You are on page 1of 8

PENGEMBANGAN KAPASITAS (CAPACITY BUILDING) KELEMBAGAAN

PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG

Jenivia Dwi Ratnasari, Mochamad Makmur, Heru Ribawanto


Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
e-mail :jheny_via@yahoo.com

Abstract : Institutional Capacity Building in the Regional Employment Agency


Jombang. For service delivery to the community and increase regional
competitiveness required capability or capacity of local governments adequate.
Development of local government capacity always contains an understanding of the
various efforts to improve the performance of services to the community. This study
aims to describe and analyze the development of institutional capacity and
supporting factors and obstacles encountered in the development of institutional
capacity at the Regional Employment Board Jombang. This research uses
descriptive study with a qualitative approach. The focus of the study include: (1)
development of institutional capacity at the Regional Employment Board Jombang,
(2) factors to be supporting and institutional capacity building. Results of this study
was the development of institutional capacity in the Regional Employment Board
Jombang is sufficient to supporting and inhibiting factors. Advice given is the
Regional Employment Board Jombang be more innovative in the development of
institutional capacity.

Keywords: Capacity Building, Institutional.

Abstrak : Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Kelembagaan pada


Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang. Dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan daya saing daerah diperlukan
kemampuan atau kapasitas pemerintah daerah yang memadai. Pengembangan
kapasitas pemerintah daerah senantiasa mengandung sebuah pemahaman tentang
berbagai upaya meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan kapasitas
kelembagaan dan faktor pendukung serta penghambat yang dihadapi dalam
pengembangan kapasitas kelembagaan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Jombang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Fokus penelitian antara lain: (1) pengembangan kapasitas kelembagaan
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang, (2) faktor-faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat pengembangan kapasitas kelembagaan. Hasil
penelitian ini adalah pengembangan kapasitas kelembagaan yang ada di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang sudah cukup memadai dengan faktor
pendukung dan penghambat. Saran yang diberikan adalah Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Jombang harus lebih inovatif dalam pengembangan kapasitas
kelembagaan.

Kata Kunci :Pengembangan Kapasitas, Kelembagaan.

Pendahuluan mengembangkan potensi daerahnya karena


Dengan berlakunya Undang-Undang dominasi pemerintah pusat yang cenderung
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang sentralistik. Sehingga adanya perubahan
Pemerintahan Daerah, maka terjadi atas Undang-Undang 22 Tahun 1999
desentralisasi kewenangan atas seluruh tentang Pemerintahan Daerah. Maka diikuti
urusan pemerintah. Namun sebelum adanya dengan lahirnya Otonomi Daerah, yang
Undang-Undang tersebut, sudah diketahui merupakan pemberian hak, wewenang dan
bahwa Pemerintah Daerah tidak mampu kewajiban kepada daerah untuk mengatur,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 103


