You are on page 1of 7

e-J.

Agrotekbis 2 (1) : 62-68, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011

ANALISIS KEBIJAKAN KETERSEDIAN STOK BERAS


(Studi Kasus Pada Pergudangan Beras Perum Bulog Kota Palu)

The policy analysis of rice stock availability


(case study on rice warehouse of Palu Perum Bulog)
Wahyu Jaya Negoro1), Marhawati M2), Hadayani2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email : wahyulangboyz@yahoo.co.id

ABSTRACT

Public company of BULOG as state institutions engaged in the field of food security. Public
company of BULOG is also as the setter at rice price balance in marketing when the price of rice
increased or decreased and as a determiner at stamina of food policy. This research is aimed to see
how much the availability of rice stock to fulfill the rice need on warehousing, and to identify the
policy is active which is made by Public company of BULOG in supplying the rice stock. The
research was done on Palu Public company of BULOG warehousing. The location was decided by
using purposive technique. This research was started from Februari until March, 2013. The analysis
used was deskriptive of Economic Order Quantity (EOQ), and wich describs the policy of Palu
public company BULOG, warehousing the result of data analysis showed that with the price Rp
6.900,- /Kg with lighterage Rp 1,38,- the average at the rice stock availability 2.312.798,58 Kg, and
stock supplying which is most economist was 152.078,88 Kg to fulfill the rice stock need in
warehousing with frequency is times and lead time 1 week. Sice supplying of Palu Perum BULOG
warehousing policy was not working as the same as the rule. In fact, the rice was not bought
directly from the farmers, but from the middleman with another partner from Public company of
BULOG. Therefore, it was inflicted a loss upon the farmers
Key word: Perum BULOG warehousing, policy, rice stock, Economic Order Quantity

ABSTRAK

Perum BULOG sebagai institusi negara yang bergerak pada bidang ketahanan pangan. Perum
BULOG merupakan penyeimbang harga beras dipasaran ketika harga beras mengalami kenaikan
harga, penyaluran beras untuk masyarakat miskin, dan sebagai penentu kebijakan ketahanan
pangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebijakan ketersediaan stok beras untuk memenuhi
kebutuhan beras masyarakat dengan penyediaan stok pergudangan dan mengidentifikasi proses
penyediaan stok pada pergudangan Perum BULOG Kota Palu dalam penyediaan stok beras.
Penelitian ini dilaksanakan pada pergudangan Perum BULOG Kota Palu. Penentuan lokasi ini
dilakukan secara sengaja (Purposive). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga
Maret 2013. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif yang menggunakan Economic Order
Quantity (EOQ) dan analisis deskripsi yang menggambarkan kebijakan pada pergudangan Perum
BULOG Kota Palu. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan harga per kilogramnya sebesar Rp
6900,- dengan biaya simpan per kilogramnya sebanyak Rp 1,38,-, jumlah rata-rata ketersediaan stok
beras per bulan sebesar 2.312.798,58 Kg. Penyediaan stok yang paling ekonomis setiap satu kali
pesan sebanyaks 152.078,88 Kg untuk memenuhi kebutuhan stok beras di pergudangan dengan
frekuensi sebanyak 15 kali dan lead time selama 1 minggu. Penyediaan beras pergudangan tidak
berjalan sesuai dengan peraturan sehingga kebijakan tidak berjalan dengan semestinya, kenyataan
menurut hasil penelitian ini ialah beras tidak di beli langsung dari petani, tetapi dari pedagang
pengumpul melalu mitra kerja, sehingga petani merasa dirugikan.
Kata kunci: Pergudangan Perum BULOG, Kebijakan, Stok Beras, Economic Order Quantity

