You are on page 1of 14

‫السالَِم‪َ ،‬وَأْف َه َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّيِب‬ ‫ل‬ ‫ب‬

‫َ ُُ َ ّ‬‫س‬ ‫ا‬ ‫ن‬


‫َ‬ ‫ا‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ه‬ ‫ذي‬ ‫ّ‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫هلل اْحلم ُد ِ‬
‫هلل‬ ‫َْ‬
‫اْحلم ُد ِ‬
‫َْ‬
‫ّ‬
‫رمي‪َ ،‬أ ْشه ُد َأ ْن اَل اِلَه ِإاَّل اهلل وح َده ال َش ِريك لَه‪ ،‬ذُو اْجل ِ‬
‫الل َواإل ْكرام‪،‬‬ ‫َ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ال َك ِ َ‬
‫ص ِّل و َسلِّ ْم َوبا ِر ْك‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ه‬ ‫ل‬
‫ّ‬ ‫ال‬ ‫ه‪،‬‬ ‫ل‬
‫ُ‬ ‫سو‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ب‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫د‬
‫ً‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫َ‬‫حُم‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬ ‫ي‬
‫َّ‬‫ِ‬‫َوَأ ْش َه ُد َأ ّن َسيِّ َدنَا َونَب‬
‫ُ َ‬ ‫ْ َُ َ‬
‫سان إىَل َي ْوِم الدِّين‬ ‫‪،‬علَى سيِّ ِدنا حُمَم ٍد وعلَى الِه وأصحابِِه والتَّابِعني بِإح ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ّ ََ‬ ‫َ َ‬
‫اعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬‫َ َ‬ ‫ط‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ََّأما بع ُد‪َ :‬فيايُّها اِإل خوان‪ ،‬أوصي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى ِ‬
‫اهلل‬ ‫ْ َ‬ ‫َ ْ َ َ ْ َ ْ ُْ ْ َ‬
‫الر ِحْي ْم‪ :‬يَا‬ ‫ان َّ‬ ‫اهلل الرَّمْح ِ‬ ‫ال اهلل َتعاىل يِف اْل ُقر ِان اْل َك ِرمي‪ :‬بِس ِم ِ‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫‪،‬‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫ُت ْفلِ‬
‫َ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ َ‬ ‫ُْ‬
‫َأع َمالَ ُك ْم‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ح‬ ‫َأيُّها الَّ ِذين آَمنوا َّات ُقوا اهلل وقُولُوا َقواًل س ِد ًيدا‪ ،‬يصلِ‬
‫ُْ ْ ْ ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ‬
‫يما وقال‬ ‫وي ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم ومن ي ِط ِع اهلل ورسولَه َف َق ْد فَاز َفوزا ع ِ‬
‫ظ‬
‫َ ًْ َ ً‬ ‫ََ ُ ُ‬ ‫ََ ْ ْ َ ْ ََ ْ ُ‬
‫تعاىل يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َآمُن ْوا َّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ َّن ِإالَّ َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫يم‬ ‫ظ‬‫ص َد َق اهلل الع ِ‬
‫ُ َ ْ‬ ‫َ‬
‫‪Hadirin, jama’ah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah ta’ala.‬‬

‫‪Pertama, marilah kita haturkan puji kepada Allah swt, Dzat yang‬‬


‫‪telah melimpahkan nikmat karunia-Nya. ‬‬

‫‪Kedua, shalawat dan salam semoga tersanjungkan kepada Nabi‬‬


‫‪Muhammad SAW, utusan yang membawa rahmat bagi alam‬‬
‫‪semesta.‬‬

‫‪Jamaah yang Dirahmati Allah SWT‬‬


‫‪Pada kesempatan ini, khatib berwasiat khususnya kepada diri‬‬
‫‪sendiri dan umumnya kepada jamaah untuk meningkatkan iman‬‬
dan takwa kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Iman dalam
pengertian: 

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫يِب‬َّ


‫ن‬ ‫ال‬ ِِ‫التَّص ِديق اجلا ِزم مِب َا جاء ب‬
‫ه‬
َ ُّ َ َ ُ َ ُْ ْ
Artinya: Pembenaran hati secara mantap terhadap seluruh
ajaran yang dibawa oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam. 

