You are on page 1of 12

Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No.

2 / Desember 2016

GOVERNANCE VALUE CHAIN:


PENGEMBANGAN WISATA TELUK PALU

Taufik

Jurusan Hubungan Internas ional Universitas Pasundan


email: taufikadrianta@gmail.com

Abstract

Insert to 2016, Indonesia and ASEAN member countries started with the new identity and era, namely as part of
integrative community: ASEAN Community. The Community promises the complementary live. However, in the free
trade today, togetherness was tinged dynamics that full competition. This matter makes Indonesian people have to
compete in several sectors, include tourism. Development of local tourism into national and international leading
destination is, to help the communitys economy. Nevertheless, the local communities must be defending their values,
cultures and local wisdom. The government plays an important role to increase the added value of tourist and creating
strategies and marketing public relations to attract local and international tourist. In this context, unique of Palu city,
Central Sulawesi is so potential to develop becomes international destination with steps and true strategies. With
Tourism Global Value Chain concept and to see the government play, writer will analysis about potential, opportunities
and challenges in value added Palu bay.

Keyworsd: Tourism, Palu Bay, Palu City, Global Value Chain

Abstrak

Memasuki tahun 2016 Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya memu lai dengan identitas dan era yang
baru, yakni sebagai bagian dari ko mun itas integratif: ASEAN Co mmunity. Ko munitas ini menjanjikan hidup bersama
yang komplementer. Namun, dalam era perdagangan bebas dewasa ini, kebersamaan tadi diwarnai d inamika yang
penuh persaingan. Hal in i membuat masyarakat Indonesia harus ikut bersaing di berbagai sektor, termasuk pariwisata.
Pengembangan pariwisata lokal men jadi destinasi unggulan nasional dan internasional untuk dapat membantu
perekonomian masyarakat. Meskipun demikian, masyarakat harus mempertahankan nilai, budaya dan kearifan lokal.
Pemerintah berperan penting untuk meningkat kan nilai tambah destinasi wisata dan membu at strategi serta market ing
public relat ions untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional.Dalam konteks ini, keunikan kota Palu, Sulawesi
Tengah sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata internasional dengan langkah dan strategi yang
tepat. Dengan konsep Tourism Global Value Chain dan melihat peran serta pemerintah, penulis akan menganalisis
tentang potensi, peluang dan tantangan dalam menambah nilai telu k Palu.

Kata kunci: Pariwisata, Telu k Palu, Kota Palu, Global Value Chain

1. Latar Belakang Mewujudkan masyarakat ASEAN yang


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bersatu dan terintegrasi dalam satu payung
merupakan suatu kerja sama regional untuk komunitas ekonomi membutuhkan kesiapan
mengintegrasikan ekonomi negara- negara penuh dari berbagai sektor. Hal ini disebabkan
anggota ASEAN dalam satu komunitas oleh semakin bebasnya perekonomian di
bersama dengan sistem perdagangan yang seluruh kawasan ASEAN mulai tahun 2016
bebas. Istilah MEA sendiri merupakan ini. Kesadaran para pemimpin negara ASEAN
padanan dari ASEAN Economic Community akan persaingan yang ketat di tingkat global,
(AEC), yang merupakan salah satu pilar memaksakan para pemimpin ASEAN untuk
penting dalam Komunitas ASEAN 2015. menyepakati dan membentu rencana strategis
Dengan MEA, masyarakat Indonesia dituntut
dalam menciptakan terobosan/peluang
untuk kreatif dan siap dengan persaingan
pariwisata agar mampu bersaing dan dapat
regional dan global. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

51
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016

Dalam konteks demikian, kerja sama menjadi kota tujuan wisata Internasional (Go
ASEAN di sektor pariwisata tidak hanya International) seperti halnya wilayah lain di
sebatas pada kesepakatan para elit politik, tapi Sulawesi, Bhunaken di Manado, Sulawesi
juga para pelaku bisnis, usaha kecil menengah, Utara dan Losari di Makassar, Sulawesi
dan masyarakat secara holistik. Dengan Selatan. Bahkan dalam perkembangannya,
demikian, kepala atau pemerintah daerah pun upgrading yang telah direncanakan oleh
harus menyiapkan rencana strategis yang Pemerintah Kota Palu tidak hanya berhenti
matang dalam menyikapi kesepakatan kerja pada functional upgrading tapi juga inter-
sama yang telah ditetapkan, dalam hal ini sectoral upgrading.
termasuk pemerintah Palu. Melalui alat analisis GVC, penulis
Potensi wisata bahari dan alam Indonesia mencoba melihat lebih jauh bagaimana peran
telah memberikan keuntungan tersendiri pemerintah kota Palu dalam membuat
sebagai natural endowment yang harus dijaga, kebijakan untuk membangun sejumlah inovasi
dilestarikan, dan dimanfaatkan untuk dan bahkan infrastruktur 1 agar menjadi tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tanpa pariwisata bertaraf internasional. Selain itu,
harus meninggalkan kearifan lokal. Dalam GVC juga membantu dalam kegiatan
konteks ini, kota Palu pun telah memiliki bagimana merancang, mengembangkan
potensi alam atau natural endowment yang produk pariwisata, serta mempromosikan
sangat unik. Dibutuhkanpenanganan yang kepada dunia internasional.
tepat dari pemerintah dalam mengatur dan Adapun pembahasan dalam artikel ini,
memanfaatkan potensi tersebut. terdiri dari urutan pembabakan berikut: (1)
Konseptual Value Chain Pariwisata; (2)
Teluk Palu dan pantai Talise merupakan
Hubungan Antara Pemerintah dan Pariwisata;
natural endowment yang perlu dilestarikan dan
(3) Potensi Wisata Kota Palu; (4) Analisis
dimanfaatkan agar dapat menjadi destinasi
Nilai Tambah Teluk Palu; (5) Peluang dan
unggulan di ASEAN. Peran pemerintah lokal
tantangan pemerintah lokal dalam
dalam mengembangkan dan membangun
pengembangan wisata kota Palu dan teluk
infrastruktur yang memadai menjadi sangat
Palu.
penting. Sehingga, promosi pun tidak hanya
sebatas Visit Palu atau Visit Sulteng untuk
2. Landasan Konseptual
nasional tapi juga untuk dunia. Dalam konteks
ini, pemerintah dapat ikut memanfaatkan kerja Untuk mengkaji rantai nilai dari
sama regional dalam pembangunan dan pariwisata teluk Palu, diperlukan seperangkat
promosi pariwisata. konsep sebagai alat analisis. Dalam konteks
Di sisi lain, pemanfaatan sektor ini, penulis menggunakan konsep value chain
pariwisata dalam meningkatkan perekonomian serta pemerintah dan pariwisata.
masayarakat lokal, terutama sekitar teluk Palu
2.1.Value Chain Pariwisata
dan pantai Talise, dibutuhkan political will
Konsep Value Chain merupakan
dari pemangku kepentingan dalam menetapkan
konsep yang mengacu pada bagaimana suatu
kebijakan-kebijakan atau pun dalam
pembangunan infrastruktur dan sumber daya perusahaan melakukan kegiatan produksi
dengan cara efisien mulai dari desain, produksi
manusia. Sehingga, sangat penting bagi
produk, hingga pemasaran. Global Value
pemerintah meningkatkan mata rantai
Chain (GVC) merupakan sistem kegiatan
pariwisata teluk Palu dan pantai Talise
ekonomi satu dengan kegiatan lainnya
menjadi destinasi wisata global.
terhubung, sehingga tercipta mata rantai yang
Konsep Global Value Chain (GVC)
dapat menjelesakan dan memperkenalkan 1
OECD, Industry and Globalization Global Value
bagaimana sektor ekonomi dan pembangunan Chain (online),<http://www.oecd.org/sti/ind/global-
lokal kota Palu khususnya teluk Palu dapat value-chains.htm>, diakses 17 September 2013.

