You are on page 1of 35

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

A. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

Struktur statis tertentu : Suatu struktur yang mempunyai kondisi di mana jumlah reaksi
perletakannya sama dengan jumlah syarat kesetimbangan statika.

Struktur statis tak tentu : suatu struktur yang mempunyai kondisi di mana jumlah reaksi
perletakannya melebihi jumlah syarat kesetimbangan statika.

Jenis perletakan dan reaksi yang timbul :

No. Jenis peletakan Simbol/notasi Reaksi dan rotasi yang timbul

Mampu menahan gaya vetikal dan horisontal


1 Perletakan Sendi tetapi mengalami rotasi (putaran sudut)

Mampu menahan gaya vetikal dan


2 Perletakan Rol mengalami rotasi

Mampu menahan gaya vetikal, horisontal


3 Perletakan Jepit dan momen serta tidak mengalami
rotasi tumpuan

Jumlah syarat kesetimbangan statika :


1. Struktur 2 dimensi : 3 syarat kesetimbangan ----> Fx = 0 ; Fy = 0 ; M=0
y

x
2. Struktur 3 dimensi : 6 syarat kesetimbangan ----> Fx = 0 ; Fy = 0 ; Fz = 0
Mx = 0 ; My = 0 ; Mz = 0
z
y

x
Pada suatu struktur balok atau portal, apabila jumlah joint (titik kumpul atau titik simpul) termasuk
perletakan dinyatakan sebagai j, jumlah batang yang dibatasi 2 joint dinyatakan sebagai m, dan
jumlah reaksi perletakan dinyatakan sebagai r maka dalam bentuk formula,
Struktur statis tertentu : 3j = 3m + r

Struktur statis tak tentu : 3j < 3m + r

B. Contoh Struktur StatisTertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

1. y

A B
RAy RBy

RAx
x

Reaksi perletakan, r = 3 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 1 (3 * 2) = (3 * 1) + 3
Jumlah joint, j = 2 6 = 6 -------> Struktur statis tertentu

2. y

MA A
RAy

x RAx

Reaksi perletakan, r = 3 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 0 (3 * 1) = (3 * 0) + 3
Jumlah joint, j = 1 3 = 3 -------> Struktur statis tertentu

3. y

A B
RAy RBy

RAx
x

Reaksi perletakan, r = 3 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 1 (3 * 2) = (3 * 1) + 3
Jumlah joint, j = 2 6 = 6 -------> Struktur statis tertentu

4. y

A B
RAy RBy

RAx RBx
x

Reaksi perletakan, r = 4 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 1 (3 * 2) = (3 * 1) + 4
Jumlah joint, j = 2 6 < 7 -------> Struktur statis tak tentu
5. y

A B C
RAy RBy RCy

RAx
x

Reaksi perletakan, r = 4 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 2 (3 * 3) = (3 * 2) + 4
Jumlah joint, j = 3 9 < 10 -------> Struktur statis tak tentu

6.
y

MA C MC
A B

RAy RBy RCy

x RAx RBx RCx

Reaksi perletakan, r = 8 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 2 (3 * 3) = (3 * 2) + 8
Jumlah joint, j = 3 9 < 14 -------> Struktur statis tak tentu

7. A
Tumpuan sendi

z RAz
RAy
y RAx

x
RCz
RCy
RCx

RBz
RBy
RBx

Reaksi perletakan, r = 9 3j = 3m + r
Jumlah batang, m = 3 (3 * 4) = (3 * 3) + 9 13
Jumlah joint, j = 4 12 < 18 -------> Struktur statis tak tentu
C. Metode Analisis Pendekatan

Metode analisis pendekatan didasarkan pada deformasi balok (struktur) dengan mencermati lokasi
titik-titik belok, di mana pada titik-titik belok deformasi balok (struktur) momen lenturnya sama
dengan nol.

