You are on page 1of 5

Khutbah Pertama:

،َ‫ فَأ َ َج ْيبُ ْوا دَا َع َي هللا‬،‫ع َلى َوحْ دَانَيَ َت َه‬ َ ‫ َوأَقَا َم الد َََلئَ َل‬،‫ ا َ ْل َح ْم ُد َ هّلِلَ َخ َلقَ ال َخ ََلئَقَ َبقُد َْرتَ َه‬،َ‫ا َ ْل َح ْم ُد َ هّلِل‬
ُ‫س ْب َحانَه‬ُ – ُ‫ أَحْ ُم ُده‬،‫ َويُ ْؤ َت ُك ْم َك ْف َل ْي َن َم ْن َرحْ َمتَ َه‬،‫ يَ ْغ َف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم‬،‫سابَقُ ْوا إَلَى َجنهتَ َه‬
َ ‫ َو‬،‫آمنُ ْوا بَ َه‬ َ ‫َو‬
َ ‫علَى ت َ ْوفَ ْي َق َه َو‬
-، ‫سا َب َغ نَ ْع َم َت َه‬ َ
ْ ‫ َوأ‬،ُ‫ست َ ْغ َف ُره‬
َ ُ‫شك ُُره‬ َ
ْ ‫ب َإلَ ْي َه َوأ‬ َ
ُ ‫وأت ُ ْو‬.َ
‫سيَ َدنَا َونَبَيه َنا ُم َح همدًا‬ َ ‫ش َه ُد أَ هن‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫ ُم َق ًّرا بَ َوحْ دَانَيَتَ َه‬،ُ‫ش َه ُد أ َ ْن ََل إَ َلهَ إَ هَل هللاُ َوحْ َدهُ ََل ش ََر ْيكَ لَه‬ ْ َ ‫َوأ‬
‫علَى آ َل َه‬ َ ‫ َو‬،‫علَ ْي َه‬ َ َ‫ارك‬ َ ‫سله َم َو َب‬
َ ‫صلهى هللاُ َو‬ َ ،‫ َوقَا َم َ هّلِلَ َب ُح هجتَ َه‬،‫ق َدع َْوتَ َه‬ َ ‫ قَا َم َب َح‬،ُ‫س ْولُه‬ُ ‫ع ْب ُد هللاَ َو َر‬َ
‫ان‬ٍ ‫س‬ َ ْ‫ َوالتهابَ َع ْي َن َو َم ْن تَبَعَ ُه ْم بَ َإح‬،‫ام ْي َن َخ ْي َر أ ُ همتَ َه‬ َ ‫ص َحابَ َه الغُ َر ال َم َي‬ ْ َ ‫ َوأ‬،‫سا َد َة َعتْ َرتَ َه‬َ ‫طيَبَ ْي َن ال‬َ ‫ال‬
‫ َي ْو َم َي َو ُّد ال َم ْر ُء لَ ْو َيفتَدَي‬،‫س َل ْي ًما َك َث ْي ًرا َم َز ْيدًا َإلَى َي ْو َم ال َد ْي َن‬ ْ َ ‫سله َم ت‬
َ ‫ َو‬،‫سنَ َت َه‬ُ ‫علَى نَه َْج َه َو‬ َ ‫ار‬ َ ‫س‬ َ ‫َو‬
‫ َوأ َ َخ ْي َه َوفَ َص ْيلَتَ َه‬،‫صا َحبَتَ َه‬َ ‫ َببَنَ ْي َه َو‬.

‫أَما َب ْع ُد‬:
Hadirin Jemaah Sholat Jumat yang di rahmatai Allah

Segala puji bagi Allah Yang Maha Jujur dalam segala kata dan janji-Nya. Zat Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Melihat dan Maha Mendengar, sehingga tidak ada sesuatupun yang tersembunyi atas-Nya, baik
berupa perkataan maupun perbuatan makhluk-Nya.