52
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016 JIPSi
juga melibatkan peran dan andil pemerintah infrastruktur dan fasilitas yang memadai untuk
yang besar. Menurut Kaplinsky bahwa value menunjang kenyamanan para wisatawan yang
chain analysis diperlukan untuk menjelaskan dapat dilihat dari skema.
aktivitas-aktivitas yang ditentukan untuk Gambar 1. Rantai Nilai Global Pariwisata 4
membawa produk dan jasa dari awal produksi,
termasuk kombinasi transformasi fisik dan
masukan dari beberapa layanan produser, dan
akhirnya sampai pada konsumen termasuk
seluruh kegiatan dan proses penambahan
nilai. 2 Disisi lain, analisis melalui perspektif
GVC juga sangat berfungsi untuk
mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas untuk
penambahan nilai yang lebih tinggi dan
bagaimana pendapatan ekonomi mengalir
dalam rantai produktif. Analisis GVC fokus
pada sifat hubungan antara beberapa aktor
yang terlibat dalam rantai tersebut dan
implikiasi terhadap mereka untuk
Untuk melakukan perjalanan wisata,
pembangunan keberlanjutan dan daya saing. 3
wisatawan akan memastikan bahwa kebutuhan
Sedangkan disektor pariwisata analisis GVC
mereka selama berwisata terpenuhi. Dan ini
berfungsi untuk memberikan pemahaman
harus berbanding lurus dengan penyedia
tentang bagaimana ekonomi pariwisata
layanan jasa pariwisata. Pertama, mencari
beroperasi.
produk pariwisata mana yang akan dipakai,
Value Chain pariwisata meliputi dan biasanya trevel agent, travel operator
beberapa aspek yang harus dipenuhi demi sebagai perantara distribusi utama. Biasanya
menunjang peningkatan pariwisata. Penunjang mereka memberikan informasi mengenai
pariwisata sendiri dapat dilihat dari fasilitas transportasi, penginapan dan fasilitas yang
dan infrastruktur yang disediakan. Sehingga, mendukung darmawista. Dalam konteks ini,
modal keindahan alam atau natural Untuk mendukung pariwisata teluk Palu
endowment saja tidak cukup untuk penginapan disekitar teluk Palu telah ada dan
mengembangkan pariwisata daerah, khususnya sedang dikembangkan sebagai penunjang
pariwisata teluk Palu. Untuk membangun wisata, tidak hanya alam di teluk Palu tapi
destinasi pariwisata yang unggul punharus ada juga berbagai wisata kuliner.
rantai nilai khusus dari gabungan antara jasa-
jasa yang berkontribusi untuk menyampaikan Kedua, Mencari transportasi. Pada
produk pariwisata, baik organisasi formal umumnya transportasi yang dipilih adalah
ataupun informal seperti agen-agen perjalanan. angkutan udara (pesawat), namun disamping
itu, moda pelayaran juga disukai dan populer
Menggambarkan GVC disektor dikalangan atas. Meskipun demikian,
pariwisata harus diperhatikan dalam penerbangan atau pelayaran domestik juga
pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh harus tetap menyediakan pelayanan yang
pemerintah, sebagai aktor utama. Dalam hal berkualitas dan terjangkau. Ketiga, Lodging
ini, pemerintah harus mampu menyediakan atau penginapan juga merupakan sarana yang
2 mendukung dalam pariwisata. Dalam konteks
F. Vignati, Value Chain Analysis As A Kick Off For
Tourism Destination Develop ment In Maputo City,
ini, para wisatawan baik inbound ataupun
Innovation News, <http://www.hitt-
4
initiat ive.org/wp/wp-content/uploads/2011/10/ Value- M. Cristian, K.Fernandez-Stark, G. Ah med & G.
Chain-Analysis-as-a-Kick-for-Touris m-Destination- Gerrefi, The Tourism Global Value Chain : Economic
Develop ment_final.pdf>, d iakses 14 Oktober 2013. Upgrading and Workforce Development, Duke CGGC,
3
F. Vignati, p. 4. 2011, pp. 11-12.

