You are on page 1of 10

Pemanfaatan Tanah Lempung Untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Pb Dan

Cr Dari Limbah Cair Industri Percetakan Koran

Regina Giantika 1), Shinta Elystia 2), Zultiniar 2)


1)
Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, 2)Dosen Teknik Lingkungan dan
Teknik Kimia
Program Studi Teknik Lingkungan S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
E-mail: regina.giantika@gmail.com

ABSTRACT

Characteristic of newspaper printing industry waste water has never been tested
before, because there is still no waste water monitoring in an integerated way. This
research utilizing clay to reduce heavy metal content of Cr contained in the waste water
of newspaper printing industry. Preliminary analysis for Cr in waste water showed
concentrations of these parameters exceed waste water quality standards of
PERMENLH/5/2014. This study uses an ion exchange column with 5 cm diameter and
80 cm of height. The medium used is liquid waste newspaper printing and activated
clay with a solution of H2SO4 2 M. The variation used is the calcination temperature
is 200, 300, 400, and 500◦C and flow rate used is 2,7; 4; dan 5,3 ml/dt. The initial
concentration Cr6+ ion is 0.838 mg/L. After processing the decline occurred in the ion
concentration Cr6+ in every variation that is 0.334 to 0.582 mg/L. These results
indicate that ion exchange method using activated clays are capable of removing
concentration Cr6+ ion on wastewater printing. Overall, the variety used in this study
to give effect to decreased levels of chromium and Lead in wastewater printing, also
evidenced in Cr6+ ion removal efficiency ranged between 60.2% - 30.6%. KTK value
of the clay is greater than the value of KA clay. Proving that the clays have a greater
ability as compared to the ion exchange resin as an adsorbent.

Keywords: printing waste water, ion exchange, activated clay, temperature calcination
and flow rate, KTK and KA.
PENDAHULUAN percetakan koran memiliki potensi
untuk mencemari lingkungan air dan
Limbah cair percetakan koran
tanah dengan cara melepaskan nitrat
selama ini tidak diberi perhatian
dan logam – logam berat. Limbah cair
khusus, karena dianggap limbah yang
industri percetakan koran mengandung
dihasilkannya sedikit. Meskipun dalam
logam berat seperti Timbal (Pb), Krom
jumlah yang sedikit, limbah industri
(Cr), Cobalt (Co), Mangan (Mn),

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


Tembaga (Cu) dan Timah (Sn) zeolit alam yang diaktifasi dengan cara
(Setiyono, 2002). Logam berat ini direfluks menggunakan H2SO4.
menjadi bahan pencemar berbahaya Oleh karena itu akan dilakukan
karena sifatnya yang tidak dapat penelitian metode penukar ion
didegradasi, sehingga dapat menggunakan tanah lempung yang
terakumulasi di lingkungan perairan. diaktivasi dengan cara direfluks
Konsentrasi logam Cr dalam menggunakan H2SO4. Penukar ion
limbah cair industri percetakan koran di adalah bahan padat, yang mengandung
Pekanbaru melewati baku mutu air bagian aktif dengan ion – ion yang
limbah yaitu PERMENLH/5/2014. dapat dipertukarkan. Pertukaran ion
Sehingga perlu dilakukannya dengan menggunakan tanah lempung
pengolahan agar konsentrasi logam Cr sangat efisien dalam menurunkan kadar
tidak mencemari lingkungan. logam berat didalam limbah cair dan
Pengolahan yang dilakukan dengan merupakan bahan yang ekonomis
metode penukar ion, menggunakan karena tanah lempung tersedia di alam
resin alami yaitu tanah lempung. sehingga mudah didapat (Sunardi,
Aktivasi adsorben, dalam penelitian 2011).
Fatimah (2000), menggunakan zeolit Lempung adalah mineral lokal yang
alam untuk meningkatkan secara ekonomis dapat digunakan
kemampuannya sebagai adsorben sebagai penukar ion logam dalam
alami. Variasi metode aktivasi yang limbah cair. Mineral lempung terdiri
diteliti adalah dengan cara refluks dari silika dan alumina yang tersusun
menggunakan HCl, refluks berlapis-lapis membentuk suatu
menggunakan H2SO4, dan pengadukan struktur. Pembentukan kerangka
di dalam NaOH. Hasil pengujian struktur molekuler dari penggabungan
menunjukkan nilai Kapasitas Tukar molekul – molekul tetrahedral
Kation (KTK) terbaik dihasilkan oleh membentuk celah dan saluran yang
teratur sehingga menyebabkan adanya

