Professional Documents
Culture Documents
3814 ID Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko Dan Pengendalian Risiko Pada Proses Blastin PDF
3814 ID Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko Dan Pengendalian Risiko Pada Proses Blastin PDF
ABSTRACT
Blasting is an explosive activity to destroy rocks from its parent rocks. Blasting process is the most
essential process to do in every mining activity which has high health and safety risk. The purposes of
this research are to identify health and safety hazards, to assess risks of blasting in underground
mining process, and to identify the existing control measure in PT Cibaliung Sumberdaya. This was an
observational descriptive research with cross sectional approach. Primary data were collected by
observing and interviewing while secondary data were obtained from the company. The population of
research inprocess of mining blasting are mine production Superitendant, safety Superitendant, one
blaster and three blaster crews. The data were analyzed by using table then compare it with existing
standard and theory. The method in risk assessment used in this research refers to risk assessment
method of PT Cibaliung Sumberdaya. The results of this research showed that there were 14 hazards
that had been identified. According to risk assessment result there were 3 hazards in medium risk
category and 11 hazards in low risk category. The hazard control which has been implemented is
conducting technical engineering, administration and providing personal protective equipment.
Corporate management is recommend to reconsider their Job Safety Analysis (JSA) by revisiting the
work location, inspecting work equipments and auditing standard operations, evaluating latent hazard
control such as noise measurement, ground vibration, and increase workers awareness on wearing
personal protective equipment.
ABSTRAK
Blasting merupakan suatu aktivitas pengisian bahan peledak ke dalam lubang ledak dengan tujuan
untuk menghancurkan batuan dari batuan induk.Proses blasting merupakan proses penting disetiap
aktifitas penambangan dan mempunyai risiko K3 yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah
melakukan identifikasi bahaya K3 dan menilai risiko pada proses blasting tambang bawah tanah, serta
mengidentifikasi pengendalian bahaya yang sudah dilakukan oleh PT Cibaliung
Sumberdaya.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross
sectional. Data primer dikumpulkan dengan observasi dan wawancara serta data sekunder yang
diperoleh dari perusahaan.Populasi penelitian pada proses blasting di PT Cibaliung Sumberdaya terdiri
dari Superitendant produksi tambang, Superitendant keselamatan kerja dan 1 juru ledak dan 3 blaster
crew. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel dan dibandingkan
dengan standard dan teori yang ada. Metode yang digunakan penulis dalam melakukan identifikasi
bahaya dan penilaian risiko mengacu pada aturan PT Cibaliung Sumberdaya.Hasil penelitian
menunjukan terdapat 14 bahaya yang teridentifikasi.Hasil penilaian risiko terdapat 3 bahaya dengan
risiko sedang dan 11 bahaya dengan risiko rendah.Jenis pengendalian bahaya yang sudah dilakukan
meliputi teknis, administrasi dan penyediaan alat pelindung diri. Manajemen perusahaan disarankan
untuk meninjau kembali Job safety Analysis dengan meninjau langsung lokasi, alat kerja, dan cara
kerja serta melaksanakan pengendalian bahaya yang belum ada yaitu pengukuran kebisingan dan
getaran tanahserta meningkatkan pelatihan dalam memakai alat pelindung diri.
107
108 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:107-116
Tabel 1. Hasil Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Proses Blasting PT Cibaliung
Sumberdaya
Aktifitas
1 2
Blow pipe / 3 4 5 6 7 8
Atur Delay
peksi Hasil
Tamping&
Clear area
Clear&Ins
Charging,
Kejadian Bahaya
Rangkai
Blasting
Siapkan
Angkut
Primer
Smoke
Bahan
Ledak
bahan
ledak
cut
Terhirup gas
beracun/
kekurangan
oksigen
Tertabrak/terjepit
alat atau mesin
Terhirup debu/
tertimpa batu
Terpeleset/
terjatuh
Muncul air
tambang
Air blast
Over break
Getaran
Flying rock
Misfire
Bising
Kontak ANFO
Terkena arus
listrik
Ergonomi
Keterangan: : Risiko sedang
: Risiko rendah
ini disebabkan begitu banyak kegiatan telah dilasanakan oleh perusahaan untuk
yang harus diidentifikasi. memastikan apakah masih diperlukan
Identifikasi bahaya pada proses pengendalian tambahan untuk menekan
blasting di PT Cibaliung Sumberdaya tingkat risiko sampai dengan tingkat yang
menggunakan metoda JSA (Job Safety dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
Analysis) yaitu mengidentifikasi bahaya yang ditetapkan.
