You are on page 1of 8

Khutbah Idul Fitri Singkat, Edisi Terbaru 2019 M / 1440 H

Pesan dan Kesan Ramadhan yang Harus dipegang Teguh Bersama


KHUTBAH PERTAMA

َ ‫صائِ ٌم َوا َ ْف‬


‫ط ْر‬ َ ‫ام‬
َ ‫ص‬َ َ ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّ َما َه َّل ِهالَ ٌل َوا َ ْب َد َر هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما‬3( ‫×) هللاُ اَكبَ ْر‬3( ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
ْ َ ‫ط ْر َو ُكلَّما َ نَبَتَ نَبَاتٌ َوا َ ْزه َْر َو ُكلَّ َما ا‬
‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْك َب ْر‬.‫طعَ َم قَانِ ُع اْل ُم ْعت َ ْر‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما َ ت ََرا َك َم‬
َ ‫س َحابٌ َوا َ ْم‬

َ ‫صيا َ ِم َر َم‬
َ‫ضان‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ الَّذِى َجعَ َل ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ ِع ْي َد اْل ِف‬. ‫الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َو هللِ اْل َح ْم ُد‬
ِ ‫ط ِر بَ ْع َد‬

‫×) ا َ ْش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ لَهُ اْل َم ِلكُ اْلعَ ِظ ْي ُم‬3( ‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.َ‫ع َرفَة‬ ْ َ‫َوعْي َد اْال‬
َ ‫ض َحى بَ ْع َد يَ ْو ِم‬

‫غفَ َر هللاُ لَهُ َما تَقَد ََّم ِم ْن َذ ْنبِ ِه َو َما‬


َ ‫ي قَ ْد‬ َّ ‫س ْولُهُ ال‬
َّ ِ‫شافِ ُع فِى اْل َمحْ ش َْر نَب‬ َ ‫اْالَ ْكبَ ْر َوا َ ْش َه ٌد ا َ َّن‬
َ ‫سيِِّ َدنا َ ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬

.ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.‫ط َّه ْر‬


َ ‫س َو‬ ِّ ِ ‫ع ْن ُه ُم‬
َ ْ‫الرج‬ َ ‫ص َحابِ ِه الَّ ِذيْنَ ا َ ْذه‬
َ ‫َب‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬
َ ‫سيِِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫لى‬
َ ‫ع‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ت َأ َ َّخ َر‬
َ ‫ص ِِّل‬

َ‫فَيَا ِعبَا َدهللاِ اِتَّقُوهللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah


Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai
bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh
setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman
Allah SWT:
َ‫علَى َما َهدَا ُك ْم ولَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُر ْون‬ َ ‫َو ِلت ُ ْك ِملُوااْل ِعدَّة َ َو ِلت ُ َك ِب ُِّر‬
َ ‫هللا‬
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
‫زَ ِيِّنُ ْوا ا َ ْع َيا َد ُك ْم ِبالت َّ ْك ِبيْر‬
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan
Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita
tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih
kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan
kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan
patuh kepada perintah-Nya.
‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْك َب ْر‬
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