62
PENDAHULUAN kebutuhan stok pada pergudangan akan beras
Pangan strategis merupakan kebutuhan itu sendiri.
dasar konsumsi masyarakat Indonesia.
METODE PENELITIAN
Kurangnya ketersediaan pangan strategis
dan gejolak harga yang tidak wajar sangat Penelitian ini dilaksanakan di Kota
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Palu yaitu pada pergudangan Perum BULOG
Pengalaman menunjukkan, ketersediaan dan Jl. Trans Sulawesi Kelurahan Tondo Kecamatan
harga seringkali bergejolak akibat berbagai Palu Timur Kota Palu. Penentuan lokasi ini
faktor di dalam dan di luar negeri, seperti dilakukan secara sengaja (Purposive), dengan
fenomena iklim, kegagalan pasar, sampai pertimbangan bahwa pergudangan Perum
kepada permasalahan kelancaran distribusi BULOG sebagai penentu kebijakan dan
(KEMDAGRI, 2012). penyimpan beras. Penelitian ini dilaksanakan
Perusahaan kadang memiliki kesediaan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2013.
bahan baku dalam jumlah yang melebihi Data yang dikumpulkan dalam penelitian
kebutuhan, mengakibatkan di gudang terjadi ini adalah data primer dan data sekunder.
penumpukkan bahan baku. Persediaan bahan Data primer diperoleh dari hasil observasi
baku yang terlalu kecil menghambat operasional dan wawancara langsung dengan menggunakan
perusahaan berupa tidak tersedian barang daftar pertanyaan. Data sekunder diperoleh
pada saat dibutuhkan. Jumlah bahan baku dari berbagai instansi pemerintah yang terkait
dengan penelitian ini dan berbagai literatur
yang kurang dan berlebihan tersebut, berakibat
lainnya sebagai pendukung dalam penyusunan
sering terjadi over stock dan slow moving stock, hasil penelitian ini.
sehingga perusahaan memerlukan suatu Responden dalam penelitian ini ialah
sistem perencanaan dan pengendalian persediaan pimpinan dan karyawan pergudangan Perum
yang efektif agar mampu memenuhi semua BULOG, petani, dan pedagang pengumpul.
permintaan konsumen (Alicia, 2011). Penentuan responden dilakukan secara sengaja
Petani yang menghasilkan padi sawah
(purposive), pertimbangan bahwa pimpinan
membutuhkan lembaga untuk menjual hasil
pergudangan mengetahui seluk-beluk perusahaan,
panennya baik dalam bentuk gabah maupun
sudah dalam bentuk beras. Perum BULOG seperti sejarah berdirinya perusahaan, kapasitas
sebagai salah satu lembaga terbesar yang stok beras, kondisi keuangan, dan lain-lain,
mengolah ketahan pangan. Perum BULOG dipilih juga karyawan yang terlibat langsung
bukan hanya sebagai institusi negara yang di perusahaan jadi jumlah responden di
bergerak pada bidang ketahanan pangan, pergudangan sebanyak 5 orang, diambil juga
namun Perum BULOG juga merupakan 3 orang responden dari petani, dimana petani
penyeimbang harga beras di pasaran ketika yang bergerak langsung dalam hal proses
harga beras mengalami kenaikan dan sebagai penanaman hingga panen dan penjualan padi
penentu kebijakan ketahanan pangan. Lembaga hasil panen mereka dan 3 orang dari pedagang
tersebut memiliki gudang yang merupakan pengumpul. Jumlah responden sebanyak 11
sebagi penyimpan stok beras untuk dalam orang.
kurun beberapa waktu. Data yang diolah merupakan data
Perum BULOG juga kadang-kadang dalam kurun waktu 1 tahun, yaitu pada Tahun
sulit untuk memenuhi kebutuhan stok 2012. Analisis data yang digunakan adalah
pergudangan, sehingga impor beras tidak EOQ, Total Biaya (TC) dan FIFO, dan analisis
luput dari permasalahan untuk memenuhi deskripsi mengenai kebijakan:
kebutuhan stok pergudangan. Kebutuhan Permasalahan yang pertama, dapat
