Professional Documents
Culture Documents
(Gultom dkk)
ABSTRACT
Sago is a carbohydrate-producing plant that is widely found in Papua. The main product
of sago plant processing is sago starch which in the extraction process is carried out with
the help of water media. Water that has been used in the extraction process of sago starch
is generally only disposed of as waste that is not useful, even potentially polluting the
environment. Therefore, to improve the quality of liquid waste, filtration needs to be
carried out. This study aims to see the effect of several types of filtration media on the
quality of sago extraction wastewater. In this study three types of filtration media were
used, namely sand (P), coconut fiber (S) and coconut shell charcoal (A) and a
combination of sand and coconut fiber (PS), sand and coconut shell charcoal (PA),
coconut fibers and charcoal coconut shell (SA). The parameters of the quality of the sago
extraction wastewater were observed in total suspended solids (TSS), total dissolved
solids (TDS), pH, temperature, odor, and color. The results showed that coconut shell
charcoal filtration media was better than the other two types in decreasing TSS and TDS
by 17% and 24% respectively. However, if the filtration media was combined, it will
produce a better quality of wastewater compared to a single filtration medium (without
combination) for all observation parameters. An increase in pH and odorless happened
for the wastewater after filtration in all treatments
Pada umum, proses pengolahan sagu organik. Salah satu metode pengelolaan
yang dilakukan secara tradisional limbah cair sagu adalah metode filtrasi.
membutuhkan air yang sangat banyak, Pada umumnya proses filtrasi
yaitu sekitar 21 liter per kilogram empulur digunakan untuk melakukan penjernihan
sagu, yang bertujuan untuk memisahkan air. Media filtrasi yang umum digunakan
pati sagu dari empulurnya, terutama pada pada proses penjernihan air tersebut adalah
proses ekstraksi (Tumbel 2014). Oleh pasir, serabut kelapa dan arang tempurung
sebab itu, kegiatan pengolahan sagu pada kelapa. Ketiga media filtrasi tersebut
umumnya dilakukan di sekitar sungai atau diduga memiliki pengaruh terhadapa
perairan sehingga mudah untuk dilakukan kualitas limbah cair ekstraksi sagu. Oleh
kegiatan ekstraksi pati sagu. Pada proses sebab itu, pada penelitian ini, ketiga media
ekstraksi ini, air yang telah digunakan filtrasi tersebut akan dicobakan untuk
umumnya dibuang ke sungai sekitar tempat mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas
proses ekstraksi dilakukan sebagai limbah. limbah cair ekstraksi sagu.
Hasil penelitian Kusuma, et al. (2012)
menyatakan bahwa limbah cair dari proses BAHAN DAN METODE
ekstraksi sagu dapat menyebabkan
kandungan oksigen terlarut di dalam air Penelitian ini dilaksanakan di
menjadi rendah bahkan habis sama sekali Laboratorium Teknologi Pertanian
dengan beban organik sebesar 10,4kg Universitas Papua. Bahan utama yang
COD/m3 hari. Berdasarkan studi yang diperlukan untuk penelitian ini adalah
dilakukan oleh Phang, et al. (2000), pada limbah cair hasil ekstraksi sagu serta tiga
skala industri, limbah cair sagu biasanya jenis media filtrasi, yaitu serabut kelapa,
dibuang ke sungai sebanyak 10-22 ton per arang tempurung kelapa dan pasir.
hari. Limbah cair sagu yang dihasilkan Peralatan yang digunakan yaitu jerigen
memiliki kandungan organik yang tinggi plastik berkapasitas 5 liter, kran, kain,
dengan rasio karbon: nitrogen sebesar 105 pompa vakum, Kompor listrik, pH meter,
: 0,12. Jika limbah cair ini dibuang ke cawan almunium, autoclave, cell counter,
perairan, maka akan terjadinya timbangan analitik, oven, inkubator dan
pembusukan pada permukaan air, peralatan gelas untuk analisis.
akibatnya akan menghambat kontak antara Penelitian ini menggunakan
air dan udara bebas sekitarnya yang akan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7
mempengaruhi kehidupan biota di perairan perlakuan media filtrasi. Pengulangan
tersebut (Ahmad 1992, Awg-Adeni et al. dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing-
2010) masing pengulangan (Tabel 1).