mengurus rumah tangganya sendiri, dimana Nations. Kapasitas penyelenggaraan
hak itu diperoleh melalui penyerahan pemerintahan daerah dapat ditingkatkan
urusan pemerintahan dari Pemerintah Pusat melalui perbaikan kemampuan pada tataran
kepada Pemerintah Daerah. pengambilan maupun pelaksana kebijakan
Munculnya berbagai kebijakan (PP No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
pemerintah, terutama kebijakan-kebijakan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
pelaksana UU No. 32 Tahun 2004 tentang Daerah).
Pemerintahan Daerah, dalam hal ini PP No. Adapun halnya yang telah dilaksanakan
6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi oleh Badan Kepegawaian Daerah
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Jombang dalam pengembangan
telah menjadi pengungkit utama (key kapasitas tersebut. Berkaitan dengan tugas
leverage) bagi upaya perwujudan kapasitas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian
pemerintahan daerah. Di dalam PP tersebut Daerah sebagai salah satu organisasi sektor
dijelaskan dan diamanatkan bahwa publik, maka penting bagi Badan
Pemerintah wajib menindaklanjuti hasil Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang
evaluasi kinerja penyelenggaraan untuk melaksanakan apa yang dimaksud
pemerintahan daerah dengan melaksanakan dengan capacity building atau
program-program peningkatan kapasitas pengembangan kapasitas tersebut. Dengan
(capacity building-CB). Amanat tersebut dilatarbelakangi untuk melancarkan
secara jelas tercantum pada Bab pembangunan atau pengembangan institusi
Pembinaan, Pasal 54 ayat (1-3) PP No. 6 pemerintahan daerah.
Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Oleh karena itu, penting bagi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pemerintahan daerah untuk melaksanakan
sebagai berikut. capacity building dengan tujuan
1. Pemerintah berdasarkan hasil EPPD memperbaiki dan memperbarui sistem yang
melakukan pembinaan dan fasilitasi ada agar lebih dari sebelumnya.
dalam rangka peningkatan kinerja Berdasarkan PP No. 59 Tahun 2012
pemerintahan daerah melalui program Tentang Kerangka Nasional Pengembangan
pengembangan kapasitas daerah. Kapasitas Pemerintahan Daerah, Badan
2. Pengembangan kapasitas dapat berupa Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang
fasilitasi di bidang kerangka yang merupakan institusi pemerintahan
kebijakan, kelembagaan, dan sumber daerah juga melaksanakan pengembangan
daya manusia. kapasitas khususnya pengembangan
3. Penyusunan program pengembangan kapasitas kelembagaan. Karena menurut
kapasitas daerah berpedoman pada peneliti pengembangan kapasitas
kerangka nasional pengembangan kelembagaan juga sangat penting untuk
kapasitas yang diatur dengan disoroti dilihat dari pengaruhnya terhadap
Peraturan Presiden. peningkatan kinerja pemerintahan daerah.
Di mana dalam hal ini, fokus dari
Berdasarkan substansi pasal tersebut pengembangan kapasitas kelembagaan yang
jelas bahwa peningkatan kapasitas dilakukan Badan Kepegawaian Daerah
penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Jombang melalui pembenahan
berbentuk pembinaan dan fasilitasi pada 3 struktur organisasi, mekanisme kerja,
(tiga) aspek yakni kerangka kebijakan, budaya organisasi, sistem anggaran/nilai
kelembagaan dan sumber daya manusia. serta sarana dan prasarana. Mengingat
Dalam praktiknya, telah banyak program sasaran dari Badan Badan Kepegawaian
capacity building yang dilakukan oleh Daerah Kabupaten Jombang sendiri adalah
berbagai pihak, baik Pemerintah, masyarakat kota. Sehingga, dengan adanya
pemerintah daerah maupun lembaga donor capacity building ini dapat memberikan
internasional. Laporan kajian ini juga hasil yang maksimal dalam hal pelayanan
mengungkap praktik-praktik Capacity publik.
Building yang telah dilaksanakan oleh
kantor MenPAN, Proyek SCBD dan United