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


struktur berpori. Celah dan saluran tinggi yaitu pada variasi waktu detensi
dalam struktur yang terjadi 180 menit dan ukuran tanah lempung -
memungkinkan suatu molekul yang 10+15 mesh dengan penurunan Pb
mungkin melewatinya dapat 93,52% dan Ca 93,12%. Selanjutnya
terperangkap di dalamnya. Struktur dan penelitian yang akan dilakukan adalah
sifat ini yang menjadikan mineral memanfaatkan tanah lempung
lempung dapat dimanfaatkan sebagai teraktivasi untuk mereduksi
bahan penyerap logam berbahaya, konsentrasi logam Cr dalam limbah cair
penyaring molekul dan sebagai penukar percetakan koran. Variabel yang
ion (Sunardi, 2011). Lempung Kulim digunakan dalam peneltian ini adalah
yang digunakan dalam penelitian ini variasi suhu kalsinasi yaitu 200, 300,
merupakan lempung jenis 400, dan 500 ◦C dan variasi laju alir
monmorilonit, sesuai hasil penelitian yang dipilih berdasarkan kriteria desain
Kurniati (2014), sehingga diperkirakan kolom pernukar ion dari Reynold
dapat digunakan sebagai penukar ion (1996), yaitu 2, 3, dan 4 gpm/ft 2 (2,7; 4;
yang efisien, terlebih setelah dilakukan dan 5,3 ml/dt). Dengan variasi suhu
pengaktifan fisika maupun pengaktifan kalsinasi diharapkan akan didapat
kimia. efisiensi penyisihan yang optimum
Penelitian menggunakan tanah karena semakin tinggi suhu kalsinasi
lempung untuk mereduksi konsentrasi akan menyebabkan semakin besarnya
Ca dan Pb dengan menggunakan pori lempung sehingga penjerapan
metode pertukaran ion. telah dilakukan yang terjadi lebih maksimal. Begitu
oleh Kurniati (2014). Variasi yang pula dengan laju alir, semakin kecil laju
digunakan yaitu ukuran tanah lempung alir maka kontak limbah cair dengan
-3+5, -5+10, dan -10+15 mesh serta tanah lempung akan semakin lama
waktu detensi 60 menit, 120 menit, dan sehingga proses pertukaran ion yang
180 menit. Hasil yang didapat yaitu terjadi didalam kolom penukar ion akan
Efisiensi penurunan kadar logam paling lebih maksimal.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


Tujuan dari penelitian ini adalah sentrifuse, oven, furnace, reactor leher
menghitung efisiensi penurunan tiga, kondensor, pendingin, batang
konsentrasi logam Cr dan mempelajari pengaduk, thermometer, buret, labu
pengaruh laju alir umpan dan suhu ukur, hot plate, magnetic stirrer,
kalsinasi terhadap efisiensi serta timbangan, pipet tetes, ayakan tanah
menentukan nilai kapasitas tukar kation ukuran 10 Mesh dan 15 Mesh,
(KTK) dan nilai kapasitas adsorpsi spektrofotometer UV-Vis, dan Atomic
(KA) dari tanah lempung. Absorpsion Spektrofotometer (AAS).
METODOLOGI PENELITIAN AKTIVASI TANAH LEMPUNG

Tanah lempung kulim diambil


dengan cara digerus, selanjutnya tanah
lempung dicuci dengan aquadest dan
dipanaskan pada suhu 105◦C selama 24
jam, setelah itu tanah lempung di
Gambar 1. Rangkaian Alat Proses Pertukaran rendam dengan larutan aktivasi H2SO4
Ion
2 M kemudian di refluks pada suhu
600C selama 4 jam. Tahap selanjutnya
Bahan yang digunakan dalam
tanah lempung dibilas dengan aquadest
penelitian ini meliputi: limbah cair
kemudian di furnace pada suhu 200,
industri percetakan koran, tanah
300, 400, dan 500 ◦C selama 3 jam,
lempung kulim, aquadest, H2SO4 2 M,
setelah kering di ayak hingga
etilendiamina, CuSO4, dan HNO3
mendapatkan ukuran -10+15 mesh.
pekat.
Alat-alat yang digunakan dalam PERCOBAAN UTAMA
penelitian ini adalah: sebuah kolom a. Tanah lempung dipanaskan pada
penukar ion yang terbuat dari PVC suhu 105◦C selama 24 jam lalu
berdiameter 2 inci dengan tinggi 80 cm direndam dalam larutan aktivasi
sebagai kolom penukar ion, jirigen 30 H2SO4 konsentrasi 2 M, kemudian
liter sebagai wadah sampel air limbah,

