Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Species tersebut termasuk dalam keluarga
Dipterocarpaceae yang pertumbuhannya
lebih cepat dari jenis lain dengan habitat
Belangeran (Shorea balangeran yang sama (Suryanto, et al., 2012).
Korth./Burck.) merupakan species asli Menurut Martawijaya et al., (1989),
dengan habitat rawa gambut di Kalimantan. belangeran merupakan salah satu species
166
Basir Achmad. et al. : Respon Pertumbuhan Anakan ……. (9): 165-171
meranti yang habitatnya di lahan rawa pertumbuhan bibit kelapa sawit. Hal ini
gambut mulai dari gambut yang tipis hingga terjadi karena TKKS mengandung unsur
gambut yang tebal. Penyebaran belangeran hara makro seperti N (0,34%), P2O5
antara lain adalah Sumatra Selatan, (0,13%), K2O (0,51%), Ca (0,74%), Mg
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, (0,14%). TKKS juga mengandung unsur
dan Kalimantan Barat. Pada masyarakat hara mikro seperti Fe (441 ppm), Mn (91
lokal, pohon belangeran tersebut biasa ppm), Cu (5 ppm), dan Zn (32 ppm). Dan
disebut kahui. Selanjutnya menurut Yamani tanah masam yang diberi kapur dengan
dan Achmad (2019), pohon belangeran kandungan Ca atau Mg akan menggeser
sudah mulai langka sehingga perlu posisi H+ di permukaan koloid yang bisa
dilestarikan melalui pembudidayaan secara menetralisisr keasaman tanah. Kalsium dan
kontinyu. Dengan melihat ketersediaan magnesium yang terkandung pada kapur
lahan rawa gambut di Indonesia yang cukup dolomit bisa mencapai masing-masing 30%
besar menyebabkan peluang dan 18-22% (Kuswandi, 1993).
pengembangan usaha budidaya jenis ini
menjadi cukup menjanjikan.
METODE PENELITIAN
Dalam rangka pengembangan jenis-jenis
pohon Dipterocarpaceae seperti Shorea
balangeran yang merupakan satu-satunya Penelitian ini dilakukan di Greenhouse
jenis dari famili Dipterocarpaceae yang bisa Fakultas Kehutanan ULM Banjarbaru,
tumbuh di lahan rawa gambut, kadang- dengan pengamatan selama tiga setengah
kadang ditemui kendala, yaitu belum bulan. Rancangan percobaan yang
dikuasai sistem silvikultur untuk jenis digunakan adalah Acak Lengkap. Uji
tersebut, khususnya mengenai penyediaan lanjutan yang digunakan untuk mengetahui
bibit. Hal ini disebabkan karena bibit jenis respon variabel terhadap setiap perlakuan
belangeran biasanya dikembangkan pada adalah uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
tanah masam. Salah satu cara dalam upaya Pengolahan data dibantu dengan software
meningkatkan pertumbuhan bibit belangeran Statistical Package for the Social Sciences
di persemaian adalah dengan mencampur (SPSS) 19.0. Percobaan penelitian terdiri
media tanah gambut dengan tanah mineral. dari tiga perlakuan yaitu tiga jenis air yang
Berdasarkan hasil penelitian Yamani dan disiramkan pada bibit, yaitu: AO = Air rawa
Achmad (2019), kombinasi tanah gambut gambut (ARG) dengan pH 3,5 (kontrol), A1
25% dengan tanah mineral 75% merupakan = ARG 200 liter + kapur dolomit 100 gram,
kombinasi terbaik untuk pertumbuhan bibit dan A2 = ARG 200 liter + tandan kosong
belangeran. Bahkan hasilnya lebih baik kelapa sawit (TKKS) 5 buah. Dengan
dibandingkan dengan penggunaan tanah perlakuan 3 macam, ulangan 5 kali, dan
mineral 100%. Ini berarti keberadaan tanah jumlah bibit per perlakuan adalah 10 batang,
gambut pada media bibit belangeran adalah maka total bibit yang diperlukan = 3 × 5 × 10
sangat penting. Hal ini tidak terlepas dalam = 150 batang.
upaya meningkatkan pH tanah gambut
sehingga dapat mendukung pertumbuhan Bahan yang digunakan dalam penelitian
tanaman. ini adalah: bibit belangeran sebanyak 150
batang, kantongan plastik warna hitam
Upaya lain untuk mengatasi masalah dengan ukuran 12 cm × 17 cm sebanyak
kemasaman tanah, beberapa peneliti telah 150 buah, air dan tanah rawa gambut,
menggunakan kapur untuk menaikkan pH TKKS, dan kapur dolomit. Alat yang akan
tanah sebagai media tumbuh bibit tanaman. digunakan adalah: termohigrometer untuk
Cara tersebut sudah lama dilakukan mengukur suhu dan kelembaban udara di
masyarakat, sehingga perlu ada inovasi dalam dan di luar greenhouse, mistar untuk
misalnya dengan menyiram bibit dengan air mengukur tinggi anakan, neraca untuk
yang tidak masam. Untuk menetralkan air menimbang kapur dolomit, siegmat untuk
yang masam akan dicoba dengan mengukur diameter anakan, pH meter,
merendam tandan kosong kelapa sawit dan jeregen sebagai tempat air rawa gambut,
pemberian kapur dolomit. Kedua komponen drum untuk menampung air rawa gambut,
tersebut perlu diteliti karena mempunyai air rawa dengan tandan kosong kelapa
kandungan kimia yang berbeda. sawit, dan air rawa dengan kapur dolomit
Menurut Barianto et al. (2015), serta drum untuk air cadangan, gelas ukur
pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa untuk menakar volume air untuk
Sawit (TKKS) dapat meningkatkan
167
Jurnal Hutan Tropis Volume 9 No. 1, Edisi Maret 2021
penyiraman, sprayer untuk menyemprot selama 3,5 bulan, dan (7) pemeliharaan
hama, dan alat tulis-menulis. selama penelitian meliputi penyiraman
sekali dalam sehari dengan menggunakan
Prosedur kerja diurutkan sebagai berikut:
air sesuai perlakuan, dan jika terjadi
(1) Pengangkutan bibit dari Tumbang Nusa
serangan hama, dilakukan penyemrotan
ke Banjarbaru. Bibit tersebut dimasukkan
insektisida yang dicampur dengan air.
