You are on page 1of 13

Table of Contents

No. Title Page


1 Determinant of Nifas Mother Which Correlate With Post Natal Care -
2 Differences Knowledge about menstruation Rasta Teen Boarding Schools In -
Traditional And Modern In Madura
3 Correlation Between Type Contraception and Duration of Contraceptive Use With -
Menstrual Disorders in Midwives in Private Practice
4 The Influence of Pregnancy Exercise to Primagravida Anxiety In The Thirth -
Semester For Encountering Birth Process
5 The Causes of Infant Mortality in The District of Sidoarjo. -
6 Risk Estimation of Elderly Traffic Accidents in Surabaya -
7 The Influence of Characteristic (Education, Occupation), Knowledge and -
Attitude's Mothers Breastfeeding To Exclusive Breastfeeding in Tuban
8 The Influence of Husband Support To Acceptor Obedience of Injection -
Contraception
Vol. 1 - No. 1 / 2012-08
TOC : , and page : -

The Influence of Characteristic (Education, Occupation), Knowledge and Attitude's Mothers Breastfeeding To Exclusive
Breastfeeding in Tuban

Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi
Eksklusif Di Kabupaten Tuban

Author :
Nurhuda Firmansyah | syahnyster_gates@yahoo.com
Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya
Mahmudah | -
Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya

Abstract

Breastfeeding improvement program, especially exclusive breastfeeding is one way to obtain good growth and
development of infants, because breast milk contains all the essential nutrients required for growth of infants and immune
antibodies for the baby. In 2011 the scope of exclusive breastfeeding in Tuban district of 48,8%, still lower when
compared with the target on the Minimum Service Standards (MSS) in the Regency/City in 2010 is 80%.

This study was an analytical research and included cross sectional study. The sampling technique in this study used
random cluster sampling to determine the cluster unit. The population in this study was the breast-feeding mothers in
Tuban health center and Wire Health center working area. The samples are breast-feeding mothers Tuban health center
and Wire health center working area with infants aged 6-8 months. The variables investigated in this study are the
characteristics of respondents (education, occupation), knowledge, and attitudes towards breastfeeding mothers
breastfeed exclusively. Data were analyzed using Logistic Regeression test.

Based on the results of the study conclude that exclusive breastfeeding in Tuban district is 51,3%. Variables that
influence exclusive breastfeeding in Tuban is an attitude (p = 0,009) with OR or Exp (B) = 10,000, while the variable that
does not affect to exclusive breastfeeding in Tuban is variables of education, employment and knowledge.There for, it is
hoped that governments and relevant agencies to review existing programs with more emphasis on the importance of
mothers breastfeeding have a good attitude/support of exclusive breastfeeding.

Keyword : Characteristics, Knowledge, and, Attitude, Exclusive, Breastfeeding, ,

Daftar Pustaka :
1. Amiruddin R. dan Rostia, (2006). Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 6-11
Bulan Di Kelurahan Pa’baeng-Baeng. Makasar : Bagian Epidemiologi FKM Universitas Hassanuddin.
2. Arikunto, Suharsimi, (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. - : Pustaka Pelajar
3. Depkes. R.I, (1997). Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas Puskesmas. Jakarta : Direktorat
Jenderal Binkesmas
4. Depkes. R.I, (2001). Strategi Nasional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI). Jakarta : Depkes. R.I
5. Depkes. R.I, (2010). Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan
Kabupaten/Kota Sehat. Kepmenkes Nomor: 1202/MENKES/SK/VIII/2003. . Jakarta : Depkes. R.I

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Halaman | 62

Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan Dan


Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif
Di Kabupaten Tuban
Nurhuda Firmansyah dan Mahmudah
Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR
Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115

