You are on page 1of 12

ISSN Print : 2356-3222

LJTMU: Vol. 02, No. 01,


ISSN Online : 2407-3555
April 2015, (39-50)

http://ejournal-fst-unc.com/index.php/LJTMU

Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat terhadap Kekuatan Bending dan


Impak Komposit Polyester Berpenguat Serat Agave Cantula

Hendrikus Wona1), Kristomus Boimau1), Erich U. K. Maliwemu1)


1)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucipto, Penfui-Kupang NTT, Indonesia
Email: thom_boimau@yahoo.com

Abstract
The use of natural fibers as reinforcement material for natural fiber composite materials easily
available, cheap, many types and variations. One of the natural fibers that can be used as
reinforcement fiber composite is cantula agave plant leaves. In order to create a natural fiber
composite material which has good mechanical properties, it should be known factors that affect the
manufacture of the composite material. Factors that can affect the mechanical properties of the fiber
composite material is fiber orientation, fiber composition, fiber volume fraction and volume fraction
of the matrix. Fiber volume fraction is very large influence on the strength of the composite. This
study aimed to determine the effect of fiber volume fraction on the bending strength and impact
polymer composite reinforce cantula agave fiber with fiber volume fraction of 20%, 30% and 40%.
The results showed that the bending and impact strength increases with increasing fiber volume
fraction. Greatest bending obtained in the composite with 40% fiber volume fraction of 93.790 MPa
and the lowest in the composite fiber volume fraction of 20% of 59.160 MPa, whereas for impact
testing biggest impact on the composite with 40% fiber volume fraction of 0.159 Joules/mm2 and low
impact strength obtained in composite fiber volume fraction of 20% amounting to 0.113 Joules/mm2.
Keywords: Polyester Composite, volume fraction, Bending Strength, Toughness Impact

Serat alam sebagai filler komposit polimer


PENDAHULUAN
mulai banyak digunakan dalam bidang rekayasa
Perkembangan teknologi di dunia industri material. Penggunaan serat alam sebagai bahan
belakangan ini terlihat begitu pesat, baik di penguat material komposit karena serat alam
negara-negara maju maupun di negara-negara mudah didapat, harganya murah, jenis dan
yang sedang berkembang. Perkembangan variasinya banyak. Salah satu serat alam yang
teknologi industri ini juga berpengaruh terhadap dapat digunakan sebagai penguat komposit
pengembangan dibidang rekayasa material. adalah serat daun tanaman agave cantula. Serat
Berbagai upaya telah dilakukan oleh para jenis ini adalah serat alam yang berasal dari
peneliti untuk menciptakan dan ekstrasi daun tanaman agave cantula setelah
mengembangkan material baru yang lebih melewati proses pemisahan serat. Tanaman
efisien, kuat serta mampu bersaing dengan agave cantula ini banyak tumbuh liar yang
bahan material yang telah banyak digunakan tersebar luas di daerah beriklim tropis misalnya
seperti logam dan kayu. di Indonesia khususnya di Nusa Tenggara
Perkembangan teknologi material telah Timur. Pemanfaatan yang lebih jauh untuk serat
melahirkan suatu material jenis baru yang agave cantula ini adalah sebagai bahan baku
dibangun secara bertumpuk dari beberapa pembuatan komposit pengganti serat sintetik
penyusun. Material inilah yang disebut material yang telah banyak digunakan dalam dunia
komposit. Komposit terdiri atas beberapa industri maupun dalam kehidupan sehari-hari.
penyusun, salah satunya adalah serat. Banyak Agar dapat membuat suatu material
jenis serat yang mulai digunakan sebagai bahan komposit serat alam yang memiliki sifat
komposit, baik serat alam maupun serat sintetik. mekanik yang baik, maka harus diketahui
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

