You are on page 1of 11

Tiara Allifani Hermawan 25016306

Problem 2.2
A simple structural system consists of three pin-ended bars, as shown in the figure below.
All bars have the same cross-section (A). The material is a ductile structural steel which can
be idealized as having elasto-perfectly plastic properties, with E and σy.
For that structure, plot the force-displacement (F-Δ) for the structure on one graph (as done
in the previous problem), for the displacement histories described below. Write parametric
equations (in terms of E and σy, A, L, F, Δ, P, etc.) applicable at the various stages along the
curve, clearly indicating the range of their applicability and key values along the graphs. For
the cases of unloading (Cases I and II below), also derive expressions for the structural
residual displacements after unloading.

P1 P3

P2

(a) Step 1 : Elastic Behavior

𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃2 = ∆
𝐿𝐿 𝑦𝑦
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃1 = 𝑃𝑃3 = ∆
2𝐿𝐿
𝐹𝐹 = 𝑃𝑃2 + 2𝑃𝑃1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐45° = 𝑃𝑃2 + 1.4142𝑃𝑃1

(b) Step 2: Post-Elastic behavior up to full plastic capacity (also show unrestrained
plastic flow)

𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥 ≥ ∆𝑦𝑦
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃2 = (𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥) = 𝑃𝑃𝑃𝑃
𝐿𝐿

1
Tiara Allifani Hermawan 25016306
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃1 = (𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥)
2𝐿𝐿
𝐹𝐹 = 𝑃𝑃2 + 2𝑃𝑃1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐45° = 𝑃𝑃𝑃𝑃 + 1.4142𝑃𝑃1

Grafik P-Δ
2.50

B D
2.00

1.50 A
F/Py

1.00

0.50

C E
0.00
0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 8.0000 9.0000

Δ / Δy

(c) Step 3: unloading prior to reaching maximum plastic load (i.e., case I)
𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃1 = (𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥) − (𝛿𝛿∆)
2𝐿𝐿 2𝐿𝐿
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃2 = 𝑃𝑃𝑦𝑦 − (𝛿𝛿∆)
𝐿𝐿
𝛿𝛿∆= 𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥 − ∆𝑦𝑦
𝐹𝐹 = 𝑃𝑃2 + 2𝑃𝑃1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐45°
(d) Step 4: unloading after reaching of maximum plastic load and at Δmax > 2Δy (i.e.,
case II)

𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃𝑦𝑦 = 𝑃𝑃2 = (2 ∗ ∆𝑦𝑦 )
𝐿𝐿
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃𝑦𝑦 = 𝑃𝑃1 = �2 ∗ ∆𝑦𝑦 �
2𝐿𝐿
𝐹𝐹 = 𝑃𝑃2 + 2𝑃𝑃1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐45° = 𝑃𝑃𝑦𝑦 + 1.4142𝑃𝑃𝑦𝑦
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃2 = �𝑃𝑃𝑦𝑦 − ∗ (𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥 − ∆)�
𝐿𝐿
𝐴𝐴𝐴𝐴
𝑃𝑃1 = 2 �𝑃𝑃𝑦𝑦 − ∗ (𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥 − ∆)� ∗ 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐45°
2𝐿𝐿
𝐹𝐹 = 𝑃𝑃2 + 2𝑃𝑃1 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐45° = 𝑃𝑃𝑦𝑦 + 1.4142𝑃𝑃𝑦𝑦

(e) Step 5: For both case I and II , yielding in the reversed directin is achieved.

2
Tiara Allifani Hermawan 25016306

Problem 2.4

M/My Ф/Фy M/My Ф/Фy M/My Ф/Фy


0 0 1.204 1.3 1.42 2.5
0.5 0.5 1.245 1.4 1.434 2.75
0.75 0.75 1.278 1.5 1.444 3
1 1 1.337 1.75 1.469 4
1.087 1.1 1.375 2 1.48 5
1.153 1.2 1.401 2.25 1.486 6

Experimental data has been obtained for the normalized moment-curvature relationship of
a steel beam (see below). Use both the Menegotto-Pinto Method and the Ramberg-Osgood
method to define analytical expressions relating the normalized moments and curvatures
for that steel beam.

Momen-Kurvatur
1.6
1.4
1.2
1
0.8
M/My
0.6
0.4
0.2
0
0 2 Ф/Фy 4 6

Momen-Kurvatur

1) Menegotto-Pinto
Berikut merupakan Persamaan Menegotto-Pinto:

3
Tiara Allifani Hermawan 25016306

o b merupakan rasio kekakuan tangensial. Nilai b diambil dengan menarik garis


asimptot seperti gambar diatas. Perhitungan b ini menggunakan dua data
terakhir.