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


larutan di refluks pada suhu 60◦C f. Hasil analisa akhir untuk
selama 4 jam dan diaduk secara menentukan efisiensi penyisihan
konstan dengan batang pengaduk. logam krom (Cr). Perhitungan
Setelah itu tanah lempung dicuci persentase penyisihan dengan
dengan aquadest sampai pH netral. rumus sebagai berikut:
Kemudian tanah lempung 𝐶𝑖𝑛−𝐶𝑒𝑓
Efisiensi (%)= 𝑥 100%
𝐶𝑖𝑛
dipanaskan di dalam furnace pada
Keterangan:

suhu 200, 300, 400, dan 500 C
Cin = Konsentrasi Influent Krom (Cr)
selama 3 jam. Setelah kering tanah
(mg/l).
lempung diayak menggunakan
Cef = Konsentrasi Effluent Krom (Cr)
ayakan ukuran -10+15 mesh. Lalu
(mg/l).
tanah lempung dimasukkan ke
g. Menghitung nilai KTK dengan cara
dalam kolom penukar ion.
(Kurniawan, 2008):
b. Air limbah dialirkan ke dalam
1. Mencampurkan 0,1 gram tanah
kolom penukar ion dengan
lempung dengan 8 mL larutan
membuka katup pada inlet,
kompleks 0,01 M [Cu[(en)2]2+,
sementara katup outlet juga
mengencerkan campuran
terbuka.
tersebut dengan menambahkan
c. Tampung air di dalam wadah.
17 mL air.
d. Kemudian limbah cair industri
2. Campuran tersebut distirer
percetakan koran di uji kandungan
selama 30 menit dan
Cr dengan menggunakan metode
disentrifugasi selama 10 menit.
yang mengacu pada Standar
3. Sebanyak 3 mL dari
Nasional Indonesia.
supernatannya dipindahkan ke
e. Selanjutnya dilakukan uji Kapasitas
kuvet dan diukur absorbansinya
Tukar Kation (KTK) dan Kapasitas
pada panjang gelombang λ =
Adsorpsi (KA) pada tanah
546 nm dengan
lempung.
spektrofotometer UV-Vis.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


KTK = [Cu[(en)2]2+ total (mmol mendapatkan data mengenai
muatan/gram) - [Cu[(en)2]2+ tak karakteristik limbah cair yang akan
terserap (mmol muatan/gram) diolah. Data hasil analisa awal dapat
h. Menghitung nilai KA dengan dilihat pada Tabel 1.
rumus sebagai berikut:
Parameter Satuan Hasil Batas Ket
(𝐶𝑜 − 𝐶𝑡)𝑥 𝑉 Analisa Baku Mutu
𝑞𝑡 =
𝑚
Krom mg/L 0,838 0,1 Melewati

Qt : Kapasitas adsorpsi dalam waktu t


Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
(mg adsorbate/g adsorbent)
hasil uji logam Cr pada limbah cair
Co : Konsentrasi logam (mg/L)
industri percetakan koran di Riau telah
Ct : Konsentrasi residual setelah
melewati baku mutu air limbah
adsorpsi (mg/L)
berdasarkan PERMENLH/5/2014.
V : Volum sampel (L)
Oleh karena itu pada penelitian ini
M : Massa adsorbent (gr)
dilakukan pengolahan limbah cair
Data yang telah diolah kemudian
industri percetakan koran
dianalisa dan dibandingkan dengan
menggunakan metode pertukaran ion
PERMENLH/5/2014 tentang baku
dengan memanfaatkan tanah lempung
mutu air limbah. Kemudian dibahas
teraktivasi sebagai media penukar ion.
secara detail kinerja kolom penukar ion
akibat variasi suhu kalsinasi dan laju EFISIENSI PENYISIHAN KROM
alirnya, sehingga dapat diketahui faktor Hasil penelitian yang telah dilakukan
pengaruhnya serta efisiensi penyisihan menunjukkan bahwa variasi suhu
dengan menggunakan tanah lempung. kalsinasi dan laju alir berpengaruh

HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap penyisihan konsentrasi logam


Cr pada limbah cair. Hasil analisa
Penelitian pendahuluan dilakukan
penyisihan logam Cr yang dilakukan
sebelum dilaksanakannya penelitian
utama. Hal ini dilakukan untuk

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


pada berbagai variasi dapat dilihat pada menggantikan ion H+ pada pori tanah
Gambar 2 dibawah ini. lempung. Ion yang memiliki koefisien
selektivitas besar mampu
menggantikan ion lain di resin yang
koefisien selektivitasnya lebih kecil
(Poerwadio dan Masduqi, 2004).
Adapun reaksi pertukaran ion tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik hubungan antara suhu
H+ pada Tanah Lempung + Cr6+ pada
kalsinasi dan efisiensi penyisihan Cr pada
Limbah Cair 
berbagai variasi laju alir
Cr6+ pada Tanah Lempung + H+ pada
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat Limbah Cair
bahwa efisiensi penyisihan tertinggi Melalui penelitian ini juga dapat

didapat pada suhu kalsinasi 300 ◦C diketahui apabila suhu kalsinasi terlalu

dengan laju alir 3 gpm/ft 2. Hasil tinggi akan menyebabkan struktur dari

efisiensi yang didapat yaitu 60,2%. tanah lempung rusak, sehingga efisiensi

Sedangkan efisiensi terendah terdapat penyisihan akan menurun. Sementara


laju alir yang terlalu kecil akan
pada suhu kalsinasi 200 ◦C dengan laju
menyebabkan waktu tinggal yang
alir 4 gpm/ft2 yaitu 31%.
terlalu lama, akan menyebabkan
Ketika limbah cair yang
terjadinya desorpsi atau melemahnya
mengandung ion Cr6+ (Cr6+-Limbah
ikatan antar gugus yang terdapat dalam
Cair) dilewatkan pada tanah lempung
tanah lempung dengan logam dan
teraktivasi (Tanah Lempung-H+), maka
akhirnya lepas kembali ke dalam
ion Cr6+ di dalam limbah cair akan
larutan, sehingga efisiensi penyisihan
menggantikan ion H+. Hal ini
menurun.
disebabkan koefisien selektivitas H+
lebih kecil dibandingkan koefisien
selektivitas Cr6+, sehingga Cr6+ dapat

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


KTK TANAH LEMPUNG terlalu tinggi, akan menyebabkan
Variasi suhu kalsinasi dan laju alir kerusakan pada tanah lempung.
berpengaruh terhadap nilai kapasitas Nilai KTK yang semakin besar
tukar kation (KTK) dari tanah lempung, akan memberikan nilai efisiensi
Hasil analisa nilai KTK yang penyisihan ion pencemar yang semakin
dilakukan pada berbagai variasi dapat besar pula (Endro, 2012). Hal ini terjadi
dilihat pada Gambar 3 dibawah ini. karena nilai KTK yang semakin besar
akan memberikan peluang terjadinya
sorpsi dan juga proses pertukaran ion
oleh logam – logam alkali yang ada di
dalam kisi – kisi struktur mineral tanah
lempung.
KA TANAH LEMPUNG
Gambar 3. Grafik hubungan antara suhu
Variasi suhu kalsinasi dan laju alir
kalsinasi dan nilai KTK pada berbagai variasi
berpengaruh terhadap nilai kapasitas
laju alir
adsorpsi (KA) dari tanah lempung,
Berdasarkan Gambar 3 terlihat nilai Hasil analisa nilai KA yang dilakukan
KTK tertinggi pada suhu kalsinasi pada berbagai variasi dapat dilihat pada
300◦C dengan laju alir 3 gpm/ft2 Gambar 4 dibawah ini.
sebesar 95,9 meq/100gr. Sementara
nilai KTK terendah pada 200◦C dengan
laju alir 4 gpm/ft2 sebesar 73,06
meq/100gr.
Proses kalsinasi bermanfaat untuk
menjaga stabilitas termal lempung dan
Gambar 4. Grafik hubungan antara suhu
memperbesar pori-pori permukaannya
kalsinasi dan nilai KA pada berbagai variasi
(Sukamta, 2009). Namun, jika laju alir
pemanasan dilakukan pada suhu yang