Alamat korespondensi :
Nurhuda Firmansyah
E-mail: syahnyster_gates@yahoo.com

ABSTRACT

Breastfeeding improvement program, especially exclusive breastfeeding is one


way to obtain good growth and development of infants, because breast milk contains all
the essential nutrients required for growth of infants and immune antibodies for the
baby. In 2011 the scope of exclusive breastfeeding in Tuban district of 48,8%, still
lower when compared with the target on the Minimum Service Standards (MSS) in the
Regency/City in 2010 is 80%.
This study was an analytical research and included cross sectional study. The
sampling technique in this study used random cluster sampling to determine the cluster
unit. The population in this study was the breast-feeding mothers in Tuban health center
and Wire Health center working area. The samples are breast-feeding mothers Tuban
health center and Wire health center working area with infants aged 6-8 months. The
variables investigated in this study are the characteristics of respondents (education,
occupation), knowledge, and attitudes towards breastfeeding mothers breastfeed
exclusively. Data were analyzed using Logistic Regeression test.
Based on the results of the study conclude that exclusive breastfeeding in Tuban
district is 51,3%. Variables that influence exclusive breastfeeding in Tuban is an
attitude (p = 0,009) with OR or Exp (B) = 10,000, while the variable that does not
affect to exclusive breastfeeding in Tuban is variables of education, employment and
knowledge.There for, it is hoped that governments and relevant agencies to review
existing programs with more emphasis on the importance of mothers breastfeeding have
a good attitude/support of exclusive breastfeeding.

Key words: Characteristics, Knowledge and Attitude, Exclusive Breastfeeding

PENDAHULUAN terakhir ini, pemerintah Indonesia sudah


ASI merupakan makanan yang melakukan kampanye pemberian Air
pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, Susu Ibu (ASI) eksklusif yang
yang bersifat alamiah. Beberapa tahun dipelopori oleh World Health

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 63

Organization (WHO). Dahulu mengemukakan ASI tidak bermanfaat


pemberian ASI ekslusif berlangsung terhadap bayinya serta 23,02% masih
sampai bayi berusia 4 bulan, namun membuang kolostrumnya. Masih
belakangan sangat dianjurkan agar ASI rendahnya angka pencapaian ASI
eksklusif diberikan sampai anak berusia eksklusif tentu saja perlu mendapat
6 bulan (Tedjasaputra, 2007). Bahkan perhatian karena berkontribusi terhadap
ASI dapat diberikan hingga usia 2 tahun rendahnya kualitas sumber daya
selama produksi ASI masih banyak atau manusia di masa mendatang serta
ketika anak sudah tidak mau lagi berdampak pula terhadap tingginya
minum ASI. angka kesakitan maupun angka
Berdasarkan Profil Kesehatan kematian.
Propinsi Jawa Timur (2008), ASI Pada tahun 2011, cakupan ASI
ekslusif adalah pemberian ASI pada eksklusif di Kabupaten Tuban sebesar
bayi mulai 0 – 6 bulan dalam rangka 48,8%. Rendahnya pencapaian ASI
mencukupi kebutuhan gizi yang eksklusif di Kabupaten Tuban tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan tidak terlepas dari rendahnya
perkembangan bayi. Air Susu Ibu (ASI) pencapaian di setiap Puskesmas di
diyakini dan bahkan terbukti memberi Kabupaten Tuban. Dari 33 puskesmas
manfaat bagi bayi baik dari sisi/aspek yang ada di Kabupaten Tuban, ternyata
gizi (kolostrum yang mengandung IgA, pencapaian di Puskesmas Wire
whei-casein, DHA dan AA dengan menduduki peringkat terendah
komposisi sesuai), aspek imunologik dibanding dengan puskesmas lainnya.
(selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim Tingkat pencapaian ASI eksklusif di
dan 3 jenis leukosit yaitu BALT, Puskesmas Wire tersebut sebesar 7,2%.
GALT, MALT serta faktor bifidus), Namun ada juga puskesmas yang
aspek psikologik (interaksi dan kasih mampu mencapai target pencapaian ASI
sayang antara anak dan ibu), aspek eksklusif. Puskesmas Tuban Kota salah
kecerdasan, aspek neurologik (aktivitas satunya. Tingkat pencapaiannya sebesar
menyerap ASI bermanfaat pada 82,8 %.
koordinasi syaraf bayi), aspek
ekonomik serta aspek penundaan METODE PENELITIAN
kehamilan (metode amenorea Penelitian ini menggunakan metode
laktasi/MAL). Selain Aspek-aspek analitik karena bertujuan menganalisa,
tersebut, dengan ASI juga dapat menjelaskan suatu hubungan, menguji
melindungi bayi dari sindrom kematian berdasarkan teori yang ada dan
bayi secara mendadak (sudden infant menggunakan pendekatan cross
death syndrome/SIDS). sectional yaitu jenis penelitian yang
Salfina (2003) dalam penelitiannya menekankan waktu pengukuran atau
mengatakan bahwa 75,6% ibu yang observasi data variabel independen dan
tidak memberikan ASI eksklusif adalah dependen dinilai secara simultan pada
ibu dengan pendidikan tamat SD, dan suatu saat dan tidak ada tindak lanjut.
berstatus sebagai pekerja lepas (buruh). Populasi dalam penelitian ini
Selain itu 13,33% ibu yang tidak adalah seluruh ibu menyusui di
memberikan ASI eksklusif masih Kabupaten Tuban, dalam hal ini dipilih

