You are on page 1of 90

Perancangan Arsitektur VI

Kebangsaan University
2015 - 2016
The Condoban
Modern and green Vertical House

Project plan Vertical House In Balubur bandoeng

Rochama Sidiq
NIM

Dosen Pembimbing
Rahy R. Soekardi, Ir., MT.

Program Study Architecture


Faculty of Technic Civil And Engineering
Kebangsaan University
2015 - 2016
Content

Deskripsi Proyek 17. Path, Fuse and View 44


18. Climate Sun Direction 45
1. Vertical House Explanation 1 19. Climate Wind Direction 46
2. Vertical House Background 2 20.Circulation Arround Construction 47
3. Vertical House Rules 4 21. Circulation Arround Site 48
22. Analysis From Side To Site 49
Data & Analisa 23. Vegetation and Accession 50
24.Utility Concept 51
1. Project Goals 5 25. Research Activity 56
2. Research Method and Points 8
3. Site Infographics 9 Konsep Arsitektur
4. Human Influences 11
5. Environmental Influences 12 1. Main Concept 57
6. Building Influences 13 2. Architectural Concept 59
7. Site Borders 14 3. Lightning 66
8. Site Accessibility 16
9. Site View 17 Konsep Struktur
10. Site Existing 18
11. Comparative Study Literatur 19 1. Analysis Structure and Construction 67
12. Comparative Study Survey Location 27 2. Material Building Structure 68
13. Government arragement 40 3. Characteristic Material Building 69
14. Site Analysis 41
15. Node 42
16. Skyline 43 12/30/2014 3
Vertical House Explanation 1
Pengertian rumah susun
Rumah susun menurut KBBI (Kamus besar bahasa indinesia) adalah gedung atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa
tempat tinggal (masing-masing untuk satu keluarga); flat.
Rusun (Rumah susun) dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Condominium. Condominium ini di dalam UU RI No. 16
Tahun 1985 Juncto UU No. 4 Tahun 1992, tentang Rumah Susun memberikan pengertian bahwa : Condominium/ Rumah Susun
adalah bangunan gedung bertingkat, yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam arah horizontal dan atau vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat memiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang
dilengkapi dengan apa yang disebut bagian bersama, tanah bersama dan benda bersama.
Rumah Susun' adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian
yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanah
bersama.
Masing-masing memiliki batas-batas, ukuran dan luas yang jelas, karena sifat dan fungsinya harus dinikmati bersama dan
tidak dapat dimiliki secara perseorangan.
Pembangunan Rumah Susun (Rusun) seharusnya dibangun sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat
terutama bagi yang berpenghasilan rendah. Rusun hanya dapat dibangun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak pakai atas
tanah Negara atau hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pembangunan Rusun berlandaskan pada azas kesejateraan umum, keadilan dan pemerataan, serta keserasian dan kesimbangan
dalam perikehidupan, dengan bertujuan memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
Kepemilikan satuan Rusun dapat dimiliki oleh perseorangan atau badan hukum yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak
atas tanah yang meliputi, hak atas bagian- bersama, benda-bersama, dan tanah-bersama, yang semuanya merupakan satu-kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.
Kepemilikan satuan Rusun dapat dimiliki dengan cara membayar tunai (cash) dan angsuran (kredit pemilikan rumah atau
KPR). Dalam pengelolaannya, setelah Rusun yang ditempati sudah melunasi angsuran sesuai dengan perjanjian akad kredit yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak (penghuni dan pengembang/pihak perbankan-red), maka penghuni Rusun wajib membentuk
Persatuan Penghuni Rumah Susun (PPRS) dan diberikan kedudukan sebagai badan hukum, sebagaimana tertuang dalam Pasal 19 ayat 1
dan ayat 2 UndangUndang No. 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun. Yang ketentuannya diatur dalam Perarturan Pemerintah RI No.
4 Tahun 1988.

Deskripsi Proyek Next to page 2


12/30/2014 4
Vertical House Background 2
Latar belakang pembangunan rumah susun diperkotaan
Kebutuhan manusia akan tempat tinggal, terutama warga bandung merupakan kebutuhan utama yang harus terpenuhi.
Namun dengan semakin pedatnya penduduk di kota bandung serta semakin meningkatnya harga barang juga sulitnya mencari dan lahan
yang akan digunakan untuk membangun hunian merupakan kendala umum yang terjadi di kta besar khususnya kota bandung.
Solusi untuk masalah perancangan dan perencanaan rumah vertical atau rusun yang nyaman serta sesuai dengan karakteristik
sosial dan budaya masyarakat bandung. Masyarakat indonesia pada umumnya memiliki karakteristik pada hunian yang mereka tempati
yakni lebih mengutamakan hubungan kekeluargaan dan lingkungan sekitar. Masyarakat Indonesiapada umumnya tidak terbiasa tinggal di
rumah dengan jumlah lantai lebih dari 2 lantai, terlebih lagi apabila lantai atas dan bawah di huni oleh penghuni lain yang akan
menimbulkan efek saling menjauhi antar penghuni (individualisme)
Kota Bandung dengan luas 167,45 Km dan terbagi dalam 62 kecamatan, 139 kelurahan (desa), 1.494 rukun warga (RW),
9.205 Rukun tetangga (RT). Di kota bandung pada umumnya memiliki permasalahan yang relatif sama dengan kota bersar lainnya
mengenai perumahan atau tempat hunian, salah satunya yaitu pada rusun karena penduduk di kota Bandung kian bertambah dari tahun
ke tahun, hal inilah yang menimbulkan ide bahwa pentingnya pembangunan rusun yang akan di rancang pada bahasan ini.
Pembangunan rusun di kota Bandung mulai banyak diterapkan oleh pemerintah, mengingat semakin banyaknya daerah kumuh
yang marak di kota Bandung, terutama di pusat kota atau yang kerapkali disebut dengan kampung kota. Daerah kumuh di kota
Bandung umumnya ditempati oleh berbagai macam latar belakang warga yang tinggal disana, mulai dari warga pribumi hingga pendatang
yang mencari penghasilan di kota Bandung namun tidak memiliki penghasilan yang memadai. Sebagai contoh di wilayah kecamatan Bandung
wetan dengan jumlah populasi lebih dari 35.100 jiwa dan luasan wilayah 329 hektar, disana terdapat daerah pemukiman yang padat
penduduk baik itu perumahan (legal) maupun daerah ilegal (rumah kumuh), daerah ilegal inilah yang umumnya di tempati oleh pendatang
pendatang dari luar kota bandung.
Pemerintah telah mencanangkan biaya untuk peremajaan kota melalui instruksi presiden no 5 tahun 1990, tentang
peremajaan pemukiman kumuh yang berada di atas tanah negara. Untuk menindaklanjuti dari instruksi presiden tersebut, maka pada
tanggal 7 januari 1993, telah diterbitkan dengan adanya surat edaran dengan nomor : 04/SE/M/1/1993, yang isinya menginstruksikan
kepada seluruh gubernur, kepala daerah tingkat 1 dan bupatii/ walikotamadya kepala daerah tingkat 2 untuk melaksanakan pedoman
umum penanganan terpadu untuk perumahan dan pemukiman kumuh, yang diantaaranya untuk melakukan peremajaan dan pembangunan
rumah susun.

Deskripsi Proyek Next to page 3


12/30/2014 5
Vertical House Background 3
Latar belakang pembangunan rumah susun diperkotaan
Perumahan atau hunian merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Dengan semakin bertambahnya penduduk, namun lahan
yang tersedia sangat terbatas, maka pembangunan rumahpun dirancang secara bertingkat / vertikal atau kita kenal dengan rumah susun.
Pembangunan rusun merupakan salahsatu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama didaerah
perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat, dengan dibangunnya rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah, membuat
ruang terbuka, kota yang dapat digunakan sebagai salahsatu cara untuk peremajaan kota bagi daerah yang kumuh.
The Condoban atau yang berarti Condominium of Bandung merupakan proyek rumah susun yang berlokasi di daerah balubur,
kecamatan Bandung wetan, kawasan bandung utara, Yang akan menerapkan gaya baru untuk rumah susun yang kontemporer serta
berkonsep modern minimalis tropis serta mengkloning konsep dari kesinambungan energi dan sumberdaya. Untuk mengembangkan kawasan
padat pemukiman dan aktifitas disekitar jalan tamansari, The Condoban mengintegrasikan bangunan rumah susun dengan pusat
perbelanjaan BALTOS atau biasa di sebut balubur town square, kampus UNISBA dan kantor rektorat ITB. Bentuk bangunan yang akan
dirancang menyerupai peti kemas bertumpuk yang beranalogikan bahwa bangunan ini diisi oleh berbagai macam kompnen, dan konsep ini
mengartikan bahwa bangunan tersebut adalah pengangkut massal dan kaitannya dengan konsep sekitar yakni lebih ke arah moda
perekonomian rakyat.
Bangunan rusun ini memiliki 2 masa bangunan dengan bentuk persegi panjang, masing masing bangunan memiliki 5 lantai
bangunan dan 64 unit hunian, diantaranya lantai 1 & 2 adalah type 36 yang berjumlah 32 unit dan lantai 3 & 4 adalah type 21 yang
berjumlah 32 unit. Total unit hunian pada 2 bangunan yaitu 128 unit hunian. Setiap bangunan memiliki ruang terbuka hijau dilantai
4&5 dan bangunan yang dihubungkan dengan lobby dan tangga akses yang bertujuan memaksimalkan sirkulasi manusia serta bukaan yang
dinamis untuk memudahkan masuknya cahaya matahari dan udara.
Ground floor difungsikan sebagai area komersil dan ruang publik sehingga dapat menciptakan privasi pada hunian dan
memberikan fasilitas pendukung bagi aktivitas sosial dan kegiatan lainya bagi penghuni dan tamu. Dengan membagi satu bagian bangunan
dan unit hunian (split). Pada setiap bangunan dapat memaksimalkan setiap unit hunian untuk mendapatkan pencahayaan dan penghawaan
alami yang dibutuhkan pada setiap unit hunian sehingga dapat mengurangi penggunaan energi listrik.
Setiap bangunan memiliki roof gardern yang terdapat pada lantaii 3 dengan tujuan memberikan ruang terbuka hijau untuk
dipelihara agar memberikan suasana yang baik serta sirkulasi udara yang mencukupi dan dapat menambah nilai estetika pada bangunan
khususnya pada fasade bangunan.