dalam kantong plastik yang berisi 30 bibit
per kantong agar memudahkan dalam Pengamatan dan pengukuran parameter
pengangkutan, (2) setelah sampai di meliputi: (1) tinggi bibit, diukur mulai
Banjarbaru, bibit disimpan di shade house ketinggian 1 cm di atas leher akar sampai
dalam rangka penyesuaian dengan kondisi tempat keluarnya tangkai daun muda
baru, (3) media asli berupa campuran (pucuk), (2) diameter bibit, diukur pada
kompos gambut dan sekam padi berukuran ketinggian 1 cm di atas leher akar, dan (3)
terlalu kecil untuk pertumbuhan empat bulan persentase hidup bibit, diperoleh dengan
ke depan, maka kantong plastiknya diganti menghitung jumlah anakan yang hidup terus
dengan ukuran yang lebih besar dan sampai akhir penelitian dibagi dengan
ditambahkan dengan tanah gambut, (4) air jumlah anakan yang diteliti dikalikan 100%.
rawa gambut yang diambil dari rawa gambut
di Liang Anggang dinetralkan pH-nya
dengan menambahkan tandan kosong HASIL DAN PEMBAHASAN
kelapa sawit dan kapur dolomit. Air rawa
gambut tersebut dimasukkan ke dalam drum
yang berkapasitas 200 liter air, kemudian Hasil
dimasukkan TKKS yang sudah dicencang
sebanyak 5 buah. Pada drum lain Pertambahan Tinggi
dimasukkan kapur dolomit sebanyak 100
Pertambahan tinggi bibit belangeran
gram sampai bisa menetralkan pH air rawa
mermberikan respon yang sangat nyata
gambut. Selanjutnya satu drum lagi untuk air
terhadap perlakuan penyiraman dari Air
rawa gambut tanpa perlakuan (kontrol). Air
Rawa Gambut (ARG) yang dicampur kapur
rawa gambut + TKKS, dan air rawa gambut
dolomit, dan ARG yang diberi Tandan
+ kapur dolomit dapat menaikkan pH air
Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Hal ini
rawa gambut dari 3,5 menjadi 6, (5) selama
dibuktikan dari hasil Tests of Between-
proses pengamatan, bibit ditaruh di dalam
Subjects Effects atau Uji F dalam ANOVA
greenhouse agar perlakuan tidak terganggu
untuk variabel pertambahan tinggi bibit
oleh air hujan, (6) pengukuran pertumbuhan
belangeran seperti terlihat pada Tabel 1.
(pertambahan tinggi dan pertambahan
diameter) dilakukan setiap dua minggu
Berdasarkan Tabel 1, tingkat BNT 0,05 menyusul pertambahan tinggi (6,800 cm)
lebih besar dari nilai Significant atau nilai yang dihasilkan oleh perlakuan ARG +
Probability (0,000) perlakuan yang TKKS sebanyak 1 buah TKKS/40 liter ARG
memberikan pengertian bahwa paramater (A2), dan pertambahan tinggi (5,434 cm)
pertambahan tinggi bibit memberikan respon yang dihasilkan oleh ARG tanpa
yang sangat berbeda nyata terhadap perlakuan/kontrol (A0). Untuk menganalisis
perlakuan. Berdasarkan Descriptive respon pertambahan tinggi terhadap
Statistics dari SPSS, pertambahan tinggi perlakuan, maka dilakukan uji lanjutan BNT
tertinggi (9,400 cm) dicapai dari perlakuan 0.05 (multiple comparisons) dengan hasil
ARG + kapur dolomit dengan konsentrasi 1 seperti pada Tabel 2.
gram kapur dolomit/2 liter ARG (A1),
168
Basir Achmad. et al. : Respon Pertumbuhan Anakan ……. (9): 165-171
Tabel 2. Multiples Comparisons antara perlakuan untuk variable tinggi bibit belangeran
Multiple Comparisons
Perlakuan Tinggi (cm) Tanda Beda
ARG + Kapur Dolomit (A1) 9,40 a
ARG + TKKS (A2) 6,80 b
ARG/Kontrol (A0) 5,43 b
Keterangan: Pertambahan tinggi dengan tanda yang berbeda, berarti berbeda nyata.
Multiple Comparisons
Perlakuan Diameter (cm) Tanda Beda
ARG + TKKS (A2) 0,156 a
ARG + Kapur Dolomit (A1) 0,147 a
ARG/Kontrol (A0) 0,128 b
Keterangan: Pertambahan diameter dengan tanda yang berbeda, berarti berbeda nyata.
169
Jurnal Hutan Tropis Volume 9 No. 1, Edisi Maret 2021
170
Basir Achmad. et al. : Respon Pertumbuhan Anakan ……. (9): 165-171
171
Jurnal Hutan Tropis Volume 9 No. 1, Edisi Maret 2021
172