You are on page 1of 9

Model Manajemen Rantai Pasok di Sentra Produksi Labu Kuning Jawa

Timur (penulisan huruf kapital hanya di awal kalimat)

Supply Chain Management Model at Pumpkin Production Center in East Java

Haryono1), E Siswati2), I Eprilliati3), Indra P P Salmon4*) Penulisan nama harus lengkap,


jangan disingkat.
Departmen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan
1
Bisnis, Universitas Bhayangkara, Surabaya, Indonesia (Huruf
TImes new Roman ukuran, 11, rata tengah, scale 100%, )
Departmen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
2
Universitas Bhayangkara, Surabaya, Indonesia
Departmen Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Hasil
3
Pertanian, Universitas Widya Mandala, Surabaya, Indonesia
Departmen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
4
Politik, Universitas Bhayangkara, Surabaya, Indonesia
*email: indrapratamaps29@gmail.com
ABSTRACT
1 Enter, Mohon yang lain disesuaikan juga
This study is based on the need to make pumpkin as an alternative in food diversification
through the role of business people. The initial strategy is to approach mapping the actors in the
pumpkin agriculture sector from upstream to downstream. This research uses qualitative
methods and participatory approaches. Data collection is done through in-depth interviews,
observation, and study of documents and data. The results showed that the management of the
pumpkin supply chain in East Java had a structure, mechanism and institutional pattern. The
existing structure was formed through the role of 9 (nine) business operators in the pumpkin
agriculture sector. Information flow occurs in two directions in the form of information on the
quality and quantity of pumpkin harvested, the market price of pumpkin. previous collaboration
experience, as well as products that have been produced from pumpkin, pumpkin distribution
schedule, and product innovations that have been produced from pumpkin harvest. Financial
flow is carried out in the form of cash and credit between business actors. For product flow,
namely in the form of fresh pumpkin products to semi-processed processed products such as
pumpkin chips and pumpkin flour. Based on supply chain flow patterns, the interwoven
relationships that occur are vertically/horizontally as well as trade and partnership patterns.
Keywords: Pumpkin, Supply Chain Management, Food Diversification (huruf kecil, diurutkan
abjad a-z)

ABSTRAK
Kajian ini memiliki latar belakang berupa kebutuhan menjadikan labu kuning sebagai
salah satu alternatif dalam diversikasi pangan melalui peran pelaku bisnis. Strategi awal yang
dilakukan yakni dengan melakukan pendekatan memetakan pelaku di sektor pertanian labu
kuning dari hulu hingga ke hilir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan
partisipatori. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan kajian
dokumen dan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola rantai pasokan labu kuning
di Jawa Timur memiliki bentuk struktur, mekanisme, dan pola kelembagaan. Struktur yang ada

1
terbentuk melalui peran 9 (sembilan) pelaku usaha di sektor pertanian labu kuning. Aliran
informasi terjadi secara 2 arah dalam bentuk informasi mutu dan jumlah hasil labu kuning yang
dipanen, harga pasaran dari labu kuning. pengalaman kerjasama sebelumnya, serta produk-
produk yang telah dihasilkan dari labu kuning, jadwal distribusi labu kuning, serta inovasi
produk-produk yang telah dihasilkan dari labu kuning hasil panen. Aliran finansial dilakukan
dalam bentuk tunai dan kredit antar pelaku usaha. Untuk aliran produk yakni dalam bentuk
produk segar labu kuning hingga produk olahan setengah jadi seperti chips labu kuning dan
tepung labu kuning. Berdasarkan pola aliran rantai pasok, jalinan hubungan yang terjadi yakni
secara vertikal/horizontal, serta; jalinan kelembagaan antar pelaku usaha sektor labu kuning yang
berbentuk pola perdagangan dan kemitraan.
Kata kunci: Labu Kuning, Rantai Pasok, Diversifikasi Pangan (huruf kecil, diurutkan abjad a-z)
Pengiriman artikel dengan format 1 kolom saja, tidak perlu 2 kolom

