You are on page 1of 6

TEH

DAUN GAHARU BUKAN SEMBARANG TEH


Produksi KTH Gaharu Harapan I
Oleh : Harowansa Edi Admaja
Penyuluh Kehutanan Kab. Bangka Tengah


PENDAHULUAN
Gaharu adalah sejenis kayu dengan warna yang khas (coklatkehitaman) dan
memiliki kandungan kadar damar wangi (Badan Standarisasi Nasional 2011). Gaharu
bukanlah nama tumbuhan, tetapi sebagai hasil dari pohon atau kayu tertentu. Pohon
penghasil gaharu pada umumnya berasal dari famili Thymelaeaceae, dengan 8
(delapan) genus yang terdiri dari 17 species pohon penghasil gaharu, salah satunya
dari genus Aquilaria dengan 6 jenis. Di Sumatera khususnya Bangka Belitung
tanaman penghasil gaharu banyak berasal dari jenis Aquilaria malaccensis yang
merupakan penghasil gaharu yang terbaik di dunia (Gayuh, 2009).
Gaharu yang dalam perdagangan internasional dikenal dengan sebutan
agarwood, eaglewood, atau aloewood adalah produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
dalam bentuk gumpalan, serpihan atau bubuk yang memiliki aroma keharuman khas
bersumber dari kandungan bahan kimia berupa resin (a oleoresin). Selain
mengandung resin (a~ oleoresin), gaharu juga mengandung essens yang disebut
sebagai minyak essens (essential oil) yang dapat dibuat dengan ekstraksi atau
penyulingan dari gubal gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai bahan pengikat
(fixative) dari berbagai jenis parfum, kosmetika, dan obatobatan herbal. Selain itu,
serbuk atau abu dari gaharu dapat digunakan sebagai bahan pembuatan dupa/hio
dan bubuk aroma therapy, dan daun pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh yang
dapat membantu kebugaran tubuh.
Di alam, kurang dari 5% dari populasi pohon gaharu menghasilkan gaharu, dan
jika gaharu terbentuk, jumlahnya biasanya kurang dari 10% dari biomassa kayu dari
pohon yang terinfeksi. Karena bernilai ekonomis tinggi eksploitasi gaharu alam
dilakukan tanpa pertimbangan yang tepat dari kelestariannya. Akibatnya, populasi
spesies gaharu menurun dengan cepat, sehingga spesies ini termasuk dalam
Appendix II CITES (Santoso et al, 2007) yaitu tanaman yang dikategorikan
dikhawatirkan punah sehingga peredaran dan perdagangannya diatur oleh konvensi
internasional. Kini pohon gaharu telah banyak dibudidayakan kembali oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia di berbagai
wilayah terutama di provinsi Kep. Bangka Belitung Khususnya di Kabupaten Bangka
Tengah sesuai Keputusan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
Sosial Nomor SK. 22/VBPS/2010 tentang Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu
Unggulan Nasional dan Lokasi Pengembangan Klaster. Data dari Dinas Perkebunan
dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah, sampai dengan desember 2015 jumlah
pohon gaharu alam 2.193 pohon dan gaharu budidaya berjumlah 681.303 pohon
tersebar di 6 (enam) kecamatan di Kab. Bangka Tengah.
Budidaya gaharu mulai banyak dikembangkan tetapi untuk menunggu hasil
yang dapat diberikan oleh tanaman gaharu memerlukan waktu yang sangat lama
sedangkan petani tetap membutuhkan biaya produksi termasuk pemeliharaan hingga
tanaman gaharu menghasilkan gubal gaharu yang baik. Hal yang dapat dilakukan
yaitu dengan pemanfaatan daun gaharu sebagai minuman atau teh yang merupakan
alternatif dan solusi bagi petani gaharu sehingga gaharu telah bernilai ekonomis
sebelum menghasilkan gubal.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan usaha yang kreatif dan
inovatif untuk memanfaatkan daun gaharu selagi menunggu resin ataupun gubalnya
nya dapat dipanen sehingga dapat berdaya guna terutama bagi kesehatan.