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 104


Tinjauan Pustaka 3. Mobilisasi sumber-sumber dana
1. Pengembangan Kapasitas (Capacity Pemerintah, Daerah dan lainnya.
Building) 4. Penggunaan sumber-sumber dana
Penelusuran definisi capacity building secara efektif dan efisisen.
memiliki variasi antar satu ahli dengan ahli
lainnya. Hal ini dikarenakan capacity 3. Capacity Building Kelembagaan
building merupakan kajian yang multi Pengembangan kapasitas kelembagaan
dimensi, dapat dilihat dari berbagai sisi, Menurut (Milen,2004,h.21)
sehingga pendefinisian yang masih sulit mengungkapkan bahwa merupakan
didapat. Secara umum konsep capacity Pengembangan kapasitas tradisional dan
building dapat dimaknai sebagai proses penguatan organisasi memfokuskan pada
membangun kapasitas individu, kelompok sumber daya pengembangan hampir
atau organisasi. Capacity building dapat seluruhnya mengenai permasalahan sumber
juga diartikan sebagai upaya memperkuat daya manusia, proses dan struktur
kapasitas individu, kelompok atau organisasi. Pendekatan modern menguji
organisasi yang dicerminkan melalui semua dimensi kapasitas di semua tingkat
pengembangan kemampuan, ketrampilan, (misi strategi, kebudayaan, gaya
potensi dan bakat serta penguasaan manajemen, struktur, sumber daya manusia,
kompetensi-kompetensi sehingga individu, keuangan, asset informasi, infrastruktur)
kelompok atau organisasi dapat bertahan termasuk interaksi dalam sistem yang lebih
dan mampu mengatasi tantangan perubahan luas terutama dengan kesatuan lain yang
yang terjadi secara cepat dan tak terduga. ada, pemegang saham dan para pelanggan.
Capacity building dapat pula dimaknai Adanya banyak pendapat dalam
sebagai proses kreatif dalam membangun pengembangan kapasitas kelembagaan
kapasitas yang belum nampak. dilihat dari teori di atas bahwa dimensi
Pengertian mengenai karakteristik dari yang menyangkut penguatan organisasi
pengembangan kapasitas menurut yaitu strategi, kebudayaan, gaya
(Milen,2004,h.16) bahwa Pengembangan manajemen, struktur, sumber daya manusia,
kapasitas tentunya merupakan proses keuangan, asset informasi dan infrastruktur.
peningkatan terus menerus (berkelanjutan) Namun apabila dilihat berdasarkan PP
dari individu, organisasi atau institusi, tidak No.59 Tahun 2012 Tentang Kerangka
hanya terjadi satu kali. Ini merupakan Nasional Pengembangan Kapasitas
proses internal yang hanya bisa difungsikan Pemerintahan Daerah telah tercantum jelas
dan dipercepat dengan bantuan dari luar pada Bab II Ruang Lingkup Pengembangan
sebagai contoh penyumbang (donator). Kapasitas Pemerintahan Daerah, Pasal 6
ayat (1-2) sebagai berikut.
2. Tujuan Capacity Building (1)Pengembangan kapasitas kelembagaan
Menurut (Daniel Rickett dalam sebagaimana dimaksud dalam
Hardjanto,2006,h.67) menyebutkan the Pasal 4 huruf b meliputi:
ultimate goal of capacity building is to a) peningkatan kapasitas struktur
enable the organization to grow stronger in organisasi yang efektif, efisien,
achieving ats purpose and mission. Lebih rasional dan proporsional;
jauh dirumuskan bahwa tujuan dari b) peningkatan kapasitas tata laksana
pengembangan kapasitas adalah. penyelenggaraan tugas pokok dan
1. Mengakselerasikan pelaksanaan fungsi setiap unit kerja
desentralisasi sesuai dengan ketentuan pemerintahan daerah;
yang berlaku. c) pelembagaan budaya kerja
2. Pemantauan secara proporsional, tugas, organisasi yang produktif dan
fungsi, sistem keuangan, mekanisme positif berdasarkan nilai-nilai
dan tanggung jawab dalam rangka luhur budaya bangsa;
pelaksanaan peningkatan kapasitas d) peningkatan kapasitas anggaran
daerah. untuk mendukung peningkatan
kualitas dan kuantitas

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 105


pembangunan dan praktiknya, terdapat beberapa jenis aktifitas
penyelenggaraan pemerintahan pada masing-masing fokus dilihat dari
daerah; kebijakan organisasi atau instansi yang
e) peningkatan kapasitas sarana dan bersangkutan.
prasarana kerja sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan tugas; dan 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
f) penerapan standar prosedur operasi Capacity Building
(standard operating procedure) Menurut (Riyadi,2003) dalam sebuah
dalam penyelenggaraan artikel secara khusus menyampaikan
pemerintahan daerah dan bahwa faktor-faktor signifikan yang
pelayanan umum. mempengaruhi pembangunan kapasitas
(2) Pengembangan kapasitas kelembagaan meliputi 5 (lima) hal pokok yaitu.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. Komitmen bersama (Collective
dilakukan melalui : commitments)
a) penataan struktur organisasi Menurut (Milen,2004,h.17) penguatan
Pemerintah Daerah yang tepat kapasitas membutuhkan waktu lama dan
fungsi dan tepat ukuran melalui memerlukan komitmen jangka panjang dan
evaluasi dan analisis semua pihak yang terlibat. Di dalam
departementasi dan spesialisasi pembangunan kapaitas sebuah organisasi
unit-unit kerja organisasi baik sektor publik maupun swasta,
pemerintahan daerah; Collective Commitments merupakan modal
b) pembenahan mekanisme kerja dan dasar yang harus terus-menerus
metode serta hubungan kerja antar ditumbuhkembangkan dan dipelihara secara
unit organisasi Pemerintah Daerah baik. Komitmen ini tidak hanya untuk
dan antar unit organisasi kalangan pemegang kekuasaan saja, namun
Pemerintah Daerah dengan pihak meliputi seluruh komponen yang ada dalam
lainnya; organisasi tersebut. Pengaruh komitmen
c) perumusan nilai-nilai luhur sebagai bersama sangat besar, karena faktor ini
budaya organisasi dan penanaman menjadi dasar dari seluruh rancangan
budaya organisasi pada setiap kegiatan dan tujuan yang akan dicapai
individu; bersama.
d) penguatan dan pemantapan metode
pengalokasian anggaran sesuai b. Kepemimpinan yang kondusif
dengan visi, misi dan sasaran (condusiv Leadership)
penyelenggaraan pemerintahan Adalah kepemimpinan yang dinamis
serta pengembangan sumber yang membuka kesempatan yang luas bagi
penerimaan daerah; setiap elemen organisasi untuk
e) penyediaan sarana dan prasarana menyelenggarakan pengembangan
yang sesuai dengan standar yang kapasitas. Dengan kepemimpinan yang
ditetapkan; dan kondusif seperti ini, maka akan menjadi alat
f) penyediaan standar prosedur pemicu untuk setiap elemen dalam
operasi (prosedur kerja) dan mengembangkan kapasitasnya. Menurut
penerapan metode kerja modern (Rivai dan Mulyadi,2009,h.165) peranan
berbasis ilmu pengetahuan dan dalam tim di antaranya:
teknologi dalam penyelenggaraan a) memperlihatkan gaya pribadi;
pemerintahan. b) proaktif dalam sebagian
hubungan;
Berdasarkan substansi pasal tersebut c) mengilhami kerja tim;
jelas bahwa pengembangan kapasitas d) memberikan dukungan timbal
kelembagaan terdapat 6 (enam) fokus balik;
yakni, struktur organisasi, mekanisme kerja, e) membuat orang terlibat dan
budaya organisasi, sistem anggaran/nilai, terikat;
sarana prasarana dan prosedur kerja. Dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 106