PENDAHULUAN diingat bahwasannya permintaan labu


Berdasarkan data Departemen kuning selalu ada hampir setiap hari yang
Pertanian RI dan Badan Pusat Statistik, mengharuskan terjaminnya ketersediaan
produksi labu kuning nasional mencapai baik itu dari segi kuantitas maupun kualitas.
428,197 ton dengan angka panen 20-21 ton Namun apabila ketersediaan labu kuning
per hektar dan tingkat konsumsi yang rendah melebihi dari jumlah permintaan, maka akan
berkisar kurang dari 5 kg per kapita per berakibat pula pada segi harga yang relatif
tahun (BPS, 2012). Untuk pengolahan, akan menurun sesuai hukum permintaan.
belum ada teknologi modern yang mampu Angka produksi labu kuning di
mengolah labu kuning sebagai produk tahan Indonesia lebih besar dibandingkan tingkat
lama, labu kuning sejauh ini hanya diolah konsumsi. Tetapi harus diperhatikan bahwa
melalui teknik yang masih tradisional hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan
menjadi makanan seperti kolak, wajit, dodol masyarakat tentang manfaat nilai gizi
atau jenang, manisan, atau hanya dikukus (Wahyuni, Ansharullah dan Faradilla, 2018);
saja (Santoso, Basito dan Muhamad, 2013). masih menggantungkan pangan pokok beras
Jarak awal paragraf, 1 cm saja (Julianto & Sumiati, 2017); atau bahkan
Labu kuning memang bukan belum adanya perhitungan proporsionalitas
komoditas pokok pangan yang sering kewilayahan mengenai keseimbangan rantai
dijadikan unggulan ataupun tolak ukur pasok kebutuhan labu kuning dengan angka
nasional dalam fluktuasi harga tanaman produksi. Jawa Timur yang pada dasarnya
pangan pokok umbi-umbian atau palawija. memiliki beberapa wilayah dengan potensi
Mengingat masih ada beras (engan berbagai pertanian labu kuning seperti Banyuwangi,
varian), terigu, dan jagung yang seringkali Ngawi, Malang, Magetan, Madiun,
mengalami fluktuasi harga yang cukup Bojonegoro, Jombang, dan Lumajang serta
tajam pada waktu tertentu terlebih berpotensi dalam diversifikasi pangan
menjelang hari raya atau krisis tertentu. alternatif selain beras di Jawa Timur. Hal ini
Tetapi karena atas dasar tersebut, maka labu mengingat Jawa Timur berkontribusi kurang
kuning menjadi salah satu komoditas yang lebih 35% dari jumlah kebutuhan beras
belum mendapat perlindungan harga dari nasional, sementara terjadi permasalahan
pemerintah dan masih berpatokan pada lain berupa pertambahan jumlah penduduk
pasokan dari petani sehingga pada saat saat dan penyusutan lahan pertanian pangan
tertentu mengalami penurunan harga yang pokok. Perlunya pemetaan dalam
sampai pada titik terendah. Padahal perlu manajemen rantai pasok (supply chain