1
Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita
dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira,
merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan
maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:
ْ‫ب اُجْ َرهُ اَنِِّى قَد‬ ْ َ‫ام ٍل ي‬
ُ ُ‫طل‬ ِ ‫ع‬ َ َ‫ِلى ِع ْي ِد ُك ْم يَقُ ْو ُل هللاُ تَع‬
َ ‫ يَا َمالَئِ َكتِى ُك ُّل‬:‫الى‬ َ ‫ضانَ َوخ ََر ُج ْوا ا‬
َ ‫ش ْه َر َر َم‬ َ ‫ا ِِذَا‬
َ ‫صا ُم ْوا‬
‫ يَا ِعبَادِى‬:‫ت فَيَقُ ْو ُل هللاُ تَعَالَى‬ َ ُ‫َاز ِل ُك ْم قَ ْد بَدَ ْلت‬
َ ‫سيِِّئ َاتِ ُك ْم َح‬
ٍ ‫سنَا‬ ِ ‫ يَا ا ُ َّمةَ ُم َح َّم ٍد ا ِْر ِجعُ ْوااِلَى َمن‬:ٌ‫غفَ ْرتُ لَ ُه ْم فَيُنَادِى ُمنَاد‬
َ
َ ‫ص ْمت ُ ْم ِلى َوا َ ْف‬
‫ط ْرت ُ ْم ِلى فَقُ ْو ُم ْوا َم ْغفُ ْو ًرا لَ ُك ْم‬ ُ
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari
raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: ‘Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan
amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka’. Sesorang
kemudian berseru: ‘Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh
keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan’. Kemudian Allah pun berkata: ‘Wahai
hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang
yang telah mendapatkan ampunan.”
‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْك َب ْر‬
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah
dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan
datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan
dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi
haram.
Tapi setelah semua cobaan yg kita lewati pernahka kita memperhatikan aspek social Ramadhan,
semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan lapar. Lihatlah diri
kita, bukankah seringkali kita merasa paling besar, gumedhe, jumawa seolah-olah semua
manusia kecil dan harus takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita adalah Tuhan yang
kuasa atas segala keadaan. Tidakkah kita sadar, bahwa kita sesungguhnya tidak lain adalah
makhluk yang sangat-sangat lemah, maka kepada siapa lagi kita berharap selain kepada Allah
swt yang telah menciptakan kita dan dengan kasih saying Allahlah kita diberi kesempatan
menikmati hidup di dunia milik Allah ini.
Maka apa sesungguhnya yang menahan kaki kita tidak mau melangkah ke masjid ?
Apakah yang menahan kepala kita sehingga tidak mau menunduk ke tanah bersujud di hadapan
Allah ?
Apakah yang menahan lidah kita sehingga kaku dan kelu mengucapkan dzikir dan takbir ??
Apakah yang menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ?
Apakah yang menahan pikiran kita sehingga tidak mendambakan surga ?
Apakah yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ?
Apakah yang menahan diri kita sehingga mengabaikan hak-hak Allah dan cenderung
memperturutkan hawa nafsu padahal hawa nafsu itu mendorong kepada kejelekan

2
Apakah kesombongan kita sudah demikian memuncak, sehingga sedemikan lantang kita
durhaka kepada Allah. Na’udzu billah min dzalik…
Ma’syiral muslimin rahimakumullah…
Berbahagialah kita karena hingga saat ini kita dimudahkan oleh Allah untuk bersujud, rukuk,
dihadapan Allah. Janganlah karena perilaku kita yang menetang Allah menjadikan Allah semakin
murka kepada kita. Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita menjadi sebab
terhalangnya kita dari jalan surga dan menghalangi kita mendekati Allah swt. Maka bersyukur
kepada Allah atas segala karunia ini. Karunia iman dan islam. Apalah artinya kesenangan sesaat
di dunia tapi membawa penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.
Apakah selepas ramadhan semakin dekat dengan Islam ataukah justru semakin jauh ?? hanya diri
kita sendiri yang nanti akan membuktikan. Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan
yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama susudah Ramadhan yang mulia ini.
Pesan pertama Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi Artinya, kita harus selalu
mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh yang tidak
pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri
sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia
terdapat nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri
syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah
naluri Syahwat. Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat
empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi
mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (‫ ;) َب ِه ْي َم ْة‬tanda-
tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas
(‫سب ُِعي َّْة‬
َ ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan.
Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. Ketiga sifat
syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa
niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan social (keadaan masyarakat) yang sangat
mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan
rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana
yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya,
seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing,
ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya. Sedangkan satu-
satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (‫;)رب ُْو ِبي َّْة‬
ُ ditandai dengan keimanan,
ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang
yang dapat mengoptimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan
hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur’an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul
karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi
harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya:
menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia
sebagaimana firman Allah:

3
َ‫اس َوهللاُ ي ُِحبُّ اْل ُمحْ ِس ِنيْن‬ َ َ‫ظ َواْلعَافِيْن‬
ِ َّ‫ع ِن الن‬ َ ‫اظ ِميْنَ اْلغَ ْي‬
ِ ‫َواْل َك‬
“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali-Imran: 134)
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia
Pesan kedua adalah pesan social, Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah. Indah
disini justru terlihat pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal.
Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan
kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin
tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi.
Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang sebelumnya sempat
terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam tindakan. Semangat zakat fitrah ini
melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-
orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup
kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab ‫ هللاِ ِع َيا ُل ُكلُّ ُك ْم‬, kalian semua adalah
ummat Allah.
Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya
sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT;
sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:
‫ت ِستْ ًرا‬
ْ ‫ار‬
َ ‫ص‬َ َ‫صدَقَتُهُ ف‬ ْ ‫ع ْن َوجْ ِه ِه فَ َجائ‬
َ ‫َت‬ َ ‫ار َو ِش َر َرهَا بِيَ ِد ِه‬ َ َّ‫ع َجا ً َرأَيْتُ ِم ْن ا ُ َّمتِى يَت َّ ِقى َو َه َج الن‬ ِ َ‫اِنِّ ِى َرأَيْتُ اْلب‬
َ َ‫ار َحة‬
‫ار‬ِ َّ‫ِمنَ الن‬
Artinya: “Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat sebagian
dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api neraka. Kemudian datanglah
shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api neraka.”
Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Pesan ketiga adalah pesan jihad
Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni berperang di
jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu:
ِ ‫بَ ْذ ُل َما ِع ْن َدهُ َو َما فِى ُو ْس ِع ِه ِلنَ ْي ِل َما ِع ْن َد َربِِّ ِه ِم ْن َج ِز ْي ِل ث َ َوا‬
‫ب َوالنَّ َجاةِ ِم ْن ا َ ِلي ِْم ِعقَابِ ِه‬
“Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhaannya,
mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya.”
Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan segala yang
kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah;
terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling
besar. Dengan demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi
peperangan maupun dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah jihad
mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sebuah
sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan atas nilai-nilai agama
dan ketaatan kepada Allah. Mengingat adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad
dengan senjata di negara damai Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa

4
jihad seharusnya dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh
kelompok atau aliran tertentu.
Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi
bagi kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan
masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah
mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya
adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, kedamaian.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya mendukung
terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sehatera yang bersendikan
pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat
merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain.
Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah
ْ َ‫ارةِ ا َ َحب اِلَى هللاِ فَنَت َ َجر فِ ْي َها فَنُ ِزل‬
‫ت (يآاَي َها‬ َّ ِ‫ص َحا َب ِة قَالُ ْوا َيا نَب‬
َّ َ ‫ي هللاِ لَ َو َد ْدنَا ا َ ْن نَ ْعلَ َم ا‬
َ ‫ي التِ ِّ َج‬ َ ‫ى ا َ َّن َب ْع‬
َّ ‫ض ال‬ َ ‫ُر ِو‬
ِ‫سبِ ْي ِل هللا‬َ ‫س ْو ِل ِه َوت ُ َجا ِهد ُْونَ فِى‬
ُ ‫ تُؤْ ِمنُ ْونَ ِباهللِ َو َر‬.‫ب ا َ ِلي ٍْم‬ ٍ ‫ع َذا‬ َ ‫ارةٍ ت ُ ْن ِج ْي ُك ْم ِم ْن‬ َ ‫لى تِ َج‬ َ ‫ع‬ َ ‫الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا ه َْل اَدُل ُك ْم‬
ُ ‫ت تَجْ ِرى ِم ْن تَحْ ِت َها اْالَ ْن َه‬
‫ار‬ ٍ ‫ َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْو َب ُك ْم َويُد ِْخ ْل ُك ْم َجنَّا‬. َ‫ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنفُ ِس ُك ْم َذا ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬
‫عد ٍْن َذلِكَ اْلفَ ْو ُز اْل َع ِظ ْي ُم‬ ِ ‫ط ِيِّبَةً ِفى َجنَّا‬
َ ‫ت‬ َ َ‫ساكِن‬
َ ‫َو َم‬
“Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa, salah seorang
dari mereka berkata: “Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali mengetahui bisnis apa yang paling
dicintai oleh Allah agar kami bisa menjadikannya sebagai bisnis kami”.
Kemudian diturunkan ayat:
ِ‫سبِ ْي ِل هللا‬َ ‫س ْو ِل ِه َوت ُ َجا ِهد ُْونَ فِى‬
ُ ‫ تُؤْ ِمنُ ْونَ بِاهللِ َو َر‬.‫ب ا َ ِلي ٍْم‬ ٍ ‫ع َذا‬ َ ‫ارةٍ ت ُ ْن ِج ْي ُك ْم ِم ْن‬ َ ‫لى تِ َج‬
َ ‫ع‬ َ ‫يآاَي َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا ه َْل اَدُل ُك ْم‬
ُ ‫ت تَجْ ِرى ِم ْن ت َحْ تِ َها اْالَ ْن َه‬
‫ار‬ ٍ ‫ يَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َويُد ِْخ ْل ُك ْم َجنَّا‬. َ‫بِا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنفُ ِس ُك ْم َذا ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬
‫عد ٍْن َذلِكَ اْلفَ ْو ُز اْلعَ ِظ ْي ُم‬ ِ ‫طيِِّبَةً فِى َجنَّا‬
َ ‫ت‬ َ َ‫ساكِن‬
َ ‫َو َم‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya
dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal
yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS Ash-Shaff:10-12)
Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sector sosial yang perlu
pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada pengentasan masalah-masalah
sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian
yang baru akan tetapi gagasan-gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan
masalah-masalah sosial yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada
khususnya dan bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.