f) memudahkan orang lain melihat pada Badan Kepegawaian Daerah
peluang dan prestasi; Kabupaten Jombang yang meliputi a)
g) mencari orang yang unggul dan struktur organisasi, b) mekanisme kerja, c)
dapat bekerja secara konstruktif; budaya organisasi, d) sistem anggaran/nilai,
h) mendorong dan memudahkan e) sarana dan prasarana, dan (2) Faktor-
anggota untuk bekerja; faktor yang menjadi pendukung dan
i) mengakui prestasi anggota tim; penghambat pengembangan kapasitas
j) berusaha mempertahankan kelembagaan pada Badan Kepegawaian
komitmen; Daerah Kabupaten Jombang. Lokasi
k) menempatkan nilai yang tinggi penelitian adalah di Kabupaten Jombang
pada kerja tim. dan situs penelitian di Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Jombang. Sumber data
c. Reformasi Peraturan diperoleh dari data primer dan sekunder.
Dalam sebuah organisasi harus disusun Pengumpulan data dilakukan melalui
peraturan yang mendukung upaya wawancara, observasi dan dokumentasi.
pembangunan kapasitas dan dilaksanakan Analisis data menggunakan interactive
secara konsisten. Tentu saja peraturan yang model of analysis yang dikembangkan oleh
berhubungan langsung dengan kelancaran Miles dan Hubberman (Sugiyono,2008,
pembangunan kapasitas itu sendiri, h.247) melalui tiga tahap yaitu reduksi data,
misalnya saja peraturan adanya sistem penyajian data, dan verifikasi.
reward dan punishment.
Pembahasan
d. Reformasi Kelembagaan 1. Pengembangan Kapasitas
Reformasi kelembagaan pada intinya Kelembagaan pada Badan
menunjuk kepada bagian struktural dan Kepegawaian Daerah Kabupaten
kultural. Maksudnya adalah adanya budaya Jombang
kerja yang mendukung pengembangan a. Struktur Organisasi
kapasitas. Kedua aspek ini harus dikelola Teori dimensi organisasi dalam
sedemikian rupa dan menjadi aspek penting pengembangan kapasitas menurut
dan kondusif dalam menopang program (Milen,2004,h.21) bahwa salah satu
pengembangan kapasitas. Misalnya saja penguatan organisasi memfokuskan pada
dengan menciptakan hubungan kerja yang proses dan struktur organisasi yang dapat
baik antar karyawan dengan karyawan mempengaruhi bagaimana organisasi
lainnya atau karyawan dengan atasannya. tersebut menetapkan tujuannya dan
menyusun pekerjaannya secara intensif.
e. Peningkatan Kekuatan dan Kelemahan Jadi dalam kelembagaan perlu adanya
yang Dimiliki struktur organisasi yang memadai.
Mengidentifikasi kekuatan dan Pada Badan Kepegawaian Daerah
kelemahan agar dapat disusun program Kabupaten Jombang struktur organisasi
pengembangan kapasitas yang baik. yang dimiliki sudah cukup memadai sesuai
Dengan adanya pengakuan dari personal PP No.41 tahun 2007 tentang Organisasi
dan lembaga tentang kelemahan dan Perangkat Daerah dan Perda No.8 tahun
kekuatan yang dimiliki dari kapasitas yang 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
tersedia. Maka kelemahan yang dimiliki Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
oleh suatu organisasi dapat cepat diperbaiki Jombang. Badan Kepegawaian Daerah
dan kekuatan yang dimiliki organisasi tetap Kabupaten Jombang mempunyai desain
dijaga dan dipelihara. struktur yang mendasari adanya pembagian
tugas sesuai masing-masing bidang yang
Metode Penelitian telah dijelaskan pada tugas pokok fungsi
Penelitian ini menggunakan metode Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jombang. Hal tersebut sesuai dengan teori
Fokus permasalahan penelitian ini adalah dasar-dasar struktur organisasi menurut
(1) pengembangan kapasitas kelembagaan (Rivai dan Mulyadi,2009, h.358) yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 107