2
management) produksi labu kuning adalah di sentra produksi pertanian labu kuning
untuk memproyeksikan rencana pasar di diantaranya di Banyuwangi, Ngawi, Malang,
setiap wilayah penghasil produk labu Magetan, Madiun, Bojonegoro, Jombang,
kuning. Selain itu juga bertujuan untuk dan Lumajang. Penentuan responden dalam
memberikan kontribusi tata kelola produk peneliatian ini adalah dari berbagai usaha
(pangan) yang lebih modern dan terkait dalam manajemen produksi labu
menekankan pada keunggulan kompetitif kuning yang saling terkait, pendukung,
produk (Fawcett, Ellram dan Ogden, 2007; ataupun yang sejenisnya. Unit analisis
Jayaratne, Styger dan Perera, 2012). penelitian yang terdiri dari masyarakat
Dikaitkan dengan potensi manfaat nilai, petani labu kuning di Provinsi Jawa Timur
proyeksi pasar (margin keuntungan), dan yang merupakan sentra produksi labu
mampu mengisi diversifikasi pangan di kuning (unit analisis utama), dan;
setiap wilayah, maka penting riset ini untuk pedagang/pengepul, asosiasi tani dan usaha
dilaksanakan. labu kuning, serta supplier labu kuning (unit
analisis pendukung).
METODE PELAKSANAAN
Riset ini dilakukan untuk menyusun
desain model manajemen produksi labu
kuning dalam upaya menghitung
ketersediaan pasokan (supply) labu kuning
Contoh
dan meningkatkan daya tawar (bargaining)
Alat
petani. Untuk cakupan riset, yakni seluruh
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
subsistem dalam sistem perencanaan
yakni kamera dan sound recording untuk
produksi labu kuning, yang meliputi:
mengambil bahan berupa dokumentasi
pengadaan agro-input, proses produksi,
kegiatan dan hasil wawancara dengan
industri pengolahan, dan pemasarannya.
narasumber di lapangan.
Riset selanjutnya menelaah orientasi
Bahan
permintaan (demand), analisis poteni pasar
Bahan yang digunakan untuk menulis
labu kuning, dan studi kelayakan pertanian
manuskrip ini berupa hasil dokumentasi
labu kuning. Kajian tersebut sangat
lapangan, hasil rekaman wawancara
menentukan keberhasilan sistem
narasumber, dan kompilasi data-data
perencanaan produksi labu kuning. Lokasi
(akademik dan kebijakan) berkaitan dengan
penelitian dilakukan di sentra produksi labu
topik penelitian labu kuning dan rantai
kuning di Jawa Timur yang memiliki
pasok labu kuning.
keadaan iklim dan lahan pertanian yang
Metode
mendukung untuk subsektor tanaman
Metode dalam penelitian dan penulisan
pangan khususnya komoditas labu kuning,
manuskrip ini adalah kualitatif analitis.
yang dalam penelitian ini akan didesain
sebuah model perencanaan produksi labu
HASIL DAN PEMBAHASAN
kuning, dengan menggunakan pendekatan
Angka Produksi Labu Kuning di Jawa
dinamika sistem, sehingga diharapkan dapat
Timur dan Kawasan Potensial
diterapkan di sentra Produksi Jawa Timur.
Penelitian Ini dilakukan dari bulan (penulisan huruf kapital hanya di
Juli 2019 sampai dengan bulan Maret 2020. awal kalimat)
Subjek peneliatian ini adalah model Provinsi Jawa Timur memiliki 38
pemodelan manajemen produksi labu kuning kabupaten/kota yang beberapa di antaranya
berpotensi sebagai kawasan penghasil labu

