You are on page 1of 85

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN

LOKASI PEMBANGUNAN SEKOLAH


(Studi Kasus : STIS Ummul Ayman)
HALAMAN JUDUL

FADHLON FIRDAUS
1205020122

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2016
KATA PENGANTAR

Puji berserta syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
memberikan segala rahmatnya serta telah diberikan ide dalam segelombang sinyal
dalam otak penulis, sehingga penulis dapat menyusun Usulan ini. Dan tidak lupa
pula shalawat dan salam penulis sanjung sajikan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW yang mana telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam
yang berilmu pengetahuan, serta kepada para sahabat beliau sekalian.
Ribuan ucapan terimaksih yang tidak dapat penulis utarakan dengan kata-kata.
Penulis ucapkan kepada ayah tercinta dan ibunda tersayang tanpa mereka tak
setetes tinta dapat penulis kenal dan sehembus nafas dapat penulis rasakan serta
salam penuh senyuman penulis lontarkan kepada segenap keluarga yang telah
memberi support yang tinggi kepada penulis sehingga penulis dapat melangkah
sampai kepada tahap ini. Dan ucapan terimaksih penulis yang penuh rasa bangga
kepada segenap dosen-dosen yang telah menjadi tongkat penulis untuk melangkah
sampai ke tahap setinggi ini, tanpa mereka penulis hanyalah manusia biasa tanpa
berpengetahuan sejauh ini .
Rasa terimakasih yang penuh semangat penulis utarakan kepada segenap
sahabat yang seiring bahu seayun langkah dengan penulis dalam berjuang untuk
mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dalam proses perkuliahan ini. Kaerna
mereka adalah pakaian pelengkap hari-hari bagi penulis dan terimaksi kepada
semua pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis hingga
penulis sampai kepada tahap menyusun usulan penelitian ini dengan judul
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI
PEMBANGUNAN FASILITAS PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE
PROMETHEE (Studi kasus : Yayasan Ummul Ayman).

Matangglumpangdua, 09 Januari 2016


Penulis

FADHLON FIRDAUS
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Pada zaman sekarang ini peran teknologi dalam kehidupan manusia sangat
berperan penting, hampir semua kegiatan manusia sudah dibantu oleh sistem
elektronik modern misalnya komputer.Tidak hanya perkembangan teknologi
dibidang hardware tetapi juga perkembangan dibidang software sangat tinggi
memiliki kemajuan berkat perkembangan ilmu pengetahuan dibidang teknologi
diberbagai wilayah.
Penggunaan teknologi dalam sebuah instansi sangat mendukung kemajuan
suatu instansi secara merata dan signifikan. Apabila sebuah instansi mentitik
utamakan teknologi dan pendukung lainnya dapat dipastikan sebuah instansi
tersebut dapat mengalami kemerosotan dari persaingannya. Ummul Ayman
adalah sebuah yayasan salafiah yang ada di samalanga kabupaten bireuen sudah
mengalami perkembangan yang signifikan sehingga alumni dan calon santri baru
juga memiliki peningkatan yang tinggi. Dalam hal pelayanan dan management
yayasan Ummul Ayman sudah menerapkan peran teknologi demi mencapai titik
perkembangan yang relevan cepat.
Semenjak tahun 2015 yayasan Ummul Ayman sudah merencanakan untuk
memperluas kinerja, layanan dan fasilitas baik di segi pendidikan dan
management yayasan. Salah satu layanan dan fasilitas yang sangat di
perioritaskan untuk dibangun adalah bidang perkuliahan. Bidang perkuliahan ini
dibangun agar semua santri dapat belajar secara linier dari tinggkatan MTs, MA
sampai tingkat sekolah tinggi.
Akan tetapi pembangunan sekolah tinggi tidak hanya diperuntukkan untuk
santri lulusan dari ummul ayman sehingga pembangunan ini harus
dipertimbangkan lokasi pembangunannya untuk mencapai perkembangan yang
tinggi dari dukungan masyarakat, mengingat banyaknya persaingan dengan
sekolah tinggi serupa di lingkungan perencanaan pembangunan perkuliahan di
bidang keagamaan ini, dari permasalahan yang telah di uraikan penulis berinisatif
2

untuk melakukan penelitian tentang hal ini yaitu dengan keinginan membangun
sebuah sistem pendukung keputusan untuk pemilihan lokasi pembangunan
sekolah tinggi tersebut, agar dapat memberi dapat memberi dapat memberi suatu
pendukung keputusan yang sistematis dan ilmiah penulis menerapkan sebuah
metode pendukung keputusan dalam penelitian nantinya yaitu metode promethee.
Untuk dapat melanjutkan penelitian ini penulis membuat judul pada penelitian ini
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI
PEMBANGUNAN SEKOLAH (Studi Kasus : STIS Ummul Ayman)

1.2 Rumusan Masalah


Melakukan penelitian ini penulis merumuskan beberapa masalah untuk
dapat melakukan penelitian sebagai pemecahanan dari rumusan masalah yang ada,
adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara membuat sistem pendukung keputusan memilih lokasi
yang cocok untuk pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS)
Ummul Ayman?.
2. Bagaimana cara memilih sebuah lokasi yang cocok untuk pembangunan
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman?.

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian ini memiliki titik fokus dan konsenstrasi penelitian yang
pasti serta tidak melenceng dari rumusan masalah maka penulis membuat batasan
masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Hanya membahas tentang sistem pendukung keputusan penentuan lokasi
pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman.
2. Hanya membuat sistem yang dapat memberikan keputusan pemilihan
lokasi pembangunan untuk yayasan Ummul Ayman
3. Metode yang digunakan pada sistem pendukung keputusan ini adalah
metode Promethee.
4. Bahasa pemograman yang digunakan java dan basis data MySQL.
3

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dibuat agar dapat membantu pihak yayasan Ummul Ayman
dalam memilih lokasi pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS)
di beberapa alternatif lokasi.
2. Agar dapat memahami konsep sebuah sistem pendukung keputusan
dengan metode promethee.
3. Untuk menyelesaikan penelitian sebagai persyaratan memperoleh gelar
sarjana pada Universitas Almuslim

1.5 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini, diantaranya
sebagai berikut :
1. Yayasan Ummul Ayman dapat memperoleh lokasi yang tepat untuk
pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS).
2. Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami sebuah konsep sistem
pendukung keputusan dan perhitungan metode promethee.

1.6 Meatode Penelitian


Metode penelitian adalh teknik ataupun cara dilakukan dalam penelitian,
adapaun metode penelitan adalah sebagai berikut :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik pengumpalan data dalam
penelitian untuk menciptakan hasil yang maksimal dan topik permasalah
terpecahkan, berikut adalah teknik pengumpulan data yang penulis lakukan pada
penelitian ini.

1. Observasi
Pada tahap ini penulis mengamati hal hal yang terjadi dilapangan
terhadap aktifitas penentuan lokasi pembangunan.
4

2. Wawancara
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data penelitian dengan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui proses tanya jawab ( wawancara )
dengan pihak pihak yang terkait langsung dengan obyek penelitian.
3. Study Pustaka
Yaitu metode penulisan yang dilakukan dengan melakukan studi
kepustakaan pada perpustakaan Universitas Almuslim.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem


Metode Pengembangan adalah sebuah cara yang tersistem atau teratur
yang bertujuan untuk melakukan analisa pengembangan suatu sistem agar sistem
tersebut dapat memenuhi kebutuhan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1. PENDAHULUAN
Bab I berisi Pokok bahasan meliputi latar belakang permasalahan,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI


Bab II berisi Pokok bahasan menguraikan teori-teori yang mendasari
pembahasan secara detail, dapat berupa definisi -definisi atau model
yang langsung berkaitan dengan ilmu atau masalah yang diteliti.

BAB III. ANALISA DAN PERNCANGAN SISTEM


Bab III ini menguraikan tentang analisis terhadap permasalahan yang
terdapat di kasus yang sedang di teliti. Meliputi analisis terhadap
masalah sistem yang sedang berjalan, analisis hasil solusinya, analisis
kebutuhan terhadap system yang di usulkan, analisis kelayakan sistem
yang di usulkan. Perancangan sistem berisikan model-model
penyelesaian masalah sistem lama dengan membuat rancangan untuk
sistem baru yang diusulkan.
5

BAB IV. IMPLEMENTASI


Bab IV, Bagian ini berisi penjelasan tentang lingkungan implemetasi
(OS, perangkat keras dan bahasa pemrograman yang digunakan), file-
file implementasi analisa dan perancangan sistem dari masing-masing
modul atau klas (relasinya) serta algoritma yang diimplementasikan.

BAB V. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN


Bab V ini berisi penjelasan tentang strategi pengujian (unit, integrasi
dan validasi) dan teknik pengujian (black box atau white box) yang
dilakukan. Dijelaskan juga seluruh kasus uji beserta hasil
pengujiannya. Di dalam penjelasan setiap kasus uji harus dimasukkan
antara lain tujuan, data masukan, prosedur uji dan hasil yang
diharapkan.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan memuat secara singkat dan jelas tentang hasil penelitian
yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan
didasarkan atas pengujian dan analisis yang dilakukan di dalam proses
penelitian. Kesimpulan harus memiliki korelasi dengan rumusan
masalah.
Saran digunakan untuk menyampaikan masalah yang dimungkinkan
untuk penelitian lebih lanjut.
6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Pada bab ini penulis membandingkan penelitian yang sedang penulis teliti
dengan penelitian-penelitian terkait yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.

2.1.1 Peneliti terkait


Tinjauan pustaka memuat uraian sistematika tentang informasi hasil
penelitian yang disajikan dalam pustaka dan menghubungkannya dengan masalah
penelitian yang sedang diteliti. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin
diacu dari sumber aslinya. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang penulis
teliti terkait hasil penelitian sebelumnya yaitu:
Hutabarat (2013), Metode yang digunakan Promethee. Pada Penelitian ini
Proses penerimaan siswa baru di SMP Perguruan Kebangsaan Medan belum
dilakukan secara efektif dan efisien. Karena proses yang dilakukan belum
terkomputerisasi. sehingga memakan waktu yang lama dalam pemberian beasiswa
dan Pembuatan sistem baru tentunya agar diterapkan kedalam sekolah dalam
penentuan siswa yang akan menerima beasiswa, Merancang sistem yang baru
dalam proses pemberian siswa baru tentunya dapat membantu pihak sekolah,
sistem yang dirancang menggunakan visual basic.net 2008.
Novaliendry (2009), Metode yang digunakan Promethee, untuk
menentukan jenis media promosi yang memang sesuai dan layak untuk
digunakan. Sistem tersebut diharapkan dapat digunakan untuk membantu
manajemen tingkat atas dalam memilih jenis media promosi yang tepat
digunakan dan memiliki nilai manfaat yang lebih dari yang lainnya. Dengan
sistem ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen tingkat atas dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan media promosi yang akan
digunakan berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru.
Pradita dan Hidayat (2013), Metode yang digunakan Promethee, hasil
perangkingan guru berprestasi dipengaruhi oleh kriteria preferensi dan threshold
yang dimasukkan, Pemilihan guru berprestasi dengan menggunakan sistem yang
dibuat/dikembangkan ini, hasil perangkingan guruguru berprestasi (dari semua
peserta) jauh lebih cepat didapat dan diharapkan lebih akurat, karena sistem ini
menggunakan kriteria-kriteria yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas
prestasi para guru peserta pemilihan, serta mereduksi subyektifitas dari para
penilai.
Perbedaan penulis dengan penelitian sebelumnya adalah aplikasi yang
penulis bangun merupakan aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan lokasi
pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah menggunakan metode Promethee,
dimana penulis membangun sistem ini dengan menggunakan bahasa pemograman
Java dan MySQL.

