You are on page 1of 10

Analisis Kandungan Mineral Pada Tepung Campuran Pisang Awak Dan Tepung Beras

Serta Sumbangan Mineralnya Terhadap Angka Kecukupan Gizi Bayi

(Analyze of Content Mineral in mixed awak banana and rice flour and its contribution to infant
Recommended Dietary Allowance)

Masria Sitompul1 , Jumirah2, Evawany Y. Aritonang2


1
Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
e-mail : masriasitompul@yahoo.com

ABSTRACT

Complementary Feeding is given to infant while it is 6 months old to fulfill as nutrition,


especially micro nutrient like minerals. Nowadays, mineral content of local complementary
feeding have not know yet, and one of local complementary feeding that is treated became
banana flour with additional rice flour as a base for complementary feeding. This research aims
to know the mineral content of mixed awak banana and rice flour and its contribution to infant
Recommended Dietary Allowance (RDA).
This research is descriptive study conducted in the laboratory which based on chemical
analytic to mineral content in mixed of awak banana and rice flour. Analyzed the content of iron
and zinc by Atomic Absorption Spectrophotometry method (AAS), the content of potassium,
natrium, and selenium by Inductively Couple Plasma method (ICP), the content of phosphor by
spectrophotometry method, the content of calcium by titration method and iodide content by
HPLC method performed in the laboratory of PT. Sarawanti Indo Genetech Bogor.
The results of the research suggested that mixed of awak banana and rice flour contain
macro mineral by calcium, potassium, natrium and phosphor for 14,70 mg, 396,40 mg, 8,58 mg
and 100,7 mg respectively. Whereas the content of micro mineral in mixed of awak banana flour
and rice flour contain the iron, zinc, iodide and selenium for 3,43 mg, 8,08 mg, 42,74 ug and
0,30 ug respectively.
Both macro mineral and micro mineral, except zinc and potassium in mixed of awak
banana and rice flour has not fulfill the standart of complementary feeding appropriate
224/Menkes/SK/II/2007 aged 7-12 months according the Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
2004.

Keywords : mineral content, awak banana, rice flour, recommended dietary allowance.

PENDAHULUAN perbaikan gizi untuk berbagai sasaran.


Banyak yang menyadari bahwa gizi Padahal, sasaran program perbaikan gizi
merupakan satu input penting untuk cukup luas mulai dari bayi, anak usia
menentukan kualitas sumber daya manusia sekolah, sampai manusia lanjut usia
(SDM), faktor lainnya yang juga perlu (Jokohadikusumo, 2010).
diperhatikan adalah kesehatan dan Status gizi yang baik untuk
pendidikan. Tapi kesadaran ini tidak membangun sumber daya manusia yang
ditunjang oleh tindakan nyata dalam wujud berkualitas pada hakekatnya harus dimulai
pembangunan yang berorientasi pada sedini mungkin sejak manusia masih berada
dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu dan memperhatikan jenis atau bahan
diperhatikan adalah makanannya karena makanan serta sanitasi (Depkes RI, 2006).
melalui makanan manusia mendapatkan zat Depkes RI (2006), mengatakan jenis
gizi yang merupakan kebutuhan dasar MP-ASI juga bermacam-macam. Salah
manusia untuk tumbuh dan berkembang. satunya adalah makanan tambahan lokal
Pola pertumbuhan bayi sehat di yang diolah di Rumah atau di Posyandu.
Indonesia mengikuti Gerakan Nasional Salah satu bentuk makanan tambahan lokal
Sadar Gizi dalam Rangka Seribu Hari yaitu Pisang Awak. Pisang awak yang
Pertama Kehidupan atau Scaling Up diolah menjadi tepung dapat dijadikan bahan
Nutrition (SUN) yang bertujuan mengatasi dasar makanan pendamping ASI. Terutama
masalah gizi di Indonesia. Dampak buruk tepung yang dibuat dari pisang yang sudah
yang ditimbulkan akibat malnutrisi jangka masak. Tepung pisang awak yang dibuat
pendek yaitu terganggunya perkembangan dari buah yang masak memiliki rasa yang
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan manis karena mengandung gula yang tinggi
fisik dan gangguan metabolisme dalam serta tekstur yang lembut, sehingga tidak
tubuh. Sedangkan jangka panjang dampak akan menggangu pencernaan bayi.