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 64

ibu menyusui yang berada di wilayah memberikan ASI eksklusif di wilayah


kerja Puskesmas Tuban dan Puskesmas kerja Puskesmas Tuban sebanyak 72,2
Wire dan sampelnya adalah ibu % (13 orang). Sedangkan responden
menyusui di wilayah kerja Puskesmas yang memberikan ASI eksklusif di
Tuban dan Puskesmas Wire dengan wilayah kerja Puskesmas Wire
bayi usia 6-8 bulan. sebanyak 33,3 % (7 orang).
Pengambilan sampel penelitian
menggunakan teknik cluster random Tabel 1. Distribusi Responden Berdasar
sampling dengan unit cluster adalah Pemberian ASI Eksklusif di
Rukun Warga (RW) pada masing- Kabupaten Tuban April 2012
masing desa/kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tuban dan Puskesmas Wire. ASI Eksklusif
Puskesmas Tidak Total (%)
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Ya (%)
(%)
Puskesmas Tuban dan Puskesmas Wire Tuban 13 (72,2) 5 (27,8) 18 (100,0)
dan waktu penelitian mulai bulan Wire 7 (33,3) 14 (66,7) 21 (100,0)
Maret-Mei 2012. Total 20 (51,3) 19 (48,7) 39 (100,0)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Responden
Wilayah kerja Puskesmas Tuban Untuk pendidikan responden,
melingkupi 9 desa/kelurahan yaitu secara lebih rinci dapat dilihat pada
Doromukti, Sidorejo, Latsari, tabel 2.
Ronggomulyo, Perbon, Mondokan,
Sumurgung, Sugiharjo, dan Tabel 2. Distribusi Pendidikan Responden
Kembangbilo. Sedangkan wilayah kerja di Kabupaten Tuban April 2012
Puskesmas Wire mencakup 8
desa/kelurahan yaitu Gedongombo, ASI Eksklusif
Pendidikan Ya Tidak Total (%)
Tunah, Gesing, Kowang, Genaharjo, (%) (%)
Sambongrejo, Ngino, dan Karang. SD 1 (20,0) 4 (80,0) 5 (100,0)
SMP 5 (41,7) 7 (58,3) 12 (100,0)
Pemberian ASI Eksklusif SMA 5 (38,5) 8 (61,5) 13 (100,0)
Pemberian ASI Eksklusif PT 9 (100) 0 ( 0,0) 9 (100,0)
Total 20(51,3) 19(48,7) 39 (100,0)
merupakan suatu upaya pemberian ASI
yang dilakukan secara eksklusif sampai
dengan 6 bulan oleh ibu menyusui. Responden dengan pendidikan
Penelitian yang telah dilakukan SD/Sederajat sebagian besar tidak
diperoleh hasil responden yang memberikan ASI eksklusif (80%).
memberikan ASI eksklusif dan yang Responden dengan pendidikan
tidak memberikan ASI eksklusif. Secara SMP/Sederajat sebagian besar tidak
rinci dapat dilihat pada tabel 1. memberikan ASI eksklusif sebanyak
Berdasarkan hasil penelitian 58,33%. Kemudian responden dengan
menunjukkan bahwa persentase pendidikan SMA/Sederajat sebagian
pemberian ASI eksklusif di Kabupaten besar juga tidak memberikan ASI
Tuban adalah 51,3%. Responden yang eksklusif (61,54%). Sedangkan
responden dengan pendidikan

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 65

Akademi/PT seluruhnya (100%) Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden


memberikan ASI eksklusif. Tentang ASI Eksklusif di Kabupaten
Tuban April 2012
Distribusi responden
berdasarkan pekerjaan dikelompokkan ASI Eksklusif
Pengeta-
menjadi 2 (dua), yaitu bekerja dan huan
Ya Tidak Total (%)
tidak bekerja. Secara lebih rinci (%) (%)
terlihat pada tabel 3. Baik 4 (80,0) 1(20,0) 5 (100,0)
Cukup 16 (50,0) 16 (50,0) 32 (100,0)
Kurang 0 (0,0) 2 (100,0) 2 (100,0)
Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Responden di Total 20 (51,3) 19 (48,7) 39 (100,0)
Kabupaten Tuban April 2012