2.1.2 Perbandingan Penelitian


Perbandingan penelitian terkait dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian


No Nama Tahun Judul Metode Kesimpulan
1 Pradita 2013 Sistem Pendukung PROMETHEE Sistem pendukung
Keputusan Pemilihan keputusan ini
Guru Berprestasi digunakan untuk
Menggunakan memilih guru
Metode Promethee berprestasi dan
ditujukan untuk Dinas
Pendidikan kota
Surabaya yang masih
menggunakan sistem
manual dalam menilai
calon-calon guru
berprestasi. Sehingga
sistem ini diharapkan
dapat membantu pihak
dinas dalam proses
penilaian dan penentuan
guru berprestasi di
wilayah Kotamadya
Surabaya secara cepat
dan tepat. Metode yang
digunakan dalam
perangkingan pemilihan
guru berprestasi pada
sistem ini
menggunakan metode
Promethee.

2 Hutabarat 2015 Sistem Pendukung PROMETHEE Sistem pendukung


Keputusan keputusan ini
Penentuan Siswa Digunakan untuk
Penerima Beasiswa penerimaan siswa baru
dengan Metode di SMP Perguruan
Promethee Kebangsaan Medan
(studi kasus: smp belum dilakukan secara
perguruan efektif dan efisien.
kebangsaan medan) Karena proses yang
dilakukan belum
terkomputerisasi.
sehingga memakan
waktu yang lama dalam
pemberian beasiswa
dan Pembuatan sistem
baru tentunya agar
diterapkan kedalam
sekolah dalam
penentuan siswa yang
akan menerima
beasiswa, Merancang
sistem yang baru dalam
proses pemberian siswa
baru tentunya dapat
membantu pihak
sekolah, sistem yang
dirancang
menggunakan visual
basic.net 2008
3 Novaliendry 2009 Aplikasi Penggunaan PROMETHEE untuk menentukan
Metode Promethee jenis media promosi
Dalam Sistem yang memang sesuai
Pendukung dan layak untuk
Keputusan Untuk digunakan. Sistem
Penentuan Media tersebut diharapkan
Promosi Studi Kasus: dapat digunakan untuk
Stmik Indonesia membantu manajemen
tingkat atas dalam
memilih jenis media
promosi yang tepat
digunakan dan
memiliki nilai manfaat
yang lebih dari yang
lainnya. Dengan sistem
ini diharapkan dapat
membantu pihak
manajemen tingkat atas
dalam pengambilan
keputusan untuk
menentukan media
promosi yang akan
digunakan berkaitan
dengan penerimaan
mahasiswa baru.

2.2 Pengertian Sistem


Pengertian sistem menurut Jogiyanto (1989) Sistem adalah jaringan dari
pada elemen-elemen yang saling berhubungan, membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu tujuan pokok dari suatu sistem tersebut.
Murdick (1991) Suatu sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk
kumpulan atau procedure-prosedure atau bagan-bagan pengolahan yang mencari
suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang
pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi atau energi .
Berdasarkan pendapat kedua para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Sebagai contoh dalam sistem komputer terdapat sebuah Software,
Hardware dan Brainware.

2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Menurut Dadan Umar Daihani (2001), konsep Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh
Michael S.Scott Morton yang menjelaskan bahwa sistem pendukung keputusan
adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu
pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Selain itu Efraim Turban
mengemukakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah sistem
yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
situasi keputusan semi terstruktur.
Menurut Kusrini (2007), Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah
sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial
dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi
alatbantubagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,
namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk
keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan
yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma.
Bedasarkan beberapa definisi diatas, dapat dikatakan bahwa Sistem
Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan
untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
persoalan yang bersifat semi struktur dan tidak struktur.Sistem ini memiliki
fasilitas untukmenghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai.Sistem ini berbasis komputer yang dirancang untuk
meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah
yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. Kata berbasis komputer
merupakan kata kunci, karena hampir tidak mungkin membangun SPK tanpa
memanfaatkan komputer sebagai alat bantu terutama untuk menyimpan data serta
mengelola model.

2.3.1 Kategori Sistem Pendukung Keputusan


Menurut Turban (2005) mengkategorikan model sistem pendukung
keputusan dalam tujuh model, yaitu:
1. Model optimasi untuk masalah-masalah dengan alternatif-alternatif dalam
jumlah relatif kecil.
a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah
alternatif.
b. Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan
menggunakan tabel keputusan atau pohon keputusan.
2. Model optimasi dengan algoritma.
a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari banyak
alternatif.
b. Proses pencarian dilakukan tahap demi tahap.
c. Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan
menggunakan linear programming atau model matematika yang lainnya,
atau menggunakan model jaringan.
3. Model optimasi dengan formula analitik.
a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi hanya dengan satu
langkah melalui rumus tertentu.
b. Model seperti ini banyak dijumpai pada masalah-masalah inventori.
4. Model simulasi.
a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi cukup baik atau
solusi terbaik pada beberapa alternatif yang akan diuji dalam penelitian.
b. Model ini lebih banyak digunakan untuk beberapa tipe simulasi.
5. Model heuristik.
a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi yang cukup baik
melalui serangkaian aturan (rules).
b. Model ini lebih banyak direpresentasikan dengan menggunakan
pemrograman heuristik atau sistem pakar.
6. Model prediktif.
a. Model ini akan melakukan prediksi untuk masa depan apabila diberikan
skenario tertentu.
b. Model ini lebih banyak direpresentasikan dengan menggunakan model
peramalan (forecasting) atau analisis Makov.
7. Model-model yang lainnya.
a. Model ini akan menyelesaikan kasus what-if menggunakanformula
tertentu.
b. Model ini lebih banyak digunakan pada pemodelan keuangan atau
konsep antrian.

2.3.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Menurut Turban,dkk (2005) Komponen-komponen SPK antara lain:
1. Manajemen Data, meliputi basis data yang berisi data-data yang relevan
dengan keadaan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut dengan
Database Management System (DBMS). Subsistem manajemen data terdiri
dari :
a. DSS database
b. Database Management System
c. Data dictionary
d. Query facility
2. Manajemen Model berupa sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-
model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif, yang
menyediakan kemampuan analisa dan perangkat lunak manajemen yang
sesuai.
3. Subsistem Dialog atau komunikasi, merupakan subsistem yang dipakai oleh
user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user
interface). Subsistem ini mencakup :
a. Perangkat keras dan perangkat lunak
b. Kemudahan penggunaan
c. Kemampuan untuk diakses
d. Interaksi manusia-mesin
4. Manajemen Knowledge yang mendukung subsistem atau berlaku sebagai
komponen yang berdiri sendiri.Berikut adalah bagan yang menggambarkan
konseptual sistem pendukung keputusan ;
Data Sumber lainnya yang Internet, Intranet,
Eksternal berbasis komputer Ekstranet
dan Internal

Manajemen data Manajemen model Model Eksternal

Subsistem Berbasis
Pengetahuan

Antarmuka Pengguna

Basisi pengetahuan Manajer pengguna


organisasional

Gambar 2.1 : Model konseptual DSS


Sumber : (http://encrypted-tbn1.gstatic.com/images)

Penjelasan Gambar 2.1 Sebagai berikut:


a. Manajemen Data
Segala aktifitas yang berhubungan dengan pengambilan, penyimpanan dan
pengaturan data-data yang relevan dengan konteks keputusan yang akan
diambil. Selain itu, komponen ini juga menyediakan berbagai fungsi
keamanan, prosedur integritas data, dan administrasi data secara umum
yang berkaitan dengan SPK. Berbagai tugas ini dilakukan dalam data
management system beserta beberapa sub sistemnya yang diantaranya
meliputi database, database management system,repository data, dan
fasilitas query data.
b. Manajemen Model
Sistem ini menampilkan aktivitas sebagai pengambilan, penyimpanan dan
pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif, yang menyediakan
kemampuan analitis untuk SPK.
c. Knowledge Base
Aktifitas yang berkaitan dengan pengenalan masalahdan menghasilkan
solusi final maupununtuk sementara, hal-hal yang berkaitan dengan
manajemen proses pemecahan masalah merupakan inti dari komponen ini.
Knowledge base merupakan otak dari kelima komponen SPK.Data dan
model diolah untuk kemudian hasilnya menjadi bahan pertimbangan bagi
user dalam mengambil keputusan.
d. User Interface
User InterfaceAdalahjalurpenghubung antara sistem dengan user,
sehingga komponen sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi dengan
mudah oleh user untuk memberikan dukungan pada pengambilan
keputusan. Kemudahanpenggunaandan komunikasiantar user dan SPK
pada dasarnya merupakan ukuran keberhasilan penggunaan SPK itu
sendiri.
e. User(s)
Desain implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika tidak
disertai peran pengguna. Kemampuan, ketrampilan, motivasi, dan
pengetahuan pengguna sebagai pengatur SPK, akan menentukan efektifitas
dari penggunaan SPK.

2.3.3 Tingkat Teknologi Sistem Pendukung Keputusan


Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan
perangkat keras maupun lunak. Masing-masing tingkatan berdasarkan tingkatan
kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang
akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
Suatu paket yang terdiri dari perangkat keras dan lunak digunakan oleh
sekelompok pengambil keputusan tertentu untuk menangani permaslahan
khusus.SPK spesifik dikembangkan dari tool SPK atau Generator SPK.
2. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
Merupakan paket dari kumpulan perangkat keras/lunak yang menyediakan
kemampuan untuk membuat SPK Spesifik dengan cepat dan mudah.
3. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan (DSS Tools)
Merupakan elemen-elemen perangkat keras/lunak untuk mengembangkan
SPK spesifik maupun pembangkit SPK.Meskipun peralatan SPK ini mampu
membuat SPK spesifik secara langsung, namun mengembangkan SPK
spesifik dengan pembangkit SPK jauh lebih mudah dan efisien.

2.4 Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment


Evaluation(PROMETHEE)
Nilai kriteria dalam metoda Promethee dinyatakan dalam skala numerik.
Semakin kecil nilai pencapaian kriteria tersebut, misalnya mengenai keuntungan,
bila semakin besar nilainya maka akan semakin diharapkan. Oleh karena itu setiap
kriteria harus dituliskan maksimum atau minimum.