faktor-faktor yang berpengaruh dalam Struktur Komposit


pembuatan material komposit tersebut. Faktor-
Penguat (reinforcement)
faktor yang dapat mempengaruhi sifat mekanik
dari material komposit serat yaitu orientasi Penguat (reinforcement) berfungsi sebagai
serat, susunan serat, fraksi volume serat dan kerangka dari suatu komposit. Biasanya penguat
fraksi volume matriks. Dari faktor-faktor ini berupa serat, serpihan, partikel atau logam,
tersebut, fraksi volume serat adalah faktor yang yang memiliki fase diskontinyu. Berikut ini
paling berpengaruh terhadap kekuatan adalah beberapa macan reinforcement yang
komposit. paling banyak digunakan antara lain: fiber glass,
Melihat uraian di atas maka komposit asbestos, kertas, katun atau linen, serat alam,
yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah polyethylene, aramid dan lain-lain.
komposit berpenguat serat alam agave cantula Penguat dalam bahan komposit
dan orientasi serat pendek acak dengan judul mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
penelitian “pengaruh variasi fraksi volume serat - Sebagai unsur utama pada komposit
terhadap kekuatan bending dan impak komposit - Menentukan karakteristik bahan komposit,
polyester berpenguat serat agave cantula”. seperti kekuatan, kekakuan, dan sifat mekanik
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk lainnya
mengetahui seberapa besar pengaruh variasi - Menahan sebagian besar gaya yang bekerja
fraksi volume serat terhadap kekuatan bending pada material komposit
dan impak komposit. Manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini yaitu adanya material baru Matriks (resin)
dari serat alam yang memiliki struktur mekanik Matriks atau resin berfungsi untuk
yang bisa bersaing dengan material lain, dengan menjaga reinforcement agar tetap pada
menggunakan serat alam dapat menjadi bahan tempatnya di dalam struktur, membantu
pengganti komposit sintetik dan logam, untuk distribusi beban, melindungi penguat di dalam
pengembangan potensi pemanfaatan serat alam struktur, mengendalikan sifat elektrik dan kimia
yang tersedia berlimpah di Indonesia khususnya dari komposit, serta membawa regangan
di Nusa Tenggara Timur interlaminer.
Resin polyester adalah salah satu jenis
TINJAUAN PUSTAKA resin cair dengan viscositas rendah, mengeras
pada suhu kamar dengan penggunaan katalis
Pengertian Komposit tanpa menghasilkan gas sewaktu pengetesan
seperti banyak resin lainnya. Sifat resin ini kaku
Komposit adalah suatu material yang dan rapuh. Mengenai sifat termalnya, karena
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material mengandung monomer stiren, maka suhu
pembentuknya melalui campuran yang tidak deformasi thermal lebih rendah dari resin
homogen, dimana sifat mekanik dari masing- thermoset lainnya dan ketahanan panas jangka
masing material pembentuknya berbeda panjangnya kira-kira 110-1400C. Ketahanan
(Gibson, 1994). dingin adalah baik secara relatif. Sifat listriknya
Dalam pengertian lain komposit adalah lebih baik di antara resin thermoset. Mengenai
bahan struktural yang terdiri dari dua ketahanan kimianya, pada umumnya kuat
atau lebih gabungan konstituen yang terhadap asam kecuali asam pengoksid, tetapi
lemah terhadap alkali. Bila dimasukan ke dalam
digabungkan pada tingkat makroskopik air mendidih untuk waktu yang lama (300 jam),
dan tidak larut dalam satu sama lain. Salah bahan akan pecah dan retak-retak. Bahan ini
satu konstituen disebut penguat fase dan satu di mudah mengambang dalam pelarut, yang
mana itu tertanam disebut matriks. Bahan melarutkan polimer stiren. Kemampuan cuaca
penguat fase mungkin dalam bentuk serat, sangat baik. Tahan terhadap kelembapan dan
partikel atau serpih. Bahan fase matriks yang sinar ultraviolet bila dibiarkan di luar, tetapi
umumnya terus menerus (Kaw, 2006). sifat tembus cahaya permukaan rusak dalam

40
Hendrikus Wona, Kristomus Boimau, Erich U. K. Maliwemu, Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat terhadap
Kekuatan Bending dan Impak Komposit Polyester Berpenguat Serat Agave Cantula

vf
beberapa tahun. Vf =
vc
Penggunaan resin jenis ini dapat dilakukan
Dimana:
dari proses hand lay up sampai dengan proses
Vf = Fraksi volume serat (%)
yang kompleks yaitu dengan proses mekanik.
vf = Volume serat (cm3)
Resin ini banyak digunakan dalam aplikasi
vc = Volume komposit (cm3)
komposit pada dunia industri dengan
pertimbangan harga relatif murah, curing yang
Fraksi volume matriks (Vm)
tepat, warna jernih, kestabilan dimensional, dan vm
mudah penanganannya. Vm =
vc
Dimana:
Serat Alam Sebagai Bahan Komposit Vm = Fraksi volume matriks (%)
vm = Volume matriks (cm3)
Salah satu serat alam yang dapat vc = Volume komposit (cm3)
digunakan sebagai bahan komposit yaitu serat Dengan: V = 1 − V `
agave cantula. Serat jenis ini berasal dari
Karena: vc = vf + vm (2.4)
Tanaman nanas sabrang (Agave Cantula) yang
memiliki nama lain Agave Cantula Pengujian bending
Candalabrum, Agave Rumphi, atau Manila Untuk mengetahui kekuatan bending
Maguey ini merupakan tumbuhan yang hidup (kekuatan lengkung) suatu material dapat
tersebar luas di daerah-daerah yang beriklim dilakukan dengan pengujian bending (bending
kering atau tropis. Tanaman ini tumbuh liar atau test) terhadap material komposit tersebut.
ditanam sebagai tanaman pagar. Sebagaimana Kekuatan bending atau kekuatan lengkung
tanaman sejenisnya dalam keluarga Agaveceae, adalah tegangan bending terbesar yang dapat
Agave cantula tidak memiliki batang yang jelas, diterima akibat pembebanan luar tanpa
dan memiliki daun yang kaku dengan panjang mengalami deformasi yang besar atau
100-175 cm dengan duri di sepanjang tepi kegagalan. Besar kekuatan bending tergantung
daunya (Prasetyo, 2007). pada jenis material dan pembebanan. Akibat
pengujian bending, bagian atas spesimen
mengalami tekanan, sedangkan bagian bawah
akan mengalami tegangan tarik. Dalam material
komposit kekuatan tekannya lebih tinggi dari
pada kekuatan tariknya. Karena tidak mampu
menahan tegangan tarik yang diterima,
spesimen tersebut akan patah, hal tersebut
mengakibatkan kegagalan pada pengujian
komposit. Kekuatan bending pada sisi bagian
atas sama nilai dengan kekuatan bending pada
sisi bagian bawah.
Gambar 1 Tanaman dan serat agave cantula