Proses Pembuatan Teh Daun Gaharu
Proses pembuatan teh ini dilaksanakan di Pabrik Teh Gaharu Desa Lubuk
Pabrik Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Pelaksanaan pembuatan
teh disupervisi oleh seorang apoteker dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten
Bangka Tengah dan pembinaan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan serta Dinas
Perindustrian Kabupaten Bangka Tengah. Bahan yang dipakai dalam pembuatan teh
gaharu ini adalah 100% daun gaharu, kemasan primer gaharu yaitu kantong teh, tali;
kemasan sekunder berupa metalizer/alumunium foil, kemasan tersier yaitu kotak.
Sedangkan peralatan yang dipakai adalah timbangan analitik, gunting, bak pencuci
daun, pengering daun gaharu, pencacah daun dan alat pengemas berupa countinous
sealer. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi dan hasil penelitian Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah dengan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Pengambilan daun di lapangan. Daun gaharu dipetik menggunakan gunting yaitu
daun gaharu yang dipetik 7 daun dari pucuk pada pagi hari. Kemudian disortasi
basah kemudian dicuci dengan bak pencuci yang berisi air mengalir. Sortasi
dilakukan guna pemisahan daun yang cacat (daun kuning, rusak, berpenyakit),
kotorankotoran dan bahan asing lainnya seperti ranting yang ikut terambil.
Pencucian dilakukan untuk mengurangi jumlah pengotor dan cemaran mikroba yang
melekat pada daun kemudian ditiriskan.

Pengeringan dan pencacahan daun gaharu. Daun yang telah ditiriskan kemudian
dikeringkan dengan menggunakan bak pengering sehingga kadar air daun mencapai
5%. Daun yang sudah cukup kering yang ditandai dengan mudahnya daun
dihancurkan dengan tangan. Selanjutnya dilakukan pencacahan daun dengan
memasukkannya ke dalam mesin pencacah daun.

Pengemasan serbuk daun gaharu. Setelah daun gaharu dicacah hingga halus
menyerupai serbuk maka ditimbang sebanyak 1 gr kemudian dimasukkan ke dalam
kantong kemasan teh ,diberi tali dan disealer sedemikian rupa sehingga menyerupai
teh celup. Kemudian kantong teh dimasukkan ke dalam alumunium foil atau
metalizer, disealer dan terakhir dimasukkan ke dalam kotak kemasan dan siap untuk
dipasarkan.








Gambar 1. Proses pembuatan teh gaharu : (a) pohon gaharu yang daunnya sudah siap diambil (b)
daun gaharu yang telah dipetik (c) daun gaharu yang telah disortir dilakukan pencucian (d)
pengeringan (e) pencacahan (f) pengemasan (g) teh gaharu siap dipasarkan.

HASIL
Hasil yang diperoleh yaitu proses pembuatan daun gaharu menjadi teh gaharu
dan tentu saja berupa teh celup daun gaharu sebagai hasil dari pemanfaatan daun
gaharu ketika gubal gaharu belum menghasilkan (gambar 1). Hingga tahun 2016
telah diproduksi teh gaharu sebanyak 50 kg dengan uraian setiap kg menghasilkan
1.000 kantong teh dan setiap kotak teh terdapat 10 kantong teh siap celup dan
dipasarkan dengan harga Rp 10.000,/kotak.