1. Struktur balok yang kedua ujungnya terjepit dengan beban merata

w
1) Balok statis tak tentu
kedua ujung terjepit
A B dengan beban merata
MA MB
RA RB
L

2) A B Sketsa deformasi balok


Terdapat dua titik belok
M N yaitu titik M dan N

0,21L 0,58L 0,21L


Pada titik M dan N
momen lenturnya
sama dengan nol

w
3) Struktur diuraikan menjadi
segmen-segmen statis
(I) stertentu yg terpisahkan
pada titik belok
RM RN

w w Reaksi tumpuan dan


momen untuk masing-
masing segmen dapat
dihitung.
A M N B
(II) (II)
MA MB

RA RB
0,21L 0,58L 0,21L

Segmen I :
(+) RM = RN
= (w x 0,58L)/2
ML = 0,29 wL

2
ML = (wL )/8
2
= (w x (0,58L) )/8
2
= wL /24
Segmen II :
RM atau RN menjadi
beban pada segmen II
MT
RA = RB
(-) = (w x 0,21L)+RM
= 0,21 wL + 0,29 wL
= 0,5 wL

MT = - (RM x 0,21L) -
(w x 0,21L) x (0,21L/2)
= - (0,29 wL x 0,21 L) -
0,022 wL2
2
= - wL /12

Diagram momen untuk seluruh


struktur adalah gabungan dari
diagram momen masing-masing
MT=- wL2/12 segmen.
(-) (-)

(+) ML=wL2/24

(-) D=1/2wL

(+) Diagram gaya lintang


D=1/2wL

2. Struktur balok yang kedua ujungnya terjepit dengan beban terpusat

1) P Balok statis tak tentu


kedua ujung terjepit
dengan beban terpusat

A B
MA MB

RA RB
L

L/2

2) A B Sketsa deformasi balok


Terdapat dua titik belok
M N yaitu titik M dan N

0,25L 0,5L 0,25L


Pada titik M dan N
momen lenturnya
sama dengan nol
3) P Struktur diuraikan menjadi
segmen-segmen statis
tertentu yang terpisahkan
pada titik belok
(I)

RM RN Reaksi tumpuan dan


momen untuk masing-
masing segmen dapat
dihitung.
A M N B
(II) (II)
MA MB

RA RB
0,25L 0,5L 0,25L

Segmen I :
RM = RN
= 1/2 P

ML ML = 1/4 PL
= 1/4 x P x 0,5L
= 1/8 PL

Segmen II :
RM atau RN menjadi
MT
beban pada segmen II

RA = RB
= RM
= 1/2 P

MT = - (RM x 0,25L)
- (1/2 P x 0,25L)
= -1/8 PL
MT=-1/8PL
(-) (-)
Diagram momen untuk seluruh
(+) struktur adalah gabungan dari
diagram momen masing-masing
ML = 1/8PL segmen.

(-) D=-1/2P

D=1/2P (+) Diagram gaya lintang


3. Struktur balok terjepit dan tumpuan sendi dengan beban merata

w
1) Balok statis tak tentu
ujung terjepit dan
A B tumpuan sendi dengan
MB beban merata

RA RB
L

2) A Sketsa deformasi balok


Terdapat satu titik belok
M yaitu titik M

0,75L 0,25L
Pada titik M momen
lenturnya adalah nol

w
3) Struktur diuraikan menjadi
segmen-segmen statis
A (I) stertentu yg terpisahkan
pada titik belok
RM
RA
w Reaksi tumpuan dan
momen untuk masing-
masing segmen dapat
dihitung.
M B
(II)
MB
RB
0,75L 0,25L

Segmen I :
RM = RA
(+)
= (w x 0,75L)/2
ML = 0,375 wL

2
ML = (wL )/8
2
= (w x (0,75L) )/8
2
= 9/128 wL

Segmen II :
MT RM menjadi beban pada
(-) segmen II

RB = (w x 0,25L)+RM
= 0,25 wL + 0,375 wL
= 0,625 wL
MT = - (RM x 0,25L) -
(w x 0,25L) x (0,25L/2)
= - (0,375 wL x 0,25 L) -
MT=-wL2/8 0,03125 wL2
2
= - wL /8
(-)
Diagram momen untuk seluruh
struktur adalah gabungan dari
(+)
diagram momen masing-masing
ML=9/128wL2 segmen.