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat PERBANDINGAN KTK&KA
nilai KA tertinggi pada suhu kalsinasi Perbandingan ini bertujuan untuk
300◦C dengan laju alir 3 gpm/ft2 mengetahui kemampuan teoritis yang
sebesar 0,003 meq/100gr. Sementara menonjol pada tanah lempung, dari segi
itu nilai kapasitas adsorpsi terendah karakteristik bahannya, apakah sebagai
pada 200◦C dengan laju alir 4 gpm/ft2 penukar ion ataukah sebagai adsorben.
sebesar 0,0013 meq/100gr. Perbandingan nilai KTK dan KA dapat
Variasi suhu kalsinasi sangat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.
mempengaruhi nilai KA dari tanah
lempung, karena semakin tinggi suhu
kalsinasi, maka daya adsorpsi tanah
lempung meningkat (Widjaja dkk,
2013). Karena air dalam pori-pori tanah
lempung semakin banyak yang hilang
sehingga semakin terbuka dan
memudahkan tanah lempung untuk
mengadsorpsi limbah cair. Akan tetapi Gambar 5. Grafik perbandingan nilai KTK
dengan nilai KA tanah lempung
kenaikan suhu kalsinasi mempunyai
batasan, jika terlalu tinggi akan
merusak struktur. Berdasarkan Gambar 5 dapat

Pemanasan dengan suhu yang disimpulkan bahwa tanah lempung

rendah tidak akan menguapkan seluruh yang digunakan dalam penelitian

air yang ada di dalam pori-pori tanah ini,lebih menonjol kemampuannya

lempung, karena diperlukan suhu yang sebagai resin. Hal ini dikarenakan tanah

lebih tinggi dari suhu penguapan air lempung mempunyai struktur kristal

untuk menguapkan air yang ada di dengan daya selektivitas yang tinggi,

dalam pori-pori. sehingga tanah lempung dapat menjadi


resin penukar ion dan memiliki rongga
– rongga dan saluran spesifik di dalam

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


struktur kristalnya, sehingga dapat pula SARAN
menjadi adsorben. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
KESIMPULAN dengan menggunakan jenis aliran up
1. Dari hasil penelitian didapatkan flow dan menggunakan lebih dari 1
konsentrasi effluen Cr adalah 0,334 kolom penukar ion, sehingga efisiensi
mg/L – 0,582 mg/L dengan penyisihan lebih tinggi.
efisiensi penyisihan berkisar antara DAFTAR PUSTAKA
60,2% - 30,6%. Suhu kalsinasi Endro Kismolo. 2012. Karakterisasi
Kapasitas Tukar Kation Zeolit
optimum 300◦C dan laju alir yang
Untuk Pengolahan Limbah B3
memberikan hasil penyisihan Cair. PTAPB-
BATAN.Yogyakarta.
terbaik adalah 3 gpm/ft².
Fatimah, Is. 2000. Penggunaan Na-
2. Nilai Kapasitas Tukar Kation Zeolit Alam Teraktivasi sebagai
Penukar Ion Cr3+ dalam Larutan.
(KTK) maksimum pada suhu
Graha Ilmu:Yogyakarta.
kalsinasi 300◦C dengan laju alir 3 Kurnianti, Indah. 2014. Efisiensi
Penurunan Kadar Timbal Dan
gpm/ft2 sebesar 95,9 meq/100gr.
Kalsium Pada Air Laut Dengan
Nilai Kapasitas Adsorpsi (KA) Metoda Penukar Ion Yang
Memanfaatkan Tanah Lempung.
maksimum pada 300◦C dengan laju
Skripsi: Universitas Riau.
alir 3 gpm/ft2 sebesar 0,003 Kurniawan, Danar. 2008. Modifikasi
Bentonit Menjadi Organoclay
meq/100gr. Nilai KTK tanah
Dengan Metode Ultrasonik
lempung lebih besar dibandingkan Sebagai Absorben p-Klorofenol
dan Hidroquinon. Skripsi:
dengan nilai KA. Tanah lempung
Universitas Indonesia.
memiliki kemampuan lebih besar Poerwadio, Andreas, D dan Masduqi,
Ali. 2004. Penurunan Kadar Besi
menjadi resin dibanding menjadi
oleh Media Zeolit Alam Ponorogo
adsorben. secara Kontinyu. Jurnal Purifikasi
ITS:Surabaya.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10

You might also like