2.4.1 Penentuan Struktur Preferensi


Penentuan struktur preferensi dengan membandingkan antar kriteria dan
menentukan hasil perbandingan preferensinya.

1. Pemilihan Tipe Generalisasi Kriteria


Dalam Promethee disajikan enam kriteria umum (Tipe I, II, III,IV,V danVI )
yang tidak mutlak tetapi bentuk-bentuk ini dianggap cukup memenuhi dalam
mengatasi masalah-masalah yang timbul di dunia nyata. Pemilihan tipe
generalisasi dapat dilakukan apabila kriteria sudah ditentukan. Pemilihan tersebut
harus disertai alasan-alasan yang tepat dan memenuhi syarat-syarat pemakaian
masing-masing tipe tersebut.

2. Penentuan Nilai Deviasi (Mutlak)


Dari masing-masing kriteria dapat dihitung nilai deviasi yang diperlukan
untuk menentukan derajat preferensi.
P(a,b)=P(f(a)-f(b))..............(2.1)

dimana :
P(a,b) = preferensi alternatif a terhadap alternatif b

f(a) = evaluasi suatu kriteria dari alternatif a

f(b) = evaluasi suatu kriteria dari alternatif b

3. Penentuan Nilai Parameter yang Sesuai


Parameter ini merupakan ambang atau batasan (Treshold) dari nilai setiap
kriteria.Penentuan parameter-parameter yang dibutuhkan tergantung dari tipe
generalisasi kriteria.Pada langkah ini nilai parameter (q, p, dan s) ditetapkan
sesuai dengan masing-masing kriteria yang selanjutnya dikonsultasikan dengan
pihak perusahaan.

4. Penentuan Derajat Preferensi


Derajat preferensi H(d) ditentukan dengan melakukan evaluasi nilai deviasi
mutlak terhadap parameter (q, p, dan s) dan kriteria yang sesuai dengan kriteria
pada setiap alternatif. Adapun jenis kriteria tersebut meliputi :

a. Tipe I Kriteria Biasa (Usual Criterion).


0 jika d 0
H(d) .....................................(2.2)
1 jika d 0

b. Tipe II Kriteria Quasi (Quasi Criterion).


0 jika q d q
H(d) ...............................(2.3)
1 jika d q atau d q

c. Tipe III Kriteria dengan Preferensi Linier.


d/p jika p d p
H(d) .............................. (2.4)
1 jika d p atau d p

d. Tipe IV Kriteria Level (Level Criterion).


0 jika d q,

H(d) 0 ,5 jika q d p, ..............................(2.5)

1 jika p d
e. Tipe V Kriteria dengan Preferensi Linier dan Area yang Tidak Berbeda.
0 jika d q,

H(d) ( d q)/(p q) jika q d p, ..............................(2.6)

1 jika p d

f. Tipe VI Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion).

H(d)=1 exp {-d2/22}........................................(2.7)

(dimanad = selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)})

5. Penentuan Indeks Preferensi


Merupakan satu ukuran preferensi dari alternatif yang satu terhadap yang
lain, semakin mendekati 1 (satu), semakin besar preferensinya.Jadi indeks
preferensi merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan
bahwa alternatif yang lainnya dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh
kriteria. Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari
fungsi preferensi.

n
(a, b) P (a, b) : a, b A ...............................(2.8)
i 1
i i

dimana :
(a, b) indeks preferensi multi kriteria alternatif a lebih baik dari alternatif b

i = ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi


Pi(a,b) = preferensi alternatif a terhadap alternatif b

2.4.2 Penyusunan Hubungan Dominasi


Penyusunan hubungan dominasi ini merupakan proses penentuan
hubungan prioritas antara alternatif yang satu dengan yang lainnya. Pada tahap ini
dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :

1. Positif Outranking Flow


Disebut juga Leaving Flow, semakin besar nilainya maka semakin besar
dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.

1

(a) ( a, x ) ...................................(2.9)
n 1

dimana :

(a) positif outranking flow alternatif a

n = jumlah alternatif

a, x preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x

2. Negatif Outranking Flow


Disebut juga Entering Flow, semakin kecil nilainya maka semakin besar
dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.

1

(a) ( a, x) .................................(2.10)
n 1

dimana :

(a) negatif outranking flow alternatif a

n = jumlah alternatif

a, x preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x

3. Net Flow / Balance Flow


Merupakan selisih dari nilai Posistif Outranking dan Negatif Outranking dan
hasilnya merupakan nilai dominasi untuk setiap alternatif.

( a)
( a) (a) ................................(2.11)

dimana :

(a) net flow alternatif a

(a) positif outranking flow alternatif a

(a) negatif outranking flow alternatif a
2.4.3 Decision Aid
Pemilihan keputusan akan dilakukan berdasarkan tahap-tahap berikut ini:

1. PROMETHEE I (Partial Ranking)

Penyusunan Partial Ranking dibuat berdasarkan nilai positifoutranking flow


dan negatifoutranking flow.Penggunaan PROMETHEE I memberikan
informasi yang lebih realistis dan lengkap.

2. PROMETHEE II (Complete Ranking)

Penyusunan Complete Ranking dibuat berdasarkan nilai Net Flow yang


didapat dari perhitungan sebelumnya untuk setiap alternatif. Penggunaan
PROMETHEE II lebih praktis bagi pengambil keputusan dalam proses
pengambilan keputusan.

2.5 Ummul Ayman

Yayasan Ummul Ayman adalah sebuah lembaga sosial yang bergerak


dibidang pendidikan dan pelayanan kesejahteraan kepada anak anak yatim dengan
memberikan tiga unit pelayanan terdiri dari, unit kepantian yaitu mengakomodir
anak anak yatim dengan memberikan fasilitas berupa tempat tinggal dan
kebutuhan konsumsi. Dan untuk membantu tujuan tersebut, Yayasan Ummul
Ayman berkordinasi dengan lembaga sosial pemerintah serta didukung oleh
donator lain, unit kesekolahan yang berperan dalam memberikan pelayanan
pendidikan sekolah mulai dari tingkat tsanawiah hingga tingkat Aliah. Untuk hal
ini, Yayasan berkordinasi dengan instansi terkait pemerintah. Disamping itu, juga
ada unit kedayahan yang menangani pendidikan agama dengan metode salafiah
layaknya dayah atau Dayah di Aceh. Untuk menunjang ekonomi yayasan, maka
dibentuk satu unit usaha ekonomi produktif. Bagi setiap unit pelayanan,
mampunyai badan kelola secara struktural dibawah pengawasan yayasan.
Yayasan Ummul Ayman bermula dari santunan tahunan Yatim Piatu
kemesjidan Mesjid Raya Samalanga. Hampir setengah abad suatau tradisi syariah
yang telah ada dan akan berlanjut adalah santunan tahunan Yatim Piatu dalam
kemesjidan Mesjid Raya samalanga Kabupaten Bireuen yang biasa diadakan pada
mejelang puasa Ramadhan tiap-tiap tahun.
Santunan tahunan tersebut adalah sebagai bakti social kaum wanita
kemesjidan Mesjid Raya Samalanga, yang di pimpin langsung oleh Ummi, Tgk.
Raja Imum dan dibantu oleh ibu-ibu PKK desa dalam Kemesjidan Mesjid Raya.
Dengan partisipasi penuh dan rasa sosial yang mendalam dari masyarakat banyak,
maka itu sebagai modal utama dalam acara santunan tahunan yatim piatu itu, salah
satu jalan untuk memperoleh dana santuanan tahunan yang dapat menyantuni
sekitar 250 anak.
Santunan adalah diperoleh dari hasil sumbangan amal berupa padi dan
uang tunai dari tiap-tiap desa dalam kemesjidan mesjid raya, dan dari donatur luar
dan para pengusahawan lainnya. Adapun santuan tersebut adalah sekedar
memberikan sebungkus nasi dan satu potong kain baju serta sedikit uang tunai
untuk tiap-tiap anak yang disesuaikan menurut kemampuan yang ada, sebagai
bukti nyata rasa kasihan dan keikutsertaan dalam perbuatan yang dianjurkan
agama.
Maka dengan dilatarbelakangi kegiatan santunan tahunan tersebut
timbullah satu gagasan baru Tgk. H. Nuruzzahri untuk membentuk suatu badan
yang mengelola pembinaan anak yatim secara intensif dan terorganisir.Dengan
bermodal satu unit rumah bekas yang didirikan diatas sebidang tanah waqaf untuk
panti asuhan yatim piatu/ fakir miskin yang kemudian diberinama dengan Panti
Asuhan Yatim Piatu/ Fakir Miskin UMMUL AYMAN Mesjid Raya Samalanga
Pada 1 Muharram 1411 dan tepat pada tanggal 23 Juli 1990 yang di dirikan oleh
Tgk H. Nuruzzahri.
Kehadiran Panti Asuahan itu merupakan dambaan masyarakat umum,
yang mengundang perhatian dari para dermawan dan masyarakat setempat.
Mengingat pendidikan dasar agama Islam makin hari makin jauh dari linkungan
masyarakat, dan untuk membentuk manusia yang beraklakul karimah, dan
bermodal terampil dan mandiri, bersama ini dibuka pula satu unit pelayanan
pendidikan Dayah / Dayah untuk anak yatim tersebut dan juga anak-anak yang
bukan yatim dalam satu lokasi.
Pada tahun 1991 lembaga tersebut resmi menjadi Yayasan dengan akte
notaris No. 26 tanggal 22 juli 1991, kemudian pada tahun 2011 Yayasan Ummul
Ayman membuat perubahan Akte Notaris dengan Nomor 1 tanggal 9 maret 2011
dengan mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasia
Republik Indonesia dengan nomor AHU-2565. AH.01.04. Tahun 2011.
Yayasan Ummul Ayman juga lahir pada saat kondisi Aceh sedang dilanda
konflik bersenjata, dengan kondisi konflik banyak sekali menimbulkan dampak
negatif dan hancurnya tatanan sosial masyarakat di berbagai aspek kehidupan
terlebih lagi aspek pendidikan baik formal maupun nonformal. Hal itu ditandai
dengan banyak sekali sarana pendidikan yang hancur seperti sekolah atau tenaga
pendidik yang menjadi korban konflik sehingga keberlangsungan pendidikan dan
sumberdaya manusia sudah sangat menurun. Bersamaan dengan itu pula banyak
sekali anak anak yang kehilangan orang tua dan terlantar tanpa ada perhatian
sosial yang serius dari pihak manapun. Dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan seperti itu, kehadiran Yayasa Ummul ayman sebagai lembaga
sosial sangat membantu untuk menanggulangi kondisi korban konflik serta
mengantisipasi semakin lumpuhnya pendidikan serta tatanan sosial masyarakat.
Dengan menampung anak anak yatim korban konflik sebagai prioritas utama
dalam memberikan pelayanan sosial.
Semenjak dari tahun 1990 sudah diterapkan pengajian dayah salafiah
sebagai langkah awal memberi pelayanan pendidikan agama dengan murid dasar
25 santri yatim konflik yang berasal dari berbagai tempat di Aceh. Mereka belajar
dan tidur diatas satu unit rumah tua yang diwaqaf untuk Panti Asuhan yang dalam
kondisi sangat sederhana sedangkan untuk kebutuhan konsumsi dari sumbangan
masyarakat sekitar.
Pada pertengahan tahun 1991 nama Ummul Ayman sudah mulai dikenal
masyarakat karna pada waktu itu belum banyak panti asuhan yang yang
menampung anak korban konflik sehingga bertambah sampai dengan 75 santri
dalam Kecamatan Samalanga dan luar Kabupatenb bireuen, semuanya mereka
diasramakan pada barak-barak darurat yang dibangun dari kayu-kayu bekas
sumbangan masyarakat dan untuk kebutuhan konsumsinya ditanggung yayasaan
sebagai anak panti.

