Professional Documents
Culture Documents
1 Tahun 2022
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
ISSN : xxxx-xxxx-xxxx
ABSTRACT
Potential hazards that can cause work accidents can come from various work activities carried out in work
operations and can also come from outside the scope of work. Therefore, the implementation of an occupational
safety and health program is in the form of implementing an OHS management system, including through
identification of hazards and recommendations for effective control measures, so as to create a safe, healthy and
prosperous work environment. PT. Pertamina asset 4 Sukowati Field is an energy company, which is engaged in the
oil and gas industry, including exploration and production, which is located in Bojonegoro, East Java province. In
the oil and gas production process, there are many potential hazards in various work activities. Within a company,
there are potential hazards in the operation and repair of equipment. Some of these hazards are high pressure, high
temperature, falling objects, automatic systems that can cause pinching, mechanical, high electrical voltage, noise
from loud engine sounds, chemicals, exposure to toxic H2S gas. The purpose of this research is to know the
occupational health and safety control system, to know the process of B3 waste treatment, and to know how to
maintain fire fighting equipment. The data collection method used is participation where the author is directly
involved in internship activities regarding occupational health and safety control programs, field observations
where researchers monitor or direct observations in the field, in order to know firsthand about safety at work, and
interviews by asking direct questions. to the staff of the department on the science of occupational safety and health
in the workplace. the results of the research conducted, it was found that in order to maintain the safety and health
of its employees, the company provides work safety facilities, all workers must care and be aware of work safety, in
order to maintain health in the form of free treatment, sports facilities and adequate food and nutrition allowances.
So the risk of work accidents will be smaller. Actions to manage waste or B3 materials used in the production
operation process will be handled in accordance with the Material Safety Data Sheet (MSDS). The processing of B3
waste begins with temporary storage in a special storage room that has a permit from the
KLHK/DLH/Governor/Regent to be sent to a B3 waste collection/processing company that has a permit from the
KLHK, or also known as a third party. Periodic maintenance is required according to standard maintenance
procedures.
Keyword : occupational safety and health, waste, treatment, waste treatment
ABSTRAK
Potensi bahaya yang dapat menyebapkan kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai aktivitas pekerjaan
yang terlaksana dalam operasi kerja dan juga bisa berasal dari lingkup luar pekerjaan. oleh karena itu penerapan
program keselamatan dan kesehatan kerja berupa penerapan system manajemen K3 yang di antaranya melalui
identifikasi bahaya dan rekomendasi tindakan pengendalian efektif, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja
yang aman,sehat dan sejahtera. PT.Pertamina asset 4 Sukowati Field adalah suatu perusahaan energi, yang bergerak
dalam aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi ,yang berada di Bojonegoro provinsi Jawa
timur. Di dalam proses produksi minyak dan gas banyak potensi bahaya di berbagai aktivitas kerja. Didalam suatu
perusahaan terdapat potensi potensi bahaya dalam pelaksanaan operasi maupun perbaikan peralatan. Beberapa
bahaya tersebut yaitu tekanan tinggi, temperature tinggi, kejatuhan benda, otomatis system yang bisa menimbulkan
terjepit, mekanikal, tegangan listrik tinggi, kebisingan dari suara mesin yang keras,bahan kimia, terpapar gas H2S
yang bersifat racun. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui sistem pengendalian kesehatan dan keselamatan
kerja, mengetahui proses pengolahan limbah B3, dan mengetahui cara perawatan peralatan pemadam kebakaran.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu partisipasi dimana penulis langsung terlibat dalam kegiatan
magang mengenai program – program pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja, observasi lapangan yang
mana peneliti melakukan pemantauan atau pengamatan langsung di lapangan, agar mengetahui langsung tentang
keselamatan dalam bekerja, dan interview dengan bertanya langsung kepada staff departemen tentang ilmu
pengetahuan keselamatan dan Kesehatan kerja di lapangan kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan
hasil bahwa demi menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya, perusahaan memberikan fasilitas keselamatan
kerja maka semua pekerja harus peduli dan sadar akan keselamatan kerja , demi menjada kesehatan berupa
pengobatan gratis, fasilitas olahraga dan tunjangan makan dan gizi yang cukup. Sehingga resiko kecelakaan kerja
31
Jurnal Teknologi dan Manajemen Sistem Industri (1) (JTMSI (1)), Vol. 1, No.1 Tahun 2022
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
ISSN : xxxx-xxxx-xxxx
akan semakin kecil. Tindakan pengelolaan limbah atau material B3 yang digunakan dalam proses operasi produksi
akan ditangani sesuai dengan Material Safety Data Sheet (MSDS). Pengolahan limbah B3 diawali dengan
penyimpanan sementara pada ruang penyimpanan khusus yang mendapat ijin dari KLHK/DLH/Gubernur/Bupati
untuk selanjutnya akan dikirim ke perusahaan pengumpul/pengolah limbah B3 yang mempunyai ijin dari KLHK,
atau biasa juga disebut dengan pihak ketiga. Dibutuhkan perawatan secara berkala sesuai standart dalam prosedur
perawatan.
Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja, limbah, perawatan, pengolahan limbah
PENDAHULUAN
Perkembangan perusahan minyak Bumi dan Gas ( MIGAS) sangat besar di Indonesia. Potensi
sumber daya minyak bumi dan gas tersebut merupakan faktor dominan dalam strategi pembangunan
bangsa dan Negara Indonesia.perkembangan teknologi dan inovasi dalam sector Migas sangat cepat,
sehingga resiko pada pekerjaan operasi Migas sangatlah cukup tinggi,terutama resiko yang berkaitan
dengan Keselamatan dan Kesehatan kerja. Banyaknya bahaya yang berada di lingkungan kerja Migas
akan berdistribusi menyebapkan kecelakaan. Hal itu mengarah pada prinsip bahwa bahaya adalah pelopor
untuk terjadinya sebuah kecelakaan. Potensi bahaya yang dapat menyebapkan kecelakaan kerja dapat
berasal dari berbagai aktivitas pekerjaan yang terlaksana dalam operasi kerja dan juga bisa berasal dari
lingkup luar pekerjaan. oleh karena itu penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja berupa
penerapan system manajemen K3 yang di antaranya melalui identifikasi bahaya dan rekomendasi
tindakan pengendalian efektif, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman,sehat dan
sejahtera. Sebuah program di katakan berhasil jika pelaksanaannya sesui dengan petunjuk dan ketentuan
pelaksanaan program, yang mencakup antara lain cara pelaksanaan,agen pelaksanaan,kelompok
sasaran,dan manfaat program.selain itu keberasilan sebuah program juga harus di dukung oleh system
yang komplek dan saling berhubungan[1].
Besarnya potensi bahaya yang terdapat di lapangan kerja PT.Pertamina asset 4 Sukowati Field,
maka perusahaan membuat sebuah program Safety ,yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai,
mengurangi, mengendalikan atau menghilangkan resiko bahaya yang terkait pada pekerjaan. Program ini
terdiri dari 8 prosedur wewenang menghentikan pekerjaan yaitu; analisa bahaya yang terdiri dari JSA,
SOP kualifikasi, access control, PPE (personal protective equipment), MSDS(material safety data sheet),
housekeeping, izin kerja,dan setandar kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui system pengendalian kesehatan dan keselamatan
kerja, mengetahui Proses pengolahan limbah B3, mengetahui cara perawatan peralatan pemadam
kebakaran. Metode Pengumpulan data yang digunakan antara lain partisipasi, observasi, dan interview.
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Singkat PT. Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field
JOB P-PEJ telah diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) pada tanggal 13 April 2018.
Pengambilan alih ini dikarenakan kontrak kerja sama pada wilayah tersebut telah berakhir dengan
PetroChina. Berakhirnya kontrak tersebut menyebabkan harus adanya pergantian operator untuk menjaga
agar operasional dari objek vital nasional ini dapat berlangsung. Pada tanggal 17 Mei 2018, SKK Migas
menunjuk PT Pertamina Hulu Energi untuk mengelola wilayah kerja Tuban dan PT Pertamina Eksplorasi
dan Produksi untuk mengelola unitisasi Lapangan Sukowati. Pembagian operator ini juga menyebabkan
adanya pemecahan atas kewajiban pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh PT
Pertamina Hulu Energi Tuban East Java dan PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field. Berdasarkan SK
Penetepan Operator Baru Lapangan Unitisasi Sukowati, Fasilitas Produksi CPA, Mudi, dan FSO Cinta
Natomas pada tanggal 17 Mei 2018 ditetapakan pengelola baru [2].