ASI Eksklusif
Untuk sikap responden dalam
Pekerjaan Tidak Total (%) penelitian ini dikategorikan menjadi 3
Ya (%) yaitu responden dengan sikap baik,
(%)
Bekerja 9 (64,3) 5 (35,7) 14 (100,0) responden dengan sikap cukup, dan
Tidak 11(44,0) 14 (56,0) 25 (100,0) responden dengan sikap kurang. Tetapi,
Bekerja tidak ada responden penelitian yang
Total 20 (51,3) 19 (48,7) 39 (100,0)
mempunyai sikap kurang, secara lebih
jelas dapat dilihat pada tabel 5.
Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 64% responden tidak Tabel 5. Distribusi Sikap Responden
bekerja. Sebanyak 64,3% responden Terhadap Pemberian ASI
yang bekerja memberikan ASI Eksklusif di Kabupaten Tuban
eksklusif, dan hanya 44% responden April 2012
yang tidak bekrja yang memberikan
ASI ekslusif. ASI Eksklusif
Sikap Ya Total (%)
Tidak (%)
Pengetahuan Dan Sikap Responden (%)
Baik 18 (66,7) 9 (33,3) 27 (100,0)
Pengetahuan Responden Cukup 2 (16,7) 10 (83,3) 12 (100,0)
dikategorikan menjadi 3 yaitu Total 20 (51,3) 19 (48,7) 39 (100,0)
responden dengan pengetahuan baik,
responden dengan pengetahuan cukup, Responden yang memiliki
dan responden dengan pengetahuan sikap dalam kategori baik sebagian
kurang. Dapat pengetahuan adalah besar (66,7%) memberikan ASI
sebagai berikut. eksklusif. Sedangkan responden yang
Responden yang memiliki memiliki sikap dalam kategori cukup
pengetahuan dalam kategori baik sebagian besar tidak memberikan ASI
sebagian besar (80%) memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 83,3%.
eksklusif. Separuh (50%) dari
responden dengan pengetahuan cukup
memberikan ASI eksklusif dan
separuhnya lagi (50%) tidak
memberikan ASI eksklusif. Sedangkan
responden dengan pengetahuan kurang
100% tidak memberikan ASI eksklusif.

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 66

Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Logistik Untuk Variabel yang Berpengaruh Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif

Variabel B Wald Sig. Exp (B) 95% CI


Sikap
Baik 2,303 6,916 0,009 10,000 1,798-55,630
Cukup (pembanding)

dibandingkan dengan indikator


Pengaruh Karakteristik,
Indonesia Sehat 2010, masih sangat
Pengetahuan dan Sikap Responden
jauh. Cakupan pemberian ASI eksklusif
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif
ditetapkan adalah 80%, didasarkan pada
perbandingan jumlah ibu yang
Untuk mengetahui adanya
memberikan ASI secara eksklusif
pengaruh antara variabel independen
sampai pada 0-6 bulan, dengan jumlah
yaitu karakteristik (pendidikan dan
ibu yang mempunyai bayi umur 0-1
pekerjaan), pengetahuan, dan sikap
tahun di suatu daerah. Program
ibu menyusui dengan variabel
pemberian ASI eksklusif adalah suatu
dependen yaitu pemberian ASI
program yang diperuntukkan untuk
eksklusif maka dilakukan teknik
meningkatkan pemberian ASI eksklusif
analisis Regresi Logistik. Dari hasil
pada ibu yang menyusui.
analisis diperoleh bahwa variabel
Secara regulasi ketentuan tersebut
pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan
tertuang dalam Kepmenkes RI
tidak berpengaruh terhadap pemberian
No.450/MENKES/IV/2004 tentang
ASI eksklusif. Sedangkan variabel sikap
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
berpengaruh terhadap pemberian ASI
eksklusif pada bayi Indonesia. Program
eksklusif, dengan nilai statistik uji
Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI)
seperti yang ada pada tabel 6. Hasil uji
khususnya ASI eksklusif mempunyai
statistik diperoleh nilai p = 0,009 dan
dampak yang luas terhadap status gizi
nilai Exp(B) = 10,0 yang artinya bahwa
ibu dan bayi. Pencapaian program ASI
responden dengan sikap baik
eksklusif tidak dapat terlaksana dengan
kemungkinan memberikan ASI
sendirinya, namun didasarkan pada
eksklusif 10 kali lebih besar jika
perilaku pemberian ASI eksklusif oleh
dibandingkan responden dengan sikap
ibu itu sendiri.
cukup.
Pemberian ASI eksklusif yang
masih rendah ternyata disebabkan
PEMBAHASAN
berbagai faktor, salah satunya adalah
Berdasarkan hasil penelitian
rendahnya pengetahuan ibu tentang
menunjukkan bahwa persentase
manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Selain
pemberian ASI eksklusif di Kabupaten
itu, kurangnya kepedulian dan
Tuban adalah 51,3%. Kondisi tersebut
dukungan suami, keluarga dan
mencerminkan bahwa perilaku ibu
masyarakat untuk memberikan
terhadap pemberian ASI eksklusif
kesempatan kepada ibu untuk menyusui
cenderung baik, namun jika