2.6 MADM(Multiple Attribute Decision Making)


Multiple Attribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode yang
digunakanuntuk mencari alternatif optimal dari sejumlahalternatif dengan kriteria
tertentu. Inti dari MADMadalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,
kemudian dilanjutkan dengan proses perankinganyang akan menyeleksi alternatif
yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untukmencari nilai bobot
atribut, yaitu (1) pendekatansubyektif, (2) pendekatan obyektif dan (3) pendekatan
integrasi antara subyektif & obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki
kelebihan dan kelemahan sendiri. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot
ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga
beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas.
Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis
sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan.(Hery Wibowo,
2009).
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
MADM.antara lain :
1. Simple Additive Weighting Method (SAW)
2. Weighted Product (WP)
3. ELECTRE
4. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
5. Analytic Hierarchy Process (AHP)
6. PROMETHEE

2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)


ERD adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antar entity di
dalam database. Skema tentang diagram pertama kali diresmikan oleh Charles
Bachman pada tahun 1960-an, yang menggunakan kotak segi empat untuk
menunjukkan tipe-tipe record dan tanda panah dari satu record ke record lain
untuk menunjukkan hubungan one-to-many.
Skema tentang diagram pertama kali diresmikan oleh Charles Bachman
pada tahun 1960-an, yang menggunakan kotak segi empat untuk menunjukkan
tipe-tipe record dan tanda panah dari satu record ke record lain untuk
menunjukkan hubungan one-to-many.

2.7.1 Elemen ERD


Ada beberapa macam elemen yang umum digunakan, yaitu :
1. Entity (Entitas). Entity yaitu suatu obyek yang diidentifikasikan dalam
lingkungan pemakai atau suatu obyek riil (nyata) yang dapat dibedakan satu
dengan lainnya dan tidak saling bergantungan. Entity digambarkan
menggunakan persegi panjang. Entity (entitas) dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Physical Entity, yaitu entity yang bersifat fisik. Contoh : pegawai, guru.
b. Conceptual Entity, yaitu entity yang bersifat konsep. Contoh : Gaji,
sekolah.
2. Atribut. Atribut berfungsi untuk mendeskripsikan entitas dan atribut
mempunyai nilai (harga). Contoh atribut untuk entitas pegawai misalnya
nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, dll. Atribut digambarkan dengan
simbol ellips.
3. Relationship (relasi). Database adalah kumpulan file yang saling berkaitan.
Pada model data relasi hubungan antar file direlasikan dengan kunci relasi.
Tipe hubungan (relationalship type) diantara beberapa buah tipe entitas
adalah kumpulan dari relationalship diantara entitas-entitas dari tipe entitas
tersebut.
4. Cardinalitas. Terdapat beberapa pengertian tentang key sehubungan dengan
normalisasi dan ERD, antara lain :
a. Superkey adalah gugus dari sejumlah atribut entiti yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi obyek secara unik.
b. Candidate key adalah superkey dengan jumlah atribut minimal dan dapat
berdiri sendiri.
c. Primary key adalah superkey yang dipilih oleh desainer atau
administrator basis data.

Dalam kardinalitas terdapat relasi dari antar table/instansi untuk


menghubungkan key-key yang telah terhubung. Relasi yang dapat terjadi ialah:
1. Relasi 1-1 (one-to-one relationship).
Hubungan antara file atau tabel pertama dengan file atau tabel kedua adalah
satu berbanding satu.
Gambar 2.2 Relasi 1-1
Sumber: (Coronel, Carlos 2011)

2. Relasi 1-banyak (one-to-many relationship)/Relasi banyak-1 (many-to-one


relationship).
Hubungan antara file atau tabel pertama dengan file atau tabel kedua adalah
satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik banyak lawan satu.

Gambar 2.3 Relasi 1-banyak


Sumber: (Coronel, Carlos 2011)

3. Relasi banyak-banyak (many-to-many relationship).


Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding
banyak.

Gambar 2.4 Relasi Banyak-banyak


Sumber: (Coronel, Carlos 2011)

2.8 Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-
notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat
membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD
merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering
disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram
alur kerja, atau model fungsi.
Atau dengan kata lain untuk memudahkan penggambaran suatu sistem
yang ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
memperhatikan linkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan
fisik dimana data tersebut akan disimpan, maka kita menggunakan Data Flow
Diagram.

Menurut Mulyadi : DFD adalah suatu model yang menggambarkan aliran


data dan proses untuk mengolah data dalam sistem, simbol pengolahan digunakan
untuk menunjukkan tempat-tempat dalam sistem informasi yang mengolah atau
mengubah data yang diterima menjadi data yang mengalir keluar. [HM. Jogianto,
2000].
Data Flow Diagram adalah diagram yang digunakan untuk
menggambarkan arus data di dalam suatu sistem dengan terstruktur dan jelas.
Penggunaan DFD sebagai alat peraga sistem dipopulerkan oleh Tom DeMarco &
Yourdan (1979) dan Gane & Sarson (1979) dengan menggunakan pendekatan
metode analisis sistem terstruktur (structured system analysis method). DFD dapat
mempresentasikan suatu sistem yang otomatis maupun manual dengan
menggunakan gambar yang berbentuk jaringan grafik.

Adapun simbol-simbol ang digunakan dalam DFD adalah :

Tabel 2.2 Simbol Utama DFD


(Sumber : Hartono, 2005, Basia Data)

Nama Simbol Simbol Arti

External Entity Simbol ini digunakan untuk


menggambarkan asal atau
tujuan data
Simbol ini digunakan untuk
Proses memproses pengolahan data

Simbol ini digunakan untuk


Data flow menggambarkan aliran data
yang berjalan

Simbol ini digunakan untuk


Data store data yang telah disimpan

Keterangan :
1. Kesatuan luar
Entitas yang berada di luar sistem yang memberikan data kepada sistem
(source) atau yang menerima informasi dari sistem
2. Proses
Proses menggambarkan apa yang dilakukan oleh sistem. Berfungsi
mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau
beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
3. Arus data
Digunakan untuk menggambarkan arus data yang mengalir diantara proses,
tempat penyimpanan data dan kesatuan luar.
4. Penyimpanan data
Digunakan untuk penyimpanan data hasil proses maupun penyediaan data
untuk diproses.

Simbol yang digunakan di DFD menurut Jogiyanto dimaksudkan untuk


mewakili:
1. Kesatuan Luar
Kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat
berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang berada di lingkungan
luarnya yang akan memberikan input atau menerima output.
2. Arus Data
Arus data (data flow) menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan
untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Proses
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin,
atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

2.9 JAVA
Bahasa pemograman yang dapat dijalankan diberbagai komputer termasuk
telepon genggam .
Java merupakan bahasa pemograman yang bersifat umum / non spesifik
(general purpose),dan secara kusus desain untuk memamfaatkan dependensi
inplementasi seminimal mungkin. Karna fungsionalitasnya yang memungkinkan
aplikasi java mampu berjalan dibeberapa platform sistem operasi berbeda, java
dikenalpula dengan slogannya, tulis sekali jalankan di manapun.

Berikut beberapa kelebihan dari JAVA antara lain ;


1. Dapat dijalankan dibeberapa sistem operasi komputer biasa disebut
multiplatform, sehingga pengguna cukup menuliskan sebuah program java
kemudian digunakan pada beberapa sistem operasi komputer yang
berbeda. Contohnya : HP yang ada platform java, Android, Windows,
Linuk.
2. Bahasa pemograman yang digunakan tidak rumit dan banyak fitur yang
dulunyan manual telah dikerjakan secara otomatis, jadi memudahkan
programer.
3. Pemograman berorientasi objek, konsep ini dalam bahasa inggris Object
Oriented Programming.
Tujuan dari bahasa pemograman JAVA ini adalah untuk membuat aplikasi-
aplikasi yang dijalankan di atas teknologi pemograman. Dalam hal ini aplikasi
pada umumnya akan memberikan hasil yang lebih baik, tetepi prosesnya secara
keseluruhan dijalankan komputer (Diaz,2002).
2.10 MySQL
Menurut Abdul Kadir (2009:15) mendefinisikan bahwa : MySQL
merupakan software yang tergolong database server dan bersifat Open Source.
Open Source menyatakan bahwa software ini di lengkapi oleh source code (kode
yang di pakai untuk membuat MySQL), selain tentu saja bentuk executable-nya
atau kode dapat di jalankan secara langsung di dalam sistem operasi, dan bisa
diperoleh dengan cara mengunduh di internet secara gratis. Hal lainnya adalah
MySQL juga bersifat multiplatform. MySQL dapat dijalankan pada berbagai
sistem operasi. MySQL adalah sebuah aplikasi Relational Database Management
Server (RDBMS).
Dengan menggunakan MySQL server, maka data dapat diakses oleh
banyak pemakai secara bersamaan. MySQL menggunakan bahasa SQL (Structure
Query Language) yaitu bahasa pemrograman standar yang digunakan untuk
mengakses server database.Tiap database memiliki tabel-tabel, dan tiap tabel
memiliki field-field. Umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang secara
logis merupakan struktur-struktur dimensi terdiri atas baris dan kolom. Field-field
tersebut dapat berupa data seperti int, real, char, date, time.