53
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016

outbound dapat menikmati fasilitas kamar pemerintah tapi untuk masyarakat, dengan cara
yang sesuai dengan keinginan masing- masing. menyediakan produk ataupun jasa. Oleh sebab
Keempat, Excursions merupakan perjalanan itu, sumber daya alam dan potensi saja tidak
darwmawisata di wilayah tujuannya dengan cukup, tapi harus diiringi dengan perencanaan
menikmati baik alam ataupun fasilitas dalam melakukan pembangunan.
penunjang wisata.
2.2.Pemerintah dan Pariwisata
Di sisi lain,value chain pariwisata dapat
dikategorikan dalam empat tingkatan, yakni; Terminologi pemerintah dan pariwisata
Pertama, perencanaan dan pendesain produk- merupakan dua hal yang berbeda dengan
produk pariwisata. Dalam hal ini, para pelaku perkembangan ilmu yang luas dan
bisnis ataupun pemerintah harus membuat komprehensif. Dalam mengembangkan wisata
kebijakan tentang perencanaan untuk lokal menjadi destinasi unggulan kawasan dan
meningkatkan mutu pariwisata yang berkaitan global dibutuhkan strategi dan manajemen
produk dan jasa pariwisata, seperti berbagai yang tepat. Dalam konteks ini, pemerintah
kegiatan yang menarik, akomodasi, berperan penting untuk menciptakan berbagai
pembangunan restoran, hotel, cafe, pusat regulasi dan rencana strategis. James Elliot
souvenir, pusat informasi wisata dan lain menekankan pentingnya peran pemerintah
sebagainya yang dibuat atau dioperasikan oleh dalam mengembangkan pariwisata, yakni
baik pemerintah, investor asing ataupun dengan menyediakan stabilitas politik,
domestik, maupun masyarakat lokal. Kedua, keamanan, keabsahan, dan kerangka finansial
penyedia (supllier) barang dan jasa. Dalam hal yang dibutuhkan oleh wisatawan. 7
ini, para penyedia produk dan jasa Di sisi lain, pemerintah berperan penting
menyediakan produk-produk utama yang yang dalam membuat berbagai regulasi atau
dibutuhkan oleh wisatawan. Ketiga, Perantara kebijakan yang akan diimplemantasikan demi
pariwisata, yang mana menjual produk dan meningkatkan sektor pariwisata yang
jasa langsung diambil dari supplier. Keempat, menguntungkan tidak hanya bagi negara tapi
wisatawan. (lihat gambar. 2). 5 juga bagi masyarakat lokal. Sehingga, regulasi
Gambar 2. Tipologi aktor dalam rantai nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat
pariwisata 6 berkaitan pula dengan upaya pemerintah
dalam penyediaan infrastruktur demi
memperlancar arus perdagangan barang, jasa,
dan wisatawan. Penyedian infrastruktur fisik
oleh pemerintah dapat berupa, jalan raya, jalur
kereta, bandara, pelabuhan, mesin anjungan
tunai mandiri (ATM) berbasis Visa, toilet di
objek wisata dan lain sebagainya.
Pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan juga dapat menjadi dimensi
Pariwisata menjadi salah satu strategi
strategis dalam pembangunan ekonomi 8 dan
unggulan pemerintah di negara- negara
mereduksi kemiskinan. 9 Pemerintah
berkembang dengan pemanfaatan sumber daya
bertanggung jawab atas berbagai aktivitas,
alam. Sehingga, penyediaan infrastruktur
seperti yang ada dalam rantai nilai pariwisata
7
dapat menguntungkan tidak hanya bagi J. Elliot, Tourism: Politics and Public Sectors
Management, Routladge, Londong, 1997, p. 2.
8
N. Vanhove, The Economics of Tourism Destinations,
5
H. Song, J. Liu & G. Chen, Tourism Value Chain Elsevier Butterworth-Heinemann, Oxford, 2005, p. 170.
9
Governance: Review and Prospects, Journal of Travel A. Pleu maro m, The Politics of Tourism, Poverty
Research 52 (1), 2012, p. 16. Reduction and Sustainable Development, Third World
6
H. Song, J. Liu & G. Chen, p. 16. Network, Penang, 2012, p.7.

54
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016 JIPSi
manajemen, dan pemberian pelayanan bagi menang melawan negara maju. Selain itu,
wisatawan. Oleh karena itu, dalam pengembangan pariwisata dengan berbagai
pengelolaan pariwisata dibutuhkan manajemen fasilitas infrastruktur dapat menarik wisatawan
khusus yang disiapkan oleh pemerintah. internasional dari negara-negara maju yang
Dalam konteks ini, Elliot juga menekankan memiliki nilai mata uang yang lebih tinggi.
beberapa hal penting terkait Public Sector Dengan adanya wisatawan dari berbagai
Management demi perekembangan dan negara, negara tuan rumah atau penyedia
pembangunan pariwisata; (1) pemerintah dan wisata mendapatkan keuntungan dari
peranannya, berkaitan dengan langkah dan pemasukan devisa dan menguntungkan bagi
upaya pemerintah untuk menjadikan destinasi penyedia produk dan jasa lokal, baik itu
wisata unggulan. (2) Pariwisata untuk restoran, kafe, penginapan, penjual souvenir,
pemerintah, berkaitan dengan pemanfaatan agen travel dan lain sebagainya. (lihat gambar
pariwisata untuk meningkatan devisa negara 3)
atau daerah dan kesejahteraan rakyat. (3)
Prinsip-prinsip dan tanggung jawab
pemerintah dalam manajemen pariwisata Gambar 3. Rantai Konsumsi Wisatawan
seharusnya menjadi basis, berkaitan dengan
tanggung jawab pemerintah atas manajemen
dan pengelolaan pariwisata dengan menjaga
ideologi politik, negara dan kearifan lokal,
sebagai keunikan tersendiri. (4) Perspektif
internasional untuk pembangunan pariwisata,
berkaitan dengan bagaimana pariwisata
menjadi perspektif baru dalam meningkatan
perekonomian. 10
Perkembangan dan otonomi daerah, 3. Pembahasan
menjadikan pemerintah daerah dapat membuat 3.1.Potensi Wisata Palu
rencana strategis sendiri. Oleh karena itu,
Palu merupakan pusat pemerintahan dan
pemerintah kota Palu berkomitmen dalam
juga sebagai pusat dari berbagai fungsi lain
meningkatkan pariwisata lokal, terutama
seperti pendidikan, kebudayaan,
sepanjang teluk Palu atau bibir pantai menjadi
perekonomian, perdagangan, wisata dan
destinasi unggulan dan mampu bersaing di
sebagainya. Sehingga, Palu memerlukan
pasar bebas ASEAN.
berbagai fasilitas dan infrastrukutr sebagai
Pengembangan pariwisata lokal sarana prasarana yang dapat membantu
merupakan salah satu langkah untuk mengatasi kegiatan tersebut, termasuk kegiatan wisata.
kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia. Dalam konteks wisata, kota Palu merupakan
Hal ini disebabkan karena rantai kota yang cukup unik dengan kekayaan alam
perekonomian masyarakat bisa didorong dari dan kearifan lokal.
keberadaan alam dan kearifan lokal.
Ada empat potensi wisata kota Palu,
Mengingat besarnya kenutungan negara jika
yakni; Pertama, wisata budaya, etnis Kaili
mengembangkan sektor pariwisata, maka
merupakan etnis asli dari masyarakat lembah
pariwisata untuk mengatasi kemisikinan pun
Palu dengan berbagai kearifan lokal budaya,
menjadi prioritas negara- negara berkembang.
adat istiadat, kebiasaan dan bahasa yang perlu
Pemanfaatan sektor pariwisata dianggap
dilesatarikan. Meskipun jarang ditemui dalam
sebagai langkah yang tepat, sebab jika
buku-buku sejarah nasional, wilayah lembah
bersaing di bidang tekhnologi sangat kecil
Palu merupakan wilayah kekuasaan dari
kemungkinan bagi negara berkembang bisa
beberapa kerajaan, seperti kerajaan Banawa,
10
J. Elliot, pp. 17-18.
kerajaan Palu, kerajaan Tatanga, kerjaan