D=-0,625wL
(-)

(+) Diagram gaya lintang


D=0,375wL

4. Struktur balok terjepit dan tumpuan sendi dengan beban terpusat

P
1) Balok statis tak tentu
ujung terjepit dan
A B tumpuan sendi dengan
MB beban terpusat

RA RB
L
L/2
B

2) A Sketsa deformasi balok


Terdapat satu titik belok
M yaitu titik M

0,7275L 0,2725L
Pada titik M momen
lenturnya sama dengan
nol

P
3) P Struktur diuraikan menjadi
segmen-segmen statis
stertentu yg terpisahkan
pada titik belok
A (I)

RM
Reaksi tumpuan dan
RA
momen untuk masing-
masing segmen dapat
B dihitung.
M
(II)
MB
RB
0,5L 0,2275L

0,7275L 0,2725L
Segmen I :
RM = (0,5/0,7275) x P
= 0,687 P
(+)
RA = (0,2275/0,7275) x P
= 0,313 P
ML
ML = RA x 0,5L
= 0,313P x 0,5L
= 5/32 PL atau

ML = RM x 0,2275L
= 0,687P x 0,2275L
= 5/32 PL

Segmen II :
RM menjadi beban pada
segmen II

MT RB = RM
(-) = 0,687 P

MT = - (RM x 0,2725L) -
= - (0,687 P x 0,2725 L) -
= -3/16 PL
MT=-3/16 PL
Diagram momen untuk seluruh
struktur adalah gabungan dari
diagram momen masing-masing
(-) segmen.

(+)

ML=5/32 PL
D=-0,687P
(-)

Diagram gaya lintang


D=0,313P (+)

D. Metode Clapeyron
1. Pengertian metode Clapeyron

Metoda Clapeyron atau yang dikenal juga dengan Metode Persamaan Tiga Momen adalah salah cara
menyelesaikan suatu struktur statis tak tentu di mana meliputi perhitungan semua gaya-gaya luar
(reaksi perletakan) dan gaya-gaya dalam (gaya normal, gaya lintang, momen) pada struktur tersebut.

Pada suatu struktur balok dan portal, sambungan antara batang-batang pada struktur tersebut
diasumsikan sebagai sambungan kaku, dimana dalam sambungan kaku harus dipenuhi dua
persyaratan yaitu :

1) Keseimbangan
Jumlah momen batang-batang yang bertemu pada sebuah titik simpul yang disambung secara
kaku sama dengan nol.

2) Kestabilan
Rotasi batang-batang yang bertemu pada sebuah titik simpul yang disambung secara kaku
sama besarnya dan arahnya

Perhatikan konstruksi di bawah ini !


Batang T1, T2, T3 bertemu di titik simpul T dengan sambungan kaku maka,

MT1 + MT2 + MT3 = 0 dan qT1 = qT2 = qT3

P
MT3
T
3
MT1

qT3

MT2
qT1

qT2
1 2
Deformasi (rotasi) balok disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1) Akibat beban luar yang bekerja
a) Beban terpusat di tengah bentang
P

q12 = q21 = PL2


16 EI
EI

1 2
q12 q21
L/2 L/2

b) Beban terpusat jarak a dari tumpuan 1


P

q12 = Pb (L2 - b2)


6 EI L
EI
q21 = Pa (L2 - a2)
1 2
q12 q21 6 EI L
a b

c) Beban merata
w
q12 = q21 = wL3
24 EI
EI

1 2
q12 q21
L

d) Beban merata setengah bentag


w
q12 = 9 wL3
384 EI
EI
q21 = 7 wL3
1 2
q12 q21 384 EI
L/2 L/2

2) Akibat momen pada salah satu ujung balok


a) Momen di ujung balok 1

M1 q12 = M1 L
3 EI
EI
q21 = M1 L
1 2
q12 q21 6 EI
L
b) Momen di ujung balok 2

M2 q12 = M2 L
6 EI
EI
q21 = M2 L
1 2
q12 q21 3 EI
L

3) Akibat perpindahan (translasi) relatif ujung balok terhadap ujung balok yang lain

q12
1 2 D
q12 = q21 = D
q21 L

Metoda Clapeyron (Persamaan Tiga Momen) memakai momen-momen batang sebagai variabel
(bilangan yang tidak diketahui) dan pergoyangan (defleksi D ) pada struktur-struktur yang dapat
bergoyang.