menekankan unsur-unsur penting dalam satu poin penting pengembangan kapasitas
mendesain struktur organisasi di antaranya kelembagaan yaitu pembenahan mekanisme
melalui spesialisasi kerja dan kerja dan metode serta hubungan kerja
departementalisasi. Adapun penguatan teori antar unit organisasi Pemerintahan Daerah
juga susuai dengan Perpres No. 59 Tahun dan antar unit organisasi Pemerintahan
2012 yang menyebutkan bahwa penataan Daerah dengan pihak lainnya.
struktur organisasi Pemerintah Daerah yang
tepat fungsi dan tepat ukuran juga melalui c. Budaya Organisasi
departementalisasi dan spesialisasi. Menurut (Milen,2004,h.21)
menyebutkan pengembangan kapasitas
b. Mekanisme Kerja kelembagaan dalam dimensi penguatan
Suatu organisasi mempunyai organisasi salah satunya adalah strategi dan
mekanisme kerja yang bisa mewujudkan kebudayan. Keterkaitan antar keduanya
pemerintahan yang baik sesuai yang dicita- menunjukkan perlu adanya pengarahan
citakan bersama dalam penyelesaian tugas pada salah satu aspek yaitu proses
untuk mencapai tujuan bersama, Sesuai pencapaian tujuan yang efektif dengan
dengan teori yang diungkapkan oleh mengembangkan sistem budaya organisasi
(Milen,2004,h.16) bahwa lebih dirumuskan dengan strategi kepemimpinan, komunikasi
mengenai karakteristik dari pengembangan dan sistem nilai. Dari hasil analisis data
kapasitas berupa proses peningkatan yang diperoleh pada Badan Kepegawaian
berkelanjutan yang berarti merupakan Daerah Kabupaten Jombang suatu budaya
proses internal yang hanya bisa difungsikan organisasi dibangun untuk memberikan
dan dipercepat dengan bantuan dari luar, efek positif dalam pelaksanaan seluruh
melalui mekanisme kerja dengan berbagai aktivitas kerja untuk mencapai tujuan
pihak yang berkaitan dalam pengembangan bersama.
kapasitas kelembagaan. Dilihat dari PP No. 59 Tahun 2012
Pengembangan mekanisme kerja atau tentang Kerangka Nasional Pengembangan
hubungan kerja pada Badan Kepegawaian Kapasitas Daerah dalam hal budaya
Daerah Kabupaten Jombang berkaitan organisasi tercantum jelas bahwa
dengan tugas pokok dan fungsi mengenai pengembangan kapasitas kelembagaan
administrasi kepegawaian yang dilakukan mempunyai indikator dalam pelembagaan
oleh Badan Kepegawaian Daerah budaya kerja organisasi yang produktif dan
Kabupaten Jombang dengan melakukan positif berdasarkan nilai-nilai luhur budaya
MoU sejak Tahun 2007 yaitu kerjasama bangsa. Menurut hasil penelitian pada
dengan Perguruan Tinggi seperti UNIBRA, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
UNAIR dan UGM dalam hal pelatihan atau Jombang telah menerapkan suatu sistem
diklat untuk peningkatan SDM serta nilai yang menjadi dasar etika dalam
beberapa pihak lain yang berkaitan seperti bekerja. Hal itu bisa berupa kesopanan,
PT Taspen Cabang Surabaya dalam ramah tamah, komunikasi yang
penanganan pensiunan pegawai, sebelum menunjukkan suatu nilai luhur bangsa.
tahun 2007 para pegawai pensiun harus Sehingga, dari partisipatif dan demokratis
mengurus pensiunan ke Surabaya namun tersebut timbul adanya motivasi kerja yang
dengan adanya MOU pelayanan cukup di selalu berkembang. Dengan diperkuat pada
lakukan di Badan Kepegawaian Daerah nilai kedisiplinan pegawai maka
Kabupaten Jombang. Mekanisme kerja juga pengembangan kapasitas kelembagaan pada
diperluas dengan Badan Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Daerah provinsi maupun Nasional. Secara Jombang semakin maksimal, hal ini
jelas Badan Kepegawaian Daerah diperkuat dengan diberlakukannya PP No.
Kabupaten Jombang telah melaksanakan 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
suatu mekanisme kerja yang sesuai dengan maka pengawasan lebih ketat dan hukuman
PP No. 59 Tahun 2012 tentang Kerangka lebih tegas dan berat.
Nasional Pengembangan Kapasitas
Pemerintahan Daerah Pasal 6 Ayat 2 salah

