You are on page 1of 4

Sallam1

Oleh: Syamsuddin, M.Pd.I

ُ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللا‬، ‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو َسيِّئَا‬، ‫إِ َّن ال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوْ بُ إِلَ ْي ِه‬
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُده‬، ُ‫ك لَه‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬، ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬ ِ ‫فَاَل ُم‬
‫َو َرسُوْ لُهُ؛‬

َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ ّن إِالّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬


ّ ‫يَاأَيّهَا الّ َذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقُوا هللاَ َح‬

ّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬


َ‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِ ْيرًا َونِ َسا ًء َواتّقُوا هللا‬ َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َوخَ ل‬ ٍ ‫يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْ ا َربّ ُك ُم الّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
‫الَ ِذي تَ َسا َءلُوْ نَ بِ ِه َو ْاألَرْ َحام َ إِ ّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬

‫يَاأَيّهَا الّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقُوا هللاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ الً َس ِد ْيدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َرسُوْ لَهُ فَقَ ْد فَا َز‬
‫ أَ ّما بَ ْع ُد‬،‫َظ ْي ًما‬
ِ ‫… فَوْ ًزا ع‬

‫ َو ُك ّل ُمحْ َدثَ ٍة‬،‫ َو َش ّر ْاألُ ُموْ ِر ُمحْ َدثَاتُهَا‬،‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬ ِ ‫ َوخَ ي َْر ْالهَ ْد‬،ِ‫ث ِكتَابُ هللا‬
ُ ‫ى هَ ْد‬
َ ‫ى ُم َح ّم ٍد‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬
َ ‫فَأ ِ ّن أَصْ َد‬
ِ ّ‫ضالَلَ ِة فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل ِب ْد َع ٍة‬
َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضالَلَة‬

Mengawali khutbah Jum’at ini, khatib mengajak agar pada Jum’at yang mulia ini kita (1)
Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, serta (2) Memperbanyak shalawat kepada
Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Taqwa merupakan perintah dan wasiat Allah
kepada seluruh hamba-Nyaa. Taqwa juga merupakan bekal terbaik bahkan satu-
satunya bekal ketika seorang hamba menghadap kepada Allah Ta’ala. Taqwa yang
akan mengantarkan seorang hamba pada kemuliaan di dunia dan di akhirat. Karena
orang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Rasul juga mengatakan,
amalan yang paling banyak memasukan manusia ke surga adalah taqwa pada-Nya.

Diantara tanda atau bukti Iman dan Taqwa kepada Allah adalah mencintai Allah dan
Rasul-Nya. Takkan sempurna Iman seorang hamba sebelum menjadikan Rasul sebagai
sosok yang paling ia cintai melebih kecintaan pada segala sesuatu.
Allah Ta’alaberfirman:

‫ [البخاري‬.”‫[والذي نفسي بيده اليؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه وماله وولده والناس أجمعين‬

“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tanga-Nya, kalian tidak beriman hingga aku lebih
dicintainya melibihi (cintanya) pada diri, harta, dan anaknya, serta seluruh manusia”
(HR. Bukhari).
Hadits di atas menunjukan bahwa bukti iman adalah mencintai nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mebelihi kecintan terhadap diri, harta, anak
serta apa dan siapapun dari kalangan manusia. Orang beriman beriman yang sejati
selalu menempatkan cinta kepada Rasul pada posisi cinta tertinggi. Oleh karena itu
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahmenyebut cinta kepada Rasul sebagai
kewajiban yang harus ditunaikan setiap Muslim terhadap Rasul. Sebab hal itu
merupakan hak beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana ditunjukan oleh firman
Allah Ta’ala dalam surah At-Taubah ayat 24;

﴿  ُ‫ارةٌ ت َْخ َشوْ نَ َك َسا َدهَا َو َم َسا ِكن‬ َ ‫يرتُ ُك ْم َوأَ ْم َوا ٌل ا ْقتَ َر ْفتُ ُموهَا َوتِ َج‬
َ ‫قُلْ إِن َكانَ آبَا ُؤ ُك ْم َوأَ ْبنَآ ُؤ ُك ْم َوإِ ْخ َوانُ ُك ْم َوأَ ْز َوا ُج ُك ْم َوع َِش‬
‫ُوا َحتَّى يَأْتِ َي هَّللا ُ بِأ َ ْم ِر ِه َوهَّللا ُ اًل َي ْه ِدي ْالقَوْ َم‬
ْ ‫ضوْ نَهَا أَ َحبَّ ِإلَ ْي ُكم ِّمنَ هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َو ِجهَا ٍد فِي َسبِيلِ ِه فت ََربَّص‬ َ ْ‫تَر‬
)24 ‫ اآلية‬،‫(سورة التوبة‬ ﴾  َ‫اسقِين‬ ِ َ‫ ْالف‬.

Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum


keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah
dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik. (QS: At-Taubah Ayat: 24)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah mengatakan;

“Ayat yang mulia ini merupakan dalil paling agung yang menunjukan wajibnya mencintai
Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mendahulukan kecintaan pada
keduanya atas segala sesuatu. Ayat ini juga menunjukkan ancaman keras (wa’id syadid)
dan celaan yang keras terhadap orang yang lebih mencintai hal-hal yang disebutkan
dalam ayat tersebut (ayah, anak, saudara, istri-suami, harta kekayaan, aset bisnis,
rumah) dari Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya. Bukti dari hal itu adalah (sikap) bila
disodorkan kepadanya dua pilihan antara (pertama) yang dicintai Allah dan Rasul-Nya
namun tidak disukai nafsunya dengan (yang kedua) disukai oleh nafsunya namun tidak
dicintai Allah dan Rasul-Nya. Jika seseorang memilih sesuatu yang disukai oleh hawa
nafsunya tinimbang yang dicintai Allah, maka hal itu adalah bukti bahwa ia dzalim dan
meninggalkan apa yang diwajibkan kepadanya. (Artinya orang itu tidak mencintai Allah
dan Rasul-Nya). (Taisir karimir Rahman, hlm.332)
Bahkan takkan pernah sempurna iman seorang hamba selama ia masih lebih mencintai
dirinya, anak, dan orang tuanya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amirul Mu’minin
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; Wahai Rasulullah; sungguh, engkau lebih aku
cintai dari segala sesuatu, kecuali diriku (artinya Umar masih lebih mencintai dirinya dari
Nabi. Tapi beliau masih lebih mencintai Nabi dari orang lain). “Tidak”, kata Rasul. “Demi
Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya (demi Allah), (anda tidak beriman) hingga aku lebih
kau kamu cintai dari dirimu”, lanjut Rasul. “Sekarang engkau sungguh lebih aku cintai
dari diriku”, kata Umar. Nabi mengatakan, “Sekarang (telah benar cintamu padaku)
wahai Umar”.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Kecintaan pada Rasul akan menjadi sebab berkumpul bersama beliau di surga kelak.
Karena setiap orang akan dikumpulkan bersama yang dicintainya. Seorang pria datang
kepada Nabi bertanya tentang ‘kapan’ kiamat. Tapi Rasulullah balik bertanya kepada
pria itu. “Apa yang anda siapkan untuknya?” “Tidak ada apa-apa, kecuali cintaku
kepada Allah dan Rasul-Nya”, jawab pria itu. “anda akan bersama dengan yang anda
cintai”, janji Rasul.

Ini merupakan keutamaan yang agung. Kita dapat dikumpulkan bersama Nabi di surga
meski tidak mampu beramal seperti beliau. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
mengatakan, beliau sangat bahagia dan senang mendengar, “setiap orang akan
dikumpulkan bersama orang yang dicintainya”. “saya tidak dapat bermal seperti
Rasulullah, Abu Bakar dan Umar”, aku Anas.”Tapi dengan cintaku pada mereka, aku
berharap dapat dikumpulkan bersama mereka di surga nanti”, harapnya.

Hal yang sama diungkapkan pula oleh Imam Syafi’i rahimahullah. Beliau mengatakan;

Aku mencintai para shalihin, meski aku tidak termasuk (bagian) dari mereka

Semoga dengan cintaku pada mereka, aku peroleh syafa’at

Jika manusia sealim dan se-shaleh Anas bin Malik dan Imam Syafi’i masih berharap
syafa’at melaui cinta pada orang Shaleh, maka orang sekelas kita lebih butuh lagi. Oleh
karena itu, mari tumbuhsuburkan kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, keluarga, dan para sahabanya serta orang-orang shaleh lainnya.

َ‫ َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللا‬،‫ أَقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا‬،‫الح ِكي ِْم‬
َ ‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬ِ ‫آن ال َع ِظي ِْم َونَفَ ْعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليآ‬ِ ْ‫بَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي القُر‬
ِ ‫ إِنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر الر‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬،‫ب‬
‫َّح ْي ُم‬ ٍ ‫ال َع ِظ ْي َم لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن َذ ْن‬.

Khutbah Kedua

،‫ك لَهُ تَ ْع ِظ ْي ًما لِ َشأْنِ ِه‬


َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،‫ َوال ُّش ْك ُر َعلَى تَوْ فِ ْيقِ ِه َوا ْمتِنَانِ ِه‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َعلَى إِحْ َسانِ ِه‬
‫ َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َم ِزيْد‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه‬ َ ،ُ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah

Pada khutbah pertama, telah dijelaskan tentang kewajiban mencintai


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Lalu dengan Apa dan Bagaimana Membuktikan
Cinta Kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Diantaranya;

Pertama; Membenarkan (tashdiq) berita dan informasi yang Nabi kabarkan.

Kedua, Mentaati perintahnya,

Ketiga, Meninggalkan larangannya

Keempat, Tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan mengikuti syariat dan
sunnahnya.

You might also like