Sesungguhnya bila seseorang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT akan selalu berkata
dan berbuat jujur dalam hidupnya. Betapa-pun pintarnya seseorang dalam menutupi sebuah kedustaaan dari
manusia, namun ia tidak bisa sedikitpun menyembunyikannya dari Allah SWT.

Pada khotbah yang singkat ini saya akan membahas sekilas tentang urgensi kejujuran bagi seorang Muslim
dalam berabagi aspek kehidupannya, kapan dan dimanapun ia berada. Dilatar belakangi oleh kondisi
masyarakat yang sudah begitu mahal dalam berbuat jujur. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai
bencana dan kerusakan dalam lini sendi-sendi kehidupn kita; sejak dari tingkat rumah tangga sampai pada
tingkat kehidupan bermasyarakat dan bernegara, baik dalam bidang politik, ekonomi, hankam, hukum
mupun dunia pendidikan, mulai pada level rakyat biasa sampai pada tingkat penguasa. Bermacam peristiwa
dan masalah telah dan menerpa kita sebagai akibat dari jauhnya nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan.

Mudah-mudahan ini dapat menggugah kesadaran kita untuk menghidupan kembali nilai-nilai kejujuran
dalam diri kita masing-masing. Begitu banyak ayat maupun hadits-hadits yang menerangkan tentang
pentingnya kejujuran bagi setiap individu demi untuk terbinanya kehidupan yang berbudaya dan
bermatabat.

Diantaranya firman Allah SWT.

‫َّللاَ َوكُونُوا َم َع ال ه‬
َ َ‫صا َدق‬
‫ين‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الهذ‬
‫َين آ َمنُوا اتهقُوا ه‬
Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang
jujur. (At-Taubah/9:119).

Dalam ayat ini, Allah SWT memanggil orang-orang yang beriman untuk bertaqwa kepada-Nya dan menjadi
orang-orang yang jujur dalam segala hal. Karena kejujuran tersebut adalah bagian dari taqwa dan bukti
baiknya iman seseorang tersebut. sebaliknya bila sifat jujur tidak terdapat pada diri seseorang maka itu
sebagai indikasi iman orang tersebut tidak baik.
Telah bersabda Rasul kita Muhammad SAW :

‫ق‬
ُ ‫ص ُد‬ ‫الص ْدقَ َي ْهدَى إَ َلى ا ْل َب َر َوإَ هن ا ْل َب هر يَ ْهدَى إَ َلى ا ْل َجنه َة َو َما يَ َزا ُل ه‬
ْ َ‫الر ُج ُل ي‬ َ ‫ْق فَ َإ هن‬
َ ‫الصد‬َ ‫علَ ْي ُك ْم َب‬
َ
َ ‫َب يَ ْهدَى إَلَى ا ْلفُ ُج‬
‫ور‬ َ ‫َب فَ َإ هن ا ْل َكذ‬
َ ‫َّللاَ َصدَيقًا َوإَيها ُك ْم َوا ْل َكذ‬‫ب َع ْن َد ه‬ َ َ ‫الص ْدقَ َحتهى يُ ْكت‬َ ‫َويَت َ َح هرى‬
‫َّللاَ َكذهابًا‬
‫ب َع ْن َد ه‬
َ َ ‫َب َحتهى يُ ْكت‬ َ ‫َب َويَت َ َح هرى ا ْل َكذ‬ ‫ور يَ ْهدَى َإلَى النه َار َو َما يَ َزا ُل ه‬
ُ ‫الر ُج ُل يَ ْكذ‬ َ ‫َو َإ هن ا ْلفُ ُج‬
Diwajibkan atas kalian untuk jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan. Dan keabikan itu
akan membawa masuk surga. Senantiasa seseorang itu jujur dan benar-benar berusaha untuk salalu jujur,
sehingga ia dicatatat di sisi Allah sebagai orang yang paling jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta,
karena dusta akan membawa untuk berbuat keji. Dan perbuatan keji itu akan membawa ke dalam neraka.
Senantiasa seseorang itu suka berdusta, dan berusaha untuk selalu berdusta, sehingga ia dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang paling dusta. (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadits ini, Rasul kita Muhammad SAW secara jelas dan tegas memerintahkan umatnya untuk berlaku
jujur dalam segala hal. Kejujuran tersebut akan membuat pelakunya meraih berbagai kebaikan dalam
hidupnya. Bukan sebaliknya sebagaimana yang sering kita dengar dari orang yang jauh dari ilmu agama
mengatakan: “bila jujur akan hancur”. Ungkapan tersebut sangat bertolak belakang dengan kandungan
hadits yg telah dibacakan di atas.