Deskripsi Proyek Next to page 4


12/30/2014 6
Vertical House Rules 4
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011
TENTANG RUMAH SUSUN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian
bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif;
b. bahwa negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan perumahan melalui rumah susun yang
layak bagi kehidupan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia;
c. bahwa setiap orang dapat berpartisipasi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal melalui pembangunan rumah susun yang
layak, aman, harmonis, terjangkau secara mandiri, dan berkelanjutan;
d. bahwa negara berkewajiban memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum, kebutuhan
setiap orang, dan partisipasi masyarakat serta tanggung jawab dan kewajiban negara dalam penyelenggaraan rumah susun sehingga
perlu diganti;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk
Undang-Undang tentang Rumah Susun;
Mengingat .

1. Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
Dengan Persetujuan Bersama

Deskripsi Proyek Next to page 5


12/30/2014 7
Project Goals 5
Tujuan perancangan dan pembangunan rumah susun
Tujuan Khusus Pembangunan Rumah Susun :
untuk mengendalikan lajunya pembangunan rumah-rumah biasa yang banyak memakan lahan.

Sasaran Penghuni Rumah Susun:


1. Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan
2. Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan dibebaskan
3. Target jual ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, dengan penghasilan antara Rp. 600.000 sampai Rp.
1.500.000

UU No. 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun, Tujuan Pembangunan Rumah Susun adalah:
Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan kebawah, yang
menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan
menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.

Persyaratan teknis pembangunan rumah susun :

1. Ruang;
Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung
dengan udara dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami dalam jumlah yang cukup.

2. Struktur, komponen, dan bahan bangunan;


Rumah susun harus direncakanan dan dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku.

Data & Analisa Next to page 6


12/30/2014 8
Project Goals 6
Tujuan perancangan dan pembangunan rumah susun
3. Kelengkapan rumah susun;
Rumah susun harus dilengkapi dengan: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, saluran pembuangan air hujan, saluran
pembuangan air limbah, saluran dan/atau tempat pembuangan sampah, tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat
komunikasi lainnya, alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator, pintu dan tangga darurat kebakaran, tempat jemuran, alat
pemadam kebakaran, penangkal petir, alat/sistem alarm, pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu, dan generator listrik untuk rumah
susun yang menggunakan lift.

4. Satuan rumah susun;


Satuan rumah susun dapat berada pada permukaan tanah, di atas atau di bawah permukaan tanah, atau sebagian di bawah
dan sebagian di atas permukaan tanah. Rumah susun juga harus mempunyai ukuran standar yang dapat dipertanggungjawabkan, memenuhi
persyaratan sehubungan dengan fungsi dan penggunaannya, serta harus disusun, diatur, dan dikoordinasikan untuk dapat mewujudkan
suatu keadaan yang dapat menunjang kesejahteraan dan kelancaran bagi penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari untuk hubungan
ke dalam dan ke luar.

5. Bagian bersama dan benda bersama;


1. bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang tangga, lift, selasar, harus mempunyai ukuran yang dapat memberikan
kemudahan bagi penghuni dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam hubungan sesama penghuni, maupun dengan pihak-pihak lain.
2. benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, kapasitas yang dapat memberikan keserasian lingkungan guna menjamin
keamanan dan kenikmatan para penghuni.

6. Kepadatan dan tata letak bangunan;


Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus memperhitungkan dapat dicapainya optimasi daya guna dan
hasil guna tanah. Tata letak bangunan harus menunjang kelancaran kegiatan sehari-hari dan harus memperhatikan penetapan batas
pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, serta pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya yang
mengancam keselamatan penghuni, bangunan, dan lingkungannya.

Data & Analisa Next to page 7


12/30/2014 9
Project Goals 7
Tujuan perancangan dan pembangunan rumah susun
7. Prasarana lingkungan;
Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan yang berfungsi sebagai penghubung untuk keperluan
kegiatan sehari-hari bagi penghuni, baik ke dalam maupun ke luar dengan penyediaan jalan setapak, jalan kendaraan, dan tempat parkir.

8. Fasilitas bangunan.
Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul,
melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak, dan kontak sosial lainnya serta ruangan dan/atau bangunan untuk
pelayanan kebutuhan sesuai standar yang berlaku.
Persyaratan teknis pembangunan rumah susun ini ditujukan untuk menjamin keselamatan, keamanan, ketenteraman serta
ketertiban para penghuni dan pihak lainnya. Pengaturan atas bagian bangunan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah mengandung hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama, memberikan landasan bagi sistem pembangunan
yang mewajibkan kepada penyelenggara pembangunan ("developer") untuk melakukan pemisahan rumah susun atas satuan-satuan rumah
susun dengan pembuatan akta pemisahan dan disahkan oleh Instansi yang berwenang. Atas dasar pemisahan yang dilakukan dengan akta
dengan melampirkan gambar, uraian dan pertelaan yang disahkan oleh instansi yang berwenang dan didaftarkan
sebagaimana disyaratkan tersebut memberikan kedudukan sebagai benda tak bergerak yang dapat menjadi obyek pemilikan ("real
property").
Sedangkan dalam segi lain, pengaturan tersebut memberikan landasan bagi sistem pemilikan, ditunjukkan bahwa hak milik atas
satuan rumah susun, dalam kedudukannya sebagai hak kebendaan, meliputi hak milik atas satuan Yang bersifat perseorangan dan terpisah,
termasuk juga hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.

Data & Analisa Next to page 8


12/30/2014 10
Research Method & Points 8
Point analisa dan dan metoda penelitian terhadap rancangan
Pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan dengan Poin poin analisa
metoda sebagai berikut :
Aksesibilitas (peranan vegetasi eksisting / tambahan terhadap
Pengamatan, pemahaman serta pengembangan potensi di sekitar lokasi tapak)
lokasi untuk memperoleh solusi dalam pengembangan dan Orientasi & View (posisi bangunan / eksisting terhadap lokasi
perancangan rusun. tapak)
Sirkulasi (alur masuk / keluar kendaraan & manusia terhadap
Pengamatan serta pemahaman kondisi sosial budaya masyarakat lokasi tapak)
di daerah sekitar guna untuk mempertahankan bodaya sosial Intensitas kendaraan (Kepadatan / kemacetan kendaraan di
masyarakat yang sudah tertanam pada lokasi tersebut daerah sekitar pada lokasi tapak)
Kebisingan (kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan sekitar
Pencarian data dan studi lokasi literatur yang berguna untuk maupun dari lokasi tapak)
persyaratan kriteria rusun dengan perpaduan teori yang telah
dikembangkan serta syarat yang dibutuhkan untuk pembangunan Karakteristik Iklim tapak
rusun di lokasi
Kelembaban cuaca pada lokasi tapak yang khususnya berada di
Mencari preseden rusun yang tepat dan dapat dijdikan sebagai wilayah Kota Bandung utara pada umumnya berada pada kisaran
acuan untuk pengembangan lebih lanjut agar perancangan rusun 55% hingga 75% karena terletak di pusat kota dan berada di
berjalan dengan baik sesuai konteks daerah di sekitarnya pinggir jalan utama yang ramai akan aktifitas lalulintas, namun pada
musim penghujan, kelembaban dapat naik hingga mencapai 95%
Studi lokasi yang berkaitan dengan karakteristik tapak, aktfitas, pada seluruh wilayah di kota bandng. Curah hujan di kota bandung
sirkulasi dan fungsi eksisting serta permasalahan lain yang terjadi rata rata 250mm pertahun. Dan jumlah hujan rata rata 11
pada lokasi tapak. hari perbulan pada musim kering dan 18 hari pada musim hujan,
serta temperatur rata rata konstannya adalah 24,10 Celcius
o

Data & Analisa Next to page 9


12/30/2014 11
Site Infographics 9
Karakteristik, Profil, dan klimatologis lokasi tapak

Jumlah penduduk di kelurahan Taman sari

RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08 RW 09 RW 10

6% 5%

36% 13% 33% 17%

21% 19%

24% 26%

RW 11 RW 12 RW 13 RW 14 RW 15 RW 16 RW 17 RW 18 RW 19 RW 20

9% 7%
37% 14% 29% 19%

20%
19% o
26%
20%

Data & Analisa Next to page 10


12/30/2014 12
Site Infographics 10
Karakteristik, Profil, dan klimatologis lokasi tapak
Jumlah penduduk kelurahan tamansari Jumlah penduduk kelurahan tamansari
berdasarkan mata pencaharian pokok berdasarkan Tingkat pendidikan

3000 Dll

2500
Wanita S2 Pria
S1
2000
D3
1500
tamat slta
Series1
1000
Series1 tamat sltp
500 tamat sd
0 tidak tamat sd
Belum sekolah

0 1000 2000 3000

Dll
3000
S2
2500
Pria S1 Wanita
2000
D3
1500 tamat slta
Series1
1000 tamat sltp
Series1
500 tamat sd o
tidak tamat sd
0
Belum sekolah

0 1000 2000 3000

Data & Analisa Next to page 11


12/30/2014 13
Human Influences 11
Peranan dan pengaruh manusia terhadap lingkungan

Manusia Penggerak

Pembina

Pengolah
lingkungan

Manusia merupakan aktor utama dalam


keberlangsungan kehidupan di lingkungan sekitarnya.
Karakteristik, aktifitas serta kemajuan dan
perkembangan peradaban manusia merupakan hal yang
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka sehingga
lingkunganpun tidak sepenuhnya harus diubah demi
menjaga kelangsungan makhluk hidup di sekitarnya.

