You are on page 1of 8

ISSN 2541-2922 (Online)

ISSN 2527-8436 (Print)

PENGARUH LIMBAH CAIR NANAS (LCN)


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR OMEGA 3 Chlorella sp

Tut Wuri Handayani1 dan Agus Sutanto2


1
Guru SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur
2
Dosen Kopetis Wilayah 2 Dpk pada FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.

Email: tw.hanie2012@gmail.com

Abstract
This research was conducted at the Integrated Hard Science Laboratory of
Muhammadiyah University of Metro on August 16 to September 1, 2016. The
observation and data recording was carried out for 10 days. The study used RAL
design (Complete Random Design). The sample consisted of 6 treatments with 4
replications. The pineapple liquid waste (PLW) given are various in concentrations,
namely 0% (as a control), 20%, 40%, 60%, 80% and 100%, with 5ml culture of
Chlorella sp added to each. The data were analyzed with Normality Test, Homogeneity
Test and Multi Variat Test. The analysis was performed by using SPSS.21 application.
From this analysis, It can be concluded from throughout research data analysis the
Chlorella sp growth rate made sigmoid pattern of growth, relevant with the existing
theories of rate of growth. The greater the concentration of PLW added to the culture
medium, the greater the opportunity for Chlorella sp to be able to grow and flourish. It
can be seen in the culture medium of 100% PLW which has exceeded the level of cell
density in culture media of 0% PLW (control) as much as 2.13 x106 cells /ml. Of the
various treatments with various PLW concentrations on the growth of Chlorella sp it
was found that the highest population density is in the culture medium of 100% PLW.
Of the various treatment with various PLW concentration it was found the highest
amount of omega-3 Chlorella sp is in the culture medium of 60% PLW, i.e. 5, 1%

Keywords: Pineapple Liquid Waste, Growth of Chlorella sp, Omega-3.

PENDAHULUAN nanas di Lampung yang memiliki luas


Sisa pengolahan nanas akan 32.000 hektar. Volume limbah cair yang
menjadi masalah jika menumpuk dan dihasilkan setiap harinya berkisar 5000-
dibiarkan begitu saja. Peningkatan 7000 m3, namun sebelum di buang
kapasitas produksi pabrik nanas limbah tersebut ditampung terlebih
membawa dampak peningkatan limbah dahulu dalam kolam IPAL selama 2-3
yang dihasilkannya. PT. Great Giant bulan, selanjutnya dialirkan ke sungai.
Pinapple, merupakan sentra perkebunan Limbah cair yang dihasilkan dari

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016 162
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

aktivitas industri ini berasal dari Kendatipun demikian, Limbah nanas


pencucian, proses pemisahan dan juga memiliki potensi untuk
produksi konsentrat nanas. Kualitas dikembangkan sebagai media tanam
limbah yang dihasilkan dari kedua yang baik bagi pertumbuhan tanaman,
sumber tersebut berupa limbah cair sebab menurut Abdulah (dalam Sutanto,
dengan kandungan asam dan bahan- 2011) LCN mengandung komponen-
bahan organik yang tinggi. Limbah ini komponen yang bermanfaat seperti
kaya akan air kurang lebih 87%, glukosa, fruktosa, sukrosa dan nutrisi
karbohidrat 10,54%, serat kasar 1,7%, lain.
Protein 0,7%, abu 0,5% dan lemak Berbagai inovasi diupayakan
0,02% ( Atmojo, dalam Sutanto, 2011). untuk dapat menggali potensi baik yang
Nanas mempunyai pH berkisar dimiliki oleh limbah cair nanas tersebut,
antara 3-4 dan mengandung bromelin, diantaranya yaitu dengan memanfaatkan
suatu protease, sehingga bila limbah ini Limbah Cair Nanas (LCN) sebagai
dibuang begitu saja akan menyebabkan media alternatif perkembangbiakan
kerusakan tanah dan penurunan Chlorella sp serta kadar omega-3 yang
kesuburan tanah, antara lain penurunan terdapat di dalamnya.
pH tanah dan kerusakan protein Omega-3 merupakan salah satu
organisme tanah dan perairan (Sutanto, jenis lemak tidak jenuh esensial yang
2011). sangat dibutuhkan oleh tubuh hewan
Begitu besarnya dampak buruk dan juga manusia, akan tetapi, lemak
yang ditimbulkan oleh Limbah Cair tak jenuh tersebut tidak dapat
industri pengolahan nanas terhadap diproduksi sendiri oleh tubuh
organisme yang ada diperairan maupun Chilmawati (2010). Kebutuhan akan
yang hidup di sekitar sungai lemak jenis ini harus didapatkan melalui
menyebabkan setiap industri harus asupan makanan. Para ahli gizi
mengolah limbah cairnya sampai menyatakan bahwa tubuh membutuhkan
memenuhi persyaratan standar baku sekitar 300mg Omega-3 per harinya.
mutu yang berlaku sebelum dibuang ke Dalam Omega-3 sendiri terdapat
perairan agar tidak mengganggu komponen-komponen zat yang penting
keanekaragaman hayati dan lingkungan bagi tubuh seperti DHA
hidup sekitarnya Purwaningsih (2014). (Docosahexaenoic Acid), EPA