Demikian pula takwa dengan makna: 

‫اطنًا‬ ِ َ‫اب َنو ِاهي ِه ِسًّرا وعاَل نِيَّةً ظ‬


ِ ‫اهرا وب‬ ِ ‫ن‬ِ‫اهلل واجت‬
ِ ‫ال َأو ِام ِر‬
ُ َِ‫امت‬
‫ث‬
ََ ً ََ ْ َ َ ْ َ َ ْ
Artinya: Melaksanakan segala perintah Allah Subhanahu Wa
Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Baik sembunyi-
sembunyi maupun terang-terangan. Lahir maupun batin. 

Dengan demikian kalangan bertakwa adalah tetap istiqomah


beribadah kala dilihat maupun tidak dilihat orang. Dipuji
maupun tidak dipuji pihak manapun. Kita tetap melaksanakan
apa yang diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Wasiat ini bukanlah sekadar wasiat rutin yang disampaikan para


khatib di mimbar Jumat. Namun menurut Imam al-
Haddad dalam kitab An-Nashaih ad-Diniyyah, wasiat takwa
adalah: 

‫ق‬ِ ‫السابِِق والاَّل ِح‬


َّ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ِ
‫ر‬ ِ ‫َألولِ و‬
‫األخ‬ َّ ِ‫ب الْعاملني ل‬
ُّ ‫ر‬ ‫اهلل‬ ‫ة‬
ُ ‫ي‬
َّ ِ‫و‬
‫ص‬
َ ‫نْي‬ َ َ ‫نْي‬ َ ْ َ َ ‫نْي‬ َ َ َُ َ
Artinya: Wasiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan semesta
alam bagi orang-orang dahulu, sekarang maupun yang akan
datang. 
Semoga Allah Ta’al a menerima ketakwaan kita baik yang wajib
maupun yang sunah. Amin ya rabbal alamin.

Jamaah Jumat yang Berbahagia

Dalam buku berjudul Cahaya karya Al-Imam al-Habib Abu


Bakar bin Hasan al-Athas Azzabidi, disebutkan pernah terjadi
dialog antara Allah Ta’ala dengan Nabiyullah Dawud
Alaihissalam.
Nabi Dawud bertanya kepada Allah Ta’ala: Ya Allah, nikmat
apakah yang kecil di sisi-Mu?. Allah menjawab: Napas yang
kamu hirup sehari-hari adalah nikmat yang kecil di sisi-Ku. 

Bayangkan, nafas yang kita hirup sehari-hari, yang menjadi


oksigen bagi kita, bagi Allah ta’ala adalah nikmat terkecil. 
Lalu nikmat apakah yang paling terbesar di sisi-Mu? Tanya
Nabi Daud lagi. Diciptakannya Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wasallam, jawab Allah ta’ala.

Tidak heran, jika dalam hadist Qudsi dikatakan: 

‫ت اَألفْاَل ك‬
َ ‫لَ ْواَل َك لَ ْواَل َك يَا حُمَ ّمد ملا َخلَ ْق‬
Artinya: Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak
akan Aku ciptakan alam semesta ini.
 
Kelahiran Nabi Muhammad Shalllallahu Alaihi Wasallam
memang anugerah terindah bagi umat manusia dari Allah yang
wajib kita syukuri. Karenanya Allah Ta’ala berfirman: 

‫ث فِي ِه ْم َر ُسواًل‬ ‫ب‬ ‫ذ‬


ْ ‫ِإ‬ ‫ني‬ِ
‫ن‬ ِ
َ َ َ َ ‫قَ ْد َم َّن اللَّهُ َعلَى الْ ُمْؤ‬
‫ع‬ ‫م‬
Artinya: Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan karunia bagi
orang-orang beriman tatkala Dia mengutus bagi mereka
seorang Rasul. (QS Ali Imran: 164)

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti kita


tahun, tak terasa kita sudah memasuki bulan Rabi’ul Awal, bulan
kelahiran baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
Seorang rasul yang diutus untuk membawa rahmat dan kasih
sayang bagi manusia dan semesta alam atau rahmatan lil
‘alamîn.

Jamaah yang Mulia

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyeru kepada


seluruh umat manusia ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yakni
jalan kebenaran atau jalan tauhid hingga jalan yang lurus. (as-
siratal mustaqim).
Yaitu jalan orang-orang yang telah diberikan nikmat oleh Allah
Taala, dari para nabi dan rasul, dan orang-orang terdahulu yang
shalih. Yaitu, jalan Islam karena semua nabi dan rasul terdahulu,
aqidahnya sama. 