Dalam sepanjang sejarah umat manusia belum pernah Allah SWT memberikan kehancuran terhadap orang-
orang yang jujur. Akan tetapi kehancuran itu adalah bagi orang-orang yang jauh dari kejujuran. Bahkan
kejujuran itu merupakan salah satu jalan yang dapat mengantarkan pelakunya ke dalam surga yang begitu
mewah dan indah.

Amat banyak kita dapatkan dalam kenyataan sehari-hari berbagai bentuk kejahatan kriminal diawali oleh
sikap ketidak jujuran dalam berkata dan berbuat. Bermacam perselihan dan pertengkaran yang berujung
pada pembunuhan diawali dengan ketidak jujuran para korban dan pelaku. Seorang anak terlibat pergaulan
bebas, mengkonsumsi obat-obat terlarang atau kejahatan sejenisnya pada mulanya diawali ketika sang anak
mulai berdusta pada orang tua mereka.

Perlu kiranya kita ketahui bahwa bila seseorang berdusta satu kali maka dusta pertama tadi akan
membuatnya harus berdusta yang kedua untuk menutupi dusta yang pertama, selanjutnya ia terpaksa harus
membuat dusta ketiga untuk menutupi dusta pertama dan kedua, begitulah seterusnya. Sehingga kadang
kala ia terpaksa harus melakukan pembunuhan untuk menutup kedustaan yang semakin hari ditakuti bila
diketahui orang lain, perasaan tersebut semakin menghantui dirinya setiap saat. Oleh karena itu
Rasulullah SAW mengatakan, yang artinya, “bahwa perbuatan dusta itu akan membawa untuk berbuat keji“.
Ketika seseorang berbuat keji maka tempat yang layak baginya di akhirat kelak adalah di neraka yang penuh
dengan siksa angkara.

Prilaku dusta yang sudah menjadi kebiasaan seseorang maka sifat tersebut amat sangat sulit untuk bisa ia
tinggalkan. Maka terbuktilah apa yang disebutkan dalam hadits di atas “Senantiasa seseorang itu suka
berdusta, dan berusaha untuk selalu berdusta, sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang paling
dusta”. Sungguh amat terhinalah seorang hamba yang sudah dicap di sisi Allah SWT sebagai seorang
pendusta. Bila Allah SWT telah mencatat ia sebagai seorang pendusta, siapakah yang dapat mengembali
nama baiknya dan membuang catatan tersebut dari dirinya? Siapakah yang bisa menyelamatkannya dari
adzab Allah? Maka tidak ada pilihan lagi bagi seorang hamba untuk menyelamatkan dirinya kecuali dengan
bertaubat dengan sebenar-benarnya kepada Allah SWT.

