Professional Documents
Culture Documents
PEMBUATAN COOKIES DENGAN PENAMBAHAN T EPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA …
dinda alvit a
Eksplorasi Prakt ik Pemberian Prelakt eal pada Bayi di Masyarakat Adat Kaluppini di Sulawesi Selat an
Nurbaya Nurbaya
FORMULASI BISKUIT DENGAN SUBST IT USI T EPUNG IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN ISOLA…
Agung Prayudha
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Tepung Daung Kelor, BMC Fungsional, Balita
1 1 1 1
Zakaria , Abdullah Thamrin , Retno Sri Lestari , Rudy Hartono
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Abstract
Background: Moringa leaf has main potential of nutrition and therapeutic element,
including antibiotic and boost immune system. Moringa leaf contains protein, vitamins
and high minerals. Potential for therapy and become complementary food for
undernourished children. The addition of moringa leaf in the daily diet of children able to
recovery quickly, because it contains 40 essential nutrients (Fuglie, 2000).
Objectives: This study aims to Preparing functional Food materials Mixture Formula
(BMC) as a complementary food that qualified nutrition among malnutrition children.
Determining the physical characteristics, acceptability and nutritional composition of
functional food materials Mixed formula as complementary food in children malnutrition.
Methods: Moringa BMC Formula, consists of four formulations with the addition of
Moringa powder sequentially starting for 4, 5, 6 and 7 grams with combination of brown
rice flour, soy flour, skim milk powder and vegetable oil. The physical characteristics from
density kamba aspects of each formula, average of 0.50 g / ml with the water absorption
until cooked as much as 200 ml (1: 2), the viscosity is thick and creamed. Overall, Food
materials mixed Moringa Formula acceptable based interpretations and strong enough.
Statistically, there was no significant difference between the Moringa BMC Formula, but
based on the highest scoring sequence is the first Moringa BMC Formula (F1). The
content of energy and protein is highest in the first BMC formula (F1) respectively 323.7
kcal and 13.0 g.
1
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Tepung Daung Kelor, BMC Fungsional, Balita
sumber zat gizi, (2) sebagai pemberi cita rasa Bahan Formulasi BMC
dan aroma, dan (3) fungsi yang berkaitan 1. Tepung daun kelor sebagai sumber protein
dengan aspek fisiologis seperti meredam zat Asam amino, Vitamin ( A, B dan C),
berbahaya, regulator fungsi badan dan kondisi mineral (kalsium, zat besi, magnesium,
fisik, mencegah penyakit, meningkatkan kalium) yang di buat sendiri berdasarkan
kesehatan, serta mempercepat pemulihan prosedeur hasil penelitian Zakaria 2011 .
(Silalahi, J, 2006, Winarti, 2010). 2. Tepung kedelai sebagai sumber protein
Daun kelor memiliki potensi sumber asam amino dan mineral yang diperoleh
utama beberapa zat gizi dan elemen dari Pusat Pasar Niaga Daya.
therapeutic, termasuk antibiotik, dan memacu 3. Tepung beras merah sebagai sumber
sistem imun. Daun kelor memiliki kandungan energi yang diperoleh dari Pusat Pasar
protein, vitamin dan mineral tinggi yang Niaga Daya.
memiliki potensi terapi dan makanan 4. Tepung susu skim, tepung gula dan
tambahan untuk anak-anak yang kekurangan minyak sawit untuk memperbaiki cita rasa,
gizi. Penambahan kelor pada makanan harian mempertinggi kandungan protein dan
anak-anak mampu melakukan recovery secara lemak dan jumlah kalori.
cepat karena mengandung 40 zat gizi esensial 5. Gula dan minyak
(Fuglie, 2000).
Hasil Penelitian Zakaria, dkk (2012) Alat
menunjukkan bahwa penambahan tepung 1. Untuk membuat produk formula BMC
daun kelor 3 - 5 gram sehari pada makanan fungsional diperlukan pisau stainless steel,
anak balita gizi kurang dapat meningkatkan tampah, ayakan, baskom, oven, sendok,
napsu makan anak dan berat badan anak Loyang, alat pengering (cabinet drayer),
pada umumnya naik setiap bulan. Namun warring blender dan alat penampungan
dalam pemberian tepung daun kelor tersebut tepung (disk mill).
kurang praktis, oleh karena pemberiannya 2. Untuk melakukan analisis fisik diperlukan,
diatur oleh ibu balita sendiri dan takarannya timbangan makanan dan timbangan
tidak pasti, tergantung kehendak ibu dan analitik, gelas ukur dan viscosimeter.
keinginan anaknya.
Atas dasar permasalahan tersebut, agar Persiapan :
penyajian lebih praktis, maka pemanfaatan a. Mengolah bahan dasar menjadi tepung
tepung daun kelor ini akan dibuat dalam untuk bahan dasar yang belum tersedia di
bentuk bubur tim yang telah diformulasi pasaran, seperti tepung daun kelor, tepung
dengan bahan makanan lainnya yang telah kedelai dan tepung beras merah (Zakaria,
umum digunakan dalam program Pemberian 2009)
Makanan Tambahan (PMT) dan Makanan b. Menyusun empat macam formula bahan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) seperti BMC (Tepung daun kelor, tepung kedelai,
beras, kacan ijo dan kacang kedelai, susu beras merah, tepung susu skim, minyak
skim, gula dan minyak dengan mengacu pada sawit. Untuk mendapatkan komposisi
prosedur standar pembuatan PMT oleh sesuai yang disarankan PAG/WHO/UNU
Depkes 2011. (Protein Advisosry Group) dan Codex
Alimentarius Commision /CAC (1994 dan
METODE PENELITIAN 2002) perhitung tiap 100 g produk yang
Penelitian ini adalah termasuk dihasilkan untuk bayi umur 6 – 12 bulan
penelitian eksperimental. Penelitian ini paling sedikit mengandung energi sebesar
menyusunan formulasi Bahan Makanan 200 kalori dan 12 gr protein (mutu protein
Campuran (BMC) fungsional dengan tepung 70% mutu kasein). Formulasi dilakukan
beras, tepung kacang kedelai dan bahan dengan menggunakan Linear
makan lain, kemudian menentukan Programming (LP).