akan pangan yang begitu besar dengan digunakan beberapa alat analisis, dimana data
ketersediaan stok beras yang relatif kurang, disajikan dalam bentuk penggambaran mengenai
memaksa Perum BULOG melakukan impor hasil penelitian di lapangan dengan menggunakan
beras ke gudang agar bisa mencukupi analisis EOQ untuk menganalisis persediaan
63
stok beras dan Total Biaya (TC) pada 1. Responden ialah pimpinan dan karyawan
pergudangan Perum BULOG di Kota Palu perusahaan yang bergerak pada bidang
dan menganalisis metode First In First Out ketahanan pangan Perum BULOG,
(FIFO) yang dapat diperoleh dari wawancara petani sebagai yang bergerak langsung
terhadap pengelola/manajemen gudang mulai dari penanaman hingga panen,
penyimpanan beras dengan menggunakan pedagang pengumpul sebagai tempat
daftar pertanyaan. Analisa EOQ tersebut, pengumpulan beras dari petani.
dapat menggunakan rumus sebagai berikut: 2. Gudang ialah tempat penyimpanan beras
Perum BULOG.
3. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
merupakan kelembagaan yang bergerak
pada bidang ketahanan pangan.
Frekuensi pemesanan: 4. Manajemen persediaan merupakan cara
Sumber: Fahmi Irham, 2011 mengatur dan mengolah persediaan
Keterangan: yang ada pada pergudangan beras Perum
Q = Jumlah pesanan dalam unit (Kg) BULOG.
D = Permintaan Tahunan (demand) (Kg) 5. Model Economic Order Quantity (EOQ)
O = Biaya pemesanan (ordering cost) merupakan model matematis yang
C = Biaya penyimpanan (craying cost) (Rp) menentukan jumlah barang yang harus
Safety Stock = (Pemakaian Maksimum – dipesan oleh perusahaan.
Pemakaian Rata-Rata) Lead Time 6. Safety Stock merupakan kemampuan
RO = (Lead Time Kebutuhan Bahan perusahaan untuk menciptakan kondisi
Baku/Tahun) + Safety Stock persediaan yang selalu aman atau penuh
Total Biaya (TC) merupakan gabungan pengamanan.
antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. 7. Reorder Point ialah titik dimana suatu
Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut: perusahaan atau institusi bisnis harus
memesan barang guna menciptakan
kondisi yang terus terkendali.
8. Lead Time ialah jangka waktu antara
Sumber: Fahmi Irham, 2011 pesanan pelanggan dan pengiriman
Dimana: produk akhir.
TCb =Biaya Total Persediaan Per Periode 9. Biaya Total Persediaan per periode
D = Kebutuhan Bahan Baku Per Periode merupakan biaya dalam satu kali pemesanan
Q = Ukuran Pesanan beras.
Cb = Biaya Pesan Per Periode 10. Kebutuhan bahan baku per periode
hb = Biaya Simpan Per Tahun merupakan untuk memenuhi kebutuhan
Permasalahan yang ke dua digunakan beras dalam gudang.
analisis deskripsi, dimana data yang disajikan 11. Ukuran pesanan merupakan jumlah
dapat berupa penggambaran secara sistematik, pesanan yang akan dibeli.
akurat dan fakta serta karakteristik mengenai 12. Biaya pesan per periode merupakan
populasi pada bidang tertentu yang menjadi biaya pesan 1 kali pesan.
subjek penelitian berdasarkan data variabel 13. Biaya simpan per tahun merupakan
yang diperoleh dari kelompok subjek yang biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
diteliti. Penggambaran mengenai kebijakan melakukan penyimpanan.
pergudangan Perum BULOG yaitu dengan 14. Kebijakan merupakan ketetapan-ketetapan
menggambarkan kebijakan yang diterapkan pergudangan Perum BULOG.
pada perusahaan umum tersebut. 15. First In First Out (FIFO) barang yang
Konsep operasional yang digunakan pertama masuk merupakan barang yang
dalam penelitian ini adalah : pertama keluar.