163 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016
(Eicosapentaenoic Acid), dan LNA mempengaruhi sintesa protoplasma dan
(Linolenic Acid). Omega-3 sebagian ini merupakan faktor lingkungan kimia
besar dapat ditemukan pada beberapa untuk penentu kualitas Chlorella sp.
jenis ikan , seperti ikan Salmon, ikan Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Tuna, ikan air tawar, Makerel, Hering, kemampuan Chlorella sp. hidup pada
ikan Tenggiri, dan ikan sarden (ikan media LCN dan kandungan omega 3
Lemuru). Selain itu, Omega-3 dapat pada berbagai variasi perlakuan.
ditemukan pula pada makanan yang 1. Rumusan Masalah
berasal dari mikroalga semisal Adapun rumusan masalah dalam
Chlorella sp. Famili ganggang halus penelitian ini adalah: Adakah pengaruh
Chlorophyceae ini mampu limbah cair nanas (LCN) terhadap
menghasilkan asam lemak tak jenuh pertumbuhan dan kadar omega 3
omega-3, 6, dan 9, serat, vitamin,
chlorella sp?
protein, dan mineral, kandungan beta
2. Tujuan Penelitian
karotennya 900 lebih banyak
Adapun tujuan dalam penelitian ini
dibandingkan dengan wortel. Bahkan
adalah: Mengetahui pengaruh limbah
kandungan omega-3 mikroalga lebih
banyak dibandingkan minyak ikan, cair nanas (LCN)terhadap
biji rami, dan kedelai. pertumbuhan dan kadar omega 3
Chlorella sp. yang yang bersifat chlorella sp.
kosmopolitan ini bisa hidup diperairan 3. Tinjauan Pustaka
air tawar, dan pertumbuhan Chlorella
a. Limbah Cair Nanas
sp. sangat erat kaitannya dengan
Limbah Cair industri pengolahan
ketersediaan hara makro dan mikro
nanas terhadap organisme yang ada
serta dipengaruhi oleh kondisi
diperairan maupun yang hidup di sekitar
lingkungan. Untuk itu dibutuhkan
sungai menyebabkan setiap industri
media tanam yang memenuhi syarat
harus mengolah limbah cairnya sampai
tersebut, yang terdiri dari campuran zat-
memenuhi persyaratan standar baku
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mutu yang berlaku sebelum dibuang ke
Chlorella sp.dalam pertumbuhannya.
perairan agar tidak mengganggu
Jenis-jenis nutrisi pada medium
keanekaragaman hayati dan lingkungan
perkembangbiakan Chlorella sp akan
hidup sekitarnya Purwaningsih (2014).

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016 164
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