Data & Analisa Next to page 12


12/30/2014 14
Environmental Influences 12
Peranan dan pengaruh lingkungan terhadap rancangan

Arsitektur Lingkungan Rancangan

Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


dan pembangunan yang akan dilaksanakan didalam lingkungan
tersebut harus memperhatikan kondisi dari lingkungan tersebut,
faktor alam dari lingkungan alam pun dapat mempengaruhi pola
pikir, aktifitas, serta pengembangan dalam peradaban manusia
secara umum, dan arsitek secara khusus dalam mengolah dan
membina lingkungan sekitar agar terasa aman dan nyaman untuk
ditempati serta melakukan aktifitas lainnya.

kawasan ini termasuk dalam kawasan perkotaan yang


padat akan aktifitas komersial namun memiliki karakteristik
masing masing. Namun masih terdapat pemukiman warga yang
padat penduduk yang terlihat kumuh.

Data & Analisa Next to page 13


12/30/2014 15
Building Influences 13
Peranan dan pengaruh bangunan terhadap perancangan

Arsitektur Bangunan Perancangan

Hasil dari produk arsitektur adalah bangunan dan merupakan


hasil dari perkembangan peradaban manusia yang dapat mengolah
lingkungannya sedemikian rupa, sehingga mereka dapat mengembangkan
lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang memiliki potensi untuk di
huni. Bangunan pun sama seperti manusia yaitu harus mengikuti
karakteristik lingkungan demi terciptanya bangunan yang nyaman untuk
ditempati.

bangunan yang layak ditempati harus memiliki energi agar


bangunan tersebut layak untuk di tempati. Pemakaian energi sebagai
penunjuang kehidupan dalam bangunan, dan berarti bangunan tersebut
juga mengeluarkan energi pembuangan yang umumnya buruk, baik bagi
lingkungan maupun sekitar. Penggunaan energi dengan pemanfaatan
potensi alam di lingkungan sekitar serta pengolahan energi yang bersih
bagi bangunan merupakan metode yanng perlu di terapkan dalam setiap
bangunan sehingga bangunan tersebut selaras dan bersinergi dengan
lingkungan dan manusia disekitarnya.

Data & Analisa Next to page 14


12/30/2014 16
Site Borders 14
Batasan tapak kawasan balubur secara makro

Barat (Unpad Bandung) Utara (PDAM Tirtawening)


Jl. Ir. H. Juanda No. 4 Jalan Badak Singa No.10
Dago Coblong Bandung Jawa Barat 40132
Jawa Barat

Timur (Plaza Dago)


Selatan (Hotel Sawunggaling)
Jl IR H Juanda No 61-63
Jl. Sawunggaling No. 13 Jawa Barat
Tamansari Bandung Wetan
Bandung Jawa Barat

Data & Analisa Next to page 15


12/30/2014 17
Site Borders 15
Batasan pada tapak / tepat di sekeliling tapak (mikro)

Arah Barat Arah Utara


Pemukiman warga Jalan tengah antara
Kondisi jalan baik, baltos dan tapak
ketertibannya baik, Kondisi jalan baik,
namun di pintu masuk ketertiban kurang, dan
sering terjadi kemacetan sering macet karna
aktifitas lalulintas yang
padat, mungkin perlu
pelebaran jalan

Arah timur
Jalan taman sari
Kondisi jalan baik, ketertiban
baik, kemacetan cukup baik,
Arah selatan kelengkapan jalan cukup
Jl. Taman sari lengkap
Kondisi jalan baik, aktifitas
padat, namun tertata dan
tertib (jalur komersil)

Data & Analisa Next to page 16


12/30/2014 18
Site Accessibility 16
Potensi dan solusi akses pada tapak
POTENSI : Balubur adalah kawasan lokasi yang dapat dinilai sebagai
kawasan perkotaan dan dilokasi tersebut dekat dengan jalan yang
sifatnya komersial dan memiliki aktifitas manusia yang cukup padat.

KENDALA : Dengan padatnya


aktifitas manusia di wilayah ini
pasti akan menyebabkan kemacetan
lalulintas dan ketertiban yang
kurang tertata, maka dari itu
harus dilakukan pembenahan sistem
lalulintas dan alur yang baik agar
terciptanya akses yang baik
teratur dan tertata dengan rapi

Data & Analisa Next to page 17


12/30/2014 19
Site View 17
Pandangan tapak kawasan balubur
Potensi : titik pandang yang bagus yang bisa diperoleh untuk
titik pandang ke lokasi tapak secara maksimal ada 2 titik yaitu :

Titik yang diperoleh dari arah jembatan pasopati


Titik pandang yang bisa didapat dari arah jalan tamansari atau
pertigaan antara jalan taman sari dan jalan sulanjana

Kendala : titik pandang bangunan tidak


bisa didapat secara maksimal dari area
lain dikarenakan banyaknya bangunan
tinggi yang menghalangi arah pandang
terhadap tapak.

Solusi : menciptakan object yang


menarik misalnya design dari gubahan
masa dan sentuhan warna yang
sifatnya mencolok atau lebih ke
aksentuasi agar menciptakan daya tarik
yang nyaman dipandang.

Data & Analisa Next to page 18


12/30/2014 20
Site Existing 18
Eksisting pada kawasan balubur Hotel sawunggaling banyak di Eksisting plaza dago memiliki
kunjungi warga pribumi dan potensi yang baik bagi penghuni
wisatawan, waka dari itu warga rusun karena lokasi ini
eksisting dilokasi inipun menjadi dikunjungi oleh warga bandung
akses dan aktifitas publik dan tempat ini dapat menjadi
fasilitas pendukung warga
rusun.
(Plaza Dago)
Jl IR H Juanda No 61-63
Jawa Barat

Kondisi site eksisting yang


diambil untuk penjelasan skema
secara terperinci mengenai
keterkaitan antara titik (Hotel Sawunggaling)
eksisting dan lokasi tapak. Jl. Sawunggaling No. 13
Tamansari Bandung Wetan
Bandung Jawa Barat

Data & Analisa Next to page 19


12/30/2014 21
Comparative Study 19
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Rumah Susun Tanah Abang merupakan rumah susun hunian karena seluruhnya berfungsi sebagai tempat
tinggal, diperuntukkan untuk penghuni dengan tingkat perekonomian menengah bawah, tetapi sekarang ini sudah
mengalami alih pemilik sehingga masyarakat ekonomi menengah ke atas juga menempati rumah
susun ini. Sekarang ini, penghuninya adalah yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta
dan pensiunan.
Rumah susun ini terdiri dari 2 wilayah yaitu wilayah A dan wilayah B. Wilayah A memiliki 32 blok dan
wilayah B memiliki 32 blok. Survey dilakukan hanya pada rusun blok A saja, pada hari Kamis 9 September
2009.
Sebagai bahan perbandingan, dipilih Rumah Susun Kemayoran yang merupakan rumah susun campuran
karena sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian lagi berfungsi sebagai tempat usaha.
Rumah susun Kemayoran merupakan rusun yang diperuntukkan bagi korban penggusuran, bencana dan
masyarakat ekonomi menengah bawah namun sekarang juga ditempati oleh masyarakat ekonomi menengah
atas yang berprofesi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, bahkan pengusaha. Rata-rata yang menempati
rumah susun ini minimal memiliki sepeda motor.

Rumah susun ini terdiri dari 2 tahap pembangunan yaitu :

1. Tahap I terdiri dari Rusun jenis Dakonta dan Apron yang tiap unitnya tidak memiliki WC
di dalam tetapi memiliki WC umum/ bersama.
2. Tahap II terdiri dari Rusun jenis Conver dan Boeing yang tiap unitnya memiliki
WC di dalam tiap unitnya.
Survey dilakukan untuk jenis Conver, Berikut ini adalah data dari hasil survey dan analisa:

Data & Analisa Next to page 20


12/30/2014 22
Comparative Study 20
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Data & Analisa Next to page 21


12/30/2014 23
Comparative Study 21
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Data & Analisa Next to page 22


12/30/2014 24
Comparative Study 22
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Data & Analisa Next to page 23


12/30/2014 25
Comparative Study 23
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Data & Analisa Next to page 24


12/30/2014 26
Comparative Study 24
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Data & Analisa Next to page 25


12/30/2014 27
Comparative Study 25
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Berikut ini adalah tabel perbandingan karakteristik Sedangkan perbandingan dari segi kelengkapan
bangunan Rusun fasilitas, yakni:
Tanah Abang dengan Rusun Kemayoran (Tabel 2.)