32
Jurnal Teknologi dan Manajemen Sistem Industri (1) (JTMSI (1)), Vol. 1, No.1 Tahun 2022
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
ISSN : xxxx-xxxx-xxxx
berorientasi pada solusi dan hasil terbaik, berani bertindak dan gigih dalam menjalankan tugas di landasi
jiwa nasionalisme, memahami kebutuhan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang
terbaik, menciptakan nilai tambah yang di landasi konsistensi penerapan prinsip – prinsip bisnis yang
sehat, profesional di bidangnya serta senantiasa melakukan perbaikan berkelanjutan.
METODE PENELITIAN
33
Jurnal Teknologi dan Manajemen Sistem Industri (1) (JTMSI (1)), Vol. 1, No.1 Tahun 2022
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
ISSN : xxxx-xxxx-xxxx
Minyak yang terpisahkan dari separator akan dialirkan ke stripper dan masuk ke gas boot untuk
selanjutnya ditampung di tangki minyak untuk dipompakan melalui pipa darat dari CPA ke Palang dan
selanjutnya melalui pipa bawah laut ke FSO Cinta Natomas, Sedangkan air hasil pemisahan di separator
dialirkan ke tangki untuk selanjutnya diinjeksikan kembali kedalam sumur injeksi dimana sumur tersebut
pada awalnya adalah sumur produksi. Sedangkan gas yang terpisahkan dialirkanke SRU atau Sulfur
Recovery Unit untuk dihilangkan kandungan H2Snya. Gas hasil dari proses tersebut akan digunakan
untuk keperluan pembangkit listrik / power generator yang disebut dengan gas engine. Hasil samping dari
pemrosesan gas di SRU tersebut adalah sulfur padat dimana sulfur tersebut akan dihibahkan melalui
koperasi perusahaan. Sedangkan beberapa gas juga ada yang dijual ke PT.Gasuma dan gas sisanya
dibakar di flare[3]. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan dalam diagram alir seperti gambar berikut :
Gambar 3. Diagram alir proses produksi minyak PT. PERTAMINA EP Asset 4 Sukowati Field
Pertaturan-Peraturan Kerja
Jam Kerja
Jam kerja seluruh karyawan di PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field menggunakan sistem 2:1
yang diartikan sebagai 2 minggu masuk kerja 1 minggu libur. Jam kerja untuk karyawan office atau
kantor dimulai dari jam 07.00 – 16.00 WIB. Sedangkan jam shift diperuntukkan bagi karyawan di
lapangan seperti bagian keamanan, produksi, dll. Jam shift dibagi menjadi dua. Shift pagi dimulai dari
jam 07.00 – 19.00 WIB sedangkan shift malam dimulai dari jam 19.00 – 07.00 WIB. Untuk waktu
34
Jurnal Teknologi dan Manajemen Sistem Industri (1) (JTMSI (1)), Vol. 1, No.1 Tahun 2022
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
ISSN : xxxx-xxxx-xxxx
istirahat dimulai dari jam 12.00 – 13.00 WIB. Sedangkan cuti yang diberikan untuk karyawan PT
Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field rata – rata adalah 30 hari dalam 1 tahun.
Kesejahteraan Karyawan
Seluruh karyawan PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dijamin kesejahteraannya melalui
pemberian gaji pokok, fasilitas dan tunjangan.Untuk gaji pokok disesuaikan dengan UMR (Upah Minimal
Regional). Jenis tunjangan yang diberikan pihak perusahaan adalah mess, tunjangan makan, olahraga
seperti bulutangkis, futsal, renang, tenis lapangan dan fitness, asuransi kesehatan dari klinik perusahaan
dan Jamsostek, tunjangan hari tua, tunjangan kematian. Untuk biaya pengobatan di klinik perusahaan
seluruhnya ditanggung oleh perusahaan dengan batas maksimal yang diberikan.Untuk fasilitas yang ada
yaitu tempat ibadah, kantin, seragam dan safety (APD).
