Professional Documents
Culture Documents
Pengukuran Kualitas Getah Pinus PDF
Pengukuran Kualitas Getah Pinus PDF
Abstract
The Production of oleoresin is affected by the application of stimulant and effect of elevation. The purpose of
this research were to know the effect of C2H4O2 stimulant and effect of elevation to P. merkusii and to know the C2H4O2
concentration and the best of elevation. This research were carried at working area of PT. Inhutani IV, Siborong-borong
in March April 2014 using factorial randomized block design with two factors, i.e. the concentration of stimulant (0, 10,
20 and 30%) and elevation (900 m, 1050-1150 m, 1150-1250 m, 1250-1350 m and 1350-1400 m). Parameter measured
were quality and quantity of oleoresin (gram). Result of this research showed that the application of C 2H4O2 stimulant on
the tapping of pine trees increase considerably to oleoresin. The concentration of C 2H4O2 (30%) and the elevation 900
meters can gave the best product of oleoresin, i.e. 154,15 grams/tree/month. Quality of oleoresin were got at this
research was B quality.
berupa lempengan seng,alat tulis, timbangan,dan menetapkan letak saluran tengah dan letak dimana
kalkulator. luka sadap harus dibuat.Kemudian,buat lukaan dengan
Alat yang digunakan di laboratorium adalah menggunakan metode riil dengan menggunakan alat
kertas saring, cawan, oven, desikator, penjepit, dan sadap yang disebut kadukul.Luka sadap dibuat dengan
batang pengaduk (spatula).Bahan yang digunakan arah miring keatas, dengan membentuk sudut
adalah minyak terpentin dan getah P.merkusii. kemiringan400.Cara pembuatan luka sadap dengan
menarik pisau ke arah atas.Pemasangan talang
Analisis Data dilakukan setelah pembuatan pola sadap.Kemudian,
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak pasang talang sadap pada pohon, kemudian ditekuk ke
Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan atas dan bagian tengahnya ditekan dengan
yaitu: menggunakan palu agar masuk ke dalam saluran
Faktor 1 : Ketinggian tempat tumbuh P.merkusii (T) tengah, dengan demikian getah dapat tertampung
Dengan 5 taraf : melalui talang.Selanjutnya batok penampung getah
T1 = 900 mdpl diletakkan dengan baik agar penampungan getah tidak
T2 = 1050-1150 mdpl terganggu.Pemberian stimulansia asam cuka pada
T3 = 1151-1250 mdpl pohon yang sudah dilukai, stimulansia disemprotkan
T4 = 1251-1350 mdpl setiap 5 (lima) hari dalam satu bulan. Pemungutan
T5 = 1351-1400 mdpl. getah tergantung dari produktivitas getah yang
Faktor 2 : Pemberian stimulansi asam cuka (C) dihasilkan oleh tanaman P.merkusii.Pemungutan
Dengan 4 taraf : dilakukan setelah satu bulan penyadapan.Pengukuran
C1 = Tanpa pemberian stimulansi asam cuka Produktivitas Getah.
C2 = 10%
C3 = 20% Parameter Penelitian
C4 = 30%. 1. Volume getah pinus
Model matematis untuk percobaan ini adalah : Volume getah pinus yang di perolah dari hasil
ijk = + i + j + ()ij + Tk + ijk penyadapan. Menurut Soenarno, et. al. (2000),
Keterangan : perhitungan produksi getah rata-rata dinyatakan
Yijk = Produksi getah pada ketinggian ke-i dalam satuan gram/pohon/hari dihitung sebagai
dan penambahan asam cuka ke-j dan berikut:
ulangan ke-k
= Nilai rataan umum Y=
i = Pengaruh ketinggian tempat ke-i (i = Dimana : Y = Produksi getah (g/pohon/hari)
1, 2, 3, 4, 5) V = Volume getah yang dipungut (g)
j = Pengaruh pemberian asam cuka ke-j I = Intensitas pemungutan (hari)
( j = 0, 10%, 20%, 30%) 2. Kualitas getah pinus
()jk = Pengaruh interaksi antara ketinggian Menurut standar SNI 7837:2012, kualitas getah
ke-i dan penambahan konsentrasi pinus dibedakan atas dua kelas yaitu :
asam cuka ke-j a. Mutu A
pk = Pengaruh ketinggian tempat dan - Berwarna putih bening
pemberian stimulansi asam cuka - Kadar Air 7%
terhadap ulangan ke-k (k=1,2,3) - Kadar Kotoran 7%
ijk = Pengaruh galat percobaan karena - Kadar air + Kadar Kotoran 14%
adanya pengaruh ketinggian tempat b. Mutu B
ke-i, penambahan asam cuka ke-j, - Putih sampai keruh kecoklat-coklatan
dan ulangan ke-k - 7%< kadar kotoran 9%
- 7%< kadar air 9%
Prosedur Penelitian - 14%< kadar air + kadar kotoran 18%
Pengumpulan data di lapangan diambil dengan Untuk pengujian warna getah pinus dilakukan dengan
melakukan kegiatan pelukaan pohon (penyadapan) di uji visual atau secara kasat mata, sedangkan untuk
lapangan. Penyadapan getah dilakukan dengan kadar kotoran dan kadar air akan di uji dengan uji
menggunakan sistem V (metode riil), dengan urutan laboratorium. Berikut contoh gambar getah mutu A dan
kerja sebagai berikut: mutu B (Gambar 1).
