Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The research on purification and characterization of silica from quartz sand on Pasir
Putih village South Pamona sub-district of Poso has been carried out. This research aims to
obtain high-purity silica (SiO2) using purification (leaching) method with various milling
times for 2-5 hours. Before purification, the quartz sand has been mashed using milling ball.
Then soaked it in 2M HCl for 12 hours and rinsed with aquades to pH neutral. Afterwards,
each sample was characterized using XRF and XRD. Results of XRF analysis show that the
highest purity of silica obtained from the 5 hour-milled sample is 99,90%. Results of XRD
analysis on the sample matched with software Search Match and JCPDS data indicate that
the hexagonal systems of the crystals structure of silica including the diffraction plane
spacing, lattice constant, and the degree of crystalline are 3,35 , a = b = d = 4,90 , c = 5,44
, dan 80,11% respectively.
Keywords: Purification (leaching) method, silica, and crystals structure
ABSTRAK
Penelitian tentang pemurnian dan karakterisasi silika pada pasir kuarsa Desa Pasir
Putih Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh kadar kemurnian silika (SiO2) yang tinggi menggunakan metode
purifikasi (leaching) dengan variasi waktu milling selama 2-5 jam. Sebelum pemurnian, pasir
kuarsa dihaluskan dengan menggunakan ball milling. Selanjutnya direndam dalam larutan
HCl 2 M selama 12 jam lalu dibersihkan dengan aquades hingga pH netral. Sesudah itu,
setiap sampel dikarakterisasi menggunakan alat XRF dan XRD. Dari hasil karakterisasi XRF
diperoleh kadar kemurnian silika tertinggi terdapat pada sampel dengan waktu milling 5 jam
(99,90%). Kemudian hasil karakterisasi XRD pada sampel tersebut memiliki struktur kristal
dengan sistem kristal hexagonal, yang meliputi jarak bidang difraksi, konstanta kisi, dan
derajat kristalin ketika dicocokkan dengan software Search Match dan data JCPDS ialah
berturut- turut 3,35 , a = b = d = 4,90 , c = 5,44 , dan 80,11%.
Kata Kunci: Metode purifikasi (leaching), silika, dan struktur kristal
187
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :187-193. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
Bahan yang digunakan pada setiap sampel pasir kuarsa yang telah
penelitian ini yaitu pasir kuarsa yang digiling pada variasi waktu yang berbeda
berasal dari Desa Pasir Putih Kecamatan menghasilkan perubahan warna pada
Pamona Selatan Kabupaten Poso. Pasir setiap sampel yang awalnya abu-abu
dicuci menggunakan air PDAM hingga menjadi putih. Perubahan warna ini terjadi
bersih dan dikeringkan pada suhu udara akibat terlarutnya senyawa pengotor yang
normal serta diayak menggunakan ayakan terdapat dalam setiap sampel pasir kuarsa
serbuk. Alat yang digunakan dalam proses Hasil XRF diperoleh bahwa
milling yaitu ball milling KT-6808 MINI- persentase senyawa SiO2 setelah
berbeda, yaitu 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 memperlihatkan bahwa metode purifikasi
Kemudian dicuci menggunakan aquades sampel yang digiling selama 5 jam. Hal
hingga PH sampel kembali netral (PH 7) ini dikarenakan Pada saat proses milling,
dan dikeringkan pada suhu udara normal pasir kuarsa yang terdapat dalam alat ball
hingga kadar air hilang. Hasil pemurnian milling akan menjadi halus akibat bola-
berupa silika berwarna putih dan bola besi yang berputar secara sentrifugal
menggunakan alat XRF dan XRD. tabung ball milling, sehingga semakin
lama waktu milling maka semakin halus
Pemurnian dan Karakterisasi Silika Menggunakan Metode Purifikasi (Leaching) dengan
Variasi Waktu Milling pada Pasir Kuarsa
(Darmawati Darwis dkk)
189
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :187-193. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
atau kecil ukuran partikel pasir kuarsa (Li nilai sudut dan bidang difraksi (dhkl) dari
et al., 2005). kedua data ini tidak terlalu berbeda jauh
dengan nilai bidang difraksi silika pada
Tabel 1 Hasil XRF (X-Ray Flourescence) Pasir
Kuarsa fase kuarsa (quartz). Menurut Flrke et al.
Presentase Presentase Presentase Presentase
Nama
Berat Berat Berat Berat (1986), fase kuarsa dapat ditunjukkan pada
Senyawa Senyawa Senyawa Senyawa
Senyawa
Sampel 1
(%)
Sampel 2
(%)
Sampel 3
(%)
Sampel 4
(%)
bidang difraksi 3,34 dan 4,26. Selain
SiO2 99,51 99,89 99,89 99,90 itu, menurut Munasir (2013) posisi sudut
TiO2 0,0726 0,0551 0,0625 0,0360
Cr2O3 0,0219 - - 0,0110 yang menghasilkan intensitas maksimum
Nb2O5 0,0141 0,0184 0,0152 0,0163
MoO3 0,0107 0,0136 0,0115 0,0131 dan teridentifikasi sebagai fase kuarsa
ZrO2 0,0073 - - -
P2O5 0,224 - - - ialah pada posisi 2 = 26,61o. Dengan
Fe2O3 0,0983 - - -
CaO 0,0192 - - -
demikian dapat dinyatakan bahwa sampel
In2O3 - 0,0055 0,0053 0,0056
Ket: Sampel 1 = Sebelum milling dan pemurnian tersebut mengidentifikasi fase kuarsa.