yang ditimbulkan seperti menurunnya Puspita (2011), mengatakan
kemampuan kognitif dan prestasi belajar pemberian pisang awak sebagai makanan
serta menurunnya kekebalan tubuh sehingga bayi sering dilakukan ibu didaerah Aceh
mudah sakit (Laksono, 2012). khususnya Aceh Utara. Jenis pisang yang
Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka diberikan adalah pisang awak. Biasanya bayi
1000 Hari Pertama Kehidupan atau Scaling diberikan makanan berupa pisang awak
Up Nutrition (SUN) terdiri dari intervensi yang dikerok maupun yang dilumatkan dan
gizi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik dicampur dengan nasi. Hal ini dilakukan
adalah kegiatan yang ditujukan khusus karena ibu di daerah tersebut beranggapan
untuk kelompok 1000 HPK dan kegiatan ini bahwa ASI tidak cukup mengenyangkan
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan bayi dan ini sudah menjadi tradisi turun
seperti imunisasi, PMT ibu hamil, temurun.
monitoring pertumbuhan balita di Posyandu Berdasarkan hasil penelitian jumirah
dan pemberian makanan pendamping ASI dkk (2011), pembuatan tepung pisang awak
(Laksono, 2012). masak dengan penambahan tepung beras
Makanan pendamping ASI adalah akan membantu mempermudah proses
makanan atau minuman yang mengandung pengeringan dan mengahasilkan tepung
zat besi dan diberikan pada bayi usia 6-24 dengan kualitas baik. Oleh karena itu,
bulan untuk memenuhi gizi selain dari Air peneliti ingin melihat kandungan gizi yang
Susu Ibu. Makanan pendamping ASI terdapat dalam campuran tepung pisang
diberikan kepada bayi karena produksi ASI awak masak dengan tepung beras, terutama
semakin menurun sehingga suplai zat gizi kandungan mineralnya.
dari ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan Kandungan mineral yang perlu
gizi anak yang semakin meningkat, sehingga diperhatikan dalam penyusunan makanan
pemberian dalam bentuk makanan formula untuk bayi yaitu seng, karena seng
pelengkap sangat dianjurkan. Selain itu, didalam makanan penting untuk fungsi
MP-ASI harus memenuhi persyaratan normal beberapa enzim-enzim terutama
seperti memenuhi kecukupan gizi, susunan yang berkaitan dengan sintesis protein. Besi
hidangan memenuhi pola menu seimbang dalam makanan bayi diperlukan untuk
menghindari terjadinya anemia besi, selain
itu perbandingan antara kalsium dan posfor berupa pembuatan tepung pisang awak
tidak kurang dari 1,5:1 karena perbandingan masak dengan campuran tepung beras.
yang tepat akan membantu pertumbuhan Penelitian kedua yaitu menganalisis
(Mahmud dan Hermana, 1990). kandungan mineral pada tepung campuran
Dalam makanan bayi juga harus pisang awak dan tepung beras serta
terdapat natrium yang penting untuk sumbangan mineralnya terhadap angka
memelihara tekanan osmotik yang normal kecukupan gizi bayi.