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 67

secara eksklusif (Supari, 2006; Kuntari sebagaimana umumnya semakin tinggi


dan Rachmawati, 2006). pendidikan seseorang semakin mudah
Beberapa penelitian mendapatkan informasi dan akhirnya
mengemukakan bahwa ada pengaruh mempengaruhi perilaku seseorang.
karakteristik ibu terhadap pemberian Namun dalam penelitian ini secara
ASI eksklusif, misalnya penelitian statistik pendidikan responden tidak
Salfina (2003) bahwa 75,6% ibu yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
tidak memberikan ASI Eksklusif adalah eksklusif. Hal ini dimungkinkan karena
ibu dengan pendidikan tamat SD, dan meskipun sebagian besar responden
berstatus sebagai pekerja lepas (buruh). memiliki pendidikan SMA/sederajat (13
Selain itu 13,33% masih orang), bukan berarti responden juga
mengemukakan ASI tidak bermanfaat mempunyai pengetahuan yang baik.
terhadap bayinya, dan 23,02% masih Karena pengetahuan yang dimaksud
membuang kolostrumnya. dalam penelitian ini adalah pengetahuan
Pendidikan dalam penelitian ini yang spesifik, yaitu pengetahuan
adalah jenjang pendidikan formal yang tentang ASI eksklusif. Bukan
ditempuh oleh ibu yang mempunyai pengetahuan secara umum. Sehingga
bayi sampai memperoleh ijazah yang belum tentu responden dengan
sah. Setelah dilakukan analisis statistik pendidikan tinggi mempunyai
dengan uji regresi logistik menunjukkan pengetahuan yang baik juga tentang
bahwa tidak ada pengaruh pendidikan ASI eksklusif, yang dapat berpengaruh
terhadap pemberian ASI eksklusif pada terhadap perilaku responden untuk
ibu menyusui di Kabupaten Tuban memberikan ASI eksklusif.
(p>0,05), artinya bahwa pendidikan Pekerjaan dalam penelitian ini
formal ibu tidak berpengaruh terhadap adalah aktivitas rutin yang dilakukan
tindakan nyata ibu untuk memberikan ibu yang mempunyai bayi guna
ASI secara eksklusif pada bayinya memperoleh pendapatan. Berdasarkan
sampai usia 6 bulan. Hasil penelitian ini hasil analisis dengan uji regresi logistik
tidak sesuai dengan penelitian Salfina menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
(2003) dalam penelitiannya mengatakan pekerjaan responden terhadap
bahwa 75,6% ibu yang tidak pemberian ASI eksklusif. Hasil
memberikan ASI eksklusif adalah ibu penelitian Salfina (2003), bahwa 59,7%
dengan pendidikan tamat SD. Karena ibu yang bekerja hanya memberi ASI 4
dalam penelitian ini responden yang kali dalam sehari, sementara jika pada
tidak memberikan ASI eksklusif justru waktu siang hari diberikan susu formula
paling banyak adalah responden dengan oleh keluarga atau pengasuhnya.
pendidikan SMA/sederajat (8 orang). Demikian juga dengan penelitian
Menurut Hidayat (2005) bahwa Mardeyanti (2007), bahwa 60% ibu
pendidikan merupakan penuntun yang bekerja tidak patuh memberikan
manusia untuk berbuat dan mengisi ASI eksklusif. Hasil penelitian ini tidak
kehidupan yang dapat digunakan untuk sesuai dengan kedua hasil penelitian
mendapatkan informasi, sehingga dapat tersebut karena secara proporsi
meningkatkan kualitas hidup. Juga responden yang bekerja hanya 36%
menurut Notoadmodjo (2010) sedangkan responden yang tidak bekerja