Data & Analisa Next to page 26


12/30/2014 28
Comparative Study 26
Studi literatur bangunan terhadap perancangan (Rumah Susun Tanah Abang Rumah Susun Kemayoran)

Dikaitkan dengan penerapan konsep Hemat Energi, kesimpulan yang bisa diambil dari data dan analisa
diatas antara lain:

Kondisi tapak berpengaruh dalam hal pencapaian ke tapak, yakni seberapa besar usaha
yang dibutuhkan penghuni untuk sampai ke rusun. Lokasi kedua rusun yang strategis (dekat jalan
raya) dapat mengatasi masalah tersebut.
Ada usaha untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan alami melalui Bentuk dan Gubahan
Massa, namun sayangnya usaha itu kurang berhasil khususnya pada Rusun Tanah Abang.
Pencahayaan alami dan penghawaan pada rusun kurang
sehingga membutuhkan pencahayaan dan penghawaan buatan (lampu listrik, AC, kipas angin,
exosfan, dll) khususnya pada Rusun Tanah Abang.
Penghijauan juga memegang peranan, karena lingkungan yang asri akan
memancing kegiatan komunal di luar ruangan sehingga menghemat pemakaian energi
listrik. Hal ini terjadi pada Rusun Tanah Abang yang memiliki penghijauan lebih banyak.
Material bangunan berperan dalam menyerap atau meredam panas. Hal ini direspon lebih baik
oleh bangunan Rusun Kemayoran yang memiliki finishing relatif lebih baik.
Jarak antar bangunan dapat menghemat energi dalam hal sirkulasi manusia.
Jarak yang jauh mendorong manusia untuk menggunakan kendaraan di dalam area sirkulasi
(misalnya: motor)

Data & Analisa Next to page 27


12/30/2014 29
Comparative Study 27
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
Kebutuhan penyediaan hunian warga kota yang semakin
melonjak dihadapkan pada permasalahan keterbatasan lahan yang ada.
Oleh karenanya, diperlukan fasilitas hunian massal yang disusun secara
vertikal atau dengan bahasa awam rumah susun.
Rumah Susun yang berlokasi di Cigugur-Cimahi Jawa Barat ini
merupakan rumah susun percontohan, dengan konsep desain rumah
berbasis rendah emisi dan memanfaatkan teknologi konstruksi C- Plus.
Rendahnya emisi dicapai melalui desain bangunan serta desain kawasan
yang tepat.

Kriteria Desain
Pendekatan desain unit hunian rumah susun direncanakan
dengan memperhatikan kenyamanan, dan luas minimal suatu tempat
tinggal. Ukuran ruang hunian untuk beraktivitas dan sirkulasi
disesuaikan dengan standar hunian 9m2/orang. Pilihan rancangan luas
satu unit rumah susun sederhana seluas 21 m2 merupakan unit
hunian inti untuk keluarga kecil dengan satu orang anak. Rumah susun
sederhana Puskim merupakan rumah singgah atau transit dalam rangka
mendukung proses peremajaan kawasan. Desain Rumah Susun
mengoptimalkan ventilasi udara dan pencahayaan alami yang cukup
untuk tiap unit. Setiap blok rumah susun Cimahi terdiri dari lima
lantai, lantai 1 sampai lantai 4 merupakan unit hunian dan lantai
dasar sebagai fasilitas penunjang dan ruang bersama. Antar blok massa
bangunan dihubungkan oleh selasar yang juga berfungsi sebagai jalur
evakuasi.

Data & Analisa Next to page 28


12/30/2014 30
Comparative Study 28
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
Konsep desainnya:
1. Konsep baling-baling, kenyamanan thermal
2. Secara sosial spasial dan bentuk lebih akrab
Desain penataan unit dengan pola memusat bertujuan mempertahankan skala
mikro komunitas sesuai dengan kehidupan kampung sebelumnya.

Rusuna Cigugur adalah hasil penerapan teknologi Puskim secara terintegrasi dari
segi arsitektur,struktur,plumbing, bahan bangunan, sanitasi dan persampahan.
1. Struktur & Konstruksi
Sistem struktur Rumah susun Cigugur menggunakan sistem
pracetak C-Plus yang ditelah diuji pada tahun 2002. Hasil pengujian
menunjukkan sistem ini mempunyai kehandalan sebagai sistem struktur bangunan
bertingkat. Parameter keandalan sistem ini untuk joint balok kolom interior
adalah beban lateral leleh sebesar 20,77 ton, beban maksimum
27,03 ton dan daktilitas sebesar 5,3 sedangkan joint balok kolom
eksterior didapatkan beban leleh lateral 8,75 ton. Sedangkan beban lateral
maksimum yang dapat dipikul adalah 12,82 ton dan daktilitas 3,3. Dari
parameter di atas dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat digunakan pada struktur bangunan bertingkat di Indonesia.
Bentuk khas Struktur C-Plus adalah berbentuk plus(+). Ditinjau dari segi kekuatan, bentuk kolom yang simetris akan
memberikan kekuatan yang sama pada kedua arah sumbu utama kolom baik arah x maupun arah y. Dengan inersia yang sama, bentuk
kolom plus membutuhkan volume beton yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk kolom persegi. Sebagai gambaran, bentuk kolom plus
20/75 yang digunakan pada rusunawa Puskim memiliki inersia yang sama dengan kolom persegi ukuran 5050. Dengan bentuk ini, kolom
C-Plus lebih hemat 15% dalam penggunaan beton. Kelebihan lain dari bentuk ini adalah memungkinkan adanya efisiensi ruang. Pada kolom
konvensional bangunan bertingkat, ukuran kolom persegi harus lebih besar dari tebal dinding sehingga ada bagian kolom yang menonjol dan
memakan ruang. Untuk ruang-ruang yang tidak terlalu luas (unit 18 atau 21), penggunaan kolom C-Plus akan mengurangi tonjolan
sehingga ruang lebih efisien.
Waktu pelaksanaan pekerjaan untuk konstruksi pracetak diperkirakan lebih cepat daripada konstruksi konvensional karena
komponen bangunan telah diproduksi terlebih dahulu sehingga di lapangan hanya proses perakitan.

Data & Analisa Next to page 29


12/30/2014 31
Comparative Study 29
4. Pembuangan dan Pengolahan Air limbah/kotor

Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
2. Bahan Bangunan
Bahan pengisi dinding adalah conblock ukuran 20x30x10 cm dengan campuran 1PC : 5 Pasir. Dinding ditambah perkuatan tulangan tunggal
diameter 6mm, dipasang arah horisontal setiap 5 lapis, dan arah vertikal setiap 5 buah conblock.
Bahan penutup lantai adalah plesteran untuk lantai hunian dan selasar. Bahan gymstone digunakan pada lantai plaza. Kerangka kuda-kuda
menggunakan bahan baja karena durabilitas lama dan tidak memerlukan perawatan khusus. Kusen jendela menggunakan bahan alumunium
agar tidak memerlukan perawatan khusus.

3. Penyediaan Air Bersih


Sistem plumbing air bersih yang diterapkan pada rumah susun sederhana Puskim adalah sistem Pemompaan dan Gravitasi. Air dari sumur
dalam dipompa ke ground tank, untuk kemudian dipompa ke roof tank. Air dari roof tank didistribusikan ke tiap unit dengan sistem
gravitasi. Setiap unit dilengkapi meteran air dan listrik untuk mencatat penggunaan air.

4. Pembuangan dan Pengolahan Air limbah/kotor


Sistem pembuangan limbah menggunakan sistem campuran, yaitu pembuangan dimana air limbah kamar mandi dan air kotor dikumpulkan
dan dialirkan dalam satu saluran. Sistem Ven yang diterapkan adalah ven tegak tunggal dengan ukuran sama dengan pipa tegak air limbah,
sistem ini akan memberikan penghematan penggunaan pipa dan efisiensi pengaliran air dalam sistem plumbing. Pengolahan air limbah
rumah tangga menggunakan sistem Biokontraktor. Sistem ini dapat menurunkan beberapa parameter yang dapat dijadikan
indikator pencemaran.

5. Persampahan
Untuk dua blok rusuna Cigugur yang terdiri dari 64 unit hunian dilengkapi empat unit komposter dengan kapasitas masing-masing 500 L
dari bahan tahan karat. Ruang pemilahan sampah terletak di lantai dasar.
Keunggulan
Dengan teknologi pracetak, lebih cepat dikerjakan. Biaya konstruksi lebih murah. Dari aspek penghawaan, sirkulasi udara lebih baik.
Dari aspek pencahayaan alami, pencahayaan alami tiap unit lebih baik dengan input dari 2 sisi.
Sistem plumbing lebih efisien .

Biaya Investasi
Biaya konstruksi 1,8 juta/m2 (tahun 2006).