dari cairan tubuh dan mengatur Pembuatan tepung pisang awak
keseimbangan asam basa dari tubuh. masak dan tepung beras dilakukan di
Natrium diserap oleh usus halus kurang Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan
lebih 90-95%, dikeluarkan melalui urin dan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera
selebihnya melalui keringat dan feses. Selain Utara. Pengujian kadar mineral makro dan
itu, kalsium yang terdapat dalam makanan mineral mikro dilakukan di Laboratorium
bayi juga berperan dalam mengatur denyut Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
jantung, mengaktifkan enzim untuk energi Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli
dan mengatur permeabilitas membran sel. 2013 Januari 2014
Kebutuhan kalsium bayi umur 1 tahun Tahapan dalam penelitian ini antara lain:
minimal 600 mg (Pudjiadi, 1997). a. Proses persiapan alat dan bahan, yaitu
Berdasarkan Kepmenkes menyiapkan semua alat dan bahan
No.224/Menkes/SK/II/2007 mengenai utama yang diperlukan dalam
spesifikasi teknis MP-ASI bubuk instan pembuatan tepung campuran pisang
untuk bayi dijelaskan persyaratan komposisi awak masak dengan tepung beras,
gizi diantaranya mineral, dimana jenis kemudian dilanjutkan dengan
mineralnya yaitu besi, kalsium, natrium, penimbangan bahan-bahan yang
seng, iodium, fosfor dan selenium. Oleh diperlukan dalam pembuatan tepung
karena itu peneliti ingin mengetahui campuran pisang awak masak dengan
kandungan mineral makro dan mineral tepung beras.
mikro pada tepung campuran pisang awak b. Proses pembuatan tepung beras yaitu:
masak dan tepung beras. - Beras di cuci sampai bersih
Berdasarkan pernyataan di atas, - Direndam dalam air selama 1-2 jam
peneliti ingin mengetahui kandungan lalu ditiriskan
mineral makro dan mineral mikro pada - Disangrai diatas wajan hingga
tepung campuran pisang awak masak dan setengah matang
tepung beras dengan alasan, karena selama - Menghaluskan tirisan beras dengan
ini zat gizi mineral belum begitu dperhatikan menggunakan alat penggilingan
oleh ibu yang memiliki bayi dan bahkan - Beras yang telah dihaluskan,
mereka kurang memahami apa sebenarnya kemudian diayak hingga
fungsi mineral bagi tubuh Padahal mineral menghasilkan tepung beras.
sangat dibutuhkan bayi dalam jumlah yang c. Proses pembuatan tepung campuran
relatif besar untuk menunjang pisang awak dan tepung beras yaitu:
perkembangan dan pertumbuhan bayi. - Pilih pisang awak yang sudah masak.
- Ambil daging pisang dengan pisau.
METODE PENELITIAN - Daging pisang di blender.
Penelitian ini merupakan penelitian - Daging pisang yang halus dicampur
eksperimen yang dilakukan dalam dua dengan tepung beras dalam
tahapan penelitian. Penelitian pertama perbandingan 2:1, dengan alasan
karena perbandingan inilah yang Mineral makro yang akan di analisis
dapat menghasilkan tepung dengan pada tepung campuran pisang awak dan
kualitas baik jika dibandingkan tepung beras yaitu kalsium, kalium, natrium
dengan perbandingan 1:1 dan 2:2. dan fosfor. Berdasarkan hasil uji
- Kemudian diaduk sampai berbentuk laboratorium, kadar kalsium, kalium,
pasta. natrium dan fosfor yang terkandung dalam
- Pasta tersebut dipindahkan ke talam tepung campuran pisang awak dan tepung
yang dialasi kertas roti, buat merata beras dapat dilihat pada tabel 4.3.
dan tidak terlalu tebal untuk Tabel 4.3 Kadar Kalsium, Kalium,
memudakan pengeringan. Natrium dan Fosfor pada
- Masukan ke oven, dengan suhu Tepung Campuran Pisang Awak
sekitar 550C 600C panaskan hingga dan Tepung Beras (dalam 100
mengering (sekitar 24 jam). gram bahan)
- Adonan tepung campuran pisang N Zat Standar Tepung Sumba
awak dan tepung beras yang sudah o Gizi MP-ASI campuran ngan
kering di blender, setelah halus Pisang Mineral
adonan tersebut diayak hingga halus. Awak terhadp
- Formula tepung campuran pisang dan AKG
awak dan tepung beras disimpan Tepung Bayi
kedalam wadah yang tertutup. Beras
Kals
1,83%/
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 ium 200-400 14,70
hari
Karakteristik Tepung Campuran Pisang (mg)
Awak dan Tepung Beras Kali
56,62%
Karakteristik tepung campuran 2 um - 396.40
/hari
pisang awak dan tepung beras menghasilkan (mg)
warna kecoklatan, beraroma khas pisang Natri
4,30%
awak masak, rasanya manis karena 3 um 240-400 8,58
/hari
mengandung glukosa dari pisang awak dan (mg)
memiliki tekstur yang halus sehingga bagus Fosf
22,37%
untuk dijadikan sebagai bahan dasar 4 or 240 100,7
/hari
makanan bayi. Dapat dilihat pada tabel 4.1. (mg)
Tabel 4.1 Karakteristik Tepung Campuran
Pisang Awak dan Tepung Beras Mineral makro merupakan mineral
No Karakteristik Karakteristik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
Tepung campuran relatif besar yaitu lebih dari 100 mg sehari,
Pisang Awak dan dan salah satu mineral makro yaitu kalsium.