55
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016

Besusu, kerajaan Tawaeli dan kerajaan Pemerintah kota Palu, tentu dapat
Parigi, 11 yang perlu diteliti lebih lanjut. Di sisi mengembangkan strategi untuk meningkatkan
lain, di era globalisasi dan MEA, kebudayaan daya saing wisata alam atau ekowisata,
dari etnis kaili masih sangat kurang dan perlu termasuk bahari, yang dielaborasikan dengan
dilestarikan. Kedua, wisata kuliner, dengan kearifan lokal. Dalam konteks ini, pemerintah
kearifan lokal budaya, Palu juga memiliki dan masyarakat dapat memanfaatkan
keunikan kuliner yang khas, seperti; kaledo, keindahan teluk Palu dengan membangun
saraba, pisang epe, uve mpoi, uta kelo, uta berbagai fasililitas, seperti toilet umum, tempat
dada dan lain sebagainya. Sehingga, di era ibadah, hingga tempat berteduh dan
MEA masyarakat lokal dapat didorong untuk infrastrurktur lainnya yang mendukung dapat
mengembangkan berbagai kafe, rumah makan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan
ataupun restoran beragaya modern tapi bercita internasional.
rasa lokal.
Ketiga, wisata religi, yang mana Palu 3.1.1. Teluk Palu: Pros pek dan Peluang
merupakan pusat dari organisasi keagamaan
Al-Khairat. Al-khairat merupakan organisasi Program transmigrasi oleh Pemerintah
Islam terbesar di Indonesia Timur yang Pusat menjadikan kota Palu sebagai salah satu
didirikan oleh Idrus Bin Al-Jufrie (Sis Al- tujuan para transmigran dan pendatang dari
Jufrie), atau dikenal sebagai Guru Tua. berbagai daerah. Dengan ekonomi yang
Laiknya Wali Songo yang menyebarkan islam sederhana dan seadanya, para pendatang yang
di Pulau Jawa, makam Guru Tua pun banyak berbagai profesi kemudian membuat bangunan
di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah. liar di sekitar pantai Talise. Kawasan ini pun
Selain itu, masih ada beberapa objek wisata menjadi semakin ramai, tidak hanya bangunan
religi lainnya. 12 Keempat, wisata alam, kondisi rumah semi permanen tapi juga warung-
topografi Palu yang unik menjadikan kota ini warung yang menyediakan makanan dan
menjadi salah satu kota yang komplit dengan minuman khas tanah Kaili 14 ini dari sore
dimensi; (1) lautkeindahan laut yang menjorok hingga dini hari.Oleh karena itu, kawasan yang
ke daratan kota Palu; (2) sungaiyang seharusnya menjadi kawasan ekowisata dan
membelah kota yang berhulu dari danau Lindu ruang terbuka hijau tersebut menjadi kumuh.
di Taman Nasioanl Danau Lindu hingga hilir Di mana, sepanjang tahun 1990-an,teluk
yang berada di pantai Talise; (3)jika dilihat Palumenjadi kawasan yang kotor, kumuhdan
dari udara dapat terlihat perpaduan alam bukit, rusaknya lingkungan dengan tercemarnya air
pegunungan, gawalise dan lembah. Kondisi laut, karena kurangnya kesadaran masayarakat
seperti ini pun menjadi potensi besar dalam akan lingkungan.
mengembangkan pariwisata berbasis
Di sisi lain, kawasan sepanjang pantai
ekowisata. 13
Talise tekenal dengan lokalisasi pekerja seks
komersial (PSK) dan warung remang-
remang. Sehingga, pantai Talise pun menjadi
11
Baca Selengkapnya dalam S.Djafar, Kerajaan dan objek wisata sex yang illegal. 15 Kondisi seperti
Dewan Adat di Tanah Kaili Sulawesi Tengah, Ombak, ini menjadikan stigma negatif sepanjang
Yogyakarta, 2014. kawasan pantai Talise dan juga bagi kawasan
12
Objek wisata relig i d i kota Palu, seperti: Mesjid
Agung Darussalam, Mesjid Arkam Babu Rah man
14
(Mesjid Apung) yakni mesjid yang dibangun di atas Kaili merupakan suku yang bermukim di lembah Palu
permu kaan air di tepi pantai taman ria, Makam Abdul meliputi kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten
Raqi (Dato Karama) pengembang Islam pertama kali d i Sig i Biro maru, dan Kabupaten Parigi Moutong.
15
kota Palu, Makam Sis Al-Ju frie (Guru Tua), dan lain A.M. To mbolotutu, Pantai Talise Wisata di Tengah
sebagainya. Kota, Harmoni dalam Keberagaman (online), 9
13
Ekowisata merupakan wisata yang berbasis September 2007,
lingkungan atau alam yang mengutamakan konservasi <http://mulhanan.blogspot.co.id/2007/ 09/pantai-talise-
lingkungan, sehingga keindagan alam tetap terjaga. wisata-di-tengah-kota.html>, d iakses 16 Januari 2016.