Penyadapan getah dimulai dengan melakukan
pengukuran diameter batang pohon pinus yang akan
disadap dengan menggunakan pita ukur dan memilih
pohon yang jarak antara pohon yang satu dengan yang
lainnya seragam.Bagian batang yang akan disadap,
kulitnya dibersihkan tanpa melukai
kayunya.Selanjutnya, pola sadap dibuat di bagian
tengah kulit yang sudah dibersihkan dengan
menggunakan mal sadap.Pola sadap ini dibuat untuk
3
hasil produksi getah yang didapatkan jauh lebih rendah Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa nilai
dari 27,6 kg/pohon/tahun. Hasil penelitian produktivitas getah cenderung meningkat seiring
menunjukkan bahwa produktivitas getah rata-rata dengan pertambahan konsentrasi stimulansia. Hal ini
tertinggi selama 1 tahun adalah 1,85 kg/pohon/tahun. berarti semakin tinggi konsentrasi stimulansia maka
Dapat dikatakan bahwa produksi getah hasil penelitian nilai produktivitas getah yang dihasilkan cenderung
ini tergolong rendah, hal ini dikarenakan faktor semakin besar. Kenaikan nilai produktivitas getah
ketinggian tempat tumbuh pinus yang diteliti adalah berbanding lurus dengan tinggi konsentrasi
pada ketinggian 900 mdpl. Hermawan (1992) yang stimulansia. Penggunaan stimulansia asam
melakukan penelitian di KPH Kediri dan KPH Lawu DS, menyebabkan getah yang keluar semakin banyak, hal
mengemukakan bahwa tegakan pinus yang tumbuh ini sesuai dengan pernyataan Kasmudjo (1992) bahwa
pada elevasi rendah (sampai dengan 500 mdpl) penggunaan stimulansia asam dapat menyebabkan
memiliki produksi yang tinggi apabila dibandingkan terbukanya saluran getah yang menyempit atau
dengan tegakan pinus dengan elevasi yang sedang tersumbat melalui proses penghangatan asam.
(500-1000 mdpl) dan tinggi (diatas 1000 mdpl). Hal ini Akibatnya, saluran getah dan sel-sel parenkim
dapat terjadi karena semakin tinggi elevasi maka suhu terhidrolisis, tekanan menurun, cairan sel keluar
udara semakin dingin sehingga menyebabkan getah sehingga getah menjadi lebih encer dan lebih lama
cepat membeku dan menutup saluran getah. Faktor keluarnya. Secara umum, perbedaan konsentrasi
lain yang mempengaruhi produktivitas getah adalah stimulansia yang digunakan memberikan pengaruh
sistem penyadapan yang digunakan. Penelitian ini yang cukup besar terhadap produktivitas getah rata-
menggunakan sadapan metode riil sedangkan dalam rata yang dihasilkan, akan tetapi, Sudrajat (2002),
Adi (2008) menggunakan metode Koakan dengan mengemukakan bahwa pemakaian kadar stimulansia
jumlah 6 koakan/pohon. yang tinggi belum tentu memberikan hasil getah yang
Penelitian ini menggunakan asam cuka sebagai lebih besar.