dan menguraikan tahapan/aktifitas yang Sedangkan bahaya yang
dilakukan didalam suatu pekerjaan agar teridentifikasi dari seluruh proses kerja
dapat mengetahui bahaya apa saja terkait blasting yang termasuk dalam kategori
dengan proses blasting dimulai dari risiko rendah adalah terhirup gas beracun/
pengangkutan bahan peledak hingga kekurangan oksigen, tertabrak/terjepit
inspeksi hasil peledakan (Ramli, 2010)b. peralatan atau permesinan, terhirup debu/
Setiap bahaya yang ada pada proses tertimpa batu, terpeleset/ terjatuh, munculnya
blasting dilihat risiko bahayanya lalu air tambang, over break, kebisingan, kontak
dengan ANFO, ergonomi, dan terkena arus
menilai risiko tersebut untuk menentukan
listrik, artinya dengan hasil penilaian risiko
tingkat risiko. Hasil identifikasi bahaya
yang terdapat pada proses blasting terdapat tersebut maka tindakan yang dapat diberikan
adalah tidak memerlukan pengendalian
14 temuan bahaya. Dari 14 bahaya yang tambahan namun peninjauan ulang secara
telah diidentifikasi terdapat 5 bahaya yang berkala tetap diperlukan untuk memastikan
belum teridentifikasi oleh perusahaan bahwa tingkat risiko masih akurat dan tidak
diantaranya bahaya kekurangan oksigen, meningkat dengan berjalannya waktu.
air blast, over break, getaran dan Langkah selanjutnya yang dilakukan
kebisingan ledakan, dan flying rock. setelah menetapkan kriteria dan
Hasil penilaian risiko menunjukan mengkategorikan risiko dari masing-
bahaya dengan risiko rendah sebanyak 11 masing bahaya adalah melakukan upaya
dari 14 risiko sedangkan risiko sedang pengendalian. Adapun perusahaan telah
sebanyak 3 dari 14 risiko, dan untuk menetapkan dan menerapkan lima jenis
tingkat risiko bahaya tinggi tidak ada atau pengendalian dalam HIRADC (Hazard
tidak diketemukan. Hal ini dikarenakan Identifiaction, Risk Assesment and
pada saat melakukan identifikasi bahaya Determining Control) sesuai dengan yang
dan penilaian risiko pada proses blasting dinyatakan OHSAS 18001 dengan urutan
sudah terdapat beberapa pengendalian eliminasi, subtitusi, rekayasa teknik,
yang ada dan telah dilakukan oleh PT administrasi, dan alat pelindung diri.
Cibaliung Sumberdaya. Namun secara keseluruhan upaya
Dari semua bahaya yang telah atau jenis pengendalian yang telah
teridentifikasi, bahaya yang termasuk dilakukan oleh PT Cibaliung Sumberdaya
dalam kategori risiko sedang adalah air meliputi pengendalian secara rekayasa
blast, getaran dan flying rockdimana teknis, administratif, dan penggunaan alat
sumber bahaya tersebut berasal dari pelindung diri (APD).
