Mentari, yang menyatakan bahwa bahan pilis aktif mengunjungi ke rumah ibu nifas untuk
mengandung bahan alami seperti, ganthi, memeriksa, tanpa dipungut biaya. Ibu nifas
kencur, kunyit, papermint dan kenanga. Pilis yang aktif datang ketempat pemeriksaan
dapat membantu meredakan rasa pusing dan biasanya disebabkan karena ada
memperlancar peredaran dareah dan permasalahan / keluhan seperti anaknya sakit.
mencegah darah putih naik ke atas. Ramuan Sedangkan bila ada keluhan pada diri ibu nifas,
pilis dapat menjaga kesehatan mata dan maka akan lebih cenderung mendatangi dukun
menghilangkan pusing sebesar (70%) (27). bayi baru kemudian ke ibu bidan (29).
2) Ibu Nifas Menggunakan Korset
Selain wedak panas, ibu nifas suku 3.4. Pantangan dan Makna Simbolis tentang
Banjar juga menggunakan korset setelah Pantangan Ibu Nifas Suku Banjar di
melahirkan. Hal ini bertujuan agar perut kembali Kecamatan Martapura Timur dan
seperti keadaan sebelum hamil (indepth Pengaruh Serta Manfaatnya Bagi
interview). Korset merupakan sesuatu yang Kesehatan Pantangan Perilaku Ibu
sangat diperlukan bagi ibu nifas. Ibu nifas Nifas
selalu memakai korset setelah mereka 1) Tidak Diperbolehkan Berhubungan Intim
melahirkan dan ini sudah menjadi kebiasaan Pantangan perilaku suami dan istri tidak
masyarakat pada umumnya begitu pula di boleh melakukan hubungan suami istri selama
daerah Martapura Timur. Korset memiliki fungsi 40 hari setelah melahirkan. Menurut bidan
unntuk mengecilkan perut setelah ibu kampung, apabila melakukan hubungan pada
melahirkan. Hal ini didukung oleh penelian yang masa nifas selain ibu nifas belum suci, juga
dilakukan Theresia, yang menyatakan bahwa mengakibatkan ibu akan cepat tua (indepth
perawatan pasca melahirkan ibu nifas yaitu interview). Secara medis, berhubungan intim
menggunakan gurita dan korset karena sebelum 40 hari memang tidak diperbolehkan
berfungsi untuk memaksimalkan involusi uteri karena luka vagina masih belum kering. Hal ini
dan memulihkan tonus abdomen (28). didukung oleh penelitian Yulianti, yang
3) Ibu Nifas Memakan Ikan Asin dan Cacapan menyatakan bahwa berhubungan intim
Ibu nifas suku Banjar dianjurkan hanya sebelum 40 hari akan menghambat proses
makan dengan lauk ikan asin dan cacapan. penyembuhan jalan lahir, infeksi atau bahkan
Cacapan disini adalah asam kamal/asamjawa, perdarahan belum muncul ataupun pengaruh
garam, bawang merah dan lombok yang diberi psikologis, semisal kekhawatiran akan
sedikit air. Hal ini dimaksudkan agar luka robeknya jahitan maupun ketakutan akan hamil
vagina cepat kering. Dampak kesehatan lagi (30).
apabila ibu hanya mengkonsumsi ikan asin 2) Tidak Boleh keluar Rumah sebelum 40Hari
dengan cacapan yaitu ibu nifas akan terkena Ibu nifas tidak boleh keluar rumah
hipertensi (indepth interview). Selain itu sebelum 40 hari, karena dikhawatirkan rentan
kandungan gizi dari ikan asin tidak memenuhi dimasuki roh jahat (indepth interview). Ibu nifas
gizi untuk ibu nifas. Ibu nifas dan menyusui yang tidak diperbolehkan keluar rumah sama
memerlukan asupan makanan serta nutrisi sekali selama 40 hari akan berdampak negatif
yang cukup untuk mengembalikan stamina dan bagi kesehatan ibu nifas. Hal ini dikarenakan
agar ASI tercukupi. apabila ibu nifas tidak keluar rumah dan tidak
terkena paparan sinar matahari maka ibu nifas
c. Ibu Nifas Melakukan Perawatan ke Tenaga akan kekurangan vitamin D. Menurut Holick,
Kesehatan paparan sinar matahari merupakan sumber
Berdasarkan hasil penelitian, ibu nifas suku vitamin D yang paling baik dan tidak terdapat
Banjar di Martapura selain melakukan kasus intoksikasi vitamin D (31).