56
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016 JIPSi
pantai-pantai lainnya di teluk Palu. Keresahan memulai pembangunan dengan membuat
masyarakat dan pemerintah kota Palu reklamasi pantai, lokalisir kafe-kafe di pinggir
mendorong otoritas kota Palu membuat pantai, pembangunan anjungan dan lain
kebijakan dengan melarang segala kegiatan sebagainya. Namun, ada beberapa hal yang
yang bersifat asusila yang memperburuk citra perlu dan masih harus menjadi perhatian
pantai Talise. Dalam konteks ini, pemerintah pemerintah lokal, berkaitan dengan
merazia para PSK dan membinan mereka di infrastruktur dan fasilitas. Berdasarkan
panti sosial Kalukubula. 16 pengamatan penulis, pantai yang berada di
teluk Palu (Talise, Kampung Nelayan dan
Disis lain, permasalahan bangunan dan Taman Ria) kekurangan fasilitas seperti lahan
rumah semi permanen sejak tahun 1986 parkir bus pariwisata, toilet umum, ATM
sepanjang bibir pantai menjadi perhatian berbasis Visa dan Master Card, warung atau
tersendiri bagi pencinta dan pemerhati penjual souvenir, petugas kebersihan, petugas
lingkungan, seperti Wahana Lingkungan keamanan, pusat informasi wisatawan (Tourist
Hidup (Walhi) Sulawesi Tengah (Sulteng). Informations Centre), dan lain sebagainya.
Kerusakan dan pencemaran lingkungan ini Sehingga, untuk menjadikan kota Palu dan
tidak hanya bangunan dan rumah liar tapi juga teluk Palu menjadi destinasi unggulan di
perilaku masyarakat yang tinggal dilokasi kawasan, memerlukan kesiapan dan ketegasan
tersebut sering membuang limbah rumah dan dari pemerintah dengan cara membuat langkah
sampah langsung ke laut. Oleh karena itu, strategis pembangunan.
Walhi Sulteng berupaya mendorong
pemerintah agar warga yang berada di sekitar 3.1.2. Governance dan Inovasi
pantai Talise tersebut direlokasi. Sehingga, Penambahan Nilai Teluk Palu
pemerintah pun mengeluarkan surat keputusan
tahun 2000 tentang penetapan kawasan Sebagai ibu kota propinsi, kota Palu
bantaran sungai dan teluk Palu sebagai termasuk salah satu Kawasan Ekonomi
kawasan relokasi, yang mana relokasinya ke Khusus (KEK). Untuk mendukung program
kelurahan Layana. 17 Upaya pemerintah untuk tersebut kawasan teluk Palu ditargetkan
menjadikan kawasan terbuka hijau pun menjadi kawasan terbuka hijau dan objek
diimplementasikan sejak tanggal 31 Desember pariwsata bahari. Adapun upayanya ialah
2001, sebagai awal penggusuran. Di mana, dengan menambah nilai dari teluk Palu dengan
warga korban relokasi pun dibina dan cara meningkatkan mutu (upgrading). Dimana,
diberikan modal untuk memulai usaha. 18 upgrading mengarah pada peningkatan suatu
produk atau suatu ekonomi untuk bergerak
Potensi kota dengan dimenisi topografi
kesuatu hal yang lebih menguntungkan dan
yang unik sangat memungkinkan teluk Palu
secara teknologi canggih dan menjadi tempat
menjadi daya tarik wisatawan baik lokal
ekonomi padat karya. Upgrading dapat
maupun internasional. Kawasan teluk Palu
dijelaskan pada level pemerintah, perusahaan,
merupakan kawasan yang sangat prospektif
dan individu potensial. Gereffi dan Fernandez-
untuk dijadikan ruang terbuka hijau, dan
Stark menjelaskan ada empat tipe upgarding
tempat rekreasi dalam kota.
dalam melihat peningkatan mutu suatu
Dalam konteks pengembangan, produk; 19 Pertama, Proses upgrading, yaitu
pemerintah kota Palu telah merancang dan menggabungkan teknologi yang lebih canggih
ke dalam produksi. Dalam konteks pariwisata,
16
A.M. To mbolotutu. adanya koordinasi yang lebih baik antar
17
Z. Batudoka, Place Attechment Pemukim
Pascarelokasi di Kota Palu, Jurnal Mektek (online),
19
<https://jurnalmektek.files.wordpress.com/2012/04/ 8- G. Gereffi & K. Fernandez-Stark,Global Value
zubair-butudoka-so-edit-januari-2005.pdf>, diakses 16 Chain: A Primer, Center on Globalization, Governance
Januari 2016. & Co mpetitiveness Duke Univesity, Durham, 2011, pp.
18
Z. Batudoka, pp. 59-60. 12-13.

57
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016

pemangku kepentingan, dan juga promosinya berwisata tapi juga berbisnis, sekolah, dan lain
sudah mulai memanfaatkan media sosial, dan sebagainya.
memberikan fasilitas berbasis teknologi. Kedua, relokasi warga dan pembangunan
Dalam konteks ini, proses upgrading di sektor tanggul. Dalam hal ini, pemerintah kotaPalu
pariwisata adalah bagaimana akses menuju melakukan perelokasian warga sepanjang
objek wisata dan ketersediaanya fasilitas pantai Talise ke kelurahan Layana serta
canggih yang memudahkan wisatawan untuk membangun tanggul pembatas air laut
menikmati liburan. sepanjang bibir pantai, dimana pembangunan
Kedua, produk upgrading, adanya tanggul tersebut merupakan bantuan dari
panambah nilai dari produk yang dihasilkan. OECF-Jepang. 20 Tujuan utama pembangunan
Produk upgrading dalam pariwisata dengan tanggul dan penggusuran adalah untuk
menyediakan kualitas servis yang bermutu, menjaga kelestarian alam yang semakin rusak
serta produk-produk terkait permintaan pasar, akibat pencemaran lingkungan dan abrasi
bahkan lebih kepada infrastuktur yang tersedia akibat ombak. Keberhasilan dalam
dalam menikmati objek pariwisata. Ketiga, perelokasian warga berdampak pada
fungsional Upgrading, merupakan inovasi kebersihan laut dan kenyamanan wisatawan
dalam memperoleh fungsi baru untuk dalam menikmati keindahan pantai sepanjang
meningkatkan kandungan potensi yang ada teluk Palu,sambil menikmati minuman dan
secara keseluruhan. Disektor pariwisata, objek makanan khas tanah Kaili.
wisata pantai dan bahari fungsi wisata tidak Ketiga, Pembangunan hotel dan
hanya satu tapi juga dimanfaatkan menjadi penginapan dekat pantai dengan fasilitas
wisata kuliner, wisata belanja dan lain modern.Pembangunan tersebut meruapakan
sebagainya. Keempat, Inter-sectoral salah satu upaya dan penunjang bagi
upgrading, yakni dengan adanya sektor baru wisatawan yang ingin menikmati keindahan
dalam sektor utama, seperti wisata bahari teluk Palu.Selain itu, program pembangunan
sebagai sektor utama dan industri perhotelan pemerintah lokal, kawasan teluk Palu
dengan berbagai inovasinya sebagai sektor dibangun waterfront dengan fasilitas
tambahan. publik.Keempat, Pembangunan Jembatan IV
Dalam upaya untuk meningkatkan (warga lokal menyebutnyaJembatan Kuning),
pariwisata teluk Palu, Palu berupaya jembatan dengan panjang 300 meter yang
menambah dan mempertahankan nilai melalui diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang
pengembangan inovasi, pembangunan Yudhoyono tahun 2006. Seperti halnya
infrastruktur serta membuat festival sebagai jembatan-jembatan lain di berbagai kota di
daya tarik wisata budaya kota Palu. Beberapa Indonesia, jembatan kuning merupakan
upaya dan langkah pemerintah kota Palu jembatan lengkung pertama di Indonesia dan
dalam keningkatkan mutu pariwisata dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Prancis.21
mempercantik kota, ialah; Pertama, renovasi Keindahan jembatan ini dapat dinikmati
dan perluasan bandara, sebagai penunjang sepanjang pantai Talise, Taman Ria dan
pariwisata, pemerintah kota Palu berupaya
dengan merenovasi, dan memperluas bandara 20
Mutiara Palu sehingga dapat menampung lebih I. Sulaeman, Kerusakan dan Pencemaran Teluk
Palu,Stop Reklamasi (online), 22 Agustus 2010,
banyak penumpang. Bandara Mutiara pun <http://iwansuleman.blogspot.com/2010/08/kerusakan-
berubah nama menjadi Bandara Mutiara Sis dan-pencemaran-teluk-palu.ht ml>, diakses 19 Januari
Al-Jufrie. Pemberian nama Sis Al-Jufrie 2016.
21
merupakan penghormatan kepada mendiang M. Taufan SB, Jembatan Palu IV, Primadona
atas jasa-jasanya dalam menyebarkan agama Masyarakat Sulawesi Tengah, Liputan 6 (online), 11
Juni 2014,
islam di tanah Kaili. Di sisi lain, perluasan <http://lifestyle.liputan6.co m/read/2061542/jembatan-
bandara juga sebagai upaya dalam palu-iv-primadona-masyarakat-sulawesi-tengah>,
meningkatkan arus manusia, tidak hanya diakses 19 Junuari 2016.