3
kuning. Sebagai salah satu provinsi 259.018 ton. Angka tersebut adalah
produsen tertinggi di Indonesia, Jawa Timur kumpulan dari beberapa wilayah potensial di
memiliki beberapa titik lokasi utama untuk antaranya Kabupaten Banyuwangi,
produk pertanian labu kuning dan produk Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten
olahan labu kuning. Untuk pengembangan Jombang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten
sendiri, labu kuning di Jawa Timur pada Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten
dasarnya terdiri dari beberapa jenis varian Malang, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten
yang dibudidayakan seperti labu kuning Sumenep serta beberapa wilayah lainnya.
jenis lokal (beberapa wilayah menyebutnya Sumber yang kami lansir dari Antara Jatim
labu bokor atau labu parang) yang secara mencatat bahwa harga per kilo labu kuning
umum merupakan varian sebagian besar lokal sebesar Rp.2500,00 untuk pembelian
labu kuning di Jawa Timur, dan varian langsung ke petani lokal di Jawa Timur
tertentu seperti labu madu atau labu botol (Siswowidodo, 2020). Jika menggunakan
yang banyak terdapat di Kabupaten Kediri patokan tersebut, maka potensi panen tahun
dan labu jenis kabocha atau labu golden 2018 yakni sebesar Rp. 647.545.000,00
mama (labu jepang) yang terdapat di untuk pendapatan petani lokal di Jawa
Kabupaten Magetan. Labu kuning jenis Timur. Pada tahun yang sama, angka
lokal sendiri banyak dibudidayakan oleh produksi komoditi labu kuning (yang
masyarakat petani di Jawa Timur baik mencapai 259.018 ton) masih jauh lebih
sebagai tanaman utama atau tanaman rendah jika dibandingkan dengan komoditi
tumpangsari (selingan) untuk tanaman tanaman pangan sejenis seperti seperti ubi
lainnya. kayu sejumlah 2.551.840 ton, tetapi sedikit
lebih banyak dibandingkan dengan ubi jalar
Tabel 1. Indikator Luas Panen, Produksi, sejumlah 257.414 ton di Jawa Timur
dan Produktivitas Budidaya (Kementan RI, 2020). Artinya bahwa labu
Tanaman Labu Kuning di Jawa kuning di Jawa Timur sangat berpeluang
Timur 2016-2018 (Jenis dalam mengisi salah satu komponen dalam
Lokal/Bokor/Parang) (justify) diversifikasi tanaman pangan pokok.
(penulisan huruf kapital Pemetaan kawasan potensial berkaitan
hanya di awal kalimat) dengan perhitungan kuantitas produk
Jawa Timur
Satua Tahun Lokasi pertanian labu kuning sebagai bahan baku
n 2016 2017 2018 Potensial
Luas Panen Ha 801 329 365 Banyuwangi
pengembangan dan mengetahui aliran rantai
Produksi Ton 210.67 230.06 259.01 , pasokan. Pemahaman terhadap alur rantai
4 3 8 Bojonegoro,
Produktivita Ku/Ha 201 701 710 Jombang, pasok di Jawa Timur juga bertujuan untuk
Lumajang,
s
Madiun, melihat letak efisiensi dalam pasokan labu
Magetan,
Malang,
kuning di Jawa Timur. Pelaku dari aktivitas
Ngawi, dan sistem rantai pasok labu kuning terdiri dari
Sumenep
dua sistem rantai pasok yaitu sistem rantai
Sumber. Dirjen Hortikultura Kementan RI
pasok untuk komoditas makanan dan bahan
(2019); Media Center Bojonegoro (2016);
baku industri kimia/obat-obatan. Untuk
Safuan (2019); Sukmana (2017); Ren &
pelaku sendiri secara garis besar terdiri dari:
Esha (2012) (justify)

Data dari Direktorat Jendral


Hortikultura Kementan RI tentang produksi
labu kuning di Jawa Timur pada 2018
mencatat bahwa angka produksi mencapai