‫َأي يِف اْ َلع ِقْي َدة‬


ْ ‫اَل نُ َفِّر ُق َبْيَن ُه ْم‬
Maknanya adalah bahwa sejak Nabiyullah Adam ‘Alaihis Salam,
hingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, mereka
menyerukan kalimat tauhid untuk mengesakan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. La ilaha illallah, yakni meski syariatnya berbeda,
pada akhirnya semua syariat para nabi dan rasul terdahulu
disempurnakan oleh syariat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam. Yang berat diringankan, yang susah menjadi mudah,
dan itulah ciri khas syariat Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad membawa agama Islam, yaitu agama yang
diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan hal tersebut
ditegaskan di ayat berikut:  

‫ِّين ِعْن َد اللَّ ِه اِإْل ْساَل ُم‬


َ ‫الد‬ َّ
‫ن‬ ‫ِإ‬

Artinya: Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah


adalah al-Islam. (QS Ali Imran: 19)

Syekh Nawawi Banten, dalam tafsirnya, Marah Labid fi Tafsiril


Qur’anil Majid (juz 1, halaman: 91) mengatakan bahwa
pengertian ayat tersebut adalah bahwa tidak ada agama yang
diridhai oleh Allah  kecuali Islam, yaitu agama tauhid dan syariat
yang mulia yang pernah ditempuh oleh para rasul terdahulu.

Turunnya ayat ini karena ada klaim agama-agama lain, yaitu


Yahudi dan Nasrani, yang merasa lebih baik, lebih benar, dan
lebih utama dibandingkan Islam.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kenapa kita merayakan maulid?
Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah
nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada
kita.
Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas
nikmat yang sangat agung ini.  
Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan
yang berhak dan wajib disembah.
Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai
segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala
sesuatu.
Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama
yang benar. Satu-satunya agama yang diridhai Allah. Agama
yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul. 
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang
paling mulia dan makhluk yang paling utama, Salah satu bukti
cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:

‫ت َد ْعويِت‬‫ْأ‬ ‫ِإ‬ ‫يِب‬ ‫يِب‬ ِ


ْ َ ُ ََ ْ َ ُ َ َ ْ َ ٍّ َ ُّ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ٍّ َ ّ ‫ل‬
‫ب‬ ‫ت‬ ‫اخ‬ ‫يِّن‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫و‬‫ع‬‫د‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ك‬ُ ‫ل‬ ‫ج‬َّ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ف‬
َ ‫ة‬
ٌ ‫اب‬‫ج‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ة‬
ٌ ‫و‬‫ع‬‫د‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ك‬ُ
‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬ ِ ‫ُأِلميِت يوم الْ ِقيام‬
َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ً‫اعة‬
‫ة‬ َ ‫َش َف‬
Maknanya:
“Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan,
maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku
simpan doaku sebagai syafaat untuk umatku di hari kiamat”
(HR Muslim).

Pada hari kiamat kelak, dikatakan kepada Baginda:


‫يَا حُمَ َّم ُد َس ْل ُت ْع َط َوا ْش َف ْع تُ َش َّف ْع‬
Maknanya: “Wahai Muhammad, mintalah maka engkau akan
diberi, berilah syafaat maka syafaatmu akan diterima” Baginda
menjawab:
)‫َّساِئ ُّي‬ َ ْ ‫ب َُّأميِت ْ َُّأميِت‬
َ ‫(ر َواهُ الن‬ ِّ ‫َأي َر‬
ْ
Maknanya: “Wahai Tuhanku, umatku umatku”  (HR an-Nasa’i) 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Perayaan maulid di bulan Rabi’ul Awal mengingatkan kita akan
keagungan Baginda, keutamaannya, akhlaknya, perjuangannya,
gambaran ketampanan dan keindahan jasad mulianya. Ketika
dilantunkan puji-pujian kepadanya dan jamaah maulid mulai
menyebut-nyebut namanya, biasanya kita akan terbawa suasana
haru. Dalam hati kita berucap, “Andai saja aku mendapat
kemuliaan bertemu dengan Baginda, meskipun dalam mimpi.” 
Seorang mukmin sejati pasti merindukan baginda Nabi.
Seorang mukmin sejati pasti-lah sangat ingin bertemu dengan
baginda walaupun sekejap pandangan mata dalam mimpi. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Kenapa kita merayakan maulid?. Karena kita ingin bersyukur
kepada Allah atas kelahiran Nabi kita. Nabi Muhammad bahkan
yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari
kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari Senin,
beliau menjawab:
َّ ‫(ر َواهُ َأمْح َ ُد َوالَْبْي َه ِق ُّي يِف‬
‫الداَل ِئ ِل‬ ِ ‫َذ َاك يوم ولِ ْدت فِي ِه وُأنْ ِز َل علَي فِي‬
‫ه‬
َ ْ َّ َ َ ْ ُ ُ ٌ َْ
Maknanya: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan
diturunkan wahyu pertama kepadaku” (HR Ahmad dan al-
Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah) 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Perayaan maulid adalah bentuk pengamalan terhadap hadits:


ِ‫َّاس َأمْج ع‬
ِ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫و‬ ِ ‫ب ِإلَي ِه ِمن والِ ِد ِه وولَ ِد‬
‫ه‬ َّ ‫َأح‬ ‫ن‬
َ ‫و‬‫ك‬ُ ‫َأ‬ ‫ىَّت‬‫ح‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫د‬
ُ ‫َأح‬ ‫ن‬ ِ ‫اَل يْؤ‬
‫م‬
َ ‫َ نْي‬ َ ََ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ُ
Maknanya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara
kalian, hingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan
seluruh manusia” (HR al-Bukhari)

Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan


dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa
sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati
dengannya. Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal
yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang
mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang
menyelamatkan umat manusia dari kesesatan, kezaliman,
kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.
Baginda Nabi bersabda:
ِ ‫احي الَّ ِذي مَيْحو اهلل يِب الْ ُك ْفر وَأنَا احْل‬
‫اش ُر‬ ِ ‫َأنَا حُم َّم ٌد وَأنَا َأمْح ُد وَأنَا الْم‬
َ َ َ َ ُ ُْ ْ ْ َ َ َ َ َ
‫(مَّت َف ٌق‬ ‫د‬
ٌ ‫َأح‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ي‬ ِ َّ‫الَّ ِذي حُي شر النَّاس علَى قَ َد ِمي وَأنَا الْعاقِب ال‬
‫ذ‬
َ
ُ َ ُ َْ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ ُ َُ ْ ْ
)‫َعلَْي ِه‬
Maknanya: “Aku adalah Muhammad dan aku adalah Ahmad.
Aku adalah al-Mahi (sang penghapus) yang denganku Allah
menghapus kekufuran. Aku adalah al-Hasyir yang orang-orang
akan dikumpulkan di padang mahsyar di belakangku. Dan aku
adalah al-‘Aqib yang tidak ada seorang pun yang diangkat
menjadi nabi setelahku”  (HR al-Bukhari dan Muslim)  

Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling


mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling
mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan
kemuliaan dirinya dalam sabdanya:
َ‫اصطََفى ُقَريْ ًشا ِم ْن كِنَانَة‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ِ ‫ِإ َّن اهلل اصطََفى كِنَانَةَ ِمن ولَ ِد ِإمْس‬
‫اع‬
ْ َ َْ َ َ ْ ْ َ
)‫(ر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬
َ ٍ
‫م‬ ِ ‫اش ٍم واصطََفايِن ِمن بيِن ه‬
‫اش‬ َ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ْ َ َْ ْ
ِ ‫ش بيِن ه‬ ٍ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ق‬
ُ ‫ن‬ ِ ‫واصطََفى‬
‫م‬ ْ َ
Maknanya:
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il,
dan  memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih dari
Quraisy Bani Hasyim dan memilihku dari Bani Hasyim” (HR
Muslim).  

Dengan mengetahui ketinggian derajat dan kemuliaannya,


insyaallah cinta dan pengagungan kita kepadanya semakin
menguat dan mendalam. Cinta inilah yang akan mendorong kita
untuk menjalankan perintahnya dan mengikuti ajaran-ajarannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam peringatan maulid, kita belajar dan mengajarkan tentang
ciri-ciri fisik mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Barang siapa yang melihatnya dalam mimpi, sungguh ia akan
melihatnya dalam keadaan jaga sebagaimana sabda Baginda:
)‫(مَّت َف ٌق َعلَْي ِه‬
ُ
َِ‫من رءايِن يِف الْمنَ ِام فَسيرايِن يِف الْي َقظ‬
‫ة‬ َ ْ ْ َََ َ ْ ْ َ َ ْ َ
Maknanya: “Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka ia akan
melihatku dalam keadaan jaga” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dalam peringatan maulid ada pembacaan sirah nabawiyyah