64
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk dipergudangkan. Tenggang waktu ini
dilakukan untuk memberikan kesempatan
Sumber stok beras di pergudangan untuk merangkum segala kegiatan dan
Perum BULOG diperoleh dari berbagai melakukan pembersihan gudang.
daerah seperti dari daerah Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tengah sendiri. Wilayah Sulawesi Tabel 1. Jumlah Pemesanan Ekonomis
Tengah diperoleh dari daerah Pantai Timur, Stok Beras Pergudangan Perum
Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi. BULOG Kota Palu Tahun 2012.
Pergudangan Perum BULOG memperoleh Data Satuan Nilai
stok berasnya dari berbagai gudang di Biaya simpan Rp/Kg 1,38
masing-masing daerah dan juga langsung Biaya pesan/Kg Rp/Kg 6.900
dari petani, dengan jumlah yang berfluktuasi. EOQ Kg 152.078,88
Rata-rata jumlah stok beras pada Tahun 2012 Frekuensi Kali 15
dari bulan Januari sampai dengan bulan Selang Waktu Hari 7
Desember sebanyak 2.312.798,58 Kg dengan Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013.
harga per kilogramnya Rp.6.900,- (Lampiran 1). Berdasarkan hasil wawancara dengan
Beras yang dibeli pada petani atau pedagang kepala gudang memperkirakan pengadaan
pengumpul ialah beras dengan tipe medium, maksimum sebanyak 1.500.000 Kg untuk
dimana memiliki ketentuan berapa persen sebulan dengan pemakaian rata-rata sebesar
patah, kadar air, dan kotoran. 578.199,75 Kg, maka safety stock sebesar
Perusahaan selalu ingin mencari 921.800,25 Kg sebagai persediaan pengaman
penggunaan bahan baku atau stok yang paling pergudangan. Sebelum pergudangan Perum
ekonomis. Economc Order Quantity (EOQ) BULOG melakukan pemesanan kembali,
merupakan penentuan jumlah barang yang gudang harus mememiliki ketersediaan stok
harus dipesan untuk memenuhi permintaan sebesar 921.800,25 Kg agar tidak terjadi
yang diproyeksikan, dengan biaya persediaan kekurangan stok pada pergudangan Pergudangan
yang diminimalkan. Berdasarkan hasil wawancara, Perum BULOG juga melakukan persediaan
diperoleh bahwa pergudangan Perum BULOG stok untuk 4 bulan mendatang agar menghindari
menentukan penyediaan stok beras per terjadinya fluktuasi harga dan bencana alam.
periode sebesar 27.753.583 Kg/tahun dengan Keterlambatan pemesanan stok beras
biaya pemesanan dihitung berdasarkan harga akan memberikan dampak negatif yang cukup
perkilogramnya, yaitu Rp.6.900,- dimana besar pada pergudangan sehingga stok di
Rp.6.600,- merupakan HPP yang ditentukan pergudangan akan habis. Pembelian atau
oleh pemerintah dan Rp.300,- merupakan pemesanan kembali stok beras tidak menunggu
biaya angkut. Biaya penyimpanannya diukur sampai persediaan stok beras di pergudangan
dari per kilogram yang disimpan pada habis, karena untuk mengantisipasi jika
pergudangan, sehingga biaya penyimpanannya terjadinya fluktuasi harga dan terjadinya
per kilogram sebesar Rp.1,38,-. Jumlah barang bencana alam.
yang paling ekonomis dilakukan oleh Berdasarkan hasil wawancara dengan
pergudangan Perum BULOG yaitu sebanyak kepala gudang Perum BULOG Kota Palu,
152.078,88 Kg stok beras dengan frekuensi dapat diperoleh informasi bahwa penetapan
pemesanan sebanyak 15 kali Dapat juga tenggang waktu pemesanan selama 1 minggu
dilihat pada Tabel 1. dan persediaan pengaman sebanyak 921.800,25
Barang yang di pesan belum tentu Kg, maka pemesanan kembali untuk stok
akan datang saat itu juga, pasti terdapat beras yaitu sebanyak 1.500.000 Kg beras,
tenggangwaktu dari pemesanan hingga barang hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar
yang di pesan tiba (Lead Time). Pergudangan stok beras di pergudangan tidak sampai habis.
Perum BULOG menentukan tenggang waktu Biaya merupakan pengeluaran yang
pemesanan kembali stok beras selama 1 harus dilakukan dalam pengadaan dan
minggu sebelum kedatangan stok beras penyimpanan stok di pergudangan. Setiap