stimulansia asam dalam bentuk cairan, sehingga Penggunaan stimulansia diperlukan pada areal
penggunaannya dengan cara disemprotkan ke daerah percobaan di Siborong-borong ini, dikarenakan suhu di
yang dilukai. Setelah pohon dilukai stimulansia areal ini relatif rendah dan kelembaban tinggi, sehingga
langsung disemprotkan ke bagian luka getah akan cepat menggumpal dan menyebabkan
Perbedaan jumlah stimulansia yang diberikan saluran menjadi sempit dan tersumbat maka dari itu
untuk setiap luka dapat mempengaruhi hasil produksi aliran getah akan terhambat atau berhenti. Hal ini
getah, namun dalam penelitian ini tidak ada ukuran sesuai dengan pernyataan Sugiyono et al. (2001) yang
yang pasti untuk setiap penyemprotan luka, akan tetapi menyatakan bahwa agar permukaan luka sadapan
diasumsikan bahwa banyak stimulansia yang selalu terbuka dan getah tidak membeku dapat
dikeluarkan dari wadah penyemprot (sprayer) untuk digunakan stimulansia.
sekali semprot adalah sama karena jenis wadah yang
digunakan adalah sama dan besar lubang semprot Pengaruh Diameter Pohon Pinus
juga sama. Jarak semprot dan angin juga Produktivitas getah hasil penelitan dengan
mempengaruhi hasil getah sehingga dalam penelitian perlakuan ketinggian tempat tumbuh P. merkusii
ini ketika kegiatan penyemprotan stimulansia tercantum pada Gambar 3.
berlangsung mata semprot diusahakan selalu dekat 500
dengan luka dan mata semprot diatur agar arah
produktivitas getah
400
g/pohon/bulan
100 1050-1150
mdpl
50 1150-1250
b mdpl
0
1 2 3 4 1250-1350
stimulansia asam cuka mdpl
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) Pada
getah pinus antara lain faktor internal pohon, faktor Berbagai Tingkat Umur Di Daerah
eksternal (kondisi lingkungan), faktor perlakuan Sumedang, Jawa Barat. Buletin Penelitian
manusia dan faktor genetik. Hasil Hutan. Vol. 19: pp. (165-174). P3HH
Adapun hal lain yang mempengaruhi kadar dan SEK. Bogor.
kotoran tergolong tinggi disebabkan oleh serangga
yang terperangkap pada saluran getah dan tempat
penampungan getah. Hal ini disebabkan aroma getah
pinus menarik perhatian serangga, sehingga serangga
tersebut terperangkap.
KESIMPULAN
Pada ketinggian 900-1400 mdpl, produktivitas
getah pinus tidak menunjukkan pengaruh yang nyata
melalui uji Duncan, sedangkan pemberian stimulansia
asam cuka menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap produktivitas getah P.merkusii. Produktivitas
tertinggi terdapat pada ketinggian 900 mdpl dengan
konsentrasi stimulansia asam cuka 30% sebesar
154,15 g/bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Y. A. 2008. Pengaruh Jumlah Sadapan Terhadap
Produksi Getah Pinus (Pinus merkusii)
Dengan Metode Koakan di Hutan
Pendidikan Gunung Walat Kabupaten
Sukabumi Jawa Barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Dahlan, E. H. 1997. Komponen Kimia Terpentin dari
Getah Tusam (Pinus merkusii) Asal
Kalimantan Barat. Info Hasil Hutan.
Kasmudjo. 1992. Usaha Stimulasi pada Penyadapan
Getah Pinus. Duta Rimba. No. 149-
150/XVII Hal 15-20.
Santosa, G. 2010. Pemanenan Hasil Hutan Bukan
Kayu : Penyadapan Getah Pinus. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Sudrajat. 2002. Pengaruh Diameter Pohon, Umur,
Kadar Stimulan Terhadap Produktivitas
Getah Tusam (Pinus merkusii Jungh et de
Vriese). Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol.
20 (2). Hlm. 145.
Sugiyono, Y., H. Sutjipto, dan Nyuwito. 2001.
Peningkatan Produksi Getah Pinus. Duta
Rimba. Januari/2001. Hlm. 23-27.
Sumadiwangsa S, Lestari NH, Bratamiharja S. 1999.
Pengaruh Kadar Stimulandan Penutupan
Luka Sadap Pada Penyadapan
Pinus(Pinus merkusii).Duta Rimba.
September 1999.hlm : 35-36.
Wibowo, P. 2006. Produktivitas Penyadapan Getah
Pinus merkusii Jungh et. De Vriese dengan
Sistem Koakan (Quarre System) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat Kabupaten
Sukabumi Jawa Barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Yusnita, E., S. Sumadiwangsa, D. Setyawan dan Erik
Dahlan. 2001. Pengaruh Kadar Stimulan
Terhadap Produktivitas Getah Pohon Pinus