Tepung Beras Kalsium memiliki peranan penting pada
1 Warna Kecoklatan bayi yaitu pembentukan tulang. Pada tahap
2 Tekstur Halus pertumbuhan, janin dibentuk matriks sebagai
3 Aroma Khas pisang awak cikal bakal tulang tubuh, bentuknya sama
4 Rasa Manis dengan tulang tetapi masih lunak dan lentur
sampai lahir. Matriks yang merupakan
Kadar Mineral Makro pada Tepung sepertiga bagian dari tulang terdiri atas
campuran Pisang Awak dan Tepung serabut yang terbuat dari protein kolagen
Beras
yang diselubungi oleh bahan gelatin lemah, lesu, kehilangan nafsu makan,
(Almatsier, 2009). kelumpuhan, jantung akan berdebar dan
Selain itu, kalsium berperan dalam menurunkan kemampuannya untuk
mengatur pembekuan darah, katalisator memompa darah. Sebaliknya jika kelebihan
reaksi-reaksi biologik dan pembentukan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi
gigi. Gigi permanen mengalami kalsifikasi melalui saluran cerna. Hiperkalemia akut
ketika anak berumur 3 bulan dan 3 tahun, dapat terjadi bila ada gangguan fungsi
jika kekurangan kalsium selama masa ginjal.
pembentukan gigi dapat menyebabkan Kalium pada tepung campuran
kerentanan terhadap kerusakan gigi. Pada pisang awak dan tepung beras di analisis
waktu otot berkontraksi, kalsium berperan dengan menggunakan metode ICP
dalam interaksi protein di dalam otot yaitu (Inductively Couple Plasma). Berdasarkan
aktin dan miosin. Jika darah kalsium kurang Kepmenkes No.224/Menkes/SK/II/2007
dari normal, maka otot tidak bisa mengendur tentang persyaratan MP-ASI tidak tercantum
sesudah kontraksi, tubuh akan kaku dan ketentuan anjuran kalium, begitu juga
dapat menimbulkan kejang. dengan anjuran kalium pada AKG menurut
Angka kecukupan kalsium yang Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
dianjurkan dalam sehari untuk anak umur 7- (2004), tidak tertera kadar kalium yang
12 bulan berdasarkan Widyakarya Nasional dianjurkan dalam sehari.
Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebesar 400 Namun, dalam buku (Potassium
mg, sementara dari ASI telah memberikan Over View) disebutkan anjuran AKG
sumbangan kalsium sebesar 200 mg, maka kalium anak usia 7-12 bulan sebesar 700
kandungan kalsium tambahan yang harus mg/hari, sementara dari ASI telah
ada dalam MP-ASI sebesar 200 mg/hari. memberikan sumbangan kalium sebesar 350
Jika bayi mengkonsumsi tepung mg, maka kandungan kalium tambahan yang
campuran pisang awak dan tepung beras harus ada dalam MP-ASI sebesar 350
sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 mg/hari. Kadar kalium pada tepung
gram, dengan asumsi sekali konsumsi campuran pisang awak dan tepung beras
sebesar 25 gram, maka sumbangan kalsium sebesar 396,40 mg, sedangkan kadar kalium
terhadap AKG hanya sebesar 1,83%/hari. pada pisang awak sebesar 74,83 mg.