2.11 Netbeans
Netbeans adalah sebuah aplikasi integrated Development Environment
(IDE) yang berbasiskan java dari sun Microsystems yang berjalan di atas swing.
Swing merupakan sebuah teknologi java untuk pengembangan 530 aplikasi
dekstop yang dapat berjalan pada berbagai macam platform seperti windows,
Linuk, Mac OS X dan solaris. Sebuah IDE merupakan lingkup pemograman yang
di integrasikan ke dalam suatu aplikasi perangkat lunak yang menyediakan
Graphic User Interface (GUI), suatu kode editor atau text, suatu Compiler dan
suatu debugger.
2.12 Phpmyadmin
Phpmyadmin adalah sebuah aplikaasi web yang ditulis menggunakan
bahasa pemograman PHP. Sebagaimana aplikasi-aplikasi lain untuk lingkungan
web (aplikasi yang dibuka menggunakan peramban atau browser), Phpmyadmin
juga mengandung unsur HTML/XHTML, CSS, dan juga kode JavaScript.
Aplikasi web ini ditujukan untuk memudahkan pengelolaan basis data MySQL
dengan penyajian tampilan web (user interface) yang lengkap.
BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Analisa Sistem Lama


Untuk melaksanan tugas kerja para pegawai yayasan ummul ayman dalam
menyeleksi lokasi yang cocok untuk pembangunan STIS masih menggunakan
tehnik manual, yaitu dengan mengamati data-data lokasi pembangunan lalu
mengumpulkan data-data tersebut untuk dihitung dan diperhitungkan secara
manual agar dapat dipastikan lokasi yang cocok untuk pembangunan.
Pekerjaan ini dapat dikomputerisasikan dalam mengambil sebuah
keputusan dari berbagai alternatif tempat yang dipilihan untuk dapat memberi
pendukung keputusan dalam menentukan hasil yang maksimal.
Berikut kegiatan yang terdapat pada sistem lama digambarkan secara
grafis dalam flowmap sebagai berikut.

Bidang Pembangunan Bidang Operasional Pimpinan

Merencanakan Pembangunan

Membuat Rapat

Membangun
T Bangunan Baru

Membuat Rapat Menerima Permintaan Survei

Meninjau Lokasi

Meninjau Harga Tanah

Meninjau Penduduk

Meninjau Jarak Lokasi

Rekap Rekap Hasil

A A

Membuat Hasil Analisa Sementara

Hasil Analisa Hasil

T
Cocok

Pembangunan Perintah pembangunan

Gambar 3.1 Arsitektur SPK Penentuan Lokasi Pembangunan STIS


3.2 Deskripsi Sistem
Sistem pendukung keputusan ini dibuat untuk memilih lokasi yang cocok
untuk dipilih, cara kerja sistem ini nantinya diinput data-data tempat sebagai
alternatif dan diberikan nilai pada setiap kriterianya. Kemudian sistem melakukan
perhitungan dengan metode promethee dan memberikan hasil kepada pengguna
sistem berupa alternatif sudah diberikan perangkingan. Sehingga pengguna
dengan mudah dapat memilih lokasi sesuai perangkingan yang diberikan oleh
sistem.

3.3 Arsitektur SPK Pemilihan Lokasi Pembangunan STIS

E
K
S
EKSTERNAL

T
DATA

R
A
K
S - Jumlah Masyarakat
- Sumber Air
I BASIS BASIS - Jarak dengan Yayasan Induk
DATA MODEL - jarak dengan sekolah tinggi yang sama
INTERNAL

- Harga tanah
D
DATA

A
T
A

MANAJEMEN BASIS MANAJEMEN BASIS


DATA MODEL

Form Login
Form Data Kriteria
Form Data Kriteria
Form Data Parameter
Form Data Alternatif
Form Data Hasil / Laporan

KOMPUTER

PENGGUNA

Gambar 3.2 Arsitektur SPK Penentuan Lokasi Pembangunan STIS


3.3.1 Data Internal
Data internal yang dimaksud adalah data yang berasal dari pihak yayasan
Ummul Ayman.

3.3.2 Ekstraksi Data


Data ekstraksi merupakan penggabungan dari data internal dan data
eksternal, proses data ekstraksi meliputi: import file, meringkas, menyaring dan
mengkodensasikan data, sehingga menghasilkan laporan dari database, proses
ekstrasi tersebut menghasilkan manajemen sistem basis data.

3.4 Analisa Data Dengan Metode Promethee


1. Menentukan beberapa alternatif
Untuk mempermudah perhitungan dengan promethee, setiap
alternatif menggunakan kode 1 sampai jumlah alternatif untuk setiap jenis
alternatif. Berikut ini adalah data alternatif lokasi yang akan dipilih dapat
dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Tabel Data Alternatif

No Nama Alternatif

1 Ulee Gle ( TP-001 )

2 Merdu Sp.4 ( TP-002)

3 Merdu Desa Terengkom ( TP-003 )

4 Simpang Mamplam (TP-004)


2. Menentukan Beberapa Kriteria
Kriteria yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Tabel Data Kriteria
Nama Kriteria Parameter Bobot
10000 s/d 15000 Jiwa 1
15000 s/d 20000 Jiwa 2
Jumlah Masyarakat 20000 s/d 25000 Jiwa 3
25000 s/d 30000 Jiwa 4
>= 30000 Jiwa 5
>= 100/m2 5
>= 200/m2 4
Harga Tanah >= 300/m2 3
>=400/m2 2
>= 500/m2 1
Mudah dan Gratis 4
Mudah dari sumber berbayar 3
Sumber Air Mudah dan terbatas dari sumber 2
berbayar
Susah atau sulit 1
>= 4 Km 5
>= 5 Km 4
Jarak dengan yayasan
>= 6 Km 3
Induk
>= 7 Km 2
>= 8 Km 1
>= 4 Km 1
>= 5 Km 2
Jarak dengan Sekolah >= 6 Km 3
Tinggi Yang Sama >= 7 Km 4
>= 8 Km 5
Dari tabel alternatif dan tabel kriteria dibuatkan data dasar untuk
evaluasi dengan metode promethee. Tapi terlebih dahulu sebelum data
dimasukkan kedalam tabel untuk evaluasi dengan metode promethee, data
alternatif dan kriteria dibuatkan simbolnya agar memudahkan dalam proses
promethee.

Pemberian Simbol untuk Data Alternatif

Tabel 3.3 Tabel Data Alternatif


Kode / simbol Nama Alternatif

TP-001 Ulee Gle

TP-002 Merdu Sp.4

TP-003 Merdu Desa Terengkom

TP-004 Simpang Mamplam

Pemberian Simbol untuk Data Kriteria

Tabel 3.4 Tabel Data Kriteria


Kode / simbol Nama Kriteria

C1 Jumlah Masyarakat

C2 Harga Tanah

C3 Sumber Air

C4 Jarak dengan yayasan induk

C5 Jarak dengan Sekolah tinggi yang sama


Tabel 3.5 Contoh Kasus Nilai Kriteria Tiap Alternatif
Alternatif C1 C2 C3 C4 C5
Kriteria
TP-001 5 5 3 2 4
TP-002 4 5 3 1 5
TP-003 4 5 2 1 5
TP-004 4 5 3 2 4

Keterangan :
C1 = Jumlah Masyarakat
C2 = Harga Tanah
C3 = Sumber Air
C4 = Jarak dengan yayasan induk
C5 = Jarak dengan sekolah tinggi yang sama

TP-001 = Ulee Gle C1(TP-001) = 5 , C2(TP-001) = 5 , C3(TP- 001) = 3, C4(TP-


001) =2 , C5(TP-001) = 4

TP-002 = Merdu Sp.4 C1(TP-002) = 4, C2(TP-002) = 5, C3(TP-002) = 3, C4(TP-


002) =1 , C5(TP-002) = 5

TP-003 = Merdu Desa Terengkom C1(TP-003) = 4, C2(TP-003) = 5, C3(TP-003)


= 2, C4(TP-003) =1 , C5(TP-003) = 5
TP-004 = Sp.Mamplam C1(TP-004) = 4, C2(TP-004)= 5, C3(TP-004) = 3,
C4(TP-004) =2 , C5(TP-004) = 4

Langkah 1:
Hitung nilai preferensi antar alternative, untuk seluruh perhitungan nilai
preferensi digunakan Kriteria umum
...... (pers. 3.1)

Dimana :
d = selisih nilai kriteria {d=f(a)-f(b)}.
P(d) = menunjukkan preferensi setiap alternatif a yang berkaitan dengan alternatif
b pada setiap kriteria

1. Nilai Preferensi TP-001 dan TP-002


a. Untuk C1
TP-001 = 5 , TP-002 = 4
d = TP-001 TP-002
d=5-4
d=1
P(TP-001,TP-002) = 1
P(TP-002,TP-001) = 0

b. Untuk C2
TP-001 = 5 , TP-002 = 5
d = TP-001 TP-002
d = 5-5
d=0
P(TP-001,TP-002) = 0
P(TP-002,TP-001) = 0

c. Untuk C3
TP-001 = 3 , TP-002 = 3
d = TP-001 TP-002
d = 3-3
d=0
P(TP-001,TP-002) = 0
P(TP-002,TP-001) = 0
d. Untuk C4
TP-001 = 2 , SP-002 = 1
d = TP-001 TP-002
d = 2-1
d=1
P(TP-001,TP-002) = 1
P(TP-002,TP-001) = 0

e. Untuk C5
TP-001 = 4 , TP-002 = 5
d = TP-001 TP-002
d=4-5
d = -1
P(TP-001,TP-002) = 0
P(TP-002,TP-001) = 1

2. Nilai Preferensi TP-001 dan TP-003


a. Untuk C1
TP-001 = 5 , TP-003 = 4
d = TP-001 TP-003
d=5-4
d=1
P(TP-001,TP-003) = 1
P(TP-003,TP-001) = 0
b. Untuk C2
TP-001 = 5 , TP-003 = 5
d = TP-001 TP-003
d = 5-5
d=0
P(TP-001,TP-003) = 0
P(TP-003,TP-001) = 0
c. Untuk C3
TP-001 = 3 , TP-003 = 2
d = TP-001 TP-003
d = 3-2
d=1
P(TP-001,TP-003) = 1
P(TP-003,TP-001) = 0

d. Untuk C4
TP-001 = 2 , TP-003 = 1
d = TP-001 TP-003
d = 2-1
d=1
P(TP-001,TP-003) = 1
P(TP-003,TP-001) = 0
e. Untuk C5
TP-001 = 4 , TP-003 = 5
d = TP-001 TP-003
d=45
d = -1
P(TP-001,TP-003) = 0
P(TP-003,TP-001) = 1

3. Nilai Preferensi TP-002 dan TP-003


a. Untuk C1
TP-002 = 4 , TP-003 = 4
d = TP-002 TP-003
d=4-4
d=0
P(TP-002,TP-003) = 0
P(TP-003,TP-002) = 0
b. Untuk C2
TP-002 = 5 , TP-003 = 5
d = TP-002 TP-003
d = 5-5
d=0
P(TP-002,TP-003) = 0
P(TP-003,TP-002) = 0

c. Untuk C3
TP-002 = 3 , TP-003 = 2
d = TP-002 TP-003
d = 3-2
d=1
P(TP-002,TP-003) =1
P(TP-003,TP-002) = 0

d. Untuk C4
TP-002 = 1 , TP-003 = 1
d = TP-002 TP-003
d = 1-1
d=0
P(TP-002,TP-003) = 0
P(TP-003,TP-002) = 0

e. Untuk F5
TP-002 = 5 , TP-003 = 5
d = TP-002 TP-003
d = 5-5
d=0
P(TP-002,TP-003) = 0
P(TP-003,TP-002) = 0
4. Nilai Preferensi TP-001 dan TP-004
f. Untuk C1
TP-001 = 5 , TP-004 = 4
d = TP-001 TP-004
d=5-4
d=1
P(TP-001,TP-004) = 1
P(TP-004,TP-001) = 0

g. Untuk C2
TP-001 = 5 , TP-004 = 5
d = TP-001 TP-004
d = 5-5
d=0
P(TP-001,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-001) = 0

h. Untuk C3
TP-001 = 3 , TP-004 = 3
d = TP-001 TP-004
d = 3-3
d=0
P(TP-001,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-001) = 0
i. Untuk C4
TP-001 = 2 , TP-004 = 2
d = TP-001 TP-004
d = 2-2
d=0
P(TP-001,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-001) = 0
j. Untuk C5
TP-001 = 4 , TP-004 = 4
d = TP-001 TP-004
d=4-4
d=0
P(TP-001,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-001) = 0