Untuk menentukan apakah sebuah struktur dapat bergoyang atau tidak, dapat dilihat dari teori
sebagai berikut :
1) Suatu titik simpul mempunyai dua kemungkinan arah pergerakan, yaitu vertikal dan horizontal.
2) Perletakan jepit dan perletakan sendi tidak dapat bergerak vertikal maupun horizontal,
sedangkan perletakan rol dapat bergerak hanya pada satu arah yaitu searah bidang perletakan.
3) Batang dibatasi oleh dua titik simpul, sehingga pergerakan titik simpul searah batang sama.

Dari konsep tersebut dapat dirumuskan : n = 2 j (m + 2f + 2 h + r)

dimana,
n = jumlah derajat kebebasan dalam pergoyangan.
j = jumlah titik simpul termasuk perletakan
m = jumlah batang yang dibatasi oleh dua joint.
f = jumlah perletakan jepit.
h = jumlah perletakan sendi.
r = jumlah perletakan rol

Apabila n 0, struktur tidak dapat bergoyang.

Untuk menghitung variabel yang ada, disusun persamaan-persamaan sejumlah variabel yang ada
dari dua ketentuan syarat sambungan kaku seperti yang disebutkan diatas yaitu :
1) Jumlah momen-momen batang yang bertemu pada satu titik simpul sama dengan nol.
2) Rotasi batang-batang yang bertemu pada satu titik sama, besar dan arahnya.
Dan kalau ada variabel D perlu persamaan keseimbangan struktur.
2. Langkah-langkah penyelesaian metode Clapeyron

Untuk menyelesaikan perhitungan struktur statis tidak tertentu dengan metode Clapeyron (metode
Persamaan Tiga momen) urutan langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :

1) Tentukan apakah struktur statis tidak tertentu tersebut mempunyai pergoyangan, dengan
rumus :

n = 2 j (m + 2f + 2 h + r)

Kalau n 0, berarti stuktur tersebut tidak bergoyang.

a) P=10 kN w=5 kN/m

EI EI EI
D C B A
3m 4m 6m

Balok diatas tiga tumpuan, A jepit, B dan C rol, dengan beban seperti
tergambar, maka :
j = 3; m = 2; f = 1; h = 0; r = 2

n = 2 j (m + 2f + 2 h + r)
= (2 x 3) - ((2 + (2 x 1) + (2 x 0) + 2))
= 0 --------> Tidak ada pergoyangan
P1=4 kN
b) w=5 kN/m
P2=6 kN

C EI D EI E

4m EI EI

A B
4m 1,5 m

Suatu portal dengan perletakan A dan B sendi, dengan ukuran dan beban
seperti tergambar, maka :
j = 4; m = 3; f = 0; h = 2; r = 0

n = 2 j (m + 2f + 2 h + r)
= (2 x 4) - ((3 + (2 x 0) + (2 x 2) + 0))
= 1 --------> Ada pergoyangan
2) Kalau ada pergoyangan, gambarkan bentuk pergoyangan dan tentukan arah rotasi batang
batang akibat pergoyangan tersebut. Dalam menggambarkan bentuk pergoyangan ada dua
ketentuan yang harus diperhatikan yaitu :
a) Batang tidak berubah panjang, suatu batang ( ij ) kalau joint i bergerak ke kanan
sebesar D , maka joint j juga akan berpindah ke kanan sebesar D.

b) Batang dapat berotasi akibat perpindahan relatif ujung-ujung batang. Perpindahan relatif
antara ujung-ujung batang dapat digambarkan tegak lurus sumbu batang dan arah rotasi
digambarkan dari arah asli sumbu batang ke arah sumbu batang setelah bergoyang.

