Professional Documents
Culture Documents
Harikedua, dkk
ABSTRACT
The increasing prevalence of obesity throughout the country could lead to an increase in the
metabolic syndrome, it is caused by the wrong diet (excessive intake) with a high
consumption of simple carbohydrates, high in fat and low in fiber and do not get used to
consume a balanced diet. Nearly one-third (33.1%) of adults in North Sulawesi is included in
the category of overweight (overweight) and obese. This figure is more than three times the
national rate of 10.3%. The prevalence of adults overweight and obese Tomohon highest in
urban areas and Manado, respectively 40% and lowest in MongondowBolaang (20%). This
information further confirms that North Sulawesi tackle nutrition double burden, both in
infants and adults, especially adult women.
This research is an observational study and use cross-sectional study design. The research
was conducted over three months (December 2010 to February 2011) in Manado City North
Sulawesi province. The underlying research for determining the location of North Sulawesi in
general and especially the city of Manado has a specific diet and are likely exposed to foods
that are high in protein, fats, simple sugars, and foods with a salty taste. The population in
this study were all religious leaders in the city of Manado numbered 6770 people. The
minimum sample is determined based on the formula of the sample to the data is limited
proportion of the population numbered 147 people and taken by systematic random
sampling.
The results of this study indicate that there is a highly significant relationship between
physical activity, unhealthy eating patterns (risk foods) with the occurrence of central obesity
p<0.01 this was confirmed by the results of logistic regression analysis on the step to 6 show
that a high protein intake a variable / risk factor greater influence on the occurrence of
central obesity compared to other risk factors Exp B = 6.87, p<0.001 (95% CI 2.52 to 18.70).
In other words the more central obesity was found 7 times greater in subjects with risk of
food intake, especially high intake of protein compared to other risk food intake and physical
activity.
The prevalence of central obesity on religious leaders in the city of Manado in this study was
67.34%. Diet in this case is a high protein intake is the most influential variable on the
occurrence of central obesity on religious leaders in the city of Manado than other risk
factors of food intake and physical activity
yang disertai rendahnya asupan serat dapat Aktivitas fisik adalah setiap gerakan
mempengaruhi kadar lipoprotein, trigliserida, tubuh yang dilakukan otot-otot rangka yang
kadar kolestrol dalam darah yang berakibat menghasilkan pengeluaran sejumlah energi
meningkatnya kasus Sindroma metabolik yang dinyatakan dalam satuan kilo kalori.
pada dewasa muda di Bogalusa7. Keluaran energi tubuh setiap harinya
Diet tinggi kolesterol harus dibatasi merupakan jumlah total dari ketiga komponen
menjadi kurang dari 200 mg/hari. berikut :
Penggabungan asam lemak tak jenuh a. Resting Metabolik rate (RMR)
tunggal (lemak dari sumber tanaman seperti Jumlah minimal energi yang
minyak zaitun, minyak kedelai, minyak canola, dibutuhkan untuk mendukung proses
minyak safflower, minyak kacang tanah, fisiologis yaitu sejumlah 60-75% dari
kacang tanah, mentega dari kacang tanah, seluruh energi yang dikeluarkan
almond, dan kacang mete) bermanfaat b. Thermic Effect of a Meal (TEM)
mencegah dislipidaemia aterogenik. Demikian Kalori yang digunakan untuk
pula asam lemak tak jenuh ganda (terutama proses pencernaan makanan mulai dari
dari ikan) memiliki effek cardioprotective. digesti, absorbsi, transportasi dan lain-lain
Asam lemak tak jenuh ganda harus sekitar mendekati 10% dari jumlah kalori yang
10% dari intake energi. serat larut (terutama dikeluarkan
pada produk oat, psyllium dan pektin) jika c. Thermic Effect Activity (TEA)
asupan 10-25 g/hari dapat mencegah Energi yang dikeluarkan
dislipidemia aterogenik. Diet dengan sereal melampaui RMR untuk memenuhi
biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang, kebutuhan dalam melakukan aktivitas fisik
kacang dan susu rendah lemak penting yang jumlahnya berkisar antara 15-30%
dijadikan sebagai gaya hidup dalam hal pola dari jumlah kalori yang dikeluarkan.
makan dan tetap memelihara program yang Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa
terstruktur untuk perubahan gaya hidup yang rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor
lebih baik termasuk pendidikan3 (Shankar yang bertanggung jawab terhadap
&Sundarka, 2003). terjadinya obesitas. Sebagai contoh para
Perubahan pengetahuan, sikap, atlit yang aktif melakukan kegiatan olah
perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta raga tidak pernah mengalami obesitas
peningkatan pendapatan mempengaruhi namun para atlit yang berhenti melakukan
pemilihan berbagai jenis dan jumlah makanan olah raga lebih sering mengalami
yang dikonsumsi8 (Sediaoetomo, 2004). kenaikan berat badan dan kegemukan 10
Perubahan gaya hidup merupakan (Hadi, 2004).
salah satu penyebab utama dari sindroma Aktivitas fisik merupakan
metabolik, yaitu obesitas dan kurangnya komponen yang memiliki tantangan
aktivitas fisik, hal ini merupakan intervensi tersendiri dalam pengukuran terutama
pertama dalam pengurangan risiko untuk menentukan reliabilitasnya.
kardiovaskular meningkatnya body mass Aktivitas fisik dikelompokkan kedalam
index (BMI) pada pria dan wanita dikaitkan aktivitas mekanik (statis atau dinamis)
dengan tingginya kadar trigliserida dan dan metabolik (aerobik dan anaerobik).