Fraksi volume
Salah satu faktor yang sangat penting
dalam menentukan karakterikstik material
komposit adalah kandungan atau persentase
antara matriks dan serat. Sebelum melakukan
Gambar 2 Skema uji three point bending
proses pencetakan komposit, terlebih dahulu
dilakukan penghitungan mengenai fraksi (Sumber: Rusmiyatno, 2007)
volume serat (Vf), dan fraksi volume matriks
Pada perhitungan kekuatan bending
(Vm).
dengan metode three point bending ini,
Fraksi volume serat (Vf)

41
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

digunakan persamaan sebagai berikut Mb = Momen bending (Nmm)


(Rusmiyatno, 2007): P = Beban patah (N)
PL . 1 d L = Jarak antara titik tumpu (mm)
4 2
σb =
b.d1 12
12PLd Pengujian impak
σb =
8bd2 Prinsip pengujian impak ini adalah
3PL
σb = 2 menghitung energi yang diberikan beban dan
2bd
Sehingga: menghitung energi yang diserap oleh spesimen.
3PL Saat beban dinaikkan pada ketinggian tertentu,
S= 2
2bd beban memiliki energi potensial, kemudian saat
Dimana: menumbuk spesimen energi kinetik mencapai
S = Tegangan bending (MPa) maksimum. Energi yang diserap spesimen akan
P = Beban patah (N) menyebabkan spesimen mengalami kegagalan.
L = Jarak antara titik tumpu (mm) Bentuk kegagalan itu tergantung pada jenis
b = Lebar batang uji (mm) materialnya, apakah patah getas atau patah ulet.
d = Tebal batang uji (mm) Energi serap benda uji dapat dihitung
Untuk mencari modulus elastisitas bending dengan persamaan berikut:
menggunakan rumus berikut (Rusmiyatno, Eserap = G .R .(cos β-cos α)
2007): Dengan: G = m .g (2.15)
L3 P
Eb = . Dimana:
4 d3 b δ
L3 m
Eserap = Energi yang diserap (Joule)
Eb = R = Jari-jari pusat ke titik berat
4bd3
P pembentur (m)
Dengan: m = G = Berat beban/pembentur (N)
δ
Dimana: m = Massa pembentur (kg)
Eb = Modulus Elastisitas g = Gravitasi (m/s2)
Bending (MPa) β = Sudut ayunan mematahkan
P = Beban patah (N) benda uji (o)
L = Jarak antara titik tumpu (mm) α = Sudut ayunan tanpa benda uji (o)
b = Lebar batang uji (mm) Ketangguhan impak yang dihasilkan
d = Tebal batang uji (mm) (Kimpak) merupakan perbandingan antara energi
δ = Defleksi (mm) serap (Eserap) dengan luas penampang (Ao).
m = Kekakuan batang (N/mm) Ketangguhan impak dapat dihitung dengan
persamaan:
Eserap
Kimpak =
Ao
Dimana:
Kimpak = Ketangguhan Impak
(Joule/mm2)
Eserap = Energi yang diserap (Joule)
Gambar 3. Reaksi batang akibat pembebanan Ao = Luas penampang (mm2)
(Sumber: Surdia dan Shinroku,1999)
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mencari momen bending
menggunakan persamaan sebagai berikut Proses penyiapan serat
(Hartanto, 2009): - Serat agave cantula diambil dengan cara
P L diserut.
M b= .
2 2 - Serat yang diperoleh lalu dicuci dan
1
Mb = P.L dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
4
Dimana: - Serat yang sudah kering, kemudian dipotong-