65
perusahaan menginginkan penggunaan /Kg. Harga tersebut merupakan harga yang
biaya yang sekecilnya selama pengadaan di tentukan oleh kementerian keuangan
maupun penyimpanan stok di pergudangan. sesuai dengan UU No.4 Tahun 2012 tentang
Berdasarkan hasil wawancara, dari APBN TA 2012 peraturan menteri keuangan
total biaya pemesanan ditambah dengan nomor 5-6/MK.2/2012 yang menyatakan
total biaya penyimpanan, maka biaya total bahwa HPB pemerintah kepada Perum BULOG
yang harus dikeluarkan oleh pergudangan sebesar Rp 6.558/Kg dan HPB pemerintah
Perum BULOG untuk persediaan stok adalah kepada Perum BULOG sebesar Rp.7.500/Kg
sebesar Rp.209.814,42,-. Perhitungan tersebut untuk distribusi, hal tersebut di sebabkan
menunjukkan, besar kecilnya biaya yang karena Perum BULOG merupakan perusahaan
dikeluarkan oleh pergudangan Perum yang bergerak dalam skala yang besar
BULOG akan mempengaruhi pengadaan (skala makro), dari harga tersebut maka
maupun penyimpanan stok beras pada dapat menutupi kekurangan pada cabang-
pergudangan. cabang yang terletak di daerah lain, dalam
Menurut hasil wawancara yang hal ini biaya-biaya. Pemerintah mensubsidi
dilakukan, pembelian yang dilakukan dalam untuk raskin dari harga awal Rp.7.500,-/Kg
kurun waktu satu tahun, yaitu pada tahun menjadi Rp.1.600,-/Kg. Dengan total biaya
2012 sebanyak 27.753.583 Kg dengan harga sebanyak Rp.201.511.312.500. Akhir tahun
yang dibeli kepada petani ialah Rp.6.900,- 2012, terdapat persediaan yang tersisa sebanyak
/Kg, dimana Rp.6.600,-/Kg merupakan HPB 885.408 Kg dengan harga Rp.7.500,- sehingga
yang ditentukan oleh pemerintah dan total biaya yang juga merupakan harga pokok
Rp.300,-/Kg merupakan biaya untuk pengiriman. untuk penjualan stok ialah Rp 6.640.560.000,-
Pengeluaran di tahun 2012 sebanyak 26.868.175 , hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
dengan harga yang dijualkan sebesar Rp.7.500,-
Tabel 2. Rincian Perhitungan Metode FIFO Pada Pergudangan Beras Perum BULOG Kota
Palu Tahun 2012
Data Unit (Kg) Harga/Unit (Rp/Kg) Total (Rp)
Pembelian 27.753.583 6.900 190.851.633.438
Pengeluaran 26.868.175 7.500 201.511.312.500
Persediaan Akhir 885.408 7.500 6.640.560.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013
Perusahaan pasti memiliki peraturan- akan stok yang banyak, karena mereka tidak
Peraturan yang telah ditetapkan, dari bisa menjangkau jika mendatangi satu-persatu
peraturan-peraturan tersebut menghasilkan petani yang ada. Bagan alur pengadaan dapat
kebijakan bagi perusahaan itu sendiri, sehingga dilihat pada Gambar 1.
perusahaan dapat berjalan dengan semestinya. Bagan Alur Pengadaan
Menurut hasil wawancara, dapat dilihat
beberapa kebijakan yang telah ditetapkan KANPUS PERUM BULOG
dalam Perum BULOG ialah penyedia beras
bagi masyarakat miskin, pengendalian stok
beras, pembelian gabah dari petani, impor beras, DIVRE/SUB DIVRE
stabilisasi harga dan kemandirian pangan.
Menurut hasil wawancara dengan PEDAGANG
kepala pergudangan Perum BULOG Kota MITRA KERJA
PENGUMPUL
Palu, bahwa mereka membeli persediaan
stok pergudangan dari pedagang pengumpul. GUDANG
Pembelian tersebut dilakukan karena mempermudah
Perum BULOG dalam menjangkau kebutuhan Gambar 1. Bagan Alur Pengadaan