Data & Analisa Next to page 30


12/30/2014 32
Comparative Study 30
4. Pembuangan dan Pengolahan Air limbah/kotor

Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
SKETSA SITEPLAN
Rusunawa Cimahi II terdiri dari 297 unit
ruangan bertipe 24 dan 72 unit ruangan bertipe 27.
Namun saat ini rusunawa tersebut belum bisa digunakan
karena balum adanya serahterima dari pemerintah pusat.
Rusunawa ini diperuntukkan bagi pekerja yang berstatus
lajang atau mereka yang sudah menikah dan memiliki anak
maksimal satu orang. Lama waktu sewanya pun dibatasi
maksimal
3 tahun.
Sementara untuk anggaran Rusunawa Cimahi II,
dibangun oleh dana dari APBN dan APBD Kota Cimahi
Tahun Anggaran (TA) 2009 yang memakan waktu
pembangunan selama 1 tahun. Rusunawa ini merupakan
kerja sama pemerintah pusat yakni Kemenpera,
Kementerian PU, dan Pemkot Cimahi. Total anggaran yang
dikeluarkan dari APBN dan APBD Kota Cimahi sebesar Rp
45,5 miliar.
Dengan rincian, Kementerian PU memberikan
anggaran sebesar Rp 30 miliar, Kemenpera sebesar Rp 10
miliar, dan Pemkot Cimahi sebesar Rp 5,5 miliar dari
Pemkot Cimahi. Bangunan Rusunawa II Cimahi terdiri dari
empat twin block di atas tanah seluas 20.000 meter
persegi.(Dhany/Bag.Humas Pemkot Cimahi)

Data & Analisa Next to page 31


12/30/2014 33
Comparative Study 31
4. Pembuangan dan Pengolahan Air limbah/kotor

Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)

A B
Hasil dari survey lapangan di peroleh data
sbb :
1. 3 block bangunan yaitu bangunan A,B dan
C. Dengan jumlah 4 lantai, dan lantai
dasar di peruntukan sebagai sarana sosial.
C

Data & Analisa Next to page 32


12/30/2014 34
Comparative Study 32
4. Pembuangan dan Pengolahan Air limbah/kotor

Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
2. Block A,B dan C memiliki hunian dengan type 21 secara merata
3. Jumlah unit hunian pada 3 Block rusun yaitu 99 unit x
3block = 297 unit hunian.
4. Pada rusun awalnya terdapat 3 buah warung pada setiap
blocknya dan warung tersebut di kelola oleh para penghuni
rusun sendiri, namun pemerintah kota cimahi sudah
melarang membuka warung di lokasi rusun, maka dari itu

B
pemerintah memberikan tempat khusus yang disebut pasar
tradisional rusun tepat di sebelah rusun seluas 30m x
70m.
5. Pasar tradisional di rusun tersebut sementara ini belum
difungsikan, dikarenakan keterbatasan modal dan belum
turunya dana dan pengelola system management keuangan
yang akan ditunjuk langsung oleh pemerintah setempat
nantinya.
6. Masjid disebelah musholla tersebut terlihat sepi dan belum
difungsikan juga mungkin karena peralihan fungsi ruang
serbaguna yang awalnya dijadikan aula, kini dijadikan
musholla dan merata di setiap block terjadi peralihan fungsi
yang sama.
7. Pada tiap block terdapat wc umum dilantai dasar dengan
besaran 3 x 8 meter (terdapat 2 wc umum pada setiap
block)

Data & Analisa Next to page 33


12/30/2014 35
Comparative Study 33
4. Pembuangan dan Pengolahan Air limbah/kotor

Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)

WC umum pada setiap block

Foto tempat wudlu di wc Foto wc tertutup


umum rusun typical Foto urinoar WC 1.5 x 2 m

NB : Kondisi toilet pada rusun cimahi ini menurut saya tidak terpelihara dengan baik mungkin karena
beberapa faktor diantaranya management SDM yang tidak terurus, ditambah kondisi penghuni yang
terlihat lebih bersifat individualisme karena tidak ada management atau organisasi penggerak SDM.
Data & Analisa Next to page 34
12/30/2014 36
Comparative Study 34
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
Design Landscape (Taman)

Data & Analisa Next to page 35


12/30/2014 37
Comparative Study 35
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
9. Jenis fasilitas yang ada di rusun ini diantaranya :
R. Pertemuan / aula ada 1 di setiap gedung (8m x 10m)
Fasilitas pendidikan :
> TK playgroup bersama radius 1 km
> TK Al-istiqomah radius 1,5km
> TK Playgroup gading tutuka 1,5km
> SDN Cijerah 2 radius 2,5 km
> SDN shaibi 1 dan 6 radius 2km
> SDN sayuran Radius 2km
> SDN Tunas harapan terbaik ke dua di bandung radius
2,5KM
> SLB radius 3km
> SLTP swasta pasundan 2 radius 2km
> SLTP pasundan 7 bandung Radius 3km
> SLTP Negeri 4 cimahi radius 2km
> SLTA pasundan 2 cimahi radius 2km
> SLTA Negri 6 cimahi radius 1,5km

10. Tempat parkir motor dan mobil


Parkiran motor ada 2 tempat di tiap gedung
Parkiran motor area lantai dasar (8 x 20m), dibelakangnya
terdapat area parkir lagi dengan (luas 8 x 10m).

Data & Analisa Next to page 36


12/30/2014 38
Comparative Study 36
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
11. Tps pada gedung A, B, dean C ada 2 di setiap pojok gedung dengan ukuran 3 x 3m.
12. Air menggunakan sibel atau artesis dengan kedalaman kurang lebih 200m hingga titik air
bersih dan dapat dikonsumsi.
13. Gardu listrik ada 1 disetiap gedung, letaknya di bawah tangga.

Data & Analisa Next to page 37


12/30/2014 39
Comparative Study 37
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
14.Fasilitas beribadah yaitu di aula yang seharusnya ruangan tersebut dijadikan gedung serbaguna (8 x
10)
15.Fasilitas klinik tidak ada, mungkin pemerintah lebih merujuk ke dokter praktek yang ada di radius
2,5km dan rs bersalin avisena di radius 2km.
16.Ukuran koridor dilantai 2 lumayan besar dengan jarak 2m dan ruangan terbuka maka sirkulasi dan
pencahayaan dapat dibilang mencukupi

AULA Void menerus dari lantai dasar Foto luasan koridor 2m dari
hingga lantai 4 rumah ke void

Data & Analisa Next to page 38


12/30/2014 40
Comparative Study 38
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
Ukuran jalan pada site

1,5m adalah pedestrian + saluran drainase, dan 6m adalah lebar jalan

Data & Analisa Next to page 39


12/30/2014 41
Comparative Study 39
Studi banding survey lokasi bangunan terhadap perancangan (Rusun cibaligo cimahi)
Penilaian positive dan negative mengenai rusun setelah survey

1. Rusun ini terlihat kumuh

2. Wc di rusun tidak tertata dengan rapi seperti gambar diatas


3. Banyak nya ruang yang bukan pada fungsinya namun di paksakan untuk
kebutuhan lain yang tidak sesuai sebagaimana mestinya, bahkan pada gedung
C ruang serbaguna dijadikan ruang kantor pengurus.

4. Disebrang area rusun ada lahan kosong


yang dipenuhi sampah dan terlihat
kurang sehat.
5. Tidak diberikannya fasilitas klinik
6. Tidak tersedianya fasilitas pendidikan
yang berdekatan (disekitaran rusun)
berpengaruh buruk bagi pertumbuhan
anak diusia dini.
7. Tidak adanya fasilitas olahraga yang
memadai.

taman di koridor lantai


dasar tidak terurus dengan
baik
Tampak dari lantai 2 saluran air terlihat
berwarna hitam dan menunjukan kurang
sehat

Data & Analisa Next to page 40


12/30/2014 42
Government Arragement 40
Aturan pemerintahan kota Bandung

LOKASI : JL. Taman sari


kecamatan Bandung
wetan
KDB : 40 %
KLB : 1,6
ELEVASI : 734,6 MDPL
GSB : 5 meter
KEMIRINGAN KONTUR : 9 derajat

Data & Analisa Next to page 41


12/30/2014 43
Site Analysis 41
Pengamatan data ketinggian tanah (kontur) pada tapak

Hasil analisa pada tapak untuk


mengamati nilai ketinggian tanah mendapatkan
hasil berupa data nilai kontur yang di gambarkan
diatas sesual kondisi lapangan dan grafis struktur
data peta digital kota bandung 2014.

Data & Analisa Next to page 42


12/30/2014 44
Node 42
Node / Orientasi pada site

Node A Node B
Mendapatkan view Mendapatkan view
ke arah bangunan ke arah bangunan
A dari arah A dari arah
selatan secara tenggara secara
menyeluruh dari menyeluruh dari
belakang bangunan belakang bangunan
(konsep terpilih (konsep terpilih
dan ternilai dan ternilai
bagus) bagus)

Node C Node D
Mendapatkan view Mendapatkan view
ke arah bangunan ke arah bangunan
B dari arah utara
A dan B dari arah
ke selatan secara
timur atau
menyeluruh dan
samping secara menangkap secara
menyeluruh total bagian
namun tidak belakang bangunan
menangkap B secara
bangunan secara proporsional
proporsional(konse (konsep bangunan
p tidak terpilih terpilih dan
dan ternilai jelek) ternilai bagus)

Data & Analisa Next to page 43


12/30/2014 45
Skyline 43
Alur angin pada bangunan

Komentar :
A A & C C : Angin statis yang mengalur tajam terlihat memenuhi volume ruang pada lokasi ruang terbuka sekitar rusun
(namun tidak fleksibel dan tidak memiliki proporsi yang statis pada grafik angin tersebut)
B B : alur angin memiliki bentuk fleksibel dan terlihat melintasi ruang atas pada posisi bangunan dan terlihat
memiliki proporsi yang statis.