Bukan Sembarang Teh
Teh gaharu yang diberi nama Aqilla yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Hutan
Gaharu harapan 3 yang tergabung dalam Gapoktan Alam
Jaya Lestari kecamatan Lubuk, Kabupaten Bangka
Tengah bukan sembarang teh tetapi teh yang telah dikaji
dan dilakukan uji klinis oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya bekerja sama dengan Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah
dan telah mendapatkan sertifikat halal, hingga saat ini
dalam kepengurusan BP POM RI.
Hasil kajian menunjukkan bahwa teh gaharu merupakan teh yang aman untuk
dikonsumsi. Beberapa uji yang dilakukan terhadap teh menunjukkan hasil yang
positif terhadap kesehatan diantaranya sebagai berikut :
1. Hasil pemeriksaan fisik terhadap objek menunjukkan hasil Insomia rating scale
(IRS) menurun yang mana artinya dapat mengobati insomia dengan dinyatakan
tidur lebih pulas dan bangun di pagi hari menjadi lebih lebih segar;
2. Dapat menaikan kadar kolesterol baik dengan menurunnya kekentalan pada
daerah yang sangat berperan dalam penurunan radikal bebas sehingga mampu
mencegah terjadinya penaykit degeneratif seperti diabetes, stroke.
3. Mampu menurunkan kadar gula darah;
4. Dapat meningkatkan kesuburan dan meningkatkan aktifitas seksual bagi pria dan
wanita;
5. Tidak mengganggu produksi ASI;
6. Tidak menganggu sistem darah (hematopetik);
7. Tidak menganggu fungsi hati dan lever.
Hal ini sangat sesuai pernyataan bahwa daun gaharu berpotensi sebagai
antioksidan (Moosa, 2010), antidiabetika (Yunus dkk., 2015), hepatoprotektif
terhadap hepatotoksik yang diinduksi parasetamol pada tikus (Alam dkk., 2016),
antimikroba terhadap bakteri S. flexneri dan P. aeruginosa pada ektrak airnya dan
terhadap B. subtilis pada ekstrak metanolnya (Dash dkk., 2008), antikanker
terhadap sel kanker serviks HeLa (Fatmawati dan Hidayat, 2016). Ekstrak metanol
daun gaharu memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 1938 g/mL, sedangkan
ekstrak air daun gaharu memiliki IC50 1091 g/mL (Wil dkk., 2014).
Daun gaharu mengandung alkaloid, flavonoid, tritepenoid, steroid, saponin, dan
tanin (Wil dkk., 2014). Adapun senyawa senyawa tersebut dapat berperan sebagai
antioksidan alami. Antioksidan alami dinilai lebih aman daripada antioksidan sintetik
yang dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan mutagenik dan karsinogenik
(Amarowicz dkk., 2000). Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau
reduktan, yang mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara
mencegah terbentuknya radikal dan mengikat radikal bebas maupun molekul yang
sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dihambat (Winarsi, 2007). Radikal bebas
yang berasal dari lingkungan maupun dalam tubuh (Winarsi, 2007) akan terlibat
langsung dalam proses degeneratif tubuh seperti penuaan, kanker, penyakit
kardiovaskuler, arteriosklerosis, kelainan saraf, iritasi kuit, dan peradangan (Winarsi,
2007). Oleh karena itu, diperlukan antioksidan untuk menetralisir kelebihan senyawa
radikal di dalam tubuh guna mencegah terjadinya penyakitpenyakit degeneratif yang
dapat diperoleh dari daun gaharu sebagai sumber antioksidan alaminya. Banyak
penelitian sebelumnya menyebutkan daun gaharu memiliki aktivitas antioksidan baik
pada ekstrak air (Wil dkk., 2014), ekstrak metanol maupun pada fraksi nheksana,
diklormetan, etil asetat, dan nbutanol (Moosa, 2010). Dari penelitian Wil dkk.
(2014) sebelumnya hanya dapat diketahui aktivitas antioksidan dan kandungan
fenol total dari ekstrak etanol dan airnya, tetapi belum diketahui kandungan
flavonoid totalnya. Flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan karena dalam
struktur senyawanya terdapat sistem yang dapat mereduksi radikal bebas dengan
cara memberi elektron sehingga mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi
oksidasi.
KESIMPULAN
Teh gaharu adalah teh yang berasal dari daun gaharu yang merupakan
tanaman hutan Indonesia mempunyai potensi sebagai minuman sehat yang sangat
baik untuk kesehatan, sangat layak dan aman untuk dikonsumsi. Daun gaharu dapat
memberikan manfaat secara ekonomis dan kesehatan sebelum tanaman gaharu
menghasilkan gubal gaharu siap panen. Pemanfaatan daun gaharu sebagai bahan
minuman (teh) sangat tepat karena daun gaharu mengandung bahan yang sangat
bermanfaat bagi tubuh terutama mengandung antioksidan yang tinggi, menurunkan
kadar gula menjaga kualitas tidur (terhindar dari insomia), meningkatkan vitalitas
dan mencegah penyakit degeneratif. Diperlukan banyak kajian lagi untuk diversifikasi
produk teh sendiri sehingga lebih dapat berdaya dan berhasil guna agar dapat
meningkatkan perekonomian petani gaharu secara nyata.

You might also like