42
Hendrikus Wona, Kristomus Boimau, Erich U. K. Maliwemu, Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat terhadap
Kekuatan Bending dan Impak Komposit Polyester Berpenguat Serat Agave Cantula

potong dengan ukuran ± 5 cm. - Menentukan besarnya beban yang digunakan


- Meletakkan spesimen pada meja mesin
Pembuatan cetakan pengujian bending dengan jarak tumpuan dan
titik tengah yang telah ditentukan
Cetakan yang digunakan terbuat dari kayu,
- Putar handle load valve sampai beban
dengan ukuran panjang 19 cm, lebar 15 cm dan menyentuh benda uji, kemudian kunci
tebal 0,7 cm. kembali handle load valve dengan memutar
Proses Pembuatan Spesimen handle unload valve.
Persiapan alat dan bahan - Atur dial indikator sampai menunjukkan
- Serat dan resin ditimbang sesuai dengan angka nol, kemudian putar handle load valve
fraksi volume masing-masing dan catat besar beban yang ditampilkan pada
- Cetakan yang telah dibuat dioleskan wax agar layar digital, ketika dial indikator
memudahkan mengeluarkan hasil cetakan. menunjukkan angka 0,25.
- Tuangkan serat ke dalam cetakan kemudian - Apabila besar beban yang ditampilkan dilayar
diatur hingga merata mulai menurun, hentikan pemberian beban
- Bahan resin polyester dan katalis yang sudah dengan memutar handle unload valve.
disiapkan sesuai ukuran, dituangkan ke dalam - Selanjutnya menentukan harga bending.
gelas pencampur dan diaduk hingga merata
- Campuran resin dan katalis lalu dituang ke
dalam cetakan sampai merata dengan serat
sambil ditumbuk. Tujuan penumbukan ini
yaitu agar serat lebih padat dan resin
tercampur dengan baik, karena semakin besar
fraksi volume serat maka jumlah serat pun
semakin banyak.
- Campuran komposit dalam cetakan kemudian
ditekan dengan tujuan agar komposit yang
dihasilkan lebih padat Gambar 5. Dimensi spesimen uji impak
- Cetakan kemudian dikeringkan. Dalam proses (Sumber: ASTM D 256)
pengeringan ini digunakan sinar matahari
sampai komposit benar-benar kering Prosedur Pengujian Impak
- Komposit yang sudah kering, kemudian - Siapkan benda uji
dikeluarkan dari cetakan dan siap dibentuk - Naikan pengangkat pembentur sesuai dengan
spesimen sesuai ukuran menurut jenis sudut yang ditentukan dengan memutar
pengujian handle beban pembentur, kunci pembentur
dengan benar
- Lepaskan pengunci pembentur setelah beban
dalam tahanan pemberat benda uji (sudut α).
- Setelah kembali dari puncak ayunan tersebut
dapat diberikan perlahan-lahan dengan rem
- Amati dan tatap jarum yang terdorong, berapa
Gambar 4. Dimensi spesimen uji bending derajat sudut ayunan tanpa benda uji
(Sumber: ASTM D 790) - Pasanglah pembentur dengan benar sehingga
tidak membahayakan
Prosedur Pengujian Spesimen - Pasanglah benda uji pada dudukan, tepatkan
dengan penyenter dan lepaskan penyenter
Pengujian Bending tersebut jika sudah benar
- Mempersiapkan benda uji - Pembentur dapat dinaikkan perlahan-lahan
- Menentukan titik tumpuan dan titik tengah dengan memutar handle tepat pada sudut yang
benda uji dengan memberi tanda garis ditentukan

43
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

- Lepaskan pengunci dengan menarik pengunci banyak. Dengan bertambahnya jumlah serat
lengan maka matriks akan mendapat dukungan
- Selesai pembentur berayun mematahkan kekuatan yang lebih sehingga spesimen tidak
benda uji maka pembentur yang berayun mudah retak atau patah saat menerima tekanan
dapat dihentikan dengan menarik pengunci atau beban yang lebih besar.
lengan.
- Amati sudut pada dial yang ditunjukkan oleh 4000.000 3792.740

Modulus Elastisitas (MPa)


jarum beban dan diperoleh besar sudut beban 3500.000
mematahkan benda (sudut β) dan dapat 3102.619
3000.000
langsung diketahui besar harga energi Fraksi Volume
2500.000 Serat 20 %
serapnya. 2000.000 1917.481
1500.000 Fraksi Volume
Serat 30 %
HASIL DAN PEMBAHASAN 1000.000
500.000 Fraksi Volume
Pengaruh fraksi volume terhadap kekuatan 0.000
Serat 40 %
bending dari hasil pengujian bending, kemudian 20 30 40
diolah dengan menggunakan persamaan- Fraksi Volume Serat (%)
persamaan yang ada, sehingga diperoleh besar
tegangan bending, modulus elastisitas bending
dan momen bending, kemudian ditampilkan Gambar 7. Grafik hubungan antara modulus
elastisitas bending dengan fraksi volume serat
dalam bentuk grafik serta pembahasan.
Dari Gambar 7 yang ditampilkan, dapat
100.000
93.790 dilihat bahwa modulus elastisitas meningkat
80.303 seiring meningkatnya fraksi volume serat. Pada
Tegangan Bending (MPa)