4
yang efisien. Tata kelola ini
membentuk pola dalam aliran
produk, informasi, dan keuangan di
rantai pasokan labu kuning. Tata
kelola oleh kelompok petani beserta
pelaku lainnya dalam mata rantai
akan menghasilkan mekanisme dan
pola kelembagaan yang dipilih oleh
1. Petani Labu Kuning (Waluh) para pelaku dalam sistem rantai
a. Masyarakat lokal di wilayah setempat, pasokan labu kuning di Jawa Timur.
dengan pengalaman bertani (khusus labu Terdapat 9 (sembilan) anggota mata
kuning) rata-rata 8 tahun ke atas; rantai yang terlibat dalam rantai
b. Usia masyarakat petani labu kuning rata-rata pasokan labu kuning di Jawa Timur;
45 tahun;
c. Memiliki jumlah anggota keluarga rata-rata
4-6 orang dalam satu atap;
d. Tingkat pendidikan rata-rata tamatan SLTA;
e. Pekerjaan utama bertani dan beternak
(kerbau, sapi, kambing).
2. Pedagang/Pengepul, dan; Asosiasi
Tani/Usaha Labu Kuning (Waluh)
a. Masyarakat lokal di wilayah setempat,
dengan pengalaman usaha labu kuning rata-
rata 10 tahun ke atas;
b. Usia bervariasi (>35 tahun);
c. Memiliki jumlah anggota keluarga rata-rata Gambar 1. Aliran Rantai Pasok Labu
6 orang dalam satu atap;
Kuning (Waluh) (penulisan huruf
d. Tingkat pendidikan rata-rata tamatan SLTA;
e. Pekerjaan utama memiliki usaha pertanian kapital hanya di awal kalimat)
dan petani. Sumber. Analisis & Observasi (2019)
3. Supplier Labu Kuning (Waluh) (penulisan huruf kapital hanya di
a. Masyarakat di luar wilayah setempat; awal kalimat)
b. Memiliki pengalaman usaha sebagai
distributor produk pertanian (bervariasi) Aliran informasi yang terjadi
selama lebih dari 15 tahun; pada rantai pasok pertanian dan
c. Usia sangat berpengalaman dalam dunia produk labu kuning terbagi menjadi
usaha (>50 tahun); 2 yakni internal dan eksternal. Aliran
d. Memiliki akses usaha baik luar kota, luar informasi internal terjadi di lingkup
daerah, atau luar negeri. sesama petani labu kuning yang
tergabung dalam kelompok tani labu
Aliran Rantai Pasok Labu Kuning kuning dalam bentuk:
(penulisan huruf kapital hanya di a. Informasi dan sharing benih unggul;
awal kalimat) b. Pengolahan dan perawatan lahan tanah;
Tata kelola sistem rantai pasok c. Pemilihan bibit/benih tanaman unggulan;
dari produksi labu kuning di Jawa d. Teknik dan metode pembudidayaan tanaman
Timur dilaksanakan untuk labu kuning, dan;
menciptakan sistem rantai pasokan
5
e. Strategi penanggulangan hama dan atau dengan bantuan sarana telekomunikasi
peningkatan produktivitas tanaman (telepon seluler dan media sosial);
(Observasi, 2020); Interaksi dengan penyediaan
Sementara itu, aliran informasi informasi, kerjasama, dan semakin cepat
eksternal terbagi atas 7 aliran informasi berlangsungnya interaksi antar pelaku dalam
namun dalam kajian ini terbatas pada 3 manajemen rantai pasok labu kuning
aliran informasi yakni; memiliki urgensi yang sangat signifikan,
a. Petani dengan pedagang/pengepul labu terutama dalam konteks kelancaran pasokan
kuning (waluh), pengirim langsung, dan (supply) dan permintaan (demand). Hal ini
pedagang (pasar). Aliran informasi berisi disebabkan karena kinerja rantai pasokan
seputar mutu dan jumlah hasil labu kuning pada dasarnya sangat bergantung pada aspek
yang dipanen dan harga pasaran dari labu berbagi informasi dan kolaborasi antar
kuning. Petani beserta pedagang/pengepul pelaku dalam manajemen rantai pasok
labu kuning (waluh), pengirim langsung, (Montoya-Torres & Ortiz-Vargas, 2014; Wu
dan pedagang (pasar) melakukan et al., 2014). Penggunaan sarana
komunikasi dan berbagi informasi melalui telekomunikasi dan media online juga
interaksi secara langsung atau dengan sangat berdampak pada perputaran
bantuan sarana telekomunikasi (telepon informasi, menunjukkan adanya mekanisme
seluler dan media sosial); peran koordinasi, peningkatan efektivitas
b. Petani dengan asosiasi tani/usaha labu perputaran materiil, informasi, dan finansial
kuning (waluh) dan perusahaan. Aliran (Sahin & Robinson, 2007). Dengan kata lain
informasi berisi seputar mutu dan jumlah jika petani dan pelaku usaha lainnya dalam
hasil labu kuning yang dipanen, harga mekanisme rantai pasok menginginkan
pasaran dari labu kuning, pengalaman keberhasilan dalam kelancaran pasokan
kerjasama sebelumnya, serta produk-produk (supply) dan permintaan (demand), maka
yang telah dihasilkan dari labu kuning hasil mereka harus meningkatkan komponen-
panen. Petani beserta asosiasi tani/usaha komponen informasi, kolaborasi, dan sistem
labu kuning (waluh) melakukan komunikasi perputaran informasi.
dan berbagi informasi melalui interaksi Aliran distribusi produk labu kuning
secara langsung atau dengan bantuan sarana dilakukan dalam kondisi segar. Pasca petani
telekomunikasi (telepon seluler dan media labu kuning memanen hasil, labu kuning
sosial); kemudian didistribusikan ke beberapa
c. Petani dengan supplier (penyuplai) labu kelompok dan lembaga yang memasarkan
kuning (waluh) dan industri pengolah labu labu kuning seperti pedagang/pengepul labu
kuning. Aliran informasi berisi seputar mutu kuning, asosiasi tani/usaha labu kuning
dan jumlah hasil labu kuning yang dipanen, (waluh), dan supplier (penyuplai) labu
jumlah pasokan, jadwal distribusi labu kuning (waluh). Untuk pedagang/pengepul
kuning, harga pasaran dari labu kuning, labu kuning, pemasaran dilakukan melalui 2
pengalaman kerjasama sebelumnya, serta jalur yakni: a) pengiriman langsung ke
inovasi produk-produk yang telah dihasilkan pedagang lain (grosir/eceran), dan; b)
dari labu kuning hasil panen. Petani beserta melalui pedagang pasar lalu ke konsumen
supplier (penyuplai) labu kuning (waluh) akhir. Untuk asosiasi tani/usaha labu kuning
dan industri pengolah labu kuning (waluh) kuning kemudian disortir lalu
melakukan komunikasi dan berbagi dikirim menuju perusahaan (pabrik) yang
informasi melalui interaksi secara langsung telah dikemas dalam ukuran tertentu dan
didistribusikan menggunakan angkutan truk