Sampel 2 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 2 jam
Tabel 2 Hasil pencocokkan data XRD
Sampel 3 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 3 jam
Sampel 4 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 5 jam pada Search Match berupa jarak
(Sumber: Hasil Penelitian Dengan Menggunakan bidang difraksi dan sudut
Alat Karakterisasi XRF Laboratorium difraksi
Terpadu Universitas Hasanudin) Hasil Search Match
Hasil XRD
Perhitungan
Sampel
dhkl dhkl dhkl
2 (O) 2 (O) 2 (O)
() () ()
Hasil XRD (X-Ray Diffration)
3,2 3,3 3,3
1 27,31 27,31 27,29
Hasil karakterisasi XRD pada setiap 6 0 3
3,3 3,3 3,3
2 26,88 26,88 26,97
sampel berupa intensitas difraksi sinar-X 1 4 3
3,2 3,3 3,2
3 27,31 27,31 27,33
yang terdifraksi dan sudut-sudut (2) yang 6 2 6
3,3 3,3 3,3
terbentuk berkisar antara 21 dan 69 4
3
26,73
5
26,73
5
26,66
sehingga menyebabkan terjadinya variasi Ket: Sampel 1 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 2 jam
Sampel 2 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 3 jam
d-value (). Hasil XRD dianalisis dengan Sampel 3 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 4 jam
Sampel 4 = Sesudah pemurnian dan waktu milling 5 jam
software Search Match untuk melihat
kesesuaian struktur kristal yang meliputi Sampel yang mendekati nilai data
sistem kristal, konstanta kisi dan bidang Flrke et al. dan Munasir yaitu sampel
difraksi (dhkl). yang digiling selama 5 jam yang nilai
Data yang diperoleh dari hasil XRD bidang difraksi dari data XRD software
dengan software Search Match mengalami Search Match dan hasil perhitungan
pergeseran nilai sudut difraksi dan jarak berturut-turut 3,33 , 3,34 , dan 3,35
bidang difraksi pada intensitas tertinggi serta posisi sudut yang dibentuk oleh
yang dapat dilihat pada Tabel 2. Namun sampel saat di milling 5 jam ialah 2 =
26,66o. Hasil pencocokkan data XRD saat
1 4 2 + + 2 2
= ( ) + 1
2 3 2 2
a=b= 2 + + 2 2
3
c= 3
2
No Sampel
Kristalinitas kemurnian silika sebesar 99,90%. Selain
(%)
milling 4 jam itu, pemurnian pasir kuarsa menggunakan
padat menentukan sifat dari zat padat. Adjiantoro, Bintang, and Efendi Mabruri.
Perbedaan susunan partikel dalam (2016). Pengaruh Waktu Pelindian
Pada Proses Pemurnian Silikon
berbagai zat padat disebabkan oleh Tingkat Metalurgi Menggunakan
perbedaan gaya ikat di antara atom-atom, Larutan HCl. Metalurgi, 27(1), 1-6.
Flrke, Ow, and H Schneider. (1986).
ion-ion, atau molekul-molekul
Verwachsungsbeziehungen Der
penyusunnya. Sio2-Polymorphe Quarz,
Cristobalit Und Tridymit In Sio2-
Berdasarkan hasil dari karakterisasi Reichen Keramischen Werkstoffen.
dengan mengidentifikasi 4 sampel pasir Paper read at CFI. Ceramic forum
international, 63(7-8), 368-372.
kuarsa dapat disimpulkan bahwa pasir
Halme, Janne. (2002). Dye-Sensitized
kuarsa yang berasal dari Desa Pasir Putih Nanostructured and Organic
Photovoltaic Cells: Technical
Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten
Review And Preliminary Tests.
Poso memiliki senyawa silika (SiO2) Master of Science in Technology,
Helsinki University of Technology.
dengan sistem kristal hexagonal axes pada
Finlandia.
intensitas tertinggi. Hasil XRD dari pasir
Kittel, C. (1996). Introduction to Solid
kuarsa dengan metode pemurnian ini State Physics. Singapoera: John
Willey.
menunjukkan bahwa pasir tersebut
Li, Bin, Jun Xia, Yang Wang, and Bijun
berpotensi untuk dapat dijadikan sebagai Xie. (2005). Structure
bahan baku panel surya karena memiliki characterization and its antiobesity