Data & Analisa Next to page 44


12/30/2014 46
Path fuse and view 44
Orientasi sumbu jalan dan arah pandang
Orientasi Sumbu jalan :

1. Fly over pasopati (Z & Y) :


View dari lokasi ini memiliki tampak landscape ke arah
bangunan karena pandangan manusia terhadap lokasi ini
tertuju dari ketinggian yang cukup tinggi 15m dari titik 0
jalan

2. Sumbu jalan taman sari (masih Z & Y) : titik pandang


manusia ke arah ini seolah menyudut namun mengenai Site
bangunansecara proporsional dari titik 0 jalan

3. Sumbu jalan sulanjana (X & Y) : titik pandangan dari


lokasi ini mendapat view tepat dari depan site.

4. Jalan taman sari (X & Y) :


Pandangan yang sama dengan titik no 3 namun lebih
condong menyudut dari arah tenggara searah mata angin.

5 & 6. Jalan taman sari (W & X) :


Pandangan dari lokasi ini cukup bagus namun kontur
menurun membuat view menjadi kurang maksimal

View yang baik : 1 - 4

Data & Analisa Next to page 45


12/30/2014 47
Climate Sun Direction 45
Pengaruh dari iklim arah rotasi matahari

Data & Analisa Next to page 46


12/30/2014 48
Climate Wind Direction 46
Pengaruh dari iklim alur angin

Data & Analisa Next to page 47


12/30/2014 49
Circulation Arround Construction 47
Konsep utilitas

Data & Analisa Next to page 48


12/30/2014 50
Circulation Around Site 48
Pengaruh dari iklim alur angin

VIEW DARI ARAH BALTOS


TERLIHAT SANGAT JELAS

Akses warga rusun dari arah


samping (pemukiman warga)

VEGETASI DEPAN SITE


( SEBAGAI BUFFERING JUGA
SEBAGAI PEMECAH KESERAGAMAN )

POINT OF INTEREST
LOKASI LAHAN MEMPUNYAI
INTEREST DARI SETIAP AREA
HUMAN ACTIVITY, SEHINGGA MUDAH
DI AKSES

MAIN ENTRANCE
( PINTU MASUK UTAMA SITE )

Data & Analisa Next to page 49


12/30/2014 51
Analysis From Side to Site 49
Analisa semua sisi pada site

Data & Analisa Next to page 50


12/30/2014 52
Vegetation and accession 50
Vegetasi dan akses pada site

ENTRANCE JALAN
TAMAN SARI (PINTU
MASUK 2 ARAH)

AKSES JALAN DARI


PEMUKIMAN WARGA
DAN WARGA RUSUN
(BAGI PEJALAN KAKI)

VEGETASI DI AREA RUSUN SANGAT


PERLU DI TERAPKAN UNTUK
PEREDAMAN KEBISINGAN DARI ARAH
JALAN RAYA DAN SEBAGAI FILTER
DEBU YANG MASUK KE AREA RUSUN

Data & Analisa Next to page 51


12/30/2014
12/30/2014 53
53
Utility Concept 51
Konsep utilitas

1 -PEMAMFAATAN/PENGGUNAAN SUMBER
LISTRIK LISTRIK PLN SEBAGAI TENAGA LISTRIK
UTAMA
-PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK
CADANGAN BERUPA GENSET

-PENGGUNAAN AIR MINUM PDAM


(SUMBER) SEBAGAI KEBUTUHAN AIR
BERSIH

-PENGGUNAAN FASILITAS TELEPON


UNTUK RUANG POS JAGA
-PENYEDIAAN FASILITAS TELEPON
`

UMUM DALAM TAPAK&BANGUNAN

Data & Analisa Next to page 52


12/30/2014 54
Utility Concept 52
Konsep utilitas

Data & Analisa Next to page 53


12/30/2014 55
Utility Concept 53
Konsep utilitas

Data & Analisa Next to page 54


12/30/2014 56
Utility Concept 54
Konsep utilitas

PENANGKAL PETIR
AIR BERSIH
7 1. PDAM Tiang Penangkal Petir
2. Meteran
3. Sumur Kawat Penghantar
4. Pompa
5. Reservoir Bawah Ground
6. Pompa
7. Reservoir Atas
2 1

6 4

5 3

SAMPAH
AIR KOTOR
1. Riol Kota
Shaft 2. Water Treatment
3. Septictank
Penampungan Sementara 4. Rembesan
5. Shaft
5 6. Pompa
Diangkut Lori
Air Hujan
Penampungan Luar Air Kotor
Mobil Pengerak Kotoran Padat

Sampah Organik

2
6
3

Data & Analisa Next to page 55


12/30/2014 57
Utility Concept 55
Keselamatan bahaya kebakaran

Data & Analisa Next to page 56


12/30/2014 58
Research Activity 56
Studi pengamatan aktifitas pengguna, pengelola dan service pada rusun

Data & Analisa Next to page 57


12/30/2014 59
Main Concept 57
The concept of a bench under a tree

The Condoban mengadaptasi bentuk menyeruipai 2 buah


bangku yang berhadapan dengan background sebuah pohon yang
dianalogikan bahwa pohon tersebut adalah jembatan pasopati.
Sesuai dengan temanya yaitu modern dan alami, dalam
bangunan pun di terapkan komponen alam berupa taman yang dapat
dikelola oleh penghuni rusun yang terletak di lantai 3 & 4.
konsep hijau dan alami ini diterapkan juga pada site yang
di hiasi dengan penghijauan yang akan berkesan sejuk meskipun
terletak di kawasan perkotaan.

Konsep Arsitektur Next to page 58


12/30/2014 60
Main Concept 58
The concept of a bench under a tree

Bangunan The Condoban dirancang menyerupai bentuk


bangku, dan dengan design core yang menjulang di sisi kanan dan kiri
bangunan, menurut saya bentuk itulah yang lebih mempertegas dari
bagian konsep yang saya rancang.

Core yang berwarna hijau selain berfungsi


sebagai penegas masa bangunan, berfungsi juga untuk
mempertegas konsep, mempercntik design, serta
menghubungkan akses pada sirkulasi area gedung rusun.
Dibawah adalah bentuk akhir dari bangunan rusun The
Condoban.

Konsep Arsitektur Next to page 59


12/30/2014 61
Architectural Concept 59
Mass development
gambar disamping dan
dibawah ini adalah grafis
design final bangunan yang
telah di tuangkan melalui
perangkat lunak LUMION
4 dengan teknik rendering
pada pukul 4 sore hari

Arah matahari
disesuaikan dengan
kondisi lapangan dari
pinggir bangunan yang
dimasivekan yaitu dari
timur ke barat.

Konsep Arsitektur Next to page 60


12/30/2014 62
Architectural Concept 60
Green and nature

modern and nature yang berarti modern dan alami adalah konsep yang berarti pendekatan
manusia terhadap alam yang bersifat alamiah dan membuat suatu rekayasa konstruksi yang bersifat alami.
Pendekatan ini berupaya untuk mendekatkan kegiatan manusia yang padat akan aktifitas perkotaan dan
aktifitas kehidupan yang sangat dominan, maka dari itu manusia membutuhkan penyegaran seperti rekreasi
atau penyaluran hobi yang dapat di salurkan pada kegiatan yang bersifat alami misalnya bercocok tanam
atau memelihara tumbuhan hijau atau bunga, dengan kegiatan tersebut maka tingkat kejenuhan atau
kepenatan manusia dapat di kurangi dengan sentuhan alam buatan, inilah pentingnya sebuah rekayasa
konstruksi bagi arsitek.

Taman di lantai 3 & 4 Taman di lantai dasar Taman di lantai dasar

Konsep Arsitektur Next to page 61


12/30/2014 63
Architectural Concept 61
Konsep keberlanjutan

Pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk diaplikasikan di era modern ini. Maksud dari pembangunan yang
berkelanjutan adalah:
1. Environmental Sustainability :
a. Ecosystem integrity
b. Carrying capacity
c. Biodiversity
Yaitu pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama karena memungkinkan terjadinya
keterpaduan antar ekosistem, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti iklim
planet, keberagaman hayati, dan perindustrian.
Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah menc apai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi
pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam
tersebut.
2. Social Sustainability :
a. Cultural identity
b. Empowerment
c. Accessibility
d. Stability
e. Equity
Yaitu pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter dari keadaan sosial setempat. Namun, akan lebih baik
lagi apabila pembangunan tersebut justru meningkatkan kualitas sosial yang telah ada. Setiap orang yang terlibat dalam pembangunan
tersebut, baik sebagai subjek maupun objek, haruslah mendapatkan perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar terc ipta suatu stabilitas
sosial sehingga terbentuk budaya yang kondusif.
3. Economical Sustainability :
a. Growth
b. Development
c. Productivity
d. Trickle - down