6
berkapasitas minimal 5 ton. Untuk supplier bentuk upaya petani dalam siklus rantai
(penyuplai) labu kuning (waluh) produk pasok yang berdampak terhadap
masuk ke industri pengolah labu kuning peningkatan daya tawar. Secara tidak
sebagai bahan makanan dan sebagainya. langsung, petani labu kuning memiliki
Labu kuning disortir atau telah berubah keunggulan kompetitif berkaitan dengan
bentuk menjadi chips (keripik) atau tepung produk yang dimiliki yakni labu kuning.
untuk kemudian diolah menjadi produk Dalam konteks ini, terjadi 2 siklus yakni: a)
lainnya. share role (pembagian peran), berupa peran
menghasilkan produk yang dilakukan oleh
petani labu kuning dan peran pemasaran,
distribusi, dan pemetaan pasar secara
Tabel 2. Aliran Finansial Pasokan Labu vertikal yang dilakukan oleh asosiasi
Kuning tani/usaha labu kuning, dan supplier ke
No Aliran Finansial
Transaksi/
Pembayaran
perusahaan dan industri, dan; b) share
Kredit Tunai commodity benefit and value (pembagian
Pedagang/pengepul labu kuning (waluh) 
1
Petani labu kuning (waluh)
 - manfaat dan nilai komoditas), berupa
2
Asosiasi tani/usaha labu kuning (waluh) 
Petani labu kuning (waluh)
 - keuntungan materi yang didapatkan oleh
3
Supplier labu kuning (waluh)  Petani labu
-  semua pelaku dan jaringan yang memiliki
kuning (waluh)
4
Pedagang lain (grosir/eceran) 
- 
nilai investasi jangka panjang bagi pelaku
Pedagang/pengepul labu kuning (waluh)
Pedagang (pasar)  Pedagang/pengepul labu
bisnis labu kuning.
5 - 
kuning (waluh) Selain jalinan pasokan labu kuning
Konsumen labu kuning (waluh)  Pedagang
6
(pasar)
-  yang bersifat vertikal, jalinan juga dilakukan
7
Perusahaan  Asosiasi tani/usaha labu kuning
(waluh)
 - secara horizontal. Jalinan horizontal dalam
8
Industri pengolah labu kuning  Supplier labu
 - pasokan labu kuning dilakukan antara petani
kuning (waluh)
labu kuning dengan pedagang lain atau
Sumber. Hasil Lapangan dan Observasi
pengepul untuk kemudian dilanjutkan ke
(data primer, 2019)
pedagang lain (melalui pengiriman
langsung) dan konsumen (melalui pedagang
Aliran finansial terdiri dari
pasar). Untuk harga labu kuning, petani dan
komponen biaya pengeluaran dan margin
pelaku lainnya menyesuaikan harga dengan
keuntungan yang diterima oleh setiap pelaku
mekanisme pasar serta biaya pengeluaran
dalam lingkaran rantai pasok yang terlibat.
masing-masing pelaku. Labu kuning yang
Aliran keuangan berbentuk mata uang
dihasilkan di Jawa Timur hari ini telah
rupiah dari hilir ke hulu dalam rantai
masuk ke provinsi lainnya (seperti Jawa
pasokan labu kuning.
Tengah dan Pulau Bali) atau telah memasok
Mekanisme aliran pasokan labu
kawasan sekitar wilayah penghasil labu
kuning di Jawa Timur tergolong sebagai
kuning.
mekanisme modern. Hal tersebut dapat
Berdasarkan kedua jalinan yang
dilihat melalui adanya jalinan kemitraan
terbentuk, maka skema kelembagaan dalam
yang dibentuk melalui asosiasi tani/usaha
rantai pasok (supply chain) labu kuning
labu kuning yang kemudian dilanjutkan
terbagi atas 2 pola yakni:
menuju perusahaan. Mekanisme modern
a. Pola perdagangan secara umum, yakni
lainnya juga dapat dilihat melalui jalinan
melibatkan antara petani dengan pedagang
kemitraan antara petani dengan supplier
yang terjadi dalam bentuk keterikatan
labu kuning yang kemudian dilanjutkan ke
hutang atau menjadi pelanggan tetap. Dalam
industri pengolah labu kuning. Kedua
pola ini, tidak ada kontrak tertulis dan
jalinan kemitraan tersebut merupakan