5. Nilai Preferensi TP-002 dan TP-004


k. Untuk C1
TP-002 = 4 , TP-004 = 4
d = TP-002 TP-004
d=4-4
d = 1826
P(TP-002,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-002) = 0

l. Untuk C2
TP-002 = 5 , TP-004 = 5
d = TP-002 TP-004
d = 5-5
d=0
P(TP-002,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-002) = 0
m. Untuk C3
TP-002 = 3 , TP-004 = 3
d = TP-002 TP-004
d = 3-3
d=0
P(TP-002,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-002) = 0
n. Untuk C4
TP-002 = 1 , TP-004 = 2
d = TP-002 TP-004
d = 1-2
d = -1
P(TP-002,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-002) = 0

o. Untuk C5
TP-002 = 5 , TP-004 = 4
d = TP-002 TP-004
d=5-4
d=1
P(TP-002,TP-004) = 1
P(TP-004,TP-002) = 0

6. Nilai Preferensi TP-003 dan TP-004


p. Untuk C1
TP-003 = 4 , TP-004 = 4
d = TP-003 TP-004
d=4-4
d = 1826
P(TP-003,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-003) = 0
q. Untuk C2
TP-003 = 5 , TP-004 = 5
d = TP-003 TP-004
d = 5-5
d=0
P(TP-003,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-003) = 0
r. Untuk C3
TP-003 = 2 , TP-004 = 3
d = TP-003 TP-004
d = 2-3
d = -1
P(TP-001,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-001) = 1

s. Untuk C4
TP-003 = 1, TP-004 = 2
d = TP-003 TP-004
d = 1-2
d =-1
P(TP-003,TP-004) = 0
P(TP-004,TP-003) = 1

t. Untuk C5
TP-003 = 5, TP-004 = 4
d = TP-003 TP-004
d=5-4
d=1
P(TP-003,TP-004) = 1
P(TP-004,TP-003) = 0

Langkah 2:
Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan:

n
(a, b) P (a, b) : a, b A ....(pers. 3.2)
i 1
i i

Dimana :
(a, b) indeks preferensi multi kriteria alternatif a lebih baik dari

alternatif b
i = ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi
Pi(a,b) = preferensi alternatif a terhadap alternatif b

Maka di peroleh:
P(TP-001,TP-002)=1/5 (1+0+0+1+0)= 0,4
P(TP-002,TP-001)=1/5 (0+0+0+0+1)= 0,2
P(TP-001,TP-003)=1/5 (1+0+1+1+0)= 0,6
P(TP-003,TP-001)=1/5 (0+0+0+0+1)= 0,2
P(TP-002,TP-003)=1/5 (0+0+1+0+0)= 0,2
P(TP-003,TP-002)=1/5 (0+0+0+0+0)= 0
P(TP-001,TP-004)=1/5 (1+0+0+0+0)= 0.2
P(TP-004,TP-001)=1/5 (0+0+0+0+0)= 0
P(TP-002,TP-004)=1/5 (0+0+0+0+1)= 0,2
P(TP-004,TP-002)=1/5 (0+0+0+0+0)= 0
P(TP-003,TP-004)=1/5 (0+0+0+0+1)= 0,2
P(TP-004,TP-003)=1/5 (0+0+1+1+0)= 0,4

Intensitas preferensi pembuat keputusan ( (a,b)) berupa nilai kriteria


untuk masing-masing alternatif disajikan dalam tabel 3.6

Tabel 3.6 Indeks Preferensi


Alternatif TP-001 TP-002 TP-003 TP-004

TP-001 0,4 0,6 0,2

TP-002 0,2 0,2 0,2

TP-003 0,2 - 0,2

TP-004 - - 0,4
Langkah 3:
Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks
leaving flow (), entering flow () , dan net flow () mengikuti persamaan:

Leaving flow : .............(pers. 3.3)

Entering flow: ...........(pers. 3.4)

Net flow: ............................(pers. 3.5)


Dimana:
(a, x) = menunjukkan preferensi alternatif a lebih baik dari x
n = jumlah nilai.
1. Leaving Flow
(TP-001)= ( 0.4 + 0.6 + 0.2 ) = 0.6
(TP-002)= ( 0.2 + 0.2 + 0.2 ) = 0.3
(TP-003)= ( 0.2 +0.2) = 0.2
(TP-004)= (0.4) = 0.2

2. Entering Flow
(TP-001)= ( 0.2 + 0.2 ) = 0.2
(TP-002)= ( 0.4) = 0.2
(TP-003)= ( 0.6 + 0.2 + 0.4 ) = 0.6
(TP-004)= ( 0.2 + 0.2 + 0.2 ) = 0.3

3. Net Flow
(TP-001)= 0.6 0.2 = 0.4
(TP-002)= 0.3 0.2 = 0.1
(TP-003)= 0.2 0.6 = -0.4
(TP-004)= 0.2 0.3 = -0.1
Dari hasil perhitungan berdasarkan karakter leaving flow dan entering
flow maka diperoleh urutan prioritas pada tabel 3.7 berdasarkan karakter
net flow.
Tabel 3.7 Indeks Preferensi
Alternatif Leaving Flow Entering Flow Net Flow
TP-001 0.6 0.2 0.4
TP-002 0.3 0.2 0.1
TP-003 0.2 0.6 -0.4
TP-004 0.2 0.3 -0.1

Keterangan:
Hasil perankingan prioritas yang akan dipilih menggunakan metode
promethee
1. TP-001= Ulee Gle , dari hasil Net flow menempati urutan I
2. TP-002= Merdu Sp.4 , dari hasil Net Flow menempati urutan II
3. TP-003= Merdu Desa Terengkom, dari hasil Net Flow menempati
urutan IV
4. TP-004= Sp.Mamplam, dari hasil Net Flow menempati urutan III
Dilihat dari evaluasi dan hasil yang diperoleh dari tabel 3.7 diatas maka
sistem menyarankan bahwa lokasi yang terpilih untuk pembangunan STIS adalah
Ulee Gle ( TP-001 ).

3.5 Perancangan Sistem


Perancangan sistem secara terinci, dijelaskan dengan menggunakan DFD
(Data Flow Diagram). Diagram arus data dari Sistem pengambilan keputusan ini
digambarkan sebagai berikut.

3.5.1 Diagram Konteks


Perancangan diagram kontek merupakan tahapan yang digunakan untuk
merancang sistem kerja yang diapresiasikan dalam bentuk gambar atau grafik.
Bertujuan untuk menggambarkan rancangan kerangka kerja sistem yang akan
dibangun mengunakan alur sistem.
Berikut diagram kontek pendukung keputusan penentuan lokasi yang
cocok untuk pembangunan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah menggunakan metode
promethee :

Login
Input Parameter
Input Alternatif

SPK PENENTUAN LOKASI


ADMIN
PEMBANGUNAN STIS

Info Login
Info Kriteria
Info Parameter
Infor Alternatif
Info Hasil

Gambar 3.3 Diagram Konteks


Dalam menggunakan sistem ini melibatkan satu entitas pengguna yaitu
admin, class proses yang akan di perlukan sistem nantinya adalah class login,
class kriteria, class parameter, class alternatif, class promethee.

3.5.2 Data Flow Diagram (DFD) level 0


Data Flow Diagram merupakan suatu gambaran grafis dari suatu sistem
yang menggunakan bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data
mengalir melalui suatu proses yang berkaitan. DFD digunakan untuk menyajikan
sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi. DFD untuk
sistem .
Data login
Informasi hasil
ADMIN Info login

Info
alternatif Info kriteria
Data
alternatif Data Info
parameter parameter

5.0 4.0 3.0 2.0 1.0


Hasil Alternatif Parameter Kriteria Login

Data
Data kriteria Data Data
Hasil Data
Data alternatif
Data Dataparameter kriteria login
alternatif parameter kriteria
Hasil Alternatif Parameter Kriteria Admin

Gambar 3.4 Data Flow Diagram (DFD) level

Berikut penjelasan setiap proses pada data flow diagram proses level 0
pada sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi
ilmu syariah.
1. Proses Login
Proses login adalah proses ketika admin melakukan login pada sistem,
pada proses ini sistem akan memeriksa kesedian username dan password
pada tabel admin, jika tersedia maka login berhasi, apabila tidak tersedia
login akan gagal.

2. Proses Kriteria
Proses kriteria adalah proses mengambil informasi pada tabel kriteria
dan diberikan informasi kepada admin yang menggunakan sistem,
sementara data kriteria adalah data statik dalam tabel kriteria, proses ini
menggunakan tabel kriteria.

3. Proses Alternatif
Proses alternatif adalah proses input, update, dan hapus data-data
alternatif lokasi pembangunan yang diseleksi, semua data alternatif ini
disimpan dalam tabel alternatif dan memiliki tabel relasi yaitu tabel
kriteria, data bobot diperoleh dari tabel parameter berdasarkan kriteria
masing-masing.

4. Proes Hasil
Proses hasil adalah proses akhir pada sistem pendukung keputusan
penentuan lokasi pembangunan Sekolah tinggi ilmu syariah menggunakan
metode promethee pada yayasan ummul ayaman. Pada proses ini sistem
melakukan perhitungan dari data-data alternatif dan menyimpan dalam
tabel hasil untuk di beri perangkingan sebagai informasi kepada admin
sistem.

3.6.2.1 Data Flow Diagram Level 1 Proses 1.0


Berikut adalah perancangan DFD level 1 proses 1.0 yang merupakan sub
proses pada sistem pendukung keputusan penentuan lokasi yang cocok untuk
pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah.

ADMIN
Data Info
login login

1.1 1.2
Login Info Login

Data Info
login login

Admin

Gambar 3.5 Data Flow Diagram Level 1 Proses 1.0

Pada gambar 3.5 Data flow diagram level 1 proses 1.0 menggambarkan
aliran data pada sistem yaitu entitas Admin dapat memasukkan data login kedalam
sistem dan menerima info login dari sistem.
3.6.2.3 Data Flow Diagram Level 1 Proses 2.0

ADMIN

Data kriteria
Info Kriteria

2.1 2.2
Edit Kriteria Info Kriteria

Data Kriteria
Info kriteria
kriteria

Gambar 3.6 Data Flow Diagram Level 1 Proses 2.0


Gambar 3.6 data flow diagram level 1 proses 2.0 menggambarkan aliran
data dalam sistem pendukung keputusan yaitu entitas admin dapat melihat data
statik kriteria dalam sistem pendukung keputusan penentuan lokasi yang cocok
untuk pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah

3.6.2.2 Data Flow Diagram Level 1 Proses 3.0


Berikut Perancangan DFD level 0 proses 3.0 pada sistem pendukung
keputusan penentuan lokasi yang cocok untuk pembangunan sekolah tinggi ilmu
syariah.