menurunkan kadar HDL cholesterol demikian Karakteristik dan intensitas aktivitas fisik
pula tekanan darah arteri juga dipengaruhi bersifat sangat relatif. Aktivitas fisik
oleh perubahan berat badan, meningkatnya sehari-hari dapat diukur dengan
BMI juga dikaitkan dengan peningkatan menggunakan kuesioner, diaries atau
prevalensi hipertensi dengan dislipidemia dengan monitor gerakan tubuh dan dapat
terapi perubahan gaya hidup yang dianjurkan pula ditinjau dengan respon psikologis 11
adalah penurunan berat badan. Beberapa (Haskell & Kieman, 2007).
studi telah menentukan bahwa modifikasi International Physical Activity
gaya hidup yang menurunkan berat badan Quationnaire (IPAQ) adalah salah satu
dengan meningkatkan aktivitas fisik akan jenis kuesioner yang dapat digunakan
menunda atau mencegah timbulnya diabetes untuk mengukur aktivitas fisik seseorang.
tipe 2 sebagai salah satu faktor risiko Kuesioner ini berisikan pertanyaan
sindroma metabolik9(Rosenson, 2005). tentang jenis aktivitas durasi dan
frekuensi seseorang melakukan aktivitas
292 GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012 Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Vera T. Harikedua, dkk
Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Hal berlangsung. Bersedia dan menandatangani
yang mendasari penentuan lokasi penelitian informed consent, bersedia untuk dilakukan
karena Sulawesi Utara pada umumnya dan pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium,
khususnya Kota Manado mempunyai pola berada ditempat saat pengambilan data,
makan yang spesifik dan cenderung terpapar kooperatif dan bertempat tinggal di Kota
dengan makanan yang tinggi protein, lemak, Manado. Untuk kriteria eksklusinya adalah
gula sederhana, dan makanan dengan cita tidak/sementara dalam pengobatan atau
rasa asin. terapi penurunan berat badan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Besar sampel pada penelitian ini
semua tokoh agama yang ada di Kota ditentukan berdasarkan rumus besar sampel
Manado berjumlah 6770 orang. Sampel dalam untuk data proporsi pada populasi terbatas
penelitian ini berjumlah 147 orang ditentukan (Lemeshow et al., 1997) dan diperoleh jumlah
berdasarkan kriteria inklusi antara lain : Laki- sampel minimal adalah 147 orang yang
laki dan perempuan berusia 19-60 tahun, diambil berdasarkan sistematik random
berpendidikan minimal SMA atau sederajad, sampling. Variabel dalam penelitian ini dapat
bersedia menjadi subjek selama penelitian dilihat pada table 1:
tinggi karbohidrat sederhana, 2,62 kali pada simpanan ini digunakan ketika tubuh
asupan tinggi natrium dan 2,47 pada asupan kekurangan energi. Diet tinggi kolesterol
rendah serat. Dengan kata lain terjadinya harus dibatasi menjadi kurang dari 200
obesitas sentral lebih banyak 13,2 kali lebih mg/hari. Penggabungan asam lemak tak
besar ditemukan pada subjek dengan asupan jenuh tunggal (lemak dari sumber tanaman
makanan tinggi protein dibandingkan dengan seperti minyak zaitun, minyak kedelai, minyak
asupan makanan berisiko lainnya. canola, minyak sun flower, minyak kacang
Aktivitas fisik ringan (<600 METs- tanah, kacang tanah, mentega dari kacang
min/minggu) mempunyai hubungan yang tanah, almond, dan kacang mete) bermanfaat
sangat bermakna dengan terjadinya obesitas mencegah dislipidaemia aterogenik. Demikian
sentral p<0,001 dengan kekuatan hubungan pula asam lemak tak jenuh ganda (terutama
rasio prevalensi (RP) = 4,28 (CI 95% 2,06- dari ikan) memiliki effek cardioprotective.
8,90). Dengan kata lain terjadinya obesitas Asam lemak tak jenuh ganda harus sekitar
sentral lebih banyak 4,28 kali lebih besar 10% dari intake energi. Serat larut (terutama
ditemukan pada subjek dengan aktivitas pada produk oat, psyllium dan pektin) jika
ringan dibandingkan dengan yang mempunyai asupan 10-25 g/hari dapat mencegah
aktivitas sedang. dislipidemia atero-genik. Diet dengan sereal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang,
tokoh agama di Kota Manado rata-rata kacang dan susu rendah lemak penting
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi dijadikan sebagai gaya hidup dalam hal pola
makanan berisiko antara lain tingginya makan dan tetap memelihara program yang
asupan karbohidrat sederhana, protein, lemak, terstruktur untuk perubahan gaya hidup yang
natrium, dan rendahnya asupan serat dan lebih baik termasuk pendidikan 3 (Shankar &
kalium. Hal ini sesuai dengan teori yang Sundarka, 2003).
menjelaskan bahwa konsumsi protein diatas Untuk mengetahui factor atau variabel
kebutuhan akan diubah menjadi lemak dan yang paling berpengaruh terhadap obesitas
disimpan dalam tubuh untuk proses sentral dalam penelitian ini maka dilakukan
glukoneogenesis yang menyebabkan analisis regresi logistic variable kategori
peningkatan kadar glukosa darah13 (Asdie, menggunakan metode backward terdiridari 7
2000). variabel yang dianggap sebagai factor risiko
Tubuh manusia memiliki kemampuan terjadinya obesitas sentral yaitu pola makan
untuk menyimpan lemak tidak terbatas dan aktivitas fisik yang mempunyai
(sebagian besar di jaringan adiposa) kemaknaan p<0.05.