Sedangkan jika bayi mengkonsumsi pisang Natrium adalah kation utama dalam
awak masak setiap hari sebanyak 2 buah cairan ekstraseluler, dimana 35-40% natrium
pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saluran
konsumsi sebanyak 25 gram, maka cerna sama seperti cairan empedu dan
sumbangan kalsium dari pisang awak pankreas dan mengandung banyak natrium.
terhadap AKG sebesar 0,45%/hari. Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi
Kalium terdapat dalam semua diabsorpsi, terutama di dalam usus halus.
makanan yang berasal dari tumbuh- Natrium dikeluarkan melalui urin dan diatur
tumbuhan dan hewan, dan sumber utama oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan
adalah makanan mentah dan segar, terutama kelenjar adrenal bila kadar natrium darah
buah, sayuran dan kacang-kacangan. menurun (Almatsier, 2009).
Kebutuhan minimum kalium sebesar 2000 pada bayi natrium berperan dalam
mg sehari. Kekuranga kalium jarang terjadi transmisi saraf, kontraksi otot, dan sebagai
karena makanan, tetapi sering terjadi karena alat pengangkut zat-zat gizi lain melalui
kebanyakan kehilangan melalui saluran membran, terutama melalui dinding usus
cerna. Kekurangan kalium menyebabkan sebagai pompa natrium. Kebutuhan natrium
didasarkan pada kebutuhan untuk Sebaliknya jika kelebihan fosfor dapat
pertumbuhan dan taksiran kebutuhan menimbulkan kejang (Almatsier, 2009).
natrium sehari untuk orang dewasa yaitu
sebesar 500 mg. Sedangkan, dalam buku
(Infant Nutrition and Feeding) menjelaskan
kebutuhan natrium anak usia 7-12 bulan Kadar Mineral Mikro Pada Tepung
sebesar 100-200 mg/hari. Campuran Pisang Awak dan Tepung
Dalam makanan bayi tidak boleh Beras
menambahkan gula dan garam karena Mineral mikro yang akan di analisis
mengingat ginjal bayi perlu kuat untuk pada tepung campuran pisang awak dan
mencerna asupan garam dan gula yang tepung beras yaitu zat besi, seng, iodium dan
berlebih. Namun dalam makanan untuk anak selenium. Berdasarkan hasil uji
usia 1-4 tahun ditambahkan garam dengan laboratorium, kadar zat besi, seng, iodium
tujuan untuk meningkatkan selera makan. dan selenium yang terkandung dalam tepung
Jumlah natrium yang dikonsumsi bayi pada campuran pisang awak dan tepung beras
makanan sesuai dengan metode memasak dapat dilihat pada tabel 4.4.
yang digunakan, kebiasaan makan dan pola Tabel 4.4. Kadar Zat besi, Seng, Iodium dan
makan keluarga bayi. Selenium pada Tepung
Fosfor merupakan mineral kedua campuran Pisang Awak dan
terbanyak di dalam tubuh yaitu 1% dari Tepung Beras (dalam 100 gram
berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di bahan)
dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium N Zat Standar Tepung Sumbang
fosfat. Fosfor di dalam tulang berada dalam o Gizi MP-ASI campur an
perbandingan 1:2 dengan kalsium dan an Mineral
selebihnya terdapat di dalam sel tubuh, Pisang terhadap
separuhnya di dalam otot dan di dalam Awak AKG
cairan ekstraseluler. dan Bayi
Peranan fosfor sangat besar dalam Tepung
perkembangan dan pertumbuhan bayi seperti Beras
kalsifikasi tulang dan gigi yang diawali Besi 24,3%
dengan pengendapan fosfor pada matriks 1 5-8 3,43
(mg) /hari
tulang, mengatur pengalihan energi melalui Seng 53,8%
proses fosforilasi fosfor mangaktifkan 2 2,5-4,0 8,08
(mg) /hari
berbagai enzim dan vitamin B dalam Iodi
pengalihan energi pada metabolisme 23,74%
3 um 45-70 42,74
karbohidrat, lemak dan protein. /hari
(ug)
Angka kecukupan fosfor sehari yang Sele
dianjurkan berdasarkan Widyakarya 10%
4 nium 10-15 0,30
Nasional Pangan dan Gizi (2004) untuk anak /hari
(ug)
usia 7-12 bulan yaitu sebesar 225 mg.