Pengolahan limbah cair hasil
ekstraksi pati sagu tersebut perlu dilakukan
perlakuan penduluan, khususnya
pengurangan padatan yang terkandung
dalam limbah cair, sebelum dialirkan ke
sungai atau perairan sekitar tempat
pengolahan. Hal ini dimaksudkan untuk
meminimal dampak negatif ditimbulkan
terhadap lingkungan sekitar, seperti
terjadinya pembusukan ataupun polusi bau
yang disebabkan oleh penguraian bahan
83 Pengaruh Penggunaan...(Gultom dkk)
sampai semua air menguap. Setelah itu, Pengaruh total padatan tersuspensi lebih
cawan dikeluarkan dari oven nyata dibandingkan dengan padatan
menggunakan penjepit cawan untuk terlarut. Padatan tersuspensi
didinginkan dalam desikator dan mempengaruhi kekeruhan dan warna air.
ditimbang segera dengan neraca analitik Apabila terjadi pengendapan dan
hingga diperoleh berat konstan. Total pembusukan zat-zat tersebut di badan air
Padatan Terlarut dihitung dengan penerima, maka air buangan akan
persamaan berikut : mengurangi nilai guna perairan tersebut
(X -Y )´1.000.000 (Jenie & Rahayu 1993). Hasil pengamatan
Total Padatan Terlarut = (mg / L) padatan tersuspensi sebelum filtrasi dan
a
sesudah filtrasi dengan perlakuan media
dimana:
filtrasi ditunjukkan pada Gambar 1.
X = Berat tetap cawan + Residu (g)
Y = Berat cawan kosong (g) Efektifitas penurunan padatan
a = Volume sampel (ml) tersuspensi yaitu berkisar antara 8-17 %.
Media filtrasi arang terlihat lebih efektif
pH dalam menurunkan nilai total padatan
Pengukuran pH mengacu pada SNI tersuspensi dibanding dengan kedua media
06-6989.11-2004 (BSN 2004). Sampel lainnya. Efektifitas penurunan pada media
dimasukkan pada gelas kimia lalu pH arang (perlakuan A) sebesar 17%. Hal ini
diukur menggunakan alat pH meter yang diduga disebabkan karena arang
tekah dikalibrasi. tempurung kelapa mengandung karbon
yang dapat berfungsi sebagai adsorben,
Warna dan Bau sehingga permukaan arang lebih menyerap
Pengujian warna dan bau limbah zat-zat yang akan dihilangkan termasuk
cair ekstraksi sagu dilakukan berdasarkan padatan tersuspensi (Atyani et al. 2014).
penginderaan manusia mengacu pada SNI Limbah cair ekstraksi sagu yang diberi
06-6989.25-2005 (BSN 2005). Sampel perlakuan media kombinasi terlihat lebih
limbah cair sebelum dan sesudah filtrasi efektif dibanding media filtrasi tanpa
dimasukan ke dalam erlenmeyer dan kombinasi. Perlakuan kombinasi media
diamati perbandingan warnanya secara filtrasi (PS, PA dan SA) terlihat lebih baik
visual. Pengujian bau limbah cair ekstraksi dalam menurunkan nilai total padatan
sagu dilakukan dengan cara sampel tersuspensi jika dibandingkan dengan
dimasukan ke dalam sebuah botol tertutup media filtrasi tanpa kombinasi. Nilai
(setengah), botol berisi sampel kemudian padatan tersuspensi sebelum filtrasi yaitu
dikocok dengan kuat dan tutup botol 168 mg/L namun setelah diberi perlakuan
dibuka dan aroma/bau dari sampel dibaui kombinasi media filtrasi (PS, PA, SA) nilai
melalui mulut botol. padatan tersuspensi berkisar antara 86-96
5. Analisis Data mg/L dengan efektifitas penurunannya
Data yang diperoleh disajikan dalam berkisar 43-49%. Perlakuan PA terlihat
bentuk grafik dan tabel serta dianalisis lebih efektif dibanding perlakuan PS dan
secara deskriptif. SA. Selain arang sebagai penyerap, pasir
juga diduga dapat menyerap padatan
HASIL DAN PEMBAHASAN tersuspensi dalam limbah cair ekstraksi
Total Padatan Tersuspensi sagu. Utami (2013) menyatakan bahwa
bahan pencemar dalam limbah cair akan
Padatan tersuspensi merupakan bertumbukan dan terserap kedalam
padatan melayang dalam cairan limbah. partikel-partikel pasir.