58
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016 JIPSi
Kampung Nelayan, bahkan dari udara, seperti pihak swasta. 22 Pembangunan teluk Palu
saat pesawat akan mendarat, paralayang dan merupakan rancangan jangka panjang oleh
lain sebgainya. pemerintah untuk menjadikan sepanjang pantai
menjadi kawasan yang bernilai tinggi tidak
Kelima, Wisata Kuliner.Untuk
hanya untuk taman terbuka hijau tapi juga
menambah khazanah teluk Palu, dilakukan
sebagai andalan di sektor pariwisata alam,
inter-sectaral upgrading melalui pemanfaatan
yang juga dinilai sebagai kawasan strategis
dan pembangunan kafe dan rumah makan,
pertumbuhan ekonomi dan aspek
Sehingg, teluk Palu tidak hanya objek wisata
lingkungan. 23 Sehingga, rencana pembangunan
alam tapi juga objek wisata kuliner. Dalam
waterfront di teluk Palu akan berdampak pada
konteks ini, pemerintah kota Palu
berbagai aspek yang menguntungkan berbagai
menyediakan kafe-kafe yang disewakan
pihak dan terus diupayakan untuk menjadi
kepada para pedagang (warga sekitar kawasan
tujuan wisata internasional, melalui program
teluk Palu) sepanjang pantai Talise dan Taman
pemerintah lokal tentang pembangunan
Riauntuk menjual berbagai makanan dan
segmen 1, 2 dan 3 (Palu Bay Park dengan
minuman khas Kaili (pisang epe, jagung bakar,
konsep Waterfront) sepanjang teluk Palu akan
saraba, pisang goreng, putu kaili).
menambah nilai dari teluk Palu.
Keenam, Membuat Event, untuk
Pembangunan Palu Bay Park dengan
menambah daya tarik Kota Palu dan wisata
konsep waterfront ditargetkan memiliki ruang
bahari teluk Palu, Pemerintah Kota Palu tiap
terbuka hijau dengan fasilitas rekreasi, hiburan
tahun menyelenggarakan festival Teluk Palu
dan olahraga. Di sisi lain, manfaat dari ruang
sebagai rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT)
terbuka hijau sepanjang teluk Palu dapat
Kota Palu. Festival ini digelar dengan
berfungsi ekologis dan pelindung sumberdaya
menampilkan adat istiadat dari berbagai
penyanggah kehidupan manusia dan menjamin
wilayah tidak hanya di kota Palu tapi juga
kehidupan haibtat liar, serta sebagai
beberapa daerah di Indonesia, bahkan dalam
arsitektural, sosial dan fungsi ekonomi.
festival digelar lomba berenang di teluk Palu.
Dimana dalam satu wilayah perkotaan empat
Selain itu, pantai Talise dijadikan sebagai
fungsi utama ini dapat dikombinasikan dengan
puncak Hari Nusantara 2013. Bahkan perayaan
kebutuhan, kepentingan dan keberlanjutan
puncak Sail Tomini 2015 pun sangat
kota. 24
menguntungkan bagi kota Palu karena para
tamu undangan dan sebagian besar pergi ke
lokasi puncak Sail Tomini di pantai Kayubara,
3.2.Peluang dan Tantangan
Parig Moutong, via Palu dan menginap di
Palu. Dalam membangun pariwisata yang
Penambahan nilai teluk Palu terus berkelanjutan, peran pemerintah sangat
diupayakan hingga menjadi wisata bahari yang dibutuhkan. Pemerintah dituntut untuk lebih
membanggakan dan menjadi destinasi wisata produktif dalam membuat kerangka legal dan
internasional. Untuk meningkatkan mutu dan kebijakan yang berpihak pada warga miskin
menambah nilai pariwisata sepanjang teluk (pro poor sustainable) di berbagai sektor
Palu, pemerintah kota Palu melakukan ekonomi, termasuk industri pariwisata
pembenahan dan mengembangkan berkelanjutan. Keaktifan pemerintah pusat
infrastruktur melalui pembangunan jangka
panjang yang terdiri dari tiga bagian. 22
Bappeda& PM Kota Palu, Laporan Akhir,
Pembangunan kawasan teluk Palu, diupayakan Penyusunan Rencana Induk Kawasan Teluk Palu Tahun
oleh pemerintah lokal melalui Badan 2011, Tidak Diterb itkan, p. I.1
23
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Pemkot Palu, Peraturan Daerah Kota Palu No. 16
(Bappeda) Kota Palu dengan menggandeng Tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota
Palu Tahun 2010-2030, Tidak Diterb itkan, pp. 31-35.
24
Bappeda & PM , p. IV-2.