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 68

sebesar 64%. Hal ini berarti tidak ada eksklusif. Setelah dilakukan analisis
perbedaan dalam pemberian ASI dengan uji regresi logistik didapatkan
eksklusif antara responden yang bekerja hasil bahwa tidak ada pengaruh antara
dan responden yang tidak bekerja, pengetahuan terhadap pemberian ASI
karena responden yang tidak bekerja eksklusif pada ibu menyusui di
memiliki lebih banyak waktu untuk Kabupaten Tuban.
memberikan ASI eksklusif sedangkan Berdasarkan hasil penelitian
responden yang bekerja dapat sebagian besar responden mempunyai
menyediakan ASI eksklusif cadangan di pengetahuan cukup (32 orang), 50%
rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat diantaranya (16 orang) memberikan ASI
Roesli (2005) bahwa bekerja bukan eksklusif sedangkan 50% (16 orang)
alasan untuk menghentikan pemberian tidak memberikan ASI eksklusif.
ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif Kondisi ini secara konsep berarti
merupakan hal yang terbaik bagi bayi. masyarakat cukup memahami
Hal ini didukung oleh bukti secara pengertian dan maksud dari program
alamiah bahwa bayi yang diberi ASI ASI eksklusif. Akan tetapi dalam
eksklusif akan lebih sehat. Bayi yang penelitian ini secara statistik
tidak diberi ASI eksklusif akan 3 kali pengetahuan responden tidak
lebih sering dirawat daripada bayi yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
diberi ASI eksklusif. Ini berarti bayi eksklusif. Hal ini mungkin terjadi
yang diberi ASI eksklusif lebih jarang karena tidak semua responden yang
dibawa ke dokter sehingga ibu lebih memiliki pengetahuan akan diwujudkan
jarang meninggalkan perkerjaan. ke dalam suatu tindakan. Karena suatu
Pasal 83 UU No. 13 tahun 2003 tindakan akan terwujud jika responden
tentang ketenagakerjaan menyatakan memiliki keinginan untuk melakukan
bahwa buruh/pekerja perempuan yang tindakan tersebut. Misalnya saja, jika
anaknya masih menyusui harus diberi responden telah sejak sebelum
kesempatan sepatutnya untuk menyusui melahirkan tidak ingin memberikan ASI
anaknya jika hal itu harus dilakukan eksklusif kepada bayinya dengan alasan
selama waktu kerja. Kesempatan yang takut payudara kendur, maka responden
patut yang dimaksud adalah waktu yang tersebut akan tetap tidak memberikan
diberikan kepada pekerja untuk ASI eksklusif walaupun responden
menyusui bayinya, serta ketersediaan tersebut tahu resiko apa yang terjadi
tempat yang sesuai untuk melakukan pada bayinya jika tidak diberikan ASI
kegiatan tersebut. Undang-undang eksklusif.
tersebut belum didukung oleh adanya Sikap dalam penelitian ini adalah
peraturan daerah tentang pelaksanaan tanggapan responden terhadap cara dan
PP-ASI. Program ini baru sampai pada manfaat pemberian ASI secara
tahap sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini eksklusif. Setelah dilakukan analisis
(IMD). dengan uji regresi logistik menunjukkan
Pengetahuan dalam penelitian ini bahwa ada pengaruh yang signifikan
adalah segala sesuatu yang ibu ketahui antara sikap ibu menyusui terhadap
tentang ASI eksklusif, manfaat ASI pemberian ASI eksklusif di Kabupaten
eksklusif dan cara pemberian ASI Tuban dengan nilai OR atau Exp (B) =