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 108


d. Sistem Anggaran/Nilai memenuhi standar berarti memadai dan
Sesuai dengan teori (Kaho,1991,h.60) masih dapat difungsikan dengan baik.
yang menyatakan tugas otonomi
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah 2. Faktor Pendukung dan Penghambat
satunya bahwa keuangan harus cukup dan dalam Pengembangan Kapasitas
baik. Dalam program pengembangan Kelembagaan pada Badan
kapasitas kelembagaan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang Jombang
suatu alokasi anggaran sangat diperlukan a. Faktor Pendukung
untuk mendukung pelaksanaan seluruh 1) Kepemimpinan
kegiatan organisasi. Sesuai dengan teori Sesuai dengan teori (Rivai dan
World Bank yang menekankan perhatian Mulyadi,2009,h.165) bahwa peranan
capacity bulding pada fokus lingkungan pemimpin dalam tim beberapa di antaranya
organisasi yang mengarah pada dukungan adalah memberikan dukungan timbal balik,
keuangan dan anggaran dalam merealisasi mengakui prestasi anggota tim, mendorong
seluruh kegiatan dan kebutuhan organisasi. dan memudahkan anggota untuk bekerja,
Menurut hasil penelitian di Badan berusaha mempertahankan komitmen.
Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang Kepemimpinan pada Badan Kepegawaian
alokasi anggaran yang disediakan dari Daerah Kabupaten Jombang menerapkan
APBD murni sudah cukup memadai, hal tersebut dalam perannya untuk
meskipun dilihat dari Tahun 2008-2012 keberhasilan mencapai tujuan bersama.
mengalami penurunan. Hal ini sesuai Pimpinan bersikap bijak dalam
dengan PP No.59 Tahun 2012 tentang pengambilan keputusan melalui
Kerangka Nasional Pengembangan musyawarah dengan para pegawai dalam
Kapasitas Pemerintahan Daerah Pasal 20 hal pengevaluasian kerja maupun
ayat 2 bahwa program dan kegiatan perencanaan kerja sesuai ide-ide yang
pengembangan kapasitas pemerintahan disampaikan oleh para anggota.
daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah dibebankan pada Anggaran 2) Komitmen Bersama
Pendapatan Belanja Daerah masing-masing. Menurut teori pengembangan kapasitas
mengenai pelaksanaan praktis yang
e. Sarana dan Prasarana diungkapkan oleh (Milen,2004,h.17) salah
Menurut teori (Kaho,1991,h.60) satunya adalah penguatan kapasitas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi membutuhkan waktu yang lama dan
otonomi daerah salah satunya peralatan memerlukan komitmen jangka panjang dan
yang cukup baik diperlukan bagi semua pihak yang terlibat. Sesuai dengan
terciptanya pemerintah daerah yang baik apa yang ada di Badan Kepegawaian
seperti alat-alat perkantoran, alat Daerah Kabupaten Jombang, komitmen
komunikasi, alat transportasi dan bersama dipelihara dan
sebagainya. Pengembangan sarana ditumbuhkembangkan dalam hubungan
prasarana diterapkan secara berkala oleh kerja yang harmonis dan kondusif melalui
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten saling menghargai, saling menghormati dan
Jombang karena mengingat pentingnya saling percaya antar pegawai bukan hanya
sarana prasarana yang memadai untuk untuk staff saja tapi baik atasan pada
membantu mempermudah pekerjaan para bawahan dan bawahan pada atasannya
pegawai. Hal tersebut sesuai dengan PP No. dalam hal melaksanakan tugas yang
59 Tahun 2012 tentang Kerangka Nasional diemban sesuai dengan tujuan pokok dan
Pengembangan Kapasitas Pemerintahan fungsi Badan Kepegawaian Daerah yaitu
Daerah Pasal 6 ayat 2 bahwa administrasi kepegawaian.
pengembangan kapasitas kelembagaan
mencakup salah satunya penyediaan sarana
prasarana yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan, sarana prasarana yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 109