7
mengandalkan kepercayaan satu sama lain, 2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
dan; Universitas Bhayangkara Surabaya (LPPM
b. Pola kemitraan, yang mana hal ini terjadi Ubhara Surabaya).
antara petani dengan asosiasi tani/usaha labu 3. PPUPIK Labu Kuning Universitas
kuning, dan supplier dengan menggunakan Bhayangkara Surabaya.
mekanisme kontrak dan kesepakatan tertulis
serta menerapkan periode tertentu dalam DAFTAR PUSTAKA
proses pembayaran, pasokan, dan
permintaan. 1. Jumlah pustaka jurnal hanya 5, mohon
ditambah 7 pustaka jurnal lagi 10 th
terakhir.
KESIMPULAN 2. Penulisan judul pustaka: huruf kapital
Tata kelola rantai pasokan labu hanya di awal kalimat saja.
kuning di Jawa Timur memiliki bentuk
struktur, mekanisme, dan pola kelembagaan. Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian
Struktur yang ada terbentuk melalui peran 9 Pertanian Republik Indonesia. (2019).
(sembilan) pelaku usaha di bidang pertanian Indikator Luas Panen, Produksi, dan
labu kuning antara lain petani labu kuning, Produktivitas Budidaya Tanaman
pedagang/pengepul labu kuning, asosiasi Labu Kuning di Jawa Timur 2016-
tani/usaha labu kuning, supplier labu 2018. Kementan RI. Retrieved from
kuning, industri pengolah labu kuning, http://aplikasi.pertanian.go.id/bdsp/in
perusahaan, pedagang lain (grosir dan dex.asp
eceran), hingga konsumen. Aliran informasi Fawcett, S. E., Ellram, L. M., & Ogden, J. A.
terjadi secara 2 arah dalam bentuk informasi (2007). Supply Chain Management:
mutu dan jumlah hasil labu kuning yang From Vision to Implementation.
dipanen, harga pasaran dari labu kuning. Harlow: Prentice Hall.
pengalaman kerjasama sebelumnya, serta Jayaratne. R., Styger, L., & Perera, N.
produk-produk yang telah dihasilkan dari (2012). ROLE OF SUPPLY CHAIN
labu kuning, jadwal distribusi labu kuning, MAPPING IN SUSTAINABLE
serta inovasi produk-produk yang telah SUPPLY CHAIN MANAGEMENT.
dihasilkan dari labu kuning hasil panen. Proceeding of 2nd International
Aliran finansial dilakukan dalam bentuk Conference on Management.
tunai dan kredit. Untuk aliran produk yakni Malaysia.
dalam bentuk produk segar labu kuning https://www.researchgate.net/publicat
hingga produk olahan setengah jadi seperti ion/326414905_ROLE_OF_SUPPLY
chips labu kuning dan tepung labu kuning. _CHAIN_MAPPING_IN_SUSTAIN
Berdasarkan pola aliran rantai pasok, jalinan ABLE_SUPPLY_CHAIN_MANAG
hubungan yang terjadi yakni secara EMENT
vertikal/horizontal serta pola perdagangan Julianto, R. P. D., & Sumiati, A. (2017).
dan kemitraan. IDENTIFIKASI LABU
NUSANTARA (Cucurbita Moschene
UCAPAN TERIMAKASIH Dutchene) SEBAGAI
1. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat DIVERSIFIKASI PANGAN
(DRPM) Kemenristekdikti. SUMBER KARBOHIDRAT. Junal
Hijau Cendekia, 2(1), 15-20.
https://ejournal.uniska-