59
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016

dalam mempromosikan pariwisata Indonesia sepanjang pantai Talise dan Taman Ria
dengan slogan Wonderful Indonesia tidak akan diperuntukkan untuk Kawasan Strategis Aspek
berhasil jika pemerintah daerah sendiri tidak Lingkungan, seperti yang termuat dalam
memanfaatkan dengan baik promosi tersebut. Peraturan Pemerintah Daerah Kota Palu
Dalam kontkes ini, ada beberapa hal yang Tentang Tata Ruang dan Tata Wilayah 2010-
harus menjadi perhatian pemerintah lokal 2030.26
dalam membangun dan mengembangkan Dengan potensi pariwisata yang besar
industri pariwisata yang pro poorsustainable. diharapkan mampu bersaing dengan daerah
lain di Indonesia baik wisata religi, alam,
Gambar 4. Alur Governance budaya maupunkuliner. Potensi tersebut
Political
Will Planning Evaluation terkadang kurang dikelola secara maksimal
sehingga masyarakatlah yang memberdayakan
Policy Implementatitions potensi wisata secara swadaya, bahkan
individu. Meskipun demikian, beberapa tahun
Dalam konteks political will, pemerintah belakangan pemerintah lokal telah
kota Palu harus memiliki keinginan kuat atau menunjukkan respon positif terhadap sektor
itikad baik untuk menciptakan kota menjadi pariwisata dengan melakukan berbagai cara.
kota wisata dengan berbagai potensi, termasuk Bahkan terjadi peningkatan jumlah wisatawan
menjadikan Palu Clean, Safe dan Green.25 beberapa tahun terakhir. 27
Sedangkan kebijakan merupakan implementasi Dalam konteks pengembangan dan
dari itikad baik pemerintah, seperti membuat pembangunan destinasi wisata, pemerintah
peraturan daerah tentang pengembangan teluk lokal memiliki tantangan tersendiri. Potensi
Palu. Planning merupakan rencana strategis
alam, keunikan masakan dan kuliner, serta
yang dirancang pemerintah melalui tim khusus kearifan lokal yang dipadukan dalam inter-
dan disahkan pada paripurna dewan sectoral upgrading teluk Palu. Menurut
perwakilan rakyat daerah (DPRD). pengamatan penulis, setidaknya ada empat hal
Implementations, merupakan pengaplikasian yang menjadi tantangan menuju destinasi
dari rencana strategis yang harus dimonitoring
unggulan di Indonesia dan regional, di tengah
secara simultan dan kontinyu agar tidak terjadi arus globalisasi, liberalisasi ekonomi regional,
penyelewengan atau sesuatu yang dapat dan masyarakat ekonomi ASEAN, yakni;
merugikan masyarakat. Dan evaluation, (1). Pembangunan menyeluruh (infrastrukutur,
merupakan evaluasi yang dilakukan oleh fasislitas publik dan akses); Sebagai
pemerintah apakah rencana strategis yang
kawasan KEK, Palu membutuhkan
telah diaplikasikan berjalan dengan baik atau
pembangunan yang holistik dan merata.
perlu berbagai perbaikan. Pembangunan yang merata juga akan
Dalam konteks ini, pemerintah kota Palu berdampak pada meningkatkan
sedang melaksanakan dan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu,
mengimplementasikan kebijakan untuk pemerintah kota Palu berperan dalam
mengembangkan teluk Palu, melalui menyediakan berbagai fasilitas publik,
pengembangan segmentasi Taman Ria, Talise baik bidang transportasi, infrastruktur fisik
dan Kampung Nelayan. Meskipun demikian, dan non- fisik dan lain sebagainya.
masih terdapat berbagai hal yang perlu (2). Training and Human Resource
mendapat perhatian pemerintah lokal berkaitan Development; Peningkatan wisatawan
dengan fasilitas dan dampak lingkungan.
Berdasarkan perencanaan pemerintah,
26
Pemkot Palu, p.57.
27
Berdasarkan data dan rekap dari Dinas Pariwisata
25
Palu Clean, Safe dan Green merupakan moto Kota Palu tentang Rekap Ju mlah Kunjungan Wisatawan
pemerintah kota Palu untuk menciptakan kota Palu yang Asing / Domestik, Ju mlah Kamar, Pegawai, Dan Ruang
bersih, aman dan rindang. Pertemuan 2011-2013.