(sejarah hidup Nabi). Disebutkan bahwa Nabi tumbuh dalam
keadaan yatim.
Maka keyatiman seseorang jangan sampai menghalanginya
untuk berakhlak dengan akhlak-akhlak Nabi dan beradab dengan
adab-adabnya.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidup Nabi, kita belajar


kejujuran dari aktivitas dagangnya. Betapa beliau adalah orang
yang sangat jujur dalam berniaga sehingga keberkahan begitu
tampak pada hartanya.   Dalam pembacaan terhadap sejarah
hidup beliau, para dai belajar berbagai metode dakwah dari
baginda.
Beliau memulai dakwah sendirian, menyeru dan mengajak
kepada Islam hingga agama yang mulia ini menyebar ke seluruh
penjuru jazirah Arab. Kelanjutan dakwah sepeninggal beliau
dilanjutkan oleh para sahabatnya. Hingga Islam menyebar ke
berbagai belahan dunia.

Dalam pembacaan terhadap sejarah hidupnya, terdapat pelajaran


bagi umat untuk berakhlak dengan akhlak yang mulia.
Nabi bersabda:
)‫(ر َواهُ الَْبَّز ُار َوالَْبْي َه ِق ُّي‬
َ
ِ ‫ِإمَّنَا بعِثْت ُأِلمَتِّم م َكا ِرم اَأْلخاَل‬
‫ق‬ ْ َ ََ ُ ُ
Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak
yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi) Dalam rangkaian
acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang
dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’an,
sedekah makanan, doa bersama dan menjadi ajang
silaturahim serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan
antar sesama umat Islam. Dan tentu saja menjadi sebuah
kegiatan untuk memperbanyak bacaan shalawat sebagaimana
difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:
‫صلُّوا َعلَْي ِه‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ِ َّ‫يا َأيُّها ال‬
‫ذ‬
َ َُ َ َ َ
‫يما (األحزاب‬ ِ‫وسلِّموا تَسل‬
ً ْ ََُ
Maknanya: “Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah
salam kepadanya”  (QS. Al-Ahzab: 56) Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang
penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa
barakah bagi kita semua. Amin.

Hadirin yang Berbahagia

Semoga kita diberikan kekuatan untuk istikamah dalam


mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Meneladani jejak
kehidupannya yang penuh cahaya ilmu dan hikmah, banyak
bershalawat kepadanya. Dalam diri Rasulullah sungguh terdapat
suri teladan yang baik dan patut dicontoh. Kecuali kekhususan-
kekhususan yang melekat pada dirinya, semua ucapan dan
tindakannya adalah untuk diikuti. Sebagaimana dikatakan Syekh
Abdul Hamid Hakim dalam kitab ushul fiqih Mabadi
Awwaliyah: 
‫االقْتِ َداءُ ِإاَّل َما َد َّل الدَّلِْي ُل َعلَى‬
‫اَألصل يِف َأْفع ِال النَّيِب صلَّى اهلل َعلَي ِه وسلَّم ِ‬
‫ِّ َ ُ ْ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُْ‬
‫اص ِه‬
‫اختِص ِ‬
‫ْ َ‬
‫‪Artinya: Hukum asal segala perbuatan Nabi adalah untuk diikuti‬‬
‫‪kecuali ada dalil yang mengkhususkannya.‬‬

‫َأع َم الَ ُك ْم‬ ‫م‬‫ك‬‫ُ‬ ‫ل‬


‫َ‬ ‫ح‬‫ي ا َأيُّه ا الَّ ِذين آمن وا َّات ُق وا اللَّه وقُولُ وا َق واًل س ِد ًيدايص لِ‬
‫ْ َ ُْ ْ ْ ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َُ‬ ‫َ َ‬
‫يما‬ ‫وي ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم ۗ ومن ي ِط ِع اللَّه ورسولَه َف َق ْد فَاز َفوزا ع ِ‬
‫ظ‬
‫َ ًْ َ ً‬ ‫َ ََ ُ ُ‬ ‫ََ ْ ْ َ ْ ََ ُ‬
‫آن اْ َلع ِظْي ِم‪َ ،‬و َن َف َعيِن َوِإيَّا ُك ْم مِب َافِْي ِه ِم ْن آيَِة ‪ ‬‬
‫بار َك اهلل يِل ولَ ُكم ىِف اْل ُقر ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ََ‬
‫العلِْي ُم‪َ ،‬وَأُق ْو ُل‬
‫ُْ َ‬‫ع‬ ‫ي‬ ‫م‬‫الس ِ‬
‫َّ‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِإ‬ ‫و‬ ‫ه‬‫َ‬‫ت‬ ‫و‬‫ال‬
‫َ‬
‫َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ ُ َُ‬
‫و ِذ ْك ِر احْل ِكي ِم وَت َقبَّل اهلل ِمنَّا و ِمْن ُكم تِ‬
‫َ‬
‫الر ِحْيم‬ ‫الع ِظْي َم ِإنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْو ُر َّ‬ ‫اهلل‬ ‫ر‬ ‫َقويِل ه َذا فَأست ْغ ِ‬
‫ف‬
‫َْ ُ َ َ‬ ‫ْ َ‬
‫‪Khutbah II  ‬‬