90.000
80.000 Fraksi Spesimen dengan fraksi volume serat 20%
70.000 Volume Serat diperoleh nilai modulus elastisitas sebesar
60.000 59.160 20 %
1917,481 MPa, spesimen dengan fraksi volume
50.000
40.000 Fraksi 30% diperoleh nilai modulus elastisitas bending
30.000 Volume Serat sebesar yaitu 3102,619 MPa dan spesimen
30 %
20.000 dengan fraksi volume serat 40% diperoleh nilai
10.000 Fraksi modulus elastisitas sebesar 3792,740 MPa.
0.000 Volume Serat Menurut data hasil pengujian, besar beban
20 30 40 40 %
semakin bertambah seiring meningkatnya fraksi
Fraksi Volume Serat (%)
volume, dengan beban tertinggi diperoleh pada
spesimen dengan fraksi volume 40%.
Gambar 6. Grafik hubungan antara tegangan Meningkatnya modulus elatisitas dipengaruhi
bending dengan fraksi volume serat
oleh jumlah serat penguat, dimana semakin
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa, besar banyak serat penguat maka matriks akan
tegangan bending komposit untuk masing- menerima dukungan kekuatan yang lebih
masing fraksi volume berbeda. Pada spesimen sehingga lebih mampu menahan beban yang
dengan fraksi volume serat 20% diperoleh lebih besar.
tegangan bending sebesar 59,160 MPa, Dari Gambar 8 tampak bahwa, momen
spesimen dengan fraksi volume serat 30% bending cenderung naik seiring dengan
diperoleh tegangan bending sebesar 80,303 meningkatnya fraksi volume serat. Pada
MPa dan spesimen dengan fraksi volume serat spesimen dengan fraksi volume 20% diperoleh
40% diperoleh tegangan bending sebesar 93,790 momen bending sebesar 6466,425 Nmm,
MPa. Perbedaan tegangan bending antara spesimen dengan fraksi volume serat 30%
masing-masing fraksi volume disebabkan diperoleh momen bending sebesar 7373,850
karena semakin tinggi fraksi volume serat maka Nmm, sedangkan pad sepsimen dengan fraksi
jumlah serat sebagai penguat akan semakin volume serat 40% diperoleh momen bending

44
Hendrikus Wona, Kristomus Boimau, Erich U. K. Maliwemu, Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat terhadap
Kekuatan Bending dan Impak Komposit Polyester Berpenguat Serat Agave Cantula

sebesar 9589,275 Nmm. Hal ini diakibatkan energi serap rata-rata yang diperoleh pada
oleh peningkatan jumlah serat yang semakin spesimen dengan fraksi volume serat 20%
banyak dengan bertambahnya fraksi volume dengan besar energi serap yaitu 8,213 Joule,
serat sehingga beban yang dibutuhkan untuk pada spesimen dengan fraksi volume serat 30%
melendutkan spesimen uji pun semakin besar. diperoleh besar energi serap yaitu 11,281 Joule,
sedangkan pada spesimen dengan fraksi volume
12000.000 Fraksi serat 40% diperoleh besar energi serap yaitu
9589.275 Volume 12,873 Joule. Dari besar energi yang diserap
Momen Bending (Nmm)

10000.000 Serat 20 %
masing-masing spesimen, energi serap tertinggi
7373.850
8000.000 Fraksi diperoleh pada fraksi volume serat 40%. Hal ini
6000.000
Volume sebabkan karena pada fraksi volume serat 40%,
Serat 30 % jumlah serat yang menopang matriks lebih
6466.425
4000.000 banyak sehingga komposit lebih kaku dan kuat.
Fraksi
2000.000 Volume Karena memiliki kekakuan yang tinggi karena
Serat 40 % ditopang oleh serat yang banyak, maka energi
0.000 serap yang dibutuhkan untuk mematahkan
20 30 40
komposit pun lebih besar dibandingkan dengan
Fraksi Volume Serat (%)
komposit dengan fraksi volume serat 30% dan
Gambar 8. Grafik hubungan antara momen bending 20% yang jumlah serat yang menyokong
dengan fraksi volume serat matriks lebih sedikit menyebabkan komposit
lebih rapuh sehingga tidak membutuhkan energi
8.000
yang besar untuk mematahkan komposit.
Fraksi
Volume Serat 14.000
6.000 7.583 20 %
6.833
Defleksi (mm)