5
‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪َ )×3‬و هللِ اْل َ‬
‫ح ْمدُِ‬
‫‪Jama’ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah‬‬
‫‪Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-‬‬
‫‪sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini ke dalam bingkai‬‬
‫‪kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa nafsu kita sendiri, untuk tidak‬‬
‫‪terpancing pada hal-hal yang terlarang dan merugikan orang lain; menjalin hubungan‬‬
‫‪silaturrahim serta kerjasama sesama muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta‬‬
‫‪menyandang semangat jihad untuk membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat,‬‬
‫‪berkeadilan dan sejahtera.‬‬
‫ِي اْل َمأ ْ َوى ‪َ .‬ج َعلَنَا‬
‫هوى فَا َِّن ْال َجنَّةَ ه َ‬
‫ع ِن اْلَ َ‬ ‫ي النَّ ْف َ‬
‫س َ‬ ‫ام ر ِبِّ ِه ونَ َه َ‬ ‫الر ِجي ِْم‪َ .‬وا َ َّما َم ْن خ َ‬
‫َاف َمقَ َ‬ ‫ان َّ‬
‫ط ِ‬ ‫ع ْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال َّ‬
‫ش ْي َ‬ ‫اَ ُ‬
‫هللاُ َواِيَّا ُك ْم مِنَ اْل َعائِ ِديْنَ َواْل َفائِ ِزيْنَ َواْل َم ْقب ُْو ِليْنَ َوا َ ْد َخلَنَا َواِيَّا ُك ْم فِى ُز ْم َرةِ ِعبَا ِد ِه ال َّ‬
‫صا ِل ِحيْنَ َواَقُ ْو ُل قَ ْو ِلى َه َذا‬
‫ت فَا ْست َ ْغ ِف ْرهُ اِنَّهُ ُه َواْلغَفُ ْو ُر َّ‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ‫سائِ ِر اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫َوا ْست َ ْغ ِف ُر ِلى َولَ ُك ْم َو ِل َوا ِل َد َّ‬
‫ي َو ِل َ‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫س ْب َحانَ هللا بُ ْك َرة ً َو أ َ ْ‬


‫ص ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوالللهُ‬ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×3‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر (‪ )×4‬هللاُ ا َ ْكبَ ْر كبيرا َواْل َح ْم ُد هللِ َكثِي ًْرا َو ُ‬

‫لى ت َْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه ‪َ .‬وا َ ْش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ‬
‫ع َ‬‫سانِ ِه َوالش ْك ُر لَهُ َ‬
‫لى اِحْ َ‬
‫ع َ‬‫ا َ ْك َب ْر هللاُ ا َ ْك َب ْر َوهللِ اْل َح ْمدُ‪ .‬اْل َح ْم ُد هللِ َ‬

‫ص ِِّل‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ا َ‬


‫ِلى ِرض َْوانِ ِه الل ُه َّم َ‬ ‫ع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫َوحْ َدهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ لَهُ ت َ ْع ِظ ْي ًما ِلشَأْنِ ِه َوا َ ْش َه ُد ا َ َّن َ‬
‫س ِيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ‬

‫س ِلِّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما كَ ِِثي ًْرا‪ .‬ا َ َّما َب ْع ُد فَيا َ اَي َها النَّ ُ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫علَى َ‬
‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو ِِ َ‬ ‫َ‬

‫‪.‬وا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن هللاِّ ا َ َم َر ُك ْم ِبا َ ْم ٍر َب َدأ َ ِف ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل ت َعاَلَى ا َِّن َ‬
‫هللا َو َمآل‬ ‫ع َّما نَ َهى َوزَ َج َر َ‬
‫َ‬