85 Pengaruh Penggunaan...(Gultom dkk)
200
180
160
140
TSS (mg/L)
120
100
80
60
40
20
0
Sebelum P S A PS PA SA
filtrasi
Perlakuan
10000
9000
8000
7000
TDS (mg/L)
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Sebelum P S A PS PA SA
filtrasi
Perlakuan
Cair Pabrik Sagu Menggunakan Jenie, B., & Rahayu, W. 1993. Penanganan
Bioreaktor Hibrid Anaerob Pada limbah industri pangan. Yogyakarta:
Kondisi Tunak Dengan Variabel Kanisius.
Laju Pembebanan Organik. Ayatni, F., Damajanti, N., & Hamad, A.
Prosiding SNTK TOPI : 170-175. 2014. Pemanfaatan Arang Dari
Phang, S. M., Miah, M. S., Yeoh, B. G., & Limbah Tempurung Kelapa Sebagai
Hashim, M. A. 2000. Spirulina Variasi Material Dalam Sand
Cultivation in Digested Sago Starch Filtration Untuk Penjernihan Air
Factory Wastewater. Journal of Sumur Di Kelurahan Tegalkamu
Applied Phycology. 12: 395-400. lyan Cilacap . Seminar Nasional
Ahmad, A. 1992. Kinerja Bioreaktor Hasil - Hasil Penelitian dan
Unggun Fluidisasi Anaerobik Dua Pengabdian LPPM UMP : 113-118.
Tahap Dalam Mengolah Limbah Utami, A. R. 2013. Pengolahan Limbah
Cair Industri Minyak Kelapa Sawit. Cair Laundry Dengan Menggunakan
Laporan Magang: Institut Biosand Filter dan Activated Carbon.
Teknologi Bandung Jurnal Teknik Sipil Untan. 13 (1): 59-
Awg-Adeni, D. S., Abd-Aziz, S., Bujang, 71.
K., & Hassan, M. A. 2010. Siwardi, & Putra, A. 2014. Pengaruh
Bioconversion of sago residue into Konsentrasi Arang Ampas Tebu
value added products. African Terhadap Daya Serapnya Pada
Journal of Biotechnology. 9 (14): Limbah Cair Kelapa Sawit. Jurnal
2016-2021. Fisika Unand. 3 (3): 128-134.
BSN. 2005. SNI 06-6989.27-2005:Air dan Susilawaty, A., Djaffar, M. H., & Daud, A.
air limbah – Bagian 27: Cara uji 2007. Efektivitas sistem saringan
kadar padatan terlarut total secara multimedia dalam menurunkan TSS,
gravimetri. Jakarta: Badan BOD, NH3-N, PO4 dan total
Standardisasi Nasional. coliform pada limbah cair rumah
BSN. 2004. SNI 06-6989.3-2004: Air dan tangga. Jurnal Sains dan Teknologi.
air limbah- Bagian 3: Cara uji 7 (1): 45-56.
padatan tersuspensi total (Total Suhartana. 2006. Pemanfaatan Tempurung
Suspended Solid, TSS) secara Kelapa Sebagai Bahan Baku Arang
gravimetri. Jakarta: Badan Aktif dan Aplikasinya Untuk
Standardisasi Nasional. Penjernihan Air Sumur di Desa Belor
BSN. 2004. SNI 06-6989.11-2004:Air dan Kecamatan Ngaringan Kabupaten
air limbah – Bagian 11: Cara uji Grobogan. Berkala Fisika. 9 (3):
derajat keasaman (pH) Bagian 11: 151-156.
Cara uji derajat keasaman (pH) Santoso, B. 2010. Proses Pengolahan Air
dengan menggunakan alat pH meter Buangan Industri Tapioka. Jurnal
dengan menggunakan alat pH meter. Ilmiah Teknologi & Rekayasa, 15
Jakarta: Badan Standardisasi (3): 213-220.
Nasional. Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan Gizi
BSN. 2005. SNI 06-6989.24-2005: Air dan Edisi Kedua. Jakarta: PT. Gramedia
air limbah – Bagian 24 : Cara uji Pustaka Utama.
warna secara perbandingan visual.
Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.