6.083 12.000 12.873


11.281
Energi Serap (J)

4.000 Fraksi 10.000


Fraksi Volume
Volume Serat 8.000 8.213 Serat 20 %
2.000 30 %
6.000
Fraksi Volume
0.000 Fraksi 4.000 Serat 30 %
20 30 40 Volume Serat
2.000
40 % Fraksi Volume
Fraksi Volume Serat (%) 0.000 Serat 40 %
20 30 40
Gambar 9. Grafik hubungan antara defleksi dengan Fraksi Volume Serat (%)
fraksi volume serat
Dari Gambar 9 tampak bahwa, defleksi Gambar 10. Grafik hubungan antara energi serap
yang terjadi pada masing-masing fraksi volume dengan fraksi volume serat
berbeda-beda. Defleksi tertinggi terjadi pada 0.180
Ketangguhan Impak (J/mm2)

spesimen dengan fraksi volume serat 20% yaitu 0.160 0.164


7,583 mm, sedangkan defleksi terendah terjadi 0.140 0.144
pada spesimen dengan fraksi volume serat 40% 0.120 0.113 Fraksi Volume
yaitu 6,083 mm. Hal ini dikarenakan modulus 0.100 Serat 20 %
elatisitas pada spesimen dengan fraksi volume 0.080
0.060 Fraksi Volume
serat 20% lebih kecil dibanding dengan Serat 30 %
0.040
spesimen dengan fraksi volume serat 40% yang
0.020 Fraksi Volume
memiliki modulus elastisitas yang lebih besar. 0.000 Serat 40 %
20 30 40
Fraksi Volume Serat (%)
Pengaruh Fraksi Volume Serat Terhadap
Ketangguhan Impak Gambar 11. Grafik hubungan antara ketangguhan
Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa, impak dengan fraksi volume serat

45
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

Dari Gambar 11 di atas, tampak bahwa sehingga bentuk patahan spesimen dari hasil
pada spesimen dengan fraksi volume serat 20% foto makro dapat dilihat pada Gambar 12.
diperoleh nilai ketangguhann impak rata-rata
dengan besar 0,113 J/mm2, pada spesimen
dengan fraksi volume 30% diperoleh besar
ketangguhan impak yaitu 0,144 J/mm2,
sedangkan pada spesimen dengan fraksi volume
40% diperoleh besar ketangguhan impak yaitu
0,164 J/mm2. Dari masing nilai terlihat bahwa,
spesimen dengan fraksi volume 40% memiliki
nilai ketangguhan impak yang lebih besar, hal
ini dikarenakan pada fraksi volume serat 40% Gambar 12. foto makro spesimen dengan fraksi
struktur matriksnya ditopang oleh jumlah serat volume 20%
yang banyak, sehingga lebih kaku dan kuat
sehingga membutuhkan energi serap yang
banyak untuk mematahkan komposit.
Dibandingkan dengan pada fraksi volume serat
20% dan 30% yang jumlah seratnya lebih
sedikit, sehingga matriks tidak mampu menahan
beban dan lebih mudah patah.
Suatu material dikatakan tangguh apabila
memiliki kemampuan menyerap beban kejut
yang besar tanpa mengalami retak atau
deformasi dengan mudah. Dengan kata lain, Gambar 13. Foto makro spesimen dengan fraksi
semakin besar energi serap suatu komposit volume 30%
maka ketangguhan impak pun semakin besar.

Hasil Foto Makro


Foto makro patahan spesimen uji bending
Berdasarkan hasil analisa data pada
pengujian bending, dimana dengan
bertambahnya fraksi volume serat
menyebabkan meningkatnya kekuatan bending. Gambar 14. Foto makro spesimen dengan fraksi
Seperti hasil uji kekuatan bending komposit volume 40%
berpenguat serat agave cantula didapat
kekuatan bending paling rendah pada volume Pada fraksi volume 30% menunjukkan
serat 20% sebesar 59,160 Mpa, ini dipengaruhi bahwa kekuatan bending sebesar 80,303 Mpa,
oleh jumlah serat yang sedikit dibandingkan lebih kuat dari komposit dengan fraksi volume
dengan matriks sehingga kurang menahan 20% hal ini terjadi karena jumlah serat yang
beban yang diberikan terhadap matriks. Di digunakan lebih banyak, sehingga lebih mampu
samping itu adanya pergeseran serat yang terjadi menerima beban yang diberikan lebih besar.
pada spesimen ketika dilakukan pengujian Pada pengujian bending, bagian atas spesimen
bending, pergeseran serat ini menyebabkan akan mengalami tekanan sedangkan bagian
spesimen tidak mampu menerima beban yang bawah spesimen akan mengalami tegangan tarik
diberikan, sehingga spesimen menjadi cepat saat diberi pembebanan, sehingga bentuk
patah. Pada pengujian bending, bagian atas patahan spesimen dari hasil foto makro dapat
spesimen akan mengalami tekanan sedangkan dilihat pada Gambar 13.
bagian bawah spesimen akan mengalami Sedangkan komposit dengan fraksi
tegangan tarik pada saat diberi pembebanan, volume serat 40% didapat kekuatan bending