Allah SWT telah menggambarkan balasan bagi orang-orang jujur seperti dalam firman-Nya:

ۚ ‫َين فَي َها أَبَدًا‬َ ‫ار َخا َلد‬ ُ ‫ين َص ْدقُ ُه ْم ۚ لَ ُه ْم َجنهاتٌ تَجْ َري َم ْن تَحْ تَ َها ْاْلَ ْن َه‬ ‫َّللاُ َٰ َهذَا يَ ْو ُم يَ ْن َف ُع ال ه‬
َ َ‫صا َدق‬ ‫قَا َل ه‬
‫ع ْنهُ ۚ َٰذَ َلكَ ا ْلفَ ْو ُز ا ْلعَ َظي ُم‬
َ ‫ع ْن ُه ْم َو َرضُوا‬ َ ُ‫َّللا‬
‫َر َض َي ه‬
Allah berkata: Pada hari ini kejujuran akan bermamfaat bagi orang-orang yang jujur, bagi mereka adalah
surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah redha
ke(ada mereka, merekapun ridha kepada Allah, itulah keberuntungan yang mat besar.” (Al-Maidah/5:119)

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang jujur akan mendapatkan keberuntungan yang
berlipat-ganda di sisi Allah SWT.

Adapun balasan bagi orang-orang yang suka berdusta, diantaranya adalah sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits berikut:

‫سله َم َرأَيْتُ الله ْيلَةَ َر ُجلَ ْي َن‬


َ ‫علَ ْي َه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع ْنهُ قَا َل قَا َل النه َب ُّي‬َ ُ‫َّللا‬
‫ب َر َض َي ه‬ ٍ ‫س ُم َرةَ ْب َن ُج ْن ُد‬
َ ‫ع َْن‬
‫ص َن ُع‬ْ ُ‫ع ْنهُ َحتهى ت َ ْبلُ َغ ْاْلفَاقَ فَي‬ َ ‫َب َبا ْل َك ْذبَ َة تُحْ َم ُل‬ ٌ ‫ش ْدقُهُ فَ َكذه‬
ُ ‫اب يَ ْكذ‬ َ ‫ق‬ َ ُ‫أَتَيَانَي قَ َاَل الهذَي َرأ َ ْيتَهُ ي‬
ُّ ‫ش‬
‫َب َه َإلَى َي ْو َم ا ْل َق َيا َم َة‬
(Diriwayat) dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu, ia berkata terlah bersabda Nabi SAW , “Dua orang
Malaikat mendatangiku tadi malam, keduanya berkata, ‘Orang yang engkau lihat merobek-robek mulutnya
sendiri adalah seorang pendusta yang berdusta dengan sebuah keduastaan lalu menyebar keberbagai
penjuru dunia, maka ia diadzab dengan seperti sampai hari kiamat.’ (HR. Al-Bukhari)
Khutbah Kedua:

‫س َن َعبَا َدتَ َه‬ْ ‫ع َلى ُح‬ َ َ‫اإلعَا َنة‬ َ ُ‫سأَلُه‬ ْ َ ‫ َوأ‬،َ‫ضاءَ َو ُم َره‬ َ َ‫علَى ُحلُ َو الق‬ َ – ُ‫س ْبحَانَه‬ ُ – ُ‫ أَحْ َم ُده‬،َ‫ العَ َزي َْز فَي قَه َْره‬،َ‫ ا َ ْل َح ْم ُد َ هّلِلَ العَلَي َ فَي قَد َْره‬،َ‫ا َ ْل َح ْم ُد َ هّلِل‬
َ ‫س َي َدنَا َونَ َبيهنَا ُم َح همدًا‬
‫ع ْب ُد‬ َ ‫ش َه ُد أَنه‬ ْ َ ‫ َوأ‬،َ‫ض َبأ َ ْم َره‬ ُ ‫س َما ُء َواْل َ ْر‬ َ ‫ ََل إَلَهَ إَ هَل ه َُو تَقُ ْو ُم ال‬،ُ‫ش َه ُد أ َ ْن ََل إَلَهَ إَ هَل هللاُ َوحْ َدهُ ََل ش ََر ْيكَ لَه‬ ْ َ ‫ َوأ‬،َ‫شك َْره‬ ُ ‫َو َذك َْر َه َو‬
‫ْس فَي ع ََز‬ َ ‫ي‬‫ف‬َ َ ‫ن‬ ‫ال‬‫و‬َ ‫َي‬ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫غ‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫و‬ ُ
ْ َ‫ل‬َ ‫ذ‬‫ب‬
َ ‫و‬ ،َ ‫هللا‬ ‫ر‬ ‫م‬َ ‫أ‬ ‫ب‬
َْ َ ُْ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ه‬
َ ‫ب‬
َ ‫َا‬‫ح‬‫ص‬ْ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ ‫ه‬
َ ‫ل‬
َ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫و‬
َ ،َ
‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ َ‫ك‬ ‫ار‬ َ ‫ب‬‫و‬
َ َ َ َ َ ُ ‫م‬‫ه‬ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ،َ
‫ه‬ ‫ْر‬
‫ه‬ ‫ج‬
َ
َ َ َ ‫و‬ ‫ه‬
َ ‫َر‬‫س‬ ‫َي‬ ‫ف‬ َ ‫هللا‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫إ‬
َ ‫َا‬
‫ع‬ ‫د‬
َ ُ ‫ه‬ ُ ‫ل‬ ‫س ْو‬
ُ ‫هللاَ َو َر‬
‫س َل ْي ًما َك َثي ًْرا َإلَى َي ْو َم‬ َ ‫ت‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ل‬
ْ َ َ َ َ َ ٌ َ‫س‬ ‫و‬ ،َ
‫ه‬ ‫ر‬ ْ
‫ط‬ َ ‫ق‬ ‫ب‬ ‫َاب‬ ‫ح‬ ‫س‬ ‫د‬ َ ‫َا‬
‫ج‬ ‫و‬
َ ،‫َى‬ ‫ح‬ ْ
‫ض‬ َ ‫أ‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ه‬
ٌ َ َ َ ‫ن‬‫و‬ ،‫َى‬ ‫ج‬ ‫س‬ َ َ ْ َ‫ن‬
َ ٌ ْ َ ٍ َ ْ‫َدي َْن هللاَ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ َح‬
‫ل‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ان‬ ‫س‬ ‫إ‬ ‫ب‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ع‬‫ب‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ع‬‫ب‬ ‫ها‬ ‫ت‬ ‫ال‬‫و‬ ،َ ‫ه‬ ‫ْر‬‫ش‬ َ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ْر‬ ‫ص‬ َ ‫ن‬ ‫و‬
‫الدي َْن‬.
َ

‫أ َ هما بَ ْع ُد‬..:

Ibadallah,

Ketiga: Jujur Dalam Berkuasa

Betapa banyak pula kita saksikan dalam kenyataan para penguasa yang tidak jujur dalam kekuasaanya. Baik
dalam segi penyusunan rencana anggaran begitu pula dalam penggunaan dan pelaporan anggaran. Kondisi
tersebut membuat rakyat tidak lagi punya empati terhadap penguasa. Seharusnya para pejabat negara
menjadi tauladan bagi rakyat dalam kejujuran. Sehingga tercipta suasana yang akrab antara rakyat dengan
penguasa. Bila seorang penguasa mati dalam keadaan menipu rakyatnya, maka ia akan dijauhkan dari surga.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW :

َ‫علَ ْي َه ا ْل َجنهة‬ ‫اش ل ََر َعيهتَ َه إََله ح هَر َم ه‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا ُ َر َعيهةً يَ ُموتُ يَ ْو َم يَ ُموتُ َوه َُو‬
ٌّ ‫غ‬ ‫ست َْرعَي َه ه‬ َ ‫َما مَ ْن‬
ْ َ‫ع ْب ٍد ي‬

Tidaklah seorang hamba yang dijadikan Allah sebagai pemimpin, lalu ia meninggal dalam keadaan menipu
rakyatnya pada hari ia meninggal, kecuali Allah haramkan atasnya surga. (HR. Muslim)

Betapa meruginya seorang penguasa yang tidak jujur dalam kekuasaannya, di akhirat kelak ia akan berdiam
dalam neraka yang begitu panas dalam masa yang amat lama. Di dunia mungkin dengan sebab kelicikan
dan berbagai faktor lainnya dia bisa lolos dari hukuman sebagai penipu, tapi di akhirat itu tidak akan pernah
terjadi. Allah SWT berfirman:

ُ‫﴾و َم ْن يَ ْع َم ْل مَ ثْقَا َل ذَ هر ٍة ش ًَّرا يَ َره‬ ْ َ ‫شت َات ًا َليُ َر ْوا أ‬


َ ٧﴿ُ‫﴾فَ َم ْن يَ ْع َم ْل مَ ثْقَا َل ذَ هر ٍة َخي ًْرا يَ َره‬٦﴿‫ع َمالَ ُه ْم‬ ْ َ ‫اس أ‬
ُ ‫صد ُُر النه‬
ْ َ‫يَ ْو َمئَ ٍذ ي‬

Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada
mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula. (Az-Zalzalah/99:6-8)

Demikian penjelasan ringkas ini tentang keberuntungang orang jujur dan kerugian orang yang
meninggalkan kejujuran.

‫ع َلى‬َ َ‫صلُّون‬ ‫ ﴿ إَنه ه‬:َ‫ع ْب َد هللاَ َك َما أ َ َم َر ُك ُم هللاُ بَذَ َلكَ فَي َكت َابَ َه فَقَال‬
َ ُ‫َّللاَ َو َم ََلئَ َكتَهُ ي‬ َ ‫طفَى ُم َح هم َد ب َْن‬ َ ‫ص‬
ْ ‫علَى النهبَي َ ال ُم‬ َ ‫صلُّ ْوا َو‬
َ ُ‫س َل ُم ْوا َرحَ َم ُك ُم هللا‬ َ ‫َو‬
‫صلهى ُه‬
‫َّللا‬ َ ً‫علَ هي صََلة‬ َ ‫صلهى‬ َ ‫ (( َم ْن‬:‫سله َم‬
َ ‫علَ ْي َه َو‬
َ ُ‫صلهى هللا‬ َ ‫ َوقَا َل‬، ]٥٦:‫سلَيما ً ﴾ [اْلحزاب‬ َ ‫علَ ْي َه َو‬
ْ َ ‫س َل ُموا ت‬ َ ‫النه َبي َ يَا أَيُّهَا اله َذينَ آ َمنُوا‬
َ ‫صلُّوا‬
‫ع َلى ُم َح هم ٍد‬ ‫علَى آ َل إَب َْرا َه ْي َم إَنهكَ حَمَ ْي ٌد َم َج ْي ٌد َوبَ َاركْ َ‬
‫علَى إَب َْرا َه ْي َم َو َ‬
‫صله ْيتَ َ‬ ‫علَى آ َل ُم َح هم ٍد َك َما َ‬
‫علَى ُم َح هم ٍد َو َ‬
‫عش ًْرا))‪ .‬اَلله ُه هم ص ََل َ‬
‫علَ ْي َه َبهَا َ‬
‫َ‬
‫علَى آ َل إَب َْرا َه ْي َم َإنهكَ حَمَ ْي ٌد َم َج ْي ٌد‬
‫علَى إَب َْرا َه ْي َم َو َ‬
‫اركْتَ َ‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ ُ ه َ َ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫د‬
‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ح‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫‪.‬‬

‫صحَابَ َة أَجْ َم َع ْينَ َوع ََن الت ها َب َع ْينَ‬‫ض الله ُه هم ع ََن ال ه‬ ‫ار َ‬‫علَيٍ‪َ ،‬و ْ‬ ‫عثْ َمانَ َو َ‬
‫ع َم َر َو ُ‬‫ش َد ْينَ ا َ ْْلَئَ هم َة ال َم ْه َد َي ْينَ أ َ َب ْي بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫ض الله ُه هم ع ََن ال ُخلَفَاءَ ه‬
‫الرا َ‬ ‫ار َ‬
‫َو ْ‬
‫سانَكَ يَا أَك َْر َم اْل َك َْرمَ ْينَ‬
‫عنها َمعَ ُه ْم َب َمنَكَ َوك ََرمَ كَ َو َإحْ َ‬ ‫ان إَلَى يَ ْو َم َ‬
‫الد ْينَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ٍ‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫حْ‬‫إ‬ ‫ب‬ ‫م‬‫ه‬‫ُ‬ ‫ع‬‫ب‬ ‫ه‬ ‫ت‬
‫َ َ َ َ ُ ْ ََ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬

‫س َل َم ْينَ ‪َ ،‬وأ َ َذ هل الش َْركَ َوال ُمش َْر َك ْينَ ‪َ ،‬ودَم َْر أ َ ْعدَا َء‬ ‫س ََل َم َوال ُم ْ‬ ‫سلَمَ ْينَ ‪ ,‬اَلله ُه هم أَع هَز َ‬
‫اإل ْ‬ ‫س ََل َم َوال ُم ْ‬‫اإل ْ‬ ‫سلَمَ ْينَ ‪ ،‬اَلله ُه هم أَع هَز َ‬ ‫س ََل َم َوال ُم ْ‬ ‫اَلله ُه هم أَع هَز َ‬
‫اإل ْ‬
‫ص ْر ُه ْم فَي فَلَسْطَ ْينَ َوفَي‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ه‬ ‫ل‬‫ل‬
‫َ َ ٍ ُه‬‫َ‬ ‫ا‬ ‫َان‬
‫ك‬ ‫م‬ ‫ُل‬ ‫ك‬ ‫َي‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫خ‬‫ْ‬ ‫إ‬
‫ُْ َ َ‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫ُه‬‫ه‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫كَ‬ ‫َ‬ ‫ن‬‫ي‬‫ْ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫َر‬
‫َ‬ ‫ص‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ْ‬ ‫م‬ ‫ر‬
‫ُْ َ‬‫ص‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ُه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫ل‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫نَ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫مَ‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ب‬
‫َ َ ه َ‬ ‫ر‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫نَ‬‫ي‬‫ْ‬ ‫الد‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ة‬ ‫َ‬
‫ز‬ ‫الد ْينَ ‪َ ،‬واحْ َم ْ‬
‫َو‬‫ح‬ ‫َ‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫كَ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫اصبَ ْي ف َإن ُه ْم َل يُ ْع َجز ْون ‪ ،‬الل ُه هم‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫نَ‬ ‫َ‬ ‫نَ‬ ‫َ‬
‫عليَ بَاليَ ُه ْو َد ال ُم ْعت َد ْي الغ َ‬ ‫كَ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫َ‬
‫اإلك َْر َام‪ ،‬الل ُه هم َو َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫كَ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َكَ‬ ‫ْ‬
‫َان‪ ،‬الل ُه هم أيَده ْم بَت َأيَ ْيد َواحْ فظ ُه ْم بَحَ فظَ يَا ذا الجََل َل َو َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ك َُل َمك ٍ‬
‫ص َل ْح أَئَ همتَنَا َو ُو ََلةَ أ ُ ُم ْو َرنَا َواجْ عَ ْل َو ََليَتَنَا فَ ْي َم ْن َخافَكَ َواتهقَاكَ‬ ‫طانَنَا َوأ َ ْ‬ ‫إَنها نَجْ عَلُكَ فَي نُ ُح ْو َر َه ْم َونَعُ ْوذُ بَكَ الله ُه هم مَ ْن ش ُُر ْو َر َه ْم‪ ،‬اَلله ُه هم آمَ نها فَي أ َ ْو َ‬
‫ب‬ ‫سهُ ث َ ْو َ‬ ‫س َد ْدهُ فَي أ َ ْق َوا َل َه َوأ َ ْع َما َل َه َوأ َ ْلبَ ْ‬ ‫علَى البَ َر َوالت ه ْق َوى َو َ‬ ‫ب َوت َْرضَى َوأ َ َع ْنهُ َ‬ ‫ب العَالَمَ ْينَ ‪ .‬اَلله ُه هم َوفَقْ َول ََي أ َ ْم َرنَا َل َما تُحَ ُّ‬ ‫َواتهبَ َع َرضَاكَ يَا َر ه‬
‫صلهى‬ ‫سنه َة نَبَيَكَ ُم َح هم ٍد َ‬ ‫س َلمَ ْينَ َل ْلعَ َم َل بَ َكت َابَكَ َواتَبَاعَ ُ‬ ‫اصحَةَ‪ ،‬اَلله ُه هم َوفَقْ جَمَ ْي َع ُو ََلةَ أ ُ ُم ْو َر ال ُم ْ‬ ‫طانَةَ الصَا َلحَةَ النَ َ‬ ‫ارزُ ْقهُ البَ َ‬ ‫الصحهةَ العَافَيَةَ َو ْ‬ ‫َ‬
‫علَى َعبَادَكَ ال ُمؤْ مَ نَ ْينَ‬ ‫سله َم‪َ ،‬واجْ عَ ْل ُه ْم َرحْ َمةً َو َرأْفَةً َ‬ ‫علَ ْي َه َو َ‬ ‫‪.‬هللاُ َ‬

