Professional Documents
Culture Documents
The Influence of Characteristic (Education, Occupation), Knowledge and Attitude's Mothers Breastfeeding To Exclusive
Breastfeeding in Tuban
Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi
Eksklusif Di Kabupaten Tuban
Author :
Nurhuda Firmansyah | syahnyster_gates@yahoo.com
Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya
Mahmudah | -
Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya
Abstract
Breastfeeding improvement program, especially exclusive breastfeeding is one way to obtain good growth and
development of infants, because breast milk contains all the essential nutrients required for growth of infants and immune
antibodies for the baby. In 2011 the scope of exclusive breastfeeding in Tuban district of 48,8%, still lower when
compared with the target on the Minimum Service Standards (MSS) in the Regency/City in 2010 is 80%.
This study was an analytical research and included cross sectional study. The sampling technique in this study used
random cluster sampling to determine the cluster unit. The population in this study was the breast-feeding mothers in
Tuban health center and Wire Health center working area. The samples are breast-feeding mothers Tuban health center
and Wire health center working area with infants aged 6-8 months. The variables investigated in this study are the
characteristics of respondents (education, occupation), knowledge, and attitudes towards breastfeeding mothers
breastfeed exclusively. Data were analyzed using Logistic Regeression test.
Based on the results of the study conclude that exclusive breastfeeding in Tuban district is 51,3%. Variables that
influence exclusive breastfeeding in Tuban is an attitude (p = 0,009) with OR or Exp (B) = 10,000, while the variable that
does not affect to exclusive breastfeeding in Tuban is variables of education, employment and knowledge.There for, it is
hoped that governments and relevant agencies to review existing programs with more emphasis on the importance of
mothers breastfeeding have a good attitude/support of exclusive breastfeeding.
Daftar Pustaka :
1. Amiruddin R. dan Rostia, (2006). Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 6-11
Bulan Di Kelurahan Pa’baeng-Baeng. Makasar : Bagian Epidemiologi FKM Universitas Hassanuddin.
2. Arikunto, Suharsimi, (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. - : Pustaka Pelajar
3. Depkes. R.I, (1997). Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas Puskesmas. Jakarta : Direktorat
Jenderal Binkesmas
4. Depkes. R.I, (2001). Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI). Jakarta : Depkes. R.I
5. Depkes. R.I, (2010). Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan
Kabupaten/Kota Sehat. Kepmenkes Nomor: 1202/MENKES/SK/VIII/2003. . Jakarta : Depkes. R.I
Alamat korespondensi :
Nurhuda Firmansyah
E-mail: syahnyster_gates@yahoo.com
ABSTRACT
ASI Eksklusif
Untuk sikap responden dalam
Pekerjaan Tidak Total (%) penelitian ini dikategorikan menjadi 3
Ya (%) yaitu responden dengan sikap baik,
(%)
Bekerja 9 (64,3) 5 (35,7) 14 (100,0) responden dengan sikap cukup, dan
Tidak 11(44,0) 14 (56,0) 25 (100,0) responden dengan sikap kurang. Tetapi,
Bekerja tidak ada responden penelitian yang
Total 20 (51,3) 19 (48,7) 39 (100,0)
mempunyai sikap kurang, secara lebih
jelas dapat dilihat pada tabel 5.
Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 64% responden tidak Tabel 5. Distribusi Sikap Responden
bekerja. Sebanyak 64,3% responden Terhadap Pemberian ASI
yang bekerja memberikan ASI Eksklusif di Kabupaten Tuban
eksklusif, dan hanya 44% responden April 2012
yang tidak bekrja yang memberikan
ASI ekslusif. ASI Eksklusif
Sikap Ya Total (%)
Tidak (%)
Pengetahuan Dan Sikap Responden (%)
Baik 18 (66,7) 9 (33,3) 27 (100,0)
Pengetahuan Responden Cukup 2 (16,7) 10 (83,3) 12 (100,0)
dikategorikan menjadi 3 yaitu Total 20 (51,3) 19 (48,7) 39 (100,0)
responden dengan pengetahuan baik,
responden dengan pengetahuan cukup, Responden yang memiliki
dan responden dengan pengetahuan sikap dalam kategori baik sebagian
kurang. Dapat pengetahuan adalah besar (66,7%) memberikan ASI
sebagai berikut. eksklusif. Sedangkan responden yang
Responden yang memiliki memiliki sikap dalam kategori cukup
pengetahuan dalam kategori baik sebagian besar tidak memberikan ASI
sebagian besar (80%) memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 83,3%.
eksklusif. Separuh (50%) dari
responden dengan pengetahuan cukup
memberikan ASI eksklusif dan
separuhnya lagi (50%) tidak
memberikan ASI eksklusif. Sedangkan
responden dengan pengetahuan kurang
100% tidak memberikan ASI eksklusif.
Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Logistik Untuk Variabel yang Berpengaruh Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif
sebesar 64%. Hal ini berarti tidak ada eksklusif. Setelah dilakukan analisis
perbedaan dalam pemberian ASI dengan uji regresi logistik didapatkan
eksklusif antara responden yang bekerja hasil bahwa tidak ada pengaruh antara
dan responden yang tidak bekerja, pengetahuan terhadap pemberian ASI
karena responden yang tidak bekerja eksklusif pada ibu menyusui di
memiliki lebih banyak waktu untuk Kabupaten Tuban.
memberikan ASI eksklusif sedangkan Berdasarkan hasil penelitian
responden yang bekerja dapat sebagian besar responden mempunyai
menyediakan ASI eksklusif cadangan di pengetahuan cukup (32 orang), 50%
rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat diantaranya (16 orang) memberikan ASI
Roesli (2005) bahwa bekerja bukan eksklusif sedangkan 50% (16 orang)
alasan untuk menghentikan pemberian tidak memberikan ASI eksklusif.
ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif Kondisi ini secara konsep berarti
merupakan hal yang terbaik bagi bayi. masyarakat cukup memahami
Hal ini didukung oleh bukti secara pengertian dan maksud dari program
alamiah bahwa bayi yang diberi ASI ASI eksklusif. Akan tetapi dalam
eksklusif akan lebih sehat. Bayi yang penelitian ini secara statistik
tidak diberi ASI eksklusif akan 3 kali pengetahuan responden tidak
lebih sering dirawat daripada bayi yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
diberi ASI eksklusif. Ini berarti bayi eksklusif. Hal ini mungkin terjadi
yang diberi ASI eksklusif lebih jarang karena tidak semua responden yang
dibawa ke dokter sehingga ibu lebih memiliki pengetahuan akan diwujudkan
jarang meninggalkan perkerjaan. ke dalam suatu tindakan. Karena suatu
Pasal 83 UU No. 13 tahun 2003 tindakan akan terwujud jika responden
tentang ketenagakerjaan menyatakan memiliki keinginan untuk melakukan
bahwa buruh/pekerja perempuan yang tindakan tersebut. Misalnya saja, jika
anaknya masih menyusui harus diberi responden telah sejak sebelum
kesempatan sepatutnya untuk menyusui melahirkan tidak ingin memberikan ASI
anaknya jika hal itu harus dilakukan eksklusif kepada bayinya dengan alasan
selama waktu kerja. Kesempatan yang takut payudara kendur, maka responden
patut yang dimaksud adalah waktu yang tersebut akan tetap tidak memberikan
diberikan kepada pekerja untuk ASI eksklusif walaupun responden
menyusui bayinya, serta ketersediaan tersebut tahu resiko apa yang terjadi
tempat yang sesuai untuk melakukan pada bayinya jika tidak diberikan ASI
kegiatan tersebut. Undang-undang eksklusif.
tersebut belum didukung oleh adanya Sikap dalam penelitian ini adalah
peraturan daerah tentang pelaksanaan tanggapan responden terhadap cara dan
PP-ASI. Program ini baru sampai pada manfaat pemberian ASI secara
tahap sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini eksklusif. Setelah dilakukan analisis
(IMD). dengan uji regresi logistik menunjukkan
Pengetahuan dalam penelitian ini bahwa ada pengaruh yang signifikan
adalah segala sesuatu yang ibu ketahui antara sikap ibu menyusui terhadap
tentang ASI eksklusif, manfaat ASI pemberian ASI eksklusif di Kabupaten
eksklusif dan cara pemberian ASI Tuban dengan nilai OR atau Exp (B) =