Konsep Arsitektur Next to page 62


12/30/2014 64
Architectural Concept 62
Konsep keberlanjutan

Yaitu pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan operasinya. Selain itu, dari segi ekonmomi bisa mendatangkan
profit juga, selain menghadirkan benefit seperti yang telah disebutkan pada aspek- aspek yang telah disebutkan sebelumnya. Pembangunan
ini memiliki ciri produktif secara kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan peluang kerja dan keuntungan lainnya untuk individu kelas
menengah dan bawah.
Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele Suistainable Architecture, adalah
Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila
ditentukan oleh masyarakat terkait. Arsitektur berkelanjutan merupakan konsekuensi dari komitmen Internasional tentang pembangunan
berkelanjutan karena arsitektur berkaitan erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan menitikberatkan pada pilar utama
konsep pembangunan berkelanjutan yaitu aspek lingkungan binaan dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan
ekonomi dan sosial.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam efisiensi penggunaan energi,
efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah. Perlunya lebih
banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan adalah sebuah keharusan, mengingat kondisi bumi yang semakin menurun dengan adanya
degradasi kualitas atmosfer bumi yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin banyak arsitek dan konsultan arsitektur yang
menggunakan prinsip desain yang berkelanjutan, semakin banyak pula bangunan yang tanggap lingkungan dan meminimalkan dampak
lingkungan akibat pembangunan.
Dorongan untuk lebih banyak menggunakan prinsip arsitektur berkelanjutan antara lain dengan mendorong pula pihak- pihak
lain untuk berkaitan dengan pembangunan seperti developer, pemerintah dan lain- lain. Mereka juga perlu untuk didorong lebih perhatian
kepada keberlanjutan dalam pembangunan ini dengan tidak hanya mengeksploitasi lahan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak
banyaknya tanpa kontribusi bagi lingkungan atau memperhatikan dampak lingkungan yang dapat terjadi.
Sebagai proses perubahan, pembangunan berkelanjutan harus dapat menggunakan sumber daya alam, investasi, pengembangan
teknologi, serta mampu meningkatkan penc apaian kebutuhan dan aspirasi manusia. Dengan demikian, arsitektur berkelanjutan diarahkan
sebagai produk sekaligus proses berarsitektur yang erat mempengaruhi kualitas lingkungan binaan yang bersinergi dengan faktor ekonomi
dan sosial, sehingga menghasilkan karya manusia yang mampu meneladani generasi berarsitektur di masa mendatang.

Konsep Arsitektur Next to page 63


12/30/2014 65
Architectural Concept 63
Konsep keberlanjutan

Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari proses pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipac u untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca (greenhouses effect ), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari
aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
Secara normatif, hal ini sudah terakomodasi dalam peraturan perundangan seperti ketentuan tentang fungsi bangunan
gedung, persyaratan tata bangunan yang berkaitan dengan aspek lingkungan dan estetika pada berbagai skala dan c akupan baik ruangan,
bangunan, lingkungan, maupun persyaratan keandalan bangunan gedung yang meliputi keselamatan, kesehatan, kenyamaman dan
kemudahan. Dari sisi ini, kesadaran faktor manusia dikedepankan dibanding faktor lain. Hal ini mengingat paradigma yang juga sudah
berubah dan mengalami perkembangan yang awalnya sebagai paradigma pertumbuhan ekonomi, kemudian bergeser ke paradigma
kesejahteraan. Di era reformasi dan demokratisasi politik di Indonesia, mulai bergeser ke pola paradigma pembangunan yang berpusat pada
manusia (people c entered development paradigm) yang lebih bernuansa pemberdayaan komitmen internasional.
Penerapan arsitektur berkelanjutan diantaranya:
1. Dalam efisiensi penggunaan energi:
a. Memanfaatkan sinar matahari untuk penc ahayaan alami sec ara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi
listrik.
b. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
c. Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara - cara inovatif lainnya.
d. Memanfaatkan air hujan dalam c ara- c ara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik.
e. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti penc ahayaan dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan
iklim tropis.
2. Dalam efisiensi penggunaan lahan:
a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena
dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan sec ara efisien, kompak dan
terpadu.
b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap
diatas bangunan (tamanatap), taman gantung (dengan menggantung pot - pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar
tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding ,dan sebagainya.

Konsep Arsitektur Next to page 64


12/30/2014 66
Architectural Concept 64
Konsep keberlanjutan

c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon- pohon, sehingga tumbuhan yang ada
dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
d. Desain terbuka dengan ruang- ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka- tutup yang direnc anakan
sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih
besar.
e. Dalam perenc anaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi
lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana
konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang- ruang? Berapa banyak potensi
cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan?
3. Dalam efisiensi penggunaan material :
a. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa
dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
b. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan
lama.
c. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik- baiknya, terutama untuk material
seperti kayu.
4. Dalam penggunaan teknologi dan material baru :
a. Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik
domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain sec ara independen.
b. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang sec ara global dapat membuka kesempatan menggunakan material
terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
5. Dalam manajemen limbah :
a. Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani
sistem aliran air kota.
b. Cara - cara inovatif yang patut dic oba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai sec ara alami dalam
lahan, membuat benda- benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan- bahan yang dapat didaur ulang
atau dapat dengan mudah terdekomposisi sec ara alami.

Konsep Arsitektur Next to page 65


12/30/2014 67
Architectural Concept 65
Konsep keberlanjutan

Mungkin jika saya menc oba merangkum penerapan arsitektur berkelanjutan di atas. Maka, akan terbagi kepada tiga hal:
1. Energy issues -> efficiency, renewable.
Energi sangat perlu diberi perhatian khusus oleh Arsitek, terutama energy listrik, karena listrik sangat berkaitan dengan
bidang Arsitektur. Banyak bangunan di Indonesia yang masih harus menyalakan lampu ketika digunakan pada siang hari. Tentu hal tersebut
sangat aneh, mengingat Indonesia memiliki sinar matahari yang berlimpah. Matahari selalu bersinar sepanjang tahun di langit Indonesia
yang hanya mengenal dua musim tersebut.
Salah satu penyebab keanehan tersebut adalah desain yang kurang memasukkan c ahaya matahari ke dalam bangunan.
Mungkin salah satu solusi yang bisa diberi adalah perbanyak bukaan pada fasad, perkec il tebal bangunan, atau buat atrium yang
menggunakan skylight.
2. Water conservation -> reduce, recycle
Perlu adanya kesadaran bahwa kita haruslah menlakukan penghematan terhadap air bersih. Karena untuk saat ini, air bersih
mulai mengalami kelangkaan. Bahkan di suatu tempat, untuk mendapatkan air bersih harus mengantri, kemudian membeli dan
menggotongnya ke rumah. (tidak melalui pipa) Misalnya untuk hal- hal/kegiatan yang tidak begitu memerlukan air bersih, seperti
menyiram kotoran setelah buang air besar. Padahal kita bisa memanfaatkan air hujan untuk hal tersebut, apalagi di Indonesia terdapat c
urah hujan yang c ukup tinggi sehingga penghematan air bersih sangat feasible 3 Votes Perubahan Iklim dan Peran Arsitektur [jurnal]
Visioner untuk dilakukan.
Cara penghematan:
a. Gunakan air hujan tersebut (tampung) hingga tak ada lagi yang terbuang begitu saja.
b. Bila ada sisa, resapkan air hujan ke dalam tanah. Selama ini, air hujan selalu langsung dialirkan ke selokan yang berakhir di laut.
Hal ini tidak memberikan kesempatan pada air hujan untuk meresap ke dalam tanah karena semua selokan diberi perkerasan
seluruh permukaannya.
c. Bila masih ada lebihnya, baru dialirkan ke dalam selokan- selokan kota. Selain menghemat air bersih, cara seperti ini bisa
mengurangi tingkat banjir. Karena selokan- selokan tidak akan dipenuhi air.
3. Material alam
Penggunaan material alam sangat direkomendasikan untuk dipakai karena akan lebih bersahabat kepada penggunanya. Di sinilah
terungkapkan bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara material alam dengan material buatan manusia. Material alam yang
merupakan karya Tuhan tidak meradiasikan panas dan tidak merefleksikan cahaya.

Konsep Arsitektur Next to Page 66


12/30/2014 68
Lightning 66
Pencahayaan pada bangunan

Konsep Struktur Next to page 67


12/30/2014 69
Analysis Structure and Construction 67
Analisa struktur bangunan

Konsep Struktur Next to page 68


12/30/2014 70
Material Building Structure 68
Material struktur pada bangunan

FAKTOR BETON BAJA KOMPOSIT

SIFAT Mudah di bentuk Kaku, bentuk tertentu Kaku

KEKUATAN Kuat tehadap tekan Kuat terhadap tarik Kuat tarik dan tekan

DAYA Mencapai suhu 100 Mencapai suhu 250 derajat Cukup tahan api
TAHAN API 450 derajat celcius celcius
DAYA Non korosi, angka Korosi, angka pemuaian besar Tergantung variasi, bahan
TAHAN CUACA pemuaian kecil bentuknya
KEAHLIAN Tenaga ahli menengah Harus dengan tenaga ahli Harus dengan tenaga ahli

PELAKSANAAN Dikerjakan secara Dalam waktu yang singkat Dalam waktu yang singkat
bertahap
WAKTU Tergantung pada cuaca tidak tergantung pada cuaca Tergantung pada cuaca
PELAKSANAAN

MACAM2 Beton bertulang, Macam-macam betuk profil Banyak perluasan variasinya


beton pracetak ukuran
CARA Sistem COR di Elemen dibuat di pabrik Tergantung dari variasi
PELAKSANAAN tempat komposit
ELEMEN YANG Kolom, balok, dinding, Kolom balok, atap Kolom, dinding, balok,
DAPAT DIBENTUK lantai lantai