‫سأَلُكَ َمنَ ال َخ ْي َر ك َُلهُ‬ ‫سدَادَ‪ ،‬اَلله ُه هم إَنها َن ْ‬ ‫سأَلُكَ ال ُهدَى َوال ه‬ ‫سنَا ت َ ْق َواهَا َز َكهَا أ َ ْنتَ َخي َْر َم ْن َزكهاهَا أ َ ْنتَ َو َليُّهَا َو َم ْولَهَا‪ ،‬اَلله ُه هم إَنها نَ ْ‬ ‫ت نُفُ ْو َ‬ ‫اَلله ُه َم آ َ‬
‫ع َل ْمنَا مَ ْنهُ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم‪ ،‬اَلله ُه هم ا ْغف َْر لَنَا َول ََوا َل َد ْينَا‬
‫آج َل َه َما َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫و‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫َاج‬‫ع‬ ‫ه‬
‫َ‬ ‫ُل‬
‫َ‬ ‫ك‬ ‫هر‬
‫َ‬ ‫ش‬ ‫ال‬ ‫نَ‬ ‫مَ‬ ‫كَ‬ ‫ب‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ذ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ع‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫و‬‫ْ َ‬‫‪،‬‬‫م‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫ل‬
‫َ َ ْ‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫ن‬‫ْ‬ ‫مَ‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ْ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫آج‬
‫َاج َل َه َ َ‬
‫و‬ ‫ع َ‬
‫ب ال َعالَمَ ْينَ‬ ‫ر‬ ‫ّلِل‬
‫َ َ ْ َهَ َ َ‬‫د‬
‫ُ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫ْو‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬‫م‬ ‫ي‬ ‫الر‬
‫ْ ُ َ حَ ْ ُ َ آخَ ُ‬ ‫ر‬ ‫و‬‫ُ‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫غ‬ ‫ال‬ ‫تَ‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫كَ‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫اْل‬
‫َاءَ مَ ُ ْ َ ْ َ َ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ي‬ ‫حْ‬‫َ‬ ‫ْل‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ت‬
‫َ‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ن‬ ‫ؤْ‬ ‫م‬‫ال‬ ‫و‬
‫َ ُ مَ َ ْ َ ُ مَ‬ ‫نَ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ؤْ‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫َ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫نَ‬
‫َ َ ُ ْ َمَ ْ َ ُ ْ َ َ‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬‫ل‬‫ْ‬ ‫ل‬‫و‬ ‫‪.‬‬

‫‪(Diadaptasi dari tulisan Ustadz Alimusri Semjan Putra majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun‬‬
‫‪XVIII/1436H/2015M).‬‬

You might also like