Kekurangan fosfor jarang terjadi karena Mineral mikro terdapat dalam jumlah
banyak terdapat dalam makanan, tetapi sangat kecil di dalam tubuh namun
kekurangan fosfor bisa terjadi jika mempunyai peranan esensial untuk
menggunakan obat antasid untuk kehidupan, kesehatan dan reproduksi. Salah
menetralkan asam lambung seperti satu mineral mikro yaitu zat besi. Menurut
aluminium hidroksida untuk jangka panjang. kelompok ahli FAO tahun 1970, kebutuhan
zat besi untuk balita dan anak-anak yakni hubungannya dengan proses metabolisme
sebesar 10 mg/hari. Kebutuhan tubuh akan karbohidrat dan energi. Dalam tubuh
zat besi diantaranya ialah untuk mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar
pembentukan hemoglobin yang merupakan di hampir semua sel dan sebagian besar seng
bagian dari sel darah merah yang membawa berada di dalam hati, pancreas, ginjal, otot
oksigen keseluruh tubuh. Selain itu, untuk dan tulang. Seng dikeluarkan tubuh melaui
pembentukan mioglobin yang merupakan feses, urin dan jaringan tubuh yang dibuang
bagian dari sel-sel otot yang menyimpan seperti jaringan kulit.
oksigen dan enzim dalam tubuh (Jalal dan Seng memegang peranan esensial
Atmojo, 1996). dalam banyak fungsi tubuh, misalnya
Selain itu, besi berperan dalam berperan dalam pemeliharaan keseimbangan
sistem kekebalan tubuh dan peningkatan asam basa, pencernaan protein,
prestasi belajar pada anak bila diberikan pembentukan kulit, metabolisme jaringan
suplemen besi. Angka kecukupan besi sehari ikat dan penyembuhan luka. Selain itu, seng
yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya juga berperan dalam fungsi kekebalan tubuh,
Nasional Pangan dan Gizi (2004) untuk anak metabolisme tulang, pembentukan struktur
usia 7-12 bulan yaitu sebesar 7 mg dan serta proses penggumpalan darah. Karena
sumber terbaik besi yaitu pada makanan seng berperan dalam reaksi-reaksi yang luas,
hewani seperti daging, ayam dan ikan. maka jika anak kekurangan seng akan
Defesiensi besi rentan menyerang anak- berpengaruh banyak terhadap jaringan tubuh
anak, remaja, ibu hamil dan menyusui. terutama pada saat pertumbuhan.
Menurut kelompok ahli UNICEF (1997), Anak usia 6-24 bulan yang
anemia kekurangan zat besi pada bayi dapat kekurangan seng akan mengalami gangguan
mengganggu fungsi kognitif dan pertumbuhan, kesulitan berbahasa, dapat
perkembangan serta dapat berdampak pada mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi
kehilangan 5-10 IQ poin. otak, gangguan nafsu makan serta
Sebaliknya jika kelebihan zat besi memperlambat penyembuhan luka.
jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat Sebaliknya jika kelebihan seng sampai
disebabkan oleh suplemen besi, dan sepuluh kali AKG dapat mempengaruhi
gejalanya seperti sakit kepala, pingsan, metabolisme kolesterol dan mempercepat
muntah, diare dan denyut jantung timbulnya aterosklerosis.
meningkat. Kadar seng pada tepung campuran
Kadar zat besi pada tepung pisang awak dan tepung beras di analisis
campuran pisang awak dan tepung beras di dengan menggunakan metode AAS (Atomic
analisis dengan menggunakan metode AAS Absorption Spectrophotometry) diperoleh
(Atomic Absorption Spectrophotometry), kadar seng sebesar 8,08 mg, sedangkan
diperoleh kadar zat besi sebesar 3,43 mg, kebutuhan seng untuk anak usia 7-12 bulan
sedangkan kebutuhan besi untuk anak usia berdasarkan AKG menurut Widyakarya
7-12 bulan berdasarkan AKG menurut Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi sebesar 7,5 mg. Dari ASI telah memberikan
(2004) yaitu sebesar 7 mg, sementara dari sumbangan seng sebesar 4 mg, maka kadar
ASI telah memberikan sumbangan besi seng tambahan yang harus ada dalam MP-
sebesar 4 mg, maka zat besi tambahan yang ASI sebesar 3,5 mg/hari.