Konsep Struktur Next to page 69


12/30/2014 71
Characteristic Material Building 69
Sifat bahan pada bangunan
BAHAN BERAT DAYA FLEKSIBILIT AKUSTIK API PANAS AIR
BAHAN TAHAN AS
BATU Berat Lama Sulit Memantulkan tahan menyerap Tahan
BATA, butuh suara
BATAKO, perawatan
PORSELEN
Berat Lama Mudah Memantulkan pecah Tidak Tahan
KACA butuh suara menyerap
perawatan
Ringan Lama Mudah Sedikit kurang buruk Tergantu
LOGAM memantul ng jenis
logam
KAYU
Ringan Lama bila Mudah Menyerap kurang menyerap Tidak
dilindungi suara
Ringan Butuh Mudah Menyerap kurang menyerap Tidak
SERABUT perawatan suara tahan
tinggi
Ringan Lama Mudah Memantulkan, tahan menyerap Tidak
GYPSUM menyerap tahan
suara tinggi
Ringan Lama Mudah Menyerap kurang menyerap Relatif
KARET butuh suara tinggi tahan
perawatan

Konsep Struktur Next to Gallery


12/30/2014 72
Pasupati
DTP dan Bestek
742.4
730.9

Entrance
R. Parkir Motor R. Parkir Motor

Koridor Koridor

Taman R. Bersama Taman

Koridor Koridor

R. Serbaguna Kantin Kantor Pengelola

726.8

SITE PLAN
SKALA 1: 2000

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


F

1.50
Balkon

1.50
Dapur

D E

Balkon
1.50
WC

C D

Dapur

Kamar 2 R. Keluarga
9.00
3.00

WC

B R. Keluarga
B

Kamar 1
3.00

Kamar 1 R. Tamu

A A

2.50 2.00 2.50 2.00

4.50 4.50

1 2 3 1 2 3

DENAH TYPE 36 DENAH TYPE 21


SKALA 1:100 SKALA 1:100

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


B
L

1.50
K

1.50
J
Entrance
R. Parkir Motor R. Parkir Motor

9.00

3.00
I

3.00
H

1.80 Koridor Koridor


G

R. Bersama
4.40
8.00
26.00

Taman Taman

Koridor
1.80

Koridor
E
A
3.00

WC Umum

WC Umum
D
9.00

3.00

R. Serbaguna Kantin Kantor Pengelola


C
1.50

B
1.50

A
2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50

9.00 9.00 9.00 9.00

36.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

DENAH LT DASAR
SKALA 1: 200

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


B
Balkon Balkon Balkon Balkon

1.50
Dapur Dapur Dapur Dapur

1.50
WC WC WC WC

9.00

3.00
Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga

3.00
Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu

1.80
G

VOID R. Bersama VOID


4.40
8.00
26.00

F
1.80

E
A
3.00

R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1 R. Tamu Kamar 1

D
9.00

3.00

R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2 R. Keluarga Kamar 2

C
1.50

WC WC WC WC

B
1.50

Dapur Dapur Dapur Dapur

A
Balkon Balkon Balkon Balkon

2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50

9.00 9.00 9.00 9.00

36.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

DENAH LANTAI 2 & 3


SKALA 1: 200

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


B
Balkon Balkon Balkon Balkon Balkon Balkon Balkon Balkon

1.50
Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur Dapur

1.50
WC WC WC WC WC WC WC WC

J R. Keluarga R. Keluarga R. Keluarga R. Keluarga R. Keluarga R. Keluarga R. Keluarga R. Keluarga

9.00

3.00
Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1 Kamar 1

3.00
H

KIOS KIOS

1.80
G

VOID R. Bersama VOID


4.40
8.00
26.00

F
1.80

KIOS KIOS
E
A
3.00

D
9.00

3.00

C
1.50

B
1.50

2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50 2.50 2.00 2.00 2.50

9.00 9.00 9.00 9.00

36.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

DENAH LANTAI 4 & 5


SKALA 1:100

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


T. DEPAN
SKALA 1: 200

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


T. SAMPING
SKALA 1: 200

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


21.00
ATAP PUNCAK

4.80
18.35
ATAP

2.15
16.20
STRUKTUR DAK

3.00
13.20
LANTAI 4

3.00
10.20
LANTAI 3

3.00
+7.20
LANTAI 2
3.00

+4.20
LANTAI 1
4.20

LANTAI DASAR
-1.20
1.20

LANTAI KERJA

4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50

9.00 9.00 9.00 9.00

A B C D E F G H I

POTONGAN A - A
SKALA 1: 200

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


21.00
ATAP PUNCAK

4.80
18.35
ATAP

2.15
16.20
STRUKTUR DAK

3.00
13.20
LANTAI 4

3.00
10.20
LANTAI 3

3.00
+7.20
LANTAI 2

3.00
+4.20
LANTAI 1 4.20

LANTAI DASAR
-1.20
1.20

LANTAI KERJA

6.00 3.00 1.80 4.40 1.80 3.00 6.00

10.80 4.40 10.80

26.00

A B C D E F G H

POTONGAN B - B
SKALA 1: 200

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


KOLOM 60/60
LANTAI GRANIT 60/60
SPESI
PASIR URUG
TANAH URUG 116
10
40

SLOOF 25/40

JUDUL GAMBAR
SAMPAI TANAH KERAS

NPM
60 100 60

MAHASISWA POTONGAN A - A
SKALA 1: 25

KOLOM 60/60
DOSEN

ast.DOSEN

221

60
60

A A
50
121

SEMESTER
TAHUN AJARAN
60

60 100 60

PONDASI STROUZ P - 1
SKALA

SKALA 1: 25
-0.55
DINDING BETON TAHAN API

2
SLOOF 25/40

40
30
1

LANTAI 1
20

SLOOF 25/40

KOLOM 25/40

- 1.20
20 8

LANTAI KERJA LANTAI KERJA

10 20 55
PASIR URUG
100

JUDUL GAMBAR
POTONGAN A - A POTONGAN A - A
SKALA 1: 25 SKALA 1: 25

NPM
MAHASISWA

A
25

A 25 A
DOSEN
60

ast.DOSEN
100

200

A
100

DETAIL PONDASI P - 3
SKALA 1: 25
SEMESTER

DETAIL PLAT P - 2
TAHUN AJARAN

SKALA 1: 25
SKALA
18.35
ATAP

2.15
16.20
STRUKTUR DAK

3.00
13.20
LANTAI 4

3.00
10.20
LANTAI 3

3.00
+7.20
LANTAI 2

3.00
+4.20
LANTAI 1

LANTAI DASAR 4.20

-1.20
1.20

LANTAI KERJA

4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50

9.00 9.00 9.00 9.00

POTONGAN A - A
SKALA 1: 200
KOLOM 60/60
GRANITO 60X60 CM GRANITO 60X60 CM
KOLOM 60/60 SPESI SPESI
KERAMIK 30X30 ANTI SLIP PASIR URUG 5 CM PASIR URUG 5 CM
SPESI PLAT LANTAI T=12 CM PLAT LANTAI T=12 CM
PLAT LANTAI T=12 CM PLAT ATAP T=12 CM

BALOK ANAK 30/60 BALOK ANAK 30/45


BALOK ANAK 30/45 BALOK ANAK 30/45
PAS. BATA BALOK INDUK 30/60
BALOK INDUK 30/60 BALOK INDUK 30/60
PAS. BATA
PAS. BATA KOLOM 60/60
PAS. BATA

DETAIL A DETAIL B DETAIL C DETAIL D


SKALA 1: 25 SKALA 1: 25 SKALA 1: 25 SKALA 1: 25

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


A B C B

+1.60 +4.50

7 9 23

6 10 22

5 11 21

4 12 20

JUDUL GAMBAR
3 19 13

2 18 14

1 17 15

16

NPM
MAHASISWA
DOSEN

ast.DOSEN

108 20 108

PEMBESIAN PLAT TANGGA PEMBESIAN PLAT TANGGA


SEMESTER

DARURAT LT DASAR - LT 5 DARURAT LT DASAR - LT 5


TAHUN AJARAN

SKALA 1: 25 SKALA 1: 25
SKALA
30

12
30
14
LANTAI 2
+4.50 23
13
30

12
22
12
30
21

20
11
20

20
10
19
9
+1.60

20
18
12

DETAIL B DETAIL C

20
17
SKALA 1: 25 SKALA 1: 25
16
+3.20

12
8
+1.60
12

5
20

4
30
3
30
2

1 1 2
12

250
LANTAI 1
20

DETAIL A PEMBESIAN BALOK TANGGA


SKALA 1: 25
SKALA 1: 25
SLOOF 25/40
8 20

- 1.20
LANTAI KERJA

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


A B
LANTAI ATAP
23 +18.30

30

12
22
+16.60
30 21

20

19

15

12

20
14

20
13
11 13

12
+16.10

12
10 14

DETAIL B
9 15 SKALA 1: 25

8 16

7 17
12
30 1 2
+16.10
30 250

12
6 18 11

10
PENULANGAN BALOK TANGGA
5 18
SKALA 1: 25

20
9

20
4 20 8

3 21 3

2
2 22
1
DETAIL A LANTAI 4
23 SKALA 1: 25 +13.70

12
+13.80

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER


8
+1.60
12

6
1 75
5

20
4
30
3
30

65
11
2

50
SPESI
1

12
KERAMIK 30X30
LANTAI 1

20
SLOOF 25/40

DETAIL A
SKALA 1: 25 DETAIL 1
SKALA 1: 25
8 20

- 1.20
LANTAI KERJA

JUDUL GAMBAR MAHASISWA DOSEN TAHUN AJARAN SKALA

NPM ast.DOSEN SEMESTER

You might also like