karakteristik fisik, dan uji daya terima dan Pembuatan tepung daun kelor
komposisi gizi terhadap Formula BMC terlebih dahulu dikeringkan dalam oven
o
fungsional dengan rancangan Acak Kelompok dengan suhu 50 C lalu dibuat tepung dengan
(RAK) faktorial dengan dua kali ulangan, blender kering, Tepung kacang kedelai dan
formulsi proporsi komposisi dilakukan dengan tepung beras merah disangrai sebelum di
menggunakan sofwear Linear Program: campur bersama dengan bahan-bahan
lainnya. Bahan Makanan Campuran (BMC)
fungsional sebelum disajikan kepada anak
balita terlebih dahulu dimasak hingga matang
2
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Tepung Daung Kelor, BMC Fungsional, Balita
Formulasi BMC
Adapun hasil penyusunan formula BMC
kelor tersebut sebagaimana pada Tabel 1.
3
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Tepung Daung Kelor, BMC Fungsional, Balita
Tabel 2.
Daya Terima Formula BMC Kelor Berdasarkan Aspek Warna, Aroma, Rasa dan Tekstur
Formula
Warna (%) Aroma (%) Rasa (%) Tekstur (%)
BMC
F1 62,4 Kuat 64,8 Kuat 60,5 Cukup 55,6 Cukup
F2 59,9 Cukup 57,4 Cukup 59,3 Cukup 61,7 Kuat
F3 64,2 Kuat 58,0 Cukup 55,6 Cukup 56,1 Cukup
F4 61,1 Kuat 55,6 cukup 51,8 Cukup 58,0 Cukup
4
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Tepung Daung Kelor, BMC Fungsional, Balita
5
Media Gizi Pangan, Vol. XV, Edisi 1, 2013 Tepung Daung Kelor, BMC Fungsional, Balita
Fuglie, L.J. 2001. Combating Malnutrition with Mansaly S. 2001. Nutritional Recovery and
Moringa. Senegal: Bureau Regional Impact of The Consumption of Morings
Afrika. Oleifera Powder In Primry and Curative
Fuglie, L.J. 2000. The Moringa Tree, A Local Consultation. Development potential for
Solution to Malnutrition. Dakar Senegal. Moringa product. Dar es Salaam,
Joni M.S, Sitorus M, dan Katharina N. 2008. Tanzania
Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Nambiar VS and Parnami S, 2008.
Penerbit Kanisius. Yugyakarta. Standardization and Organoleptic
Kasolo JN, et al. 2010. Phytochemicals and Evaluation of Drumstick (Moringa
uses of Moringa Oleifera leaves in oleifera) Leaves Incorporated Into
Ugandan Rural Communities. Journal Traditional Indian Recipes. Research
of Medicnal Plants Research Vol. 4 Articles. Trees For Life Journal.
(9),pp.753-757, 4 Mey, 2010. Available www.TFL.Journal.org.
online at Notoatmodjo S, 2010. Metodologi Penelitian
http:/www.academicjournals.org/JMPR. Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta.
Kristianto, Y dan Estu FD, 2006. Formulasi Jakarta.
Cookies Sebagai Makanan Sreelatha S and Padma PR. 2009. AntioxIdant
Pendamping ASI untuk Balita Gizi activity and total phenolic content of
Kurang.Berita Kedokteran Masyarakat, Idant activity and total phenolic content
Vol.22.No. Juni 2006. Moringa oleifera leaves in two stages of
Larasati D, dkk, 2008.Kajian Formulasi Bubur maturity. Divisio of Physical Sciences,
Bayi Instan Berbahan Dasar Pati Garut NTU, Singapore. Plant Foods Hum
(Maranata Arundinaceae L) Sebagai Nutr. 2009. Dec; 64 (4):303-11.
Makanan Pendamping ASI Terhadap Palada M.C dan Chang L.C, 2003. Suggested
Sifat Fisik dan Organoleptik. Jurnal Cultural Practices for Moringa. AVRDC.
Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Internasional Cooperators Guide.
Vol. 5 No. 2 Halaman 112-118. Diakses 1 Oktober 2011.
Price, M.L. 2007. Revised The Moringa Tree. Puryana, IGPS, 2008. Pemanfaatan Kedelai
ECHO Technical Note. dalam Pembuatan Bubur Sumsum
Rahayu WP. 1997. Penlaian Organoleptik. sebagai Makanan Pendamping ASI
Penuntun Praktikum. Fateta-IPB. (MP-ASI)
Bogor. Zakaria, dkk (2012). Penambahan Tepung
Nieto, C.JO. 2007. The effects of Protein- Daun Kelor Pada Menu Makanan
Energi Malnutrition on The Central Sehari-hari dalam Upaya
Nervous System in Children. Article in Penanggulangan Gizi Kurang pada
Spanish. Rev Neurol. 2007 Mar 2;44 Anak Balita. Media Gizi Pangan,
Suppl 2:S71-4. Volume XIII, Edisi 1, Januari-Des 2012.