1.486-1.48
b= =0.0006
6-5

MOMEN - KURVATUR
1.6
1.4
1.2 y = 0.006x + 1.45
R² = 1
1
M/My 0.8
0.6 y=x
0.4 R² = 1

0.2
0
0 2 Ф/Фy 4 6

Dari grafik diatas didapatkan titik leleh, yaitu:

M/My(0)=1.45875

Pada saat (ϕ / ϕ y)/( ϕ / ϕ y(0))=1, nilai M/My= 1.26439

4
Tiara Allifani Hermawan 25016306

ϕ/ϕ𝑦𝑦
o Dengan �ϕ/ϕ𝑦𝑦 (0)� = 1 , dapat menentukan nilai d*

M/My ϕ/ϕy
= b� � + 𝑑𝑑*
M/My(0) ϕ/ϕy(0)
M/My
= b(1) + 𝑑𝑑*
M/My(0)

1.2691
𝑑𝑑* = − 0.006 = 0.8693
1.45

𝑑𝑑* = 0.8693

o Setelah menentukan nilai d*, maka dapat menentukan nilai n


log 2
𝑛𝑛 =
log(1-b) -log d*
log 2
𝑛𝑛 = = 5.1695
log(1-0.006) -log 0.8693
o Grafik model matematis Menegotto-Pinto didapat dengan persamaan:
ϕ/ϕy
M/My ϕ/ϕy ϕ/ϕy (1 − 𝑏𝑏) � �
ϕ/ϕy(0)
= b� � + 𝑑𝑑*=b � �+ 1
M/My(0) ϕ/ϕy(0) ϕ/ϕy(0)
ϕ/ϕy 𝑛𝑛 𝑛𝑛
�1 + � � �
ϕ/ϕy(0)

Momen-Kurvatur

1.6000
1.4000
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0 2 4 6 8
Eksperimental
Menegotto-Pinto

5
Tiara Allifani Hermawan 25016306

2) Ramberg-Osgood Method
o Gambarkan diagram momen-kurvatur untuk mendapatkan parameter EI.

Momen Kurvatur
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Dari grafik diatas didapatkan EI elastik yaitu 1.


Berikut merupakan fungsi dari Ramberg-Osgood:

E merupakan modulus elastisitas, nilai E=σ/Ԑ -> σ=E.Ԑ.


o Untuk menentukan nilai n. Digunakan persamaan di bawah ini:

Titik A didapat dengan menggunakan metode offset sebesar 0.2%.


M/My
𝑚𝑚A = = 0.998
ϕ/ϕy

Titik B mengambil data eksperimental (3;1.444)

6
Tiara Allifani Hermawan 25016306

M/My
𝑚𝑚B = = 0.481
ϕ/ϕy

Dengan diketahui mA dan mB, dengan menggunakan persamaan (2.23) diperoleh n:


n=16.879
o Untuk menentukan nilai ɑ menggunakan persamaan (2.20), menjadi:
(1-mA)/mA
ɑ= = 0.0041
σ0 n-1
�E�

o Grafik model matematis Ramberg-Osgood didapat dengan persamaan:


ϕ/ϕy M/My ɑ 𝑀𝑀/𝑀𝑀𝑀𝑀 𝑛𝑛
=� �+� �.� �
ϕ/ϕy(0) M/My(0) ϕ/ϕy(0) 𝐸𝐸𝐸𝐸

Momen-Kurvatur

1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8
Eksperimental
Ramberg-Osgood

7
Tiara Allifani Hermawan 25016306

Problem 2.5
(a) What Property of steel does the Charpy-V test measure, and what non metallurgical
parameter affects this property?
Properti baja yang diukur dengan tes Charpy-V merupakan standar pengujian laju
regangan tinggi yang menentukan jumlah energi yang di serap oleh bahan selama
terjadi patahan. Energi yang diserap adalah ukuran kekerasan atau ketangguhan dari
suatu material baja dan bertindak sebagai alat penyesuaian pada suhu transisi getas.
Parameter non-metallurgical yang mempengaruhi adalah temperatur. Karena
perilaku ultimate pada baja berubah dari ductile menjadi brittle apabila suhu turun.
(b) What is the Carbon Equivalent Formula, and what practical information does it
provide?
Carbon Equivalent Formula adalah formula untuk menghitung komposisi kandungan
pada baja sehingga dapat mengetahui jamlah karbon, alloy, dan lainnya. Dengan
formula ini, dapat diketahui limit maksimum bahan lainnya.
(c) What is Slip Plane?
Slip Plane (bidang geser) adalah pergeseran atom di dalam sistem kristal logam
akibat beban melebihi limit elastik atau menciptakan deformasi plastis. Pada daerah
terjadinya pergeseran, garis leleh ini memiliki sudut sebesar 45 ͦ
(d) What is lamellar tearing? Draw a sketch to give an example of when such a problem
could occur, and another one to show how to design to prevent that potential
tearing .
Sobekan lamellar merupakan bentuk keruntuhan getas yang terjadi pada bidang
paralel terhadap arah bidang gilas dari ketebalan permukaan plat baja.