Kendatipun demikian, Limbah nanas ikan Tenggiri, dan ikan sarden (ikan
juga memiliki potensi untuk Lemuru). Selain itu, Omega-3 dapat
dikembangkan sebagai media tanam ditemukan pula pada makanan yang
yang baik bagi pertumbuhan tanaman, berasal dari mikroalga semisal
sebab menurut Abdulah (dalam Sutanto, Chlorella sp. Famili ganggang halus
2011) LCN mengandung komponen- Chlorophyceae ini mampu
komponen yang bermanfaat seperti menghasilkan asam lemak tak jenuh
glukosa, fruktosa, sukrosa dan nutrisi omega-3, 6, dan 9, serat, vitamin,
lain. protein, dan mineral, kandungan beta
karotennya 900 lebih banyak
b. Pertumbuhan dan Kadar dibandingkan dengan wortel. Bahkan
Omega 3 kandungan omega-3 mikroalga lebih
Chlorella sp banyak dibandingkan minyak ikan,
Omega-3 merupakan salah satu
biji rami, dan kedelai.
jenis lemak tidak jenuh esensial yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh hewan
METODE PENELITIAN
dan juga manusia, akan tetapi, lemak
Penelitian ini adalah penelitian
tak jenuh tersebut tidak dapat
eksperimen, untuk mengamati
diproduksi sendiri oleh tubuh
pertumbuhan dan kadar asam lemak
Chilmawati (2010). Kebutuhan akan
omega-3 Chlorella sp yang dikultur
lemak jenis ini harus didapatkan melalui
pada media LCN (Limbah Cair Nanas),
asupan makanan. Para ahli gizi
menggunakan Rancangan Acak
menyatakan bahwa tubuh membutuhkan
Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima
sekitar 300mg Omega-3 per harinya.
perlakuan, satu kontrol dan lima
Dalam Omega-3 sendiri terdapat
ulangan Arikunto. (2003). Konsentrasi
komponen-komponen zat yang penting
LCN sebagai media kultur terdiri dari
bagi tubuh seperti DHA
20%, 40%, 60%, 80% dan 100%.
(Docosahexaenoic Acid), EPA
Konsentrasi dibuat dengan proses
(Eicosapentaenoic Acid), dan LNA
pengenceran menggunakan aquades.
(Linolenic Acid). Omega-3 sebagian
Penelitian dilakukan di Laboratorium
besar dapat ditemukan pada beberapa
Universitas Muhammadiyah Metro pada
jenis ikan , seperti ikan Salmon, ikan
bulan April sampai Agustus 2016.
Tuna, ikan air tawar, Makerel, Hering,

165 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016
Tabel 1. Rancangan percobaan Chlorella sp (1 kontrol + 5 perlakuan X
5 ml X 4 ulangan).
Proses kultivasi Chlorella sp
menggunakan media LCN dengan 5
variasi konsentrasi yaitu 20%, 40%,
60%, 80%, dan 100% dengan 4 kali
ulangan. Pengenceran dilakukan dengan
penambahan aquades Sedangkan untuk
media kontrol tidak menggunakan LCN.
Kultivasi dilakukan selama 10 hari
(Rizky, 2012). Tempat yang digunakan
Keterangan :
P0 : Kontrol (menggunakan media adalah labu Erlenmeyer berukuran 100
aquades) ml. Bibit yang digunakan sebesar 5%
P1 : Pemberian LCN 20%
P2 : Pemberian LCN 40% dari volume kultur total, maka
P3 : Pemberian LCN 60% diperlukan 5 ml bibit untuk setiap labu
P4 : Pemberian LCN 80%
P5 : Pemberian LCN 100% Erlenmeyer (Lestari, 2013). Chlorella
U1 : Ulangan satu spyang telah dikultivasi diamati
U2 : Ulangan dua
U3 : Ulangan tiga pertumbuhannya
U4 : Ulangan empat Pertumbuhan Chlorella sp diamati
Pada penelitian ini yang menjadi dengan menghitung jumlah sel setiap
populasi adalah 1000 ml Chlorella sp hari sampai hari ke-10 dengan
yang berasal dari Balai Benih Budidaya menggunakan haemocytometer.
Ikan Hias Depok. Sampling dilakukan setiap pagi pukul
Untuk kultivasi menggunakan labu 09.00 WIB. Penentuan pola
erlenmeyer berukuran 100 ml. Karena pertumbuhan Chlorella sp dilakukan
isolat yang digunakan sebesar 5% dari dengan penghitungan jumlah sel
volume kultur total, maka diperlukan 5 permilimeter. Sampel diambil dengan
ml bibit untuk setiap labu erlenmeyer pipet tetes steril, diteteskan sekitar 0,1-
(Lestari, 2013). Berdasarkan persamaan 0,5 ml pada haemocytometer,
di atas, maka jumlah sampel dalam kemudian diamati di bawah
penelitian ini sebanyak 120 ml isolat mikroskop.