perawatan tradisional, mereka juga melakukan 3) Kalau Duduk Kaki Tidak Boleh di Lipat
pemeriksaan ke bidan desa. Bidan desa Ibu nifas kalau duduk kaki tidak boleh
melakukan jemput bola, karena pantangan dilipat hal ini dapat menyebabkan vagina
suku Banjar yang tidak memperbolehkan ibu menjadi bengkak (indepth interview). Secara
nifas keluar selama 40 hari. Jadi bidan desa medis, ibu nifas yang baru saja melahirkan
berperan aktif dalam melakukan pemeriksaan harus memposisikan kaki lurus dan tidak boleh
ibu nifas. Pemeriksaan ibu nifas oleh bidan dilipat. Apabila kaki dalam posisi terlipat, hal ini
desa antara lain adalah pemeriksaan tekanan akan menyebabkan robekan vagina semakin
darah, suhu badan, denyut nadi, keluhan ibu lebar. Hal ini didukung oleh penelitian
nifas, keadaan perut, daerah vaginadan payu Handayani, yang menyatakan bahwa secara
86 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No.2, Mei 2016 : 78-87

medis posisi kaki yang lurus memang lebih pantangan ibu hamil dan nifas dikelompokkan
menguntungkan karena membuat aliran darah menjadi 3 kategori yaitu pantangan perilaku,
jadi lancar, selain itu agar jahitan akibat makanan dan minuman.
robekan di vagina tak melebar ke mana-mana
dan juga dimaksudkan agar aliran darah tidak 4.2. Saran
terhambat (26). Saran yang dapat disampaikan dalam
4) Tidak Boleh Mengkonsumsi Makanan Amis, peneltian ini Bagi dinas kesehatan, dapat
Ikan Berpatil, Ikan Papuyu mengadakan pelatihan pijat hamil dan nifas
Ibu nifas suku banjar juga mempunyai yang benar kepada dukun kampung di
beberapa pantangan makanan yang berbau Kecamatan Martapura Timur selama 6 bulan
amis, iwak bapatil (lundu, puyau, patin). Ibu agar pijat yang dilakukan oleh dukun kampung
nifas tidak boleh makan makanan yang berbau tidak membahayakan bagi ibu hamil maupun
amis dan ikan berpatil karena ASInya nanti ibu nifas dan dapat melakukan pengujian
berbau amis, anak dan kencing juga akan terhadap herbal yang diperdagangkan di pasar
berbau amis. Selain itu ibu nifas tidak boleh Martapura yang sering dikonsumsi ibu hamil
makan ikan papuyu/betok karena akan dan ibu nifas serta pelatihan mengenai
mengakibatkankan sakit kepala (indepth pembuatan ramuan herbal yang baik dan benar
interview). Pantangan ini sebenarnya menurut selama 6 bulan kepada para pedagang di pasar
kesehatan justru merugikan. Hal ini Martapura, kemudian membuat peraturan
dikarenakan menurut Manuaba, protein hewani daerah/instruksi mengenai dukun kampung
merupakan protein lengkap (sempurna) yang harus bekerjasama dengan bidan desa.
mengandung berbagai asam amino esensial Bagi puskesmas dapat mengadakan
lengkap yang dapat memenuhi unsur-unsur penyuluhan mengenai perilaku, pantangan dan
biologis (32). dampaknya selama hamil dan nifas pada setiap
5) Tidak Boleh Mengkonsumsi Makanan kali posyandu dan kelas ibu hamil, kemudian
Berlemak membuat program pendampingan bidan desa
Ibu nifas tidak boleh makan makanan dengan dukun kampung dalam hal kerjasama
berlemak (daging-dagingan, kuah bersantan) melakukan penanganan ibu hamil dan ibu nifas.
karena dikhawatirkan luka vagina setelah Bagi bidan desa dan dukun kampung
melahirkan lambat kering (indepth interview). agar melakukan kerjasama dalam penanganan
Larnkjaer et al menyatakan bahwa daging, ibu hamil dan ibu nifas.
lemak hewani dan lemak nabati justru sangat Bagi peneliti selanjutnya agar lebih
diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan gizi ibu menggali lebih dalam lagi mengenai budaya
nifas. Ibu nifas dianjurkan makan makanan dan makna simbolis perilaku ibu hamil dan ibu
yang mengandung asam lemak omega 3 yang nifas suku banjar di daerah lainnya.
banyak terdapat pada ikan laut seperti kakap,
tongkol dan lemuru. Zat tersebut penting untuk DAFTAR PUSTAKA
perkembangan otak yang optimal bagi bayi 1. BAPPENAS. Laporan Pencapaian Tujuan
(33). Pembangunan Milenium di Indonesia 2010.