46
Hendrikus Wona, Kristomus Boimau, Erich U. K. Maliwemu, Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat terhadap
Kekuatan Bending dan Impak Komposit Polyester Berpenguat Serat Agave Cantula

sebesar 93,790 Mpa, terjadi penambahan impak paling rendah pada volume serat 20%
kekuatan dibandingkan dengan volume serat sebesar 0,113 J/mm², ini dipengaruhi oleh
20% dan 30%, ini dikarenakan jumlah serat jumlah serat yang sedikit dibandingkan dengan
lebih banyak sehingga spesimen lebih mampu matriks sehingga kurang menahan beban yang
menahan beban yang lebih besar, sehingga diberikan oleh matriks. Disamping itu adanya
kemungkinan bergesernya serat pada saat pergeseran serat yang terjadi pada spesimen,
pembebanan lebih kecil dan spesimen lebih kuat pada saat dilakukan pengujian impak
saat menahan beban yang lebih besar. Pada menyebabkan spesimen tidak mampu merima
pengujian bending, bagian atas spesimen akan energi yang diberikan, sehingga spesimen cepat
mengalami tekanan sedangkan bagian bawah terjadi patah. Bentuk patahan dari hasil foto
spesimen akan mengalami tegangan tarik saat makro dapat dilihat pada Gambar 15.
diberi pembebanan, sehingga bentuk patahan Pada fraksi volume 30% diperoleh
spesimen dari hasil foto makro dapat dilihat kekuatan impak sebesar 0,144 J/mm2, lebih kuat
pada Gambar 14. dari komposit dengan fraksi volume 20% hal ini
terjadi karena jumlah serat yang digunakan lebih
Foto Makro Patahan Spesimen Uji Impak
banyak, sehingga lebih mampu menerima
energi yang diberikan lebih besar. Bentuk
patahan hasil foto makro dapat dilihat pada
Gambar 16.
Untuk komposit dengan fraksi volume
serat 40% didapat kekuatan impaknya 0,164
J/mm², disini terjadi penambahan kekuatan
dibandingkan dengan volume serat 20% dan
Gambar 15 Foto makro spesimen dengan fraksi 30%, ini dikarenakan jumlah serat lebih banyak
volume 20% sehingga spesimen lebih kaku. Hal ini
menandakan kalau semakin banyaknya serat
yang dipakai maka pengaruhnya terhadap
kekuatan dari spesimen itu sendiri juga akan
semakin meningkat, sehingga kemungkinan
bergesernya serat pada saat mendapat beban
lebih kecil sehingga spesimen lebih kuat saat
menahan beban dan tidak mudah patah. Bentuk
patahan spesimen dari hasil foto makro dapat
Gambar 16 Foto makro spesimen dengan fraksi
volume 30%
dilihat pada Gambar 17.

KESIMPULAN
Dari data-data hasil perhitungan yang
diperoleh dari pengujian bending dan impak
komposit polyester berpenguat serat agave
cantula, dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Kekuatan bending tertinggi diperoleh pada
komposit dengan fraksi volume serat 40%
Gambar 17 Foto makro spesimen dengan fraksi dengan besar nilai yaitu 93,790 MPa
volume 40%
sedangkan tegangan bending terendah
Berdasarkan hasil analisa data, dimana diperoleh pada komposit dengan fraksi
dengan bertambahnya fraksi volume serat volume serat 20% dengan besar nilai yaitu
menyebabkan ketangguhan impak juga semakin 59,160 MPa.
bertambah, seperti hasil uji kekuatan impak - Ketangguhan impak tertinggi diperoleh pada
komposit serat agave cantula didapat kekuatan komposit dengan fraksi volume serat 40%