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan. Karyawan akan mampu
melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai hasil yang optimal, apabila diantaranya
ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang baik. Kondisi lingkungan dikatakan baik apabila dalam
kondisi yang demikian karyawan bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, dengan sehat, aman
dan selamat. Sebagaimana diketahui, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
kondisi lingkungan kerja, diantaranya temperature, sirkulasi udara, pencahayaan/penerangan, kebisingan,
dan safety briefing.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian mendalam, bisa ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Sistem Pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja yaitu menjaga kesehatan kariawan dan
keselamatanya, perusahaan harus memberikan fasilitas kesehatan berupa pengobatan gratis,
fasilitas olahraga dan tunjangan makan dan gizi yang cukup. Dalam menjaga keselamatan kerja
maka semua pekerja harus peduli dan sadar akan keselamatan kerja, sehingga resiko kecelakaan
kerja akan semakin kecil. Alat pelindung diri (APD) sangat berperan besar dalam melindungi diri
kita dari bahaya kecelakaan kerja dan juga Pengawasan yang ketat pada pekerjaan juga
memperkecil tingkat terjadinya kecelakaan kerja. Program Administrasi SIKA dan JSA sangat
efektif sekali untuk Analisa bahaya dalam sebuah kegiatan kerja,program tersebut dapat
mengendalikan kecelakaan kerja.
35
Jurnal Teknologi dan Manajemen Sistem Industri (1) (JTMSI (1)), Vol. 1, No.1 Tahun 2022
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Bojonegoro
ISSN : xxxx-xxxx-xxxx
2. Limbah B3 dihasilkan dari pengoperasian fasilitas penunjang operasi di Sukowati dan CPA.
Tindakan pengelolaan limbah atau material B3 yang digunakan dalam proses operasi produksi
akan ditangani sesuai dengan Material Safety Data Sheet (MSDS). Pengelahan limbah B3 diawali
dengan penyimpanan sementara pada ruang penyimpanan khusus yang mendapat ijin dari
KLHK/DLH/Gubernur/Bupati untuk selanjutnya akan dikirim ke perusahaan
pengumpul/pengolah limbah B3 yang mempunyai ijin dari KLHK, atau biasa juga disebut dengan
pihak ketiga.
3. Agar peralatan – peralatan pemadam kebakaran bisa awet dan berfungsi sesuai fungsinya, maka
di butuhkan perawatan secara berkala sesuai standart dalam prosedur perawatan. adapun contoh
perawatan - perawatanya adalah sebagai berikut :
a. Cara perawatan Fixed Fire pump yaitu dengan melakukan running test setiap 1 minggu, di
lakukan perawatan periodic / Serfice berkala pada mesin pompa selama 6 bulan sekali.
b. Cara perawatan Fire Hydrant yaitu melakukan Inspeksi setiap 1 bulan dengan cara
memastikan valve dan koneksi yang ada di pilar Fire hydrant berfungsi dengan baik.
c. Cara perawatan Water Monitor yaitu melakukan inspeksi Setiap 1 bulan dengan cara
memastikan butterfly valve bisa beroprasi dengan baik dan memastikan Nozzle dapat di
operasikan berputar sesuai fungsinya.
d. Cara perawatan Jockey pump yaitu dengan cara running test setiap 1 minggu.
e. Cara perawatan APAR yaitu melakukan inspeksi berkala setiap 3 bulan dengan cara
memastikan tekanan dan isi pada tabung masih bagus.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Joko Wur. “Skema Proses Pada Unit Kilang.” Erlangga.Semarang:Semarang 2009
[2] Risdiyanta, ST.,MT., 2019“Mengenal Kilang Pengolahan Minyak Bumi (Refinery) Di Indonesia”
[3] Forum Teknologi.05. ejurnal.ppsdmmigas.go.id 28 juni 2021.
36