6) Tidak Boleh Minum Es Kementerian Perencanaan Pembangunan
Ibu menyusui tidak boleh minum es Nasional. BAPPENAS. 2010.
karena mengakibatkan bayinya terkena flu 2. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin: Pusat
(indepth interview). Penularan flu secara medis Data dan Informasi Kesehatan RI.
adalah melalui udara dan bukan melalui ASI Kementrian Kesehatan RI. 2014.
yang diminum bayi dari payudara ibunya. 3. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Seorang bayi akan menjadi pilek jika tertular Selatan. Profil Kesehatan Provinsi Kalsel.
oleh ibunya yang sedang flu. Menurut Yuliani, 2015.
sebenarnya makanan yang masuk ke dalam 4. Roeshadi RH. Upaya Menurunkan Angka
tubuh apalagi ASI mengalami proses yang Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada
sempurna. ASI yang tersimpan dalam payudara Penderita Preeklampsia dan Eklampsia.
sang ibu tetap hangat dengan suhu 37 oC (34). Pidato Pengukuhan. Medan: Universitas
Sumatera Utara. 2006.
4. PENUTUP 5. Aman R, Zulkifley H, Shahidi, Abdul H. Profil
4.1. Kesimpulan pemikiran Banjar: Satu Kajian Perbandingan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Antara Suku Banjar di Malaysia dan di
bahwa perilaku ibu hamil dan ibu nifas suku Indonesia. Malaysia Journal of Society and
Banjar di Kecamatan Martapura timur yaitu Space 8 issue Themed Issue on The
dikelompokkan menjadi 3 kategori memperoleh Environment and Society in the Malaysian-
perawatan yaitu dari dukun kampung, adat Indonesian Development Experience: Issues
istiadat dan dari tenaga kesehatan. Sedangkan and Challenges. 2012. ISSN 2180-249.
Lia Susvita Sari, dkk., Kajian Budaya dan... 87

6. Serilaila, Triratnawati A. Menjaga Tradisi: 22.Ismail MF. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Animo Suku Banjar Bersalin Kepada Bidan Dengan Kejadian Perilaku Agresif Pada
Kampung. Humaniora. 2010; 22(2): 142-53. Remaja di Smp III Bawen Kecamatan
7. Inayah HK. Pengetahuan Lokal Ibu Hamil Bandungan Kabupaten Semarang. Jurnal
Tentang Tanda dan Bahaya Kehamilan dan Penelitian Program Studi Ilmu Keperawatan
Persalinan di Kota Banjarmasin. Tesis. Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. 2014.
Yogyakarta: IKM FK UGM; 2007. 23.Trisnasiwi A, Yuli T, Sumarni. Hubungan
8. Nicholas H. Stress and Relaxation During Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pregnancy. Health and Wellbeing. 2006. Makrosomia dengan Pola Nutrisi Selama
9. Sudarmoko. Tetap Tersenyum Melawan Hamil Tahun 2011. Jurnal Ilmiah
Diabetes. Yogyakarta: Atma Media Press; Kebidanan. 2012; 3(2): 11-20.
2010. 24.Mayasaroh R. Peran Dukun Bayi dalam
10.Emoto M. The Hidden Messages in Water Penanganan Kesehatan Ibu dan Anak di
Susi Purwoko. Jakarta: Gramedia; 2006. Desa Bolo Kecamatan Demak Kabupaten
11.Miranti L. Pengaruh Konsentrasi Minyak Demak. Journal of Education, Society and
Atsiri Kencur (Kaempferia galanga L.) Culture. 2013; 2(1) ISSN 2252-7133.
dengan Basis Salep Larut Air terhadap Sifat 25.Danuatmaja, B., Meiliasari, M. Persalinan
Fisik Salep dan Daya Hambat Bakteri Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa
Staphylococcus aureus secara In vitro. Swara; 2008.