‫لى َت ْوفِْي ِق ِه َواِ ْمتِنَانِِه‪.‬‬ ‫ع‬ ‫ه‬ ‫َ‬‫ل‬ ‫ر‬ ‫ك‬


‫ْ‬
‫َ َ َْ َ ُ َُ َ‬‫الش‬
‫ُّ‬ ‫و‬ ‫هلل على ِإحسانِِ‬
‫ه‬ ‫اَحْل م ُد ِ‬
‫َْ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْش َه ُد‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬
‫ي‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫د‬
‫ُ َ ُ َ ْ َُ َ َ ْ َ‬‫ح‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫ال‬ ‫َوَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ اَ َ‬
‫ه‬ ‫ل‬
‫ض َوانِِه‪.‬‬‫َ ْ‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫إىل‬ ‫ى‬ ‫ِ‬
‫َّاع‬ ‫َّ‬
‫أن َسيِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ الد‬
‫َأص َحابِِه َو َسلِّ ْم‬ ‫و‬ ‫الله َّم ص ِّل علَى سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍد ِوعلَى اَلِِ‬
‫ه‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ َ‬
‫َّاس اَِّت ُقوا اهللَ فِْي َما ََأمَر‬ ‫ُ‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫تَ ْسلْ ً ْ ً َّ َ ْ ُ َ َ َُّ َ‬
‫ي‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫َأم‬ ‫‪ ‬‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ثي‬‫ِ‬‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ي‬‫ِ‬