b. Faktor Penghambat Pengembangan kapasitas kelembagaan
1) Inkonsistensi Peraturan yang dilakukan adalah sesuai dengan PP
Pada Badan Kepegawaian Daerah No. 59 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kabupaten Jombang secara penyusunan Nasional Pengembangan Kapasitas
peraturan yang ada dilihat belum konsisten. Pemerintahan Daerah dalam ruang
Adanya peraturan yang sering berubah- lingkup pengembangan kapasitas
ubah tersebut para pegawai merasa kelembagaan yang tertuang pada Pasal 6
kesulitan dalam penyelesaian tugas pokok ayat (1-2) yaitu adanya struktur organisasi
dan fungsi. Tidak hanya dalam penyusunan sesuai departementasi dan spesialisasi kerja,
dan pelaksanaannya saja tetapi juga terlalu adanya mekanisme kerja yang solid baik
banyaknya peraturan mengenai undang- antar bidang satu dengan lainnya maupun
undang kepegawaian, sehingga para dengan pihak lain, perumusan nilai-nilai
pegawai tidak mungkin dapat mempelajari luhur sebagai budaya organisasi, adanya
satu persatu undang-undang tersebut. sistem anggaran yang berbasis kinerja, dan
Dalam artikel yang ditulis oleh (Riyadi, adanya sarana prasarana yang disesuaikan
2003) menyebutkan adanya faktor yang dengan kebutuhan organisasi. Sementara
mempengaruhi pengembangan kapasitas faktor pendukungnya adalah kepemimpinan
salah satunya adalah reformasi peraturan. dan komitmen bersama, sedangkan faktor
penghambatnya adalah inkonsistensi
Kesimpulan peraturan.
Berdasarkan pembahasan diatas Melihat masih adanya faktor
maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghambat dalam pengembangan
sudah ada penerapan pengembangan kapasitas kelembagaan, maka dapat diambil
kapasitas kelembagaan yang dilakukan saran antara lain terkait inkonsistensi
dalam meningkatkan kinerja pelayanan peraturan yang perlu diperhatikan dengan
kepada masyarakat di Badan Kepegawaian lebih diperjelas atau konsisten sehingga
Daerah Kabupaten Jombang meskipun tidak menimbulkan multi tafsir semua pihak
dalam pelaksanaannya terdapat faktor khususnya Badan Kepegawaian Daerah
pendukung dan penghambat. Kabupaten Jombang.

Daftar Pustaka
Grindle, M.S., (editor), (1997) Getting Good Government : Capacity Building in the Public Sector of
Developing Countries, Boston, MA : Harvard Institute for International Development.
Hardjanto, Imam, (2006) Pembangunan Kapasitas Lokal (Local Capacity Building). Malang: Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Kaho Josef Riwu, (1991) Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia. Jakarta : Rajawali
Pers.
Milen, Anelli, (2004) Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Diterjemahkan secara bebas.
Yogyakarta : Pondok Pustaka Jogja.
Moleong, Lexy J, (2007) Metodologi Penelitin Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.
Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2012 Tentang Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas
Pemerintahan Daerah.
Rivai, Veitzal dan Mulyadi, (2009) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta: Rajawali Pers.
Soeprapto, H. R. Riyadi, (2003) Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju Good
Governance.Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi Pembangunan
padaFakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Subekan, Hartono, (2012) Keuangan Daerah: Terapi Atasi Kemiskinan. Malang: Alta Pustaka.
Sugiyono. (2008) Metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.Bandung: PT. Alfabeta.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1, No.3, h. 103-110 | 110

You might also like