Data Info
parameter ADMIN Kriteria

Hapus
Edit
Parameter
Parameter

Kriteria
kriteria
Data

3.1 3.2 3.3 3.4


Tambah Edit Hapus Info
parameter parameter parameter parameter

Data paramter Data parameterInfo parameter


Data paramter
Parameter

Gambar 3.7 Data Flow Diagram Level 1 Proses 3.0


Gambar 3.7 data flow diagram level 0 proses 3.0 menggambarkan aliran
data dalam sistem yaitu entitas admin dapat melakukan proses tambah parameter,
edit parameter, hapus parameter, dan dapat memperoleh info parameter dari tabel
parameter dan tabel kriteria sebagai tabel relasi.

3.6.2.3 Data Flow Diagram Level 1 Proses 4.0


Berikut perancangan DFD level 1 proses 4.0 untuk menjelaskan proses
jadwal tugas pada sistem ini.

Data Info
alternatif ADMIN alternatif

Hapus
Edit
alternatif
alternatif

Parameter
Parameter
Data

4.1 4.2 4.3 4.4


Tambah Edit Hapus Info
Alternatif Alternatif alternatif alternatif

Data alternatif Data Data alternatif Info alternatif


alternatif
alternatif

Gambar 3.8 Data Flow Diagram Level 1 Proses 4.0


Gambar 3.8 data flow diagram level 1 proses 4.0 menggambarkan aliran
data dalam sistem yaitu entitas admin dapat melakukan proses tambah alternatif,
edit alternatif, hapus alternatif, dan dapat memperoleh info alternatif dari tabel
alternatif dan tabel kriteria menjadi tabel relasinya, ketika admin memberi bobot
penilaian kepada setiap alternatif pada sistem pendukung keputusan penentuan
lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah.
3.6.2.4 Data Flow Diagram Level 1 Proses 5.0

Data Info
alternatif ADMIN alternatif

5.1 Data 5.2


Hasil SPK alternatif Informasi
alternatif
Promethee hasil

Data hasil Informasi hasil

Hasil

Gambar 3.9 Data Flow Diagram Level 1 Proses 5.0


Gambar 3.9 data flow diagram level 1 proses 5.0 menggambarkan aliran
data dalam sistem yaitu entitas admin dapat melakukan perhitungan hasil sistem
pendukung keputusan untuk memilih alternatif dengan ranking tertinggi, pada
proses ini sistem melakukan perhitungan data bobot alternatif dengan metode
promethee serta memberikan hasil perhitungan berupa data informasi hasil kepada
pengguna sistem.

3.7 Perancangan Tabel

3.7.2 Tabel Admin


Tabel 3.8 Tabel Admin
No Nama Field Type Data Lebar Keterangan

1 Id_admin Integer 5 Primary Key


2 Username Varchar 32
3 Password Varchar 64
4 Nama Varchar 25
Nama file : tabel_admin
Primary Key : Id_admin
Kegunaan : Digunakan untuk menyimpan data-data admin
3.7.3 Tabel Kriteria
Tabel 3.9 Tabel Kriteria
No Nama Field Type Data Lebar Keterangan

1 Id_kriteria Varchar 5 Primary Key

2 Nama_kriteria Varchar 40

Nama file : tabel_kriteria


Primary Key : id_kriteria
Kegunaa : Digunakan untuk menyimpan data-data kriteria dalam proses SPK

3.7.4 Tabel Parameter


Tabel 3.10 Tabel Parameter
No Nama Field Type Data Lebar Keterangan

1 Id_Parameter Varchar 5 Primary Key

2 Id_Kriteria Varchar 5 Foreight key

3 Parameter Varchar 40

4 Bobot Float 5

Nama file : tabel_parameter


Primary key : Id_parameter
Foreight key : Id_kriteria
Kegunaan : Digunakan untuk menyimpan data-data parameter pada SPK.
3.7.5 Tabel Alternatif
Tabel 3.11 Tabel Aternatif
No Nama Field Type Lebar Keterang
Data an
1 Id_alternatif varchar 5 Primary
Key
2 Nama_Alternatif varchar 30

3 Jumlah_Masyarakat float
4 Harga_Tanah float
5 Sumber_Air float
6 Jarak_Dengan_Yayasan_Induk float
7 Jarak_Dengan_Sekolah_Tinggi_yang_sama float

Nama file : tabel_alternatif


Primary Key : id_alternatif
Kegunaan : Digunakan untuk menyimpan alternatif sebaga data awal

3.7.6 Tabel Hasil


Tabel 3.12 Tabel Hasil
No Nama Field Type Data Lebar Keterangan

1 Id_hasil Integer 11 Primary Key


2 Id_alternatif varchar 5 Foreight key
3 Leaving_flow Float
4 Entering_flow Float
5 Net_flow Float

Nama file : Nilai


Primary key : idhasil
Foreight key : Id_alternatif, Leaving_flow
Kegunaan : Digunakan untuk menyimpan data-data nilai hasil
3.8 Entity Relationship Diagram (ERD)
Beberapa aturan bisnis mengenai relasi antar entitas rancangan basis data
sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu
syariah.

Username **id_kriteria Nama_parameter

*Id_admin *id_parameter
Password bobot

Nama

parameter
admin Nama_kriteria M

*Id_kriteria
memiliki *id_hasil

**id_alternatif

kriteria 1 hasil Leaving_flow

1
Entering_flow
1

*id_alternatif Net_flow
menginput Memiliki
Jmlh Masyarakat Memiliki

Harga Tanah
1
Sumber Air

alternatif
Jrk Dgn Yayasan
Induk

Jrk dng Skolah


Tinggi yg sama

Gambar 3.10 Entity Relationship Diagram (ERD)

1. tabel kriteria memiliki relasi one to many dengan tabel parameter


field yang menjadi relasi pada tabel ini adalah id_kriteria
2. tabel alternatif memiliki relasi one to one dengan tabel hasil yang
menjadi field relasi pada tabel ini adalah id_alternatif
3.9 Perancangan Interface

3.9.2 Form Login


Form login adalah form untuk melakukan login ke sistem pada form ini
terdapat dua buah textbox untuk menginput data username dan password, berikut
adalah perancangan form login pada pendukung keputusan Penentuan lokasi
pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah

Gambar 3.11 Form Login

3.9.3 Halaman Utama


Berikut adalah perancangan halaman Form induk pada sistem
pendukungkeputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah

Gambar 3.12 Form Utama


3.9.4 Halaman Kriteria
Berikut adalah perancangan halaman kriteria untuk sistem pendukung
keputusan penetuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah yayasan
Ummul ayman, form ini bertujuan memberikan informasi kriteria kepada
pengguna administrator dalam mengelola data-data kriteria

Gambar 3.13 Form Kriteria

3.9.5 Halaman Parameter


Berikut adalah perancangan halaman parameter untuk sistem pendukung
keputusan penetuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah yayasan
Ummul ayman, form ini bertujuan menginput data parameter.

Gambar 3.14 Form Input Parameter


3.9.6 Halaman Alternatif
Berikut adalah perancangan halaman alternatif untuk sistem pendukung
keputusan Penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah, form ini
bertujuan untuk pengguna administrator bisa menginput, edit dan hapus data
alternatif lokasi yang di seleksi.

Gambar 3.16 Form Input Alternatif

3.9.7 Halaman Data Awal


Berikut adalah form data awal yaitu semua data yang di butuhkan dalam
proses pencarian sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan
sekolah tinggi ilmu syariah.

Gambar 3.17 Form Data Awal


3.9.8 Halaman Hasil
Halaman hasil merupakan halaman untuk memberikan informasi hasil
perhitungan sistem pendukung keputusan kepada admin setelah dilakukan
perhitungan oleh sistem menggunakan metode promethee.

Gambar 3.18 Halaman Hasil Perhitungan


4.10 Perancangan Output

LAPORAN HASIL SELEKSI LOKASI PEMBANGUNAN SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH (STIS)
YAYASAN UMMUL AYMAN
Tgl print : 99-99-9999

No ID ALTERNATIF Leaving flow Entering Flow Net Flow Ranking

Bireuen, 99-99-9999
Pimpinan

Nama
NIP :

Gambar 3.19 Perancangan Output


BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi

Implementasi merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang telah didesain

kedalam bentuk pemograman untuk menghasilkan suatu tujuan yang dibuat

berdasarkan kebutuhan. Implementasi sistem merupakan kegiatan akhir dari

proses penerapan sistem baru yang telah dibuat atau dibangun sebelumnya,

dengan implementasi ini diharap sistem baru telah di kembangkan dapat bekerja

dan berjalan sesuai yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya

sebuah sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah

tinggi ilmu sayariah.

Pembuatan sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan

sekolah tinggi ilmu sayariah dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman

java Dan menggunakan basisdata mysql.

4.2 Implementasi Sistem

Tahap implementasi merupakan tahap kelanjutan dari kegiatan perancangan

sistem. Wujud dari hasil implementasi ini nantinya adalah sebuah sistem yang

siap untuk diuji dan digunakan.

4.2.1 Implementasi Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras ( hardware ) yang digunakan untuk

mengimplementasikan sistem pendukung keputusan penentuan lokasi

pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah.

47
48

dengan hardware memiliki spesifikasi yang dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Perangkat Keras Yang Digunakan

Perangkat keras Keterangan

Processor 1,83 GHz

Memory DDR2 3GB

Hardisk 160GB

Video card Resolusi 1152x864

Keyboard 1 buah

4.2.2 Implementasi Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat lunak ( software ) yang digunakan untuk

mengimplementasikan sistem pendukung keputusan penentuan lokasi

pembangunan sekolah tinggi ilmu sayariah, diimplementasikan dengan software

yang dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan

Perangkat lunak keterangan


Windows 7 Sebagai sistem operasi
Netbeans IDE
Xampp Paket localhost server
ireport Untuk membuat laporan
Mysql Untuk Database
49

4.3 Teknik Pembuatan Sistem

Dalam aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan

sekolah tinggi ilmu sayariah ini hal pertama dibuat adalah database dan kemudian

desain tampilan aplikasi dengan editor Netbeans, adapun langkap-langkah

pembuatannya sebagai berikut :

4.4 Proses Pembuatan Sistem

4.4.1 Membuat Database Dengan Phpmyadmin

Berikut tampilan beranda phpmyadmin untuk membuat database mysql :

Gambar 4.1 Phpmyadmin

4.4.2 Desain Tampilan Dengan Netbeans

Untuk membantu serta menghemat waktu dalam mengimplementasikan

pembuatan sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah

tinggi ilmu sayariah ini, digunaka Netbeans untuk mempermudah dalam


50

mendesain tampilan aplikasi, berikut tampilan hamalan aplikasi dengan Netbeans

Gambar 4.2 Netbeans

4.4.3 Membuat Laporan Dengan Ireport

Agar lebih mudah dalam pembuatan laporan penulis menggunakan software

ireport untuk mendesain laporan, berikut tampilan aplikasi i report.