66
Melihat bagan alur pengadaan pada Kg, maka penyediaan stok yang paling
Gambar 1, dapat diketahui bahwa Perum ekonomis adalah sebesar 152.078,88 Kg
BULOG telah memiliki mitra kerja, sehingga untuk memenuhi kebutuhan stok beras di
pergudangan Kota Palu dengan frekuensi
Perum BULOG melakukan kontrak terikat
sebanyak 15 kali dengan total dalam 1 bulan
dan kontrak putus. Kontrak terikat dan
adalah 2.281.183,20 Kg dan lead time selama
kontrak putus dimaksudkan ialah kesepakatan 1 minggu, Pergudangan Perum BULOG
kontrak antara Perum BULOG dengan mitra menggunakan metode First In First Out
kerja mereka. (FIFO), dimana stok yang pertama masuk
Pembelian beras ialah tidak langsung merupakan stok yang pertama keluar.
dari petani itu sendiri, melainkan dengan Metode tersebut dapat melihat pembelian,
mitra kerja mereka. Sebelum dari mitra pengeluaran dan total biaya dari pembelian
kerja, beras tersebut berawal dari petani dan pengeluaran. Kebijakan penyediaan beras
kemudian ke pedagang pengumpul, ketika pergudangan Perum BULOG di Kota Palu,
beras sampai ke pedagang pengumpul, mitra tidak berjalan sesuai dengan peraturan.
kerja membeli beras dari pedagang pengumpul Kenyataannya, beras tidak di beli langsung
tersebut dan langsung dijual ke BULOG. dari petani. Tetapi dari pedagang pengumpul
Harga beli beras dari petani ke pedagang melalu mitra kerja, sehingga petani merasa
pengumpul ialah sebesar Rp.5.000,- per dirugikan.
kilogramnya. Harga yang ditetapkan oleh Hal-hal yang dapat disarankan baik
Perum BULOG untuk membeli beras dari untuk pihak pergudangan Perum BULOG
mitra kerjanya sebesar Rp.6.900,-. Harga tersebut maupun pihak yang terkait dalam kebijakan
merupakan ketentuan dari kementrian keuangan. ketersediaan stok beras yakni, Perum BULOG
perlu menerapkan perhitungan yang terdapat
KESIMPULAN pada pembahasan, hal tersebut merupakan
perhitungan yang paling efisien untuk
Berdasarkan uraian pada hasil dan
pembahasan, maka penelitian ini menyimpulkan pemesanan stok beras. Perum BULOG membeli
beberapa hal yaitu, Rata-rata jumlah ketersediaan beras mereka langsung kepada petani agar
stok beras pada pergudangan sebanyak petani padi sawah tidak merasa dirugikan
2.312.798,58 Kg, maka kebutuhan beras di akibat berfluktuasinya harga beras di tingkat
gudang masih sangat minim jika di lihat dari pedagang pengumpul. Petani lebih menguatkan
masing-masing kapasitas 3.500.000 Kg per kelompok tani mereka dengan memperbaiki
satu gudang. Harga per kilogramnya sebesar kualitas beras, sehingga beras yang dihasilkan
Rp.6.900,- dengan biaya simpan per kilogramnya oleh petani dapat kembali dibeli oleh BULOG.
sebanyak Rp1,38,- sehingga jumlah rata-rata
ketersediaan stok beras sebesar 2.312.798,58

DAFTAR PUSTAKA

Alicia, 2011. Pengendalian Persediaan Bahan Baku. http://koleksi-skripsi. blogspot.


com/2011/04/pengendalian-persediaan-bahan-baku.html. Di Akses pada Tanggal 14 Desember 2012.

Fahmi Irham. 2011. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi “MANAJEMEN PERSEDIAAN” jilid 1.
Penerbit Alfabeta, Bandung.

Kementrian Perdagangan Repuplik Indonesia, 2012. Kebutuhan Pangan Negara Indonesia.


http://Randy.blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2012.

67
Pujihastuti E. 2008. Analisis Kebijakan Perusahaan Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku. Dalam
Jurnal Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor,
2008.

Rosmiati. 2012. Analisis Persediaan Bahan Baku Keripik Sukun Dengan Pendekatan Economic Order
Quantity (Studi Kasus: Industry Rumah Tangga Citra Lestari Production). Dalam Skripsi Program
Studi Agribisnis fakultas Pertanian Universitas Tadulako, 2012.

68

You might also like