harus ada dalam MP-ASI sebesar 3 mg/hari. Iodium ada di dalam tubuh dalam
Seng merupakan komponen dari jumlah relatif sedikit yaitu sekitar 15-23 mg.
banyak enzim dalam tubuh yang ada Sekitar 75% dari iodium berada dalam
kelenjar tiroid yang digunakan untuk untuk mempertahankan kesehatan dan
mensintesis hormon tiroksin, dimana mencegah penyakit, sebagai bagian dari
tiroksin adalah hormon yang mengatur enzim antioksidan dan juga beperan dalam
aktivitas berbagai organ, mengontrol sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu,
pertumbuhan dan membantu proses bayi harus memenuhi kebutuhan selenium
metabolisme. Iodium diabsorpsi dalam agar tidak mudah terserang penyakit dan
bentuk iodida dan diekskresi melalui ginjal. sistem imunoglobin dalam tubuh bayi tidak
Berdasarkan Widyakarya Nasional lemah.
Pangan dan Gizi (2004), angka kecukupan Sumber utama selenium terdapat
iodium untuk anak usia 7-12 bulan yaitu pada makanan laut, hati, daging dan unggas.
sebesar 90 ug/hari dan sumber utama iodium Dimana angka kecukupan selenium sehari
berasal dari makanan laut berupa ikan, yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya
udang dan kerang. Dengan demikian, pada Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu
ibu hamil jangan sampai menderita sebesar 10 ug. Kekurangan selenium pada
kekurangan iodium karena dapat anak dapat menyebabkan rasa kaku,
mengganggu pertumbuhan dan pembengkakan dan rasa sakit pada sendi
perkembangan janin. Seorang anak yang jari-jari yang diikuti oleh osteoarthritis
menderita kretinisme memiliki bentuk tubuh secara umum, terutama dirasakan pada siku,
abnormal dan IQ sekitar 20 yang lutut dan pergelangan kaki.
menyebabkan kemampuan belajar rendah Kadar selenium pada tepung
(Almatsier, 2009). campuran pisang awak dan tepung beras di
Kadar iodium pada tepung campuran analisis dengan menggunakan metode ICP
pisang awak dan tepung beras di analisis (Inductively Couple Plasma), dimana kadar
dengan menggunakan metode HPLC, selenium yang diperoleh sebesar 0,30 ug,
dimana kadar iodium yang diperoleh sebesar sedangkan kebutuhan selenium untuk anak
42,74 ug, sedangkan kebutuhan iodium usia 7-12 bulan berdasarkan AKG menurut
untuk anak usia 7-12 bulan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
AKG menurut Widyakarya Nasional Pangan (2004) yaitu sebesar 10 ug. Dari ASI telah
dan Gizi (2004) yaitu sebesar 90 ug. Dimana memberikan sumbangan selenium sebesar 5
ASI telah memberikan sumbangan iodium ug dan kandungan selenium tambahan yang
sebesar 45 ug dan kandungan iodium harus ada dalam MP-ASI sebesar 5 ug/hari.
tambahan yang harus ada dalam MP-ASI Jika bayi mengkonsumsi tepung
sebesar 45 ug/hari. campuran pisang awak dan tepung beras
Selenium bekerja dengan vitamin E sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50
dalam peranannya sebagai antioksidan, gram, dengan asumsi sekali konsumsi
selenium berperan serta dalam sistem enzim sebesar 25 gram, maka sumbangan selenium
yang mencegah terjadinya radikal bebas terhadap AKG hanya sebesar 10%/hari.
dengan menurunkan konsentrasi peroksida Sedangkan jika bayi mengkonsumsi pisang
dalam sel, sedangkan vitamin E menghlangi awak masak setiap hari sebanyak 2 buah
bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali
Dengan demikian, jika mengkonsumsi konsumsi sebanyak 25 gram, maka
selenium dalam jumlah cukup akan sumbangan selenium dari pisang awak
menghemat penggunaan vitamin E. terhadap AKG sebesar 1,3% /hari.