Gambar 4.3 Ireport


51

4.5 Proses Implementasi

4.5.1 Implementasi Halaman Login

Berikut adalah tampilan halaman login di desaind dengan netbeans dan

komponen yang di gunakan adalah komponen jframe form , jlabel, jbutton, dan

jtextfile, yang digunakan untuk implementasi tersebut:

Gambar 4.4 Implementasi Halaman Login

4.5.2 Implementasi Halaman Utama

Berikut adalah tampilan halaman utama di desaind dengan netbeans dan

komponen yang di gunakan adalah komponen jframe form , jlabel, jbutton, dan

jpanel, yang digunakan untuk implementasi tersebut:

Gambar 4.5 Implementasi Halaman Utama


52

4.5.3 Implementasi Halaman Kriteria

Berikut adalah tampilan halaman kriteria di desaind dengan netbeans dan

komponen yang di gunakan adalah komponen jframe form , jlabel, jbutton, dan

jpanel, yang digunakan untuk implementasi tersebut

Gambar 4.6 Implementasi Halaman Utama

4.5.4 Implementasi Halaman Input Parameter

Berikut adalah tampilan halaman parameter di desaind dengan netbeans dan

komponen yang di gunakan adalah komponen jframe form , jlabel, jbutton, dan

jpanel, yang digunakan untuk implementasi tersebut

Gambar 4.7 Implementasi Halaman Input Parameter


53

4.5.5 Implementasi Halaman Input Alternatif

Berikut adalah tampilan halaman utama di desaind dengan netbeans dan

komponen yang di gunakan adalah komponen jframe form , jlabel, jbutton, dan

jpanel, yang digunakan untuk implementasi tersebut

Gambar 4.8 Implementasi Halaman Input Alternatif

4.5.6 Implementasi Halaman Data Awal

Berikut adalah tampilan halaman data awal penulis desaind menggunakan IDE

Netbeans dan hasil implementasi halaman input pegawai serta source code ,

logika diimplementasikan pada halaman tersebut :

Gambar 4.9 Implementasi Halaman Data Awal


54

4.5.7 Implementasi Halaman Hasil

Berikut adalah tampilan halaman Hasil di desaind dengan netbeans dan

komponen yang di gunakan adalah komponen jframe form , jlabel, jbutton, dan

jpanel, yang digunakan untuk implementasi tersebut.

Gambar 4.10 Implementasi Halaman Hasil

try {
String q="truncate hasil";
p2=(PreparedStatement) con.prepareStatement(q);
p2.executeUpdate();
p2.close();
} catch (Exception e) {
//JOptionPane.showMessageDialog(panel_home, "Error :
"+e.getMessage());
}

for (int i = 0; i < baris; i++) {


//JOptionPane.showMessageDialog(panel_home, leav[i]+" dan
"+enter[i]+" dan "+net[i]);
try {
String q="insert into hasil
values(NULL,'"+nama[i]+"','"+leav[i]+"','"+enter[i]+"','"+net[i]+"')";
p2=(PreparedStatement) con.prepareStatement(q);
p2.executeUpdate();
p2.close();
} catch (Exception e) {
//JOptionPane.showMessageDialog(panel_home, "Error :
"+e.getMessage());
}
}

try{
String q="select*from hasil order by net_flow DESC";
java.sql.Statement stt=con.createStatement();
java.sql.ResultSet temu=stt.executeQuery(q);
int n=1;
while(temu.next()){
String nama_al=temu.getString("nama_alternatif");
55
BAB V
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengujian Dan Pembahasan Sistem


Pengujian dilakukan secara fungsional. Metode yang digunakan dalam
pengujian ini adalah pengujian blackbox yang lebih mengutamakan fungsional
sistem, tujuan dari pengujian metode blacbox testing ini adalah untuk menemukan
kesalahan fungsi dari sistem yang dibangun.
Pengujian dengan metode blackbox testing dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah input pada program aplikasi. Input tersebut kemudian
diproses sesuai kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi
dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula
dengan fungsi dasar dari program aplikasi tersebut. Apabila dari input yang
diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan
fungsionalnya, maka program aplikasi yang dibuat tersebut sudah benar, tetapi
apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya,
maka masih terdapat kesalahan pada program aplikasi tersebut, dan selanjutnya
dilakukan penelusuran perbaikan ( debugging ) untuk memperbaiki kesalahan
yang terjadi.

5.2 Proses Pengujin Sistem


Untuk mengetahui debugging sistem serta kehandalan sistem sebelum
penggunaan sistem pada objek yang diinginkan, pengujian dilakukan pada sistem
login, kriteria, alternatif, dan hasil spk. Berikut pengujian sistem yang dilakukan
oleh penulis pada sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan
sekolah tinggi ilmu syariah inseminasi b yang telah dirancang dan dibuat pada bab
dan sub bab sebelumnya.

5.2.1 Halaman Login


sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah :

58
59

Gambar 5.1 Halaman Login


Pembahasan : Gambar 5.1 halaman login adalah halaman yang tampak
pertama kali ketika sistem di akses, setelah melakukan pengujian dengan
username fadlon dan password fadlon sistem berjalan dengan normal dapat
menampilkan halaman utama seperti gambar 5.2

5.2.2 Halaman Utama

Gambar 5.2 Halaman utama

Pembahasan : Gambar 5.2 Halaman utama sistem pendukung keputusan


penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah.
60

5.2.3 Halaman Kriteria


sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah:

Gambar 5.3 Halaman Kriteria

Pembahasan : Gambar 5.3 Halaman Kriteria adalah interface admin untuk


melihat data-data kriteria yang sudah ada sistem pendukung keputusan penentuan
lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah, untuk mengedit data kriteria ini
dengan cara klik tombol update.

5.2.4 Halaman Parameter


sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah :

Gambar 5.4 Halaman Parameter


61

Pembahasan : Gambar 5.4 Halaman Parameter untuk admin input data-


data kriteria kedalam sistem, dan memberi bobot pada setiap parameter.

5.2.5 Halaman Alternatif


sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah :

Gambar 5.5 Halaman Alternatif

Pembahasan : Gambar 5.5 Halaman alternatif untuk admin input,update


dan hapus data-data parameter berdasarkan kriteria.

5.2.6 Halaman Data Awal


sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah :

Gambar 5.6 Halaman Data Awal


62

Pembahasan : Gambar 5.6 Halaman data awal untuk menampilkan data


yang diperlukan untuk perhitungan sistem.

5.2.7 Halaman Hasil


sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah :

Gambar 5.7 Halaman Hasil

Pembahasan : Gambar 5.5 adalah halaman hasil perhitungan sistem


pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi ilmu syariah
yang sudah dihitung dengan metode Promethee.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah penulis kemukakan diatas mulai dari BAB I sampai
dengan BAB V, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan dan
saran yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan penentuan lokasi
pembaangunan sekolah tinggi ilmu syariah.

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada proses
penyusunan tugas akhir dapat disimpulkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah
tinggi ilmu syariah dengan metode Promethee dapat memberikan
sebuah penunjang keputusan kepada pihak pengambil keputusan.
2. Membantu menyelesaikan masalah perhitungan perangkingan,
normalisasi dan konversi matrik secara manual.
3. Dapat memberikan keputusan yang cepat secara efisien dan real
4. Dengan adanya kerja penelitian ini pengetahuan penulis lebih
meningkat dan leluasa, serta memahami sebuah perancangan sistem
pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan sekolah tinggi
ilmu syariah dengan metode Promethee dan berhasil
mengimplementasikan kinerja metode Promethee, yaitu sebuah metode
yang dapat memeberikan hasil perhitungan sebagai penunjang dalam
mengambil keputusan terhadap suatu objek permasalahan.

6.2 Saran-saran
1. Mengingat perkembangan dunia pemograman yang sangat pesat pada
dewasa ini, penulis menyarankan ada penelitian dengan menggunakan
menggunakan bahasa pemograman yang berbeda pada topik yang sama.

63
2. Untuk menjaga data-data yang disimpan dalam database penulis
menyarankan agar keamanan database untuk ditingkatkan dengan
metode-metode tersendiri, mengingat kerakusan penyerangan hitam
yang beredar di dunia internet untuk dikombinasi keamanan dengan
metode-metode keamanan yang dianggap aman serta dapat menjaga.

64
65
DAFTAR PUSTAKA

Fithri, D, L., 2012, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemberian Bantuan


Usaha Mikro Dengan Metode Simple Additive Weighting, Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudu, Jawa Tengah.

Hutabarat, D, S., 2013, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa


Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee, Fakultas Teknik
Informatika, STMIK Budidarma, Medan.

Lemantara, J., 2013, Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan


Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan Promethee,
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada Jalan Grafika 2, Yokyakarta.

Novaliendry, D., 2009, Aplikasi Penggunaan Metode Promethee Dalam Sistem


Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Media Promosi, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Padang.

Pradita, R., 2013 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru Berprestasi


Menggunakan Metode Promethee, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir.2009.Pengenalan Sistem Informasi.Yogyakarta:Andi.

Daihani, Dadan Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta:


Elex Media Komputindo.

Fithri, D, L., 2012, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemberian Bantuan


Usaha Mikro Dengan Metode Simple Additive Weighting, Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudu, Jawa Tengah.

Hutabarat, D, S., 2013, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa


Penerima Beasiswa Dengan Metode Promethee, Fakultas Teknik
Informatika, STMIK Budidarma, Medan.

Jogiyanto, Hartono, 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan


Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, C.V ANDI OFFSET,
Yogyakarta.

Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit Andi,
Yogyakarta

Lemantara, J., 2013, Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan


Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan Promethee,
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada Jalan Grafika 2, Yokyakarta.

M. Albareda, I.A. Diaz, & E. Fernandez. (2002) A Compact Model and Tight
Bounds For a Combined Location Routing Problem, Optimization Days,
Mon-treal.

Novaliendry, D., 2009, Aplikasi Penggunaan Metode Promethee Dalam Sistem


Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Media Promosi, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Padang.

Pradita, R., 2013 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru Berprestasi


Menggunakan Metode Promethee, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Surabaya.

Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, Jakarta :


Erlangga, 1991.
Turban, E., dkk. 2005. Decision Support Systems and Intelligent
Systems. Yogyakarta: Andi Offset.

M. Albareda, I.A. Diaz, & E. Fernandez. (2002) A Compact Model and Tight
Bounds For a Combined Location Routing Problem, Optimization Days,
Mon-treal.

You might also like