47
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

dengan besar nilai yaitu 0,164 Joule/mm2 [8] Gibson, R. F., (1994), Principle of
sedangkan ketangguhan impak terendah Composite Materials Mechanics,
diperoleh pada komposit dengan fraksi McGraw-Hill, New York.
volume serat 20% dengan besar nilai yaitu [9] Habibi, Y., El-Zawawy, W.K., Ibrahim,
0,113 Joule/mm2. M.M., Dufresne, A., (2008), Processing
- Kekuatan bending dan ketangguhan impak and characterization of reinforced
akan meningkat seiring bertambahnya fraksi polyethylene composites made with
volume serat. lignocellulosic fibers from Egyptian
agroindustrial residues, Composites
Science and Technology, doi:
DAFTAR PUSTAKA 10.1016/j.compscitech.2008.01.008
[1] Abanat J. D. J., Anindito P., Yudy S. I., [10] Hartanto, L., (2009), Studi Perlakuan
(2012), “Pengaruh Fraksi Volume Serat Alkali dan Fraksi Volume Serat Terhadap
Pelepah Gebang (Corypha Utan Lamarck) Kekuatan Bending dan Impak Komposit
Terhadap Sifat Mekanik Pada Komposit Berpenguat Serat Rami Bermatriks
Bermatriks Epoksi”, Jurnal Rekayasa Polyester BQTN 157, Jurusan Teknik
Mesin Volume 2 No. 2. Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
[2] ASTM D 256, “Standard Test Methods For Muhammadyah Surakarta, Surakarta.
Determining The Izod Pendulum Impact [11] I Gede W., Nasri H. S., Sujita, (2012),
Resistance Of Plastics”, West “Studi Kekuatan Bending Dan Struktur
Conshohockem, PA 19426-2959, United Mikro Komposit Polyethylene Yang
State. Diperkuat Oleh Hybrid Serat Sisal Dan
[3] ASTM D 790, “Standard Test Methods For Karung Goni”, Universitas Mataram,
Flexure Properties Of Unreinforced and Mataram.
Reinforced Plastics and Electrical [12] Joseph, P. V., (2001), Studies on short Sisal
Insulating Material”, West Fibre reinforced Isotactic Polypropylene
Conshohockem, PA 19426-2959, United Composites. PhD thesis. Mahatma Gandhi
State. University, India.
[4] Boimau K., (2009), Pengaruh Fraksi [13] Kabir, M. M., Wang, H., Aravinthan T.,
Volume dan Panjang Serat terhadap Sifat Cardona, F., Lau K., (2011), effects of
Bending Komposit Poliester yang natural fibre surface on composite
Diperkuat Serat Batang Pisang, Seminar properties: a review, Centre of Excellence
Nasional Tahunan Teknik Mesin in Engineered Fibre Composite (CEEFC),
(SNTTM) ke-9. Faculty of Engineering and Surveying,
[5] Callister, W. D., (2007), Material Science University of Southern Queensland,
and Engineering, 7nd edition, Jhon Wolley Toowoomba, Australia
& Sons, Inc., New York [14] Kaw, A. K., (2006), Mechanics of
[6] Fatikh C. W. A., (2011), “Pengaruh Filler Composite Materials, 2nd edition, CRC
Serat Pisang Abaca Terhadap Kekuatan Press LLC, USA
Bending Pada Biokomposit Dengan [15] Kusumastuti A., (2009), “Aplikasi Serat
Matriks Berbasis Ubi Kayu”, Jurnak Sisal sebagai Komposit Polimer”, Jurnal
Teknik Mesin Volume 1 No.1, Politeknik Kompetensi Teknik, Volume 1, No. 1,
Kediri, Kediri. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
[7] Febrianto A. R., (2011),”Studi Mengenai [16] Lokantara I P., (2012), “Analisis Kekuatan
Sifat Mekanis Komposit Polylactic Acid Impact Komposit Polyester-Serat Tapis
(PLA) Diperkuat Serat Rami”, Penelitian Kelapa Dengan Variasi Panjang Dan
Mandiri, Universitas Gadja Mada, Fraksi Volume Serat Yang Diberi
Yogyakarta. Perlakuan NaOH”, Dinamika Teknik
Mesin Volume 2 No. 1, Udayana, Bali.

48
Hendrikus Wona, Kristomus Boimau, Erich U. K. Maliwemu, Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat terhadap
Kekuatan Bending dan Impak Komposit Polyester Berpenguat Serat Agave Cantula

[17] Nasmi H. S., Achmad Z., Fitratul W., Matriks Unsaturated Polyester”, Jurnal
(2011),”Pengaruh Panjang Serat Dan Ilmiah Semesta Teknika Vol. 13 No. 2.
Fraksi Volume Serat Pelepah Kelapa [21] Ristadi A. F., (2001), Studi Mengenai Sifat
Terhadap Ketangguhan Impak Komposit Mekanis Komposit Polylactic Acid (PLA)
Polyester”, Jurnal Volume 1 No. 2 Edisi Diperkuat Serat Rami, Unversitas Gadjah
Juli 2011, Universitas Mataram, Mataram. Mada, Yogyakarta.
[18] Oroh J., Sapupu F. P., Lumintang R., [22] Rusmianto F., (2007),”Pengaruh Fraksi
(2013), “Analisa Sifat Mekanik Material Volume Serat Terhadap Kekuatan Tarik
Komposit Dari Serat Sabut Kelapa”, Jurnal Dan Kekuatan Bending Komposit
Teknik Mesin, Universitas Sam Ratulangi, Nylon/Epoxy Resin Serat Pendek
Manado Random”, Universitas Negeri Semarang,
[19] Prasetyo A. J.,(2007), ”Pengaruh Semarang.
Penggunaan Serat Agave Cantula Roxb [23] Setyawan P. D., Nasmi H. S., Dewa D. G.
Terhadap Kuat Desak Gypsum Interior P., (2012), “Pengaruh Orientasi Dan
Menggunakan Eksperimen Taguchi”, Fraksi Volume Serat Daun Nanas (Ananas
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Comosus) Terhadap Kekuatan Tarik
[20] Rahman M. B. N., Totok S., (2010), Komposit Polyester Tak Jenuh (Up)”,
“Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Universitas Mataram, Mataram.
Peningkatan Kekuatan Impak Komposit [24] Surdia T., Saito S., (1999), Pengetahuan
Berpenguat Serat Nanas-Nanasan Bahan Teknik, Prandinya Paramita,
(Bromeliaceae) Kontinyu Searah dengan Jakarta.

49
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

50

You might also like