Skripsi.Surakarta: Universitas Muhamadiyah 26.Handayani S. Aspek Sosial Budaya Pada
Surakarta; 2009. Kehamilan, Persalinan dan Nifas di
12.Dumatubun AE. Kebudayaan, Kesehatan Indonesia. INFOKES: Jurnal Ilmiah Rekam
Orang Papua Dalam Perspektif Antropologi Medis dan Informatika Kesehatan. 2010;
Kesehatan. Jurnal Antropologi Papua. 2002; 1(2): 21-7.
1(1): 1693-99. 27.Mentari A. Kajian Hubungan Komposisi dan
13.Pinem S. Kesehatan Reproduksi dan Khasiat Ramuan Obat Tradisional yang
Kontrasepsi. Jakarta : CV Trans Info Media; Digunakan Oleh Ibu-Ibu Pada Masa Nifas di
2002. Kabupaten Sleman Bagian Barat. Jurnal
14.Huda N. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promotif. 2014; 2 (2): 65-71.
Ketuban Pecah Dini di RS PKU 28.Theresia I. Pengetahuan Tentang Senam
Muhammadiyah Surakarta. Naskah Nifas Ditinjau Dari Sikap dan Peran Serta
Publikasi. Surakarta: Fakultas Ilmu Ibu Post Partumdi Pav. Matahari RSUD
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Undata Palue. Skripsi. Palu: Akademi
Surakarta; 2013. Kebidanan Palu Yayasan Pendidikan
15.Untari I, Mayasari S. Study Of Developing Cendrawasih; 2013.
The Myths Of Pregnancy In Bps Zubaidah. 29.Wuryanto E, Eni W. Perilaku dan Pola Makan
University Research Colloquium 2015; ISSN Ibu dalam Masa Nifas: Habbit And Food
2407-9189. Consumption Way of Purperal Mother
16.Lesiyaningsih E. Karakteristik dan kegiatan : Health Poverity of Reproduction
bidan desa dalam peningkatan cakupan K1 Description In Public Health Service I
dan K4 di Kabupaten Brebes. Skripsi. Guntur-Demak District. Jurnal Litbang. 2007;
Semarang: Universitas Diponegoro; 1997. 3(2): 9-21.
17.Loho JN. Prevalensi Labioschisis di RSUP. 30.Yuliyanti L. Gambaran Perawatan Ibu Nifas
Prof.Dr.R.D.Kandou Manado Periode di Wilayah Kecamatan Miri Sragen. Naskah
Januari 2011Oktober 2012. Jurnal e- Publikasi. Surakarta: Fakultas Ilmu
Biomedik (eBM). 2013; 1(1): 396-01. Kesehatan Universitas Muhammadiyah
18.Townsend, C.M., Beauchamp, R.D., Evers, Surakarta; 2014.
B.M., Mattox, L.K. Palatoschisis dan 31.Holick MF. Vitamin D deficiency. England
labioschisis. Buku Saku Ilmu Bedah Journal Medicine. 2007; 357(1): 266-81.
Sabiston. Penerbit Buku Kedokteran: EGC; 32.Manuaba IBG, Chandranita M, IBG Fajar
2005. Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri.
19.Kasdu D. Operasi Caesar : Masalah dan Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007.
Solusinya . Jakarta: Puspa Swara; 2003. 33.Lanrkjaer. Maternal Fish Oil
20.Ratu MN. Firmansayah. Yulinda F. Supplementation during Lactation Does Not
Hubungan Faktor Risiko Ibu Bersalin affect blood pressure, pulse wave velocity,
Dengan Retensio Plasenta. Jambi Medical or heart rate variability in 2.5-y-old children.
Journal. 2013; 1(1): 1-9. 2006.
21.Madjid DA. Laporan kasus : Bayi Kembar 34.Yuliani F. Perilaku Pantang Makan Pada Ibu
Siam Dicepahlus Di Brachius Dipus. Journal Nifas di BPS A Balongtani Jabon Sidoarjo.
Medicine Nusantara. 2005; 26(3): 99-95. Jurnal Hospital Majapahit. 2011; 3(1): 54-73.

You might also like