Pada bayi dan balita membutuhkan
lebih banyak selenium pada masa KESIMPULAN
pertumbuhan, karena selenium berfungsi
Tepung campuran pisang awak dan DAFTAR PUSTAKA
tepung beras mengandung mineral makro Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu
yaitu kalsium sebesar 14,70 mg, kalium Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
396,40 mg, natrium 8,58 mg dan fosfor Utama.
100,7 mg. Sedangkan mineral mikro pada
tepung campuran pisang awak dan tepung AOAC. 1995. Official Methods of Analysis
beras yaitu zat besi sebesar 3,43 mg, seng of The Association Analytical
8,08 mg, iodium 42,74 ug dan selenium 0,30 Chemistry Inc. Washington D. C :
ug. The Association Analytical
Sumbangan mineral makro terhadap Chemistry.
AKG anak usia 7-12 bulan dari tepung
campuran pisang awak dan tepung beras Depkes. 2006. Pedoman Umum
yaitu kalsium sebesar 1,83%/hari, kalium Pemberian Makanan Pendamping
56,62%/hari, natrium 3,43%/hari dan fosfor Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal.
22,37%/hari. Sedangkan sumbangan mineral Jakarta : Depkes RI.
mikro terhadap AKG anak usia 7-12 bulan
dari tepung campuran pisang awak dan http://umm.edu/health/medical/altmed/suple
tepung beras yaitu zat besi sebesar men/potassium. Potassium Over
24,3%/hari, seng 53,8/hari, iodium View. diakses pada tanggal 21
23,74%/hari dan selenium 10%/hari. januari 2014.
Kadar mineral yang paling tinggi
pada tepung campuran pisang awak dan Jokohadikusumo, P. 2010. Pembangunan
tepung beras yaitu kalium dan seng. Gizi Untuk Kualitas Sumber Daya
Manusia. Bandung.
SARAN
Laksono, A. H. R. 2012. Gerakan Sadar
Pisang awak dan tepung beras
Gizi dalam Rangka 1000 Hari
memiliki potensi yang baik untuk menjadi
Pertama Kehidupan atau Scaling
bahan dasar MP-ASI. Dan jika ingin
Up Nutrition (SUN). Jakarta.
dijadikan sebagai MP-ASI, sebaiknya
dilakukan penambahan bahan makanan dari
Lubis, Z. Jumirah dan Siagian, A. 2011.
sumber mineral seperti labu kuning, tepung
Pembuatan Tepung Pisang Awak
susu, ikan teri dan kacang kedelai.
Masak-Beras. Medan : Universitas
Jika campuran pisang awak, tepung
Sumatera Utara.
beras dan bahan makanan lain seperti labu
kuning, ikan teri, susu dan kacang kedelai Mahmud, M. K. dan Hermana. 1990.
dijadikan makanan pendamping ASI, maka Komposisi Zat Gizi Pangan
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk Indonesia. Jakarta : Dit. Bina Gizi
mengetahui zat-zat gizi lainnya seperti Masyarakat dan Pusat Penelitian dan
vitamin, karbohidrat, lemak, protein dan Pengembangan Gizi.
mineral.
Perlu dilakukan upaya untuk Pudjiadi, S. 1997. Ilmu Gizi Klinis Pada
menyebarluaskan pembuatan tepung Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran
campuran pisang awak dan tepung beras Universitas Indonesia.
dengan bahan makanan lain sebagai
makanan pendamping ASI. Puspita, W. 2011. Pola Pemberian Pisang
Awak, Status Gizi dan Gangguan
Saluran Pencernaan pada Bayi
Usia 0-12 bulan di Desa Paloh
Gadeh Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara. Skripsi.
Medan : Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera
Utara.
WNPG. 2004. Tabel Angka Kecukupan
Gizi. Jakarta : Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi.
www.nal.usda.gov. Infant Nutrition and
Feeding. Diakses pada tanggal 21
Januari 2014.

You might also like