8
Tiara Allifani Hermawan 25016306
(e) What is a typical value of the modulus of elasticity at the onset of strain-hardening?
Nilai modulus elastisitas semua baja struktur adalah 200,000 Mpa dan tangent
modulus pada onset of strain hardening, pada daerah strain-hardening (Esh) diambil
tangent modulus sekitar E/30 atau 6700 Mpa.
(f) What does calculation of K1 for a given specimen requires?
K1 merupakan faktor intensitas tegangan dalam prinsip dari mekanika fraktur, ketika
K1 mencapai suatu nilai kritis K1c (perpatahan tidak stabil).
Menggunakan pendekatan linear elastic mekanika fraktur didapatkan nilai K1c
sebagai berikut:
𝐾𝐾1𝑐𝑐 = 𝛽𝛽𝛽𝛽√𝜋𝜋ɑ
σ merupakan tegangan nominal keretakan
a merupakan dimensi keretakan
β merupakan fungsi dari geometri keretakan dan geometri struktur
(g) How can the percentage of manganese, silicon, chromium, molybdenum, vanadium,
nickel, and copper in steel be quantified in a useful way with respect to their impact
on brittleness?
Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan kegetasan, salah satunya pada
penambahan bahan untuk menambah kekerasan baja tanpa mengakibatkan
kehilangan dan mengurangi kekuatan pengelasan. Untuk itu kita dapat
menggunakan Carbon Equivalent Formula untuk mengetahui kandungan yang
terdapat pada baja, mengontrol kemampuan pengelasan, dan limit pada persentase
bahan alloy pada baja.
(h) What is the difference between the steel grades ASTM A572 Gr.50 dan ASTM A992
Gr.50?
Baja ASTM A572 Gr.50 merupakan baja yang biasanya digunakan untuk pelat, baut,
dan las (sambungan). Pada Baja Grade ini memiliki fy sebesar 345 MPa, Fu sebesar
580 MPa. Baja ini memiliki kekuatan yang sangat tinggi.
Baja ASTM A992 Gr.50 merupakan yang biasanya digunakan baja profil W-Shaped,
dan profil struktural lainnya. Baja ini memiliki Carbon Equivalent sebesar 0.65.
Pada Baja Grade ini memiliki fy sebesar 345 MPa, Fu sebesar 580 MPa.

9
Tiara Allifani Hermawan 25016306

(i) What is the heat-affected zone (HAZ)?


Heat Affected Zone adalah zona dari material dasar metal/logam maupun
thermoplastic dimana selama proses pengelasan mengalami siklus pemanasan yang
tinggi dan pendinginan dengan cepat. Pada loga, tersebut merupakan daerah paling
kritis dari sambungan las.
(j) What is “Contained Plastic Flow”?
Kondisi dimana pembebanan yang telah melewati batas elastis dan mengalami
plastifikasi, dan disaat yang sama mempertahankan kekuatan namun kekakuan
strukturnya telah berkurang. Kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini
nomor (ii).

(k) What are residual stresses (i.e., a definition of what they are, not why they exist)?
Residual stress (Tegangan sisa) adalah tegangan yang tesisa pada komponen baja
setelah penyebab awal dari beban tersebut dihilangkan.
(l) Name three sources of residual stresses in structural members.
Beberapa penyebab terjadinya tegangan sisa adalah sebagai berikut:
- Proses Pengelasan
- Akibat fenomena slip plane
- Lendutan dingin selama proses fabrikasi
- Proses pendinginan yang tidak merata, setelah dibentuk dengan Hot Rolled.

10
Tiara Allifani Hermawan 25016306

Problem 2.6
A very short specimen is tested in pure compression until failure. It is observed that, at
failure, the whole specimen undergoing considerable strain-hardening. Describe why there
has been no buckling on the plastic plateau in spite of the fact that the tangent modulus of
elasticity, Et , is zero in theory on this plateau. How will this specimen eventually fail?

Pada spesimen yang sangat pendek, ketika diberi gaya tekan sampai batas plastis tidak
terjadi buckling. Buckling biasanya terjadi pada batang yang langsing. Mungkin pada section
ini memiliki kapasitas Pn=Ag.Fy, maka section ini mengalami brittle failure terlebih dahulu
dibandingkan buckling. Syarat buckling adalah EI/K.L2 < Pcr, semakin kecil L maka nilai nya
tidak akan melebihi nilai Pcr. Oleh karena itu tidak terjadi buckling.

11

You might also like