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 69

10,000 yang artinya bahwa responden mempunyai pengetahuan cukup (32


dengan sikap baik kemungkinan orang), 50% diantaranya (16 orang)
memberikan ASI eksklusif 10 kali lebih memberikan ASI eksklusif
besar dibandingkan responden dengan sedangkan 50% (16 orang) tidak
sikap cukup. memberikan ASI eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan Responden dengan sikap baik
sebagian besar responden memiliki 66,7% memberikan ASI eksklusif.
sikap baik (27 orang), sebanyak 66,7% 3. Variabel yang berpengaruh terhadap
(18 orang) memberikan ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif adalah
dan 33,3% (9 orang) tidak memberikan variabel sikap dengan OR atau
ASI eksklusif. Kondisi ini akan Exp(B) = 10,000 sedangkan variabel
memberikan kontribusi terhadap yang tidak berpengaruh adalah
tindakan pemberian ASI eksklusif pada variabel pendidikan, pekerjaan dan
ibu menyusui, artinya dilihat dari aspek pengetahuan.
sikap menunjukkan sikap yang baik,
sehingga akan berdampak terhadap Saran
keinginan ibu untuk memberikan ASI 1. Diharapkan agar pemerintah dan
secara eksklusif. Menurut Allport instansi terkait meninjau kembali
(1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo program yang telah ada dengan
(2010), bahwa sikap adalah lebih menekankan pada pentingnya
kecenderungan untuk bertindak (tend to ibu menyusui memiliki sikap
behave) yang artinya sikap adalah baik/mendukung pemberian ASI
merupakan komponen yang mendahului eksklusif. Karena berdasarkan
tindakan atau perilaku terbuka. penelitian di lapangan sikap ibu
menyusui mempunyai pengaruh
KESIMPULAN DAN SARAN signifikan terhadap pemberian ASI
Kesimpulan eksklusifpemberian ASI eksklusif.
1. Proporsi pemberian ASI eksklusif 2. Diharapkan kader-kader yang ada
oleh ibu menyusui di Kabupaten lebih aktif melakukan pembinaan,
Tuban sebesar 51,3%. monitoring dan evaluasi untuk
2. Sebagian besar responden memiliki meningkatkan efektivitas
latar belakang pendidikan SMA (13 pelaksanaan PP-ASI.
orang), namun sebanyak 61,5% 3. Untuk peneliti selanjutnya
diantaranya (8 orang) tidak diharapkan melakukan penelitian
memberikan ASI eksklusif. lebih lanjut untuk mengetahui
Responden yang tidak bekerja lebih variabel lain (budaya, kebiasaan,
banyak (64%) dibandingkan petugas kesehatan, dan lain-lain)
responden yang bekerja (34%), yang diduga berpengaruh terhadap
namun jumlah responden yang tidak pemberian ASI eksklusif.
bekerja yang memberikan ASI
eksklusif lebih sedikit dibandingkan DAFTAR PUSTAKA
jumlah responden yang bekerja Amiruddin R. dan Rostia, 2006.
yang memberikan ASI eksklusif. Promosi Susu Formula
Sebagian besar responden Menghambat Pemberian ASI

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 70

Eksklusif pada Bayi 6-11 Bulan Timur. http://www.dinkesjatim.go.id/


Di Kelurahan Pa’baeng-Baeng. (Sitasi tanggal 7 Januari 2012).
Makassar; Bagian Epidemiologi FKM Dirjen Binkesmas, 2002. 13 Pesan
Universitas Hassanuddin. Dasar Gizi Seimbang. Jakarta:
Anonymous, 2006. Depkes. RI.
http://www.depkes.go.id/ (Sitasi Green, L.W., and Judith M.O., 1980.
tanggal 9 Januari 2012) From Efficacy to Effectiveness to
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Community. http://www.cdc.gov
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. (Sitasi tanggal 9 Januari 2012)
Azwar, S., 2009. Sikap Manusia Teori Hamzah, Sukri, Hariani., 2007. Perilaku
dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Menyusui Pada Etnis Bugis di
Depkes. R.I., 1997. Petunjuk Pekkae. Jurnal Kesehatan
Pelaksanaan Peningkatan ASI Masyarakat Nasional Vol. 1 No. 5
Eksklusif Bagi Petugas Puskesmas. Tahun 2007.
Jakarta: Direktorat Jenderal Haksama, S., 2002. Analisis Perilaku
Binkesmas. Pekerja Seks Komersial (PSK)
Depkes. R.I., 2001. Strategi Nasional dalam Upaya Mendapatkan
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Pelayanan Kesehatan di Klinik
(PP-ASI). Jakarta: Depkes RI. Sexual Transmitted Disease (STD)
Depkes. R.I., 2003. Indikator Indonesia Putat Jaya Surabaya. Fakultas
Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Kesehatan Masyarakat Universitas
Indikator Propinsi Sehat dan Airlangga. Jurnal Penelitian Medika
Kabupaten/Kota Sehat. Eksakta Vol. 3 No. 1 Tahun 2002.
Kepmenkes Nomor: Kemalasari, Samirah., 2008. Pengaruh
1202/MENKES/SK/VIII/2003. Karakteristik Istri dan Partisipasi
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Suami Terhadap Pemberian ASI
Depkes. Eksklusif di Kota Pematangsiatar.
Depkes. R.I., 2004. Kebijakan Tesis. Medan; Universitas Sumatera
Departemen Kesehatan tentang Utara. http://www.digilib.usu.ac.id
Peningkatan Pemberian Air Susu (Sitasi tanggal 8 Januari 2012).
Ibu Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kepmenkes., 2004. Rancangan
Kesehatan Kerja Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan RI.,
Depkes. R.I., 2005. Manajemen Nomor 1091/MENKES/SK/X/2004,
Laktasi: Buku Panduan Bagi Tentang Petunjuk Teknis Standar
Bidan dan Petugas Kesehatan di Pelayanan Minimal Bidang
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Kesehatan Di Kabupaten/Kota.
Gizi Masyarakat. Jakarta: Setjen Depkes RI.
Dinkes Tuban, 2011. Laporan Tahunan Kuntari, R. dan Rachmawati, E., 2006.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban ASI eksklusif.
Tahun 2011. Dinas Kesehatan http://www.linkagesproject.org
Kabupaten Tuban. (Sitasi tanggal 10 Januari 2012.
Dinkes Jatim, 2010. Profil Kesehatan Linkages, 2002. Pemberian ASI
Provinsi Jawa Timur Tahun 2008. Eksklusif atau ASI Saja: Satu-
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Satunya Sumber Cairan yang