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016 166
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu 0,16 x 106 sel/ml. Data lebih jelas
Kepadatan sel merupakan salah disajikan dalam bentuk gambar di
satu parameter yang digunakan sebagai bawah ini:
acuan untuk mengetahui pertumbuhan
biomassa Chlorella sp. Saat menghitung
jumlah sel, yang dihitung adalah sel
Chlorella yang menyebar tunggal
(soliter), bukan yang sedang beragregasi
(berkoloni), Anderson, (1993). Data
hasil penelitian tentang pertumbuhan
biomassa Chlorella sp, dapat diamati
pada paparan tabel berikut ini:
Tabel 2. Pertumbuhan Chlorella sp Gambar 1. Grafik Pertumbuhan
Chlorella sp.
Penghitungan dan pengukuran
kadar asam lemak omega-3 ini
dilakukan di Laboratorium Kimia
Analitik Universitas Muhammadiyah
Malang. Hasil pengukuran kadar asam
lemak omega-3 tersebut disajikan dalam
bentuk Tabel 3 dan Gambar berikut ini:

Dari data dalam Tabel 2 dapat


dilihat bahwa, laju pertumbuhan
Chlorella sp. pada seluruh variasi LCN
berlangsung mengikuti pola
pertumbuhan sigmoid dengan tingkat
kepadatan sel yang berbeda-beda.
Tingkat kepadatan populasi tertinggi
adalah pada media kultur LCN 100%
Gambar 2. Kandungan Omega 3 dari berbagai Perlakuan
yaitu 2,13 x106 sel/ml dan tingkat LCN.
kepadatan populasi yang terendah ada
pada media kultur LCN 0% (kontrol)

167 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016
1. Gambar 2 menunjukkan kadar kadar omega-3 Chlorella yang ada
omega-3 pada media kultur kontrol yaitu sebesar 0,9-3,7.
(LCN 0%) adalah kadar terendah
yang dimiliki oleh Chlorella sp, DAFTAR PUSTAKA
yaitu 1,8%. Dan kadar omega-3 Almatsier, S., (1989). Prinsip Dasar
Ilmu Gizi, Jakarta: Penerbit
tertinggi terdapat pada media kultur
Gramedia
LCN 60%, yaitu 5,1%. Hasil uji
Anderson, D.S., Davis, R., Ford, M.S.
statistik LCN berpengaruh terhadap (1993). Journal of Phycology.
pertumbuhan Chlorella sp, dan Vol 29:264.
berpengaruh sangat signifikan Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur
terhadap kadar omega-3. Penelitian, Suatu Praktek.
Jakarta: Bina Aksara
Kandungan ini melampaui standard
kadar omega-3 Chlorella yang ada Chilmawati, D. dan Suminto. (2010) .
Penggunaan Media Kultur yang
yaitu sebesar 0,9-3,7. Almatsier, Berbeda Terhadap
S.(1989). Pertumbuhan Chlorella sp.
Saintek Perikanan, UNDIP,
Semarang.
SIMPULAN
Lestari, (2013). Profil Pertumbuhan dan
1. Semakin besar konsentrasi LCN Analisis Kandungan
yang ditambahkan kedalam media Karbohidrat, Protein, dan Lipid
Mikroalga Hijau Biru pada
kultur, maka semakin besar peluang Medium AF-G dengan
bagi Chlorella untuk bisa Penambahan Substrat Limbah
Ampas Sagu. Skripsi. Bandung :
bertumbuh dan berkembang, hal ini Universitas Pendidikan
dapat dilihat dari hasil pada media Indonesia

kultur LCN 100% yang memiliki Purwaningsih, Ika Yunita. (2014).


Pengembangan Petunjuk
tingkat kepadatan sel melampaui
Praktikum Biologi Ilustratif
media kultur LCN 0% (kontrol) Berbasis Pendekatan Inkuiri
Terbimbing (Guidea Inquiry) yang
yaitu 2,13 x106 sel/ml.
Mengembangkan Pendidikan
2. Kadar omega-3 berkisar antara Karakter pada Materi Pokok
Sistem Pencernaan Makanan
1,8% sd. 5,1% , kadar omega-3
untuk Kelas XI Semester I di SMA
yang terkandung di dalam Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Disertasi. Yogyakarta Program
Chlorella sp melampaui standard
Sarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakata.

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016 168
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

Rizky. (2012). Correlation between


Characteristic of some Free-
Living Chlorella sp and their
Ability to form Table Symbioses
with Hydra viridis" (pdf). J. Cell
Sci 71: 257266.

Sutanto, Agus. (2011). Degradasi Bahan


Organik Limbah Cair Nanas oleh
Bakteri Indigen. El-hayah vol. 1,
no. 4 maret 2011 page 151 of
156.

169 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 1. No. 2, Desember 2016

You might also like