‫َأن اهللَ ََأمَر ُك ْم بِ َْأم ٍر بَ َدَأ فِْي ِه‬ ‫َوا ْنَت ُه ْوا َع َّما َن َهى َو ْاعلَ ُم ْوا َّ‬
‫اهلل‬ ‫ن‬‫َّ‬ ‫ِإ‬ ‫ىَل‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ال‬
‫َ‬
‫ُ َ َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫س‬‫ِ‬ ‫د‬‫ْ‬ ‫ق‬‫ِ‬
‫ب‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫ِ‬
‫ت‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ِئ‬ ‫آل‬ ‫مِب‬
‫بَ َ ىَن َ‬‫ـ‬
‫َ‬‫ث‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫ِ‬
‫س‬ ‫ف‬‫ْ‬ ‫ن‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫صلُّ ْوا‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ن‬ ‫آم‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫ومآلِئ َكته يصلُّو َن على النَّىِب يآ اَيُّها الَّ ِ‬
‫ذ‬
‫َ ْ َ َُ ْ َ‬ ‫َ َ َُ ُ َ ْ َ َ‬
‫َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِْي ًما‪.‬‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى‬ ‫الله َّم صل علَى سيِّ ِدنَا حُم َّم ٍ‬
‫د‬
‫َ َ‬ ‫ُ َ ِّ َ َ‬
‫ِ‬
‫ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫مل‬‫ْ‬‫ا‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ِئ‬‫آل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫ِ‬
‫ل‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫ِئ‬ ‫يآ‬‫ِ‬‫ب‬‫ن‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫د‬‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ِ‬
‫د‬ ‫ي‬
‫ِّ‬‫س‬ ‫ِ‬
‫آل‬
‫َُ َّ نْي َ‬ ‫َ َ حُمَ َّ َ َ َْ َ َ ُ ُ َ َ َ‬
‫الر ِاش ِديْ َن َأىِب بَ ْك ٍر َوعُ َمر‬ ‫ِ‬
‫ض اللّ ُه َّم َع ِن اْخلُلَ َف َّ‬
‫اء‬ ‫َو ْار َ‬
‫الص َحابَِة َوالتَّابِعِنْي َ َوتَابِعِي‬‫َوعُثْ َمان َو َعلِى َو َع ْن بَِقيَّ ِة َّ‬
‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم‬ ‫ار‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ن‬ ‫ِّي‬
‫الد‬ ‫م‬‫ان اِلَىيوِ‬ ‫التَّابِعِ هَل م بِاِحس ٍ‬
‫نْي َ ُ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ‬
‫الرامِح ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫بَ مْح َ َ َ ْ َ َ َّ نْي َ‬
‫م‬‫ح‬ ‫َأر‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫ك‬ ‫ت‬ ‫ر‬
‫ات‬ ‫ات واْملسلِ ِم واْملسلِم ِ‬ ‫‪  ‬اَلله َّم ا ْغ ِفر لِْلم ِمنِ واْمل ِمنَ ِ‬
‫َ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬ ‫ْ ُ ْؤ نْي َ َ ْؤ‬ ‫ُ‬
‫ُ‬
‫َأعَّز اِْإل سالَم واْملسلِ ِ‬
‫م‬ ‫ات الله َّم ِ‬ ‫اَالَحيآء ِمْنهم واْالَمو ِ‬
‫ْ َ َ ُ ْ نْي َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ ُ ْ َ َْ‬
‫ص ْر‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ي‬
‫َّ‬ ‫ِ‬
‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬‫مل‬ ‫ا‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫اد‬ ‫ب‬‫ع‬‫ِ‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ك‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ش‬ ‫مل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ر‬ ‫الش‬
‫ِّ‬ ‫ل‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬
‫َأذ‬‫َو‬
‫ْ َ ْ ُ ْ نْي َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َُ ِّ َ َ ْ ُ‬
‫َأع َد َاء‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْمل ْسل نْي َ َ َ ِّ ْ ْ‬
‫ر‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ْ‬ ‫صَر الدِّيْ َن َو‬ ‫َ‬ ‫َم ْن نَ‬
‫ُ‬
‫ك ِإىَل َي ْو َم الدِّيْ ِن‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ات‬ ‫م‬ ‫الدِّي ِن واع ِل َكلِ‬
‫َ َ‬ ‫ْ َ ْ‬
‫الله َّم ْادفَ ْع َعنَّا اْلبَالَءَ َواْ َلوبَ اءَ َوال َّزالَ ِز َل َواْملِ َح َن َو ُس ْو َء‬ ‫ُ‬
‫اْ ِلفْتنَ ِة َواْملِ َح َن َما ظَ َه َر ِمْن َه ا َو َم ا بَطَ َن َع ْن َبلَ ِدنَا اِنْ ُدونِْي ِس يَّا‬
‫ب اْ َلع الَ ِمنْي َ ‪.‬‬ ‫خآص ةً َو َس اِئِر اْ ُلب ْل َد ِان اْمل ْس لِ ِمنْي َ َّ‬
‫عآمةً يَ ا َر َّ‬ ‫َّ‬
‫ُ‬
‫اب‬ ‫ذ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ِ‬‫ق‬ ‫و‬ ‫ة‬‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫ر‬ ‫خ‬‫ِ‬ ‫آل‬‫ا‬ ‫ىِف‬ ‫و‬ ‫ة‬‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ن‬ ‫ُّ‬
‫الد‬ ‫ىِف‬ ‫ِ‬
‫َربَّنَ ا آت َ‬
‫ا‬ ‫ن‬
‫َْ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ‬
‫النَّا ِر‪.‬‬

‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَْن ُف َسنَا َواإ ْن مَلْ َت ْغ ِف ْر لَنَا َوَت ْرمَحْنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن‬
‫اهلل ! ِإ َّن اهلل يْأمر‪ ‬بِاْلع ْد ِل واِْإل حس ِ‬
‫ان‬ ‫اس ِرين‪ِ .‬عباد ِ‬ ‫اْخل ِ‬
‫َ َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫َ َْ َ َ‬
‫تآء ِذي اْل ُقرىب ويْنهى ع ِن اْل َفح ِ‬
‫شآء َواْملْن َك ِر َواْ َلب ْغي‬ ‫وِإي ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن َواذْ ُكُروا اهللَ اْ َلع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‬
‫وا ْش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ْر‬ ‫َ ُْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬

You might also like