3) Gambarkan permisalan arah momen-momen batang. Untuk momen kantilever, dapat dihitung
besarnya dan ditentukan secara pasti arah putarannya, sedangkan untuk momen- momen
batang yang lain besar maupun arahnya dimisalkan dengan mengingat ketentuan bahwa
jumlah momen-momen batang yang bertemu pada satu titik simpul sama dengan nol. Jadi
kalau pada satu titik simpul bertemu dua batang , maka besarnya momen-momen batang tadi
sama, tetapi arahnya berlawanan.

P=10 kN w=5 kN/m

D MCD C MCB MBC B MBA MAB A

P1=4 kN
P1=4 kN
w=5 kN/m
P2=6 kN

C D E
MDC
MCD MDE

MCA MDB

A B
4) Gambar pemisalan bentuk garis elastis struktur.
Untuk menggambarkan permisalan bentuk garis elastis struktur, harus mengingat ketentuan
bahwa :
a) Rotasi batang-batang yang bertemu pada satu titik simpul adalah sama besarnya maupun
arahnya. Jadi kalau salah satu batang yang bertemu pada satu titik dimisalkan rotasinya
searah jarum jam, maka batang-batang yang lain yang bertemu pada titik simpul tersebut
harus digambarkan dengan arah rotasi yang sama yaitu searah jarum jam.
b) Ujung batang yang terjepit tetap mengalami rotasi (pada saat pemisalan garis elastis
batang yang ujungnya terjepit diasumsikan sebagai tumpuan sendi, sehingga mengalami
rotasi),
Walaupun terjepit tetap
mengalami rotasi

P=10 kN qBC w=5 kN/m

qBA
D C B A
P1=4 kN
w=5 kN/m
qDE
P2=6 kN
C D E

qCDB qDC

qCA qDBB

A B
5) Dari langkah 1-4 yang telah dikerjakan diatas dapat ditentukan jumlah variablenya, yaitu
momen-momen batang yang belum diketahui besarnya dan perpidahan relatif ujung
batang () kalau ada goyangan.

6) Untuk menghitung variable-variable diatas, susunlah persamaan-persamaan sejumlah variable


yang ada. Penyusunan persamaan persamaan tersebut berdasarkan ketentuan keseimbangan
momen dan rotasi batang-batang pada titik simpul atau perletakan.
a) Momen batang-batang yang bertemu pada satu titik simpul sama dengan nol. Untuk
momen batang yang digambarkan dengan arah sama, diberi tanda sama. Misalnya kalau
searah jarum jam diberi tanda positif (+). Maka yang berlawanan arah jarum jam diberi
tanda negatif (-) , atau sebaliknya.
b) Rotasi batang dengan perletakan jepit sama dengan nol.
c) Rotasi batang-batang yang bertemu pada satu titik simpul sama besar maupun arahnya .
Untuk menyusun persamaan rotasi harus memperhatikan permisalan garis elastis
(rotasi batang) dengan beban dan momen momen yang ada pada batang tersebut.
Kalau arah rotasi batang pada permisalan garis elastis sesuai dengan rotasi batang yang
diakibatkan oleh beban dan momen batang yang bekerja diberi tanda positif (+) , kalau
sebaliknya diberi tanda negatif (-).
d) Kalau ada variable pergoyangan () maka perlu tambahan persamaan keseimbangan
struktur. Disini kita buat perhitungan free body diagram dengan arah momen-momen
batang seperti yang dimisalkan , sehingga kita mendapatkan satu persamaan yang
menghubungkan antara variable satu dengan yang lainnya.

7) Dari persamaan-persamaan yang disusun diatas , maka variable-variable yang berupa momen-
momen batang tadi dapat dihitung besarnya. Kalau nilai variable yang didapat positif (+),
maka arah momen permisalan benar, sedangkan kalau nilainya negatif (-), maka arah momen
yang dimisalkan terbalik.

8) Setelah momen-momen diperoleh, dengan perhitungan keseimbangan tiap-tiap batang


(free body diagram), maka bidang momen, gaya lintang dan gaya normal dari struktur statis
tidak tertentu tersebut dapat digambarkan.

3. Contoh-contoh soal :
RCx

You might also like