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71


Halaman | 71

dibutuhkan Bayi Usia Dini. Kolostrum dan ASI Eksklusif di


http://www.linkagesproject.org/medi Kelurahan Purwoyoso Kecamatan
a/publications/ ENA- Ngaliyan. Skripsi. Semarang;
References/Indonesia/Ref4.7%20.pdf Universitas Semarang.
(Sitasi tanggal 10 Januari 2012). Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI
Mardeyanti, 2007. Hubungan Faktor Eksklusif – Seri 1. Jakarta: Trubus
Pekerjaan dengan Kepatuhan Ibu Agriwidya.
Memberikan ASI Eksklusif di RSUP Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui
dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis. Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Yogyakarta; Universitas Gadjah Pustaka Bunda.
Mada. Rohani, 2007. Pengaruh Karakteristik
http://www.ugm.ac.id/files/Abst_(389 Ibu Terhadap Pemberian ASI
0-H-2007).pdf (Sitasi tanggal 8 Eksklusif di Wilayah Kerja
Januari 2012). Puskesmas Teluk Kecamatan
Murti, Bhisma. 2003. Prinsip dan Secanggang. Skripsi. Medan;
Metode Riset Epidemiologi. Universitas Sumatera Utara.
Yogyakarta: Penerbit UGM Press. Salfina, Elmida. 2003. Hubungan
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pengetahuan dan Perilaku Ibu
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam Pemberian ASI Eksklusif di
Jakarta: Rineka Cipta. Kecamatan Tebet. Jurnal Kesehatan
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Masayarakat Universitas Indonesia
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk
Jakarta: Rineka Cipta. Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Supari, F., 2006. 5 Juta Balita
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Terancam Gizi Buruk.
Cipta. http://www.gizi.net. (Sitasi tanggal
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. 11 Januari 2012).
Metodologi Penelitian Kesehatan. Tedjasaputra, M.S., 2007.
Jakarta: Rineka Cipta. Pemberian ASI Eksklusif: Suatu
Nuraeni, 2008. Hubungan Dukungan Tinjauan dari Sudut Psikologi.
Keluarga Terhadap Pemberian ASI http://www.pontianak-post.com
Eksklusif di Kecamatan Sossa (Sitasi tanggal 9 Januari 2012)
Kabupaten Padang Lawas. Skripsi. WHO., 2000. Nutrition Profile of the
Medan; Universitas Sumatera Utara. WHO South-East Asia Region. New
Rahayuningsih, Tri., 2005. Hubungan Delhi: World Health Organization,
Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Regional Office for South-East Asia.
Tentang ASI dengan Pemberian
WHO., 2003. Community-based Developing Countries. Geneva:
Strategies for Breastfeeding World Health Organization.
Promotion and Support in Yuliarti, Hurheti. 2010. Keajaiban ASI.
Yogyakarta: Andi Offse.

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71

You might also like