‫صلَّى هللاُ‬ ‫علَى َ‬


‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫س ِلِّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬
‫ص ِِّل َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫لى النَّبِى يآ اَي َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫صل ْوا َ‬ ‫ع َ‬ ‫ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صل ْونَ َ‬

‫سلِكَ َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ َّربِيْنَ‬


‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬ ‫س ِلِّ ْم َو َ‬
‫علَى آ ِل َ‬
‫س ِيِّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫َ‬
‫‪Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd‬‬
‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah‬‬
‫‪Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha‬‬
‫‪Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:‬‬
‫علَيْكَ ْال َخي َْر ُكلَّهُ نَ ْش ُك ُركَ َوالَ نَ ْكفُ ُركَ‬
‫علَيْكَ َونُثْنِ ْي َ‬
‫اَللَّ ُه َّم إِنَّا نَحْ َم ُدكَ َونَ ْست َ ِع ْينُكَ َونَ ْست َ ْه ِديْكَ َونَعُ ْوذُ بِكَ َونَت ََو َّك ُل َ‬
‫ص ِلِّ ْي َونَ ْس ُج ُد َوإِلَيْكَ نَ ْسعَى َونَحْ ِف ُد ن َْر ُجو َرحْ َمتَكَ َون َْخشَى‬ ‫َون َْخلَ ُع َونَتْ ُركُ َم ْن يَ ْف ُج ُركَ اللَّ ُه َّم إِيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َولَكَ نُ َ‬
‫ار ُم ْل َح ٌ‬
‫ق‪.‬‬ ‫ع َذابَكَ ْال ِج َّد بِ ْال ُكفَّ ِ‬
‫ع َذابَكَ إِ َّن َ‬‫َ‬
‫‪Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk‬‬
‫‪dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala‬‬

‫‪6‬‬
kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas
diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah,
hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami
sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar
ditimpakan kepada orang-orang kafir.
‫ضانَ َولَكَ ْال َح ْم ُد‬ َ ِ‫آن َولَكَ ْال َح ْم ُد ب‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ ِ ‫ان َولَكَ ْال َح ْم ُد بِ ْالقُ ْر‬ِ ‫اإل ْي ِم‬ِ ِ‫َولَكَ ْال َح ْم ُد ب‬ ِ ِ‫اَِ للَّ ُه َّم لَكَ ْال َح ْم ُد ب‬
‫اإل ْسالَ ِم‬
َ ‫ْال َح ْم ُد بِ ُك ِِّل نِ ْع َم ٍة أ َ ْنعَ ْمتَ بِ َها‬
.‫علَ ْينَا‬ َ‫بِاأل َ ْه ِل َو ْال َما ِل َو ْال ُمعَافَاةِ لَك‬
Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat
bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat
yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

ِ ‫ضى َولَكَ ْال َح ْم ُد ِإ َذا َر‬


. َ‫ضيْت‬ َ ‫علَى نَ ْفسِكَ فَلَكَ ْال َح ْم ُد َحتَّى ت َْر‬
َ َ‫علَيْكَ أ َ ْنتَ َك َما أَثْنَيْت‬
َ ‫ص ْي ثَنَا ًء‬
ِ ْ‫س ْب َحانَكَ الَ نُح‬
ُ
Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu.
Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji
hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah
keridhaan-Mu.
. َ‫أَجْ َم ِعيْن‬ ْ َ ‫علَى آ ِل ِه َوأ‬
‫ص َحابِ ِه‬ َ ‫سلَّ َم َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ْولِكَ ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫علَى‬
ُ ‫ع ْبدِكَ ونَبِيِِّكَ َو َر‬ ِ َ‫س ِلِّ ْم َوب‬
َ ‫ار ْك‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِِّل َو‬
Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu
Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya..
.‫َارا‬
ً ‫صغ‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِل َوا ِل ِد ْينَا َو‬
ِ ‫ار َح ْم ُه ْم َك َما َرب َّْونَا‬
Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti
kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.
. َ‫سنَا َوإِ ْن لَّ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِريْن‬
َ ُ‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنف‬
َ ‫َربَّنَا‬
Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan
merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
ٌِ‫َر ِحيْم‬ ٌ ‫ان َوالَ تَجْ َع ْل فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغالا ِللَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َربَّنـَا ِإنَّكَ َر ُؤ ْو‬
‫ف‬ ِ ‫اإل ْي َم‬ َ َ‫ َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْن‬.
ِ ‫سبَقُ ْونَا ِب‬
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian
terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.

7
8

You might also like