8
kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia/ berbagai Jenis dan Konsentrasi Susu
article/view/16 terhadap Sifat Sensoris dan Sifat
Kementerian Pertanian RI. (2020). Data Lima Fisiokimia Puree Labu Kuning
Tahun Terakhir (Pertanian). (Cucurbita Moschata). Jurnal
Kementan RI. Retrieved from Teknosains Pangan, 2(3), 15-26.
https://www.pertanian.go.id/home/? Siswowidodo. (2020, Mei 17). Panen Labu
show=page&act=view&id=61 Kuning. ANTARA JATIM.
Media Center Bojonegoro. (2016). Petani https://jatim.antaranews.com/berita/3
Kedungadem Bojonegoro Beralih 82512/panen-labu-kuning
Tanam Waluh. Media Center Sukmana. A. (2017, Maret 6). Banyuwangi
Bojonegoro. Panen Raya Labu Kuning. TIMES
https://www.kanalbojonegoro.com/pe INDONESIA.
tani-kedungadem-bojonegoro-beralih- https://www.timesindonesia.co.id/rea
tanam-waluh/ d/news/143686/banyuwangi-panen-
Montoya-Torres, J. R., & Ortiz-Vargas, D. A. raya-labu-kuning
(2014). Collaboration and information Ren, & Esha. (2012). Sumenep Miliki
sharing in dyadic supply chains: A Potensi Tanaman Holtikultura dan
literature review over the period Biofarmaka. Pemerintah Kabupaten
2000-2012. Estudios Gerenciales, Sumenep.
30(133), 343-354. http://sumenepkab.go.id/berita/baca/s
https://doi.org/10.1016/j.estger.2014.0 umenep-miliki-potensi-tanaman-
5.006 holtikultura-dan-biofarmaka
Safuan, M. (2019, Agustus 15). Panen, Wahyuni, Y., Ansharullah, & Faradilla, R. H.
Warga Desa Kumpulrejo Gelar F. (2018). Development of Yellow
Festival Waluh. Blok Bojonegoro. Pumpkin Cream (Cucurbita moschata
http://blokbojonegoro.com/2019/08/1 Durch) Formulated Soy Beans
5/panen-warga-desa-kumpulrejo- (Glyicine max L. Merill) As
gelar-festival-waluh/?m=1 Functional Food. Jurnal Sains dan
Sahin, F., & Robinson, E.P. (2007). Flow Teknologi Pangan, 3(3), 1435-1447.
Coordination and Information Sharing Wu, I. L., Chuang, C. H., & Hsu, C. H.
in Supply Chains: Review, (2014). Information Sharing and
Implications, and Directions for Collaborative Behaviors in Enabling
Future Research. Decision Sciences, Supply Chain Performance: A Social
33(4), 505-536. Exchange Perspective. International
https://doi.org/10.1111/j.1540- Journal of Production Economics,
5915.2002.tb01654.x 148, 122-132.
Santoso, E. B, Basito, B., & Muhamad, D. R. https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2013.09.
A. (2013). Pengaruh penambahan 016

You might also like