60
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016 JIPSi
tentunya harus diimbangi dengan kesiapan Pemerintah Kota/Propinsi lain. Misal
sumber daya manusia (SDM). Dalam dengan cara meletakkan brosur di Bandara
konteks ini, pemerintah harus memberikan Internasional Hasanuddin, Makassar dan
perhatian khusus dalam hal pemberdayaan Samratulangi, Manado yang selama ini
masyarakat untuk ikut berperan serta sebagai kota di pulau Sulawesi yang
dalam sektor pariwisata. Selain itu, harus banyak di kunjungi wisatawan asing.
ada pelatihan khusus atau pembekalan apa Selain itu, juga dapat bekerjasama dengan
saja yang harus dilakukan dan disiapkan Kedutaan Besar Republik Indonesia
oleh para pelaku bisnis atau masyarakat (KBRI) di Luar Negeri. Pada era
yang ikut terlibat dalam industri wisata. globalisasi, promosi yang tidak kalah
Demi mempermudah, pemerintah harus penting ialah melalui media elektronik
mempersiapkan SDM yang berkualitas dan maupun cetak.
siap pakai di masa akan datang. Cara
sederhana untuk meningkatkan SDM ialah: 4. Kesimpulan
Menyediakan sekolah khusus pariwisata Pariwisata Kota Palu memiliki potensi
yang nantinya mereka siap kerja dan terjun yang besar, potensi tersebut dapat dibagi
disektor jasa pariwisata;dan sekolah yang menajdi empat, yakni; wisata alam, religi,
berfokus pada kesenian (misalnya sanggar kuliner dan budaya. Seiring perkembangannya
budaya), yang nantinya wisata budaya dan pariwisata semakin penting, sehingga
seni akan menjadi daya tarik dan pemerintah diharapkan mampu untuk
pelengkap potensi-potensi wisata lainnya. memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
(3). Keamanan; Isu kemanan di Sulawesi
Tengah mulai muncul ke publik bahkan Sebagai kota yang unik dengan
dunia internasional, semenjak adanya keindahan alam, kearifan budaya lokal dan
kerusuhan besar tahun awal tahun 2000-an kekhasan kuliner, Palu sangat berpotensi untuk
di Poso. Stigmadan stereotipe sebagai menjadi destinasi wisata regional dan
daerah teroris, berdampak besar pula bagi internasional. Melalui upgrading dan
isu keamanan di kota Palu. Dengan kondisi menambah nilai, teluk Palu dapat
demikian, dibutuhkan strategi promosi dan dimanfaatkan tidak hanya sebagai objek wisata
public relation yang efektif untuk alam atau bahari tapi juga sebagai objek wisata
menghilangkan stereotipe, baik sebagai kuliner dan budaya.
daerah teroris maupun daerah konflik 28 Pemerintah kota Palu berupaya untuk
(4). Strategi Promosi, Strategi Public Relations menambah nilai dari teluk Palu melalui
dan Strategi Marketing; Untuk pembangunan segmentasi sepanjang pantai
meningkatkan pengunjung, pemerintah Talise, Taman Ria, dan Kampung Nelayan
harus melakukan promosi secara maksimal dengan konsep Waterfront. Dengan konsep ini,
dan optimal dengan cara membuat brosur dipreyeksikan kawasan ini memiliki fasilitas
khusus yang berisi profil Kota Palu dan publik yang dibutuhkan wisatawan selama
potensi pariwisata yang ada, disisi lain berlibur. Di samping itu, sepanjang kawasan
juga pemerintah kota Palu harus memiliki ini juga di bangun berbagai restoran, hotel,
motto khusus untuk menarik wasatawan toko souvenir dan lain sebagainya. Konsep ini
agar mau berkunjung ke kota Palu. membuktikan upgrading teluk Palu tidak lagi
Promosi dapat dilakukan dengan sebatas pada fungsional upgrading tapi juga
bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan sudah mengarah inter-sectoral upgrading
dimana wisatawan dapat menikmati berbagai
28
Kota Palu memiliki h istoris konflik antarwarga dan fasilitas seambil menikmati indahnya pantai.
kelurahan selama bertahun-tahun yang selama ini
penyelesaiannya pasang surut, seperti konflik Meskipun demikian, pemerintah kota
antarwarga di perbatasan kelurahan Nunu dan Palu masih memiliki berbagai tantangan yang
Tavanjuka.

61
JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 2/ Desember 2016

harus dihadapi seperti: pembangunan fasilitas &Itemid=144, diakses 14 September


publik dan infrastruktur yang mempermudah 2013.
arus perdagangan barang, jasa dan manusia; Pemkot Palu, Peraturan Daerah Kota Palu
menyiapakan SDM yang berkualitas; No. 16 Tentang Rencana Tata Ruang dan
menghilangkan stigma negatif tentang Tata Wilayah Kota Palu Tahun 2010-
keamanan kota Palu dan Sulawesi Tengah; 2030, Tidak Diterbitkan.
serta memiliki strategi promosi, marketing dan Pleumarom,A. 2012.The Politics of Tourism,
public relations demi menjadikan Palu dan Poverty Reduction and Sustainable
Teluk Palu menjadi destinasi wisata Development, Penang: Third World
internasional. Network.
Song,H., Liu, J. & Chen,G. 2012. Tourism
Daftar Pustaka Value Chain Governance: Review and
Prospects, Journal of Travel Research
Bappeda & PM Kota Palu, 2012,Laporan 52 (1), Halaman: 15-27
Akhir, Penyusunan Rencana Induk Sulaeman, I. 2010. Kerusakan dan
Kawasan Teluk Palu Tahun 2011, Pencemaran Teluk Palu, dalam
Tidak Diterbitkan. http://iwansuleman.blogspot.com/2010/0
Batudoka,Z. 2012. Place Attechment 8/kerusakan-dan-pencemaran-teluk-
Pemukim Pascarelokasi di Kota Palu palu.html, diakses 19 Januari 2016.
https://jurnalmektek.files.wordpress.com Taufan SB, M. 2014. Jembatan Palu IV,
/2012/04/8- zubair-butudoka-so-edit- Primadona Masyarakat Sulawesi
januari-2005.pdf, diakses 16 Januari Tengah dalam
2016. http://lifestyle.liputan6.com/read/206154
Cristian,M. K.Fernandez-Stark, Ahmed, G. & 2/jembatan-palu- iv-primadona-
Gerrefi,G. 2011.The Tourism Global masyarakat-sulawesi-tengah, diakses 19
Value Chain : Economic Upgrading and Junuari 2016.
Workforce Development, Duke CGGC, Tombolotutu, A.M. 2007. Pantai Talise
2011. Wisata di Tengah Kota dalam
Dinas Pariwisata Kota Palu tentang Rekap http://mulhanan.blogspot.co.id/2007/09/
Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing / pantai-talise-wisata-di-tengah-kota.html,
Domestik, Jumlah Kamar, Pegawai, Dan diakses 16 Januari 2016.
Ruang Pertemuan 2011-2013. Vanhove, N. 2005. The Economics of
Djafar,S. 2014.Kerajaan dan Dewan Adat di Tourism Destinations, Oxfotrd:
Tanah Kaili Sulawesi Tengah, Elsevier Butterworth-Heinemann.
Yogyakarta: Ombak. Vignati,F. 2011. Value Chain Analysis As A
Elliot,J.1997.Tourism: Politics and Public Kick Off For Tourism Destination
Sectors Management, London: Development In Maputo City dalam
Routladge. http://www.hitt- initiative.org/wp/wp-
Gereffi, G.& Fernandez-Stark,K. 2011.Global content/uploads/2011/10/Value-Chain-
Value Chain: A Primer, Center on Analysis-as-a-Kick-for-Tourism-
Globalization,Durham: Governance Destination-Development_final.pdf,
&Competitiveness Duke Univesity. diakses 14 Oktober 2013.
OECD, Industry and Globalization Global
Value Chain,
<http://www.oecd.org/sti/ind/global-
value-chains.htm>, diakses 17
September 2013.
Pemda Propinsi Sulawesi Tengah,
http://sulteng.go.id/pub3/index.php?opti
on=com_content&view=article&id=128

62

You might also like