aktifitas blasting itu sendiri. Pengendalian yang dilakukan oleh
Hasil penilaian risiko air blast, PT Cibaliung Sumberdaya untuk proses
getaran dan flying rock termasuk dalam blasting disesuaikan dengan bahaya yang
kategori risiko sedang, artinya dengan hasil muncul dari setiap langkah kerja. Untuk
penilaian risiko tersebut maka pekerjaan jenis upaya pengendalian yang telah
tersebut boleh dilanjutkan namun perlu dilakukan oleh PT Cibaliung Sumberdaya
dievaluasi secara cermat/ pengawasan adalah:
terhadap pengendalian yang sudah ada atau
Hazyiyah G dan Erwin D.N, Identifikasi Bahaya, Penilaian113
diketahui dampak getar dan bising dari lapangan bulan April 2014 mengenai Alat
peledakan apakah masih berada dibawah Pelindung Diri (APD) yang wajib
nilai ambang getar yang diisyaratkan oleh digunakan dalam aktifitas blasting di
peraturan perundangan dalam hal ini dalam tambang bawah tanah menurut
adalah Kepmen LH No 49 tahun 1996 International Labour Organization (2011)
tentang Baku Mutu Getaran Mekanis adalah sebagai berikut:
Lingkungan dan kebisingan yang
distandardkan oleh SNI 7570:2010 Tabel 3. Jenis APD dalam Tambang PT Cibaliung
Sumberdaya
mengenai Baku Tingkat Kebisingan pada Jenis APD Ada Keterangan
Kegiatan Pertambangan Terhadap Head Protection & Digunakan secara
Lingkungan. Mine Spot Lamp konsisten
Oleh karena itu pengukuran getaran Eye and Face Digunakan namun
dan kebisingan blasting dapat segera Protection belum konsisten dan
menyeluruh
dilakukan sehingga dapat menetapkan
Respiratory Digunakan namun
upaya pengendalian yang sesuai dan tepat Protection belum konsisten dan
sesuai dengan peraturan dan standard yang menyeluruh
telah disebutkan diatas. Hear Protection Digunakan namun
Selain itu aspek yang menjadi belum konsisten dan
menyeluruh
perhatian terhadap pengendalian yang telah Skin Protection Digunakan namun
dilakukan perusahaan adalah konsistensi belum konsisten dan
dari pekerja untuk menggunakan alat menyeluruh
pelindung diri terutama ear plug dan safety Foot Protection Digunakan secara
gloves. Terdapat beberapa alasan penyebab konsisten
Reflective Wear Digunakan secara
pekerja tidak menggunakan APD yaitu Pack konsisten
karena penggunaan APD terutama safety Belt and Harness Digunakan namun
gloves membatasi ruang gerak ketika belum konsisten dan
bekerja dan alasan tidak menggunakan ear menyeluruh
plug yaitukarena kebisingan yang
dirasakan sudah terlalu sering jadi pekerja Pekerjaan didalam tambang bawah
sudah terbiasa terkena paparan tersebut tanah dapat juga disebut dengan pekerjaan
sehingga bisa disimpulkan kemungkinan di dalam ruang terbatas (confined space).
pekerja belum mengetahui dampak atau Dalam prakteknya perusahaan
efek buruk dari paparan bising yang dapat memberlakukan upaya pengendalian
memberikan efek menahun bagi pekerja secara administratif berupa pengadaan
terutama kesehatan telinga jika tidak rekan kerja ketika memasuki tambang
menggunakan APD ear plug. yang berfungsi untuk saling mengawasi
Upaya yang dapat dilakukan dan memastikan masing-masing tenaga
perusahaan terkait peggunaan APD adalah kerja dalam keadaan aman ketika bekerja.
melalui pemberian training, seminar atau Setiap pekerja yang memasuki
pertemuan yang bersifat diskusi untuk tambang bawah tanah dibekali handy talkie
meningkatkan kesadaran tenaga kerja (HT) sebagai alat komunikasi apabila ada
dalam pemakaian APD secara berkala dan hal berbahaya dan melarang pekerja untuk
bekelanjutan kepada seluruh lapisan memasuki tambang bawah tanah tanpa
pekerja baik superitendant, superivisor, didampingi orang yang yang diberi izin
dan miner yang terlibat langsung dalam oleh Kepala Teknik Tambang (KTT).
proses penambangan. Untuk penegakkan Jika tidak terdapat alat komunikasi,
disiplin penggunaan APD dapat dilakukan maka tenaga kerja yang di luar tidak dapat
cara melalui pengawasan dan memberikan memonitoring tenaga kerja di dalam, dan
sanksi terhadap pekerja yang tidak hal ini dapat berakibat fatal jika orang di
menggunakan APD. Hasil observasi dalam memerlukan bantuan tidak dapat
Hazyiyah G dan Erwin D.N, Identifikasi Bahaya, Penilaian115